You are on page 1of 20

A.

Pengertian Pernafasan
Pernafasan juga merupakan peristiwa menghirup udara dari luar yang mengandung O2 dan
mengeluarkan Co2 sebagai sisa dari oksidasi dari tubuh. Penghisapan udara ke dalam tubuh
disebut
proses inspirasi dan menghembuskan udara keluar tubuh disebut proses ekspirasi. Manusia
membutuhkan suplay oksigen secara terus-menerus untuk proses respirasi sel, dan membuang
kelebihan karbondioksida sebagai limbah beracun produk dari proses tersebut. Pertukaran gas
antara oksigen dengan karbondioksida dilakukan agar proses respirasi sel terus berlangsung.
Oksigen
yang dibutuhkan untuk proses respirasi sel ini berasal dari atmosfer, yang menyediakan
kandungan
gas oksigen sebanyak 21% dari seluruh gas yang ada. Oksigen masuk kedalam tubuh melalui
perantaraan alat pernapasan dan pada manusia disebut alveolus yang terdapat di paru-paru
berfungsi sebagai permukaan untuk tempat pertukaran gas.

Ada dua bagian yang mungkin dapat digambarkan dalam pernafasan yaitu :
O2 hidung trachea alveoli pembuluh kapiler alveolus ikatan O2 dengan Hb
jantung seluruh tubuh sampai ke setiap sel.
Co2 membran alveoli kapiler alveoli bronchroli bronchus trakea hidung.
Jadi, dalam paru-paru terjadi pertukaran zat antara oksigen yang ditarik dari udara masuk ke
dalam
darah dan CO2 akan dikeluarkan dari darah secara osmosis. Selanjutnya O2 masuk ke dalam
tubuh
melalui kapiler-kapiler vena pulmonalis kemudian masuk ke serambi kiri jantung ke aorta
seluruh tubuh, disini terjadi oksidasi (pembakaran). Sebagai sisa dari pembakaran adalah
CO2 dan zat ini dikeluarkan melalui peredaran darah vena masuk ke jantung (serambi kanan)
ke bilik kanan dan dari sini keluar melalui arteri pulmonalis ke jaringan paru-paru.
Akhirnya dikeluarkan menembus lapisan epitel dari alveoli. Proses pengeluaran CO2 ini
adalah sebagian dari sisa metabolisme, sedangkan sisa dari metabolisme lainnya akan
dikeluarkan melalui traktus urogenitalis dan kulit.

B. Saluran Pernafasan
Saluran pernafasan dari atas kebawah dapat dirinci sebagai berikut : Rongga hidung, faring,
laring, trakea, percabangan bronkus, paru-paru (bronkiolus, alveolus). Saluran nafas bagian
atas adalah rongga hidung, faring dan laring dan saluran nafas bagian bawah adalah trachea,
bronchi, bronchioli dan percabangannya sampai alveoli. Area konduksi adalah sepanjang
saluran nafas berakhir sampai bronchioli terminalis, tempat lewatnya udara pernapasan,
membersihkan, melembabkan & menyamakan udara dengan suhu tubuh hidung, faring,
trakhea, bronkus, bronkiolus terminalis. Area fungsional atau respirasi adalah mulai
bronchioli respiratory sampai alveoli, proses pertukaran udara dengan darah.
Paru-paru
Paru-paru berada dalam rongga torak, yang terkandung dalam susunan tulang-tulang iga dan
letaknya disisi kiri dan kanan mediastinum yaitu struktur blok padat yang berada dibelakang
tulang dada. Paru-paru menutupi jantung, arteri dan vena besar, esofagus dan trakea.
Paru-paru berbentuk seperti spons dan berisi udara dengan pembagaian ruang sebagai
berikut :
a. Paru kanan, memiliki tiga lobus yaitu superior, medius dan inferior.
b. paru kiri berukuran lebih kecil dari paru kanan yang terdiri dari dua lobus yaitu lobus
superior dan inferior
Tiap lobus dibungkus oleh jaringan elastik yang mengandung pembuluh limfe, arteriola,
venula,
bronchial venula, ductus alveolar, sakkus alveolar dan alveoli. Diperkirakan bahwa setiap
paru-paru mengandung 150 juta alveoli, sehingga mempunyai permukaan yang cukup luas
untuk tempat permukaan/pertukaran gas.

