You are on page 1of 20

1

ASUHAN KEBIDANAN
Pada Ny. S G1VP2012 UK 36 MINGGU DENGAN KETUBAN PECAH DINI
INPARTU KALA 1 FASE LATEN
DI IRNA C RSUD SYAMRABU BANGKALAN
28 MARET 2017

Disusun Oleh :

HENNY PERTIWI
16153010132

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN NGUDIA HUSADA MADURA


PRODI D-IV KEBIDANAN
2017
1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat, taufik, serta
hidayah-Nya kepada kami sehingga kami dapat menyelesaikan laporan makalah yang
berjudul ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU HAMIL.
Dalam penyusunan makalah ini, penulis menyadari bahwa penulis banyak
mendapatkan bantuan dan bimbingan dari pembimbing akademik dan pembimbing praktek.
Oleh karena itu, penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada para pembimbing.
Penulis menyadari bahwa penyusunan makalah ini jauh dari sempurna. Oleh karena
itu, penulis mengharapkan kritik dan saran dari para pembaca yang bersifat membangun demi
penyempurnaan lebih lanjut. Semoga makalah ini berguna bagi kami khususnya dan bagi para
pembaca pada umumnya dan semoga Allah SWT selalu melimpahkan rahmat dan karunia-
Nya kepada kita semua.
1
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Angka kematian perinatal masih tinggi yaitu 334/100.000 kelahiran hidup dan
218/1.000 kelahiran hidup. Penyebab kematian tersebut menurut survey kesehatan rumah
tangga tahun 2001 yaitu perdarah 24%, infeksi 11%, partus lama 5%, dan sisanya di
sebabkan oleh penyebab lain. Sehingga sekitar 90% kematian komplikasi obstetri yang
tidak dapat di perlukan sebelumnya.
Ketuban Pecah Dini dapat di definisikan sebagai pecahnya ketuban sebelum
terjadinya persalinan tanpa memperhatikan usia gestasi. Ketuban Pecah Dini
menimbulkan kecemasan pada wanita dan keluarganya. Oleh karena itu seorang bidan
harus benar-benar mempunyai penatalaksanaan yang baik untuk mengatasi hal tersebut.
Sehingga komplikasi dalam persalinan dapat di tekan semaksimal mungkin.
1.2 Tujuan
1.2.1 Tujuan umum
Mahasiswa mampu membentuk dokumentasi kebidanan berdasarkan hasil
pemeriksaan atau pelayanan kesehatan kebidanan yang telah di berikan kepada
pasien..
1.2.2 Tujuan khusus
Mahasiswa mampu melakukan pengkajian data
Mahasiswa mampu mengidentifikasi masalah dan diagnosa
Mahasiswa mampu mengantisipasi masalah potensial
Mahasiswa dapat menentukan identifikasi kebutuhan segera
Mahasiswa dapat menyusun merumuskan rencana asuhan sesuai prioritas
masalah
Mahasiswa dapat melaksanakan suatu tindakan yang sesuai dengan rencana
yang diberikan
Mahasiswa dapat melakukan evaluasi keefektifan pelaksanaan asuhan
kebidanan dengan pendokumentasian SOAP
1
BAB II
TINJAUAN TEORI

2.1 Landasan Teori


2.1.1 Definisi
Ketuban Pecah Dini (KPD) adalah pecahnya ketuban sebelum waktunya

melahirkan (Rukiyah, 2010).Ketuban pecah dini atauEarly Premature Of membrane

(PROM) adalah suatu keadaan dimana selaput ketuban pecah pada kehamilan yang

telah Viable dan 12 jam setelah itu tidak diikuti dengan terjadinya persalinan

(Nugroho,2010).

