Professional Documents
Culture Documents
TINJAUAN PUSTAKA
sebagai tempat untuk bereproduksi dan/atau tempat tumbuh besar (nursery ground)
terutama bagi sejumlah spesies ikan dan udang.
3. Perairan estuaria secara umum dimanfaatkan manusia untuk tempat pemukiman.
4. Tempat penangkapan dan budidaya sumberdaya ikan,
5. Jalur transportasi, pelabuhan dan kawasan industri.
air merupakan parameter penting dalam menentukan kondisi badan air karena
berpengaruh terhadap pertumbuhan dari tumbuhan dan hewan, reproduksi dan
migrasinya (Gang Ji, 2007).
Suhu air di daerah estuaria biasanya memperlihatkan fluktuasi annual dan
diurnal yang lebih besar daripada laut, terutama apabila estuaria tersebut dangkal dan
air yang datang (pada saat pasang-naik) ke perairan estuaria tersebut kontak dengan
daerah yang substratnya terekspos (Kinne, 1964). Parameter ini sangat spesifik di
perairan estuaria. Ketika air tawar masuk estuaria dan bercampur dengan air laut,
terjadi perubahan suhu. Akibatnya, suhu perairan estuaria lebih rendah di musim dingin
dan lebih tinggi di musim panas daripada suhu air laut didekatnya. Skala waktu
perubahan suhu ini menarik karena dapat dilihat dengan perubahan pasang surut,
dimana suatu titik tertentu di estuaria akan memperlihatkan variasi suhu yang besar
sebagai fungsi dari perbedaan antara suhu air laut dan air sungai. Kenaikan suhu di atas
kisaran toleransi organisme dapat meningkatkan laju metabolisme, seperti
pertumbuhan, reproduksi dan aktifitas organisme. Kenaikan laju metabolisme dan
aktifitas ini berbeda untuk spesies, proses dan level atau kisaran suhu.
2.2.1.2. Gelombang.
Gelombang merupakan gerakan naik turunnya muka air laut yang dibarengi
perpindahan partikel air dipermukaan sehingga mempengaruhi kondisi fisik suatu
perairan. Pada umumya gelombang dibangkitkan oleh angin yang bertiup di atas
permukaan air laut. Sifat sifat gelombang dipengaruhi oleh tiga bentuk angin, yaitu :
1. Kecepatan angin : umumnya makin kencang angin yang bertiup, maka makin
besar gelombang yang akan terbentuk dan gelombang ini mempunyai kecepatan
yang tinggi dan panjang gelombang yang besar.
2. Waktu dimana angin sedang bertiup. Tinggi, kecepatan dan panjang gelombang
seluruhnya cenderung untuk meningkat sesuai dengan meningkatnya waktu pada
saat angin pembangkit gelombang mulai bertiup.
3. Jarak tanpa rintangan dimana angin sedang bertiup (dikenal dengan fetch).
Gelombang yang terbentuk di danau fetchnya kecil, biasanya mempunyai
gelombang hanya beberapa centimeter, sedangkan yang dilautan bebas
15
2.2.1.3. Arus
Sirkulasi air merupakan mekanisme utama yang menyebabkan terjadinya proses
percampuran di estuaria. Sirkulasi air merupakan fenomena yang kompleks
dipengaruhi oleh angin di atmosfer dan perbedaan panas di lautan. Di estuaria sirkulasi
air umumnya dipengaruhi oleh aliran air tawar yang bersumber dari badan sungai,
pasang surut, hujan dan peguapan, angin dan peristiwa upwelling di pantai
(Mukhtasor, 2007; Wolanski, 2007).
Arus pasang surut yang terjadi di estuaria berperan penting sebagai pengangkut
zat hara dan polutan, mengencerkan dan membawa polutan sampai ke laut.
berkurangnya kadar oksigen terlarut dalam suatu perairan adalah adanya bakteri aerob
dari bahan-bahan buangan yang mengkonsumsi oksigen (Fardiaz, 1992).
Kandungan oksigen terlarut dapat dijadikan indikator kualitas air sebagaimana
diuraikan pada Tabel 2.
Sedangkan menurut baku mutu air laut yang ditetapkan oleh pemerintah tahun
2004 kandungan oksigen terlarut yang yang sesuai untuk kehidupan biota perairan
adalah >5 mg/l.
