Professional Documents
Culture Documents
TEORI DASAR
(tiga) jenis pemboran yang umum diketahi yaitu pemboran vertikal (vertical
(horizontal drilling). Alasan digunakan nya suatu jenis pemboran tergantung pada
formasi yang tidak terletak vertical dibawah mulut sumur.Di dalam membor suatu
formasi, sebenarnya selalu diinginkan lubang yang vertikal, karena dengan lubang
yang vertikal, kecuali operasinya lebih mudah, juga umumnya biayanya lebih
murah dari pada pemboran terarah.Jadi pemboran terarah hanya dilakukan karena
10
11
bergantung pada keadaan geologi dan lingkungan formasi produktif yang dinilai
padat
dan bukit, maka harus dilakukan pemboran berarah.Hal itu dikarenakan tidak
daerah perkantoran, daerah perkotaan, cagar alam dan daerah pariwisata, maka
daerah perkotaan.
12
Gambar 3.114)
Apabila terdapat kubah garam (salt dome) maka pemboran vertikal tidak
garam maka drill string akanrusak, hal itu disebabkan karena kubah garam
Berikut ini contoh gambar pemboran karena adanya kubah garam, dapat
Gambar 3.214)
2. Adanya patahan
pada saat proses pemboran berlangsung. Oleh karena itu dilakukan pemboran
Gambar 3.314)
Selain alasan topografis dan alasan geologi terdapat juga alasan-alasan lain
Berikut ini adalah contoh gambar dari pemboran cluster, dapat dilihat pada
Gambar 3.4
Pemboran Cluster
(blow out) dengan relief well. Relief well ini dilakukan untuk meredam blow out
dengan mengarahkan lintasan bor ke arah lintasan sumur yang terjadi blow out.
16
Gambar 3.514)
sumur, proyeksi bentuk sumur ini digunakan untuk mengontrol arah lubang yang
Pada tipe ini merupakan profil sumur yang umum dan paling
yang relatif dangkal (tidak begitu jauh dari permukaan tanah) dan bila sudut
kemiringan dan arah yang diinginkan didapat, maka sudut ini dapat dipertahankan
17
Tipe ini juga umum disebut sebagai slant type atau J-Type menaikkan dan
Gambar 3.3
dengan tipe I tipe ini lebih sulit dan berisik terutama pada saat Drop Off. Tipe S
menaikkan, mempertahankan, dan menurunkan sudut build up, hold, dan drop off.
permukaan dan jarak antara lokasi permukaan dengan sasaran produktif apabila
18
jauh dari sumbu vertikal yang melalui mulut sumur, maka kita memilih tipe belok
di tempat dalam. Lain halnya apabila jarak sasarannya jauh dari sumbu vertikal
Gambar 3.4
Profil ini dilaksanakan pada kondisi atau pada keadaan tertentu, seperti
kasus kubah garam atau side tracking. Pembelokan lubang dilakukan jauh di
kesasaran. Sumur dengan titik belok atau KOP yang dalam mempunyai
kelemahan seperti:
Gambar 3.5
agar lubang yang dibor dapat mengikuti pola lintasan yang dirancang.
