Professional Documents
Culture Documents
Latar belakang
Insiden Kejadian
Menurut sejarah fraktur pada klavikula merupakan cedera yang sering terjadi akibat jatuh
dengan posisi lengan terputar/tertarik keluar (outstreched hand) dimana trauma dilanjutkan
dari pergelangan tangan sampai klavikula, namun baru-baru ini telah diungkapkan bahwa
sebenarnya mekanisme secara umum patah tulang klavikula adalah hantaman langsung ke
bahu atau adanya tekanan yang keras ke bahu akibat jatuh atau terkena pukulan benda keras.
Data ini dikemukankan oleh Nowak et a,l Nordqvist dan Peterson. Patah tulang klavikula
karena jatuh dengan posisi lengan tertarik keluar (outstreched hand) hanya 6% terjadi pada
kasus, sedangkan yang lainnya karena trauma bahu. Kasus patah tulang ini ditemukan sekitar
70% adalah hasil dari trauma dari kecelakaan lalu lintas.
Kasus patah tulang klavikula termasuk kasus yang paling sering dijumpai. Pada anak-anak
sekitar 1016 % dari semua kejadian patah tulang, sedangkan pada orang dewasa sekitar 2,6
5 %.
Definisi
Patah tulang atau fraktur merupakan hilangnya kontinuitas tulang yang umumnya disebabkan
oleh tekanan. Peristiwa ini dapat Banyak sekali kasus patah tulang yang terjadi dan berbeda-
beda pada daerah patah tulang tersebut. Pada kasus ini akan dibahas mengenai patah tulang
bagian klavikula .
Fraktur klavikula (tulang kolar) merupakan cedera yang sering terjadi akibat jatuh atau
hantaman langsung ke bahu. Lebih dari 80% fraktur ini terjadi pada sepertiga tengah atau
proksimal klavikula.
Penyebab farktur clavicula biasanya disebabkan oleh trauma pada bahu akibat kecelakaan
apakah itu karena jatuh atau kecelakaan kendaraan bermotor, namun kadang dapat juga
disebabkan oleh faktor-faktor non traumatik. Berikut beberapa penyebab pada fraktur
clavicula yaitu :
1. Fraktur clavicula pada bayi baru lahir akibat tekanan pada bahu oleh simphisis pubis
selama proses melahirkan.
3. Fraktur clavicula akibat kompresi pada bahu dalam jangka waktu lama, misalnya pada
pelajar yang menggunakan tas yang terlalu berat.
4. Fraktur clavicula akibat proses patologik, misalnya pada pasien post radioterapi,
keganasan clan lain-lain.
Patofisiologi
Klavikula adalah tulang pertama yang mengalami proses pengerasan selama perkembangan
embrio minggu ke-5 dan 6. Tulang klavikula, tulang humerus bagian proksimal dan tulang
skapula bersama-sama membentuk bahu. Tulang klavikula juga membentuk hubungan antara
anggota badan atas dan Thorax. Tulang ini membantu mengangkat bahu ke atas, ke luar, dan
ke belakang thorax. Pada bagian proksimal tulang clavikula bergabung dengan sternum
disebut sebagai sambungan sternoclavicular (SC). Pada bagian distal klavikula bergabung
dengan acromion dari skapula membentuk sambungan acromioclavicular (AC).
Patah tulang clavikula pada umumnya mudah untuk dikenali dikarenakan tulang klavikula
adalah tulang yang terletak dibawak kulit (subcutaneus) dan tempatnya relatif di depan.
Karena posisinya yang teletak dibawah kulit maka tulang ini sangat rawan sekali untuk patah.
Patah tulang klavikula terjadi akibat dari tekanan yang kuat atau hantaman yang keras ke
bahu. Energi tinggi yang menekan bahu ataupun pukulan langsung pada tulang akan
menyebabkan fraktur.
