You are on page 1of 7

Pendahuluan

Protozoa merupakan organisme bersel tunggal yang sudah memiliki membran inti
(eukariota). Protozoa berukuran mikroskopis, yaitu sekitar 100 sampai 300 mikron. Bentuk
sel Protozoa sangat bervariasi ada yang tetap dan ada yang berubah-ubah. Protozoa
umumnya dapat bergerak aktif karena memiliki alat gerak berupa kaki semu (pseudopodia),
bulu cambuk (flagellum), bulu getar (cilia), namun ada juga yang tidak memiliki alat gerak.
Sebagian besar Protozoa hidup bebas di air tawar dan laut sebagai komponen biotik.
Beberapa jenis Protozoa hidup sebagai parasit pada hewan dan manusia. Protozoa hidup
secara heterotrop dengan memangsa bakteri,
protista lain, dan sampah organisme.
Ukuran protozoa beranekaragam, yaitu mulai kurang dari 10 mikron sampai ada yang
mencapai 6 mm, meskipun jarang. Diperairan, protozoa adalah penyusun zooplankton.
Makanan protozoa meliputi bakteri, jenis protista lain, atau detritus (materi organic dari
organisme mati). Protozoa hidup soliter atau berkoloni. Jika keadaan lingkungan kurang
menguntungkan, protozoa membungkus diri membentuk kista untuk mempertahankan diri.
Bila mendapat lingkungan yang sesuai hewan ini akan aktif lagi. Cara hidupnya ada yang
parasit, saprofit, dan ada yang hidup bebas (soliter).

Ciri-ciri bakteri
Protozoa adalah mikroorganisme menyerupai hewan yang merupakan salah satu filum dari
Kingdom Protista. Seluruh kegiatan hidupnya dilakukan oleh sel itu sendiri dengan
menggunakan organel-organel antara lain membran plasma, sitoplasma, dan mitokondria. Ciri-
ciri umum :

Organisme uniseluler (bersel tunggal)

Eukariotik (memiliki membran nukleus)

Hidup soliter (sendiri) atau berkoloni (kelompok)

Umumnya tidak dapat membuat makanan sendiri (heterotrof)

Hidup bebas, saprofit atau parasit

Dapat membentuk kista untuk bertahan hidup

Alat gerak berupa pseudopodia, silia, atau flagela[3]


Ciri-ciri protozoa sebagai hewan adalah gerakannya yang aktif dengan silia atau flagen, memili
membrane sel dari zat lipoprotein, dan bentuk tubuhnya ada yang bisa berubah-ubah. Adapun
yang bercirikan sebagai tumbuhan adalah ada jenis protozoa yang hidup autotrof. Ada yang bisa
berubah-ubah. Adapun yang mencirikan sebagai sebagai tumbuhan adalah ada jenis protozoa
yang hidup autotrof. Perkembangbiakan bakteri dan amuba Perkembangbiakan amuba dan
bakteri yang biasa dilakukan adalah dengan membela diri. Dalam kondisi yang sesuai mereka
mengadakan pembelahan secara setiap 15 menit. Peristiwa ini dimulai dengan pembelahan inti
sel atau bahan inti menjadi dua. Kemudian diikuti dengan pembelahan sitoplasmanya, menjadi
dua yang masing=masing menyelubungi inti selnya. Selanjutnya bagian tengah sitoplasma
menggenting diikuti dengan pemisahan sitoplasma. Akhirnya setelah sitoplasma telah benar-
benar terpisah, maka terbentuknya dua sel baru yang masing=masing mempunyai inti baru dan
sitoplasma yang baru pula. Pada amuba bila keadan kurang baik, misalnya udara terlalu dingin
atau panas atau kurang makan, maka amuba akan membentuk kista. Di
dalam kista amuba dapat membelah menjadi amuba-amuba baru yang lebih kecil. Bila
keadaan lingkungan telah baik kembali, maka dinding kista akan pecah dan amuba-amuba baru
tadi dapat keluar. Selanjutnya amuba ini akan tumbuh setelah sampai pada ukuran tertentu dia
akan membelah diri seperti semula.