yang dipasang pada rangkaian drill string sehinnga diperoleh suatu kondisi yang
Susunan bottom hole assembly terdiri dari bit (pahat), stabilizer, peralatan
survey, drill colar, non-magnetic drill collar, downhole drilling motor, bent sub,
Secara umum bottom hole assembly dikelompokkan dalam tiga jenis sesuai
dengan fungsinya:
merubah resultan dari gaya gravitasi bumi. Gaya yang berorientasi ke penentuan
Peralatan defleksi yang digunakan biasanya adalah bent sub. Bit diputar
memperkecil jarak titik tangensial dari bit. Saat ada pembebanan, stabilizer akan
menjadi titik tumpu peralatan dan memberikan efek menggeser pada posisi tegak
Pada bagian ini sangat sulit menentukan tangent assemblies yang dapat
mengontrol sudut kemiringan agak lebih mudah. Apabila WOB dan RPM diubah
untuk dapat mempertahankan sudut arah, tetapi efek lain yang mengubah sudut
Karena tangent assembly digunakan pada bagian dari lubang bor dimana sudut
sekaku mungkin. Sangat sukar menemukan tangent assemblies yang ideal atau
kombinasi yang tepat. Pada beberapa kasus yang lain hasil akan baik dengan
Dengan prinsip pendulum, yang menempatkan stabilizer lebih jauh dari bit, maka
gaya gravitasi cenderung menarik bit ke arah sumbu vertikal lubang. Efek ini akan
menurunkan sudut kemiringan lubang. Jarak dan ukuran stabilizer berguna untuk
Drill bit atau pahat bor adalah ujung rangkaian pemboran yang
bersentuhan langsung dengan dasar lubang bor. Fungsi utama dari pahat bor
adalah menggerus batuan di dasar lubang. Jenis-jenis pahat bor antara lain adalah
rock bit, roller cone bit, core bit, diamond bit, dan poly cristaline diamond bit
(PDC bit).
22
Gambar 3.615)
Down hole mud motor terdapat beberapa tipe, diantaranya yaitu sebagai
berikut:
berfungsi untuk memutar pahat bor tanpa harus memutar rangkaian. Penggerak
utama dari motor adalah fluida pemboran atau lumpur pemboran yang dialirkan
menuju motor dari permukaan melalui drill string. Fluida tersebut menggerakkan
mekanisme motor. Pada motor tersebut dilengkapi bent sub atau bent housing
untuk membelokkan lintasan sumur. Bent sub ini bisa menghasilkan pembelokkan
Mengurangi laju kerusakan drill pipe, karena bisa mengurangi beban puntiran
yang dialami drill pipe. Weight on bit (WOB) yang kecil bisa memperkecil
Dapat membuat lengkungan lubang yang halus dan bagus pada daerah build
Pemakaian fluida harus dibatasi berbagai kriteria, yaitu seperti: lumpur harus
sangat bersih dari material kasar (pasir dan barite) karena material ini akan
Pompa lumpur harus bertekanan tinggi agar dapat memutar pahat dengan
Pada RPM yang tinggi, maka dibutuhkan pahat yang tahan terhadap abrasi
Gambar 3.716)
Ada dua macam Downhole Mud Motor yang kita kenal, yaitu:
2. Turbin motor
Turbin motor atau turbo drill adalah motor hidrolik dengan multistage yang
terdiri dari rotor dan stator. Metode yang digunakan turbin motor adalah untuk
fluida. Stator berada pada bagian motor yang diam berfungsi sebagai pengaruh
aliran fluida pemboran ke rotor. Akibat adanya aliran fluida pemboran yang
membentuk rotor, maka rotor akan berputar. Putaran ini akan diteruskan ke pahat
baik digunakan pada temperature tinggi (diatas 300 F) dan pada penggunaan oil
base mud.
25
Alat ini digerakkan oleh pompa dengan rotor berbentuk helisoidal yang
berperan sebagai rotor yang tersekat di dalam stator. Jika fluida dialirkan, rotor
akan berputar untuk mememberikan jalan kepada untuk mengalir. Rotor akan
bergerak karena ada perbedaan tekanan di dalam motor yang dihasilkan oleh
lumpur. RPM dan torsi yang dapat diperoleh dari PDM sangat ditentukan dari
kondisi rotor dan statornya, dimana makin banyak jumlah profilnya maka akan
semakin tinggi torsi yang dihasilkan, namun RPM nya rendah. PDM diantara
menghasilkan RPM yang tinggi, mengurangi beban torsi pada drill string,
pemboran sumur miring atau horizontal, bentuk kelengkungan yang dibuat tidak
patah-patah atau smooth, sedangkan kerugian dari pemakaian PDM, yaitu tidak
dapat digunakan pada temperatur yang tinggi dan lumpur yang mengandung pasir
yang tinggi.