Bronkus
Dua bronkus primer terbentuk oleh trakea yang membentuk percabangan
a. Bronkus kanan, bronkus ini lebih lebar, lebih pendek, dan lebih vertikal daripada
bronkus kiri sehingga cenderung sering mengalami obstruksi oleh benda asing.
Panjangnya sekitar 2,5 cm. Setelah rnemasuki hilum, bronkus kanan terbagi menjadi
tiga cabang, satu untuk tiap lobus. Tiap cabang kemudian terbagi menjadi banyak
cabang kecil.
b. Bronkus kiri, panjangnya sekitar 5 cm dan lebih sempit daripada bronkus kanan.
Setelah sampai di hilum paru, bronkus terbagi menjadi dua cabang, satu untuk tiap
lobus. Tiap cabang kemudian terbagi menjadi saluran-saluran kecil dalam substansi
paru. Bronkus bercabang sesuai urutan perkembangannya menjadi Bronkiolus,
bronkiolus terminal, bronkiolus respiratorik, duktus alveolus, dan akhirnya, alveoli.
Bronkiolus dan Alveoli Pernapasan
Dalam tiap lobus, jaringan paru lebih lanjut terbagi menjadi selubung halus jaringan ikat,
yaitu
lobulus. Tiap lobulus disuplai oleh udara yang berasal dari bronkiolus terminalis, yang lebih
lanjut bercabang menjadi bronkiolus respirarorik, duktus alveolus, dan banyak alveoli
(kantong-kantong udara). Terdapat 150 juta alveoli di paru-paru orang dewasa. Hal ini
memungkinkan terjadinya pertukaran gas. Saat jalan napas bercabang-cabang menjadi bagian
yang lebih kecil, dinding jalan napas menjadi semakin tipis hingga otot dan jaringan ikat
lenyap, menyisakan lapisan tunggal sel epitelium skuamosa sederhana di duktus alveolus dan
alveoli. Saluran napas distal ditunjang oleh jaringan ikat elastik yang longgar di mana
terdapar makrofag, fibroblas, saraf, pembuluh darah, dan pembuluh limfe. Alveoli dikelilingi
oleh jaringan kapiler padat. Pertukaran gas di paru (respirasi eksternal) berlangsung di
membran yang disusun oleh dinding alveolar dan dinding kapiler yang bergabung bersama.
Membran ini disebut membran respiratorik. Di antara sel skuamosa terdapat sel septal yang
menyekresi surfaktan, suatu cairan fosfolipid yang mencegah alveoli dari kekeringan.
Selain itu, surfaktan berfungsi mengurangi tekanan dan mencegah dinding aiveolus
mengalarni
kolaps saat ekspirasi. Sekresi surfaktan ke saluran napas bawah dan alveoli dimulai saat janin
berusia
35 minggu.
Pleura
Paru-paru dibungkus oleh pleura yang menempel langsung ke paru, disebut sebagai pleura
visceral.
Sedangkan pleura parietal menempel pada dinding rongga dada dalam. Diantara pleura
visceral dan pleura parietal terdapat cairan pleura yang berfungsi sebagai pelumas sehingga
memungkinkan pergerakan dan pengembangan paru secara bebas tanpa ada gesekan dengan
dinding dada

