Professional Documents
Culture Documents
PERCOBAAN II
KELOMPOK : VI
ASISTEN : IRAWATI
JURUSAN KIMIA
UNIVERSITAS TADULAKO
TAHUN
2017
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Asam cuka memiliki banyak manfaat dalam kehidupan, baik di masyarakat
asetat) biasa digunakan sebagai bumbu masakan yang dapat memberikan cita
laboratorium asam cuka, juga dapat digunakan dalam beberapa penelitian atau
percobaan.
Asam cuka ialah salah satu dari beberapa asam organik yang dapat diperoleh
dari tumbuhan. Asam cuka dapat dihasilkan dari apel, buah anggur, air kelapa
dan beberapa jenis buah lainnya. Asam cuka dapat diproduksi dengan cara
fermentasi lebih lanjut dari fermentasi alkohol, dengan bantuan bakteri Aseto
bakter.
Mengingat begitu banyaknya manfaat asam cuka dan cara produksinya yang
putih dalam air kelapa dengan inokulum ragi roti dan ragi tape.
dihasilkan?
1.3 Tujuan
Percobaan ini dilaksanakan dengan tujuan untuk mempelajari pembuatan asam
cuka secara fermentasi menggunakan substrat gula putih dalam air kelapa
dengan inokulum ragi roti dan ragi tape.
1.4 Manfaat
Diharapkan percobaan ini dapat menjelaskan bagaimana proses fermentasi
asam cuka secara benar menggunakan substrat gula putih dalam air kelapa
dengan inokulum ragi roti dan ragi tape.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Kelapa
Menurut Warisno (2003), taksonomi tanaman kelapa adalah sebgai berikut :
Kingdom : Plantae
Divisio : Spermatophyta
Sub-divisio : Angiospermae
Kelas : Monocotyledonae
Ordo :Palmales
Familia : Palmae
Genus : Cocos
Spesies : Cocos nucifera L
Sulaiman dan Noor (1982), telah membuktikan bahwa penggunaan asam cuka
10% pada ikan mujair yang dipanggang dapat mengurangi bau amis ikan.
Diharapkan dengan penggunaan asam-asam organik seperti jeruk nipis,
belimbing wuluh dan asam cuka dapat mengurangi bau amis petis ikan yang
merupakan salah satu kendalanya.
Salah satu cara yang mudah dilakukan oleh masyarakat konsumen kerang
untuk mengurangi masuknya logam ber at termasuk Cadmium ke dalam
tubuh adalah dengan perendaman dengan larutan asam cuka (asam asetat)
25% atau yang telah diencerkan, yang banyak ditemui di pasaran. Larutan
asam cuka merupakan larutan yang digunakan sebagai bahan tambahan
makanan yaitu sebagai pengasam, pengawet dan juga penyedap makanan
mempunyai kemampuan mengikat logam (chelating agent) sehingga dapat
menurunkan kadar logam Cadmium pada beberapa jenis ikan dan kerang
sebelum pengolahan menjadi makanan. Perendaman daging ikan bandeng
dalam larutan asam cuka 25 % dengan waktu 1, 2, dan 3 jam menunjukkan
penurunan kadar logam berat Timbal (Pb) berturut-turut sebesar 44,76 %,
49,59 %, 66,45 % (Imaduddin et al., 2000). Hasil penelitian pendahuluan
menunjukkan bahwa terdapat kecenderungan penurunan kandungan logam
Cadmium dalam daging Kerang Bulu (Anadara indica) setelah perendaman
selama 30 menit dan 1 jam walaupun secara statistik belum signifikan.
Dengan demikian, tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kandungan
logam berat Cd daging Kerang Bulu dan penurunannya setelah perendaman
dalam larutan asam asetat 25 % dan 12,5 % selama 1 dan 2 jam.
Khamir ialah fungi (jamur) bersel tunggal sederhana, pada umumnya bersifat
saprofitik dan biasanya terdapat dalam tumbuh-tumbuhan yang mengandung
karbohidrat. Sel khamir biasanya berbentuk bulat, oval, dan biasa tidak
memiliki flagella. Pada umumnya khamir berkembang biak dengan bertunas,
membelah diri dan membentukspora.Khamirmampu memecahkarbohidrat
menjadi alkohol dan karbondioksida. Proses dikenal sebagai fermentasi
alkohol yaitu proses anaerob. Khamir memiliki sekumpulan enzim yang
diketahui sebagai zymaseyang berperan pada fermentasi senyawa gula,
seperti glukosa menjadi etanol dan karbondioksida. Namun jika mendapatkan
oksigen (aerob), khamir akan memecah karbohidrat secara sempurna
sehingga tidak dihasilkan etanol melainkan CO 2 dan H2O(Wanto dan Arif
dalam Maimuna, S,2004).
Sifat-sifat umum Khamir yaitu bersel satu bentuk coccus atau rod, tahan
terhadap suhu 30-35 0C, anaerobik, tidak berspolurasi, tidak berflagella dan
tahan terhadap asam pada pH 4-5(Muldjiono dalam Hasanah, 2012).
