You are on page 1of 13

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN VERTIGO APLIKASI

NANDA, NOC, NIC

Pengertian
Vertigo dapat digolongkan sebagai salah satu bentuk gangguan keseimbangan atau gangguan orientasi di
ruangan. Banyak system atau organ tubuh yang ikut terlibat dalam mengatur dan mempertahankan
keseimbangan tubuh kita. Keseimbangan diatur oleh integrasi berbagai sistem diantaranya sistem vestibular,
system visual dan system somato sensorik ( propioseptik). Untuk memperetahankan keseimbangan diruangan,
maka sedikitnya 2 dari 3 sistem system tersebut diatas harus difungsikan dengan baik. Pada vertigo, penderita
merasa atau melihat lingkunganya bergerak atau dirinya bergerak terhadap lingkungannya. Gerakan yang
dialami biasanya berputar namun kadang berbentuk linier seperti mau jatuh atau rasa ditarik menjauhi bidang
vertikal. Pada penderita vertigo kadang-kadang dapat kita saksikan adanya nistagmus. Nistagmus yaitu gerak
ritmik yang involunter dari pada bolamata. (Lumban Tobing. S.M, 2003)

Etiologi Vertigo Serta lokasi Lesi

Berikut ini berbagai penyakit atau kelainan yang dapat menyebabkan vertigo
a. Labirin, telinga dalam
b. Vertigo Posisional paraksimal benigna (kupulolitiasis)
c. Pasca trauma
d. Penyakit Meniere
e. Labirintitis (Viral, Bakterial)
f. Toksik (misalnya oleh aminoglikosid, streptomisin, gentamisin)
g. Obstruksi peredaran darah dilabirin
h. Fistula labirin
- Saraf Otak ke VIII
i. Neuritis Iskemik (misalnya pada din)
j. Infeksi, Inflamasi (misalnya oleh sifilis, herpes zoster)
k. Neuronitis Vestibular
l. Neuroma Akustik
m. Tumor lainnya disudut serebels pontin (misalnya meningioma, metasfase)

I PATOFISISIOLOGI VERTIGO

Anatomi

Jaringan saraf yang terkait dalam proses timbulnya sindrom vertigo:


A. Reseptor alat keseimbangan tubuh yang berperan dalam proses transduksi yaitu mengubah
rangsangan menjadi bioelektrokimia:
Reseptor mekanis divestibulum
Resptor cahaya diretina
Resptor mekanis dikulit, otot dan persendian (propioseptik)
B. Saraf aferen, berperan dalam transmisi menghantarkan impuls ke pusat keseimbangan di otak:
Saraf vestibularis
Saraf optikus
Saraf spinovestibulosrebelaris.
C. Pusat-pusat keseimbangan, berperan dalam proses modulasi, komparasi, integrasi/koordinasi dan
persepsi: inti vestibularis, serebelum, kortex serebri, hypotalamusi, inti akulomotorius, formarsio
retikularis

Patofisiologi

Dalam kondisi fisiologi/normal, informasi yang tiba dipusat integrasi alat keseimbangan tubuh yang
berasal dari resptor vestibular, visual dan propioseptik kanan dan kiri akan diperbandingkan, jika
semuanya sinkron dan wajar akan diproses lebih lanjut secara wajar untuk direspon. Respon yang
muncul beberapa penyesuaian dari otot-otot mata dan penggerak tubuh dalam keadaan bergerak. Di
samping itu orang menyadari posisi kepala dan tubuhnya terhadap lingkungan sekitarnya. Tidak ada
tanda dan gejala kegawatan (alarm reaction) dalam bentuk vertigo dan gejala dari jaringan otonomik.
Namun jika kondisi tidak normal/tidak fisiologis dari fungsi alat keseimbangan tubuh dibagian tepi atau
sentral maupun rangsangan gerakan yang aneh atau berlebihan, maka proses pengolahan informasi
yang wajar tidak berlangsung dan muncul tanda-tanda kegawatan dalam bentuk vertigo dan gejala
dari jaringan otonomik. Di samping itu respon penyesuaian otot-otot menjadi tidak adekvat sehingga
muncul gerakan abnormal dari mata disebut nistagnus.

