You are on page 1of 8

TUGAS KEWARGANEGARAAN

ANCAMAN TERHADAP NEGARA


KESATUAN REPUBLIK INDONESIA
(NKRI)

A.S BINTANG PRAKARSA

XI MIPA 2

SMAN 1 KECAMATAN SULIKI

2016/2017
POTENSI DAN ANCAMAN NKRI
Bela negara adalah upaya setiap warga negara untuk mempertahankan NKRI terhadap
ancaman baik dari dalam maupun dari luar negeri.
A. Ancaman dari dalam negeri
Bangsa Indonesia terdiri dari berbagai suku bangsa dengan latar belakang
budaya yang berbeda-beda. Keanekaragarnan itu seharusnya dapat menjadi sebuah
kekuatan yang dahsyat untuk menangkal semua gangguan atau ancaman yang ingin
memecah belah persatuan bangsa. Namun adakalanya perbedaan suku bangsa ini bisa
menjadi sumber konik yang dapat menyebabkan perpecahan, sehingga menjadi
ancaman bagi Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Disintegrasi bangsa, melalui gerakan-gerakan separatis berdasarkan sentimen
kesukuan atau pemberontakan akibat ketidakpuasan daerah terhadap kebijakan
pemerintah pusat. Gerakan sparatis ini terjadi di beberapa daerah antara lain di Papua,
Maluku, Aceh, Poso. Separatismc atau keinginan memisahkan diri dari negara
kesatuan Republik Indonesia jika tidak diketahui akar permasalahannya dan
ditanggani secepatnya akan membuat keutuhan negara Republik Indonesia terancam
Keresahan sosial akibat kesenjangan ekonomi dan ketimpangan kebijakan ekonomi
serta pelanggaran Hak Azasi Manusia yang pada gilirannya dapat menyebabkan huru
hara/kerusuhan massa.
Upaya penggantian ideologi Pancasila dengan ideologi lain yang ekstrim atau tidak
sesuai dengan jiwa dan semangat perjuangan bangsa Indonesia.
Makar atau penggulingan pemerintah yang sah dan konstitusional.
Munculnya pemikiran memperluas daerah otonomi khusus tanpa alasan yang jelas,
hingga persoalan-persoalan yang muncul di wilayah perbatasan dengan negara lain.
Pemaksaan kehendak golongan tertentu berusaha memaksakan kepentingannya secara
tidak konstitusional, terutama ketika sistem sosial politik tidak berhasil menampung
aspirasi yang berkembang dalam masyarakat.
Potensi konik antar kelompok/golongan baik perbedaan pendapat dalam masalah
politik, konplik akibat pilkada maupun akibat masalah SARA.
Melakukan Kolusi, Korupsi dan Nepotisme sangat merugikan ncgara dan bangsa
karena akan mengancam dan menghambat pembangunan nasional
Kesenjangan ekonomi, pemerataan pendapatan yang tidak adil antarkelompok dan
antardaerah.
Penyalahgunaan narkoba, pornogra dan forno aksi, pergaulan bebas, tawuran, dan
lain-lain.
Selain ancaman yang telah disebutkan di atas, ada juga ancaman yang lainnya
yaitu cara pengambilan keputusan melalui pengambilan suara terbanyak pun yang
dianggap sebagai cara yang paling demokratis dalam menyelesaikan perbedaan
pendapat seringkali menimbulkan rasa tidak puas bagi pihak yang kalah, sehingga
mereka memilih cara pengerahan massa atau melakukan tindak kekerasan untuk
memaksakan kehendaknya.
B. Ancaman dari Luar Negeri.
Ancaman dari luar negeri pada saat ini yang paling perlu diwaspadai adalah
ancaman nonmiliter. Dengan berakhirnya perang dingin maka ancaman militer
semakin tidak menjadi perhatian. Namun tidak berarti ancaman militer tidak terjadi,
seperti pelanggaran wilayah oleh pesawat atau kapal perang negara lain. Potensi
ancaman dari luar lebih berbentuk ancaman nonmiliter yaitu ancaman terhadap
ideologi, politik, ekonomi, dan sosial budaya.
Ancaman terhadap ideologi merupakan ancaman terhadap dasar negara dan
ideologi Pancasila. Masuknya ideologi lain seperti liberalisme, komunisme, dan
beberapa dekade terakhir muncul ideologi yang berbasis agama semakin mudah
diterima oleh masyarakat Indonesia di era globalisasi ini. Nilai-nilai ideologi luar
yang berbeda, bahkan terkadang bertentangan dengan Pancasila. Apabila kita tidak
mampu menyaring nilai-nilai tersebut, maka dapat mengaburkan nilai-nilai
Pancasila. Contoh: sikap individualis yang merupakan perwujudan liberalisme,
menjadi ciri masyarakat perkotaan saat ini.
Ancaman terhadap politik dengan ikut campurnya negara lain dalam urusan
dalam negeri Indonesia seperti hak asasi manusia, hukum, pemilihan umum, dan
sebagainya. Sistem politik liberal yang mengutamakan kepentingan individu atau
kelompok menjadi ancaman dalam kehiclupan demokrasi Pancasila. Bentrokan akibat
tidak menerima hasil pemilihan umum, unjuk rasa yang berlangsung rusuh
merupakan akibat negatif ideologi liberal.
Ancaman terhadap ekonomi dalam era perdagangan bebas perlu diperhatikan.
Sepei semakin bebasnya impor berbagai produk luar negeri, restoran, investasi
asing, perusahaan asing, dan sebagainya. Ketidakmampuan kita dalam men ghadapi
globalisasi dan perdagangan bebas dapat men gakibatkan penjajahan dalam bentuk
yang baru. Contoh sikap lebih menyukai produksi luar negeri, hanya karena gengsi
mempakan bentuk baru penjajahan bidang ekonomi. Potensi ancaman lainnya adalah
dalam bentuk penjarahan sumber daya alam melalui eksploitasi sumber daya alam
yang tidak terkontrol sehingga memsak lingkungan, seperti illegal loging, illegal
shing, penguasaan Wilayah Indonesia, pencurian kekayaan alam, penyelundupan
barang.
Ancaman terhadap sosial budaya dengan upaya menghancurkan moral dan
budaya bangsa melalui disinformasi, propaganda, peredaran narkoba, lm-lm porno
atau berbagai kegiatan kebudayaan asing yang mempengamhi bangsa Indonesia,
terutama generasi muda, dan menisak budaya bangsa.
Ancaman terhadap penahanan dan keamanan antara lain pelanggaran wilayah
oleh kapal atau pesawat militer negara lain, peredaran narkoba intemasional,
kejahatan intemasional, kelompok luar negeri yang membantu gerakan sparatis, dan
sebagainya.
Potensi yang dihadapi NKRI dari dalam negeri, antara lain :
Disintegrasi bangsa, melalui gerakan-gerakan separatis berdasarkan sentimen
kesukuan atau pemberontakan akibat ketidakpuasan daerah terhadap kebijakan
pemerintah pusat.
Keresahan sosial akibat ketimpangan kebijakan ekonomi dan pelanggaran Hak Azasi
Manusia yang pada gilirannya dapat menyebabkan huru hara/kerusuhan massa.
Upaya penggantian ideologi Pancasila dengan ideologi lain yang ekstrim atau tidak
sesuai dengan jiwa dan semangat perjuangan bangsa Indonesia.
Potensi konflik antar kelompok/golongan baik perbedaan pendapat dalam masalah
politik, maupun akibat masalah SARA.
Makar atau penggulingan pemerintah yang sah dan konstitusional.