Pembulu darah yang memperdarahi paru


Trunkus pulmonal terbagi menjadi arteri pulmonalis kanan dan kiri, yang membawa darah
yang miskin oksigen ke tiap paru. Di dalam paru, arteri pulmonalis terbagi menjadi banyak
cabang, yang akhirnya bermuara di jaringan kapiler padat di sekitar dinding alveoli. Dinding
alveoli dan kapiler terdiri atas hanya satu lapisan sel epitelium gepeng. Pertukaran gas antara
udara di paru dan darah di kapiler berlangsung pada dua selaput yang sangat halus (keduanya
disebut membran pernapasan). Kapiler pulmonal bergabung membentuk dua vena pulmonalis
di tiap paru. Vena ini keluar dari paru melalui hilum dan membawa darah yang kaya oksigen
ke atrium kiri jantung. Kapiler darah dan pembuluh darah yang sangat banyak di paru
ditunjang oleh jaringan ikat.
Inspirasi dan expirasi
Ada dua hal saat terjadi pernapasan yaitu (1) inspirasi dan (2) ekspirasi. Inspirasi atau
menarik napas adalah proses aktif yang diselengarakan kerja otot. Kontraksi diafragma
meluaskan rongga dada dari atas sampai ke bawah, yaitu vertikel. Penaikan iga-iga dan
sternum, yang ditimbulkan kontraksi otot interkostalis, meluaskan rongga dada kedua sisi dan
dari belakang ke depan. Paru-paru yang bersifat elastis mengembang untuk mengisi ruang
yang membesar itu dan udara ditarik masuk ke dalam saluran udara. Otot interkostal eksterna
diberi peran sebagai otot tambahan, hanya bila inspirasi menjadi gerak sadar. Ekspirasi, yaitu
udara dipaksa keluar oleh pengenduran otot dan karena paruparu kempis kembali yang
disebabkan sifat elastis paru-paru itu. Gerakan ini adalah proses pasif, dimana ketika
pernapasan sangat kuat, gerakan dada bertambah. Otot leher dan bahu membantu menarik
iga-iga dan sternum ke atas. Otot sebelah belakang dan abdomen juga dibawa bergerak, dan
alae nasi (cuping atau sayap hidung) dapat kembang kempis.
Udara masuk ke paru-paru melalui sistem berupa pipa yang menyempit (bronchi dan
bronkiolus) yang bercabang di kedua belah paru-paru utama (trachea). Pipa tersebut berakhir
di gelembung gelembung paru-paru (alveoli) yang merupakan kantong udara terakhir dimana
oksigen dan karbondioksida dipindahkan dari tempat dimana darah mengalir. Ada lebih dari
300 juta alveoli di dalam paru-paru manusia bersifat elastis.Ruang udara tersebut dipelihara
dalam keadaan terbuka oleh bahan kimia surfaktan yang dapat menetralkan kecenderungan
alveoli untuk mengempis.
Alveoli paru-paru kantong udara merupakan kantong kecil dan tipis yang melekat erat dengan
lapisan pembuluh darah halus (kapiler) yang mebawa darah yang bebas oksigen
(deoxgenated) dari jantung. Molekul oksigen dapat disaring melalui dinding pembuluh darah
tersebut untuk masuk ke aliran darah. Sama halnya dengan karbondioksida yang dilepaskan
dari darah ke dalam kantong udara untuk dikeluarkan melalui pernapasan, menentukan
jumlah oksigen yang masuk ke dalam darah dan jumlah karbondioksida yang dikeluarkan
dari darah.
Oksigen dalam tubuh dapat diatur menurut keperluan. Manusia sangat membutuhkan oksigen
dalam hidupnya, kalau tidak mendapatkan oksigen selama 4 menit akan mengakibatkan
kerusakan pada otak yang tak dapat diperbaiki dan bisa menimbulkan kematian. Kalau
penyediaan oksigen berkurang akan menimbulkan kacau pikiran dan anoksia serebralis,
misalnya orang bekerja pada ruangan yang sempit, tertutup dan lain-lain. Bila oksigen tidak
mencukupi maka warna darah merahnya hilang berganti kebiru-biruan misalnya yang terjadi
pada bibir, telinga, lengan, dan kaki yang disebut sianosis.

