You are on page 1of 11

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dalam mata pelajaran produktif Anatomi Fisologi, kita harus mengetahui ilmu yang
mempelajari sistem persarafan, pengetahuan ini nantinya juga sangat berguna bagi para
calon perawat profesional. Karna manusia yang terlahir dengan kebutuhan khusus sangat di
pengaruhi oleh keaadan neurologi mereka, dan hal tersebutlah yang melatar belakangi
kenapa materi ini wajib untuk di pahami dan di mengerti. Karna nantinya kita akan melihat
fakta fakta di lapangan mengenai kebutuhan khusus tersebut, dan kita nantinya juga
dapat mengetahui saraf apa terganggu pada tubuh mereka. Untuk mengetahui itu kita perlu
mempelajari dan memahami sistem saraf itu sendiri, dan juga bagian bagian dari saraf itu
sendiri serta fungsi masing masing dari bagian saraf tersebut. Sehingga nantinya ketika
kita sebagai perawat turun kelapangan dan melihat fakta yang terjadi mengenai kasus
tersebut, kita tahu apa yang menyebabkan mereka seperti ini, dan bagian saraf apa yag
terganggu.

B. Rumusan Masalah

1. Apa saja anatomi dan fisiologi sistem saraf ?


2. Apa saja anatomi dan fisiologi sistem saraf pusat ?
3. Apa saja anatomi dan fisiologi sistem saraf tepi ?
4. Apa saja anatomi dan fisiologi sistem saraf otonom ?

C. Tujuan Penulisan

Setelah mempelajari materi dalam makalah ini nantinya pembaca dapat mengetahui
bagian bagian dari sitem saraf serta fungsi masing masing dari sistem saraf yang terdiri
dari sistem saraf pusat, sistem saraf tepi, dan sistem saraf otonom. Dan juga nantinya dapat
mengetahui fungsi saraf apa yang terganggu pada anak yang mengalami kebutuhan khusus
di lapangan.

1|Anatomi Fisiologi Sistem Persyarafan


BAB II
PEMBAHASAN

A. Anatomi Fisiologi Sistem Saraf


Sistem saraf merupakan salah satu bagian yang menyusun sistem koordinasi yang
bertugas menerima rangsangan, menghantarkan rangsangan ke seluruh bagian tubuh, serta
memberikan respons terhadap rangsangan tersebut. Pengaturan penerima rangsangan
dilakukan oleh alat indera, pengolah rangsangan dilakukan oleh saraf pusat yang kemudian
meneruskan untuk menanggapi rangsangan yang datang dilakukan oleh sistem saraf dan
alat indera.
Rangsangan dapat berasal dari luar tubuh (eksternal) misalnya suara,cahaya,bau,
panas, dingin, manis, pahit dan sebagainya. Sedangkan rangsangan yang berasal dari dalam
tubuh disebut juga rangsangan internal, misalnya rasa haus, lapar, dan nyeri. Sensor yang
diterima melalui reseptor masuk melaui sistem saraf perifer, saraf perifer adalah bagian
dari sistem saraf yang terdiri dari sel sel yang membawa informasi ke (sel saraf sensorik)
dan dari (sel saraf motorik) sistem saraf pusat (SSP). Sel sel sistem saraf sensorik
mengirim informasi ke SSP dari organ-organ internal atau dari rangsangan eksternal. Sel-
sel sistem saraf motorik membawa informasi dari SSP ke organ, otot, dan kelenjar. Saraf
perifer meliputi 12 saraf kranial, saraf tulang belakang, dan saraf otonom yang mengatur
otot jantung, otot-otot di dinding pembuluh darah, dan kelenjar. Kemudian di olah didalam
sistem saraf pusat yang terdiri dari otak dan sum sum tulang belakang .

B. Anatomi Fisiologi Sistem Saraf Pusat


Seluruh aktivitas tubuh manusia dikendalikan oleh sistem saraf pusat. Sistem ini
yang mengintegrasikan dan mengolah semua pesan yang masuk untuk membuat keputusan
atau perintah yang akan dihantarkan melalui saraf motorik ke otot atau kelenjar. Sistem
saraf pusat terdiri dari :

1. Otak
a. Lapisan Otak
Otak dilindungi oleh tulang tengkorak serta dibungkus membran jaringan ikat
yang disebut meninges. Meninges terdiri dari 3 lapisan yaitu :
1) Dura mater adalah meninges luar, terdiri atas jaringan ikat padat. Dura mater
dipisahkan dari araknoid oleh celah sempit, disebut ruang subdural. Permukaan

