You are on page 1of 6

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Hipertensi saat ini masih menjadi masalah di dunia. Menurut Joint

National Commite on Prevention, Detection, Evaloation, and treatmen on

High Blood Preassure VII (JNC-VII), hamper 1 milyar orang menderita

hipertensi di dunia. Menurut laporan Badan Kesehatan Dinia atau WHO,

hipertensi merupakan penyebab nomor 1 kematian di dunia. Data tahun 2010

di Amerika Serikat menunjukan bahwa 28,6% orang dewasa berusia 18 tahun

ke atas menderita hipertensi. Namun hipertensi merupakan penyakit yang

paling banyak diderita oleh penduduk Indonesia. Penyakit ini muncul tanpa

keluhan sehingga banyak penderita yang tidak mengetahui bahwa dirinya

menderita hipertensi. Gejalanya terkadang tidak terasa, maka hipertensi

menjadi dalah satu penyakit yang disebut sebagai silent kiiler, Karena

penyakit hipertensi mengakibatkan berbagai komplikasi pembuluh darah

yang dapat menyebabkan penyakit jantung coroner, ginjal dan stroke di

kemudian hari (Palmmer, 2005)

Walau sebagian besar dari penderita telah mengetahui bahwa mereka

menderita gipertensi an mereka mengkonsumsi obat penurun tekanan darah,

namun hanya 53,3% yang berhasil mengontrol tekanan darah dalam batas

normal. Untuk populasi di Indonesia angka kejadian hipertensi berdasarkan


Riset Kesehatan Dasar (Riskerdas) Departemen kesehatan 2013, terjadi

peningkatan prevalensi hipertensi berdasarkan wawancara (apakah pernah

didiagnosis nakes dan minum obat hipertensi) dari 7,6% tahun 2007 menjadi

9,5% tahun 2013. Sedangkan di Kalimantan Timur berdasarkan Riset

Kesehatan Dasar (Riskedas) Klaimantan Timur, Prevelansi hipertensi di

Kalimantan Timur berdasarkan hasil pengukuran tekanan darah adalah 31,3%

dan hanya berdasarkan diagnosis oleh tenaga kesehatan adalah 9,7%

sementara berdasarkan diagnosis atau riwayat minum obat hipertensi adalah

9,0%. Sementara prevelansi hipertensi berdasarkan diagnosis oleh tenaga

kesehatan dan atau minum obat hipertensi berkisar antara 6% - 18,7%. Data

secara nasional yang ada belum lengkap, Karena sebgaian besar penderita

hipertensi di Indonesia tidak terdeteksi, sementara mereka yang terdeteksi

umumnya tidak menyadari kondisi penyakitnya (Kusuma, 2010)

Banyak factor yang berperan untuk terjadinya hipertensi meliputi factor

resiko yan tidak dapat di kendalikan (minor). Factor resiko yang tidak dapat

dikendalikan (mayor) seperti keturunan, jenis kelamin, ras dan umur.

Sedangkan factor resiko yang dapat dikendalikan (minor) yaitu olahraga,

makanan (kebiasaan makan garam), alkohol, sters dan kelebihan berat badan

(obesitas) (Palmer, 2005). Penyakit hipertensi ini terjadi Karena salah satu

akibat masalah yang sering mncul dari perubahan gaya hidup, seperti

mengkonsumsi makanan yang tinggi garam, stress yang dialami, obesitas.

Bagi laki-laki kebiasaan merokok, minum-minuman beralkohol akan

memacu timbulnys hipertensi. Cara untuk penanganan hipertensi yaitu


dengan mengubah ke atah gaya hidup sehat seperti aktif berolahraga,

mengatur diit / pola makan seperti rendah garam, rendah koletrol dan lemak,

dan tidak mengknsumsi rokok dan alkohol. (Palmer, 2007).

Berkaitan dengan gaya hidup, maka pengetahuan sikap dan kepatuhan

menjadi factor utama agar penyakit hipertensi ini tidak berkembang menjadi

komplikasi yang lebih parah. Kepatuhan terhadap diit yang meliputi diit

rendah garam, rendah koletrol dan rendah lemak sangat diperlukan.

Kepatuhan sendiri sangat dipengaruhi oleh pengetahua dan sikap penderita.

Pengetahuan akan pengaruh kompetensi perasaan dalam mengatur gejala.

Seseorang yang faham tentang hipertensi dan berbagai penyebabnya aka akan

melakukan tindakan sebaik mungin agar penyakit tidak berlanjut (Schere dan

Bruce, 2001). Faktor kepatuhan yang lain adalah sikap. Sikap menjadi factor

yang paling kuat, Karena dengan sikap ingin sembuh dan keinginan untuk

menjaga konsidi tubuh tetap sehat akan berpengaruh terhadap enderita untuk

mengontrol diri dalam berprilaku sehat (Notoatmodjo, 2007). Kemampuan

penderita hipertensi agar menjadikan penyakitnya semakin parah adalah

menjaga prilaku pada pola makan yang salah satunya adalah melakukan diit

rendah garam. Namun demikian kepatuhan diit rendah garam ini akan

dipengaruhi oleh beberapa faktor yang meliputi pengetahuan, sikap dan

dukungan keluarga (notoatmodjo, 2007)

Berdasarkan strudi pendahuluan di Wilayah RT.14 Kelurahan Bantuas

yang dilakukan terhadap 2 orang penderita hipertensi pada tanggal 12 Maret

2017 diketahui bahwa pada dasarnya para responden ini telah mendapatkan
penjelasan dari dokter yang menangani penyakitnya bahwa mereka harus

mengurangi konsumsi garam. Namun demikian, mereka menunjukkan sikap

yang kurang mendukung, hal ini terlihat dari perilaku mereka dimana setiap

harinya masih mengkonsumsi kandungan garam yang cukup tinggi.

Berdasarkan fenomena-fenmana di atas penulis tertark melakukan

penelitian tentang pentingnya diit rendah garam pada penderita hipertensi di

wilayah RT.14 Kelurahan Bantuas Kecamatan Palaran.

1.2. Rumusan Masalah

Bagaimana gambaran pengetahuan masyarakat yang menderita hipertensi

tentang pentingnya diet rendah garam?

1.3. Tujuan Penelitian

1.3.1. Tujuan Umum

Mengidentifikasi gambaran pengetahuan masyarakat tentang

pentingnya diit rendah garam pada penderita hipertensi di wilayah RT.14

Kelurahan Bantuas Kemacamatan Palaran

1.3.2. Tujuan Khusus

1.3.2.1. Mengidentifikasi karakteristik responden


1.3.2.2. Menganalisa gambaran pengetahuan masyarakat yang

menderita hipertensi tentang pentingnya diit garam, tinggi,

sedang atau rendah

1.4. Manfaat Penelitian

Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat dan

masukan dalam berbagai bidang.yaitu sebagai berikut :

1.4.1. Bagi Penderita Hipertensi

Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat menjadi tambahan

pengetahuan bagi penderita hipertensi sehingga dapat menjaga

kebugaran tubuhnya dengan menjaga diit rendah garamnya dengan baik

1.4.2. Bagi Perawat

Memberikan masukan atau informasi yang berguna bagi pelayanan

kesehatan untuk meningkatkan program dan promosi kesehatan bagi

penderita hipertensi

1.4.3. Bagi Peneliti

Sebagai bahan informasi yang diharapkan dapat menambah pengalaman

dan pengetahuan serta melatih diri beraktivitas secara ilmiah sesuai

dengan disiplin ilmu yang didapat di bangku kuliah.

You might also like