C. Rongga Dada
Rongga dada diperkuat oleh tulang-tulang yang membentuk rangka dada. Rangka dada ini
terdiri dari costae (iga-iga), sternum (tulang dada) tempat sebagian iga-iga menempel di
depan,
dan vertebra torakal (tulang belakang) tempat menempelnya iga-iga di bagian belakang.
Terdapat otot-otot yang menempel pada rangka dada yang berfungsi penting sebagai otot
pernafasan. Otot-otot yang berfungsi dalam bernafas.

Rongga dada diperkuat oleh tulang-tulang yang membentuk rangka dada. Rangka dada ini
terdiri dari costae (iga-iga), sternum (tulang dada) tempat sebagian iga-iga menempel di
depan,
dan vertebra torakal (tulang belakang) tempat menempelnya iga-iga di bagian belakang.
Terdapat otot-otot yang menempel pada rangka dada yang berfungsi penting sebagai otot
pernafasan.
Otot-otot yang berfungsi dalam bernafas adalah sebagai berikut :
- interkostalis eksterrnus (antar iga luar) yang mengangkat masing-masing iga.
- sternokleidomastoid yang mengangkat sternum (tulang dada).
- skalenus yang mengangkat 2 iga teratas.
- interkostalis internus (antar iga dalam) yang menurunkan iga-iga.
- otot perut yang menarik iga ke bawah sekaligus membuat isi perut mendorong diafragma
ke atas.
- otot dalam diafragma yang dapat menurunkan diafragma.

D. Proses terjadinya Pernafasan


Pernafasan adalah proses inspirasi udara kedalam paru-paru dan ekspirasi udara dari paru
paru kelingkungan luar tubuh. Inspirasi terjadi bila muskulus diafragma telah dapat
rangsangan dari nervus pernikus lalu mengkerut datar. Saat ekspirasi otot akan kendor lagi
dan dengan demikian rongga dada menjadi kecil kembali maka udara didorong keluar. Jadi
proses respirasi terjadi karena adanya perbedaan tekanan antara rongga pleura dan paru-paru.
Fungsi paru paru adalah sebagai tempat pertukaran gas oksigen dan karbon dioksida.
Pada pernapasan melalui paru-paru atau pernapasan eksterna, oksigen dipungut melalui
hidung dan mulut pada waktu bernapas; oksigen masuk melalui trakea dan pipa bronkial ke
alveoli, dan dapat berhubungan erat dengan darah di dalam kapiler pulmonaris. Oksigen
menembus membran ini dan dipungut oleh hemoglobin sel darah merah dan dibawa ke
jantung. Dari sini dipompa di dalam arteri ke semua bagian tubuh. Darah meninggalkan paru
paru pada tekanan oksigen 100 mm Hg dan pada tingkat ini hemoglobinnya 95 persen
jenuh oksigen.
Di dalam paru-paru, karbon dioksida, salah satu hasil buangan metabolisme, menembus
membran alveoler-kapiler dari kapiler darah ke alveoli dan setelah melalui pipa bronkial dan
trakea, dinapaskan keluar melalui hidung dan mulut.
Empat proses yang berhubungan dengan pernapasan pulmoner atau pernapasan eksterna :
a. Ventilasi pulmoner, atau gerak pernapasan yang menukar udara dalam alveoli dengan
udara luar.

