You are on page 1of 6

LAPORAN PENDAHULUAN

KEGIATAN PEMERIKSAAN FISIK CEK ASAM URAT, KOLESTEROL DAN

GULA DARAH DI DESA TANJUNG DEAH KECAMATAN DARUSSALAM

29 APRIL-10 MAI 2017

A. LATAR BELAKANG

1. GULA DARAH
Glukosa diperlukan sebagai sumber energi terutama bagi sistem syaraf
dan eritrosit. Glukose juga dibutuhkan di dalam jaringan adipose sebagai
sumber gliserida glisero dan mungkin juga berperan dalam mempertahankan
kadar senyawa antara pada siklus asam sitrat di dalam banyak jaringan tubuh
(Anna, 1994).
Glukose sebagian besar diperoleh dari manusia, kemudian dibentuk
dari berbagai senyawa glukogenik yang mengalami glukogenesis lalu juga
dapat dibentuk dari glikogen hati melalui glikogenolsis (Girindra, 1989).
Diabetes Melitus (DM) adalah keadaan hyperglikemia (kadar - gula
darah tinggi) yang kronik disertai berbagai kelainan meta bolik akibat
gangguan hormonal. Akibat gangguan hormonal tsb dapat menimbulkan
komplikasi pada mata seperti katarak ,ginjal (nefropati) ,saraf dan pembuluh
darah. (Nanang, 2011).
Menurut Setiadi (2003) Paling sedikit terdapat 2 bentuk diabetes
melitus berdasarkan penyebab perjalanan klinik dan terapinya, antara lain:
a. Diabetes Mellitus Tipe 1
Diabetes tipe 1 adalah diabetes yang bergantung pada insulin dimana
tubuh kekurangan hormon insulin,dikenal dengan istilah Insulin Dependent
Diabetes Mellitus (IDDM). Hal ini disebabkan hilangnya sel beta penghasil
insulin pada pulau-pulau Langerhans pankreas. Diabetes tipe 1 banyak
ditemukan pada balita, anak-anak dan remaja (Setiadi, 2003).
Sampai saat ini, Diabetes Mellitus tipe 1 hanya dapat di obati dengan
pemberian therapi insulin yang dilakukan secara terus menerus
berkesinambungan. Riwayat keluarga, diet dan faktor lingkungan sangat
mempengaruhi perawatan penderita diabetes tipe 1. Pada penderita diebetes
tipe 1 haruslah diperhatikan pengontrolan dan memonitor kadar gula darahnya,
sebaiknya menggunakan alat test gula darah. Terutama pada anak-anak atau
balita yang mana mereka sangat mudah mengalami dehidrasi, sering muntah
dan mudah terserang berbagai penyakit (Setadi, 2003).
b. Diabetes mellitus tipe 2
Diabetes tipe 2 adalah dimana hormon insulin dalam tubuh tidak dapat
berfungsi dengan semestinya, dikenal dengan istilah Non-Insulin Dependent
Diabetes Mellitus (NIDDM). Hal ini dikarenakan berbagai kemungkinan
seperti kecacatan dalam produksi insulin, resistensi terhadap insulin atau
berkurangnya sensitifitas (respon) sell dan jaringan tubuh terhadap insulin
yang ditandai dengan meningkatnya kadar insulin di dalam darah (Adiguna,
2006).
Ada beberapa teori yang mengutarakan sebab terjadinya resisten
terhadap insulin, diantaranya faktor kegemukan (obesitas). Pada penderita
diabetes tipe 2, pengontrolan kadar gula darah dapat dilakukan dengan
beberapa tindakan seperti diet, penurunan berat badan, dan pemberian tablet
diabetik. Apabila dengan pemberian tablet belum maksimal respon
penanganan level gula dalam darah, maka obat suntik mulai dipertimbangkan
untuk diberikan (Adiguna, 2006).
Kadar gula darah sepanjang hari bervariasi dimana akan meningkat
setelah makan dan kembali normal dalam waktu 2 jam. Kadar gula darah yang
normal pada pagi hari setelah malam sebelumnya berpuasa adalah 70-110
mg/dL darah. Kadar gula darah biasanya kurang dari 120-140 mg/dL pada 2
jam setelah makan atau minum cairan yang mengandung gula maupun
karbohidrat lainnya. Kadar gula darah yang normal cenderung meningkat
secara ringan tetapi progresif (bertahap) setelah usia 50 tahun, terutama pada
orang-orang yang tidak aktif bergerak. Peningkatan kadar gula darah setelah
makan atau minum merangsang pankreas untuk menghasilkan insulin
sehingga mencegah kenaikan kadar gula darah yang lebih lanjut dan
menyebabkan kadar gula darah menurun secara perlahan (Siswono, 2002).