Tanda dan Gejala

- Vertigo Sentral
Gejala yang khas bagi gangguan di batang otak misalnya diplopia, paratesia, perubahan serisibilitas
dan fungsi motorik. Biasanya pasien mengeluh lemah, gangguan koordinasi, kesulitan dalam gerak
supinasi dan pronasi tanyanye secara berturut-turut (dysdiadochokinesia), gangguan berjalan dan
gangguan kaseimbangan. Percobaan tunjuk hidung yaitu pasien disuruh menunjuk jari pemeriksa dan
kemudian menunjuk hidungnya maka akan dilakukan dengan buruk dan terlihat adanya ataksia.
Namun pada pasien dengan vertigo perifer dapat melakukan percobaan tunjuk hidung sacara normal.
Penyebab vaskuler labih sering ditemukan dan mencakup insufisiensi vaskuler berulang, TIA dan
strok. Contoh gangguan disentral (batang otak, serebelum) yang dapat menyebabkan vertigo adalah
iskemia batang otak, tumor difossa posterior, migren basiler.

- Vertigo perifer
Lamanya vertigo berlangsung:
a. Episode (Serangan ) vertigo yang berlangsung beberapa detik.
Vertigo perifer paling sering disebabkan oleh vertigo posisional berigna (VPB). Pencetusnya
adalah perubahan posisi kepala misalnya berguling sewaktu tidur atau menengadah mengambil
barang dirak yang lebih tinggi. Vertigo berlangsung beberapa detik kemudian mereda. Penyebab
vertigo posisional berigna adalah trauma kepala, pembedahan ditelinga atau oleh neuronitis
vestibular prognosisnya baik gejala akan menghilang spontan.
b. Episode Vertigo yang berlangsung beberapa menit atau jam.
Dapat dijumpai pada penyakit meniere atau vestibulopati berulang. Penyakit meniere
mempunyai trias gejala yaitu ketajaman pendengaran menurun (tuli), vertigo dan tinitus. Usia
penderita biasanya 30-60 tahun pada permulaan munculnya penyakit.
Pada pemeriksaan fisik ditemukan penurunaan pendengaran dan kesulitan dalam berjalan
Tandem dengan mata tertutup. Berjalan tandem yaitu berjalan dengan telapak kaki lurus kedepan,
jika menapak tumit kaki yang satu menyentuh jari kaki lainnya dan membentuk garis lurus kedepan.
Sedangkan pemeriksaan elektronistagmografi sering memberi bukti bahwa terdapat
penurunan fungsi vertibular perifer. Perjalanan yang khas dari penyakit meniere ialah terdapat
kelompok serangan vertigo yang diselingi oleh masa remisi. Terdapat kemungkinan bahwa penyakit
akhirnya berhenti tidak kambuh lagi pada sebagian terbesar penderitanya dan meninggalkan cacat
pendengaran berupa tuli dan timitus dan sewaktu penderita mengalami disekuilibrium (gangguan
keseimbangan) namun bukan vertigo. Penderita sifilis stadium 2 atau 3 awal mungkin mengalami
gejala yang serupa dengan penyakit meniere jadi kita harus memeriksa kemungkinana sifilis pada
setiap penderi penyakit meniere.
c. Serangan Vertigo yang berlangsung beberapa hari sampai beberapa minggu.
Neuronitis vestibular merupakan kelainan yang sering dijumpai pada penyakit ini mulanya
vertigo, nausea, dan muntah yang menyertainya ialah mendadak. Gejala ini berlangsung beberapa
hari sampai beberapa minggu. Sering penderita merasa lebih lega namun tidak bebas sama sekali
dari gejala bila ia berbaring diam.
Pada Neuronitis vestibular fungsi pendengaran tidak terganggu kemungkinannya disebabkan
oleh virus. Pada pemeriksaan fisik dijumpai nistagmus yang menjadi lebih basar amplitudonya. Jika
pandangan digerakkan menjauhi telinga yang terkena penyakit ini akan mereda secara gradual dalam
waktu beberapa hari atau minggu.
Pemeriksaan elektronistagmografi (ENG) menunjukkan penyembuhan total pada beberapa penyakit
namun pada sebagian besar penderita didapatkan gangguan vertibular berbagai tingkatan. Kadang terdapat pula
vertigo posisional benigna. Pada penderita dengan serangan vertigo mendadak harus ditelusuri kemungkinan
stroke serebelar. Nistagmus yang bersifat sentral tidak berkurang jika dilakukan viksasi visual yaitu mata
memandang satu benda yang tidak bergerak dan nigtamus dapat berubah arah bila arah pandangan berubah.
Pada nistagmus perifer, nigtagmus akan berkurang bila kita menfiksasi pandangan kita suatu benda contoh
penyebab vetigo oleh gangguan system vestibular perifer yaitu mabok kendaraan, penyakit meniere, vertigo
pasca trauma
Klasifikasi

