Professional Documents
Culture Documents
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Kesehatan
Masyarakat (SKM)
Oleh :
YUDHI SUYUDHI JAYADISASTRA
109101000001
PERSONAL IDENTITY
Sex : MALE
Religion : MOSLEM
Jl. Jabaru 4 No.42 RT 04/RW 05
Address :
Pasir kuda, Kota Bogor
Post Code : 16119
Citizenship : INDONESIAN
Year
Name of Institution Location Faculty/Majoring Result
In Out
ISLAMIC STATE UNIVERSITY PUBLIC HEALTH /
2009 2013 SYARIF HIDAYATULLAH BANTEN ENVIROMENTHAL
JAKARTA HEALTH
SKILLS
Microsoft Windows based operating system, Microsoft office (MS Word, MS Excel, Power Point)
Skills
First Aid
Language
Good communication
Proficiency
iii
ORGANIZATION EXPERIENCES
2012 Participant in environment health safety field study at PT. Chevron Geothermal Garut
2012 Participant in environment health safety field study at PT. Petrocina Bojonegoro
2011 Participant in environment health safety field study at PT. Chevron Balikpapan
2011 Committee of seminar earth day at Islamic State University Syarif Hidayatullah Jakarta
2010 Committee Of Ceremonial 5th Anniversary Of Islamic State University Syarif Hidayatullah Jakarta
Work experience
HEALTH, SAFETY AND ENVIRONMENTHAL (HSE) OFFICER 2012 PT. ADI KARYA
iii
FAKULTAS KEDOKTERAN & ILMU KESEHATAN
PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT
KESEHATAN LINGKUNGAN
Skripsi, Juli 2013
ABSTRAK
Kata Kunci: Diare, air minum isi ulang, cross sectional study.
iv
FACULTY OF MEDICINE & HEALTH SCIENCE
PUBLIC HEALTH STUDY
ENVIRONMENTAL HEALTH
Skripsi, July 2013
ABSTRACT
v
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim
Berkat rahmat Allah Subhanahu wa Tala yang Maha Pengasih lagi Maha
Penyayang serta dorongan yang kuat, akhirnya saya dapat menyelesaikan laporan
Bakteriologis E.coli dalam Air Minum dengan Kejadian Diare pada Konsumen
Alaihi wa Sallam yang telah membawa umatnya dari dari zaman kegelapan akan
iman dan pengetahuan ke zaman terang benderang akan ilmu dan pengetahuan.
jenjang pendidikan S-1 pada semester VIII Program Studi Kesehatan Masyarakat
Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Isalam Negeri (UIN) Syarif
Hidayatullah Jakarta.
mengucapakan terima kasih dengan tulus atas bimbingan serta dukungan kepada:
2. Bapak Prof. MK. Tajuddin selaku Dekan Fakultas Kedokteran dan Ilmu
3. Ibu Ir. Febrianti, M.Si selaku Ketua Prodi Kesehatan Masyarakat yang
mana senantiasa berusaha agar prodi kesmas selalu menjadi yang terbaik.
vi
4. Ibu Minsarnawati, SKM,M.Kes selaku pembimbing skripsi I atas
dan dukungannya
skripsi.
2009 dan KESMAS 2009 atas dukungan dan masukan penelitian; Rudi,
Tari, Nisa, Ersa, Agung, Yeni, Ratna, Rahmi, Maya, Cita, Aan, Risma,
ini. Oleh sebab itu dibutuhkan saran, kritik serta masukan dari semua pihak demi
Penulis
vii
DAFTAR ISI
LEMBAR PERSETUJUAN i
LEMBAR PERNYATAAN ii
CURRICULUME VITAE iii
ABSTRAK iv
KATA PENGANTAR vi
DAFTAR ISI viii
DAFTAR TABEL xiii
DAFTAR BAGAN xiv
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang 1
1.2. Rumusan Masalah 6
1.3. Pertanyaan Penelitian 7
1.4. Tujuan 8
1.5. Manfaat 10
1.6. Ruang Lingkup 11
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Penyakit Diare 12
2.1.1. Definisi diare 12
2.1.2.Jenis diare 13
2.1.3. Epidemiologi diare 15
2.1.4. Patofisiologi diare 18
2.1.5.Pencegahan diare 21
2.1.6.Penatalaksanaan 23
2.2.Patogenesis Penyakit Berbasis Lingkungan 26
2.3.Sumber Penyakit Diare (Simpul1) 29
2.3.1.Bakteriologis E.coli 30
2.3.1.1. Definisi Escherichia coli 30
2.3.1.2. Sumber Escherichia coli 31
viii
2.3.1.3.Karakteristik Escherichia coli 34
2.3.1.4. Mekanisme masuknya Escherichia coli 36
2.3.1.5. Dampak Escherichia coli terhadap kesehatan 37
2.3.1.6.Uji Kualitatif Coliform 39
2.4. Media Transmisi Penyakit Diare (Simpul2) 42
2.4.1.Air Minum 42
2.4.1.1. Definisi air minum 42
2.4.1.2.Syarat syarat air minum 42
2.5. Faktor Kependudukan terkait Diare 45
2.5.1.Perilaku 46
2.4.1.1. Definisi perilaku 46
2.4.1.2. Jenis jenis perilaku 46
2.4.1.3. Perilaku kesehatan 47
2.4.1.5. Klasifikasi perilaku kesehatan 48
2.5.2.Pengetahuan 51
2.5.2.1.Pengertian pengetahuan 51
2.5.2.2. Faktor faktor yang mempengaruhi pengetahuan 51
2.5.2.3.Pengukuran Pengetahuan 52
2.6. Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Diare 53
2.7. Kerangka Teori 60
BAB III KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL
3.1. Kerangka Konsep 61
3.2.Definisi Oprasional 64
3.3.Hipotesis 66
BAB IV METODELOGI PENELITIAN
4.1. Jenis Penelitian 67
4.2.Lokasi dan Waktu Penelitian 67
4.3.Populasi dan Sampel Penelitian 67
4.3.1. Populasi penelitian 67
4.3.2.Sampel penelitian 67
4.3.2.1.Besar sampel 67
ix
4.3.2.2.Teknik sampling 70
4.4. Pengumpulan Data 70
4.4.1. Sumber data 70
4.4.2.Instrumen penelitian 71
4.4.3.Metode Pemeriksaan Bakteriologis E.coli 72
4.5.Pengolahan Data 74
4.5.1. Pengodean 74
4.5. 2.Penyuntingan data 75
4.5.3.Pemasukan data 75
4.5.4.Pengoreksian data 76
4.6.Analisis Data 76
4.6.1.Analisis univariat 76
4.6.2.Analisis bivariat 76
BAB V HASIL PENELITIAN
5.1.Analisis Univariat 78
5.2.1.Gambaran Distribusi Kejadian Diare pada Konsumen Air
Minum Isi Ulang 78
x
5.3.Analisis Bivariat 83
BAB VI PEMBAHASAN
xi
7.2.4.Bagi Konsumen Air Minum Isi Ulang 102
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
xii
DAFTAR TABEL
Nomor Tabel Halaman
xiii
DAFTAR BAGAN
NomorBagan Halaman
xiv
BAB 1
PENDAHULUAN
dan kematian akibat diare. WHO memperkirakan 4 milyar kasus terjadi di dunia
pada tahun 2000 dan 2,2 juta diantaranya meninggal, sebagian besar anak-anak
dibawah umur 5 tahun. Diare merupakan kehilangan cairan dan elektrolit secara
berlebihan yang terjadi karena frekuensi satu kali atau lebih buang air besar
dengan bentuk tinja yang encer atau cair (Salwan, 2008 dalam Kusumaningrum,
2011).
