You are on page 1of 19

PORTOFOLIO FAMILY HEALTH CARE PROJECT

KEPANITERAAN KLINIK MADYA DOKTER KELUARGA FKUB

Judul

Liken Planus pada Wanita Buruh Pabrik Usia 65 tahun dengan Faktor Resiko
Paparan Zat Pewarna Tekstil dan Komorbid hipertensi Serta Compliance yang
Buruk Akibat Presbikusis

Dokter Muda Pembina


Muhammad Bilal Saifulhaq
NIM 115070107111077
Puskesmas Kendalsari
Periode 02 April 2017 - 30 April 2017

Pembimbing:

dr. Siswanto, M.Sc

Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya


MALANG
2017

1
Tanggal kunjungan pasien ke Puskesmas : 17 April 2017

Identitas Pasien:

Nama : Ny. Mulyati


Umur / tanggal lahir : 55 tahun
Jenis kelamin : Perempuan
Alamat : Jalan Candi Mendut Rt 02/Rw 02
Agama : Islam
Pendidikan : SMP
Pekerjaan : Buruh Pabrik
Status perkawinan : Menikah
Sistem pembayaran : Umum

Anamnesis:
Autoanamnesis
Keluhan Utama / Alasan Kedatangan:

Gatal dan kulit bersisik keunguan

Riwayat keluhan saat ini

Pasien datang ke Puskesmas Kedungkandangpada tanggal 17 April 2017 dengan


keluhan gatal dan kulit bersisik keunguan diatas pergelangan kaki kanan yang dirasakan
sejak 10 tahun terakhir namun memberat 3 hari ini. Gatal bersifat terus menerus dan tidak
dipengaruhi waktu maupun aktivitas. gatal hanya dirasakan ditempat yang bersisik, tidak
menjalar. Pasien mengaku tidak memiliki alergi makanan maupun alergi terhadap pakaian
atau peralatan mandi.
Pasien sebelumnya pernah memeriksakan keluhannya ke dokter kulit, namun karena
pasien kurang jelas terhadap petunjuk dari dokter, obat tersebut hanya diminum sekali,
selain karena pasien memiliki pemahaman bahwa obat akan merusak ginjalnya. Pasien
justru mengonsumsi jamu-jamuan dan memberi air rebusan daun sirih di tempat yang gatal.

Keluhan lain yang dirasakan saat ini dan riwayat perjalanannya:

Pasien mengatakan juga memiliki keluhan pendengaran yang berkurang sejak kira-kira 5
tahun terakhir. Dan memiliki riwayat hipertensi sejak 10 tahun terakhir namun tidak pernah
meminum obat hipertensi.

2
Riwayat Penyakit Dahulu:

Pasien belum pernah mengalami keluhan gatal dan bersisik seperti ini sebelumnya. Riwayat
trauma disangkal.

Riwayat Keluarga (Family History)

Pasien mengaku terdapat riwayat keluarga dengan Diabetes Mellitus dan Hipertensi yaitu
ayah kandung pasien.

Riwayat sosial (eksplorasi faktor risiko internal dan eksternal)

Pasien dulunya merupakan seorang buruh pabrik tekstil yang sehari-harinya


terpapar dengan bahan kimia dari tekstil, mempunyai seorang suami dan 5 orang
anak yaitu 4 anak perempuan dan 1 anak laki-laki. Kesibukan sehari-hari pasien
sekarang adalah berjualan gorengan dan mengerjakan pekerjaan rumah tangga
seperti menyapu, mengepel dan mencuci baju. Pekerjaan sebagai buruh pabrik
dilakukan selama 25 tahun sejak usia pasien 30 hingga 55 tahun. Pasien sudah
lama menghindari makanan dan minuman yang terlalu manis, asin, maupun
kacang-kacangan. Selain itu pasien biasa mengonsumsi jamu-jamuan dan
memiliki keyakinan bahwa mengonsumsi herbal dan dari tumbuh-tumbuhan
adalah satu-satunya yang aman.

Riwayat pengobatan

Pasien mengaku pernah memeriksakan penyakitnya ke dokter kulit dan diberi obat tablet
loratadine, amlodipin dan salep hidrokortison namun oleh pasien tidak diminum teratur
karena pasien kurang mendengar jelas petunjuk dan penjelasan dari dokter dan pasien
merasa takut akan ginjalnya.