2|Anatomi Fisiologi Sistem Persyarafan


dalam dan luar dura mater dilapisi epitel selapis gepeng yang asalnya dari
mesenkim.
2) Arachnoidea mater bentuknya seperti jaring laba-laba. Terdiri atas jaringan ikat
tanpa pembuluh darah. Permukaannya dilapisi oleh epitel selapis gepeng.
Memiliki 2 komponen, yaitu lapisan yang berkontak dengan dura mater dan
sebuah sistem trabekel yang menghubungkan lapisan itu dengan pia mater.Rongga
di antara trabekel membentuk ruang subaraknoid, yang terisi cairan serebrospinal
(CSF). Pada beberapa daerah, araknoid menerobos dura mater, membentuk
juluran-juluran yang berakhir pada sinus venosus dalam dura mater. Juluran ini
(yang dilapisi oleh sel-sel endotel dari vena) disebut vili araknoid, fungsinya ialah
untuk menyerap cairan serebrospinal ke dalam darah dari sinus venosus.
3) Pia mater terdiri atas jaringan ikat longgar yang mengandung banyak pembuluh
darah. Pia mater dilapisi oleh sel-sel gepeng yang berasal dari mesenkim. Pia
mater menyusuri seluruh lekuk permukaan SSP dan menyusup ke dalamnya untuk
jarak tertentu bersama pembuluh darah. Pembuluh darah menembus SSP melalui
terowongan yang dilapisi oleh pia mater, disebut ruang perivaskular. Pia mater
lenyap sebelum pembuluh darah ditransformasi menjadi kapiler.

b. Bagian bagian otak :


1) Korteks cerebrum (cerebral cortex)
fungsinya :
a) Persepsi sensorik
b) Kontrol gerakan volunteer
c) Kemampuan berbahasa
d) Sifat dan kepribadian
e) Berpikir, memori, pembuatan keputusan, kreatifitas, dan kesadaran diri
2) Ganglia basalis
a) Koordinasi gerakan berulang dan lambat
b) Supresi gerakan yang tidak dibutuhkan
3) Thalamus
a) Stasiun relay input sensorik
b) Kesadaran terhadap sensasi
c) Kesadaran
d) Berperan dalam control motorik

3|Anatomi Fisiologi Sistem Persyarafan


4) Hipothalamus
a) Regulasi fungsi homeostatic seperti control suhu, rasa haus, pengeluaran urin,
dan rasa lapar
b) Penghubung antara sistem saraf dan sistem endokrin
c) Pengatur emosi dan pola sifat dasar
5) Cerebellum
a) Keseimbangan
b) Pengaturan tonus otot
c) Koordinasi pergerakan
6) Batang otak (mesenchepalon, pons, dan medulla oblongata)
a) Tempat keluar nervus cranialis
b) Pusat pernapasan, kardiovaskular, dan pencernaan
c) Pengaturan refleks otot yang berhubungan dengan kesembangan dan postur
d) Penerima dan pengintregasi input sinaptik dari medulla spinalis, aktivasi
korteks cerebrum
e) Pengatur siklus tidur

c. Lobus Pada Otak


Secara umum, terdapat 4 lobus pada otak yaitu lobus frontalis, parietalis,
temporalis, dan occipital. Tabel di bawah ini menjabarkan fungsi korteks serebri
masing-masing lobus.

Lobus Letak Fungsi


Frontalis Anterior sulkus 1. Aktivitas motorik volunter pada sisi
frontalis tubuh yang berlawanan (terletak di
gyrus presentralis).
2. Sebagai area bicara motorik yang sering
disebut area broca (terletak di gyrus
frontalis inferior).
3. Elaborasi pikiran
Parietalis Di sulkus 1. Bertanggung jawab dalam area sensoris
sentralis yaitu menerima dan
mengintreprestasikan sensasi nyeri,
raba, tekanan dari permukaan tubuh
(terletak di gyrus postsentralis).

4|Anatomi Fisiologi Sistem Persyarafan


Temporalis Di sebelah lateral 1. Menerima dan menginterprestasikan
suara.
2. Area wernicke yang berfungsi sebagai
area pemahaman bahasa (asosiasi)
afasia reseptif.
Occipitalis Posterior occipital 1. Area visual primer yang berfungsi
menerima informasi dari retina mata.
2. Area asosiasi visual yang berperan untuk
menginterprestasikan pengalaman
visual.

d. Bagian Otak Lainnya, terdiri dari :