data KLB (STP KLB) tahun 2010, diare menempati urutan ke 6 frekuensi KLB
Keadaan ini tidak berbeda jauh dengan tahun 2009, menurut data STP KLB 2009
KLB Diare pada tahun 2010 sebanyak 2.580 dengan kematian sebesar 77 kasus
Pada tahun 2000 IR penyakit Diare 301/ 1000 penduduk, tahun 2003 naik
menjadi 374 /1000 penduduk, tahun 2006 naik menjadi 423 /1000 penduduk dan
tahun 2010 menjadi 411/1000 penduduk. Kejadian Luar Biasa (KLB) diare juga
1
masih sering terjadi, dengan CFR yang masih tinggi. Pada tahun 2008 terjadi
KLB di 69 Kecamatan dengan jumlah kasus 8133 orang, kematian 239 orang
(CFR 2,94%). Tahun 2009 terjadi KLB di 24 Kecamatan dengan jumlah kasus
5.756 orang, dengan kematian 100 orang (CFR 1,74%), sedangkan tahun 2010
proporsi 3,5%, dengan prevalensi tertinggi diare terjadi pada anak balita (1-4
bahwa penyebab kematian anak balita (usia 12-59 bulan), terbanyak adalah diare
hendak dicapai dari program tersebut adalah menurunnya angka kematian karena
diare pada golongan balita dari 2,5 menjadi 1,25 per 1.000 balita dan pada semua
2
Pada umumnya penyebab utama kasus diare tersebut adalah rendahnya
ketersediaan air bersih, sanitasi yang buruk, dan perilaku hidup tidak bersih. Di
Indonesia, penduduk yang menggunakan air bersih baru mencapai 67,3% dari
penyakit yang ditularkan melalui air dan masih merupakan masalah kesehatan
Air juga merupakan senyawa kimia yang sangat penting bagi kehidupan
makhluk hidup di bumi ini. Fungsi air bagi kehidupan tidak dapat digantikan
oleh senyawa lain. Penggunaan air yang utama dan sangat vital bagi kehidupan
adalah sebagai air minum. Hal ini untuk memenuhi kebutuhan air dalam tubuh.
Sekitar 55- 60% berat badan orang dewasa terdiri dari air, untuk anak-anak
Air berperan penting bagi manusia namun demikian air merupakan salah
satu media yang sangat baik untuk penularan berbagai penyakit, misalnya demam
unsur biologis, fisik, maupun kimiawi. Dalam hal ini, indikator unsur biologis
yaitu tidak boleh mengandung bakteri Coliform atau dengan kata lain Coliform =
3
Ketika sampel air minum yang diambil ternyata tidak sesuai dengan standar
atau syarat diatas (terutama unsur biologinya), maka air tersebut tidak layak
(Permenkes, 2010).
pengujian 20 sampel kandungan air di pemukiman warga dan depot isi ulang
yang dilakukan Dinas Kesehatan Kota Tangerang Selatan pada tahun 2011,
ditemukan dua sampel yang terbukti tercemar oleh bakteri E.coli. Bila bakteri ini
hidup masuk ke mulut dan pencernaan manusia, tubuh akan bereaksi dengan
Faktor lain yang dapat menyebabkan penyakit diare pada konsumen air
minum isi ulang adalah pengetahuan yang kurang tentang penyakit diare dan
kebiasaan konsumen yang kurang tepat dalam mengkonsumsi air minum isi
ulang. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Sandra (2007) bahwa tingkat
dengan penyakit diare pada konsumen air minum isi ulang di daerah Surabaya.
Selain itu, terdapat juga hubungan kebiasaan konsumen air minum isi ulang
dengan penyakit diare, yaitu kebiasaan kosumen tidak memasak terlebih dahulu
4
air yang dikonsumsi dan kebiasaan konsumen tidak mencuci tangan dengan
ada hubungan antara pengetahuan dengan kejadian diare. Demikian pula terdapat
berdasarkan hasil penelitian Yulisa (2008), diketahui bahwa ada pengaruh tingkat
pendidikan, umur, sumber air minum, kualitas fisik air minum, jenis jamban
dan Puskesmas Ciputat sebanyak 1.935 penderita. Namun, dalam penelitian ini
Kranggan dari 30 penderita diare hanya 10% yang mengonsumsi air minum isi
5
Berdasarkan hal tersebut peneliti ingin melihat hubungan pengetahuan,
kebiasaan dan keberadaan bakteriologis E.coli dalam air minum dengan kejadian
diare pada konsumen air minum isi ulang yang berkunjung ke Puskesmas
Ciputat.
Keberadaan depot air minum isi ulang terus meningkat sejalan dengan
kebutuhan akan air minum yang praktis dan ekonomis untuk dikonsumsi. Meski
lebih murah, tidak semua depot air minum isi ulang terjamin keamanan
air minum dari Depot Air Minum Ulang (DAMIU) sangat memungkinkan air
minum yang dikonsumsi masih mengandung bakteriologis E.coli. Bila bakteri ini
hidup masuk ke mulut dan pencernaan manusia, tubuh akan bereaksi dengan
bahwa Puskesmas Ciputat memiliki angka kejadian diare yang cukup besar yaitu
sebesar 1.935 penderita diare (LB 3 Puskesmas Ciputat, 2012). Menurut data
diatas, konsumsi air minum isi ulang menjadi salah satu indikasi/dugaan faktor
penyebab masyarakat Ciputat terkena diare. Selain itu, faktor pengetahuan dan
ini menjadi dasar peneliti untuk melihat hubungan pengetahuan, kebiasaan dan
keberadaan bakteriologis E.coli pada air minum dengan kejadian diare pada
6
masyarakat yang berkunjung ke Puskesmas Ciputat yang mengkonsumsi air
1. Bagaimana gambaran kejadian diare pada konsumen air minum isi ulang
Puskesmas Ciputat ?
4. Bagaimana gambaran kebiasaan memasak air pada konsumen air minum isi
Puskesmas Ciputat ?
konsumen air minum isi ulang isi ulang yang berkunjung ke Puskesmas
Ciputat ?