Vertigo dapat berasal dari kelamin disentral (batang otak, srebelum atau otak) atau diperifer (telinga
dalam, atau saraf vestibular)

Pemeriksaan Pada Penderita Vertigo

1. Tes Romberg yang dipertajam


Sikap kaki seperti tandem, lengan dilipat pada dada dan mata kemudian ditutup. Orang yang
normal mampu berdiri dengan sikap yang romberg yang dipertajam selama 30 detik atau lebih
2. Tes Melangkah ditempat (Stepping Test)
Penderita disuruh berjalan ditempat dengan mata tertutup sebanyak 50 langkah. Kedudukan
akhir dianggap abnormal jika penderita beranjak lebih dari satu meter atau badan berputar lebih dari
30 derajat
3. Salah Tunjuk(post-pointing)
Penderita merentangkan lengannya, angkat lengan tinggi-tinggi (sampai fertikal) kemudian
kembali kesemula
4. Manuver Nylen Barang atau manuver Hallpike
Penderita duduk ditempat tidur periksa lalu direbahkan sampai kepala bergantung dipinggir
tempat tidur dengan sudut 300 kepala ditoleh kekiri lalu posisi kepala lurus kemudian menoleh lagi
kekanan pada keadaan abnormal akan terjadi nistagmus
5. Tes Kalori = dengan menyemprotkan air bersuhu 300 ketelinga penderita
6. Elektronistagmografi
Yaitu alat untuk mencatat lama dan cepatnya nistagmus yang timbul
7. Posturografi
Yaitu tes yang dilakukan untuk mengevaluasi system visual, vestibular dan somatosensorik.

Penatalaksanaan

a. Vertigo posisional Benigna (VPB)


Latihan : latihan posisional dapat membantu mempercepat remisi pada sebagian besar penderita
VPB. Latihan ini dilakukan pada pagi hari dan merupakan kagiatan yang pertama pada hari itu.
Penderita duduk dipinggir tempat tidur, kemudian ia merebahkan dirinya pada posisinya untuk
membangkitkan vertigo posisionalnya. Setelah vertigo mereda ia kembali keposisi duduk \semula.
Gerakan ini diulang kembali sampai vertigo melemah atau mereda. Biasanya sampai 2 atau 3 kali
sehari, tiap hari sampai tidak didapatkan lagi respon vertigo.
Obat-obatan : obat anti vertigo seperti miklisin, betahistin atau fenergen dapat digunakan sebagai
terapi simtomatis sewaktu melakukan latihan atau jika muncul eksaserbasi atau serangan akut. Obat
ini menekan rasa enek (nausea) dan rasa pusing. Namun ada penderita yang merasa efek samping
obat lebih buruk dari vertigonya sendiri. Jika dokter menyakinkan pasien bahwa kelainan ini tidak
berbahaya dan dapat mereda sendiri maka dengan membatasi perubahan posisi kepala dapat
mengurangi gangguan.

b. Neurotis Vestibular

Terapi farmokologi dapat berupa terapi spesifik misalnya pemberian anti biotika dan terapi
simtomatik. Nistagmus perifer pada neurinitis vestibuler lebih meningkat bila pandangan diarahkan
menjauhi telinga yang terkena dan nigtagmus akan berkurang jika dilakukan fiksasi visual pada suatu
tempat atau benda.
c. Penyakit Meniere
Sampai saat ini belum ditemukan obat khusus untuk penyakit meniere. Tujuan dari terapi medik yang
diberi adalah:
Meringankan serangan vertigo: untuk meringankan vertigo dapat dilakukan upaya : tirah baring, obat
untuk sedasi, anti muntah dan anti vertigo. Pemberian penjelasan bahwa serangan tidak
membahayakan jiwa dan akan mereda dapat lebih membuat penderita tenang atau toleransi terhadap
serangan berikutnya.
Mengusahakan agar serangan tidak kambuh atau masa kambuh menjadi lebih jarang. Untuk
mencegah kambuh kembali, beberapa ahli ada yang menganjurkan diet rendah garam dan diberi
diuretic. Obat anti histamin dan vasodilator mungkin pula menberikan efek tambahan yang baik.
Terapi bedah: diindikasikan bila serangan sering terjadi, tidak dapat diredakan oleh obat atau tindaka
konservatif dan penderita menjadi infalid tidak dapat bekerja atau kemungkinan kehilangan
pekerjaannya.