2.1.2 Etiologi
Menurut Mitayani (2009) Penyebab pasti dari KPD ini belum jelas. Akan tetapi,

ada beberapa keadaan yang berhubungan dengan terjadinya KPD ini, di antaranya

adalah sebagai berikut :


a. Trauma amniosintesis, pemeriksaan pelvis, dan hubungan seksual.
b. Peningkatan tekanan intrauterus, kehamilan kembar, atau polihidramnion.
c. Infeksi vagina, serviks atau korioamnionitis streptokokus, serta bakteri vagina.
d. Selaput amnion yang mempunyai struktur yang lemah/selaput terlalu tipis.
e. Keadaan abnormal dari fetus seperti malpresentasi.
f. Kelainan pada serviks atau alat genetalia seperti ukuran serviks yang pendek (<25

cm).
g. Multipara dan peningkatan usia ibu 20 tahun atau 35 tahun.
h. Defisiensi nutrisi

2.1.3 Patofisiologi
Menurut Manuaba (2008) mekanisme ketuban pecah dini adalah terjadi pembukan

premature serviks dan membrane terkait dengan pembukaan terjadi devaskularisasi

dan nekrosis serta dapat diikuti pecah spontan.Jaringan ikat yang menyangga

membrane ketuban makin berkurang.Melemahnya daya tahan ketuban dipercepat

dengan infeksi yang mengeluarkan enzim (enzim proteolitik, enzim kolagenase).

Masa interval sejak ketuban pecah sampai terjadi kontraksi disebut fase laten.

Makin panjang fase laten, makin tinggi kemungkinan infeksi. Makin muda kehamilan,
1
makin sulit upaya pemecahannya tanpa menimbulkan morbiditas janin.Oleh karena itu

komplikasi ketuban pecah dini makin meningkat.

2.1.4 Faktor predisposisi


Menurut Rukiyah (2010), faktor pencetus kejadian ketuban pecah dini harus
diwaspadai jika :
a. Hygiene ibu yang buruk
b. Riwayat persalinan preterm sebelumnya
c. Tindakan senggama
d. Predisposisi terhadap infeksi, perdarahan pervaginam, kecuali dengan PH

vagina di atas 4.5, serviks tipis, flora vagina abnormal, kadar CRH

(corticotrophin releasing hormone) maternal tinggi


e. Stress psikologis, sehingga dapat menjadi stimulasi persalinan preterm

2.1.5 Tanda dan gejala


Menurut Nugroho (2010), tanda dan gejala sebagai berikut :

a. Tanda yang terjadi adalah keluarnya cairan ketuban merembes melalui vagina
b. Aroma air ketuban berbau manis dan tidak seperti bau amoniak, mungkin cairan

tersebut masih merembes atau menetes, dengan ciri pucat dan bergaris warna darah
c. Cairan ini tidak akan berhenti atau kering karena terus diproduksi sampai kelahiran.

Tetapi bila anda duduk atau berdiri, kepala janin yang sudah terletak dibawah

biasanya mengganjal atau menyumbat kebocoran untuk sementara


d. Demam, bercak vagina yang banyak, nyeri perut, denyut jantung janin bertambah

cepat merupakan tanda-tanda infeksi yang terjadi

2.1.6 Diagnosa
Menegakkan diagnosa KPD secara tepat sangat penting menurut Nugroho

(2010) adalah :

a. Karena diagnosa yang positif palsu berarti melakukan intervensi seperti melahirkan

bayi telalu awal atau melakukan seksio sesaria yang sebetulnya tidak ada

indikasinya.
b. Sebaliknya diagnosa yang negatif palsu berarti akan membiarkan ibu dan janin

mempunyai resiko infeksi yang akan mengancam kehidupan janin, ibu atau

keluarga.
1
c. Oleh karena itu diperlukan diagnose yang cepat dan tepat.
d. Diagnose KPD ditegakkan dengan cara adalah :
(1) Anamnesa
Penderita merasa basah pada vagina, atau mengeluarkan cairan yang banyak

secara tiba-tiba dari jalan lahir.Cairan yang berbau khas, dan perlu juga

diperhatikan warna keluarnya cairan tersebut, his belum teratur atau belum

ada, dan belum ada pengeluaran lender darah.


(2) Inspeksi
Pengamatan dengan mata biasa, akan tampak keluarnya cairan dari vagina, bila

ketuban baru pecah dan jumlah air ketuban masih banyak, pemeriksaan ini

akan lebih jelas.