Pemeriksaan Fisik
Keadaan Umum dan Tanda Vital dan Status Gizi
Keadaan : Tampak sakit ringan Suhu : 36,5C
Umum

Tekanan : 155/90 mmHg TB : 148 cm


Darah

3
Frek. Nadi : 82 x/menit, reguler, kuat BB : 47 kg

Frek. Nafas : 18 x/menit Status Gizi : BB normal

IMT : 21,91 kg/m2

Status Generalis
KEPALA
Inspeksi Anemis (-)/(-) ; Ikterik (-)/(-) ; pupil bulat isokor (3 mm/3
mm), reflek cahaya (+)/(+)
LEHER
Inspeksi Simetris, Edema (-), Massa (-), Inflamasi (-)
Palpasi Pembesaran kelenjar limfe (-)/(-),
THORAX
a. Pulmo
Inspeksi : Gerakan D=S
statis & dinamis
Palpasi: Stem D=S
Fremitus
Perkusi : sonor sonor
sonor sonor
sonor sonor
Auskultasi : V V Rh - - Wh - -
V V - - - -
V V - - - -
b. Jantung
Inspeksi Iktus invisible
Palpasi Iktus palpable at ICS V MCL S
Perkusi LHM ~ Ictus, RHM ~ sternal line D
Auskultasi S1S2 normal, regular, murmur (-), gallop (-)
ABDOMEN
Inspeksi flat, jar. parut (-),radang umbilikus (-), rash (-), massa (-)
BU(+) Normal
Auskultasi Liver span 8 cm, traubes space timpani, shifting dullness
Perkusi (-)
Palpasi Soefl, nyeri tekan (-), massa (-), hepar dan lien tidak
teraba

EKSTREMITAS
Superior Akral hangat, Anemis (-)/(-), Ikterik (-)/(-), Edema (-)/(-),

4
Sianosis (-)/(-)
Inferior Akral hangat, Anemis (-)/(-), Ikterik (-)/(-), Edema (-)/(-),
Sianosis (-)/(-),

Status Lokalis
Lokasi : Anterior Distal Cruris Dekstra
Distribusi : regional
Ruam : Papula eritematosa polygonal keunguan multipel, batas
tegas, bentuk ireguler, ukuran bervariasi.

Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan biopsi tidak dapat dilakukan di Puskesmas Kendalsari

Analisis yang mendasari penegakkan diagnosis aksis 2


Liken planus adalah penyakit kronik, inflamasi, autoimun yang
mempengaruhi kulit, mukosa mulut, mukosa genital, kulit kepala,
dan kuku. Liken planus diklasifikasikan sebagai penyakit
papuloskuamosa; walaupun gejala yang menonjol adalah bersisik
tetapi tidak sama dengan psoriasis dan penyakit kulit lainnya yang
termasuk dalam kategori ini. 1
Etiologi pasti dari lichen planus tidak diketahui. Namun
beberapa hasil laporan penelitian menemukan hasil dari aspek
Imunologi, LP dianggap sebagai gangguan imunologi. Sel T baik
CD4+ dan CD8+ terakumulasi dalam dermis. Sementara sel T CD8 +
melewati epidermis, pada lesi LP ditemukan bahwa sel-sel T
sitotoksik CD8+ mengenali antigen (saat ini belum diketahui)
berhubungan dengan Major Histocompatibility Complex/kompleks
histokompatibilitas utama (MHC) kelas I pada keratinosit lesi. 1
Diagnosa ditegakkan berdasarkan gambara klinis, pemeriksaan
penunjang, Gambaran klinis Liken Planus dikelompokkan menurut
konfigurasi lesi, morfologi lesi dan lokasi. Biasanya dijelaskan dengan 6
P, yaitu pruritus poligonal, planar, purple (ungu), papul, dan plak.
Onset biasanya akut, mempengaruhi permukaan fleksor pergelangan
tangan, lengan, dan kaki. Meskipun lichen planus sering terjadi hanya
pada permukaan kulit, juga dapat melibatkan mukosa mulut, mukosa