Klasifikasi Patah Tulang Secara Umum :
Fraktur lengkap adalah patah atau diskontinuitas jaringan tulang yang luas sehingga
tulang terbagi menjadi dua bagian dan garis patahnya menyeberang dari satu sisi ke
sisi lain.
Fraktur tidak lengkap adalah patah atau diskontinuitas jaringan tulang dengan garis
patah tidak menyeberang, sehingga tidak mengenai korteks (masih ada korteks yang
utuh). Menurut Black dan Matassarin (1993) yaitu fraktur berdasarkan hubungan
dengan dunia luar, meliputi:
Fraktur tertutup yaitu fraktur tanpa adanya komplikasi, kulit masih utuh, tulang
tidak menonjol malalui kulit.
Fraktur terbuka yaitu fraktur yang merusak jaringan kulit, karena adanya hubungan
dengan lingkungan luar, maka fraktur terbuka potensial terjadi infeksi.
Lokasi patah tulang pada klavikula diklasifikasikan menurut Dr. FL Allman tahun 1967
dan dimodifikasi oleh Neer pada tahun 1968, yang membagi patah tulang klavikula menjadi 3
kelompok.
1. Kelompok 1 : patah tulang pada sepertiga tengah tulang klavikula (insidensi kejadian
75-80%).
Tipe 1. Patah tulang secara umum pada daerah distal tanpa adanya perpindahan tulang
maupun ganguan ligament coracoclevicular.
Tipe 2 A. Fraktur tidak stabil dan terjadi perpindahan tulang, dan ligament
coracoclavicular masih melekat pada fragmen.
Tipe 3. Patah tulang yang pada bagian distal clavikula yang melibatkan AC joint.
Tipe 4. Ligament tetap utuk melekat pata perioteum, sedangkan fragmen proksimal
berpindah keatas.
Gambaran klinis pada patah tulang klavikula biasanya penderita datang dengan keluhan jatuh
atau trauma. Pasien merasakan rasa sakit bahu dan diperparah dengan setiap gerakan lengan.
Pada pemeriksaan fisik pasien akan terasa nyeri tekan pada daerah fraktur dan kadang-kadang
terdengar krepitasi pada setiap gerakan. Dapat juga terlihat kulit yang menonjol akibat
desakan dari fragmen patah tulang. Pembengkakan lokal akan terlihat disertai perubahan
warna lokal pada kulit sebagai akibat trauma dan gangguan sirkulasi yang mengikuti fraktur.
Untuk memperjelas dan menegakkan diagnosis pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan
adalah :
Cara Penanganan
Pada prinsipnya penangan patah tulang clavikula adalah untuk mencapai penyembuhan
tulang dengan minimum tingkat morbiditas, hilangnya fungsi, dan sisa kelainan bentuk.
Kebanyakan patah tulang clavikula telah berhasil ditangani dengan metode tanpa
operasi. Perawatan nonoperative dengan cara mengurangi gerakan di daerah patah
tulang. Tujuan penanganan adalah menjaga bahu tetap dalam posisi normalnya
dengan cara reduksi tertutup dan imobilisasi.
Modifikasi spika bahu (gips Clavikula) atau balutan berbentuk angka delapan atau strap
klavikula dapat digunakan untuk mereduksi fraktur ini, menarik bahu ke belakang, dan
mempertahankan dalam posisi ini. Bila dipergunakan strap klavikula, ketiak harus diberi
bantalan yang memadai untuk mencegah cedera kompresi terhadap pleksus brakhialis dan
arteri aksilaris. Peredaran darah dan saraf kedua lengan harus dipantau. Fraktur 1/3 distal
klavikula tanpa pergeseran dan terpotongnya ligamen dapat ditangani dengan sling dan
pembatasan gerakan lengan. Bila fraktur 1/3 distal disertai dengan terputusnya ligamen
korakoklavikular, akan terjadi pergeseran, yang harus ditangani dengan reduksi terbuka dan
fiksasi interna.