7
8. Bagaimana hubungan kebiasaan memasak air terlebih dahulu sebelum
dikonsumsi dengan kejadian diare pada konsumen air minum isi ulang yang
kejadian diare pada konsumen air minum isi ulang yang berkunjung ke
Puskesmas Ciputat ?
dengan kejadian diare pada konsumen air minum isi ulang yang berkunjung
ke Puskesmas Ciputat ?
dan jenis kelamin,) konsumen air minum isi ulang yang berkunjung ke
Puskesmas Ciputat.
8
3) Untuk mengetahui gambaran pengetahuan tentang diare pada kosumen
Ciputat.
minum yang dikonsumsi oleh konsumen air minum isi ulang yang
kejadian diare pada konsumen air minum isi ulang isi ulang yang
Puskesmas Ciputat.
dengan kejadian diare pada konsumen air minum isi ulang yang
9
10) Untuk mengetahui hubungan keberadaan bakteriologis E.coli pada air
minum dengan kejadian diare pada konsumen air minum isi ulang
air minum terhadap penyakit diare pada konsumen air minum isi ulang
pada air minum dengan kerjadian penyakit diare pada konsumen air minum
10
1.6. Ruang Lingkup Penelitian
keberadaan bakteriologis E.coli dalam air minum dengan kejadian diare pada
konsumen air minum isi ulang. Penelitian ini merupakan penelitian epidemiologi
analitik dengan desain penelitian cross sectional study. Populasi pada penelitian
terstruktur dan uji laboratorium terkait kandungan bakteriologis air minum isi
11
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1.Penyakit Diare
Diare merupakan buang air besar dalam bentuk cairan lebih dari
tiga kali dalam satu hari dan biasanya berlangsung selama dua hari
Diare merupakan buang air besar lembek atau cair dapat berupa air
saja yang frekuensinya lebih sering dari biasanya (biasanya tiga kali
volume keenceran, serta frekwensi lebih dari tiga kali sehari pada anak
dan pada bayi lebih dari empat kali sehari dengan atau tanpa lendir
a) Diare akut
12
sedangkan dehidrasi merupakan penyebab utama kematian bagi
penderita diare.
b) Disentri
c) Diare persisten
gangguan metabolism.
a) Diare akut
dapat berupa air saja yang frekuensinya bisa tiga kali atau lebih
13
merupakan virus usus pathogen yang menduduki urutan pertama
b) Diare bermasalah
oral, kontak dari orang ke orang atau kontak orang dengan alat
rumah tangga. Diare ini umumnya diawali oleh diare cair kemudian
pada hari kedua atau ketiga baru muncul darah, dengan maupun
c) Diare presisten
(pada umumnya tiga kali atau lebih) perhari dengan konsistensi cair
b) Diare akut
14
Secara operasional diare akut adalah diare yang pada awalnya
hari.
c) Diare kronis
Diare kronis adalah diare yang berlangsung lebih dari dua minggu
(14 hari).
d) Diare bermasalah
Diare ini umumnya diawali oleh tinja cair kemudian pada hari
kedua atau ketiga baru muncul darah dengan ataupun tanpa lendir.
1. Diare berdarah
2. Kolera
3. Diare berkepanjangan
sebagai berikut :
15
Kuman penyebab diare biasanya menyebar melalui facel oral
antara lain melalui makanan atau minuman yang tercemar tinja dan
kehidupan. Pada bayi yang tidak diberi ASI secara penuh resiko
untuk menderita diare jauh lebih besar daripada yang diberi ASI
lebih besar.
16
b) Faktor penjamu yang meningkatkan kerentanan terhadap diare.
penderita.
lingkungan. Dua faktor yang dominan, yaitu sarana air bersih dan
17
dengan perilaku manusia. Apabila faktor lingkungan tidak sehat
18
Dalam keadaan normal dimana seluruh pencernaan berfungsi
sekum
19
memperpendek waktu sentuhan skim dengan selaput lendir usus,
gangguan.
1. Daire sekretorik
2. Diare osmotik
osmotik antara lumen usus dan cairan ekstrasel. Oleh karena itu,
bila di lumen usus terdapat bahan yang secara osmotik aktif dan
larutan isotonik, air atau bahan yang larut maka akan melewati
20
3. Diare inflamasi
elektrolit.
berikut:
1. Memberikan ASI
21
berumur 11 tahun berikan semua makanan yang dimasak dengan
4. Mencuci tangan
22
sebelum makan dan setelah memegang hewan mempunyai dampak
5. Menggunakan jamban
dicegah.
2.1.6. Penatalaksanaan
4) Antibiotik Selektif
23
Berikut urayan program Lintas Diare :
1. Oralit
dan bila tidak tersedia berikan cairan rumah tangga seperti air tajin,
kuah sayur, air matang. Oralit saat ini yang beredar di pasaran
sudah oralit yang baru dengan osmolaritas yang rendah, yang dapat
2011).
2. Zinc
24
mengurangi volume tinja, serta menurunkan kekambuhan kejadian
3. Pemberian ASI/makanan
yang masih minum ASI harus lebih sering di beri ASI. Anak yang
mudah dicerna dan diberikan sedikit lebih sedikit dan lebih sering.
25
berat. Obat-obatan ini tidak mencegah dehidrasi ataupun
5. Pemberian Nasihat
bila :
b) Muntah berulang
c) Sangat haus
d) Makan/minum sedikit
e) Timbul demam
f) Tinja berdarah
26
dengan manusia. Hubungan interaktif tersebut sebagaimana digambarkan oleh
pada titik mana atau simpul mana kita bias melakukan pencegahan. Tanpa
dapat digambarkan dalam teori Simpul (Achmadi, 2010) pada bagan 2.1
dibawah ini:
27
Bagan 2.1
Patogenesis penyakit dalam perspektif lingkungan dan
kependudukan
Simpul 3
Simpul 2
Simpul 1 Faktor Kependudukan
Media Transmisi Simpul 4
Sumber 1. Air 1. Umur
Penyakit 2. Udara 2. Gizi Sakit/Sehat
3. Vektor 3. Pengetahuan
4. Makanan 4. Pendidikan
5. Sosial dan
Ekonomi
6. Perilaku
kesehatan
7. dll
Simpul 5
Variabel Berpengaruh Lainnya:
Kebijakan Pemerintah dan Program Kesehatan
umur, gizi, pendidikan, dll; sedangkan simpul 4 adalah penduduk yang dalam
keadaan sehat atau sakit setelah mengalami interaksi atau exposure dalam
28
adalah semua variabel yang memiliki pengaruh teradap ke-empat simpul
penyakit, kita dapat mencegah pada proses kejadian hingga simpul 3,4 atau 5.
a. Infeksi virus
b. Bakteri
29
menyebabkan malabsorbi laktosa. Bakteri tersebut berupa E.coli,
Stapaureus, dll.