Drill collar pada dasarnya sama dengan drill pipe, hanya saja drill collar
lebih berat, dindingnya lebih tebal, dan mempunyai sambungan yang lebih kuat.
Ada beberapa jenis drill collar yang dapat dipilih untuk suatu operasi
pemboran diantaranya:
Drill collar ini dilengkapi dengan sistem fleksibel joint dan biasnya dipakai
dari stainless steel.Monel terdiri dari 70% nikel dan 30% tembaga.Fungsi dari
survey.Dengan NMDC peraltan survey tersebut tidak terganggu oleh magnet bumi
Heavy weight drill pipe hampir sama dengan drill pipe, akan tetapi lebih
berat dan mempunyai bagian yang lebih tebal pada bagian tengahnya seperti tool
joint yang berfungsi untuk menahan beban tegangan (stress load) atau beban
putar.
3.4.6 Stabilizer
Mencegah perubahan sudut lubang sumur (dog leg) dengan cara menambah
Untuk menengahkan pahat dari drill collar di dalam lubang sumur selama
pemboran berlangsung.
pipa bor sehingga diperoleh efek stabilisasi, pendulum, dan fulcrum. Pemilhan
jenis stabilizer yang akan dipakai dalam suatu operasi pemboran sangat
dipengaruhi oleh jenis batuan yang dibor. Areal kontak yang lebar akan
kontak yang sempit akan memberikan beban drag yang sedikit pula. Oleh karena
itu diperlukan kecocokan antara stabilizer dengan formasi yang akan dibor.
Gambar 3.817)
Drilling jar merupakan alat yang dipasang pada alat BHA, digunakan
untuk melepaskan rangkaian pipa bor yang terjepit (stuck pipe) pada saat
yang kuat ke arah atas dan bawah pada saat pipa ditarik. Kekuatan hentakkan
Ketika drilling jar diberikan tekanan atau kompresi pada posisi siap
ditembakkan, fluida dari ruang pertama ditekan dan dialirkan memlalui valve
dengan laju alir yang tinggi kedalam ruang kedua. Hal ini mengakibatkan drilling
jar akan berkontraksi. Ketika hentakkan telah dicapai titik tertentu dan posisi
Shock sub adalah alat yang dipasang diantara pahat dan drill collar,
berfungsi untuk mengurangi getaran yang disebabkan oleh putaran dan penekanan
differential sticking. Dalam kaitannya dengan posisi dan ukuran target, usaha
didukung dengan adanya penggambaran letak dari posisi target secara akurat.
29
lubang sumur dilakukan jika menjumpai suatu kondisi yang kritis seperti
patahan.
Profil Lubang Sumur. Dengan mengetahui posisi titik lokasi pemboran, titik
menentukan profil geometri sumur yang terbaik dari permukaan sampai target
di dasar sumur. Jenis profil sumur yang dipilih akan bergantung pada
mekanisme produksi dan alasan yang berhubungan dengan geologi. Jika profil
yang diperoleh.
30
Azimuth dari koordinat tersebut dan jarak (departure) dari titik lokasi di
Departure = (E/W)2+(N/S)2.....................................................................(3.2)5)
Kick off point adalah titik atau kedalaman lintasan dimana sumur mulai
dibelokkan menjauh dari sumbu vertikal kearah target sampai mencapai sudut
dibatasi oleh:
Kondisi formasi yang harus dipilih sebagai lokasi KOP. Jenis formasi seperti
sand atau pada lapisan lain yang memiliki kekrasan yang cukup dengan
indikasi laju penembusan (ROP) lambat. KOP tidak terletak pada zona lunak,
kekerasan, zona lost, zona gas, zona pembesaran lubang, dan zona swelling
agar tidak menyulitkan dalam pembentukan sudut arah dan kemiringan. KOP
suatu sumur tidak terlalu dekat dengan sumur lain agar tidak terjadi gangguan
5730
= .......................................................................................................(3.3)5)
Batas maksimum torsi dan drag. Dogleg severity yang tinggi buil-up section
akan menghasilkan torsi dan drag yang tinggi. Ini merupakan faktor yang
sangat bervariasi, tergantung pada target yang ingin dicapai. Ketika pertambahan
sudut yang diinginkan telah ditentukan, kick off point dapat ditentukan.