(3) Pemeriksaan dengan spekulum
Pemeriksaan pada spekulum pada KPD akan tampak keluar cairan dari ostium

uteri eksternum (OUE), kalau belum juga tampak keluar, fundus uteri di tekan,

penderita diminta batuk, mengejan atau mengadakan manuver valsava, atau

bagian terendah digoyangkan, akan tampak keluar cairan dari ostium uteri dan

terkumpul pada fornik anterior.

(4) Pemeriksaan dalam


Di dalam vagina didapati cairan dan selaput ketuban sudah tidak ada lagi.

Mengenai pemeriksaan dalam vagina dengan toucher perlu dipertimbangkan,

pada kehamilan yang kurang bulan yang belum dalam persalinan tidak perlu

diadakan pemeriksaan dalam. Karena pada waktu pemeriksaan dalam, jari

pemeriksa akan mengakumulasi segmen bawah Rahim dengan flora vagina

yang normal. Mikroorganisme tersebut bisa dengan cepat menjadi patogen.

Pemeriksaan dalam vagina hanya dilakukan kalau KPD yang udah lama

persalinan dan dibatasi sedikit mungkin.

2.1.7 Pemeriksaan penunjang


Pemeriksaan penunjang menurut Sudarti (2014) adalah:

a. Pemeriksaan leukosit atau WBC, bila > 15.000 / ml kemungkinan telah

terjadi infeksi.
b. Tes lakmus merah berubah menjadi biru.
c. Amniosintesis.
1
d. USG : menentukan usia kehamilan, indeks cairan amnion berkurang.

2.1.8 Komplikasi
Menurut Nugroho (2010), komplikasi yang terjadi sebagai berikut :
a. Komplikasi paling sering terjadi pada KPD sebelum usia kehamilan 37 minggu

adalah sindrom distress pernafasan (RDS = Respiratory Distress Syndrome), yang

terjadi pada 10-40% bayi baru lahir.


b. Resiko infeksi meningkat pada kejadian KPD.
c. Semua ibu hamil dengan KPD prematur sebaiknya dievaluasi untuk kemungkinan

terjadinya korioamnionitis (radang pada korion dan amnion).


d. Selain itu kejadian prolaps atau keluarnya tali pusat dapat terjadi pada KPD.
e. Resiko kecacatan dan kematian janin meningkat pada KPD preterm.

2.1.9 Penatalaksanaan medis


Menurut Nugroho (2010), penatalaksanaan medis sebagai berikut :

a. Kehamilan Kurang dari 37 minggu


Pada kehamilan kurang dari 37 minggu:
Rawat dirumah sakit. Beri antibiotika : bila ketuban pecah lebih dari 6 jam

berupa : Ampisilin 4x500 mg atau Gentamycin 1x 80 mg. Umur kehamilan kurang

dari 32-34 minggu : dirawat selama air ketuban masih keluar atau sampai air

ketuban tidak keluar lagi. Bila usia kehamilan 32-34 minggu, masih keluar air
ketuban, maka usia kehamilan 35 minggu dipertimbangkan untuk terminasi

kehamilan (hal sangat tergantung pada kemampuan perawatan bayi prematur).

Nilai tanda-tanda infeksi (suhu, lekosit, tanda-tanda infeksi intrauterin). Pada usia

kehamilan 32-34 minggu, berikan steroid selama untuk memicu kematangan paru-

paru janin.
b. Kehamilan lebih dari 37 minggu
Pada kehamilan lebih dari 37 minggu:
Induksi dengan oksitosin, bila gagal dilakukan seksio sesaria. Cara induksi : 1

ampul syntocinon dalam Dektrose 5%, dimulai 4 tetes/menit, tiap jam dinaikkan

4 tetes sampai maksimum 40 tetes/menit. Pada keadaan KPD, letak lintang

dilakukan seksio sesaria. Bila ada tanda-tanda infeksi : beri antibiotika dosis tinggi

dan persalinan diakhiri.