5
genital, kulit kepala, atau kuku.1

1 Gambaran Klinis

LP ditandai dengan lesi yang mengkilap, lembayung, papula


poligonal datar bagian atas yang mempertahankan garis kulit, dan
ukuran bervariasi dari pinpoint sampai sentimeter atau lebih;
berkumpulkan atau tersebar luas. Ukuran papula cukup seragam pada
pasien individu, tetapi minute dan papula besar hidup berdampingan
dalam beberapa kasus. Garis putih, yang dikenal sebagai striae
Wickham, dapat berada pada permukaan papula. Papula tetap diskrit
atau muncul dalam kelompok, dalam garis atau lingkaran. Lesi linear
sering muncul bersama tanda goresan atau bekas luka (fenomena
Koebner), sedangkan lesi annular dapat dibentuk oleh kelompok papula
dalam cincin atau tunggal, papula besar bersih di pusat dan
meninggalkan margin aktif. Lesi annular umum terjadi pada penis,
tetapi tipe lesi ini dapat menyebabkan atrofi. 3

Varian dengan kelompok lesi 'berduri' menyerupai keratosis


pilaris berkembang disekitar folikel rambut (lichen planopilaris). Lichen
Planopilaris sering membentuk fitur kecil, tapi kadang-kadang jenis lesi
ini mendominasi. Meskipun beberapa kasus berkembang dengan cepat
dan dengan jelas dalam beberapa minggu timbul gejala menyebabkan
bahaya. Dalam kebanyakan kasus, papula akhirnya rata setelah
beberapa bulan, sering digantikan oleh daerah pigmentasi yang
mempertahankan bentuk papula dan menetap selama beberapa bulan
atau tahun. Mungkin terdapat perubahan bertahap dalam warna dari
merah muda menjadi biru sampai hitam. Sisa pigmentasi intens,
terutama berkulit gelap, atau hampir tak terlihat pada orang berkulit
putih. Papula baru terbentuk, papula lain hilang. 3

Beberapa papula bertahan lebih lama, memperbesar dan


menebal, dan berkembang pada permukaan menjadi kasar dan terlihat
lembayung, disebut LP hipertrofik. Lesi tersebut dapat menyebabkan
atrofi atau jaringan parut. Lesi berkutil terlihat sesekali. Kehilangan
pigmen dijelaskan pada Afrika Selatan berkulit hitam.Co-lokalisasi LP

6
dan vitiligo telah dilaporkan. 3

Gatal adalah salah satu gejala yang cukup konsisten pada LP


dan iritasi ringan sesekali terjadi atau lebih atau kurang terjadi terus-
menerus, gatal parah, yang mengganggu tidur dan membuat rasa
gatal tak tertahankan;kadang-kadanggatal sama sekali tidak ada.Lesi-
lesi hipertropi biasanya gatal parah.Tetapi jarang ada bukti garukan,
pasien hanya menggosok, bukan goresanuntuk mengatasi rasa
gatal.Gatal di situs tanpa lesi kulit terlihat dapat terjadi.Rasa terbakar
dan rasa tersengat adalah keluhan yang jarang.Di mulut, pasien
mungkin mengeluh ketidaknyamanan, rasa tersengat atau sakit;Lesi
ulserasi sangat menyakitkan.Ketidaknyamanan besar dapat
disebabkan oleh makanan dan minuman yang panas. II. 2 Pemeriksaan
Penunjang

Lichen planus dapat didiagnosis secara klinis dalam kasus klasik,


namun biopsi juga sering membantu untuk memastikan diagnosis dan
diperlukan untuk presentasi yang lebih atipikal. Biopsi jarum 4mm
harus adekuat pada kulit atau mulut. Histologi menunjukkan
karakteristik "saw-tooth atau gigi gergaji pada pola hiperplasia
epidermal, hyperparakeratosis dengan penebalan lapisan sel granular,
dan perubahan vacuolar dari lapisan basal epidermis, dengan infiltrasi
intens (terutama sel T) di persimpangan dermal-epidermal. Biopsi
jarum kulit 4-mm perilesional untuk imunofluoresensi langsung dapat
ditambahkan ke pemeriksaan ketika lesi bulosa, pemfigus, atau
pemfigoid bulosa hadir. 1

Penatalaksanaan paling utama yaitu dengan menghindari


kontak dengan bahan kimia penyebab. Kortikosteroid topikal dapat
membantu mengatasi radang.