d Presbiastaksis (Disekuilibrium pada usia lanjut)


Rasa tidak setabil serta gangguan keseimbangan dapat dibantu obat supresan vestibular dengan
dosis rendah dengan tujuan meningkatkan mobilisasi. Misalnya Dramamine, prometazin, diazepam,
pada enderita ini latihan vertibuler dan latihan gerak dapat membantu. Bila perlu beri tongkat agar
rasa percaya diri meningkat dan kemungkinan jatuh dikurangi.

e Sindrom Vertigo Fisiologis


Misalnya mabok kendaraan dan vertigo pada ketinggian terjadi karena terdapat ketidaksesuaian
antara rangsang vestibuler dan visual yang diterima otak. Pada penderita ini dapat diberikan obat anti
vertigo.
f Strok (pada daerah yang didarahi oleh arteria vertebrobasiler)
TIA: Transient Ischemic Atack yaitu stroke ringan yang gejala klinisnya pulih sempurna dalam kurun
waktu 24 jam
RIND: Reversible Ischemic Neurologi Defisit yaitu penyembuhan sempurna terjadi lebih dari 24 jam.
Meskipun ringan kita harus waspada dan memberikan terapi atau penanganan yang efektif sebab
kemungkinan kambuh cukup besar, dan jika kambuh bisa meninggalkan cacat.
Latihan fisik vestibular pada penderita vertigo:
Tujuannya:
A. Melatih gerakan kepala yang mencetuskan vertigo atau disekuilibrium untuk meningkatkan
kemampuan mengatasinya secara lamban laun
B. Melatih gerakan bola mata, latihan viksasi pandangan mata
C. Melatih meningkatkan kemampuan keseimbangan
contoh latihan:
o Berdiri tegak dengan mata dibuka, kemudian dengan mata ditutup
o Olah raga yang menggerakkan kepala (gerak rotasi, fleksi, eksfensi, gerak miring)
o Dari sikap duduk disuruh berdiri dengan mata terbuka, kemudian dengan mata tertutup
o Jalan dikamar atau ruangan dengan mata terbuka kemudian dengan mata tertutup
o Berjalan tandem
o Jalan menaiki dan menuruni lereng
o Melirikkan mata kearah horizontal dan vertical
o Melatih gerakan mata dengan mengikuti obyek yang bergerak dan juga menfiksasi pada objek yang
diam
Semua gerakan tersebut diatas harus dilakukan hati-hati
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN VERTIGO

II PENGKAJIAN

Data focus yang perlu dikaSetelah dilakukan tindak keperawatan selamax24 jam, nausea
berkurang / hilang
N.O.C:
a. Comfort level
b. Hidration