1

BAB III

TINJAUAN KASUS
ASUHAN KEBIDANAN
Pada Ny. S G1VP2012 UK 36 Minggu dengan Ketuban Pecah Dini Inpartu Kala 1 Fase
Laten
Di IRNA C RSUD SYAMRABU BANGKALAN
28 Maret 2017

Tanggal Pengkajian : 28 Maret 2017


Jam : 08.30 WIB
Tempat Pengkajian : Irna C LANTAI 1
Nama Mahasiswa : HENNY PERTIWI
Nim : 16153010132

A. SUBYEKTIF
a. Identitas
a. Identitas pasien
Nama :Ny. S Nama : Tn. S
Umur :24 tahun Umur : 27 tahun
Agama :Islam Agama : Islam
Pendidikan:SD Pendidikan : SD
Pekerjaan :IRT Pekerjaan : Seles roti
Alamat :Ds. Pangeleyan.
Tanah merah

b. Keluhan utama
Pasien rujukan dari BPM, Amenorhea 9 bulan, kenceng-kenceng(+) sejak tadi
malam jam 00.00 wib, keluar cairan bening dari jalan lahir jam 19.00 wib
c. Riwayat kesehatan
a. Riwayat kesehatan dahulu
Ibu tidak memiliki riwayat penyakit infeksi genetalia
1

b. Riwayat kesehatan sekarang


Ibu mengeluarkan cairan bening dari jalan lahir jam 19.00 wib kemudian
ibu di rujuk ke rs karena cairan ketuban sudah keluar banyak dengan
diikuti kenceng-kenceng.
c. Riwayat kesehatan keluarga
Dalam keluarga ibu tidak memiliki riwayat penyakit hipertensi yag
diturunkan dari ibu kandung, tidak ada riwayat penyakit ginjal, dan
diabetes militus.
d. Riwayat perkawinan
a. Nikah : 1 kali
b. Umur :14 tahun
c. Umur suami :20 tahun
d. Lama perkawinan: 10 tahun
e. Riwayat obstetri
a. Riwayat menstruasi
Menarche : 12 tahun
Siklus : teratur
Lama : 7 hari
Banyak : 2-3x ganti pembalut
Warna : merah segar
Dismenorhea : 1 hari menjelang haid
HPHT : 23-06-2016
HPL : 30-03-2017

Persalinan nifas
keham Usia Jenis penolo BB/TB Jenis H/ laktasi masla
No Suami
ilan kehamilan persalinan ng kela M h
min
1 tn S I 10 bulan Spt Bidan 3200/ 50 L H 7 hari -
II ABORTUS 3
bulan tanpa
di curet

III 9 bulan Spt Bidan 2500/48 P H 7 bulan

IV HAMIL INI
1

b. Riwayat kehamilan, persalinan, dan nifas yang lalu

c. Riwayat kehamilan
1) Hamil yang keberapa ke empat
2) HPL : 30-03-2017
3) Periksa sebelumnya
(TM I) :-
(TM II) :-
(TM III) :-
4) Keluhan pada
(TM I) : ibu mengatakan mual, pusing
(TM II) : tidak ada
(TM III) : sakit pinggang
5) TT 1
Usia kehamilan 1 bulan
TT II
Usia kehamilan 5 bulan
6) Obat- obatan yang di konsumsi
Ibu tidak pernah mengkonsumsi obat-obatan apapun selama hamil
kecuali tablet fe 1x1
7) Gerakan janin pertama umur 4 bulan, gerakan janin sekarang kuat
8) Ibu mengatakan tidak pernah mengkonsumsi rokok, narkoba, alkohol
dan minum jamu
9) Rencana persalinan di BPM
f. Riwayat kb
1. Anak yang pertama ibu menggunakan kb suntik 3 bulan
2. Anak yang kedua ibu menggunakan kb suntik 3 bulan selama 7 bulan
3. Anak yang ketiga tidak menggunakan kb
4. Anak yang ke empat ibu menggunakan kb steril
g. Pola kebutuhan sehari-hari
Nutrisi
Sebelum : Ibu makan 3x sehari dengan posisi sedang, komposisi nasi, lauk,
pauk, sayur, minum air putih + 8 gelas / hari
1
Selama : Ibu makan 3x sehari dengan porsi banyak, 1 piring habis, komposisi
nasi lauk pauk, sayur, minum air putih + 8-10 gelas / hari.