1) Otak besar (cerebrum)
Otak besar mengisi penuh bagian depan dari rongga tengkorak, dan
terdiri dari dua belahan (hemifer) besar, yaitu belahan kiri dan belahan kanan.
Belahan kiri mengatur tubuh bagian kanan, sebaliknya belahan kanan mengatur
tubuh bagian kiri. Otak besar terdiri atas dua lapisan yaitu lapisan luar
(korteks) yang berisi badan neuron dan lapisan dalam yang berisi serabut saraf
yaitu dendrit dan neurit. Otak besar merupakan saraf pusat yang utama.Setiap
aktivitas akan dikendalikan oleh bagian yang berbeda, yaitu: Lobus frontalis
(daerah dahi), berhubungan dengan kemampuan berpikir. Lobus temporalis
(daerah pelipis), dan ubun-ubun mengendalikan kemampuan berbicara dan
bahasa. Daerah belakang kepala merupakan pusat penglihatan dan memori
tentang apa yang dilihat. Daerah ubun-ubun selain sebagai pusat berbicara juga
pusat untuk merasakan dingin, panas, dan rasa sakit. Daerah pelipis selain
sebagai pusat bicara juga sebagai pusat pendengaran.

2) Otak tengah (midbrain)


Otak tengah manusia berukuran cukup kecil, dan terletak didepan otak
kecil. Otak tengah berperan dalam pusat pergerakan mata, misalnya
mengangkat kelopak mata, refleks penyempitan pupil mata.

5|Anatomi Fisiologi Sistem Persyarafan


3) Otak belakang (hindbrain)
Otak belakang terdiri atas tiga bagian utama yaitu :
a. Jembatan Varol (pons Varolli). Jembatan Varol berisi serabut yang
menghubungkan lobus kiri dan lobus kanan otak kecil, menghubungkan
antara otak kecil dengan korteks otak besar.
b. Otak kecil (serebelum). Otak kecil, terletak di bawah bagian belakang
otak belakang. Otak kecil berperan sebagai pusat keseimbangan,
koordinasi kegiatan otak, koordinasi kerja otot dan rangka.
c. Sumsum lanjutan (medula oblongata). Sumsum lanjutan membentuk
bagian bawah batang otak, berfungsi sebagai pusat pengatur refleks
fisiologis, misalnya pernapasan, detak jantung, tekanan darah, suhu
tubuh, gerak alat pencernaan, gerak refleks seperti batuk, bersin, dan
mata berkedip.

2. Sumsum tulang belakang (medulla spinalis)


Sumsum tulang belakang terletak di dalam rongga ruas-ruas tulang belakang,
yaitu lanjutan dari medula oblongata memanjang sampai tulang punggung tepatnya
sampai ruas tulang pinggang kedua (canalis centralis vertebrae). Sumsum tulang
belakang berfungsi sebagai pusat gerak refleks, penghantar impuls sensorik dari kulit
atau otot ke otak, dan membawa impuls motorik dari otak ke efektor. Di dalam tulang
punggung terdapat sumsum punggung dan cairan serebrospinal. Pada potongan
melintang bentuk sumsum tulang belakang tampak dua bagian yaitu bagian luar
berwarna putih sedang bagian dalamnya berwarna abu-abu. Bagian luar berwarna putih
karena mengandung dendrit dan akson dan berbentuk seperti tiang, sedangkan bagian
dalam berwarna abu-abu berbentuk seperti sayap atau huruf H. Sayap (huruf H), yang
mengarah ke perut disebut sayap ventral dan banyak mengandung neuron motorik
dengan akson menuju ke efektor. Sedangkan sayap yang mengarah ke punggung disebut
sayap dorsal, mengandung badan neuron sensorik.
Saat memasuki medulla spinalis, serabut saraf sensorik akan dipisahkan menjadi
tractus di substansia alba. Beberapa serabut saraf berperan menghubungkan segmen-
segmen medulla spinalis sedangakn serabut yang lain naik menuju ke otak. Berkas
serabut saraf yang berjalan menuju otak inilah yang disebut tractus ascenden. Tractus
ascenden menghantarkan informasi aferen baik yang disadari maupun tidak. Informasi
ini dapat dibagi menjadi informasi eksteroseptif (input dari luar tubuh seperti nyeri,

6|Anatomi Fisiologi Sistem Persyarafan


suhu dll.) dan proprioreseptif (input dari dalam tubuh seperti dari otot atau sendi).
Berikut nama tractus ascenden dan rangsang yang dibawa:
1. Tractus spinothalamicus lateralis : jaras nyeri dan suhu.
2. Tractus spinothalamicus anterior : jaras raba dan tekanan ringan.
3. Tractus spinocerebellaris posterior : jaras sensasi sendi otot ke cerebellum.
4. Tractus spinocerebellaris anterior : jaras sensasi sendi otot ke cerebellum.
5. Tractus cuneocerebellaris : jaras sensasi sendi otot ke cerebellum.
6. Tractus spinotectalis : jaras refleks spinovisual
7. Tractus spinoreticularis : mempengaruhi kesadaran.