- 89 Baik
- 6,7 7,9 Agak tercemar
- 4,5 6,6 Tercemar Sedang
2.2.2.4. Nitrat
Nitrat (NO 3 ) adalah bentuk nitrogen utama di perairan alami. Nitrat merupakan
salah satu nutrien senyawa yang penting dalam sintesa protein hewan dan tumbuhan.
Konsentrasi nitrat yang tinggi di perairan dapat menstimulasi pertumbuhan dan
perkembangan organisme perairan apabila didukung oleh ketersediaan nutrient (Alaerst
dan Sartika, 1987). Konsentrasi ammonia untuk keperluan budidaya laut adalah 0,3
mg/l (KLH, 2004). Sedangkan untuk nitrat adalah berkisar antara 0,9 3,2 mg/l (KLH,
2004; DKP, 2002).
penggunaan komponen fisika dan kimia saja hanya akan memberikan gambaran
kualitas lingkungan sesaat dan cenderung memberikan hasil dengan penafsiran dan
kisaran yang luas. Oleh sebab itu penggunaan komponen biologi juga sangat diperlukan
karena fungsinya yang dapat mengantisipasi perubahan pada lingkungan kualitas
perairan.
Parameter biologi yang digunakan dalam kualitas air adalah makrozoobentos.
Makrozoobentos memiliki peranan dalam ekosistem perairan, yaitu berperan dalam
proses mineralisasi dan pendaurulangan bahan organik serta menduduki beberapa
posisi penting dalam rantai makanan. (Lind, 1979). Selain itu, sifat makrozoobentos
yang hidup menetap atau bergerak lambat, sehingga jika ada bahan pencemar
memasuki suatu perairan, maka hewan itu yang paling merasakan dampaknya.
Perubahan pada struktur komunitas tersebut dapat menggambarkan proses yang terjadi
dalam suatu lingkungan perairan.
Untuk mengetahui tingkat pencemaran suatu perairan digunakan indeks
keragaman makrozoobentos. Perubahan pada struktur komunitas makrozoobentos
ditandai dengan perubahan pada indeks keragamannya. Odum (1993) mengemukakan
indeks keragaman komunitas 0,60-0,80 adalah standar untuk ekosistem yang tidak
menerima masukan bahan organik dan anorganik yang tinggi.
2.2.4. Sedimen
Sedimen adalah kerak bumi yang ditransportasikan melalui proses hidrologi
dari satu tempat ke tempat lainnya, baik secara vertikal maupun horizontal (Friedman
dan Sanders, 1978). Menurut Barnes (1986) sedimen terdiri atas dua kelompok, yaitu
sediment of inlet dan pyroclastic sediment. Sediment of inlets berasal dari limpasan air
sungai, jenis sedimen ini banyak mempengaruhi proses pembentukan pinggir pantai di
sekitar muara sungai. Pyroclastic sediment berasal dari daratan (angin atau drainase)
atau penguraian bahan organik. Kebanyakan estuaria didominasi oleh substrat
berlumpur, yang seringkali sangat lunak. Substrat ini berasal dari sedimen yang dibawa
ke dalam estuaria baik oleh air laut maupun air tawar.
Pengendapan partikel juga bergantung pada arus dan ukuran partikel. Partikel
yang lebih besar mengendap lebih cepat daripada partikel yang lebih kecil dan arus
20
yang kuat mempertahankan partikel dalam suspensi lebih lama dari arus yang lemah.
Oleh karena itu substrat pada tempat yang arusnya kuat cenderung bersubstrat kasar
(pasir atau kerikil) karena hanya partikel berukuran besar yang akan mengendap. Jadi,
baik air tawar maupun air laut mempunyai tendensi pertama kali melepas sedimen yang
kasar, air laut melepasnya pada mulut estuaria, sedangkan air tawar akan melepasnya
pada bagian hulu estuaria atau bahkan pada sungai itu sendiri. Dengan demikian,
daerah tempat pencampuran didominasi oleh endapan halus (lumpur), sebagai akibat
berkurangnya gerakan air dan pada penggumpalan karena penggumpalan karena
percampuran kedua massa air. Di antara partikel yang mengendap di estuaria
kebanyakan bersifat organik. Akibatnya substrat ini sangat kaya akan bahan organik.