Eliminasi
Sebelum : Ibu BAB 1 x/hari, konsistensi lembek, warna kuning, BAK 6 x / hari,
warna kuning jernih, tidak ada kesulitan saat BAB dan BAK
Selama : Ibu BAB 1 x/hari konsistensi lembek, warna kuning BAK 6-8 x/hari,
warna kuning jernih, tidak ada kesulitan saat BAB dan BAK
Istirahat
Sebelum : Ibu tidur siang + 1-2 jam/hari, malam + 7-8 jam/hari, tidak ada
kesulitan saat tidur.
Selama : Ibu tidur siang + 2 jam/hari, malam + 8 jam/hari, tidak ada kesulitan
waktu tidur.
Personal Hygiene
Sebelum : Ibu mandi 3x sehari, gosok gigi 3x/hari, keramas seminggu 2x, ganti
baju 2x/hari
Selama : Ibu mandi, 3x sehari, gosok gigi 3x sehari, keramas 2x seminggu,
ganti baju 2x sehari.
Aktifitas
Sebelum : Ibu melakukan pekerjaan rumah tangga seperti menyapu, memasak
dan mencuci.
Selama : Ibu melakukan pekerjaan rumah tangga seperti menyapu, memasak
dan mencuci
Sexsualitas
Sebelum : Ibu mengatakan 1 minggu 3x melakukan hubungan seksual
Selama : Ibu mengatakan 1 minggu 1-2x melakukan hubungan seksual
h. Psikososial Spiritual
a. Tanggapan dan dukungan keluarga terhadap kehamilannya
Ibu mengatakan merasa senang dengan kehamilannya dan keluarga juga
mendukung serta senang dengan kehamilannya
b. Pengambilan keputusan dalam keluarga
Ibu mengatakan pengambil keputusan dalam keluarga yaitu suami
c. Ketaatan beribadah
Ibu mengatakan tidak pernah lupa solat 5 waktu
1
d. Lingkungan yang berpengaruh
Ibu mengatakan tinggal beersama suami dan anaknya

A. Objektif
Pemeriksaan Umum
Keadaan Umum : Baik
Kesadaran : Composmentis
Tanda-tanda Vital : TN : 110/70 mmHg
TB : 156 cm
BB : Sebelum hamil 55 kg selama hamil 60 kg
Lila : Sebelum hamil 24 cm selama hamil 24 cm
Pemeriksaan Fisik
Kepala : Bersih, tidak ada benjolan abnormal, rambut hitam, tidak ada lesi
Muka : Tidak oedem, tidak pucat, tidak ada cloasma gravidarum
Mata : Simetris, sklera putih, konjungtiva tidak anemis
Mulut : Bibir lembab, tidak ada stomatitis
Leher : Tidak ada pembesaran kelenjar tyroid, dan bendungan vena jugularis
Mammae : Simetris, papila dan areola hiperpigmentasi, papila menonjol.
Axilla : Tidak ada pembesaran kelenjar limfe
Abdomen :
Leopold I : TFU 3 jari bawah px , bagian fundus teraba bualat,
lunak kurang melenting (kepala) MC (25 cm)
Leopold II : Bagian kanan perut ibu teraba rata, ada tahanan,
panjang seperti papan (punggung), bagian kiri perut ibu teraba bagian
terkecil janin (ekstermitas)
Leopold III : bagian terendah janin teraba bulat, keras, melenting
(kepala) belum masuk PAP (pintu atas panggul)
Leopold IV : tidak dilakukan
Genetalia : Tidak oedem, tidak varises, terdapat pengeluaran cairan bening
merembes
Ekxtremitas:
Atas : Tidak oedem
Bawah : Tidak ada varises
1
Pemeriksaan Khusus
Palpasi
Leher : Tidak ada pembesaran kelenjar limfe, tyroid dan vena jugularis
Axilla : Tidak ada pembesaran kelenjar limfe
Mammae : Tidak ada benjolan abnormal, colostrum belum keluar
Abdomen :
Leopold I : TFU 3 jari bawah px , bagian fundus teraba bualat, lunak kurang
melenting (kepala) MC (25cm)
Leopold II : Bagian kanan perut ibu teraba rata, ada tahanan, panjang seperti papan
(punggung), bagian kiri perut ibu teraba bagian terkecil janin
(ekstermitas)
Leopold III : bagian terendah janin teraba bulat, keras, melenting (kepala) belum
masuk PAP (pintu atas panggul)
Leopold IV : tidak dilakukan
Auskultasi : DJJ terdengar 148x/menit
Pemeriksaan Dalam (VT) : VT 2cm, eff 25%, Ket (-), HI

