Professional Documents
Culture Documents
Zwickau in Saxony. If the cell walls were deformed plastically prior to their
fusinitization, contorted fusinite structures result. Individual cell-wall fragments have the
form of pointed, sharp-angled and needle-shaped splinters which may be called fusinite
needles. They are now classified as inertodetrinite.
The hardness of fusinite is sometimes evidenced under the microscope by the
fact that rigid and pointed fusinite fragments have been pushed into plastic semifusinite
so as to deform it (Fig. 45 c). The cell structure of pyrofusinite originates mostly from
wood tissues. In Tertiary and Mesozoic coals annual rings can also be distinguished in
fusinite by the alternation of the earlier-formed wood cells with wide lumens and those
formed later with narrow lumens. Fusinite sclerenchyma from fern wood and fusinitized
narrow-lumen stone cells and stepped tracheids have also been recognized. Thin-walled
fusinitized remains of fern leaves sometimes occur on bedding planes.
2.212.32 Semifusinite
2.212.321 Description of semifusinite
When a large fusinite particle is examined under the reflected-light microscope,
it often happens that its strong relief decreases in one direction and eventually disappears
completely. At the same time the colour of the particle changes from white to grey.
These phenomena are indicative of a transition from fusinite via semifusinite to telinite.
As a rule, the particles in question orginate from plant tissues which have been only
partly charred. These intermediate stages between fusinite and telinite are termed
semifusinite (Fig. 45 c). Semifusinite always shows lower reflectance than fusinite and
is of white or light grey colour. Its polishing hardness is lower than that of fusinite, but
higher than that of vitrinite. The cell structure of semifusinite is mostly less well
preserved than that of fusinite. Figs 45 and 46 show transitions from fusinite to
semifusinite. The reflectance of the semifusinite varies within wide limits. In Fig. 46 a
the thick and the fusinitization is less advanced. The cell structure of all semifusinite
depicted on Figs 45 and 46 is less well preserved than that of the fusinites. From the
morphology alone it is clear that semifusinite is a transitional stage between fusinite and
telinite. Most of the semifusinite occurring in Carboniferous and Permian bituminous
coals belongs genetically to the variety degrade-semifusinite which is normally
characterized by a high degree of degradation of the original cell structure. Fig. 46 b
shows a typical degradosemifusinite which occurs in many hard coals. The first
degradosemifusinite described was identified in Upper Silesian coal; it was later
recognized in soft brown coal (M. TEICHMULLER, 1950).
Fusinite terjadi dalam jumlah yang bervariasi dalam gambut, batubara coklat dan
batubara bituminous. Secara umum proporsinya rendah dan tidak melebihi beberapa
persen. Sebagai aturan, gambut dan batubara coklat mengandung fusinite yang jauh
lebih kecil dari pada bara api. Lapisan 'jelaga jelaga' Carboniferous dari lapangan
batubara Zwickau di Saxony dan beberapa lapisan Permian dan Jurassic dari Uni Soviet
sangat kaya akan fusinite. Batu bara Carbonbanous dari Ibbenburen di Jerman barat laut
juga mencakup beberapa lapisan yang sangat kaya fusinite.
Api Moor bisa menyebabkan terbentuknya lapisan arang yang sangat luas
(fusite). Di lapisan batubara tebal berwarna coklat telah menjadi dana dalam kaitannya
dengan lapisan coke alami yang sangat tipis di endapan Zeitz-Weissenfels di Jerman
tengah. Dalam kasus seperti itu, fusinite jelas diklasifikasikan sebagai pyrofusinite.
Terkadang diresapi dengan pirit.
Fisimum juga bisa berasal dari allochthonous, artinya bahan yang melayang ke
lokasi deposisi. Dalam Karbon bara bitumen fusinite terbentuk dari calamites sangat
umum. Fusinite juga telah dikenal di bola batubara.
2.212.32 Semifusinite
Ketika partikel fusinite yang besar diperiksa di bawah mikroskop cahaya yang
dipantulkan, sering terjadi bahwa bantuannya yang kuat menurun dalam satu arah dan
akhirnya lenyap sama sekali. Pada saat bersamaan warna partikel berubah dari putih
menjadi abu-abu. Fenomena ini menunjukkan transisi dari fusinite melalui semifusinite
ke telinite. Sebagai aturan, partikel yang dimaksud berasal dari jaringan tanaman yang
hanya sebagian hangus. Tahap antara antara fusinite dan telinite disebut 'semifusinite'
(Gambar 45 c). Semifusinite selalu menunjukkan pantulan yang lebih rendah daripada
fusinite dan berwarna putih atau abu-abu terang. Kekerasan polisinya lebih rendah dari
pada fusinite, tapi lebih tinggi dari pada vitrinit. Struktur sel semifusinite sebagian besar
kurang terpelihara dari pada fusinite. Gambar 45 dan 46 menunjukkan transisi dari
fusinite ke semifusinite. Refleksi semifusin bervariasi dalam batas yang lebar. Pada
Gambar. Yang tebal dan fusinitisasi kurang maju. Struktur sel semifusin semua yang
digambarkan pada Gambar 45 dan 46 kurang terpelihara dari pada fusinites. Dari
morfologi saja sudah jelas bahwa semifusinite adalah tahap transisi antara fusinite dan
telinite. Sebagian besar semifusinite yang terjadi pada batubara aspal Carboniferous dan
Permian termasuk secara genetis sampai varietas mendegradasi-semifusinin yang
biasanya ditandai dengan degradasi struktur sel asli yang tinggi. Ara. 46 b menunjukkan
degradosemifusinite khas yang terjadi pada banyak bara api. Degradosemifusinite
pertama yang dijelaskan diidentifikasi pada batubara Silesian Bagian Atas; Kemudian
dikenal di batubara coklat lunak (M. TEICHMULLER, 1950).
Apa yang telah dikatakan tentang terjadinya fusinite pada umumnya juga berlaku
untuk semifusinite yang merupakan ciri maceral dari banyak durites dan clarodurites.
Hal ini berlaku khususnya untuk batubara Semicondenerous dan Gondwana degrado-
semifusinite, yang terjadi lebih sering daripada degradofusinite. Menurut