2.3.1.Bakteriologis E.coli
2.3.1.1.Definisi E.coli
lemah, panas, tidak nafsu makan, bahkan darah dan lender dalam
30
Eschericia coli merupakan bakteri yang tidak berbahaya
dan hidup normal dalam usus halus manusia, tetapi bila tubuh
2.3.1.2.Sumber E.coli
antara lain:
31
dan membentuk filamentous actin pedestalsehingga
32
menyebabkan akumulasi cGMP pada sel target dan elektrolit
sitotoksinya pada sel Vero, suatu sel hijau dari monyet hijau
33
e) Eschericia coli Enteroagregatif (EAEC)
2.3.1.3.Karaktristik E.coli
Ukuran sel dengan panjang 2,0 6,0 m dan lebar 1,1 1,5 m.
34
sebagai antigen M dan dikomposisikan oleh asam kolanik
(Jawetz,1996).
35
2.3.1.4.Mekanisme Masuknya E.coli ke Tubuh Mnusia
36
Menurut Vries, Garry Cores 2006 dalam Sukanda 2008,
yaitu melalui :
dipasteurisasi.
37
Diare sering kali disertai dengan dehidrasi (kekurangan
menyebabkan syok.
b) Sepsis
c) Miningitis
bayi.
38
Selain penyakit diatas, bakteri E. coli dapat menyebabkan
(Widianti,2004).
39
tabung durham. Kandungan bakteri Escherichia coli dapat
tabel MPN.
40
3) Uji pelengkap (completed test)
suhu 370C (untuk golongan koli) dan satu seri diinkubasi pada
420C.
41
2.4.Media Transmisi Penyakit Diare (simpul 2)
(Achmadi, 2010).
sebagai berikut :
42
a. Parameter Mikrobiologi : 1) E.coli
2) Koliform
2) Warna
3) Kekeruhan
5) Rasa
6) Suhu
2) Besi
3) Kesadahan
4) Khlorida
5) Mangan
6) Ph
7) Seng
8) Sulfat
9) Tembaga
10) Amonia
43
Menurut Azwar, 1990, untuk menjamin air aman
a) Syarat fisik,
b) Syarat bakteriologis,
c) Syarat kimia
bagi kesehatan.
44
Menurut Notoatmojo, 2003, syarat-syarat air minum yang
sehat adalah :
a) Syarat fisik
b) Syarat bakteriologis
c) Syarat kimia
45
pemajanan atau behavior exposure (Achmadi, 1985). Perilaku pemajanan
2.5.1.Perilaku
2.5.1.1.Definisi Perilaku
2.5.1.2.Jenis-Jenis Perilaku
adalah:
46
a) Respondens respons atau reflesif, yakni respons yang di
2.5.1.3.Perilaku Kesehatan
47
selanjutnya perilaku itu sendiri ditentukan atau dibentuk dari 3
faktor:
sebagainya.
2.5.1.4.Klasifikasi Perilaku
yaitu :
48
masalah kesehatan pada dirinya atau keluarganya, untuk
yang lainnya.
c) Perilaku peran orang sakit (the sick role behavior) adalah orang
sebagainya.
kesehatan adalah:
49
dalam pengetahuan, persepsi, sikap dan penggunaan fasilitas,
50
2.5.2.Pengetahuan
2.5.2.1.Definisi Pengetahuan
a. Pengalaman
b.Tingkat Pendidikan
lebih rendah.
51
c. Keyakinan
d.Fasilitas
e. Penghasilan
f. Sosial Budaya
terhadap sesuatu.
2.5.2.3.Pengukuran Pengetahuan
52
pengetahuan yang ingin kita ketahui atau kita ketahui atau kita
(notoatmodjo, 2003) :
a. Usia
Komposisi penduduk golongan ini masih cukup tinggi. Golongan ini juga
lebih rentan untuk terjadinya dehidrasi berat karena system imun yang
53
b. Tingkat Pendidikan
terhadap persepsi, nilai nilai dan sikap dalam mengambil keputusan untuk
kesulitan dalam menyerap informasi atau gagasan baru dan sebaliknya jika
c. Sosial Ekonomi
54
di daerah yang tidak memenuhi syarat kesehatan sehingga mudah terserang
diare.
pendidikan orang tua, pendapatan, jumlah anak dalam keluarga dan faktor
ekonomi. Dari berbagai faktor yang diteliti faktor ekonomi dan pendapatan
d. Pengetahuan
55
Menurut Notoadmodjo (2003), mengatakan perubahan perilaku
penyakit diare, akan muncul sikap yang baik dan tindakan yang benar.
infeksi karena bakteri hanya (8,4%). Kerusakan vili usus karena infeksi
f. Status Gizi
Berat dan lamanya diare sangat dipengaruhi oleh status gizi penderita.
insiden diare pada anak bergizi kurang ternyata sama dengan anak yang
gizinya baik. Namun, anak yang gizinya kurang akan menderita diare lebih
berat dan keluaran tinja lebih banyak sehingga dehidrasi lebih berat. diare
56
g. Keracunan makanan
Terjadi akibat penggunaan antibiotika selama tiga sampai lima hari yang
Perilaku cuci tangan pakai sabun merupakan salah satu perilaku wujud
flu burung.
mencuci tangan pakai sabun adalah salah satu upaya dalam menjaga
menggunakan air dan sabun agar menjadi bersih dan memutuskan mata
kebiasaan menuci tangan pakai sabun pada lima waktu penting (sesudah
57
anak, sebelum makan dan setelah memegang hewan) akan mengurangi
pencucian.
j. Lingkungan
Penyediaan sarana air bersih dan jamban yang tidak sehat merupakan
jarak jamban dengan sumber air bersih yang tidak memenuhi syarat
kesehatan akan mencemari sumber air minum yang di gunakan sebagai air
minum. Selain itu, keadaan sanitasi tempat bangunan dan proses pengolahan
yang kurang memenuhi persyaratan kesehatan Pada depot Air minum isi
ulang juga dapat menjadi sumber keberadaan bakteriologis E.coli pada air
minum.
Air merupakan salah satu bahan yang digunakan untuk kebutuhan hidup
manusia namun juga menjadi media penularan penyakit perut yang penting.
Jenis bakteri yang sering digunakan sebagai indikator air bersih adalah
58
kandungan E.coli dalam air. Dengan demikian untuk melindungi dari
kesakitan penyakit perut, air yang diminum harus air yang telah dimasak.
menyatakan bahwa mengkonsumsi air minum isi ulang yang berumur lebih
dari 24 jam harus dimasak terlebih dahulu, hal tersebut merupakan salah
Sebaiknya air dimasak sampai mendidih dengan suhu 1000C. Hal ini
untuk memastikan kuman penyakit yang terdapat didalam air sudah mati.
59
2.7.Kerangka Teori
Bagan 2.2
Kerangka Teori
Faktor
Media transmisi kependudukan
Sumber penyakit 1) Umur
3.