II. INTERPRETASI DATA DASAR


Diagnosa : G1VP2012 UK 36 minggu, tunggal, hidup, dengan KPD Inpartu Kala 1
Fase Laten
Data Subjektif : Ibu mengatakakan umur kehamilan 9 bulan dan anak yang ke empat
Ibu mengeluarkan cairan bening dari jalan lahir jam 19.00 wib di ikuti
dengan kenceng-kenceng
Data Objektif : jam 11.00 his 2x10>30"
11.30 his 3x10>35"
12.00 his 3x10>45"
12.30 his 4x10,45"
13.00 his 4x10,45"
13.30 his 5x10,45"
14.00 his 5x10>45"
14.30 his 5x10>45"
15.00 his 5x10>45"
15.30 his 5x10>45"
Kesadaran umum : cukup
Kesadaran : composmentis
1
Cara berjalan : normal
TFU : 3 jari bawah px, MC (25 CM)

TTV : TN : 110/70 mmHg


N : 80x/menit
S : 36,8 C
RR : 20x/menit
Leopold I : TFU 3 jari bawah px , bagian fundus teraba bualat, lunak kurang
melenting (kepala) MC (25cm)
Leopold II : Bagian kanan perut ibu teraba rata, ada tahanan, panjang seperti papan
(punggung), bagian kiri perut ibu teraba bagian terkecil janin
(ekstermitas)
Leopold III : bagian terendah janin teraba bulat, keras, melenting (kepala) belum
masuk PAP (pintu atas panggul)
Leopold IV : tidak dilakukan

Pemeriksaan dalam (VT) 2 cm, eff 25%, ketuban (-), HI


Masalah : cemas
Kebutuhan : dukungan moral

III. IDENTIFIKASI DIAGNOSA DAN MASALAH POTENSIAL


Potensial terjadi infeksi
Gawat janin

IV. IDENTIFIKASI KEBUTUHAN SEGERA


Kolaborasi dengan dokter SOPG

V. INTERVENSI
Perencanaan :
1. Lakukan pendekatan terapeutik pada pasien dan keluarga
Rasional : dengan komunikasi efektif dapat terjalin kerjasama dan kepercayaan
antara pasien dan petugas kesehatan
2. Beritahu kondisi Ibu dan lakukan inform choice
1
Rasional : membantu ibu dan keluarga dalam mengambil keputusan
3. Jelaskan hasil pemeriksaan yang diproses, resiko dari diagnosa bagi ibu dan janin
dan terapi yang di lakukan
Rasional :Penjelasan tentang hasil pemeriksaan pada ibu dan jika tidak
segera di lakukan penanganan akan berdampak negatif bagi ibu dan janin
4. Observasi TTV dan observasi CHPB
Rasional : memastikan ibu dan janin dalam keadaan baik dan mengetahui
kemajuan persalinan
5. Berikan HE tentang vulva hygiene dan ganti pembalut tiap kali basah
Rasional : untuk menghindari terjadi infeksi
6. Anjurkan ibu untuk miring kiri
Rasional : mengetahui kemajuan persalinan serta janin tidak menekan pembuluh
darah vena ibu sehingga sirkulasi o2 dari ibu ke janin melalui plasenta tetap baik
7. Lakukan kolaborasi dengan dokter SOPG
Rasional : a/p dr. Bambang SPOG
-induksi persalinan dengan OD 5 iu/flas
- pro spontan
- obs CHPB
-inj cefotaxim 3x19 gr