Dari anamnesis didapatkan :


Pasien mengeluh gatal di atas pergelangan kaki tangan
Gatal kemudian disertai kemerahan dan bercak kulit putih merah lalu
keunguan
Pasien mengatakan pendengaran mengalami penurunan

7
Dari pemeriksaan fisik didapatkan :
Papul eritematosa polygonal keunguan jumlah multipel, batas tegas,
bentuk ireguler, ukuran bervariasi.
Kulit kering

Diagnosis Holistik
Aksis 1 - Aspek Personal
Alasan Kedatangan
Pasien datang ke Puskesmas dengan alasan gatal dan bersisik pada
pergelangan atas kaki kanannya selama 10 tahun terakhir, namun memberat
3 hari terakhir.
Persepsi
Pasien merasa penyakitnya disebabkan karena pernah terkena pewarna
tekstil di tempat dia bekerja di pabrik tekstil.
Harapan
Pasien ingin keluhan gatalnya tersebut berkurang, sehingga tidak
mengganggu saat dia melakukan aktivitasnya.
Kekhawatiran
Pasien khawatir keluhan gatal dan sisik di kakinya akan meluas karena
bertambah berat dalam 3 hari terakhir, sehingga mengganggu aktivitas dan
membuatnya sulit tidur.
Upaya
Pasien datang ke Puskesmas untuk mendapatkan penanganan lebih lanjut.

Aksis 2 - Aspek Biomedis


.

Aksis 3 - Aspek Risiko Internal


Pasien memliki pekerjaan yang mengharuskannya terpapar pada cairan zat
pewarna tekstil, terlebih pasien mengaku pernah tertumpah pewarna tersebut
di kaki kanannya. Suami pasien tidak bekerja dan hanya dirumah saja
sehingga pasien yang harus membiayai kehidupan sehari-hari dengan

8
berjualan gorengan dan pasien yang melakukan pekerjaan sehari-hari
dirumah.

Aksis 4 - Aspek Risiko Eksterna


Pasien bekerja sebagai buruh dipabrik tekstil sehingga pasien jarang
memeriksakan dirinya ke Puskesmas dan pengetahuan tentang kesehatan
kurang.

Aksis 5 - Derajat Fungsional : Derajat 2(a little bit of difficulty)

Intervensi Komprehensif

Diagnosis Intervensi Komprehensif


Holistik
Aksis 1 Menjelaskan kepada pasien mengenai penyakit tersebut
baik dari pengertian, penanganan, pentingnya kontrol,
faktor resiko, komplikasi, upaya yang dapat dilakukan dan
prognosis.
Mengevaluasi keluhan lain yang muncul dari pasien,
seperti pendengaran yang berkurang.
Aksis 2 Mengedukasi pasien mengenai tatalaksana liken planus
dan hipertensi dan faktor-faktor yang dapat membantu
proses penyembuhan.
Penatalaksaan terutama ditujukan pada
pengendalian/menghilangkan rasa gatal pada kaki kanan
dengan pemberian obat loratadine 10mg 1x 1 tablet, salep
hidrokortisone 3x/hari, Amlodipine 10mg 1x 1 tablet.
Mengedukasi pasien untuk kontrol 7 hari ke depan untuk
melihat perkembangan dari keluhan pasien.
Aksis 3 Melakukan diskusi bersama suami pasien dan pasien
untuk membahas penyakit pasien sehingga suami turut

9
memotivasi pasien untuk memeriksakan diri ke dokter
yang lebih ahli dan rutin melakukan rehabilitasi mandiri
serta memperbaiki pola melakukan pekerjaan.
Memberikan KIE dengan bahasa yang mudah dimengerti
oleh pasien dan keluarga pasien, menanyakan kembali
informasi yang telah diberikan untuk melihat apakah sudah
mengerti pada pasien dan keluarga atau belum dapat
dimengerti.
Aksis 4 Mengedukasi pasien tentang pemantauan kondisi
keluhannya dan memotivasi untuk mendapat terapi yang
tepat tanpa khawatir komplikasi yang dapat diminimalisir

Alasan pembinaan keluarga pada kasus ini:

Alasan pada pasien ini perlu dilakukan pembinaan keluarga mengacu pada tatalaksana
dokter keluarga yang holistik dan komprehensif dimana keadaan kesehatan individu akan
berdampak pada keluarga dan juga sebaliknya. Pasien dengan Liken Planus akan
terganggu aktivitasnya oleh keluhan gatal terlebih lagi pasien merupakan tulang punggung
keluarganya karena suami tidak bekerja. Oleh karena itu, perlunya menangani keluhan
pasien bertujuan untuk dapat memperbaiki aktivitas pasien.