Arus darah melalui paru paru. Distribusi arus udara dan arus darah sedemikian sehingga
dalam jumlah tepat dapat mencapai semua bagian tubuh
b. Difusi gas yang menembusi membran pemisah alveoli dan kapiler. CO2 lebih mudah
berdifusi daripada oksigen
c. Pefusi, yaitu pernapasan jaringan atau pernapasan interna. Darah yang telah menjenuhkan
hemoglobinnya dengan oksigen (oksihemoglobin) megintari seluruh tubuh dan akhirnya
mencapai kapiler, di mana darah bergerak sangat lambat. Sel jaringan memungut oksigen
dari hemoglobin untuk memungkinkan oksigen berlangsung, dan darah menerima, sebagai
gantinya, yaitu karbon dioksida.
Semua proses ini diatur sedemikian sehingga darah yang meninggalkan paru-paru menerima
jumlah tepat CO2 dan O2. Pada waktu gerak badan, lebih banyak darah datang di paru paru
membawa terlalu banyak CO2 dan terlampau sedikit O2; jumlah CO2 itu tidak dapat
dikeluarkan, maka konsentrasinya dalam darah arteri bertambah. Hal ini merangsang pusat
pernapasan dalam otak unutk memperbesar kecepatan dan dalamnya pernapasan.
Penambahan ventilasi ini mngeluarkan CO2 dan memungut lebih banyak O2.
Perubahan perubahan berikut terjadi pada komposisi udara dalam alveoli, yang disebabkan
pernapasan eksterna dan pernapasan interna atau pernapasan jarigan.
Udara (atmosfer) yang di hirup:
- Nitrogen 79 %
- Oksigen 20%
- Karbon dioksida 0-0,4%
Udara yang masuk alveoli mempunyai suhu dan kelembapan atmosfer Udara yang
diembuskan:
- Nitrogen 79%
- Oksigen 16%
- Karbon dioksida 4-0,4%
E. Mekanika Pernafasan
Pernapasan memiliki ritme yang teratur dan ritme pernapasan dihasilkan dari pusat
pernapasan yang terletak di pons dan medula oblongata (pneumotaxic center). Kontraksi otot
inspirasi akan menimbulkan tekanan negatif, menyebabkan terjadinya aliran udara dari luar
masuk ke dalam paru. Kedalaman dan frekuensi pernapasan sangat penting karena komponen
pernapasan ini akan membantu mempertahankan homeostasis kadar oksigen, karbon dioksida
dan ion H+ dalam darah arteri.
Struktur saluran napas atas sangat berperan agar udara dapat masuk ke dan keluar dari paru.
Saluran napas atas yang paten sangat tergantung struktur anatomis daerah tersebut. Ukuran
konka nasalis yang besar, lidah atau uvula yang besar, dan palatum molle yang lemah dapat
mengobstruksi saluran napas atas. Otot genioglosus (untuk menjulurkan lidah), serta
styloglosus dan hyoglosus (untuk menarik lidah) mempunyai interaksi kompleks agar jalan
napas tetap terbuka.

F. Pengaturan dan Pengendalian Pernafasan


Mekanisme pernafasan diatur dan dikendalikan oleh 2 faktor utama yaitu kimiawi
dan pengendalian oleh saraf.
1. Kendali Kimiawi
Faktor kimiawi adalah faktor utama dalam pengendalian dan pengaturan frekwensi,
kecepatan dan dalamnya gerakan pernafasan. Pusat pernafasan di sumsum sangat peka
terhadap reaksi kimia. Karbondioksida adalah produk asam dari metabolisme, yang
merangsang pusat pernafasan untuk mengirim keluar impuls saraf yang bekerja atas otot
pernafasan. Latihan menyebabkan peningkatan pada jumlah karbondioksida dan yang
dihasilkan oleh kerja otot-otot. Peningkatan kadar karbon dioksida dalam darah, atau
peningkatan konsentrasi ion hidrogen (H) darah, mempunyai efek kuat yang langsung pada
neuron-neuron susunan retikular yang menyebabkan peningkatan kecepatan dan kedalaman
pernafasan dengan peningkatan ekskresi karbon dioksida.