I. IMPLEMENTASI
Tanggal : 28 maret 2017 Waktu : 11.00Wib
Memberikan pendekatan terapeutik dengan menyapa dan memberi salam pada pasien
dan keluarga
Melakukan informed choice kepada ibu dan keluarga
Memberitahukan tentang hasil pemeriksaan pada ibu dan jika tidak segera di lakukan
penanganan akan berdampak negatif bagi ibu dan janin
Menjelaskan tentang hasil pemeriksaan pada ibu dan jika tidak segera di lakukan
penanganan akan berdampak negatif bagi ibu dan janin
TTV :
TD: 120/80 mmHg, N : 80X/menit, S: 36,8 C , RR : 20X/menit
Observasi CHPB (terlampir)
Memberitahu HE tentang vulva hygiene dan segera mengganti pembalut tiap kali
basah untuk terhindar dari infeksi
1
Menganjurkan ibu untuk miring kiri untuk mengetahui kemajuan persalinan serta jani
tidak menekan pembukuh darah vena ibu sehingga sirkuasi 02 dari ibu ke janin
melalui plsenta tetap baik
Melakukan kolaborasi dengan dokter SPOG untuk mendapatkan penanganan yang
lebih efektif
a/p dr. Bambang SPOG
- Persalinan dengan drip pyton 5 ui
- Spt B
- Obs. CHPB
1. Persiapan pertolonganj persalinan
2. Menyiapkan partus pack
3. Menyiapkan obat-obat uterotonika

II. EVALUASI
Tanggal : 28 maret 2017 Waktu : 16.00 wib
S : Ibu mengatakan perutnya semakin kenceng dan merasa ingin BAB
K
O : /U baik
Kesadaran :compos mentis
120/80
TD : mmHg
Vt : pembukaan lengkap,ket -,kep HII
Jam : 15.50 bayi lahir
Jenis kelamin : laki-laki
A-s : 7-8
BB : 2800 gr
PB : 49 cm
Chaput : tidak ada
Lingkar kepala : 33 cm
Jam : 16.00 plasenta lahir
Insersi : lateralis , panjang 50 cm
Berat : 450 gr , dengan diameter 25 cm
Robekan : tidak ada
Kontiledon : lengkap
Uc : keras
Perdarahan : 100 cc
1
Tfu : 2 jari bawah pusat
Lochea : rubra

A : Post partum Spt B (kpp)2 jam


P : obs ttv
Obs perdarahan
Obs tfu
Melakukan kolaborasi dengan dr jaga obgyn
- As.mefenamat 3x500
- Cefadroxyl 2x500 mulai besok setelah injeksi selesai
- Sf 2x1 tab

Data perkembangan I
S : tidak ada
O : k/u : cukup
Ttv : TD : 110/70 mmHg
N : 88 x/menit
S : 36,6o C
RR : 20 x/menit
TFU : 2 ari bawah pusat
Kontraksi kuat
A : P3013 post partum spt B
P : As. Mefenamat 3x500 gr
Cefadroxyl 2x500 gr
Mobilisasi bertahap
KIE asi ekslusif dan vulva hygiene

DATA PERKEMBANGAN II
S : Keluhan : tidak ada
O : k/u : cukup
TTV : TD : 110/70 mmhg, N : 88x/menit, S : 36,7 C, RR : 20x/menit.
TFU : 2 ari bawah pusat
Kontraksi (+) baik
A: P3013 post partum spt B hari 1
P : Pro KRS hari ini dan di jadwalkan kunjungan ulang 1 minggu lagi / ika ada keluhan.
1
BAB IV
PENUTUP

