Professional Documents
Culture Documents
TINJAUAN TEORI
A. Kinerja Perawat
1. Definisi Kinerja
Kinerja sebagai hasilhasil fungsi pekerjaan/kegiatan seseorang atau
kelompok dalam suatu organisasi yang dipengaruhi oleh berbagai faktor
untuk mencapai tujuan organisasi dalam periode waktu tertentu
(Pabundu, 2006). Sedangkan Mangkunegara (2009) Kinerja (prestasi
kerja) adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai
seorang pegawai dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung
jawab yang diberikan kepadanya. Menurut Prawirosentono, kinerja atau
performance adalah usaha yang dilakukan dari hasil kerja yang dapat
dicapai oleh seseorang atau sekelompok orang dalam suatu organisasi
sesuai dengan wewenang dan tanggung jawab masingmasing dalam
rangka mencapai tujuan organisasi bersangkutan secara legal, tidak
melanggar hukum dan sesuai dengan moral maupun etika (Usman,
2011).
9
10
Di tambah lagi supervisi dan kapasitas pekerjaan atau beban kerja juga
dapat mempengaruhi kinerja karyawan. Supervisi merupakan segala
bantuan dari pimpinan/penanggung jawab kepada perawat yang
ditujukan untuk perkembangan para perawat dan staf lainnya dalam
mencapai tujuan asuhan keperawatan. Selain itu, perawat pelaksana akan
mendapat dorongan positif sehingga mau belajar dan meningkatkan
kemampuan profesionalnya. Dengan kemauan belajar, secara tidak
langsung akan meningkatkan kinerja perawat. sedangkan kapasitas
pekerjaaan adalah frekuensi kegiatan rata-rata dari masing-masing
pekerjaan dalam jangka waktu tertentu (Suyanto, 2009).
3. Penilaian Kinerja
Penilaian kinerja disebut juga sebagai performance appraisal,
performance evaluation, development review, performance review and
development. Penilaian kinerja merupakan kegiatan untuk menilai
keberhasilan atau kegagalan seorang pegawai dalam melaksanakan
tugasnya. Oleh karena itu, penilaian kinerja harus berpedoman pada
ukuranukuran yang telah disepakati bersama dalam standar kerja
(Usman, 2011).
balik untuk personal yang dinilai yang dilakukan oleh komite kerja
dan bukan oleh supervisor. Penilaian mitra biasanya lebih ditujukan
untuk pengembangan personal dibandingkan untuk evaluasi.
d. Penilaian bawahan
Penilaian bawahan terhadap kinerja personal terutama dilakukan
dengan tujuan untuk pengembangan dan umpan balik personal. Bila
penilaian ini digunakan untuk administratif dan evaluasi,
menetapkan gaji dan promosi maka penggunaan penilaian ini
kurang mendapat dukungan, program penilaian bawahan terhadap
manajer dalam rangka perencanaan dan penilaian kinerja manajer.
Program ini meminta kepada manajer untuk dapat menerima
penilaian bawahan sebagai umpan balik atas kemampuan
manajemen mereka.
5. Standar Kinerja
Standar pekerjaan adalah sejumlah kriteria yang menjadi ukuran dalam
penilaian kinerja, yang dipergunakan sebagai pembanding cara dan hasil
pelaksanaan tugastugas dari suatu pekerjaan/jabatan (Nawawi, 2011).
Timpe (1988, dalam Usman 2011) menyatakan bahwa standar kinerja
dapat dibuat untuk setiap individu dengan berpedoman pada uraian
jabatan. Proses penulisan standar dimulai ketika pengawas dan pegawai
mendiskusikan pekerjaan. Langkah pertama meliputi penulisan semua
tugas dan tanggung jawab karyawan. Pegawai juga mempertimbangkan
pemahamannya tentang harapan-harapan utama yang mungkin dimiliki
pengawas. Setelah menyelesaikan proses penulisan, penyuntingan dan
integrasi, standar kinerja yang disepakati untuk dituliskan dan dapat
dikuantifikasikan atau diukur dan dicapai.
B. Kepemimpinan Transformasional
1. Definisi Kepemimpinan Transformasional
Kepemimpinan merupakan faktor penting dalam keberhasilan
manajemen. Pentingnya kepemimpinan dapat dirasakan pada tingkat
individu, antar individu, manajerial dan organisasi (Soeroso, 2003).
Gillies (1994) mendefinisikan kepemimpinan berdasarkan kata kerjanya,
yaitu (to lead), yang mempunyai arti beragam, seperti untuk memandu
(to guide), untuk menjalankan dalam arah tertentu (to run in a specific
direction), untuk mengarahkan (to direct), berjalan di depan (to go at the
head of), menjadi yang pertama (to be first), membuka permainan (to
open play), dan cenderung ke hasil yang pasti (to tend toward a definite
result). Hersey & Blanchard (1977) mengartikan kepemimpinan sebagai
suatu kegiatan yang dilakukan melalui individu dan kelompok untuk
mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Fleishman (1973) mengartikan
kepemimpinan (leadership) sebagai suatu kegiatan yang menggunakan
proses komunikasi untuk memengaruhi kegiatan seseorang atau
21
Pemimpin mempertinggi
probabilitas keberhasilan Pemimpin mempertinggi nilai
yang subjektif kebenaran bawahan
Transformasional
organisasi
Kondisi sekarang dari upaya yang Makin meningginya motivasi bawahan untuk
diharapkan bawahan mencapai hasil dengan upaya tambahan
Skema 2.1
Model Kepemimpinan Transformasional
(Bass & Avolio, 1994 dalam Usman, Husaini (2011)
26
C. Kerangka Teori
Standar Kinerja
Model Metode
penilaian Penilaian
kinerja Penilaian Kinerja
Kinerja
Proses
Mempengaruhi
Sumber:
Modifikasi: Pabundu, (2006), Nursalam (2008),
Usman, Husain (2011), Nawawi (2011)
28
D. Kerangka Konsep
Variabel Independent Variabel Dependent
Kepemimpinan Kinerja Perawat Pelaksana
Transformasional dalam melaksanakan
Kepala Ruang asuhan keperawatan
E. Variabel Penelitian
Variabel adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, obyek atau
kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti
untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Menurut Sugiyono,
(2011) hubungan antara variabel dalam penelitian dapat dibedakan menjadi:
a. Variabel Independent: Variabel ini sering disebut variabel stimulus,
predictor, antecedent. Dalam bahasa Indonesia sering disebut variabel
bebas. Variabel bebas adalah merupakan variabel yang mempengaruhi
atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel
dependen (terikat). Dalam penelitian ini variabel independen adalah
kepemimpinan transformasional kepala ruang.
b. Variabel Dependen: Sering disebut sebagai variabel output, kriteria,
konsekuen. Dalam bahasa Indonesia sering disebut sebagai variabel
terikat. Variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang
menjadi akibat, karena adanya variabel bebas. Dalam penelitian ini
variabel dependen adalah kinerja perawat pelaksana dalam
melaksanakan asuhan keperawatan.
F. Hipotesis
Hipotesis diartikan sebagai jawaban sementara terhadap rumusan penelitian
(Sugiyono, 2011). Hipotesis dalam penelitian ini adalah ada hubungan
antara kepemimpinan transformasional kepala ruang dengan kinerja perawat
pelaksana dalam memberikan asuhan keperawatan di RSUD Kota
Semarang.