Di masa transisi ke arah demokrasi sesuai tuntutan reformasi, potensi konflik


antar kelompok/golongan dalam masyarakat sangatlah besar. Perbedaan pendapat
justru adalah esensi dari demokrasi akan menjadi potensi konflik yang serius apabila
salah satu pihak berkeras dalam mempertahankan pendapat atau pendiriannya,
sementara pihak yang lain berkeras memaksakan kehendaknya. Contoh kasus FPI
dengan Aliansi Kebangsaan untuk Kebebasan Beragama dan Berkeyakinan (AKKB).
Namun cara yang sesungguhnya merupakan ciri khas budaya bangsa Indonesia itu
tampaknya sudah dianggap kuno. Masalahnya, cara pengambilan keputusan melalui
pengambilan suara terbanyakpun (yang dianggap sebagai cara yang paling demokratis
dalam menyelesaikan perbedaan pendapat) seringkali menimbulkan rasa tidak puas
bagi pihak yang kalah, sehingga mereka memilih cara pengerahan massa atau
melakukan tindak kekerasan untuk memaksakan kehendaknya.

C. Contoh bentuk ancaman terhadap NKRI


Contoh bentuk ancaman militer yang dapat membahayakan kedaulatan dan keutuhan
wilayah Negara Indonesia:
1. Dari dalam negeri
Pemberontakan bersenjata Contoh sejumlah aksi pemberontakan bersenjata di
Indonesia yang dilakukan oleh gerakan radikal
Pemberontakan Darul Islam/Tentara Islam Indonesia (DI/TII)
Pemberontakan Pemerintahan Revolusioner Republik Indonesia (PRRI)/Perjuangan
Rakyat Semesta (Permesta)

Pemberontakan Kahar Muzakar

Pemberontakan Gerakan 30 September/Partai Komunis Indonesia (G-30-S/PKI)


Perang saudara: perang yang terjadi antara kelompok masyarakat bersenjata dengan
kelompok bersenjata lainnya.

Aksi teror bersenjata yang dilakukan oleh jaringan terorisme dalam negeri yang
bereskalasi tinggi sehingga membahayakan kedaulatan Negara, keutuhan wilayah, dan
keselamatan bangsa.
Sabotase dari dalam negeri: merusak instalasi penting militer dan obyek vital nasional
yang membahayakan keselamatan bangsa oleh oknum dalam negeri.
Konflik horizontal: konflik yang terjadi antara mereka yang memiliki kedudukan
sama atau setingkat dalam organisasi.