Struktur bakteri protozoa


Taksonomi kingdom Protista adalah kumpulan organisme bersel tunggal
yang tidak masuk ke dalam kategori lain. Protista adalah kelompok organisme
yang terdiri dari protozoa, alga uniseluler, dan jamur lendir. Protozoa adalah
kelompok tertua makhluk hidup heterotrofik yang mengkonsumsi dan mengubah
partikel makanan yang kompleks menjadi energi. Meskipun protozoa hanya
terdiri dari satu sel, organisme ini berhasil melakukan semua tugas-tugas dasar
kehidupan.Taksonomi kingdom Protista adalah kumpulan organisme bersel
tunggal yang tidak masuk ke dalam kategori lain. Protista adalah kelompok
organisme yang terdiri dari protozoa, alga uniseluler, dan jamur lendir. Protozoa
adalah kelompok tertua makhluk hidup heterotrofik yang mengkonsumsi dan
mengubah partikel makanan yang kompleks menjadi energi. Meskipun protozoa
hanya terdiri dari satu sel, organisme ini berhasil melakukan semua tugas-tugas
dasar kehidupan. Flagelata memiliki flagella posterior tunggal yang mendorong
mereka maju dalam banyak cara yang sama sebagai motor kapal yang
menggunakan baling-baling nya. Alat gerak smuba oleh sitoplasma dengan
menggeser dalam tubuh mereka untuk membuat pseudopodia yang perlahan-
lahan menarik organisme bersama. Semua protozoa memiliki bahan kimia atau
indera sentuhan untuk mendeteksi anggota lain spesies mereka sendiri untuk
reproduksi seksual, tapi banyak bahan kimia ini belum dipelajari secara
rinci.Struktur sensorik telah diidentifikasi pada siliata. Kineties (ditemukan di
bawah permukaan membran sel di dasar masing-masing silia), yang disimpan
dalam formasi mirip sikat pada mulut, yang digunakan untuk mengenali mangsa.

Struktur sel pada protozoa

Pada umumnya struktur protozoa yaitu membrane sel, sitoplasma, vakuola makanan, vakuola
kontraktil (vakuola berdenyut), dan inti sel. Membran sel berfungsi sebagai pelindung serta
pengatur pertukaran makanan dan gas. Vakuola makanan berfungsi mencerna makanan.

Vakuola makanan terbentuk dari proses makan sel atau sel dengan cara menelan oleh setiap
bagian membrane sel atau melalui mulut sel. Zat-zat makanan hasil cernaan dalam vakuola
makanan masuk ke dalam sitoplasma secara difusi. Sedangkan sisa makanan dikeluarkan dari
vakuola ke luar sel melalui membrane plasma.

Vakuola kontraktil berfungsi untuk mengeluarkan sisa makanan berbentuk cair ke luar sel
melalui membrane sel serta mengatur kadar air dalam sel. Vakuola kontraktil merupakan
vakuola yang selalu mengembang dan mengempis. Sedangkan inti sel berfugsi sebagai
mengatur aktivitas sel
Sel Protozoa yang khas terbungkus oleh membran sitoplasma. Banyak yang dilengkapi
dengan lapisan luar sitoplasma, yaitu ektoplasma, yang dapat dibedakan dari sitoplasma
bagian dalam yaitu endoplasma. Kebanyakan struktur seluler terdapat di dalam endoplasma.

Setiap sel protozoa setidaknya mempunyai satu nukleus. Akan tetapi banyak protozoa
mempunyai nukleus bahu rangkap atau multiple nuclei disebagian besar siklus hidupnya.
Pada siliata terdapat satu makro nukleus besar dan satu nakleus kecil. Makro nukleus
mengawasi kegiatan metabolisme dan proses pertumbuhan serta proses regenerasi, sedangkan
mikronukleus mengendalikan kegiatan reproduksi.

Pelikel adalah lapisan yang meliputi membran sitoplasma sel. Pada beberapa spesies amoeba,
pelikel ini merupakan lapisan yang tipis dan tidak kompak. Pelikel siliata memiliki lapisan
yang tebal dan kadang kala mempunyai lekukan-lekukan dan struktur yang beragam. Banyak
protozoa membentuk struktur kerangka yang memberikan kekakuan kepada sel-selnya.
Lapisan penutup yang longgar ini yang ada disebelah luar pelikel dinamakan cangkang atau
cangkerang (shell). Cangkang ini terdiri dari bahan organik yang diperkuat dengan zat-zat
anorganik seperti kalsium karbonat atau silikat. Adanya pelikel adalah sebagai
penggantidinding sel yang berfungsi sebagai penutup merupakan salah satu ciri pembeda
yang utama dalam kelompok protista.

