You are on page 1of 20

BAB II

PEMBAHASAN

A. INKUBATOR BAYI
1. Pengertian
Inkubator adalah alat yang dipanasi dengan aliran listrik pada suhu
tertentu yang dipakai untuk mengerami telur, mikroba dan
menghangatkan bayi yang lahir prematur atau BBLR. Alat ini dilengkapi
dengan tombol pengatur suhu, waktu, untuk memudahkan pengaturan
suhu yang dikehendaki.

Inkubator

Inkubator bayi adalah alat yang digunakan untuk mempertahankan


kondisi lingkungan yang cocok untuk bayi yang baru lahir, terutama pada
kelahiran prematur. Inkubator bayi pertama kali dikembangkan pada
pertengahan abad ke 19, berdasarkan inkubator yang digunakan untuk
menetaskan telur ayam. Dr. Stephane Tarnier adalah seorang dokter
berkebangsaan Perancis yang dikenal sebagai bapak inkubator, setelah
berhasil membuat inkubator pertama yang digunakan untuk menjaga bayi
di rumah sakit bersalin di Paris tetap hangat. Metode yang dikembangkan
oleh Dr. Stephane Tarnier ini adalah metode penghangatan tertutup yang
pertama di dunia.
Pada tahun 1931 Dr. A. Robert Bauer MD di rumah sakit Henry Ford di
Detroit, berhasil menggabungkan panas, kelembaban, kemudahan
perawatan dan kemudahan aksebilitas pada inkubator.

3
Inkubator bayi merupakan salah satu metode dan sarana yang
berfungsi untuk menunjang keadaan bayi yang baru lahir, sehingga
diharapkan setiap instansi kesehatan yang berhubungan dengan proses
persalinan ibu hamil dapat memiliki inkubator bayi.
Saat ini inkubator bayi yang beredar dan dijual di pasaran dapat
dikelompokkan menjadi dua jenis yaitu :
a. Inkubator bayi sederhana
Inkubator bayi sederhana merupakan inkubator yang banyak
digunakan oleh instansi kesehatan kelas menengah ke bawah.
Inkubator ini biasanya hanya terdiri dari box (kotak tempat bayi),
penghangat dan alat ukur suhu ruang.

b. Inkubator bayi digital


Inkubator jenis ini merupakan pengembangan dari inkubator bayi
sederhana. Inkubator ini telah dilengkapi fasilitas tambahan yang
dapat mengoptimalkan fungsi inkubator dalam menunjang keadaan
bayi baru lahir. Dengan banyaknya fasilitas barunya, membuat
inkubator bayi digital ini menjadi mahal. Itulah sebabnya di
Indonesia sendiri penyebaran inkubator ini masih belum merata.

2. Prinsip Dasar Inkubator


Definisi kedokteran tentang prematur adalah bayi yang dilahirkan
dalam usia kurang dari 36 minggu. Semua bayi prematur membutuhkan
terapi khusus tapi dengan ruangan perawatan khusus. Karena bayi
prematur belum siap hidup dan menyesuaikan diri diluar rahim dan
mungkin dapat mengalami gangguan hidup seperti:
a. Pernafasan - Karena paru-paru belum sempurna, kebanyakan
bayi prematur mengalami kesulitan bernafas, disebut sindrom gawat
nafas (respiration distress syndrome, RDS)

4
b. Sistem imun - Sistem imun (kekebalan) yang belum berkembang
dan tubuh yang terlalu lemah untuk mempertahankan dirinya dengan
baik, berarti resiko lebih besar mengalami infeksi.
c. Pencernaan Lambung bayi prematur kecil dan sensitif. Ia
belum mampu menyimpan makanan sehingga cenderung mudah
muntah. Sistem pencernaan yang belum sempurna mempersulit
pencernaan protein essensial sehingga harus diberikan dalam bentuk
tercerna sebagian.
d. Pengaturan suhu - pengontrolan suhu pada bayi prematur tidak
efisien. Ia cenderung terlalu dingin atau terlalu panas. Ia tidak
memiliki penyekat panas seperti bayi cukup bulan, karena
kekurangan lemak tubuh.
e. Refleks Perkembangan refleks yang belum sempurna,
khususnya refleks menghisap, menimbulkan kesulitan makan. Bayi
prematur biasanya memerlukan selang makan.