Pada dasarnya pertumbuhan sel mikroba dapat berlangsung tanpa batas,
hanya saja, karena pertumbuhan sel mikroba berlangsung dengan
mengkonsumsi nutrien, sekaligus mengeluarkankan produk-produk
metabolisme yang terbentuk, maka setelah waktu tertentu laju pertumbuhan
akan menurun dan akhirnya pertumbuhan berhenti sama sekali. Berhentinya
pertumbuhan ini karena berkurangnya beberapa nutrien esensial
dalammedium atau karena terjadinya akumulasi auto toksindalam medim atau
kombinasi dari keduanya (Ansori dalam Hasanah, 2012).
2.4 Fermentasi
Fermentasi berasal dari kata latin fervere yang artinya mendidih dan
menunjukkan adanya aktivitas dari yeast pada ekstrak buah-buahan atau biji-
bijian. Dalam mikrobiologi industri fermentasi berarti suatu proses untuk
mengubah bahan baku menjadi suatu produk oleh mikroba. Khamir memiliki
kemampuan untuk memfermentasi glukosa, fruktosa dan maltosa menjadi
etanol, namun masing-masing spesies memiliki kecepatan yang berbeda di
dalam menggunakan jenis gula yang ada (Fatimah dkk, 2013).
2. Sterilisasi Bahan
Untuk mencegah adanya kontaminan selama pembibitan maupun selama
fermentasi.
3. Pembibitan Khamir
Proses ini dimaksudkan untuk memperbanyak sel-sel khamir supaya
sejumlah sel khamir tersebut cukup digunakan dalam fermentasi alkohol.
4. Fermentasi
Fermentasi dilakukan dalam tangki fermentasi, pH diatur antara 4-5.
Untuk fermentasi alkohol, dibutuhkan kondisi anaerob, denganharapan sel-
sel ragi dapat melakukan fermentasi alkohol.
5. Distilasi
Untuk larutan yang terdiri dari komponen-komponen yang berbeda nyata
suhu didihnya, maka distilasi merupakan cara yang paling mudah
dioperasikannya dan merupakan cara pemisah metode thermal yang
effisien. Perbedaan titik didih memungkinkan pemisahan etanol-air.
6. Media
Media merupakan bahan yang terdiri atas campuran nutrisi yang dipakai
untuk menumbuhkan mikroba. Selain untuk menumbuhkan mikroba,
media dapat pula digunakan untuk isolasi, memperbanyak, pengujian sifat-
sifat fisiologi dan perhitungan jumlah mikroba.
BAB III
METODOLOGI PERCOBAAN
Adapun alat-alat yang digunakan dalam percobaan ini adalah pipet tetes,
gelas kimia 500 mL, erlenmeyer 1 L, erlenmeyer 250 mL, batang pengaduk,
gelas ukur 250 mL dan 100 mL, botol semprot, neraca analitik, wadah, selang
plastik, hot plate, wadah es, kain saring, tali, corong Buchner, statif dan klem.
Adapun bahan-bahan yang digunakan adalah air, gula putih, air kelapa, ragi
roti, es batu, ragi tape dan kapas.
Dibuat larutan suspensi ragi roti dengan cara melarutkan 5 garam ragi
roti dengan 30 mL air. Selanjutnya, suspensi ragi roti dimasukkan ke
dalam erlenmeyer yang berisi substrat yang telah dingin yang telah
dingin, kemudian ditutup dan disambung dengan erlenmeyer lain.
Selanjutnya, dibiarkan pada suhu ruang selama 72 jam. Kemudian,
diamati gas yang timbul pada erlenmeyer yang berisi air kapur dan
diamati endapan yang terbentuk. Dipisahkan massa sel dengan cara
penyaringan menggunakan alat penyaring vakum. Cairan yang dihasilkan
diukur kadar alkoholnya menggunakan alkohol meter. Lalu, cairan yang
telah diukur kadar alkoholnya, dipisahkan alkohol yang ada di dalamnya
dengan cara rotary vakum eveporator atau dengan destilasi, kemudian
diukur kembali kadar alkoholnya dengan alkohol meter. Selanjutnya,
ditentukan rendemen alkohol yang dihasilkan menggunakan persamaan :
100%
V alkohol = mL
Penyelesaian :
100%
mL
Rendemen alkohol (%) = 500 mL X 100% = 0%
4.3 Pembahasan
Alkohol adalah bahan alami yang diperoleh dari proses fermentasi.
Dalam pembentukan alkohol melalui proses fermentasi, mikroorganisme
memiliki peran yang sangat besar. Saat ini mikroorganisme yang banyak
digunakan dalam proses fermentasi alkohol adalah Sacharomyces
Cerevisiae yang mampu memproduksi dalam jumlah banyak, tahan
terhadap kadar alkohol yang tinggi, tahan terhadap kadar gula yang tinggi
dan tetap melakukan aktivitasnya pada suhu 4 32 0C (Ansory, 1992).
V. PENUTUP
5.1 Kesimpulan
5.2 Saran
Sebaiknya dalam melakukan praktikum terlebih dahulu harus mengetahui
hal-hal apa saja yang berpengaruh pada hasil yang akan diperoleh, serta
labih teliti dan berhati-hati saat memberikan perlakuan sehingga kesalahan
yang terjadi dapat diminimalisir.
DAFTAR PUSTAKA
Fitri Indah Sari1) dan Soedjajadi Keman2) JURNAL KESEHATAN LINGKUNGAN, VOL.1, 121 NO.2,
JANUARI 2005
LEMBAR ASISTENSI
Kelompok : IV
Asisten : Irawati