Professional Documents
Culture Documents
STASE KOMPREHENSIF
Disusun Oleh:
Nadia Alaydrus
20110310085
Diajukan Kepada:
dr.Orizaty Hilman, M.Sc-CMFM, PhD.
1
Laporan Refleksi Kasus
1. Rangkuman Pengalaman
Identitas Pasien
Nama : Bp. U
Usia : 46 tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Alamat : Cangkringan
Pekerjaan : Swasta
Tgl. Periksa : Selasa, 30 Mei 2017
Anamnesis
Seorang laki-laki datang ke Rumah Sakit dengan keluhan nyeri perut
kiri bawah, tidak menjalar. Keluhan di rasakan sejak 1 hari sebelum masuk
rumah sakit. Keluhan demam, batuk pilek disangkal. BAK (+) normal, belum
BAB 3 hari, dan belum flatus. Keluhan mual (+) tetapi tidak muntah. Pasien
mengeluh nafsu makan menurun, badan terasa lemas.
Pemeriksaan Fisik
Nadi : 90 kali/menit
RR : 22 kali/menit
Suhu : 36,7 C
TD : 130/90 mmHg
Kesadaran : Compos Mentis
KU : Sedang
Pernapasan : Reguler
Kepala : CA (-/-), SI (-/-)
Leher : JVP tidak meningkat, pembesaran kelenjar getah bening
tidak ada.
Thorax :
Cor : bunyi jantung 1 dan 2 murni, irama reguler.
Pulmo : suara dasar vesiculer, suara tambahan (-).
Abdomen : Bising usus (+) normal, perkusi redup, nyeri tekan
2
(+) kiri bawah.
Ekstremitas : Akral hangat, udem (-)
Diagnosis : obs abdominal pain
Terapi :
- Infus Ringer Lactat 20 tetes per menit
- Injeksi Ranitidin (Ulceranin) 50 mg/12 jam intravena
- Injeksi Ketorolac 30mg 3 x 1 amp
- Peroral :
- Scopma plus 1 x 1
- Gastrycid syr 3 x 2 cth
- Metoclorpamide 3 x 1
- Curcuma 3 x 1
- Cefradoxile 2 x 1
- Obs. Vital sign dan keluhan
3
2. Evaluasi
Dalam kasus ini, tindakan paramedis saat mengkonfirmasi pasien sebelum
dilakukan pemeriksaan sebenarnya sangat membantu untuk
meminimalisasikan risiko salah pasien, namun dalam kasus ini
keselamatan pasien sebenarnya kurang diperhatikan karena tidak ada alat
identifikasi pasien yang baku.
3. Analisis
4
mungkin dilakukan, gelang tersebut dapat dipasangkan di pergelangan
kaki pasien ataupun di bagian lainnya. Gelang pasien hanya boleh
dibuka/ dilepas bila pasien tersebut sudah diperbolehkan pulang atau
meninggalkan rumah sakit.
5
yang secara klinis sulit untuk berkomunikasi dengan baik). Jika pasien
telah teridentifikasi dengan tepat barulah petugas kesehatan tersebut
memberikan pelayanan baik berupa pemeriksaan fisik, pemberian obat,
pengambilan specimen laboratorium, trasnfusi darah ataupun
melakukan tindakan medis lainnya.
5. Referensi
Alzena Dwi Saltike. 2014. Boetika Kedokteran.
http://www.academia.edu/7245584/BIOETIKA_KEDOKTE
RAN. ( Diakses pada tanggal 18 Juni 2015).
6
Hanafiah, M. J., Amir, Amri.
2009. EtikaKedokteran&HukumKesehatan, Edisi 4.Jakarta:
PenerbitBukuKedokteran EGC.