Penyakit 2) Pengetahuan Sakit/Sehat
1) Air
4. 2) Udara 3) Pendidikan
1) Bakteri Penyakit
3) Vektor 4) Sosial dan
2) Virus5. Diare
4) Makanan Ekonomi
5) Tanah 5) Perilaku
6.
Kesehatan
60
BAB III
peyakit diare, infeksi virus dan bakteri, status gizi, keracunan makanan, diare
tangan pakai sabun dan keberadaan bakteriologis E.coli dalam air minum dengan
kejadian diare pada konsumen air minum isi ulang. Hal tersebuit berdasarkan
variabel yang berkorelasi dengan kejadian diare pada konsumen air minum isi
ulang.
Faktor umur, jenis kelamin dan tingkat pendidikan tidak diteliti pada
penelitian ini dikarenakan semua umur memiliki peluang yang sama untuk
mengalami kejadian diare pada konsumen air minum isi ulang, sedangkan pada
faktor jenis kelamin juga tidak ada perbedaan antara jenis kelamin perempuan
dan laki-laki untuk terkena penyakit diare pada konsumen air minum isi ulang.
Perempuan dan laki-laki memiliki peluang yang sama untuk terkena penyakit
61
referensi dan penelitian sebelumnya tingkat pendidikan tidak diteliti dan
keterbatasan yang dimiliki oleh peneliti, maka peneliti hanya meneliti beberapa
diare :
tentang diare tentu akan lebih menjaga diri terhadap ancaman diare. Oleh
karena itu, seseorang yang kurang pengetahuan tentang penyakit diare akan
b. Memasak air sebelum dikonsumsi merupakan suatu hal yang sangat penting.
Jika air dimasak sampai mendidih dengan suhu 100C maka bakteriologis yang
d. Keadaan air yang terkontaminasi E.coli menunjukan bahwa air tersebut telah
tercemar oleh kotoran manusia, karena golongan coli terdapat dalam saluran
pencernaan. Bila bakteri ini hidup masuk ke mulut dan pencernaan atas
62
Bagan 3.1
Kerangka Konsep Penelitian
INDEPENDENT DEPENDEN
Tingkat Pengetahuan
Tentang Penyakit Diare
Kebiasaan Mencuci
Tangan
Keberadaan
bakteriologis E.coli
63
3.2. Definisi Operasional
Tabel 3.1
Definisi Operasional
No. Variabel Definisi Operasional Alat ukur Cara ukur Hasil Ukur Skala
Variabel Dependen
1. Kejadian diare Hasil diagnosis dokter pada kuesioner wawancara 1. Diare ordinal
pasien yang mengalami 2. Tidak Diare
kejadian buang air besar dalam
bentuk cair dan lebih dari tiga
kali dalam sehari pada pasien
dalam dua minggu terakhir
sumber : Kemenkes, 2011
Variabel Independen
2. Pengetahuan Jawaban responden terhadap Kuesioner Wawancara 1. Buruk : jika nilai skor Ordinal
Tentang Diare pertanyaan penelitian tentang kuesioner 60%
penyakit diare 2. Baik : jika nilai skor
kuesioner > 60%
Sumber : Notoatmodjo, 2003
3. Kebiasaan Tradisi responden dalam Kuesioner Wawancara 1. Tidak : jika responden Ordinal
memasak air memasak air sebelum tidak memasak air
dikonsumsi minum isi ulang
sumber : Musran, 2008 sebelum dikonsumsi
2. Ya : jika memasak air
minum isi ulang
sebelum dikonsumsi
64
4. Kebiasaan Pernyataan responden tentang Kuesioner Wawancara 1. Tidak : jika responden Ordinal
mencuci tradisi melakukan cuci tangan tidak melakukan lima
tangan dengan pake sabun di lima waktu waktu penting cuci
sabun penting : tangan pakai sabun
Sebelum makan, sebelum 2. Ya : jika responden
menyiapkan makanan, setelah melakukan lima waktu
BAB, setelah memegang penting cuci tangan
unggas atau hewan, dan setelah pakai sabun
menceboki anak atau bayi Sumber : Kemenkes, 2011 dan
Utami, 2010
5. Keberadaan Kandungan bakteri Gram Mikroskop Pemeriksaan 1. Ada E.coli : jika hasil Ordinal
bakteriologis negatif berbentuk batang yang laboratorium lab menyatakan positip
E.coli tidak membentuk spora yang dengan (+) dan E.coli ada
merupakan flora normal di metode MPN dalam 100 ml air
usus yang ditemukan dalam air minuim isi ulang yang
minum konsumen pada dikonsumsi responden.
pemeriksaan laboratorium 2. Tidak ada E.coli : jika
dengan menggunakan metode hasil lab menyatakan
Most Probable Number negatip (-) dan E.coli
(NPM). harus absen dalam 100
ml air minum isi ulang
yang dikonsumsi
Sumber : Peraturan Menteri responden
Kesehatan Sumber: Peraturan Menteri
No.492/Menkes/Per/IV/2010 Kesehatan
No.492/Menkes/Per/IV/2010
65
3.3. Hipotesis
diare pada konsumen air minum isi ulang yang berkunjung ke Puskesmas
Ciputat .
kerjadian diare pada konsumen air minum isi ulang yang berkunjung ke
Puskesmas Ciputat.
66
BAB IV
METODOLOGI PENELITIAN
cross sectional study. Cross sectional study adalah suatu penelitian untuk
pendekatan, observasi dan pengumpulan data sekaligus pada satu saat point
time approach (Notoadmodjo, 2010). Dalam hal ini variabel bebas dan
Penelitian ini dilakukan pada Bulan Maret sampai dengan juli 2013.
Puskesmas Ciputat.
4.3.2.1.Besar sampel
67
diare sebesar 92,3% (0,923) dan untuk proporsi kandungan
sebagai berikut :
Keterangan :
n = jumlah sampel
0,84
68
P2 = proporsi kandungan E.coli pada air minum yang
Tabel 4.1
Perhitungan Populasi Sempel Penelitian Terdahulu
69
hipotesis beda dua proporsi sehingga jumlah sampel dikalikan
4.3.2.2.Teknik sampling
diketahui yaitu.:
a. Kriteria Inklusi
b. Kriteria Eksklusi
2013.
70
2. Data primer adalah pengumpulan data secara langsung. data yang
1. Kuesioner
sampul, jarum ose laminar air flow, mikroskop cahaya, plastik mika,
ENDO agar, kaldu laktosa, alkohol, dan kapas. Media ENDO agar
71
negatif, sehingga merupakan suatu media yang sangat repersentatif
mudah(Yuli, 2010).