Menurut Robert (1998), ada tiga cara untuk mengukur kadar gula darah:
1. Tes gula darah sewaktu
Tes ini mengukur glukosa dalam darah yang diambil kapan saja, tanpa
memperhatikan waktu makan.
2. Tes gula darah puasa
Tes ini menggunakan contoh darah yang diambil saat kita tidak makan
atau minum apa pun (kecuali air putih) selama sedikitnya delapan jam.
3. Tes toleransi glukosa
Tes ini dimulai dengan tes gula darah puasa, kemudian kita diberikan
minuman yang manis yang mengandung gula dengan ukuran tertentu. Kadar
gula darah lalu diukur dengan menggunakan beberapa contoh darah yang
diambil pada jangka waktu yang tertentu.

2. KOLESTEROL
Kolesterol adalah komponen dari membran sel dan merupakan
prekursor untuk hormon steroid dan asam empedu yang disintesis oleh sel-sel
tubuh dan diserap dengan makanan. Kolesterol diangkut dalam plasma melalui
lipoprotein yaitu kompleks antara lipid dan apolipoproteins (Kimball, 1983).
Ada empat kelas lipoprotein yaitu lipoprotein densitas tinggi (HDL),
lipoprotein densitas rendah (LDL), lipoprotein densitas sangat rendah (VDRL)
dan kilomikron. LDL terlibat dalam transportasi kolesterol ke sel perifer, HDL
bertanggung jawab atas penyerapan kolesterol dari sel (Girindra, 1989).

3. ASAM URAT
Penyakit asam urat atau lebih tepatnya penyakit radang sendi asam urat
atau penyakit artritis asam urat (gouty arthritis) dapat didefinisikan sebagai
radang sendi yang diakibatkan oleh penumpukan asam urat di dalam tubuh
khususnya pada persendian. Kondisi ini terjadi akibat kadar asam urat di
dalam darah terlalu tinggi sehingga sebagian asam urat tersebut tidak tersaring
oleh ginjal dan tetap berada dalam tubuh. Jika kadar asam urat tersebut terlalu
tinggi maka akan mengkristal dan menumpuk di persendian. Hal tersebut
dapat menyebabkan bengkak, radang, kekakuan dan rasa nyeri. Nyeri penyakit
asam urat biasanya pertama kali menyerang persendian jempol kaki atau
persendian pergelangan kaki. Penumpukan asam urat dapat menyebabkan
kristal tajam asam urat menumpuk di persendian, biasanya di jempol kaki,
penumpukan asam urat (yang disebut tophii) yang terlihat seperti benjolan di
bawah kulit dan batu ginjal dari kristal-kristal asam urat di dalam ginjal
(Girindra, 1989).
Menurut Anna (1994), pendiaknosaan asam urat juga dapat dilakukan dengan
cara:
1. Riwayat medis dan pemeriksaan fisik dapat dijadikan acuan diagnosis,
namun uji laboratorium diperlukan untuk diagnosis pasti.
2. Darah dan urin biasanya menunjukkan tingkat tinggi asam urat.
3. Penyedotan sendi mungkin diperlukan. Pada tes ini, jarum kecil
ditempatkan ke dalam sendi yang terkena dan beberapa cairan sendi akan
diambil. Cairan ini diperiksa di bawah mikroskop untuk memeriksa
adanya kristal asam urat atau tanda-tanda asam urat.
B. RENCANA KEGIATAN
1. DIAGNOSA KEPERAWATAN
Defisiensi kesehatan komunitas b/d program tidak seluruhnya mengatasi masalah

kesehatan
2. TUJUAN
a. Tujuan Umum
Memelihara pola hidup sehat masyarat melalui scrining Uji Gula Darah,

Kolesterol dan Asam Urat.


b. Tujuan Khusus
Setelah dilakukan tindakan diharapkan dapat :
a) Untuk mengetahui kadar Gula Darah, Kolesterol dan Asam Urat yang

diujikan.
b) Meningkatkan pengetahuan masyarakat mengenai penyakit asam urat,

kolesterol, dan asam urat


c) Meningkatkan pengetahuan masyarakat mengenai pencegahan dan

pengobatan herbal penyakit asam urat, kolesterol, dan asam urat

3. RENCANA KEGIATAN
1. Topik : pemeriksaan fisik cek asam urat, gula darah, dan

kolesterol
2. Sasaran : masyarakat desa tanjung deah
3. Metode : Pemeriksaan Fisik, pendidikan kesehatan asam urat,

kolesterol dan gula darah


4. Media : easy touch, strip, alcohol swab
5. Waktu : 29-10 mei 2017
6. Tempat : Desa Tanjung Deah
7. Srategi Pelaksanaan :

No Waktu Kegiatan PJ
1 09.00 -17.00 WIB Pemeriksaan fisik asam urat. Gula darah Heri Juanda dan

dan kolesterol naziatul Hidayati

Pendidikan kesehatan asam urat. Gula

darah dan kolesterol


C. Kriteria Evaluasi
1. Evaluasi Struktur
2. Evaluasi Proses
3. Evaluasi Hasil
D. Pengorganisasian Kelompok
1. Penanggung Jawab Umum : Heri Juanda dan naziatul Hidayati
2. Pendemonstrasi : Mahasiswa Komunitas
3. Observer : Heri Juanda dan naziatul Hidayati

You might also like