c. Nutritional status food finid intake

Dengan kreteria:
a. Terdapat tanda-tanda fisik dan psikologik membaik
b. Turgor kulit, mukosa mulut baik
c. Tidak panas dan tidak terdapat edeme perifer
Intake makanan dan minuman baikji
A. Riwayat Kesehatan
1. Keluhan utama
Keluhan yang dirasakan pasien pada saat dilakukan pengkajian.
2. Riwayat kesehatan sekarang
Riwayat penyakit yang diderita pasien saat masuk rumah sakit. Pada pasien vertigo tanyakan adakah
pengaruh sikap atau perubahan sikap terhadap munculnya vertigo, posisi mana yang dapat memicu
vertigo.
3. Riwayat kesehatan yang lalu
Adakah riwayat trauma kepala, penyakit infeksi dan inflamasi dan penyakit tumor otak. Riwayat
penggunaan obat vestibulotoksik missal antibiotik, aminoglikosid, antikonvulsan dan salisilat.
4. Riwayat kesehatan keluarga
Adakah riwayat penyakit yang sama diderita oleh anggota keluarga lain atau riwayat penyakit lain
baik bersifat genetic maupun tidak.
B. Pemeriksaan Fisik
Keadaan Umum
Pemeriksaan Persistem
1. Sistem persepsi sensori
Adakah rasa tidak stabil, disrientasi, osilopsia yaitu suatu ilusi bahwa benda yang diam tampak
bergerak maju mundur.
2. Sistem Persarafan
Adakah nistagmus berdasarkan beberapa pemeriksaan baik manual maupun dengan alat.
3. Sistem Pernafasan
Adakah gangguan pernafasan.
4. Sistem Kardiovaskuler
Adakah terjadi gangguan jantung.
5. Sistem Gastrointestinal
Adakah Nausea dan muntah
6. Sistem integumen
7. Sistem Reproduksi
8. Sistem Perkemihan
C. Pola Fungsi Kesehatan
1. Pola persepsi dan pemeliharaan kesehatan
Adakah kecemasan yang dia lihatkan oleh kurangnya pemahaman pasien dan keluarga mengenai
penyakit, pengobatan dan prognosa.
2. Pola aktivitas dan latihan
Adakah pengaruh sikap atau perubahan sikap terhadap munculnya vertigo, posisi yang dapat memicu
vertigo.
3. Pola nutrisi metabolisme
Adakah nausea dan muntah
4. Pola eliminasi
5. Pola tidur dan istirahat
6. Pola Kognitif dan perseptua
Adakah disorientasi dan asilopsia
7. Persepsi diri atau konsep diri
8. Pola toleransi dan koping stress
9. Pola sexual reproduksi
10. Pola hubungan dan peran
11. Pola nilai dan kenyakinan

III DIANOGSA KEPARAWATAN


A. Resiko jatuh berhubungan dengan pusing ketika menggerakan kepala.
B. Nausea berhubungan dengan penyakit meniere, labirintitis
C. Defisit self care: toileting, bathing, feeding.
D. Defisit pengetahuan tentang penyakit pengobatan dan perawatan berhubungan dengan kurangnya
paparan informasi.
E. Perfusi jaringan tidak efektif; cerebral berhubungan dengan aliran arteri terhambat.
IV RENCANA KEPERAWATAN
DIAGNOSA
NO TUJUAN
KEPERAWATAN
1. Resiko jatuh Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama
1. Environmental Management:
berhubungan dengan x 24 jam pasien diharapakan tidak jatuh meningkatkan keamanan
pusing ketika NOC: 2. Falls Prevention:
menggerakkan kepala Kaji penurunan kognitif da
a. Safeti status: Falls Occurrence resiko jatuh
Kaji tingkat gait, keseimban
Instruksikan pasien agar me
b. Falls prevention: know ledge personal
safety 3. Teaching: disease proles
jelaskan pada pasien tanda
Anjurkan pasien untuk bedr
c. Safety beheviour: Falls prevention
Jelaskan pada pasien tenta
Dengan kreteria:

a. pasien mampu berdiri, d uduk, berjalan


tanpa pusing

b. Klien mampu menjelaskan jika terjadi


serangan dan cara mengantisipasinya

2. Nausea berhubungan Setelah dilakukan tindak keperawatan selama 1. Patient / family teaching
dengan stimulasi visual x24 jam, nausea berkurang / hilang -Anjurkan pasien agar pelen-pe
yang tidak N.O.C: rasa mual dan muntah.
mengenakkan, meniere, a. Comfort level -Ajarkan pasien untuk tidak m
labirintitis d. Hidration makan.
2.NUTRITIONAL MONITORING
e. Nutritional status food finid intake -Monitor tipe kehilangan berat b
-Monitor kelembaban,turgor kuli
-Monitor tingkat energi,malaise,f
Dengan kreteria: -Monitor asupan kalori dan nutri
d. Terdapat tanda-tanda fisik dan psikologik -Kolaborasi;
membaik kelola pemberian anticmetic se
e. Turgor kulit, mukosa mulut baik 3. Fluid managmen:
Tidak panas dan tidak terdapat edeme perifer
Intake makanan dan minuman baik
Awasi secara akurat i