72
2) Air dari kran dispenser dialirkan selama 2 menit, lalu tutup
kembali.
botol.
ml air minum sampel, dan tiga seri tabung ketiga diisikan 0,1 ml
73
4.5. Pengolahan data
air minum isi ulang,. berikut ini langkah pengodean dari masing-masing
1. Variabel Dependen
kejadian buang air besar dalam bentuk cari dan lebih dari tiga kali
dalam bentuk cair dan tidak lebih dari tiga kali diberi kode 2
2. Variabel Independen
74
b) Kebiasaan memasak air sebelum dikonsumsi : Jika tidak
kode 2.
jika mengandung E.coli dalam 100 ml air minum isi ulang yang
jika tidak mengandung e. coli dalam 100 ml air minum isi ulang
diberi kode 2.
data yang belum dikode atau salah dalam memberi kode. pemeriksaan
komputer (software Epidata 2008). data pada lembar entri data akan
75
4.5.4. Pengoreksian data (cleaning)
square (Chi-kuadrat).
76
Penelitian ini menggunakan uji statistik Chi-square karena variabel
(Notoadmodjo, 2010).
( )
(4,1)
Keterangan :
X2 : nilai Chi-square
secara statistik antara dua variabel. Oleh karena itu digunakan batas
(Notoadmodjo, 2010). :
0,05
0,05
77
BAB V
HASIL PENELITIAN
air minum dengan kejadian diare pada konsumen air minum isi ulang
dan lebih dari tiga kali dalam sehari selama dua minggu terakhir
dan tidak diare jika hasil diagnosa dokter mendiagnosa pasien tidak
mengalami buang air besar dalam bentuk cair dan lebih dari tiga
Tabel 5.1
Distribusi Frekuensi Kejadian Diare pada Konsumen Air
Minum Isi Ulang yang Berkunjung ke Puskesmas Ciputat
78
berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa sebagian
Tabel 5.2
Karakteristik Individu (Umur, Pendidikan, dan Jenis Kelamin)
pada Konsumen Air Minum Isi Ulang yang Berkunjung ke
Puskesmas Ciputat
79
5.1.3. Gambaran Distribusi Konsumen Air Minum Isi Ulang
Berdasarkan Pengetahuan Tentang Penyakit Diare
Tabel 5.3
Distribusi Frekuensi Konsumen Air Minum Isi Ulang
Berdasarkan Pengetahuan Tentang Penyakit Diare
yang Berkunjung ke Puskesmas Ciputat
Pengetahuan Jumlah %
Buruk 28 56
Baik 22 44
Total 50 100
yaitu kebiasaan tidak memasak air jika konsumen air minum isi
80
memasak air jika konsumen air minum isi ulang memasak air
Tabel 5.4
Distribusi Konsumen Air Minum Isi Ulang Berdasarkan
Kebiasaan Memasak Air yang Berkunjung
ke Puskesmas Ciputat
besar (70%) konsumen air minum isi ulang tidak memasak air
sebelum dikonsumsi.
jika konsumen air minum isi ulang tidak melakukan lima waktu
penting cuci tangan pakai sabun dan mencuci tangan pakai sabun
jika konsumen air minum isi ulang melakukan lima waktu penting
cuci tangan pakai sabun. Adapun hasilnya dapat dilihat dapat pada
81
Tabel 5.5
Distribusi Frekuensi Konsumen Air Minum Isi Ulang
Berdasarkan Kebiasaan Mencuci Tangan yang
Berkunjung ke Puskesmas Ciputat
besar (56%) konsumen air minum isi ulang melakukan lima waktu
menyatakan hasil positif E.coli pada 100 ml air dan tidak ada
ml air. Adapun hasilnya dapat dilihat dapat pada tabel 5.6 dibawah
ini.
Tabel 5.6
Distribusi Frekuensi Keberadaan Bakteriologis E.coli pada
Air Minum yang di Konsumsi oleh Konsumen Air Minum
Isi Ulang yang Berkunjung ke Puskesmas Ciputat
82
Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa sebagian
83
Tabel 5.7
Analisis Hubungan antara Pengetahuan Tentang Diare
dengan Kejadian Diare pada Konsumen Air Minum Isi
Ulang yang Berkunjung ke Puskesmas Ciputat
Kejadian Diare
Pengetahuan P-Value
Tentang Diare Tidak Diare Jumlah
Penyakit n % N % n %
Diare
Buruk 25 73,5 3 18,8 28 56
Baik 9 26,5 13 81,2 22 44
0,001
Total 34 100 16 100 50 100
minum isi ulang yang tidak mengalami kejadian diare itu memiliki
dengan kejadian diare pada konsumen air minum isi ulang yang
84
Tabel 5.8
Analisis Hubungan antara Kebiasaan Memasak Air dengan
Kejadian Diare pada Konsumen Air Minum Isi Ulang yang
Berkunjung ke Puskesmas Ciputat
Kejadian Diare
Kebiasaan P-Value
Memasak Diare Tidak Diare Jumlah
Air n % N % n %
Tidak 29 85,3 6 37,5 35 70 0,002
Ya 5 14,7 10 62,5 15 30
Total 34 100 16 100 50 100
air minum isi ulang yang mengalami kejadian diare itu tidak
Puskesmas Ciputat.
Adapun hasilnya dapat dilihat dapat pada tabel 5.9 dibawah ini:
85
Tabel 5.9
Analisis Hubungan antara Kebiasaan Mencuci Tangan
Pakai Sabun Kejadian Diare pada Konsumen Air
Minum Isi Ulang yang Berkunjung ke Puskesmas
Ciputat
Kejadian Diare
Kebiasaan P-Value
Mencuci Diare Tidak Diare Jumlah
Tangan n % N % n %
Pakai Sabun
Tidak 21 61,8 1 6,2 22 44
Ya 13 38,2 15 93,8 28 56
Total 34 100 16 100 50 100 0,000
pakai sabun dengan kejadian diare pada konsumen air minum isi
pada air minum isi ulang dengan kejadian diare diperoleh nilai p-
value sebesar 0,009 Adapun hasil uji yang diperoleh dapat dilihat
86
Tabel 5.10
Analisis Hubungan antara Keberadaan Bakteriologis E.coli
dengan Kejadian Diare pada Konsumen Air Minum Isi
Ulang yang Berkunjung ke Puskesmas Ciputat
Kejadian Diare
Keberadaan P-Value
E.coli Diare Tidak Jumlah
Diare
n % n % n %
Ada E.coli 15 44,1 1 6,2 16 32
Tidak 19 55,9 15 93,8 34 68
ada E.coli 0,009
Total 34 100 16 100 50 100
mengonsumsi air minum yang tidak ada E.coli. Hasil uji statistik
air munum dengan kejadian diare pada konsumen air minum isi
87
BAB VI
PEMBAHASAN
6.1.Keterbatasan Penelitian
diare yaitu antara lain keberadaan bakteriologis E.coli pada air minum,
mengonsumsi air minum yang berasal dari depot yang sama pada waktu
88
6.2.Gambaran Kejadian Diare pada Konsumen Air Minum Isi Ulang
yang Berkunjung ke Puskesmas Ciputat
volume keenceran, serta frekuensi lebih dari tiga kali dalam sehari pada
dan pada bayi lebih dari empat kali dalam sehari dengan atau tanpa lender
Pada penelitian ini sebagian besar konsumen air minum isi ulang
risiko penyakit diare adalah semua faktor yang berperan dalam timbulnya
(Achmadi, 2010).