Pusat pengendalian ada di kemoreseptor yang mendeteksi perubahan kadar oksigen,


karbondioksida dan ion hydrogen dalam darah arteri dan cairan serebrospinalis dan
menyebabkan penyesuaian yang tepat antara frekuensi dan kedalaman respirasi
a. Kemorrseptor sentral
Yaitu neuron yang tereletak dipermukaan ventral lateral medulla. Peningkatan kadar
frekuensi dan kedalaman respirasi. Penurunan kadar oksigen hanya sedikit berpengaruh
pada kemoreseptor sentral.
b. Kemorseptor perifer
Terletak dibadan aorta dan karotid pada system arteri. Kemoreseptor ini merespon
terhadap perubahan konsentrasi ion oksigen, karbondioksida dan ion hidrogen.
Contoh :
Kalau kita melakukan olahraga maka akan terjadi proses pembakaran didalam tubuh, hal ini
memerlukan oksigen yang sangat besar, maka efek dari kompensasi tubuh adalah dengan
jalan repirasi yang cepat dan dalam untuk menyediakan bahan bakar tersebut, sewaktu kita
mulai istirahat maka tubuh akan kembali normal karena oksigen yang dibutuhkan standart
karena pembakaran yang terjadi tidak terlalu banyak (standart).
2. Kendali syaraf
Pernafasan dikendalikan oleh sel-sel saraf dalam susunan retikularis dibatang, terutama pada
medulla. Sel-sel ini mengirim impuls menuruni medulla spinals, kemudian melalui saraf
frenkus ke diafragma, dan melalui saraf-saraf interkostalis ke otot-otot interkostalis. Jadi
pusat
pernafasan ialah suatu pusat otomatik di dalam medula oblongata yang mengeluarkan impuls
eferen ke otot pernafasan impuls aferen yang dirangsang oleh pemekaran gelembung udara,
yang diantarkan oleh saraf vagus kepusat pernafasan didalam medula. Susunan retikularis
mempunyai pola aktivitas saraf dengan irama teratur yang mempertahankan aktivitas
berirama
dari otot-otot ini. Irama ini dilengkapi dengan Hering-Breuer yaitu reseptor-reseptor yang
regang yang terdapat pada perenkhim paru-paru yang memancarkan rangsangan ke medula
oblongata melalui vagus, pengembangan paru-paru yang cepat menghambat rangsang
respirasi. Reseptor regangan di jaringan paru mengirim impuls-impuls melalui nervus vagus
ke batang otak impuls ini menghambat inspirasi saat paru-paru dikembangkan, dan
merangsang inspirasi bila paru di kempeskan. Selain nyeri, dan impuls saraf dari gerakan
anggota badan, menyebabkan peningkatan pada kecepatan dan kedalaman pernafasan, karena
kerjanya pada susunan retikular.

Beberapa faktor tertentu merangsang pusat pernafasan yang terletak didalam medula
oblongata, dan kalau dirangsang maka pusat itu mengeluarkan impuls yang disalurkan oleh
saraf spinalis ke otot pernafasan yaitu diafragma dan otot interkostalis. Rangsang ritmis
(berirama) pada medula oblongata menimbulkan pernafasan otomatis. Darah medula
oblongata yang berhubungan dengan pernafasan secara klasik dinamakan pusat pernafasan.
Ada 2 kelompok neuron pernafasan, kelompok sosial yang dekat dengan nukleus traktus
solitarius adalah sumber irama yang yang mengendalikan neuron motoris phrenieus
kontralateral. Neuron-neuron ini juga memproyeksikan diri dan mengendalikan golongan
ventral. Golongan ini mempunyai 2 bagian, Bagian kranial dibentuk oleh neuron-neuron
nucleus ambigus yang mempersarafi otot-otot pembantu pernafasan ipsilateral, pada
hakekatnya melalui nervus vagus. Bagian caudal dibentuk oleh neuron-neuron dalam nucleus
retroambigualis yang menyelenggarakan pengendalian inspirasi dan ekspirasi ke neuron-
neuron motoris yang mempersarafi intercostalis. Pernafasan spontan ditimbulkan oleh
rangsang yang ritmis neuron motoris yang mempersafari otot-otot pernafasan. Rangsang ini
secara keseluruhan tergantung pada impuls-impuls saraf otak.
G. Bentuk Dari Pernafasan
Bentuk dari pernafasan secara garis besar dibagi 2 bagian yaitu :
1. Proses pernafasan pulmonal atau paru-paru ( external )
- Ventilasi pulmonar atau gerak pernafasan yang menukar udara dalam alveoli dengan udara
luar, apabila ventilasi kurang baik maka pernafasan tidak baik atau terganggu.
- Jumlah udara yang mencapai alveoli pada volume pernafasan semenit 6 liter adalah 500
minus 150 ml kali 12 pernafasan/menit atau 4,2 liter/menit.
- Pernafasan yang cepat dan dangkal mengakibatkan ventilasi yang lebih sedikit dari pada
pernafasan lambat dan dalam pada volume pernafasan semenit yang sama. Semua proses
ini diatur sehingga darah dari paru-paru menerima jumlah tepat Co2 dan O2. Jika gerak
badan lebih banyak darah dari paru-paru membawa banyak Co2 dan sentrasinya dalam darah
arteri bertambah. Hal ini merangsang pusat pernafasan dalam otak untuk memperbesar
kecepatan dan dalamnya pernafasan. Penambahan vertilasi yang baik akan mengeluarkan
Co2 dan memungut lebih banyak O2.