Tractus descenden merupakan serabut saraf yang turun di dalam substansia alba
dari berbagai pusat saraf. Berikut nama tractus descenden dan fungsinya:
1. Tractus corticospinalis : jaras gerakan volunter
2. Tractus reticulospinalis : memfasilitasi dan menghambata ktivitas refleks
dan gerakan volunter.
3. Tractus tectospinalisi : respon stimulus visual.
4. Tractus rubrospinalis : antigravitasi
5. Tractus vestibulospinalis : memfasilitasi otot ekstensor, menghambat otot
fleksordan keseimbangan.
6. Tractus olivospinalis : belum diketahui, berhubungan dengan aktivitas
otot

C. Anatomi Fisiologi Sistem Saraf Tepi


Sistem Saraf Tepi (Sistem saraf Perifer) Sistem saraf tepi adalah lanjutan dari neuron
yang bertugas membawa impuls saraf menuju ke dan dari sistem saraf pusat. Saraf perifer
meliputi 12 saraf kranial, saraf tulang belakang, dan saraf otonom yang mengatur otot
jantung, otot-otot di dinding pembuluh darah, dan kelenjar.
Berdasarkan cara kerjanya sistem saraf tepi dibedakan menjadi dua yaitu :
1. Sistem saraf sadar atau somatik
Yaitu sistem saraf yang mengatur segala gerakan yang dilakukan secara sadar
atau dibawah koordinasi saraf pusat atau otak. Berdasarkan asalnya sistem saraf
sadar dibedakan menjadi dua yaitu :

7|Anatomi Fisiologi Sistem Persyarafan


a. Sistem saraf kepala (kranial)
Terdiri dari 12 pasang saraf cranial muncul dari berbagai bagian batang
otak. Beberapa saraf cranial hanya tersusun dari serabut sensorik, tetapi
sebagaian besar tersusun dari serabut sensorik dan serabut motorik.
b. Sistem saraf tulang belakang (spinal) yang terdiri dari :
Jumlah Medula spinalis daerah Menuju
8 pasang Serviks Kulit kepala, leher dan otot
tangan
12 pasang Punggung Organ-organ dalam
5 pasang Lumbal/pinggang Paha
5 pasang Sakral/kelangkang Otot betis, kaki dan jari
kaki
1 pasang Koksigeal Sekitar tulang ekor

2. Sistem saraf tak sadar


Sistem saraf otonom mengatur kerja jaringan dan organ tubuh yang tidak
disadari atau yang tidak dipengaruhi oleh kehendak kita. Jaringan dan organ tubuh
diatur oleh sistem saraf otonom adalah pembuluh darah dan jantung.
Sistem saraf otonom terdiri atas :
a. Sistem saraf simpatik
Sistem saraf simpatik disebut juga sistem saraf torakolumbar, karena
saraf preganglion keluar dari tulang belakang toraks ke-1 sampai dengan ke-12.
Sistem saraf ini berupa 25 pasang ganglion atau simpul saraf yang terdapat di
sumsum tulang belakang. Fungsi dari sistem saraf simpatik adalah untuk
mempercepat denyut jantung, memperlebar pembuluh darah, memperlebar
bronkus, mempertinggi tekanan darah, memperlambat gerak peristaltis,
memperlebar pupil, menghambat sekresi empedu, menurunkan sekresi ludah,
dan meningkatkan sekresi adrenalin. Sistem ini mengatur fungsi kelenjar
keringat dan merangsang sekresi glukosa dalam hati. Sistem saraf simpatik
diaktifkan terutama dalam kondisi stres. Bandingkan sistem saraf parasimpatik.

b. Sistem saraf parasimpatik


Sistem saraf parasimpatik adalah bagian dari sistem saraf otonom yang
cenderung bertindak berlawanan terhadap sistem saraf simpatik. Sistem saraf
parasipatik disebut juga dengan sistem saraf kraniosakral, karena saraf
8|Anatomi Fisiologi Sistem Persyarafan
preganglion keluar dari daerah otak dan daerah sakral. Susunan saraf
parasimpatik berupa jaring-jaring yang berhubung-hubungan dengan ganglion
yang tersebar di seluruh tubuh. Urat sarafnya menuju ke organ tubuh yang
dikuasai oleh susunan saraf simpatik. Sistem saraf parasimpatik memiliki
fungsi yang berkebalikan dengan fungsi sistem saraf simpatik. Misalnya pada
sistem saraf simpatik berfungsi mempercepat denyut jantung, sedangkan pada
sistem saraf parasimpatik akan memperlambat denyut