32
Azimuth lubang bor (yang dikoreksi terhadap sumbu utara yang relevan)
setelah itu barulah didapat koordinat akhir dari bottom-hole dan dapat
Tangential
Balanced Tangential
Average Angle
Radius of Curvature
Minimum of Curvature
Mercury
33
Dari semua metode tersebut, hanya empat yang digunakan secara luas,
metode tersebut.
= 1 [ 1 2 1 2 1 2 1 ]...................................(3.4)11)
360
= 2
.......................................................................................................(3.5)11)
= (1 2 ) ...............................................................(3.6)11)
2
= (1 1 + 2 2 ) ................................................(3.7)11)
2
= (1 1 + 2 2 ) .................................................(3.8)11)
2
Dimana:
DL = Dog-leg severity
RF = Ratio Factor
kemiringan dan arah pada lubang yang telah dihasilkan.Selama operasi pemboran
berarah, setiap telah dicapai titik-titik di kedalaman tertentu kita mengukur sudut
kemiringan dan sudut arah lubang bor (melakukan survey).Dari penguuran ini
dapat diketahui penyimpangan sudut dari sasaran yang direncanakan sehingga dari
setiap titik pengukuran ini kita dapat mengoreksi penyimpangan bila arah dan
Untuk menentukan lokasi yang tepat dari dasar sumur (koordinat dasar
sumur).
Peralatan yang digunakan terbagi atas tiga macam yaitu, Single Shot,
Multi Shot, dan Measurement While Drilling (MWD). Single Shot dan Multi Shot
adalah peralatan survey yang bekerja dengan prinsip pemotretan, dimana sebuah
kompas unit pencatat sudut yang berbentuk cakram dipotret bersama-sama oleh
vertikal. Single Shot hanya dapat melakukan pengukuran sekali saja, sedangkan
Multi Shot dapat melakukan pengukuran berkali-kali. Single Shot dan Multi Shot
dapat digunakan pada pemboran tipe short radius pada saat awal pembuatan sudut.
pencatatan variasi pengukuran dalam lubang bor dan hasil pengukuran tersebut
oleh berat beban yang tergantung di bawah rangkaian pemboran, gesekan antara
sebagainya.
36
permukaan yang digunakan, bentuk lintasan sumur, jenis lumpur yang digunakan
Beban torsi adalah beban yang terjadi ketika rangkaian diputar danterjadi
kontak antara mata pahat dengan batuan formasi, sehingga menimbulkan gaya
gesek yang arahnya berlawanan dengan arah putar rangkaian. Selain itu, beban
torsi juga ditimbulkan karena adanya kontak antara rangkaian yang sedang diputar
Beban torsi yang berlebihan akan membatasi panjang bagian lubang yang
dapat ditembus.
