Professional Documents
Culture Documents
MAKALAH BIOFARMASI
EVALUASI FARMASETIKA SEDIAAN ORAL
Kelompok I
Anggota :
Muh. fadli
Fahmiati sarudin
Sutriana
Rita sulistia ningsi
Nanindayani
Sitti hajar
Arlina
Hernawati mashud
Nurul sul afni
PENDAHULUAN
Adanya berbagai bentuk sediaan dari jenis dan berbagai jenis obat
efek yang dibutuhkan. Bentuk sediaan dari suatu obat sangat menentukan
tujuan-tujuan tersebut, oleh karena itu semua bentuk sediaan harus memiliki
kestabilan yang baik agar dapat memberikan hasil yang sesuai terutama dalam
hal efek farmakologi dari zat aktif yang terkandung dalam sediaan. adanya
formulasi yang baik dari suatu sediaan obat, baik dari segi bahan-bahan
aktifnya.
Adanya suatu evaluasi sediaan yang dapat dijadikan sebagai tolak ukur
tingkat keamanan dan keefektifan dari suatu sediaan obat yang diformulasi
I.2.1 Maksud
tentang ciri-ciri sediaan obat yang layak untuk dikonsumsi khususnya sediaan
I.2.2 Tujuan
BAB II
PEMBAHASAN
A. Tablet
- Pengertian Tablet
Tablet adalah sediaan padat mengandung bahan obat dengan atau
cetak dan tablet kempa. Tablet kempa dibuat dengan memberikan tekanan
tinggi pada serbuk atau granul menggunakan cetakan baja. Tablet dapat
dibuat dengan cara menekan massa serbuk lembab dengan tekanan rendah
yang lain.
Selain mengandung bahan aktif, tablet biasanya mengandung
bahan pelicin atau zat lain yang cocok. Bahan tambahan yang digunakan
pada pembuatan tablet harus inert, tidak toksik dan mampu melepaskan obat
Persyaratan ini digunakan untuk sediaan mengandung satu zat aktif dan
kapsul lunak berisi cairan atau pada produk yang mengandung zat aktif
50 mg atau lebih yang merupakan 50% atau lebih, dari bobot, satuan
padat (termasuk sediaan padat steril) tanpa mengandung zat aktif atau
inaktif yang ditambahkan, yang telah dibuat dari larutan asli dan
dikeringkan dengan cara pembekuan dalam wadah akhir dan pada etiket
rata rata tiap tablet. Jika ditimbang satu persatu, tidak boleh lebih dari 2
ratanya lebih besar dari harga yang ditetapkan kolom A, dan tidak satu
tablet pun yang bobotnya menyimpang dari bobot rata ratanya lebih dari
lebih besar dari bobot rata rata yang ditetapkan kolom A dan tidak satu
tabletpun yang bobotnya menyimpang lebih besar dari bobot rata rata
Penyimpanan bobot
Bobot rata-rata rata-rata (%)
A B
25 mg atau kurang 15% 30%
timbang saksama 10 tablet, satu per satu, dan hitung bobot rata-rata. Dari
hasil penetapan kadar, yang diperoleh seperti yang tertera dalam masing-
85,0% hingga 115,0% dari yang tertera pada etiket dan simpangan baku
yang tertera pada etiket dan tidak ada satuan terletak antara rentang
75,0% hingga 125,0% dari yang tertera pada etiket, atau jika simpangan
baku relatif lebih besar dari 6,0% atau jika kedua kondisi tidak dipenuhi,
lakukan uji 20 satuan tambahan. Persyaratan dipenuhi jika tidak lebih dari
1 satuan dari 30 terletak diluar rentang 85,0% hingga 115,0% dari yang
tertera pada etiket dan tidak ada satuan yang terletak di luar rentang
75,0% hingga 125,0% dari yang tertera pada etiket dan simpangan baku
2. Uji kekerasan
kompresi dan sifat bahan yang dikempa. Kekerasan ini dipakai sebagai
tablet yang keras memiliki waktu hancur yang lama (lebih sukar hancur)
kg. Namun hal ini tidak mutlak, artinya kekerasan tablet dapat lebih kecil
dari 4 atau lebih tinggi dari 8 kg. Kekerasan tablet kurang dari 4 kg masih
putaran per menit. Setelah selesai, keluarkan tablet dari alat, bersihkan
dengan konsentrasi zat aktif yang kecil (tablet dengan bobot kecil),
jika dalam proses pengukuran friabilitas ada tablet yang pecah atau
Jika hasil pengukuran meragukan (bobot yang hilang terlalu besar), maka
4. Uji disolusi
Uji ini digunakan untuk menentukan kesesuaian dengan
sediaan tablet dan kapsul, kecuali pada etiket dinyatakan bahwa tablet
harus dikunyah. Ada dua jenis alat yang dapat digunakan untuk uji
disintegrasi. Alat dianggap sesuai bila hasil yang diperoleh berada dalam
parasetamol yang terlarut dengan mengukur serapan filtrat larutan uji dan
harus larut tidak kurang dari 80 % parasetamol dari jumlah yang tertera
pada etiket.