D. Anatomi Fisiologi Sistem Saraf Otonom


Sistem saraf tak sadar disebut juga saraf otonom adalah sistem saraf yang bekerja
tanpa diperintah oleh sistem saraf pusat dan terletak khusus pada sumsum tulang belakang.
Sistem saraf otonom terdiri dari neuron-neuron motorik yang mengatur kegiatan organ-
organ dalam, misalnya jantung, paru-paru, ginjal, kelenjar keringat, otot polos sistem
pencernaan, otot polos pembuluh darah. Berdasarkan sifat kerjanya, sistem saraf otonom
dibedakan menjadi dua yaitu saraf simpatik dan saraf parasimpatik. Saraf simpatik
memiliki ganglion yang terletak di sepanjang tulang belakang yang menempel pada
sumsum tulang belakang, sehingga memilki serabut pra-ganglion pendek dan serabut post
ganglion yang panjang. Serabut pra-ganglion yaitu serabut saraf yang yang menuju
ganglion dan serabut saraf yang keluar dari ganglion disebut serabut post-ganglion. Saraf
parasimpatik berupa susunan saraf yang berhubungan dengan ganglion yang tersebar di
seluruh tubuh. Sebelum sampai pada organ serabut saraf akan mempunyai sinaps pada
sebuah ganglion seperti pada bagan berikut. Saraf parasimpatik memiliki serabut pra-
ganglion yang panjang dan serabut post-ganglion pendek. Saraf simpatik dan parasimpatik
bekerja pada efektor yang sama tetapi pengaruh kerjanya berlawanan sehingga keduanya
bersifat antagonis.
Contoh fungsi saraf simpatik dan saraf parasimpatik antara lain : Saraf simpatik
mempercepat denyut jantung, memperlambat proses pencernaan, merangsang ereksi,
memperkecil diameter pembuluh arteri, memperbesar pupil, memperkecil bronkus dan
mengembangkan kantung kemih, sedangkan saraf parasimpatik dapat memperlambat
denyut jantung, mempercepat proses pencernaan, menghambat ereksi, memperbesar
diameter pembuluh arteri, memperkecil pupil, mempebesar bronkus dan mengerutkan
kantung kemih.

BAB III

9|Anatomi Fisiologi Sistem Persyarafan


PENUTUP

A. Kesimpulan
Sistem saraf merupakan salah satu bagian yang menyusun sistem koordinasi yang
bertugas menerima rangsangan, menghantarkan rangsangan ke seluruh bagian tubuh, serta
memberikan respons terhadap rangsangan tersebut. Pengaturan penerima rangsangan
dilakukan oleh alat indera, pengolah rangsangan dilakukan oleh saraf pusat yang kemudian
meneruskan untuk menanggapi rangsangan yang datang dilakukan oleh sistem saraf dan
alat indera. Setiap impuls saraf akan berhubungan dengan sistem saraf, yang terdiri dari
sistem saraf sadar dan sistem saraf tak sadar atau sistem saraf otonom.

B. Kritik dan Saran


Setelah membaca dan memahami materi yang ada dalam makalah ini,gambar yang
kami sajikan masih belum cukup lengkap. Jadi pembaca silakan menambahkan isi materi
kepada kelompok kami. Dan juga disarankan untuk membandingkan materi yang ada
dalam makalah dengan buku sumber yang ada. Karena sebagai penulis kami hanyalah
manusia yang tidak luput dari kesalahan, baik itu kesalahan dalam penyampaian materi
ataupun pengetikan.

DAFTAR PUSTAKA

10 | A n a t o m i F i s i o l o g i S i s t e m P e r s y a r a f a n
Iswari. Mega.2010. Anatomi Fisiologi dan Dasar Neurologi (Dasar Ilmu Faal dan
Saraf untuk Pendidikan Luar Biasa). Padang : UNP Press
Pearce. Evelyn.C. 2002. Anatomi dan Fisiologi untuk Paramedis. Jakarta :PT. Gramedia
Pinel, John P.J. 2009. Biopsikologi Edisi Ke-7. Yogyakarta : Pustaka Pelajar
Guyton, N Hall.2001.Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Jakarta: EGC
Scanlon, Valarie C. 2006. Buku Ajar Anatomi dan Fisiologi. Jakarta: Penerbit Buku
Kedokteran

11 | A n a t o m i F i s i o l o g i S i s t e m P e r s y a r a f a n

You might also like