3. Fungsi Inkubator Bayi


Perawatan bayi pada saat setelah proses kelahiran merupakan hal
yang sangat penting. Bayi yang baru lahir mempunyai tingkat sensitivitas
yang tinggi terhadap lingkungan disekitarnya apalagi dengan suhu udara
di sekitarnya.

5
Bayi yang baru lahir dianjurkan untuk segera dihanduki sampai bersih
lalu diselimuti sampai hangat sebelum dimandikan atau ditimbang.
Perawatan bayi baru lahir dalam hal menjaga kehangatan tubuh bayi
dianjurkan menggunakan metode kangguru, yaitu bayi dalam pelukan
sang ibu kulit bayi menempel pada kulit ibu layaknya hewan kangguru.
Akan tetapi tidak semua kondisi sang ibu dapat menerapkan metode ini.
Hal ini disebabkan oleh kondisi sang ibu yang kadang kala masih tidak
sadarkan diri atau masih terbaring lemas setelah proses kelahirannya.
Maka ditemukanlah sebuah alat untuk menjaga kondisi tubuh bayi yaitu
inkubator bayi.
Sebagaimana yang kita ketahui bersama, fungsi utama dari
inkubator adalah mempertahankan kehidupan bayi prematur dengan
menjaga suhu tubuh bayi tetap hangat seperti di dalam rahim ibunya.
Untuk itu, hal yang paling utama adalah memenuhi standar keamanan
inkubator secara maksimal, menjaga keselamatan bayi dan memenuhi
kebutuhan utama bayi prematur.
Selain berfungsi sebagai penghangat, inkubator juga berfungsi
melindungi bayi dari bahaya infeksi. Di tempat ini tersedia juga alat
penyinaran sinar biru bagi bayi prematur yang mengalami peningkatan
kadar bilirubin dalam darahnya seagai akibat hati bayi yang belum
bekerja sempurna.
Bayi prematur juga mendapat bantuan pernafasan dalam bentuk
bantuan oksigen dalam jumlah tertentu. Hal ini pun harus dilakukan
dengan hati-hati, sebab keseimbangan jumlah oksigen pada bayi prematur
harus diperhatikan benar. Bila jumlah oksigen pada bayi prematur terlalu
sedikit, jumlah karbondioksidanya akan meningkat. Akibatnya, pembuluh
daran di otak akan melebar, bahkan bisa pecah dan mengakibatkan
pendarahan di otak. Sebaliknya bila oksigen terlalu banyak, maka
pembuluh-pembuluh dara bisa menyempit dan mengakibatkan sel-sel
tubuh bayi kurang mendapat makanan.

4. Prinsip Kerja Inkubator Bayi

6
Secara garis besar rancangan inkubator terdiri dari dua bagian utama,
yaitu:
a. Pemanas
Pemanas adalah alat yang digunakan untuk mengubah besaran listrik
menjadi besaran kalor (panas). Pemanas pada inkubator
menggunakan elemen pemanas setrika yang terbuat dari kawat
nikelin yang berupa lilitan sederhana yang terungkus lapisan
pembungkus. Pemanas ini dipilih karena harganya murah dan mudah
didapatkan. Selain itu elemen pemanas juga dapat menghasilkan
panas yang tinggi dalam waktu singkat jika dibandingkan dengan
lampu pijar, karena lampu pijar hanya 90 persen dari keseluruhan
energi yang berubah menjadi panas, sedangkan 10 persen berubah
menjadi cahaya. Sumber tegangan ini berasal dari tegangan AC 220V.
b. Tempat penghangatan bayi
Tempat penghangatan bayi ini bibentuk seperti aquarium dengan
bagian atas yang tertutup, berbahan dasar acrylic, dan kerangka kotak
yang terbuat dari aluminium. Sedangkan bagian bawah kotak yang
berfungsi sebagai tempat penyimpanan rangkaian pemanas dan
rangkaian pengendali, terbuat dari triplek dan kayu yang dilapisi
aluminium foil.

Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pembuatan tempat


penghangatan bayi ini adalah sebagai berikut.
a. Suhu dan kelembaban
Di udara terdapat uap air yang berasal dari penguapan samudera
(sumber utama). Sumber lainnya berasal dari danau-danau, sungai,
tumbuh-tumbuhan dan lain sebagainya. Ada dua macam kelembaban
udara, yaitu kelembaban udara absolut dan kelembaban udara relatif.

Kelembaban udara absolut merupakan banyaknya uap air yang


terdapat di udara pada suatu tempat dan kelembaban udara relatif
adalah perbandingan jumlah uap air dalam udara (kelembaban
absolut) dengan kapasitas udara untuk menampung uap air dalam
suhu yang sama.
Relative Humidity (RH) secara umum mampu mewakili
pengertian kelembaban. Untuk mencari nilai RH, pertama harus

7
diketahui Absolute Humidity. Kapasitas udara untuk menampung uap
air berbanding lurus dengan suhu udara, semakin tinggi suhu udara
semakin besar juga kapasitas udara untuk menampung uap air. Hal
inilah yang menyebabkan semakin tinggi suhu udara maka semakin
kecil kelembaban udara. Pembacaan 100 persen RH berarti udara
telah saturasi (seluruh kapasitas udara untuk menampung uap air
telah penuh).
b. Sirkulasi udara dan pemerataan penyebaran panas
Kotak inkubator yang dibuat harus memiliki saluran sirkulasi
udara panas yang merata di setiap sisinya, sehingga penyebaran
panas dari ruang pemanas menuju ke dalam ruang utama inkubator
dapat merata.
Pembuatan ventilasi udara yang tepat juga dibutuhkan pada
kotak inkubator yang dibuat, sehingga dapat terjadi sirkulasi udara
panas di dalam inkubator dengan udara di luar inkubator serta
menjadi saluran masuknya oksigen ke dalam inkubator.
Prinsip kerja dari inkubator bayi ini pada dasarnya bertujuan
untuk mengendalikan suhu dan kelembaban agar sesuai dengan
kondisi yang dibutuhkan oleh bayi baru lahir prematur.
Udara masuk melewati lubang inlet, yang terletak pada sisi
samping pada ruang peralatan, udara ini kemudian dipanaskan oleh
heater (filament) untuk kemudian disirkulasikan ke dalam box bayi,
bersama dengan uap air. Uap air ini dihasilkan oleh reservoir air yang
terdapat pada sisi dasar ruang peralatan.
Adapun jumlah uap air ini ditingkatkan oleh adanya hembusan dari
fan (kipas) yang terletak di samping reservoir air. Setelah melalui box
bayi, sirkulasi udara kemudian dikeluarkan melalui lubang-lubang
keluaran yang terdapat pada dasar sisi box bayi. Untuk memperlancar
proses sirkulasi ini, maka dibutuhkan fan yang fungsinya menarik
udara panas dan uap air dari ruang bayi, keluar melalui lubang-
lubang keluaran yang terletak pada sisi samping ruang peralatan.
Adapun untuk mengarahkan aliran udara dan uap air menuju keluar,
maka dirancanglah duct. Dalam duct inilah fan ditempatkan.

8
B. SUCTION PUMP
1. Pengertian
Pengisapan lendir (Suction) merupakan tindakan keperawatan yang
dilakukan pada klien yang tidak mampu mengeluarkan sekret atau lendir
secara mandiri dengan menggunakan alat pengisap.
Nama lain dari Suction Pump adalah:
- Vacum regulator
- Suction contrrollers
- Slym zuiger
- Alat hisap

Suction pump
Komponen alat:
- Motor
- Botol penampung cairan
- Selang
- Suction regulator
- Manometer
- Over Flow Protection / Pelampung (pengaman cairan lebih)
- Foot switch

2. Tujuan
1. Membersihkan jalan nafas
2. Memenuhi kebutuhan oksigenasi

9
3. Fungsi
Suction Pump adalah suatu alat yang yang berfungsi untuk menghisap
cairan yang tidak dibutuhkan pada tubuh manusia. Dalam bidang
kebidanan, Suction Pump berfungsi untuk menghisap lendir pada bayi
baru lahir, terutama tindakan bayi dengan asfiksia.