2. Dari luar negeri


Agresi : penggunaan kekuatan bersenjata oleh Negara lain terhadap kedaulatan
Negara, keutuhan wilayah, dan keselamatan segenap bangsa. Bentuk-bentuk/cara-cara
agresi:
Invasi : serangan oleh kekuatan bersenjata Negara lain terhadap
wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Bombardemen : penggunaan senjata lainnya yang dilakukan oleh angkatan
bersenjata Negara lain terhadap wilayah Negara Kesatuan Republik
Indonesia
Blokade : pengepungan terhadap pelabuhan atau pantai atau wilayah
udara Negara Kesatuan Republik Indonesia oleh angkatan bersenjata
Negara lain.
Serangan unsur angkatan bersenjata Negara lain terhadap unsur satuan darat
atau satuan laut atau satuan udara Tentara Nasional Indonesia.
Unsur kekuatan bersenjata asing dalam wilayah udara atau seluruh wilayah
Negara berdasarkan perjanjian yang tindakan atau keberadaannya
bertentangan dengan ketentuan perjanjian.
Tindakan suatu Negara yang mengizinkan penggunaan wilayahnya oleh
Negara lain sebagai daerah persiapan untuk melakukan agresi terhadap Negara
Kesatuan Republik Indonesia.
Pengiriman kelompok bersenjata atau tentara bayaran oleh Negara lain untuk
melakukan tindakan kekerasan di wilayah Negara Kesatuan Republik
Indonesia.
Pelanggaran wilayah: pelanggaran wilayah yang dilakukan oleh Negara lain, baik
yang melakukan kapal maupun pesawat non komersial.
Spionase: mencari dan mendapatkan rahasia militer Negara lain.
Sabotase dari luar negeri: merusak instalasi penting militer dan obyek vital nasional
yang membahayakan keselamatan bangsa oleh Negara lain.
Aksi teror bersenjata yang dilakukan oleh jaringan terorisme internasional atau yang
bekerja sama dengan terorisme dalam negeri yang bereskalasi tinggi sehingga
membahayakan kedaulatan Negara, keutuhan wilayah, dan keselamatan bangsa.

D. Kesimpulan Dan Tanggapan Kita Sebagai Generasi Muda Terhadap Ancaman


Nkri
Sebagai generasi muda yang cinta tanah air, kita harus turut menjaga keutuhan Negara
Kesatuan Republik Indonesia diperlukan sikap-sikap:
1. Cinta tanah air
Sebagai warga negara Indonesia kita wajib mempunyai rasa cinta terhadap tanah
air. Cinta tanah air dan bangsa dapat diwujudkan dalam berbagai hal, antara lain:
Menjaga keamanan wilayah negaranya dari ancaman yang datang dari luar
maupun dari dalam negeri.
Menjaga kelestarian lingkungan dan mencegah terjadinya pencemaran
lingkungan.
Mengolah kekayaan alam dengan menjaga ekosistem guna meningkatkan
kesejahteraan rakyat.
Rajin belajar guna menguasai ilmu pengetahuan dari berbagai disiplin untuk
diabdikan kepada negara.

2. Membina persatuan dan kesatuan


Pembinaan persatuan dan kesatuan harus dilakukan di manapun kita berada, baik
di lingkungan keluarga, sekolah, masyarakat, bangsa, dan negara. Tindakan yang
menunjukkan usaha membina persatuan dan kesatuan, antara lain:
Menyelenggarakan kerja sama antar daerah.
Menjalin pergaulan antarsuku bangsa.
Memberi bantuan tanpa membedakan suku bangsa atau asal daerah.
Mempelajari berbagai kesenian dari daerah lain.
Memperluas pergaulan demi persatuan dan kesatuan bangsa.
Mengerti dan merasakan kesedihan dan penderitaan orang lain, serta tidak mudah
marah atau menyimpan dendam.
Menerima teman tanpa mempertimbangkan perbedaan suku, agama, maupun
bahasa dan kebudayaan

3. Rela Berkorban
Sikap rela berkorban adalah sikap yang mencerminkan adanya kesediaan dan
keikhlasan memberikan sesuatu yang dimiliki untuk orang lain, walaupun akan
menimbulkan penderitaan bagi diri sendiri. Dalam pengertian yang lebih
sederhana, rela berkorban adalah sikap dan perilaku yang tindakannya dilakukan
dengan ikhlas serta mendahulukan kepentingan orang lain dari pada kepentingan
diri sendiri. Sikap rela berkorban ditunjukkan dengan cara membiasakan
merelakan sebagian kepentingan kita untuk kepentingan orang lain atau
kepentingan bersama. Partisipasi dalam menjaga keutuhan NKRI dapat dilakukan
dengan hal-hal sebagai berikut:
Partisipasi tenaga
Partisipasi pikiran

You might also like