I. Kesimpulan
Menurut Ari Sulistyawati ketidaknyamanan pada ibu hamil trimester III yaitu
sering kencing, nyeri ligamentum, konstipasi, sesak nafas, dan oedeman pada tungkai.
Sedangkan pada kasus Ny. E hamil usia 27 minggu dengan kehamilan fisiologis, dari
beberapa ketidaknyamanan pada ibu hamil menurut Ari tidak ada yang dialami oleh Ny. E.
Keadaan Ibu dan janin dalam keadaan baik-baik saja.
Menurut Ari Sulistyawati tekanan darah yang normal pada ibu hamil yaitu antara
110/70 mmHg-130/90 mmHg. Pada kasus Ny.E tekanan darahnya adalah 110/70 mmHg,
jadi masih dalam batas normal dan tidak ada tanda-tanda untuk menjadi toxemia
gravidarum.
Menurut Istri Bartini apabila tinggi badan kurang dari 145 cm, itu kemngkinan
panggul sempit yang dapat mempengaruhi proses persalinan sedangkan pada kasus Ny. E,
tinggi badannya adalah 152 cm sehingga masuk dalam batasan normal dan kemungkinan
bukan panggul sempit sehingga tidak mempengaruhi proses persalinan.
Menurut Istri Bartini denyut jantung janin normalnya berkisar antara 110-140
x/menit sedangkan pada kasus Ny. E denyut jantungnya adalah 132x/menit ini
menandakan bahwa kondisi bayinya dalam keadaan baik dan normal-normal saja.
Menurut Manuaba pada kehamilan ditanyakan tentang riwayat penyakit sekarang
maupun masa lalu, meliputi penyakit pada ibu hamil sekarang maupun masa lalu meliputi
big baby, hypertensi, yang menyebabkan preeklampsi. Anemia menyebabkan prematur
dan partus lama. Sedangkan pada kasus Ny. E ibu tidak mempunyai penyakit yang dialami
pada kehamilan yang sekarang.
Menurut Ari Sulistyawati pada kehamilan dalam kebutuhan/aktifitas sehari-hari
sepert menjaga pola Nutrisi, Eliminasi, Personal Hygiene, Aktifitas, Seksual
sertakebiasaan merokok,minum obat dan minum jamu, sedangkan pada kasus Ny.E pola
kebutuhan/aktifitas sehari-hari ibu baik serta ada penambahan kebutuhan dan pengurangan
aktifitas yang berat yang dapat mengganggu aktifitas ibu serta pada kasus Ny. E tidak
pernah mengkonsumsi obat selain dari bidan dan jmu serta tidak merokok.
1
II. Saran
a. Mahasiswa
1. Mahasiswa lebih banyak manambah wawasan dan pengetahuan tentang
kehamilan.
2. Mahasiswa lebih terampil dalam melakukan pemeriksaan pada Ibu hamil.
3. Mahasiswa lebih terampil dan mampu memberikan asuhan pada Ibu hamil.
b. Pembimbing Lahan Praktek
1. Pembimbing lebih meningkatkan hubungan dalam melakukan praktek agar
mahasiswa lebih terampil di lapangan
2. Pembimbing lebih meningkatkan materi bimbingan agar wawasan mahasiswa
lebih luas.

c. Pembimbing Akademik
1. Pembimbing lebih memberikan motivasi dan bimbingan kepada mahasiswa
dalam menghadapi masalah sehingga dapat memberikan jalan keluar.
2. Pembimbing lebih meningkatkan materi bimbingan kepada mahasiswa agar
wawasan dan pengetahuan mahasiswa lebih luas.
1
DAFTAR PUSTAKA

Bartin, Istri. 2012. Asuhan Kebidana pada Ibu Hamil Nomal. Yogyakarta: Nuha Medika

Manuaba, Ida Bagus, Gde Prof dr. 2010. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan & Keluarga
Berencana. Jakarta : EGC

Manuaba, Ida Bagus, Gde Prof dr. 1999. Memahami Kesehatan Reproduksi Wanita. Jakarta :
ARCAN

Prawirohardjo, Sarwono. 2002. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan Maternal Dan
Neonatal. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo

Prawirohardjo, Sarwono. 2005. Ilmu Kebidanan. Jakarta : YBP SP

Sulistyawati, Ari. 2009.Asuhan Kebidanan pada Masa Kehamilan.jakarta:Salemba Medika

You might also like