4. Prinsip Kerja
Motor suction adalah sebuah motor listrik, biasanya hanya bekerja
pada satu tegangan, yaitu tegangan 110 V atau 220 V, Rpm 145, 50/60 Hz,
maka ketika pemilihan motor dilakukan itu harus sesuai dengan besarnya
tegangan yang ada yang didalam rangkaiannya dapat kita temukan sebuah
capasitor yang memiliki fungsi sebagai starting capasitor.
Penghisap pada bagian ini ada 2 jenis, yaitu:
a. Jenis Centrifugal Rotary yaitu penghisap terdiri dari: beberapa kipas
(pisau) yang berada dalam rumah penghisap dan dihubungkan dengan
motor (bagian yang berputar pada elektromotor). Pada rumah
penghisap bagian luar terdapat dua katup (lubang hisap dan lubang
tiup) serta lubang pembuangan oli. Oli merupakan pelumas dan
pendingin pada bagian kipas.
Manometer yaitu alat yang digunakan untuk mengetahui samapai
seberapa kuat penghisap bekerja. Skala 0-800 mmHg.
b. Jenis membrane, terdiri dari: Stang kedudukan, karet membran
kedudukan katup, katup hisap dan katup tekan, tutup/rumah penghisap
yang mempunyai katup/lubang hisap dan lubang tekan.

Kekuatan daya hisapnya dikontrol dengan menggunakan regulator, ini


biasanya diatur saat ssuction kita pakai untuk kondisi hisapan yang
berbeda-beda, ketika cairan terlalu kental maka regulator kita atur dengan
kemampuan hisap yang lebih besar sedang untuk kondisi cairan yang lebih
encer maka sebaliknya.
Botol vacum, fungsi dari botol vacum adalah untuk memberikan
kevakuman udara pada saat digunakan. Pada alat ada yang dapat berfungsi
hanya dengan satu buah botol, tetapi akan lebih baik jika menggunakan

10
dua botol, pada botol akan dilengkapi dengan tutup botol dan disana
terdapat dua lubang. Selain itu asesoris lain yang digunakan adalah
suction/slang untuk vacum yang besarnya disesuaikan dengan lubang proft
dan panjangnya disesuaikan antara jarak penghisap daan botol.
Suction pump banyak digunakan pada kegiatan operasi di ruang
bedah, yaitu untuk menghisap darah yang keluar dari pasien, sedangkan
diruang perawatan untuk menghisap lendir dalam mulut dan tenggorokan.
Hal yang perlu diperhatikan:
- Tegangan
- Daya hisap maksimum
- Pembacaan meter
- Botol penampung
- Over Flow Protection
- Seal penutup botol
- Lakukan pemeliharaan sesuai jadwal
- Lakukan pengujian daan kalibrasi 1 tahun sekali.

C. INFANT WARMER
1. Pengertian
Infant berarti bayi dan warmer berarti penghangat. Maka infant
warmer secara bahasa diartikan alat untuk menghangatkan bayi.
Infant Warmers adalah tempat tidur dengan penghangat yang ada di
atasnya sehingga bayi dapat terhindar dari hipotermi.
Komponen utama dari infant warmer yaitu heater (penghangat)
dan kontrol suhu. Penghangat pada infant warmer menggunakan
elemen kering yang diletakkan di atas bayi yang suhunya dapat diatur
sesuai kebutuhan. Radiasi panas yang mengenai bayi suhunya antara
35-37C.
Pada kontrol suhu juga terdapat sensor yang diletakkan pada bed bayi
yang berfungsi menyensor suhu tubuh bayi. Sensor ini juga berfungsi
mengontrol kerja heater agar tidak terjadi over heat.

11
2. Tujuan
Dengan adanya panas (penghangat) yang dihasilkan oleh infant
warmer, maka bayi yang lahir tidak normal dikarenakan suhu tubuh
yang kurang stabil dapat dikondisikan sesuai kebutuhan. Jika suhu
bayi sudah stabil dan normal, maka bayi akan dipindah ke bed biasa.