Struktur sel pada protozoa


Sebagian besar Protozoa uniseluler memiliki ukuran tubuh antara 2m-2.000m,
mudah dilihat di bawah mikroskop. Mereka bergerak di sekitar dengan cambuk
seperti ekor disebut flagela. Mereka sebelumnya jatuh di bawah keluarga
Protista. Lebih dari 30.000 jenis telah ditemukan.
Tubuh protozoa amat sederhana, yaitu terdiri dari satu sel tunggal (unisel).
Namun demikian, Protozoa merupakan system yang serba bisa. Semua tugas
tubuh dapat dilakukan oleh satu sel saja tanpa mengalami tumpang tindih.
Ukuaran tubuhnya antaran 3-1000 mikron. Bentuk tubuh macam-macam ada
yang sepertiBOLA , bulat memanjang (seperti sandal),fligel atau bersilia, bahkan
ada yang bentuknya tidak menentu serta adapula yang polimorfik (mempunyai
berbagai bentuk morfologi pada tingkat-tingkat yang berbeda pada daur
hidupnya) Juga ada memiliki fligel atau bersilia.

Reproduksi pada protozoa


Protozoa dapat bereproduksi secara aseksual ( tak kawin ) dan secara seksual ( kawin ). Berikut
penjelasan reproduksi secara aseksual dan seksual antara lain sebagai beikut:

Reproduksi Secara Aseksual Secara aseksual pada umumnya denga melakukan


pembelahan biner. Dari satu sel menjadi dua sel, dari dua sel menjadi empat sel, dan
seterusnya. Pembelahan biner diawali pada pembelahan inti atau kariokinesis dan kemudian
diikuti dengan pembelahan sitoplasma ( sitokinesis ).

Reproduksi Secara Seksual Secara seksual ialah dengan cara penyatuan gamet yang berbeda jenis
sehingga bisa menghasilkan zigot atau secara konjugasi ( penyatuan inti vegetatif sel ), namun ada
juga Protozoa yang tidak melakukan reproduksi secara seksual seperti Amoeba sp.
Faktor-faktor lingkungan Protozoa
1.Suhu

mikrobia dapat di bedakan dalam suhu minimum, optimum dan maksimum. Berdasarkan
atas perbedaan suhu pertumbuhannya dapat di bedakan mikrobia yang psikhrofil, mesofil,
dan Masing-masing mikrobia memerlukan suhu tertentu untuk hidupnya. Suhu pertumbuhan
suatu termofil. Untuk tujuan tertentu suatu mikrobia perlu di tentukan titik kematian termal
(thermal death point) dan waktu kematian termal (thermal death time)- nya.

Daya tahan terhadap suhu itu tidak sama bagi tiap-tiap spesies. Ada spesies yang mati
setelah mengalami pemanasan beberapa menit di dalam cairan medium pada suhu 60C,
sebaliknya ,bakteri yang membentuk spora seperti genus Bacillus dan Clostridium itu tetap
hidup setelah di panasi dengan uap 100C atau lebih selama kira-kira setengah jam. Untuk
sterilisali, maka syaratnya untuk membunuh setiap spesies untuk membunuh setiap spesies
bakteri ialah pemanasan selama 15 menit dengan tekanan 15 pound serta suhu 121C di
dalam autoklaf.

