Professional Documents
Culture Documents
Fachrun Nisah
Supported by:
ATLAS
PREPARAT
APUS
Penyusun : Fachrun Nisah
i
Table of Content
COVER
HALAMAN COVER
KATA
i
PENGANTAR..................................................................................................................................
TABLE OF CONTENT .................................................................................................................... ii
PART 1
TEKNIK PENGAPUSAN.................................................................................................................. 1
PART 2
KOMPONEN DARAH...................................................................................................................... 2
PART 3
APUSAN DARAH ORYCTOLAGUS CUNICULUS.......................................................................... 3
PART 4
APUSAN DARAH CAVIA COBAYA ................................................................................................. 5
PART 5
APUSAN DARAH COLUMBA LIVIA................................................................................................ 7
PART 6
APUSAN DARAH GALLUS GALLUS.............................................................................................. 9
GLOSARIUM................................................................................................................................... 11
INDEKS .......................................................................................................................................... 12
ii
PART 1
TEKNIK PENGAPUSAN
Pengampusan dilakukan dengan
cara kaca obyek yang dibuat untuk mengapus
digeser ke kanan hingga mengenai tetesan
darah kemudian Setelah tetes darah menyebar
pada sisi kaca penggeser sampai dengan
cm dari sudutnya, maka segera digeserkan ke
kiri sambil dimiringkan dengan sudut 30 45
derajat dengan tanpa menekan kaca
penggeser ke bawah. Hal ini dilakukan agar
darah yang akan diapus benar-benar merata.
1
PART 2
KOMPONEN DARAH
2
PART 3
APUSAN DARAH
Oryctolagus cuniculus
Keterangan:
[1] Cakram Bikonkaf
[2] Krenasi
[3] Sickle Cell
3
Cakram Bikonkaf
Sel-sel darah merah mempunyai bentuk cakram dengan diameter 7,5 m
dengan ketebalan tepi 2 m. Tengah-tengah cakram tersebut lebih tipis dengan ketebalan 1
m. bentuk bikonkaf yang menarik ini mempercepat pertukaran gas-gas antara sel-sel dan
plasma darah (Kimball, 1990).
Krenasi
Krenasi adalah sel darah mengkerut dan berbentuk seolah berduri akibat terjadinya
perubahan tekanan osmolaritas antara plasma dan cairan dalam sel yang menyebabkan
keluarnya air dari sel-sel. Bentuk sel yang seperti ini juga dikenal dengan eritrosit bentuk paku
payung (Aisyah, 2003).
Sickle Cell
Sickle cell adalah sel darah merah menjadi kaku & lengket. Bentuknya juga tidak lagi bulat,
melainkan berbentuk sickle (sabit). Bentuk yang ireguler ini akan mati prematur,
mengakibatkan kondisi kekurangan sel darah merah yang kronik. Bentuk sel darah ini juga
diduga menjadi penyebab penyakit anemia (Herawati, 2009).
4
PART 4
APUSAN DARAH
Cavia cobaya
Keterangan:
[1] Krenasi
[2] Stack of Coin
[3] Cakram Bikonkaf
5
Krenasi
Krenasi adalah sel darah mengkerut dan berbentuk seolah berduri akibat terjadinya
perubahan tekanan osmolaritas antara plasma dan cairan dalam sel yang menyebabkan
keluarnya air dari sel-sel. Bentuk sel yang seperti ini juga dikenal dengan eritrosit bentuk
paku payung (Aisyah, 2003).
Stack of Coin
Beberapa sel darah yang tidak normal saling bertumpuk
Cakram Bikonkaf
Cakram Bikonkaf, Sel-sel darah merah mempunyai bentuk cakram dengan diameter 7,5
m dengan ketebalan tepi 2 m. Tengah-tengah cakra tersebut lebih tipis dengan
ketebalan 1 m. bentuk bikonkaf yang menarik ini mempercepat pertukaran gas-gas
antara sel-sel dan plasma darah (Kimball, 1990).
6
PART 5
APUSAN DARAH
Columba livia
Keterangan:
[1] Eritrosit
[2] Eusinofil
7
Eritrosit
Eritrosit (sel darah merah) unggas berbentuk oval, berinti dan
berukuran lebih besar daripada darah mamalia (Smith et al. 2000). Fungsi
utama eritrosit adalah mengangkut hemoglobin yang selanjutnya hemoglobin
ini mengangkut oksigen dari paru-paru ke jaringan (Guyton dan Hall 1997).