3. Fungsi
a. Mengeringkan tubuh bayi setelah lahir
b. Tempat perlindungan bayi bagi yang lahir dini (prematur).
c. Sebagai tempat singgah sementara untuk menstabilkan suhu
tubuh bayi yang lahir mengalami hipotermia.

4. Prinsip Kerja Infant Warmer


a. Hubungkan kabel power kejala-kala PLN.
b. Tekan Switch ON pada pesawat maka power indikator akan
menyala.
c. Pilih mode skin untuk pemilihan mode penghangat.
d. Seting suhu 37 Cdan seting timer sesuai kebutuhan. Tunggulah
sampai display suhu bawah (Real Temperature) sama dengan
suhu atas (Seted Temperatur). Setelah sama barulah letakkan bayi.
e. Apabila waktu telah habis maka buzzer akan berbunyi.

Pemeliharaan:
a. Periksa dan bersihkan bagian-bagian alat.
b. Periksa kondisi lampu elemen pemanas, ganti bila perlu.
c. Periksa fungsi indikator alarm dan timer.
d. Periksa konektor sensor suhu, kabel konektor lain dan kabel power.
e. Periksa grounding pada alat untuk mencegah terjadinya arus bocor.

D. BUBBLE CPAP (Continuos Positive Airway Pressure)


1. Pengertian
Bubble CPAP adalah bentuk unik dari alat kesehatan CPAP Bayi
pada gelembung CPAP telah dilaporkan memiliki dinding dada
getaran mirip dengan Frekuensi Ventilasi Tinggi (HFV) dengan
efek gabungan dari Kelembaban optimal dan osilasi tekanan alami.
Continuos Positive Airway Pressure (CPAP) merupakan suatu alat
untuk mempertahankan tekanan positif pada saluran napas
neonatus selama pernafasan spontan, sehingga pertukaran oksigen
serta CO2 di paru-paru bayi berjalan baik. CPAP merupakan suatu

12
alat yang sederhana dan efektif untuk tatalaksana respiratory
distress pada neonatus. Alat ini biasanya digunakan pada bayi-bayi
yang mengalami gangguan pernafasan, seperti pada bayi prematur
dan bayi-bayi yang mengalami sesak nafas.

2. Tujuan
Untuk menyediakan metode perlindungan, aman dan efektif
dukungan pernapasan secara spontan pada pernapasan neonatus.
3. Fungsi
Penggunaan CPAP yang benar terbukti dapat menurunkan
kesulitan bernafas, mengurangi ketergantungan terhadap oksigen,
membantu memperbaiki dan mempertahankan kapasitas residual
paru, mencegah obstruksi saluran nafas bagian atas, dan mencegah
kollaps paru, mengurangi apneu, bradikardia, dan episode sianotik,
serta mengurangi kebutuhan untuk dirawat di Ruangan intensif.
Beberapa efek fisiologis dari CPAP antara lain:
a. Mencegah kolapsnya alveoli paru dan atelektasis.
b. Mendapatkan volume yang lebih baik dengan meningkatkan
kapasitas residu fungsional.
c. Memberikan kesesuaian perfusi, ventilasi yang lebih baik
dengan menurunkan pirau intrapulmonar.
d. Mempertahankan surfaktan.
e. Mempertahankan jalan nafas dan meningkatkan diameternya.
f. Mempertahankan diafragma.

4. Cara Penggunaan
a. Ukur kepala bayi dalam centimeter.
b. Pilih ukuran tutup kepala yang sesuai. Tutup kepala harus
menutup secara pas.
c. Pasangkan tutup kepala kepada bayi sampai menutup telinga
dan bagian belakangnya menyentuh leher. Tutup kepala bagian
depan harus diatas atau tepat di alis.
d. Gunakan petunjuk ukuran prong untuk menentukan prong
yang sesuai. Prong harus masuk ke lubang hidung tanpa
menarik kulit.
e. Pilih panjang yang tepat untuk selang hidung (nasal tubing).
f. Posisi selang hidung harus pararel dengan wajah bayi. Jika
perlu, lepaskan strip pada foam untuk menyesuaikan
ketinggian selang hidung.