Bahan inilah yang menjadi cadangan makanan yang besar bagi organisme yang hidup
di estuaria. Besarnya luas permukaan relatif terhadap volume partikel yang sangat kecil
berarti tersedia daerah yang sangat luas untuk pertumbuhan bakteri.
Daerah estuaria yang memiliki arus yang kuat, umumnya memiliki substrat
berpasir. Hal ini terjadi akibat pengaruh arus sehingga partikel-partikel yang berukuran
besar akan mengendap lebih cepat, sedangkan partikel yang berukuran lebih kecil akan
lama dipertahankan dalam suspensi dan terbawa ke suatu tempat mengikuti pengaruh
arus dan gelombang. Endapan lumpur banyak mengendap di pantai, terutama jika air
laut terdorong ke luar estuaria karena aliran air tawar yang besar. Pembentukan
endapan juga mendapat pengaruh dari laut, karena pada air laut juga banyak terdapat
parikel tersuspensi. Ketika partikel tersuspensi yang dibawa oleh sungai bercampur
dengan air laut, kehadiran ion-ion dalam air laut akan menyebabkan lmpur
menggumpal dan membentuk partikel yang lebih besar melalui proses konglomerasi
(Nybakken, 1988).
Senyawa-senyawa kimia di sedimen dipengaruhi oleh faktor lingkungan
Kondisi utama lingkungan yang merubah komposisi senyawa di sedimen antara lain
pH, redoks potensial, interstitial water (IW), bahan-bahan alami yang berasal dari
sistem itu sendiri (autothonous inputs), dan kegiatan yang dilakukan oleh hewan-hewan
akuatik (Chester 1990; Mllero dan Sohn 1992). Faktor lain yg mmperngaruhi adalah
produktifitas primer dan sekunder perairan (allochthonous inputs), limbah yg berasal
dari manusia (antrophogenic input dan kondisi hidrologi (hydrologic variables).
21
No Partikel mm m
1. Boulder (batuan) > 256 > 256x103
2. Cobble (batuan bulat) 64-256 64x103-256x103
3. Pebble (batu kerikil) 4,0-64 4000-64000
4. Granule (butiran) 2,0-4,0 2000-4000
5. Very coarse sand (pasir sangat kasar) 1,0-2,0 1000-2000
6. Coarse sand (pasir kasar) 0,5-1,0 500-1000
7. Medium sand (pasir sedang) 0,25-0,5 250-500
8. Fine sand (pasir halus) 0,125-0,25 125-250
9. Very fine sand (pasir sangat halus) 0,0625-0,125 62,5-125
10. Silt (Lumpur) 0,0039-0,0625 3,9-62,5
11. Clay (liat) < 0,0039 < 3,9
3. Terdapat dua aliran yaitu aliran permukaan dari laut, dan aliran pada lapisan
air bagian bawah yang berasal dari daratan dan seringkali membawa polutan
4. Kondisi syarat batas yang diperlukan dalam model numerik.
Faktor utama yang menentukan proses transport di estuaria adalah pasang surut dan
aliran air tawar dari sungai. Untuk muara sungai yang besar kecepatan angin juga
berpengaruh signifikan terhadap proses transport tersebut. Kebanyakan estuaria yang
panjang dan sempit dianggap sebagai satu saluran. Sungai sebagai sumber utama air
tawar dan pada saat kondisi pasang membawa air asin dari laut (Gambar 2).
Estuaria
Pesisir Pantai
Air garam
Air tawar Sungai pasang surut
Sungai Air tawar/payau
Muara Estuaria
Pesisir Pantai
Gambar 2. Sistem Aliran Air di Estuaria
Biodegradasi
Biodegradasi Photolisis
Photolisis Volatilzation
Input polutan
Input polutan
desorpsi
Polutan Polutan dlm
dlm btk btk terlarut
partikel sorpsi
biodegradasi desorpsi
Polutan Polutan
partikel terlarut dlm
sedimen air intrstisial biodegradasi
sorpsi
sedimentasi
berkaitan dengan proses evaporasi dan presipitasi serta pertukaran dengan atmosfer, 4)
bentuk geometri dan batimetri estuaria.