2. Pernafasan jaringan ( interna )


- Ikatan O2 + Hb dari jantung dipompa keseluruh tubuh. Tiap sel mengambil O2 untuk
proses metabolisme dan darah menerima hasil buangan Co2 dari jantung dan paru keluar.
- Darah merah (Hemoglobin) yang banyak mengandung oksigen dari seluruh tubuh masuk
kedalam jaringan akhirnya mencapai kapiler, darah mengeluarkan O2 ke dalam jaringan,
mengambil Co2 untuk dibawa ke paru-paru dan di paru-paru terjadi pernafasan eksterna.
3. Pernafasan Tingkat sel
adalah Penggunaan O2 oleh sel-sel tubuh untuk produksi energi dan pelepasan produksi
CO2 oleh sel-sel tubuh.
H. Transportasi (pertukaran gas)
1. Transportasi Darah paru Jantung & keseluruh tubuh
2. Transpor Oksigen
Oksigen tidak terlalu mudah larut dalam air dan tidak cukup mudah dibawa dalam larutan
air sederhana untuk mempertahankan kehidupan jaringan. Sehingga sekitar 97 % oksigen
dalam darah dibawah eritorit yang telah berikatan dengan hemoglobin (Hb), 3 % sisanya
larut dalam plasma. Hemoglobin merupakan kombinasi antara haeme ( suatu ikatan besi-
purfirin) dan globin ( suatu protein ), Hemoglobin berikatan dengan oksigen membentuk
oksihemoglobin ( HbO2) . Setiap molekul dalam keempat molekul besi dalam hemoglobin
berikatan dengan satu molekul oksigen untuk membentuk oksihemoglobin (HbO2) yang
berwarna merah tua. Setiap sel darah merah mengandung 280 juta molekul hemoglobin dan
setiap gram hemoglobin dapat mengikat 1,34 ml oksigen. Dan 100 ml darah rata-rata
mengandung 15 gram hemoglobin untuk maksimum 20 ml O2 per 100 ml darah (15 X 1,34).
Darah arteri secara normal membawa 97 % oksigen, pernafasan dalam atau7 menghirup
oksigen murni tidak dapat memberi peningkatan yang berarti pada kejenuhan hemoglobin
dengan oksigen tetapiu menghirup oksigen murni dapat meningkatkan penghantaran oksigen
kedalam jaringan karena volume oksigen terlarur dalam plasma meningkat.
Dalam darah vena, PO2 mencapai 40 mmhg dan hemoglobin masih 75 % jenuh. Hal ini
menunjukkan darah hanya melepas sekitar seperempat muatan oksigennya saat melewati
jaringan. Hal ini memberikan rentang keamanan yang tinggi jika sewaktu-waktu pernafasan
terganggu atau kebutuhan oksigen jaringan meningkat.