13
g. Pasangkan prong pada selang hidung dengan memberi sedikit
tekanan pada kedua sisi prong. Lalu tekan sampai prong
terkunci ke selang hidung.
h. Pasangkan selang nafas (sirkuit) pada selang hidung sesuai
dengan warnanya: biru ke biru, putih ke putih. Pastikan aliran
gas telah di set dan dinyalakan sebelum disambungkan ke bayi.
Aliran gas disarankan 6-8 liter/menit.
i. Bersihkan lendir-lendir sebelum memasukkan nasal prong.
Masukkan nasal prong ke hidung bayi dan atur sampai foam
duduk di atas Velcro strap di kening bayi.
j. Sisakan jarak sedikitnya 2mm antara prong dan lubang hidung.
k. Pastikan posisi foam tepat di Velcro strep biru di tutup kepala.
Pasangkan strap mengelilingi foam dan kencangkan supaya
selang tidak kendur.
l. Pasangkan klip yang terletak di sisi tutup kepala ke glider.
Tarik kedua strap bersamaan sampai glider menekuk sedikit.
Rekatkan ujung strap pada Velcro di kedua sisi tutup kepala.
m. Selang nafas harus diposisikan di bawah level selang hidung
untuk menghindari kondensasi. Penggunaan alat tunjang
selang tidak disarankan karena mengganggu ruang gerak
kepala bayi.
n. Pastikan berat selang nafas ditunjang untuk mengurangi
tekanan pada selang hidung. Kepala bayi sebaiknya tidak
terganggu oleh posisi selang.
o. Dalam inkubator, disarankan selang nafas keluar lewat celah
sisi.
p. Apabila bagian kepala dari ranjang perlu dinaikkan, posisi bayi
perlu ditunjang untuk menghindari menurunnya suhu tubuh
dan terlepasnya prong.

E. VENTILATOR
1. Pengertian
Suatu alat (mesin) yang dapat memompa dan mengatur aliran
udara ke dalam saluran napas melalui pipa (endotracheal tube)

14
yang dimasukkan ke dalam saluran napas. Alat ini biasanya
digunakan pada bayi-bayi yang mengalami gangguan napas berat
atau henti napas (apnue), atau keadaan-keadaan maupun penyakit-
penyakit tertentu yang potensial menimbulkan gagal napas.
Gawat napas pada neonatus (bayi baru lahir) merupakan salah
satu penyebab paling sering untuk perawatan di NICU. Keadaan ini
dapat disebabkan oleh aspirasi mekonium (masuknya cairan
ketuban yang bercampur mekonium ke dalam paru-paru bayi),
penyakit membrane hialin (gangguan pengembangan paru-paru
terutama pada bayi prematur), pneumonia neonatal (radang paru-
paru) dan penyakit jantung bawaan yang berat. Kondisi-kondisi
lain yang membutuhkan perawatan di NICU, antara lain: sepsis
(infeksi berat), perdarahan intrakranial, kejang dan bayi berat lahir
sangat rendah (kurang dari 1.000 gram).

2. Fungsi
a. Mengurangi kerja pernapasan.
b. Meningkatkan tingkat kenyamanan pasien.
c. Pemberian MV yang akurat.
d. Mengatasi ketidakseimbangan ventilasi dan perfusi.
e. Menjamin hantaran O2 ke jaringan adekuat.

3. Cara Pengunaan
a. Set WORKING PRESSURE
b. Set mode MAN
c. Set Mixer O2
d. Set LOWER ALARM LIMIT dan UPPER ALARM LIMIT O2
CONC.%
e. Set parameter
f. Set Katup Manual Ventilation pada MAN
g. Set PEEP
h. Set skala INFANTS/ADULTS
i. Sambungkan ke pasien
j. Set LOWER ALARM LIMIT dan UPPER ALARM LIMIT
untuk EXPIRED MINUTE VOLUME

15
Ventilator
F. VITAL SIGN MONITOR (Monitor Tanda-Tanda Vital)
1. Pengertian
Vital sign monitor adalah suatu alat yang digunakan untuk memonitor
vital sign pasien, berupa detak jantung, nadi, tekanan darah,
temperature bentuk pulse jantung secara terus-menerus (Jevon &
Ewens, 2009).
2. Fungsi
a. Tekanan Sistolik menunjukkan puncak tekanan darah,
memberikan gambaran kondisi pompa jantung