Pada perairan estuaria dimana terjadi percampuran antara air laut dan air tawar
yang berasal dari sungai akan menghasilkan pelapisan (stratifikasi) dua massa air. Pada
Gambar 4 dapat dilihat gambaran secara umum sirkulasi air di perairan estuaria.
Aliran keluar
Transport
vertikal Pertukaran
Garam
Partikel Partikel dasar Aliran masuk
resuspensi pengendapan aliran
(1)
(2)
dimana :
, = kecepatan berdasarkan kedalaman rata-rata arah x dan y
t = waktu
= rata-rata kedalaman skala kuantitas
Fc = difusi secara horizontal
Cs = konsentrasi dari sumber
kp = laju decay
S = jarak point source
Pada Spherical Co-ordinates kecepatan arah horizontal sebagai berikut :
(3)
(4)
Dimana :
R = radius pada bumi
= bujur
= lintang
Substitusi persamaan (2), (3) dan (4) diperoleh persamaan sebagai berikut :
(5)
Faktor gesekan dasar dinyatakan dalam formula Chezy number (C) dan Manning
number (M)
(6)
26
(7)
dimana:
Cf = koefisien gesekan dasar
g = percepatan grafitasi (m/dt2)
Manning number dapat dihitung berdasarkan dari pajang kekasaran dasar yaitu :
(8)
Secara umum dalam membangun model transport suatu substansi dibutuhkan nilai
decay, dimana nilai ini spesifik untuk masing-masing komponen.
Untuk menghitung laju decay linear digunakan formula :
(9)
Dimana;
C = konsentrasi polutan
k = decay (detik-1)
Transpor suatu komponen diperairan tergantung pada arus, dimana pada
estuaria arus yang dominan dibangkitkan oleh pasang surut dan kecepatan angin.
Kondisi pasang surut disimulasikan berdasarkan hasil prediksi DHI dan data lapangan.
Kecepatan angin dihitung berdasarkan persamaan empiris :
dimana;
= densitas udara
= koefisien tarikan udara
= (u w ,v w ) kecepatan angin 10 m diatas permukaan air
27
(11)
Koefisien tarikan udara merupakan nilai konstan atau tergantung pada kecepatan angin.
Persamaan empiris untuk koefisien tarikan dibangun oleh Wu(1980, 1994) :
(12)
dimana :
c a , c b , w a dan w b = faktor empiris
w10 = kecepatan angin 10 m diatas permukaan laut
nilai untuk faktor empiris c a = 1,255.10-3, c b = 2,425.10-3, w a = 7 m/dt dan w b = 25
m/dt.
Langkah-langkah Penyelesaian
1. Matriks pendapat individu
Pada penentuan tingkat kepentingan (bobot) dari elemen-elemen keputusan
di setiap tingkat hirarki keputusan dilakukan dengan judgement melalui komparasi
berpasangan. Nilai yang didapat disusun dalam bentuk matrik individu dan
gabungan yang kemudian diolah untuk mendapatkan peringkat.
Jika C 1 , C 2, .. Cn merupakan set elemen suatu tingkat keputusan
dalam hirarki, maka kuantifikasi pendapat dari hasil komparasi berpasangan setiap
elemen terhadap elemen lainnya akan membentuk matrik A yang berukuran n x n.
Apabila C i dibandingkan dengan C j , maka a ij merupakan nilai matriks pendapat
hasil komparasi yang mencerminkan nilai tingkat kepentingan C i terhadap C j .
Nilai matriks a ij = 1/ a 1j , yaitu nilai kebalikan dari nilai matriks a ij . Untuk i = j ,
maka nilai matriks a ij = a ji = 1, karena perbandingan elemen terhadap elemen itu
sendiri adalah 1. Formulasi matriks A yang berukuran n x n dengan elemen C 1 , C 1,
.. Cn untuk ij = 1, 2, 3, n dan ij disajikan pada Gambar 5.
Skala Definisi
C1 C2 C3 .. Cn
C1 1 a 12 a 13 .. a 1n
C2 1 / a 12 1 a 23 .. a 2n
C3 1 / a 13 1 / a 23 1 .. a 3n
.. .. .. .. .. ..
Cn 1 / a 1n 1 / a 2n 1 / a 3n .. 1
CI = (p n) / (n 1).(2.8)