89
6.3.Hubungan Pengetahuan Tentang Diare dengan Kejadian Diare pada
Konsumen Air Minum Isi Ulang yang Berkunjung ke Puskesmas
Ciputat
dengan kejadian diare pada konsumen air minum isi ulang di Puskesmas
mencegahnya dan apa yang harus dilakukan bila salah satu anggota
air minum isi ulang yang tidak terkena penyakit diare memiliki
pengetahuan tentang diare yang baik. Hasil uji statistik diperoleh nilai p-
90
Penelitian ini sejalan dengan penelitian Enina (2010), balita dengan
dari 48 balita dan ibu yang memiliki pengetahuan yang baik dan
menderita diare 13 (8%) dari 162 balita. Dari hasil uji statistik hubungan
pengetahuan yang baik tentang penyakit diare, akan muncul sikap yang
maka sikap dan tindakan dilakukan semakin benar atau tepat sesuai
adanya program edukasi tersebut maka konsumen air minum isi ulang
91
diare dan tata cara pencegahannya. Selain itu, perlunya peningkatan
poster, ataupun standing banner yang mudah diakses oleh konsumen air
hidup manusia namun juga menjadi media penurunan penyakit perut yang
penting. Jenis bakteri yang sering digunakan sebagai indikator air bersih
dari kesakitan penyakit perut, air yang diminum harus air yang telah
air minum isi ulang yang terkena diare tidak melakukan kebiasaan
memasak air. Hasil uji statistik mengatakan bahwa ada hubungan antara
92
dikonsumsi dengan penyakit diare pada konsumen air minum isi ulang (p-
value: 0,031).
(p=<0,000).
bawha air minum isi ulang merupakan air yang sudah bersih dan terjamin
terhadap kualitas air minum dari Depot Air Minum Ulang (DAMIU)
berumur lebih dari 24 jam harus dimasak terlebih dahulu, hal tersebut
1000C. Hal ini untuk memastikan kuman penyakit yang terdapat didalam
air sudah mati (Musran, 2008). Sementara jika dilihat dari hasil penelitian
mayoritas konsumen air minum isi ulang yang mengalami diare adalah
93
6.5.Hubungan Kebiasaan Mencuci Tangan Pakai Sabun dengan
Kejadian Diare pada Konsumen Air Minum Isi Ulang yang
Berkunjung ke Puskesmas Ciputat
penyakit, seperti diare, tifus, dan cacing yang dapat dicegah dengan satu
kebiasaan sederhana yaitu cuci tangan pakai sabun pada lima waktu
penting yaitu sesudah buang air besar, sesudah membuang tinja anak,
(Utami, 2010).
Cuci tangan pakai sabun merupakan salah satu upaya atau tindakan
air minum isi ulang yang tidak terkena diare melakukan kebiasaan
mencuci tangan pakai sabun. Hasil uji statistik diperoleh nilai p-value =
(2008) bahwa proporsi ibu tidak mencuci tangan pada kelompok kasus
diare pada anak dibawah dua tahun lebih besar jika dibandingkan dengan
kelompok yang tidak diare, yaitu pada kelompok diare 70,79% dan pada
94
kelompok tidak diare 34,16%. Masih menurut Sukanda (2008)
menunjukkan bahwa pada anak dibawah kurang dari dua tahun dari ibu
sebesar 4,67 jika dibandingkan dengan anak dari kelompok ibu yang
terjadinya diare 1,6 kali dibanding dengan perilaku cuci tangan yang baik.
(Sutoto, 1990). Oleh karena itu, kebiasaan mencuci tangan pakai sabun
sabun pada lima waktu penting merupakan bagian yang sangat penting.
95
dan benar diharapkan masyarakat akan sadar dan mengerti tentang
492, 2010).
Untuk pengambilan sampel air minum isi ulang pada konsumen air
sampel air dilakukan oleh peneliti agar sampel yang di inginkan lebih
repersentatif.
air minum isi ulang yang tidak terkena diare mengonsumsi air yang
diare (p=0,009).
96
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Suhardiman (2007),
didapatkan bahwa proporsi air minum yang positif E.coli sebesar 77,4%.
Hasil uji statistik disimpulkan ada hubungan antara E.coli dalam air
berisiko 2,9 kali terjadi pada balita yang air minumnya positif E.coli
yang menyatakan ada hubungan antara E.coli pada air minum isi ulang
kesehatan.
pembuluh darah, dari usus besar hingga ke organ ginjal. Jika toksin sudah
berikatan dengan toksin dari bakteri ini. Kerusakan pada pembuluh darah
akan terjadi akibat adanya ikatan antara toksin dan reseptor yang
97
bahkan bisa menyebabkan disfungsi ginjal (Priti M, 2006 dalam
Suhardiman, 2007).
menimbulkan diare.
keperluan minum yang sehat harus bebas dari segala bakteri, terutama
oleh bakteri patogen adalah dengan memeriksa sampel air tersebut. Dan
bila dari pemeriksaan 100cc air terdapat empat bakteri E.coli maka air
Air minum isi ulang yang tercemar oleh bakteriologis E.coli dalam
jumlah yang telah melampui baku mutu merupakan faktor risiko terjadinya
98
Keberadaan E.coli dalam air minum menunjukkan bahwa air
usus. Sifat E.coli adalah tidak tahan pada pemanasan dan akan mati pada
suhu 100oc, sehingga salah satu cara paling mudah menghilangkan E.coli
(Rahayu,2006).
99
BAB VII
7.1. Simpulan
1. Konsumen air minum isi ulang sebagian besar (68%) menderita penyakit
diare.
2. Rata-rata umur konsumen air minum isi ulang adalah 15 tahun, sebagian
besar (60%) memiliki tingkat pendidikan kurang dari SMA, dan sebagian
4. Konsumen air minum isi ulang sebagian besar (70%) tidak melakukan
5. Konsumen air minum isi ulang sebagian besar (56%) melakukan cuci
6. Konsumen air minum isi ulang sebagian besar (68%) mengkonsumsi air
100
9. Ada hubungan kebiasaan mencuci tangan pakai sabun dengan kejadian
diare pada konsumen air minum isi ulang yang berkunjung ke Puskesmas
10. Ada hubungan keberadaan bakteriologis E.coli dalam air minum dengan
kejadian diare pada konsumen air minum isi ulang yang berkunjung ke
7.2. Saran
laik sehat pada setiap depotnya agar mutu dan kualitas produksinya
terjamin.