16
b. Tekanan Diastolik menunjukkan tekanan darah terendah,
memberikan kondisi waktu istirahat dari jantung
c. Untuk mendapatkan gambaran kondisi pembuluh darah dan organ
seperti otak dan ginjal
d. Untuk menghitung angka MAP (mean atrial pressure) yang
menunjukkan kondisi perfusi darah ke organ dan jaringan
e. Mengevaluasi sebaik apa kerja paru-paru dalam menyuplai oksigen
melalui darah ke seluruh tubuh dalam kondisi yang berbeda
(istirahat, sedang sakit, dalam pengaruh obat, dll.)
f. Mengevaluasi oksigenisasi dan saturasi (kelarutannya) dalam
hemoglobin
g. Memantau kemampuan badan dalam menyimpan dan melepas
panas tubuh
h. Mendeteksi suhu tubuh yang abnormal; rendah atau tinggi
i. Memonitor efektifitas dari pengobatan yang diberikan.

3. Prosedur pemasangan vital sign monitor


a. Lepaskan penutup debu
b. Siapkan aksesoris dan pasang sesuai kebutuhan
c. Hubungkan alat ke terminal listrik (terminal pembumian)
d. Hubungkan alat ke catu daya
e. Hidupkan alat dengan menekan tombol ON/OFF
f. Set rentang nilai (range) untuk temperature, pulse dan alarm
g. Perhatikan protap pelayanan
h. Beritahukan keluarga pasien (orang tua/wali bayi) mengenai
tindakan yang akan dilakukan
i. Hubungkan patient cable, strap dan chest electrode ke pasien dan
pastikan sudah terhubung dengan baik
j. Lakukan monitoring
k. Lakukan pemantauan display terhadap heart rate, ECG wave,
pulse, temperature, saturasi oksigen, dan NiBP.

Setelah pengoperasian selesai matikan alat dengan menekan tombol


ON/OFF:
a. Lepaskan hubungan alat dari catu daya
b. Lepaskan hubungan alat dari terminal pembumian
c. Lepaskan patient cable, strap, chest electrode dan bersihkan
d. Pastikan bahwa bedside monitor dalam kondisi baik dan siap
difungsikan lagi
e. Pasang penutup debu.

17
Vital Sign Monitor

G. BLUE LIGHT
1. Pengertian
Blue Light Therapy atau Fototerapi merupakan terapi untuk mengatasi
keadaan hiperbilirubunemia dengan menggunakan sinar berenergi
tinggi yang mendekati kemampuan maksimal untuk menyerap
bilirubin.

2. Fungsi
Blue light therapy berfungsi untuk mengendalikan kadar bilirubin
serum agar tidak mencapai nilai yang dapat menimbulkan ensefalopati
bilirubin atau kernikterus.

3. Cara Penggunaan
a. Persiapan Lingkungan
Hangatkan ruangan tempat unit terapi sinar ditempatkan, bila perlu
sampai suhu di bawah lampu antara 38C sampai 30C.
b. Persiapan Alat
1) Jumlah bola lampu yang digunakan berkisar antara 6-8 buah,
terdiri dari biru (F20T12), cahaya biru khusus (F20T12/BB)
atau daylight fluorescent tubes.
2) Menggunakan panjang gelombang 425-475 nm.
3) Intensitas cahaya yang biasa digunakan adalah 6-12 mwatt/cm2
per nm.
4) Cahaya diberikan pada jarak 35-50 cm di atas bayi.

18
5) Nyalakan mesin dan pastikan semua tabung fluoresens berfungsi
dengan baik.
6) Ganti tabung/lampu fluoresens yang telah rusak atau berkelip-
kelip (flickering)
7) Catat tanggal penggantian tabung dan lama penggunaan tabung
tersebut.
8) Ganti tabung setelah 2000 jam penggunaan atau setelah 3 bulan,
walaupun tabung masih bisa berfungsi.
9) Gunakan linen putih pada basinet atau inkubator, dan tempatkan
tirai putih di sekitar daerah unit terapi sinar di tempatkan untuk
memantulkan cahaya sebanyak mungkin kepada bayi.