Monitor vital sign

Monitor status nutrisi

Monitor status hydra


nadi dan orthostatic B

Kelola pemberian terapi IV


3 Kurang perawatan diri: Setelah dilakukan tindakan NIC:Membantu perawatn diri p
keperawatan
makan, mandi, selama ... x 24 jam diharapkan kebutuhan mandiri Aktifitas:
berpakaian, toileting b.d klien terpenuhi, NOC;PERAWATAN DIRI 1. Tempatkan alat-alat mandi di
kerusakan (Mandi,makan,toileting,berpakaian) Dengan klien
neurovaskuler kriteria : 2. Libatkan klien dan danping
Klien dapat makan de-ngan bantuan orang lain / 3. Berikan bantuan selama klien
Batasan Karakteristik : mandiri NIC : ADL berpakaian
Kelumpuhan wajah atau Klien dapat mandi de-ngan bantuan orang lain Aktifitas :
anggota badan sehingga Klien dapat memakai pakaian dengan bantuan
menyebab-kan : orang lain / mandiri 1. Informasikan pada kli
Ketidakmampuan dalam Klien dapat toileting de-ngan bantuan alat
menyuap, memegang 2. Sediakan pakaian dite
alat makan
Ketidakmampuan dalam
membasuh badan, 3. Bantu berpakaian yan
mongering-kan, keluar
masuk kamar mandi 4. Jaga privasi klien
Ketidakmampuan pergi
ke kamar mandi, 5. Berikan pakaian priba
mengguna-kan pispot
NIC : ADL Makan
Aktifitas :

1. Anjurkan klien duduk

2. Dampingi saat makan

3. Bantu jika klien belum

4. Beri rasa nyaman saa

4. Defisit pengetahuan ten- Setelah dilakukan penjelasan selama ...xTeaching individual (5606)
tang penyakit, pertemuan, pe-ngetahuan klien tentang pe-nyakit,
1. Tentukan kebutuhan pembela
pengobatan dan pengobatan dan pe-rawatan klien meningkat 2. Kaji tingkat pengetahuan dan
perawatan klien b.d 3. Kaji tingkat pendidikan
keterbatasan kognitif, NOC : 4. Kaji kesiapan klien dalam me
ku-rang paparan atau Knowledge : Disease process (1803) 5. Atur agar realita tujuan pem
mudah lupa Knowladge : Illness care (1824) 6. Pilih metode / strategi menga
7. Sediakan lingkungan yang ko
Dengan kriteria : 8. Koreksi adanya kesalahan in
Klien dan keluarga mam-pu menjelaskan 9. Sediakan waktu untuk bertan
penger-tian, proses penyakit, penyebab, tanda 10.
dan gejala, efek penyakit, tindakan pencegahan,Teaching : disease process (56
pe-ngobatan dan perawatan vertigo 1. Nilai tingkat pengetahuan klie
2. Jelaskan patofisiologi vertigo
3. Jelaskan tanda dan gejala ve
4. Jelaskan kemungkinan peny
5. Diskusikan perubahan gaya
dimasa yang akan datang
6. Diskusikan pilihan-pilihan ter
7. Jelaskan alasan rasional dar
8. Kaji sumber-sumber penduku
5. Perfusi jaringan tidak Setelah dilakukan tindakan keperawatan Monitorang neurologis (262
efektif (spesifik: selama ..... x 24 jam diharapkan 1. Monitor ukuran, kesimetrisan
cerebral) b.d aliran Nyeri kepala / vertigo berkurang sampai de-ngan2. Monitor tingkat kesadaran kli
darah arteri terhambat hilang 3. Monitir tanda-tanda vital
Tanda-tanda vital stabil 4. Monitor keluhan nyeri kepala
5. Monitor respon klien terhada
Batasan Karakteristik : 6. Hindari aktivitas jika TIK men
Nyeri kepala / vertigo 7. Observasi kondisi fisik klien
Perubahan status
mental Terapi oksigen (3320)
perubahan respon Bersihkan jalan nafas dari sek
motorik Pertahankan jalan nafas tetap
dis-artria Berikan oksigen sesuai intruks
Kelumpuhan wa-jah Monitor aliran oksigen, kanul o
Beri penjelasan kepada klien
Observasi tanda-tanda hipo-v
Monitor respon klien terhadap
Anjurkan klien untuk tetap me
DAFTAR PUSTAKA

Lumban Tobing. S.M, 2003, Vertigo Tujuh Keliling, Jakarta : FK UI


Perhimpunan Dokter Spesialis Syaraf Indonesia, 1998, Vertigo Patofisiologi, Diagnosis dan Terapi,
Malang : Perdossi

You might also like