101
makanan, sebelum menyuapi makanan anak, sebelum makan dan
kebersihannya.
memegang hewan.
3. Sebaiknya membeli air minum isi ulang pada depot yang memiliki
102
DAFTAR PUSTAKA
Alamsyah, 2002. Faktor Prilaku Hidup Bersih Yang Mempengaruhi Diare Pada
Jakarta.
Jakarta.
Lingkungan.
Durden, BL et al, 1987. A New Text Book of Microbial & Parasitic Infaction.
Aksesdifile:///Referensi%20Utk%20Skripsi/E%20Coli%20%C2%AB%20Env
ironmental%20Sanitation%27s%20Journal.htm.
Jawetz, 1996, Mikrobiologi Kedokteran, Edisi 20, 238 240, EGC, Jakarta.
Lingkungan.
Muhadi, 2008. Hubungan Kandungan E.coli pada Air Minum dengan Kejadian
Diare pada Balita di Kecamatan Koja Kota Jakarta Utara. (Tesis) FKM UI.
Permenkes No. 492 Tahun 2010 tentang Syarat-Syarat dan Pengawasan Kualitas
Air Minum.
Rahayu, Kepti. Air Sumur Tercemar Bakteri Coli. Diakses tanggal 2 Juli 2013,
http://www.bernas.com
Rahmawaty, Diah, 2004. hubungan antara kualitas bakteriologis sumber air bersih,
prilaku, dan sarana sanitasi dengan kejadian diare pada pemulung sekitar
Minum Isi Ulang Dengan Penyakit Diare, jurnal kesehatan lingkungan, vol.3,
Staf pengajar FK UI, 1994. Buku Ajar Mikrobiologi Kedokteran. Jakarta. Binarupa
Aksara.
Sukanda, 2008. pengaruh kualitas bakteriologis E.coli air minum depot terhadap
kejadian diare pada bayi di kecamatan cimanggis kota depok. (tesis) FKM
UI.
Suhardiman, 2009. Hubungan E.coli dalam air minum dengan kejadian diare pada
Tomasia, 2012. Hubungan E.coli pada depot air minum isi ulang dengan kejadian
http://serpong.kompas.com/berita/detail/184/demi.kesehatan..buatlah.tangki
http://www.who.int/water_sanitation_health/diseases/diarrhoea/en/index.html.
http://www.who.int/mediacenter/factsheets/fs330/en/index.html.
Yuli, 2010. Buku Ajar Praktikum Mikrobiologi. UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
UNDIP.
Zakianis, 2003. Kualitas Bakteriologis Air Bersih Sebagai Faktor Resiko Terjadinya
Diare Pada Bayi Di Kecamatan Pancoran Mas Kota Depok. Tesis. FKM UI.
LAMPIRAN 1
Kerahasian
Data-data yang diambil akan dipublikasikan secara terbatas namun tanpa menyebutkan
nama, alamat, nomor telepon, atau identitas penting lainnya yang dianggap rahasia. Oleh karena
itu, kerahasiaan sangat dijaga dalam penelitian ini.
Partisipasi Sukarela
Bapak/Ibu tidak akan dipaksa untuk ikut serta dalam penelitian ini bila tidak
menghendaki. Jika diawal Bapak/Ibu bersedia ikut dalam penelitian ini kemudian tiba-tiba
berubah pikiran untuk tidak mengikuti kelanjutan penelitian maka Bapak/Ibu berhak untuk tidak
berpartisipasi.
Kami berharap Bapak/Ibu bersedia menjadi responden dalam penelitian ini.
Formulir Informed Consent
(Ketersedian Mengikuti Penelitian)
Dengan ini saya,
Nama :
Jenis Kelamin :
Umur :
Alamat :
No. Telp/ Hp :
Menyatakan bersedia mengikuti kegiatan penelitian ini dengan ketentuan apabila ada hal-hal
yang tidak berkenan pada Saya, maka Saya berhak mengajukan pengunduran diri dari kegiatan
penelitian ini.
Jakarta, 2013
Peneliti Responden
Tempat/Tanggal Lahir
Hari/Tanggal wawancara
A. KARAKTERISTIK RESPONDEN
Petunjuk : isilah data di bawah ini pada kolom jawaban dan untuk jawaban pilihan lingkari
pada salah satu nomor jawaban yang sesuai
Petunjuk : isilah data di bawah ini pada kolom jawaban dan untuk jawaban pilihan lingkari
pada jawaban yang sesuai
C.4 Apa saja yang menyebabka diare ? (jawaban boleh lebih dari satu)
1.Kuman penyakit
2.Tidak cuci tangan sebelum makan
3.Air yang kotor
4.Makanan yang kotor
5.Makanan yang mengandung penyakit
6.Lain-lain/tidak tahu
C.5 Menurut Bapak/Ibu/Sodara, diare dapat menular melalui apa saja ?
(jawaban boleh lebih dari satu)
1. Air
2. Udara
3. Makanan dan minuman
4. Susu sapi
5. Tidak tahu
C.6 Menurut Bapak/Ibu/Sodara berapa kali buang air besar sehari hingga
disebut penderita diare ?
1. 1-3 kali
2. Lebih dari 3 kali
3. Berapa kali asalkan tinjanya encer
4. Tidak tahu
C.7 Bagaimana cara mencegah diare ? (jawaban boleh lebih dari satu)
1. Selalu menjada kebersihan makanan dan minuman
2. Mencuci tangan sebelum makan
3. Mencuci tanga setelah buang air besar
4. Memasak air minum hingga mendidih
5. Lain-lain
6. Tidak tahu
C.8 Apa yang pertama kali harus diberikan kepada penderita diare ?
1. Oralit
2. Pengganti oralit (larutan gula-garam, air tajin)
3. Obat anti diare
4. Lain-lain
D. Kebiasaan Memasak Air sebelum dikonsumsi
Petunjuk : isilah data di bawah ini pada kolom jawaban dan untuk jawaban pilihan lingkari
pada jawaban yang sesuai
Petunjuk : isilah data di bawah ini pada kolom jawaban dan untuk jawaban pilihan lingkari
pada jawaban yang sesuai
A. Analisis Univariat
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Descriptive Statistics
Valid N (listwise) 50
pendidikan1
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
jeniskelamin1
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
pengetahuan1
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
masakair1
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
ecoli1
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
B. Analisis Bivariat
a. Hubungan Pengetahuan Dengan Kejadian Diare
pengetahuan1 * diare1 Crosstabulation
diare1
baik Count 9 13 22
Total Count 34 16 50
a. 0 cells (,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 7,04.
diare1
ya Count 5 10 15
Total Count 34 16 50
a. 1 cells (25,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 4,80.
diare1
ya Count 13 15 28
Total Count 34 16 50
a. 0 cells (,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 7,04.
diare1
Total Count 34 16 50
a. 0 cells (,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 5,12.
DOKUMENTASI