Selama imobilisasi pasien diperkenankan melakukan latihan gerakan tapi harus menghindari
aktivitas yang berat. Tindak lanjut perawatan dilakukan dengan pemantauan yang
dijadwalkan 1 hingga 2 minggu setelah cedera untuk menilai gejala klinis dan kemudian
setiap 2 hingga 3 minggu sampai pasien tanpa gejala klinis. Pemeriksaan foto rontgen tidak
perlu selama proses perawatan, tetapi akan lebih baik dilakukan pada saat proses penyatuan
tulang yang biasanya dapat dilihat pada minggu ke 4 sampai minggu ke 6 (pada saat fase
remodeling pada proses penyembuhan tulang). Tanda klinis penyatuan tulang adalah
berkurangnya rasa sakit atau rasa sakit hilang, dapat melakukan gerakan bahu secara penuh,
Fraktur terbuka.
Fraktur comminuted.
Komplikasi
Komplikasi akut:
Pneumouthorax
Haemothorax
Komplikasi lambat :
Mal union: proses penyembuhan tulang berjalan normal terjadi dalam waktu
semestinya, namun tidak dengan bentuk aslinya atau abnormal.
1. Identitas Klien
Usia : 32 tahun
Agama : Islam
Pendidikan : SMA
2. Resume
Klien tiba di RSUD Pasar Rebo Poli Bedah Orthopaedy dengan diagnose Fraktur Clavikula
Sinistra. Riwayat kecelakaan 1 (satu) minggu yang lalu, sebelumnya klien berobat ke klinik
dan di rontgen ternyata ada fraktur kemudian klien disarankan untuk ke dokter spesialis
bedah orthopaedy. Di poli bedah orthopaedy klien disarankan untuk operasi dan dijadwalkan
tanggal 15 April 2014. Klien mengatakan setelah kecelakaan tangannya bengkak dan sakit
bila digerakkan.
Tindakan keperawatan adalah melakukan pengukuran tanda-tanda vital, mengkaji skala nyeri
(P, Q, R, S,T), memberikan posisi senyaman mungkin, mengajarkan teknik relaksasi, dan
melakukan pemindaian.
Evaluasi klien : klien mengatakan nyeri pada daerah fraktur, skala nyeri 5, masalah belum
diatasi dan askep dilanjutkan.
Satu hari sebelum operasi klien masuk ruang rawat inap, dilakukan pemeriksaan
laboratorium, dan terpasang infuse RA/8jam. Kemudian klien disiapkan untuk operasi (klien
dipuasakan) dan pengisian inform consent. Kemudian tanggal 15 April 2014 pada pukul
08.00 wib klien menjalani operasi selesai pukul 12.30 wib.
3. Riwayat Kesehatan
Didalam kelurga tidak ada penyakit yang pernah diderita yang menjadi factor resiko.
Dampak penyakit klien terhadap keluarga : keluarga menjadi cemas dan khawatir.
Pengkajian Fisik :
TB 160 cm
Kornea normal
Sklera anikterik
Pupil isokor
Sistem pendengaran
Nafas bersih
Fruekuensi 22 x/ menit
Irama teratur
Sistem kardiovaskuler
Irama teratur
Denyut kuat
Sistem Hematologi
Tidak pucat
GCS E : 4, M : 6, V : 5
Sistem Pencernaan
Salifa normal
Tidak muntah
Abdomen lembek
Sistem Endokrin
Sistem urogenital
Sistem Integumen
System Musculoskeletal
Adanya kesulitan dalam bergerak
Data Penunjang
Leuko 10600/mm3
Ht 43%
Trombosit 226.000/mm3
SGOT 23
SGPT 12
UREUM 17
Kreatinin 0,89
GDS 103
Penatalaksanaan
- injeksi ketese 3 x 30 mg / iv
- osteokal 2 x1 tab