Kunjungan Rumah Pertama


Tanggal 19 April 2017

10
Family Genogram
Keluarga Ny. Mulyati

Ny.D
Tn.J

Tn.S/64thNy.M/63th Tn.T/624thNy. Z/60th Tn.F/59thNy.W/58th

Keterangan:
45th /Buruh
47th/Ibu Rumah Tannga44th/IRT 43th/ 41th/IRT
: Pasien
Petani

: Tinggal satu rumah

: Laki-Laki

: Wanita

Family Apgar

No Pertanyaan Sering Kadang- Jarang


. kadang
1. Saya puas karena saya dapat
bercerita kepada keluarga saat saya
memiliki masalah
2. Saya puas dengan cara keluarga
bermusyawarah untuk memecahkan

masalah
3. Saya puas karena diberikan
kesempatan bertumbuh sesuai arah

11
kehidupan yang saya inginkan
4. Saya puas dengan kasih sayang
yang terjalin di antara keluarga saya

5. Saya puas dengan keluarga
membagi antara waktu pribadi dan

waktu bersama
Penilaian nilai total:
8-10 : Fungsi keluarga baik (Highly Functional Family)
4-7 : Fungsi keluarga kurang baik (Moderately Functional Family)
0-3 : Fungsi keluarga tidak fungsional (Severely Disfuctional Family)

Skor Family APGAR = 8Fungsi keluargabaik (highly Functional Family)

Family SCREEM

Social Keluarga tersebut bersosialisasi dengan lingkungan dengan baik.


Cultural (-)
Religion (-)
Economic Kehidupan didalam keluarga pasien bergantung pada penghasilan
pasien yang dulunya bekerja sebagai buruh pabrik dengan
penghasilan sebesar Rp.500.000-700.000/bulan, kemudian sekarang
pasien bekerja sebagai penjual gorengan dengan penghasilan
sebesar Rp.100.000-200.000/bulan.
Education Pasien merupakan lulusan SMP dengan tingkat pengetahuan
kesehatan yang agak rendah
Medical Pasien lebih suka mengonsumsi jamu-jamuan

Bentuk Keluarga: keluarga inti


Tahapan Keluarga (sesuai DUVAL):tahap VII

Mandala of Health

12
Life Style

Pasien sering terpapar


bahan pewarna tekstil dan
pasien suka makan
makanan asin

Family
Psycho, socio, economic
Personal behavior environment
Suami mendukung penuh
Pasien melakukan kesehatan pasien Faktor ekonomi keluarga
menengah kebawah
pekerjaan rumah tangga Anak-anak pasien
sehari-hari dan berjualan
tidak memahami
- Pasien khawatir keluhannya
gorengan meluas dan mengganggu
pasien aktivitas pekerjaan
Sick Care System
Pasien Work
Jarak rumah ke puskesmas 1 km
Pasien takut mengonsumsi obat karena Wanita, 65 tahun Pasien bekerja sebagai
takut berakibat buruk terhadap ginjalnya Bekerja buruh pabrik tekstil dan buruh pabrik selama 25
sekarang berjualan gorengan tahun dan sering terpapar
bahan kimia
Human Biology

Pasien memiliki Physical Environment


riwayat keluarga
dengan DM tipe II dan Persepsi yang salah dari masyarakat
HT yaitu ayah tentang lebih baik mengonsumsi
kandungnya jamu daripada obat dalam jangka
panjang

Dx Subyektif Obyektif Planning / Intervensi


Holistik
Aksis 1 Alasan Pasien merasa Menjelaskan tentang
Kedatangan: terganggu dengan penyakit yang diderita
Gatal pada rasa gatal yang pasien yaitu Liken Planus
kaki kanan dialaminya, pasien meliputi faktor penyebab,
sempat berobat ke gejala yang ditimbulkan,
Persepsi dokter kulit namun penatalaksanaann,
pasien: pasien tidak patuh prognosis dan
Pasien pengobatan sehingga komplikasinya.
mengira rasa gatal masih
menetap kemudian
bahwa
pasien berobat ke
penyakitnya
Puskesmas

13
tersebut Kendalsari
karena
terkena zat
pewarna
tekstil.

Harapan
pasien :
Pasien ingin
mendapatkan
pengobatan
yang tepat
karena gatal
yang
dirasakan
sangat
mengganggu
aktivitasnya

Kekhawatiran:
Pasien
khawatir
penyakitnya
semakin
meluas dan
sehingga sulit
tidur dan sulit
beraktivitas
lagi.