4. Prosedur Kerja
a. Tempatkan bayi di bawah sinar terapi sinar.
1) Bila berat bayi 2 kg atau lebih, tempatkan bayi dalam keadaan
telanjang pada basinet. Tempatkan bayi yang lebih kecil dalam
inkubator.
b. Tutupi mata bayi dengan penutup mata, pastikan lubang hidung
bayi tidak ikut tertutup.
c. Pastikan diit bayi tetap terpenuhi
d. Perhatikan selama menjalani terapi sinar, konsistensi tinja bayi bisa
menjadi lebih lembek dan berwarna kuning. Keadaan ini tidak
membutuhkan terapi khusus.
e. Ukur suhu bayi dan suhu udara di bawah sinar terapi sinar setiap 3
jam. Bila suhu bayi lebih dari 37,5C, sesuaikan suhu ruangan atau
untuk sementara pindahkan bayi dari unit terapi sinar sampai suhu
bayi antara 36,5C - 37,5C.

Setelah terapi sinar dihentikan:


a. Observasi bayi selama 24 jam dan ulangi pemeriksaan bilirubin
serum bila memungkinkan, atau perkirakan keparahan ikterus
menggunakan metode klinis.
b. Bila ikterus kembali ditemukan atau bilirubin serum berada di atas
nilai untuk memulai terapi sinar, ulangi terapi sinar seperti yang
telah dilakukan. Bila terapi sinar sudah tidak diperlukan lagi, bayi
bisa makan dengan baik dan tidak ada masalah lain selama
perawatan, pulangkan bayi.

19
Blue light

Proses penyinaran bayi dengan blue light atau fototerapi

20
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Teknologi Tepat Guna (TTG) merupakan teknologi yang telah
dikembangkan secara tradisional dan proses pengenalannya banyak
ditentukan oleh keadaan lingkungan dan mata pencaharian pokok masyarakat
setempat.
Sebelum menggunakan TTG, terlebih dahulu kita lakukan penerapan dari
TTG tersebut kepada masyarakat. Dengan adanya penerapan ini di harapkan
masyarakat berubah dan mengerti tentang manfaat TTG dan mampu
menggunakan TTG tersebut dengan sebaik mungkin. Sehingga penggunaan
dari TTG tersebut bermanfaat bagi masyarakat, yaitu dapat memenuhi
kebutuhan individu atau masyarakat karena kebutuhan masyarakat semakin
hari semakin meningkat.
Dalam pelayanan kebidanan untuk penangangan bayi baru lahir dan
balita, teknologi tepat guna yang biasa digunakan adalah Inkubator, Suction,
Infant Warmer, Bubble CPAP, Ventilator, Monitor TTV, dan Blue Light
(Fototerapi).

B. Saran
Teknologi tepat guna apabila dimanfaatkan dengan baik maka akan
memperoleh hasil yang bermanfaat untuk memenuhi kebutuhan masyarakat.
Terutama dalam pelayanan kebidanan, cara penggunaan alat-alat yang tepat
akan mempengaruhi efiensi dan efektifitas dalam bekerja.

21
DAFTAR PUSTAKA

http://fungsialatkesehatan.blogspot.co.id/2013/06/jenis-jenis-alat-kesehatan.html.
Diunduh pada tanggal 16 November 2016.

http://repository.unpad.ac.id/19131/1/CPAP.pdf. Diunduh pada tanggal 16


November 2016.

Nurlandi, Farida. 2010. Jurnal Tugas Akhir Desain Produk : Desain Inkubator
Bayi Dengan Kontrol Otomatis Yang Ekonomis Untuk Klinik Persalinan.
Surabaya : Institut Teknologi Sepuluh November.

Sakti, Irwan Paundra. Akhmad Hendriawan, ST, MT. Ir. Kemalasari, MT.
Bambang Sumantri, ST, M.Sc. Manajemen dan Sistem Monitoring
Inkubator Berbasis LAN. Surabaya : Politeknik Elektronika Negeri
Surabaya. Institute Teknologi Sepuluh November Surabaya.

22

You might also like