2. pH

Mikrobia dapat tumbuh baik pada daerah pH tertentu, misalnya untuk bakteri
pada pH 6,5 7,5; khamir pada pH 4,0 4,5 sedangkan jamur dan aktinomisetes
pada daerah pH yang luas. Setiap mikrobia mempunyai pH minimum, optimum
dan maksimum untuk pertumbuhanya. Berdasarkan atas perbedaan daerah pH
untuk pertumbuhanya dapat dibedakan mikrobia yang asidofil, mesofil ( neutrofil
) dan alkalofil. Untuk menahan perubahan dalam medium sering ditambahkan
larutan bufer. pH optimum pertumbuhan bagi kebanyakan bakteri antara 6,5 dan
7,5. Namun beberapa spesies dapat tumbuh dalam keaadaan sangat masam
atau sangat alkalin, bila bakteri di kuitivasi di dalam suatu medium yang mula-
mula disesuaikan pHnya misal 7 maka mungkin pH ini akan berubah sebagai
akibat adanya senyawasenyawa asam atau basa yang dihasilkan selama
pertumbuhannya. Pergesaran pH ini dapat sedemikian besar sehingga
mengahambat pertumbuhan seterusnya organisme itu. Pergeseran pH dapat
dapat dicegah dengan menggunakan larutan penyangga dalam medium, larutan
penyangga adalah senyawa atau pasangan senyawa yang dapat menahan
perubahan pH.
3. Kelembaban
Mikroorganisme mempunyai nilai kelembaban optimum. Pada umumnya untuk
pertumbuhan ragi dan bakteri diperlukan kelembaban yang tinggi diatas 85C,
sedangkan untuk jamur dan aktinomises diperlukan kelembaban yang rendah
dibawah 80C. Kadar air bebas didalam lautan (aw) merupakan nilai
perbandingan antara tekanan uap air larutan dengan tekanan uap air murni,
atau 1/100 dari kelembaban relatif. Nilai aw untuk bakteri pada umumnya
terletak diantara 0,90 0,999 sedangkan untuk bakteri halofilik mendekati 0,75.
Banyak mikroorganisme yang tahan hidup didalam keadaan kering untuk waktu
yang lama seperti dalam bentuk spora, konidia, arthrospora, klamidospora dan
kista. Seperti halnya dalam pembekuan, proses pengeringan protoplasma,
menyebabkan kegiatan metaobolisme terhenti. Pengeringan secara perlahan-
lahan menyebabkan perusakan sel akibat pengaruh tekanan osmosa dan
pengaruh lainnya dengan naiknya kadar zat terlarut.
4. Tekanan osmosis
Pada umumnya mikrobia terhambat pertumbuhannya di dalam larutan yang
hipertonis. Karena sel-sel mikrobia dapat mengalami plasmolisa. Didalam larutan
yang hipotonis sel mengalami plasmoptisa yang dapat di ikuti pecahnya sel.
Beberapa mikrobia dapat menyesuaikan diri terhadap tekanan osmose yang
tinggi; tergantung pada larutanya dapat dibedakan jasad osmofil dan halofil atau
halodurik. Medium yang paling cocok bagi kehidupan bakteri ialah medium yang
isotonik terhadap isi sel bakteri. Jika bakteri di tempatkan di dalam suatu larutan
yang hipertonik terhadap isi sel, maka bakteri akan mengalami plasmolisis.
Larutan garam atau larutan gula yang agak pekat mudah benar menyebabkan
terjadinya plasmolisis ini. Sebaliknya, bakteri yang ditempatkan di dalam air
suling akan kemasukan air sehingga dapat menyebabkan pecahnya bakteri,
dengan kata lain, bakteri dapat mengalami plasmoptisis. Berdasarkan inilah
maka pembuatan suspense bakteri dengan menggunakan air murni itu tidak
kena, yang digunakan seharusnyalah medium cair.
6. Senyawa toksik
Ion-ion logam berat seperti Hg, Ag, Cu, Au, Zn, Li, dan Pb. Walaupun pada kadar
sangat rendah akan bersifat toksis terhadap mikroorganisme karena ion-ion
logam berat dapat bereaksi dengan gugusan senyawa sel. Daya bunuh logam
berat pada kadar rendah disebut daya ologodinamik. Anion seperti sulfat
tartratklorida, nitrat dan benzoat mempengaruhi kegiatan fisiologi
mikroorganisme. Karena adanya perbedaan sifat fisiologi yang besar pada
masing-masing mikroorganisme maka sifat meracun dari anion tadi juga
berbeda-beda. Sifat meracun alakali juga berbeda-beda, tergantung pada jenis
logamnya. Ada beberapa senyawa asam organik seperti asam benzoat, asetat
dan sorbet dapat digunakan sebagai zat pengawet didalam industry bahan
makanan. Sifat meracun ini bukan disebabkan karena nilai pH, tetapi merupakan
akibat langsung dari molekul asam organik tersebut terhadap gugusan didalam
sel.
7. Tegangan Muka
Tegangan muka mempengaruhi cairan sehingga permukaannya akan
menyerupai membran yang elastis, sehingga dapat mempengaruhi kehidupan
mikroorganisme. Protoplasma mikroorganisme terdapat didalam sel yang