Upaya
:
Berobat ke
Puskesmas
Kendalsari

Aksis 2 Liken Planus Papul eritematosa Pemberian pengobatan


polygonal terhadap liken planus
Hipertensi st. I keunguan jumlah dan hipertensi pasien
multipel, batas Edukasi gaya hidup
Presbikusis tegas, bentuk
ireguler, ukuran
bervariasi.
Kulit kering
Pendengaran
menurun
Aksis 3 Tidak bisa Pasien mengira Memberikan edukasi
beraktivitas bahwa gatalnya kepada pasien
dan sulit karena pernah mengenai liken planus
tidur dan cara melindungi diri

14
Kebiasaan tertumpah zat Konseling untuk
tidak pewarna tekstil memperbaiki gaya hidup
memakai Saat bekerja dengan dengan menghindari
pelindung bahan pewarna kontak bahan-bahan
saat dulu tekstil tidak kimia
bekerja di menggunakan
pabrik tekstil
pelindung
Kebiasaan
makan
makanan
asin

Aksis 4 Faktor Pasien tidak pernah Mengedukasi pasien


pengeta mengetahui untuk kontrol 7 hari
huan penyakit yang bisa lagi ke puskesmas
kesehat muncul akibat untuk melihat
an yang terpapar zat kima perkembangan
rendah. secara terus- keluhan pasien,
menerus apakah keluhan
berkurang atau tidak,
apakah memerlukan
rujukan atau tidak.

Family coping score :5 (Full participan, independent)

Lampiran:

Karakteristik Rumah dan Lingkungan

Luas rumah: 4x8m2

Jumlah orang dalam satu rumah: 2 orang

Luas halaman rumah: 3 m2

Lantai rumah dari: keramik

Dinding rumah dari: tembok

Penerangan di dalam rumah


Jendela: ada; Jumlah: 2buah di ruang tamu depan; 1buah di tiap kamar tidur
Listrik: ada

15
Ventilasi
Kelembapan rumah : agak lembab dibagian ruang kamar tidur
Bantuan ventilasi di dalam rumah: ada, cukup

Kebersihan di dalam rumah: cukup bersih

Tata letak barang dalam rumah: cukup teratur

Sumber air
Air minum dari:PAM
Air cuci dan masak dari: PAM
Jarak sumber air dari septic tank: -

Kamar Mandi Keluarga: ada dalam rumah


jumlah 1buah, ukuran 1,5x1m2

Jamban: Ada
Bentuk jamban : Jongkok tanpa pegangan

Tempat sampah:menggunakan tas kresek untuk menampung sampah sehari -


hari
Kesan kebersihan lingkungan pemukiman: cukup

Kendaraan: 1 sepeda

Denah rumah pasien

Kama G Keterangan :
Ruang Kamar r
u
Tamu Tidur
mand
d : Pintu
i
a 8
n :
g
Dapu Jendela
r

4m

16
Foto Bersama Pasien

Foto 2. Halaman rumah


Foto 1. Lesi pasien pasien

Gambar 4. Ruang Tamu rumah pasien

17
Gambar 3. Bersama pasien dan
suami pasien

Gambar 6. Foto gang masuk rumah


pasien
DAFTAR PUSTAKA

1. Usatine RP, Tinitigan M. Diagnosis and treatment of lichen planus. Am Fam


Physician. 2011;84(1):53-60.
2. Leffell DJ, Wolff K. Lichen planus. In: Goldsmith LA, Katz SI, Gilchrest BA,
Paller AS, editors. Fitzpatrick's dermatology in general medicine. 8 ed. New
York: McGraw Hill; 2012. p. 442-65.

18
3. Breathnach SM. Lichen planus and lichenoid disorders. In: Burns T,
Breathnach S, Cox N, ths CG, editors. Rooks textbook of dermatology. 8 ed.
UK: Blackwell Publishing; 2010. p. 1-18.
4. Laurence Le Cleach, M.D., and Olivier Chosidow, M.D., Ph.D. Lichen
Planus. N Engl J Med. 2012: 366(8):723-32
5. Asch S, Goldenberg G. Systemic treatment of cutaneous lichen planus: An
update. Cutis. 2011;87:129-34.

19

You might also like