Eusinofil
eusinofil adalah sel yang besar dengan sitoplasma banyak
mengandung granula, dan akan tampak merah jika diwarnai dengan
pewarnaan yang bersifat basa. Inti eusinofil memiliki lobulasi yang lebih sedikit
dibandingkan dengan neutrofil (Ganong, 1996)
8
PART 6
APUSAN DARAH
Gallus gallus
Keterangan:
[1] Heterofil (Neutrofil)
[2] Limfosit
[3] Eritrosit
9
Heterofil
Heterofil merupakan sel granulosit polimorfonuklear pada darah
unggas dan sama dengan neutrofil pada darah mamalia yang diproduksi
didalam sumsum tulang. Sitoplasma pada heterofil tidak berwarna, dan hal ini
yang membedakan heterofil dengan eusinofil serta basofil (Smith dan
Mangkoewidjojo, 1988).
Limfosit
Limfosit merupakan sel yang tidak bergranul, dengan presentase
di dalam darah unggas berkisar antara 24-84%. Berdasarkan ukuran limfosit
terbagi menjadi limfosit besar, sedang dan kecil. Limfosit kecil merupakan
bentuk dewasa, sedangkan limfosit sedang dan besar merupakan limfosit
muda (paralimfosit) (Smith dan Mangkoewidjojo, 1988).
Eritrosit
Eritrosit (sel darah merah) unggas berbentuk oval, berinti dan
berukuran lebih besar daripada darah mamalia (Smith et al. 2000). Fungsi
utama eritrosit adalah mengangkut hemoglobin yang selanjutnya hemoglobin
ini mengangkut oksigen dari paru-paru ke jaringan (Guyton, 1996).
10
GLOSARIUM
C
Cakram bikonkaf : Sel-sel darah merah mempunyai bentuk cakram dengan
diameter 7,5 m dengan ketebalan tepi 2 m. Tengah-tengah
cakram tersebut lebih tipis dengan ketebalan 1 m. bentuk
bikonkaf yang menarik ini mempercepat pertukaran gas-gas
antara sel-sel dan plasma darah
E
Eritrosit : Sel darah merah
Eusinofil : Sel yang besar dengan sitoplasma banyak mengandung
granula, dan akan tampak merah jika diwarnai dengan
pewarnaan yang bersifat basa. Inti eusinofil memiliki lobulasi
yang lebih sedikit dibandingkan dengan neutrofil
H
Heterofil : Sel granulosit polimorfonuklear pada darah unggas dan sama
dengan neutrofil pada darah mamalia yang diproduksi didalam
sumsum tulang. Sitoplasma pada heterofil tidak berwarna, dan
hal ini yang membedakan heterofil dengan eusinofil serta
basofil
K
Krenasi : Peristiwa sel darah mengkerut dan berbentuk seolah berduri
akibat terjadinya perubahan tekanan osmolaritas antara plasma
dan cairan dalam sel yang menyebabkan keluarnya air dari sel-
sel.
L
Limfosit : Merupakan sel yang tidak bergranul
S
Sickle cell : sel darah merah menjadi kaku & lengket. Bentuknya juga
tidak lagi bulat, melainkan berbentuk sickle (sabit).
Stack of Coin : Beberapa sel darah yang tidak normal saling bertumpuk
11
INDEKS
C
Cakram bikonkaf 4, 5, 6
E
Eritrosit 4, 7, 8, 9, 10
Eusinofil 7, 8, 10
H
Heterofil 9, 10
K
Krenasi 3, 4, 5, 6
L
Limfosit 9, 10
S
Sickle cell 3, 4,
Stack of Coin 5, 6
12
DAFTAR PUSTAKA
Aisyah, R., Listyawati, S., & Widiyani, T. (2003). Efek Pemberian Natrium Siklamat secara Oral
terhadap Karakteristik Hematologis Tikus Putih (Rattus norvegicus L.). BioSmart, 5(2)
Ganong, W.F. 1996. Fisiologi Kedokteran. Edisi 17. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC
Guyton, A.C. 1996. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Edisi 7. Bagian 1. Ken Ariatna Tegandi,
Penerjemah. 1986. Jakarta: EGC. Terjemahan dari: Textbook of Medical Physiology. Pp 65
Herawati, N. (2015). Mengenal Anemnia dan Peranan Erythropoietin. Biotrends, 4(1), 35-39.
Smith FM, West NH, Jones DR. 2000. The Cardiovascular System. In: Whittow GC, editor. Sturkies
Avian Phisiology. Fifth edition. USA: Academic Press.
Smith, J.B dan Mangkoewidjojo. 1988. Pemeliharaan, Pembiakan dan Penggunaan Hewan Percobaan
Di Daerah Tropis. Jakarta: Universitas Indonesia
13