3. Transpor Karbon dioksida


Didalam jaringan tubuh konsentrasinya relatif tinggi, karbondioksida berkombinasi dengan
air
dalam korpus sel darah merah untuk membentuk ion-ion bikarbonat. Bila ion-ion bikarbonat
mencapai paru-paru konsentrasi karbon dioksida relatif rendah, terbentuk kembali karbon
dioksida dan air, dan karbon dioksida dilepaskan sebagai gas. Karbon dioksida yang
berdifusi kedalam darah dari jaringan dibawah keparu-paru melalui cara sebagai berikut
sebagian kecil karbon dioksida (7 % - 8%) tetap terlarut dalam plasma, karbon dioksida
yang tersisa bergerak kedalam sel darah merah, dimana 25 % nya bergabung dalam bentuk
reversible yang tidak kuat dengan gugus amino dibagian globin pada hemoglobin untuk
membentuk karbaminohemoglobin.

I. Volume dan kapasitas Paru


Volume udara dalam paru-paru dan kecepatan pertykaran saat inspirasi dan expirasi dapat
diukur melalui spirometer.
2. Kapasitas
- Kapasitas residual fungsional (KRF) adalah penambahan volume residual dan volume
cadangan expirasi. Kapasitas ini merupakan jumlah udara sisa dalam system respiratorik
setelah ekspirasi normal. Nilai rata-ratanya adalah 2200ml. Jadi nilai (KRF = VR + VCE).
- Kapasitas inspirasi (KI), adalah penambahan volume tidal dan volume cadangan
inspirasi.
Nilai rata-ratanya adalah 3500 ml. Jadi nilai (KI = VT + VCI)
- Kapasitas Vital (KV), yaitu penambahan volume tidal, volume cadangan inspirasi dan
volume cadangan expirasi (KT=VT + VCI + VCE) Nilai rata-ratanya sekitar 4.500 ml.
- Kapasitas total paru (KTP) adalah jumlah total udara yang dapat ditampung dalam paru
paru dan sama dengan kapasitas vital ditambah volume residual (KTP = KV + VR). Nilai
rata-ratanya adalah 5.700 ml.
J. Kecepatan Pernafasan
Kecepatan pernafasan pada wanita lebih tinggi dari pada pria. Jika bernafas dengan normal
maka ekpirasi akan menyusul inspirasi, dan kemudian ada istirahat sebentar (inspirasi-
ekspirasi
istirahat)
Tabel 5.1 : Kecepatan pernafasan normal

K. Masalah Pernafasan
1. Hipoksia (anoksia)
Adalah defisiensi oksigen karena berkurangnya kadar oksigen dibandingkan kadar
normalnya
secara fisiologis dalam jaringan dan organ. Hipoksia dapat terjadi akibat kekurangan
oksigen
dalam atmosfer, anemia, gangguan sirkulasi darah, penyakit paru, adanya zat toksik (karbon
monoksida atau sianida)
2. Hiperkapnia
Peningkatan kadar CO2 dalam cairan tubuh dan sering disertai dengan hipoksia. Jika CO2
berlebih akan meningkatkan respirasi dan konsentrasi ion hydrogen, yang akan
menyebabkan
asidosis (kadar asam berlebih)
3. Hipokapnia
Penurunan kadar CO2 dalam darah, biasanya terjadi akibat hiperventilasi (pernafasan cepat)
dan penghembusan CO2 menyebabkan terjadinya alkalosis (jumlah bikarbonat berlebih)
4. Asfisia (sufokasi)
Suatu kondisi hipoksia dan hiperkapnia akibat ketidakcukupan ventilasi pulmonar
5. Dispnea
Kesukaran bernafas, dan berhentinya nafas selama 3 menit (dicekik) sudah bisa menimbulkan
kematian.

You might also like