5. Waktu hancur
Waktu hancur adalah waktu yang dibutuhkan sejumlah tablet
ayakan no.10 yang terdapat dibagian bawah alat uji. Alat yang digunakan
tablet yaitu sifat fisik granul, kekerasan, porositas tablet, dan daya serap
Kecuali dinyatakan lain waktu hancur tablet bersalut tidak > 15 menit.
Persyaratan waktu hancur untuk tablet tidak bersalut adalah kurang dari
15 menit, untuk tablet salut gula dan salut nonenterik kurang dari 30
menit, sementara untuk tablet salut enterik tidak boleh hancur dalam
waktu 60 menit dalam medium asam, dan harus segera hancur dalam
medium basa.
tabung dari keranjang, masukkan satu cakram pada tiap tabung dan
Pada akhir batas waktu seperti yang tertera dalam monografi, angkat
keranjang dan amati semua tablet: semua tablet harus hancur sempurna.
dengan 12 tablet lainnya: tidak kurang 16 dari 18 tablet yang diuji harus
hancur sempurna.
B. Kapsul
- Definisi
Kapsul adalah sediaan padat yang terdiri dari obat dalam cangkang
keras atau lunak yang dapat larut. Cangkang umumnya terbuat dari gelatin;
tetapi dapat juga terbuat dari pati atau bahan lain yang sesuai (1)
Kapsul cangkang keras terdiri atas wadah dan tutup yang dibuat
dari campuran gelatin, gula dan air, jernih tidak berwarna dan pada
dasarnya tidak mempunyai rasa. Biasanya cangkang ini diisi dengan bahan
padat atau serbuk, butiran atau granul. Ukuran kapsul mulai dari yang
besar sampai yang kecil yaitu 000, 00, 1, 2, 3, 4, 5. Gelatin bersifat stabil
larutan berair.
b. Soft capsule (cangkang kapsul lunak)
Kapsul gelatin lunak dibuat dari gelatin dimana gliserin atau alkohol
seperti bola dapat digunakan untuk diisi cairan, suspensi, bahan berbentuk
sebagai berikut
sekaligus dan ditimbang lagi satu persatu isi tiap kapsul. Kemudian
bobot isi kapsul dan bobot rata-rata tiap isi kapsul. Perbedaan bobot isi
tiap kapsul terhadap bobot rata-rata tiap isi kapsul, tidak boleh melebihi
dari yang ditetapkan pada kolom A dan untuk setiap 2 kapsul tidak lebih
keseluruhan . bobot isi kapsul dan bobot rata-rata tiap isi kapsul dihitung,
perbedaan dalam bobot isi tiap kapsul terhadap bobot rata-rata tiap isi
Waktu hancur setiap tablet atau kapsul dicatat dan memenuhi persyaratan
3. Disolusi
persentasi zat aktif dalam obat yang terabsorpsi dan masuk ke dalam
30 menit harus larut tidak kurang dari 85% (Q) dari jumlah yang tertera
pada etiket.
4. Kadar
zat berkhasiat yang terdapat dalam kapsul telah memenuhi syarat dan
sesuai dengan yang tertera pada etiket. Metode penetapan kadar yang
kapsul. Caranya ditimbang 10-20 kapsul, isinya di gerus dan bahan aktif
Disolusi didefinisikan sebagai proses suatu zat padat masuk kedalam pelarut
padat
melarut. Secara prinsip, proses ini dikendalikan oleh afinitas antara zat padat
dan pelarut
(Abdou, 1989).
Apabila suatu sediaan padat berada dalam saluran cerna, ada dua
kemungkinan
sediaan
padat tersebut pertama-tama harus terlarut, sesudah itu barulah obat yang
berada
dalam larutan melewati membran saluran cerna (Hanson, 1991).
diklasifikasikan atas tiga kategori (Abdou, 1989): (a) faktor yang berkaitan
dengan sifat
fisikokimia obat, (b) faktor yang berkaitan dengan formulasi sediaan dan (c)
Pembentukan Dispersi...
faktor yang berkaitan dengan alat uji disolusi dan parameter uji.
C. Suspensi oral
D. Emulasi oral