Gambar 3.9
torsi dibatasi oleh daya putar rotary table atau top drive di permukaan, yang
fungsinya memutar seluruh rangkaian pemboran. Semakin besar beban torsi yang
terjadi, semakin besar pula daya yang diperlukan untuk memutar rangkaian.Selain
37
itu, toleransi beban torsi yang dapat diderita oleh rangkaian juga dibatasi oleh
kekuatan pipa atau disebut juga torsional yield strength dari drill pipe. Apabila
beban torsi yang terjadi melebihi batas dari maximum torsional strength, maka
akan terjadi stress yang begitu tinggi sehingga menyebabkan kelelahan pada pipa
(fatigue), yang juga akan menimbulkan masalah lain seperti tertekuknya pipa
Harga beban torsi yang terbesar diderita pada sambungan antar pipa (tool
joint), pada bagian pipa yang tipis, serta pada alat pemutar (rotary table atau top
drive) yang terletak di permukaan. Selain itu, beban torsi juga akan semakin kritis
pada beberapa fase pemboran tertentu, seperti pada fase pertambahan dan/atau
section), fase mempertahankan sudut (tangential section), dan yang terbesar pada
beban torsi dibedakan menjadi dua, yaitu pada lubang melengkung dan lubang
Prinsip dasar untuk menentukan torsi yang terjadi pada lubang lurus
= sin ....................................................................................................(3.10)7)
dengan :
= Koefisien gesekan
= ( 2 + + )(. ).....................................................................(3.11)7)
Dengan :
gesek yang terjadi akibat adanya kontak antara rangkaian dengan lubang bor
(pull out of hole). Drag yang terjadi ketika RIH sering disebut juga sebagai
Tensile Drag dan drag yang terjadi ketika POOH sering disebut juga sebagai
39
Compressive Drag.
Gambar 3.10
Beban drag yang terjadi ketika RIH ataupun POOH dibatasi oleh kekuatan
hookload kapasitas rig untuk menyeimbangkan beban tersebut. Selain itu, beban
drag juga dibatasi oleh kekuatan dan ketahanan tool joint serta grade dari drillpipe
masing jenis dan grade dari drillpipe memiliki ketahanan yang berbeda-beda
terhadap tensile strength, atau kekuatan tarikan maksimum yang sanggup diderita
oleh drillpipe. Semakin besar beban drag yang terjadi, baik ketika proses
penurunan rangkaian (run in hole) dan ketika penurunan rangkaian (pull out of
hole), maka semakin besar pula kekuatan hookload kapasitas rig yang dibutuhkan,
serta dibutuhkan grade yang lebih tinggi dari drillpipe yang akan digunakan.
= + ............................................................................(3.13)12)
= + + ...........................................................................(3.14)12)
Dengan :
Seperti halnya beban torsi, harga beban drag akan semakin kritis pada
lubang bor yang miring, baik pada build-up section, drop-off section, maupun
mengalami kontak dengan lubang bor, yang disebabkan oleh efek gravitasi.
menjadi dua, yaitu ketika penurunan rangkaian (run inhole) dan ketika penurunan
yang ditempuh, penentuan beban drag dibedakan menjadi dua, yaitu pada lubang
melengkung dan lubang lurus, baik pada lubang miring maupun lubang
horizontal.
41
dinding drillpipe, tool joint dan peralatan penyambung lainnya. Kekuatan strength
pipa dapat dilihat pada API RP 7G. Faktor-faktor yang menyebabkan drag pada
(smooth).
Terjadinya swelling.
menahan dan menarik string serta untuk mengaur distribusi WOB akibat adanya
beban drag.
Untuk perhitungan drag biasanya memakai friction factor (ff) 0,25 untuk
cased hole dan 0,33 untuk open hole, ini dikarenakan kondisi di cased hole
Persamaan yang digunakan untuk menentukan beban drag pada lubang lurus,
= sin ......................................................................................................(3.15)7)
dengan :
= Koefisien gesekan
L = Panjang rangkaian, ft
dibedakan menjadi dua, yaitu ketika proses penurunan rangkaian dan proses
= 9.19 2 + + ( )........................................................................(3.16)7)
Jika Fo/WR 1
= 2 + + ()...............................................................................(3.17)7)
0.1
43
= 2 + + ()...................................................................................(3.18)7)
Dengan :
= Koefisien gesekan
= Sudut kemiringan/inklinasi ,