dilindungi dinding sel. Dengan adanya perubahan bahan pada tegangan muka
dinding sel, akan mempengaruhi permukaan protoplasma, yang akibatnya dapat
mempengaruhi pertumbuhan dan perubahan bentuk morfologinya. Bakteri yang
hidup didalam alat pencernaan dapat berkembangbiak didalam medium yang
mempunyai tegangan permukaan relatif rendah. Tetapi kebanyakan lebih
menyukai tegangan permukaan yang relatif tinggi.
8. Tekanan Hodrostatik dan Mekanik
Beberapa jenis mikroorganisme dapat hidup didalam samudra pasifik dengan
tekanan lebih dari 1208 kg tiap cm persegi, dan kelompok ini disebut barofilik.
Selain itu tekanan yang tinggi akan menyebabkan meningkatnya beberapa
reaksi kimia, sedang tekanan diatas 7500 kg tiap cm persegi dapat
menyebabkan denaturasi protein. Perubahan-perubahan ini mempengaruhi
proses biologi sel jasad hidup.
9. Kebasahan dan kekeringan
Bakteri sebenarnya mahluk yang suka akan keadaan basah, bahkan dapat hidup
di dalam air. Hanya di dalam air yang tertutup mereka tak dapat hidup subur; hal
ini di sebabkan karena kurangnya udara bagi mereka. Tanah yang cukup basah
baiklah bagi kehidupan bakteri. Banyak bakteri menemui ajalnya, jika kena udara
kering. Meningococcus, yaitu bakteri yang menyebabkan meningitis, itu mati
dalam waktu kurang daripada satu jam, jika digesekkan di atas kaca obyek.
Sebaliknya,spora-spora bakteri dapat bertahan beberapa tahun dalam keadaan
kering.
10. Sinar gelombang pendek
Sinar-sinar yang mempunyai panjang gelombang pendek (misalnya sinar, sinar
Ultra violet, sinar gama), mempunyai daya penetrasi yang cukup besar terhadap
mikribia. Sinar-sinar tersebut dapat menyebabkan kematian. Perubahan genetik
(mutasi) atau penghambatan pertumbuhan mikrobia. Sinar-sinar tersebut banyak
digunakan di dalam praktek sterilisasi dan pengawetan bahan makanan.
Kebanyakan bakteri tidak dapat mengadakan fotosintesis, bahkan setiap radiasi
dapat berbahaya bagi kehidupannya. Sinar
yang nampak oleh mata kita, yaitu yang bergelombang antara 390 m sampai
760 m , tidak begitu berbahaya; yang berbahaya ialah sinar yang lebih pendek
gelombangnya, yaitu yang bergelombang antara 240 m sampai 300 m .
Lampu air rasa banyak memancarkan sinar bergelombang pendek ini. Lebih
dekat, pengaruhnya lebih buruk. Dengan penyinaran pada jarak dekat sekali,
bakteri bahkan dapat mati seketika, sedang pada jarak yang agak jauh mungkin
sekali hanya pembiakannya sajalah yang terganggu. Spora-spora dan virus lebih
dapat bertahan terhadap sinar ultra-ungu. Sinar ultra-ungu biasa dipakai untuk
mensterilkan udara, air, plasma darah dan bermacam-macam bahan lainya.
Suatu kesulitan ialah bahwa bakteri atau virus itu mudah sekali ketutupan
benda-benda kecil, sehingga dapat terhindar dari pengaruh penyinaran.
Alangkah baiknya, jika kertas-kertas pembungkus makanan, ruang-ruang
penyimpan daging, ruang-ruang pertemuan, gedunggedung bioskop dan
sebagainya pada waktu-waktu tertentu dibersihkan dengan penyinaran ultra-
ungu. Sinar X dan sinar radium yang bergelombang lebih pendek daripada sinar
ultra-ungu juga dapat membunuh mikroorganisme, akan tetapi memerlukan
lebih banyak dosis daripada sinar ultra-ungu. Bakteri yang disinari dengan sinar
X kerap kali mengalami mutasi. Aliran listrik tidak nampak berbahaya bagi
kehidupan bakteri. Jika ada bakteri yang mati karenanya, hal ini di sebabkan oleh
panas atau oleh zat-zat yang timbul di dalam medium sebagai akibat daripada
arus listrik, seperti ozon dan klor (chlor).

Peranan penting protozoa


Protozoa yang menguntungkan.
Entamoeba coli, dapat membatu pencernaan padahewan ruminansia.
Foraminifera, mempunyai rangka luar yang dilapisi oleh zat kapur/silika
(mengandung kalsium karbonat). Lapisan ini bisa digunakan sebagai
petunjuk dalam pencarian minyak bumi.
Radiolaria yang sudah mati yang membentuk endapan di dasar
perairan yang disebut lumpur radiolaria. Lumpur tersebut dapat digunakan
sebagai alat penggosok.

Protozoa yang merugikan.


Entamoeba coli dapat menyebabkan diare (mencret).
Leishmania donovani, dapat menyebabkan penyakit kalaazar (ditandai
dengan deman & anemia).
Plasmodium vivax dapat menyebabkan penyakit malaria tertiana.
Trypanosoma cruzi yang menyebabkan penyakit anemia pada anak
(chagas).

You might also like