You are on page 1of 25

Minum Obat, Sebelum atau Sesudah Makan?

07 Maret 2014 HEALTH A-Z dibaca: 45434

inShare

sheknows.com /

Ada obat-obat yang absorbsinya terganggu dengan adanya makanan,


ada yang justru terbantu dengan adanya makanan.

Kebiasaan minum obat yang berkembang di tengah masyarakat adalah


sebelum minum obat sebaiknya perut diisi terlebih dahulu walau hanya
sedikit. Katanya, biar ada tenaga dulu. H al ini sepertinya sudah
dianggap suatu kebenaran terutama bagi masyarakat awam.
Apa yang diyakini benar selama ini, justru sebenarnya adalah salah.
Tidak semua jenis obat diminum setelah makan, bahkan beberapa jenis
obat justru diharapkan diminum pada waktu perut kosong atau sebelum
makan. Untuk itu kita perlu mengetahui kapan saat yang tepat untuk
minum obat.

Secara umum, obat berdasarkan kerjanya dibagi atas obat lokal dan
obat sistemik. Obat lokal contohnya antasid kerjanya menetralkan
asam lambung di lambung, dan obat cacing kerjanya di usus.

Obat jenis ini tidak mengalami proses penyerapan (absorbsi) sehingga


tidak sampai di darah. Sementara obat sistemik, harus sampai di darah
dalam jumlah yang cukup sehingga proses absorbsi merupakan faktor
yang sangat menentukan kualitas efek yang dihasilkan.

Perjalanan obat dalam tubuh

Begitu obat kita minum, maka obat akan memulai perjalanan


panjangnya dalam tubuh dalam beberapa kondisi yaitu jika bentuk
sediaan yang diminum berupa sediaan padat seperti tab let maka dia
akan hancur lebih dahulu kemudian baru melepaskan zat aktif dalam
bentuk partikel halus.

Partikel halus ini tersebut akan melarut dengan cairan tubuh apakah di
lambung atau di usus (tergantung dari sifat fisikokimia obat) yang
seterusnya akan diabsorbsi sehingga sampai di darah.

Jika obat yang diminum dalam bentuk cair yang terlarut seperti sirop,
maka obat langsung mengalami proses absorbsi. Umumnya obat
diabsorpsi di usus halus karena permukaannya yang sangat luas, dan
hanya sebagian kecil obat yang diabsorbsi di lambung.
Interaksi obat dengan makanan

Cepat atau lambatnya proses absorbsi ini, banyak dipengaruhi oleh


berbagai faktor, salah satunya adalah faktor adanya makanan. Adanya
makanan ini, dapat menimbulkan interaksi dengan obat.

Akibat interaksi ini, dapat terjadi di mana ada obat -obat yang
absorbsinya terganggu dengan adanya makanan, ada yang justru
terbantu dengan adanya makanan, dan ada yang tidak terpengaruh
dengan ada/tidaknya makanan. Keadaan seperti inilah yang menj adi
sebab kenapa obat harus diminum sebelum makan atau malah diminum
setelah makan.

Pertanyaan selanjutnya, kapan waktu sebelum atau sesudah makan


itu? Sebelum makan adalah ketika perut dalam keadaan kosong yaitu 2
jam setelah makan terakhir sampai 1 jam mau makan berikutnya.

Sedangkan sesudah makan adalah sesaat sesudah makan, ketika perut


masih berisi makanan, jangan lewat dari 2 jam. Kalau lebih dari dua
jam setelah makan, makanan sudah diolah dan diserap, sehingga
kondisinya bisa disamakan dengan seb elum makan.

Obat yang diminum sebelum makan

Contohnya: antibiotika eritromisin dan amoksisilin misalnya, dan


analgetika parasetamol, akan diabsorbsi lebih baik jika tidak ada
makanan, sehingga lebih baik jika diminum sebelum makan.

Obat yang diminum sesudah makan


Sedangkan obat antiepilepsi fenitoin, atau obat antihipertensi
propanolol misalnya, akan terbantu absorbsinya dengan adanya
makanan, sehingga sebaiknya diminum sesudah makan.

Selain interaksi dengan makanan secara umum, obat tertentu dapat


berinteraksi secara khusus dengan senyawa tertentu dari makanan.
Contoh terkenal adalah antibiotika tetrasiklin.

Tetrasiklin dapat berikatan dengan senyawa kalsium membentuk


senyawa yang tidak dapat diserap oleh tubuh, sehingga mengurangi
efek tetrasiklin. Jadi jika tetrasiklin diminum bersama susu, atau
suplemen vitamin-mineral yang mengandung kalsium, efek tetrasiklin
bisa jadi berkurang.

Selain tetrasiklin, ada juga antibiotika golongan kuinolon, seperti


siprofloksasin, ofloksasin, yang juga bisa men gikat logam-logam
bervalensi dua atau tiga, seperti kalsium, magnesium, dan aluminium.
Karena itu, sebaiknya tidak minum obat ini bersama -sama dengan obat-
obat yang mengandung logam-logam tersebut seperti pada komposisi
obat maag (seperti antasid yang meng andung logam magnesium dan
aluminium). Jika terpaksa harus menggunakan obat maag (antasid)
bersamaan dengan antibiotika tetrasiklin atau golongan kuinolon,
sebaiknya diberi selang waktu sedikitnya 2 jam.

Selain interaksinya dengan makanan, sifat suatu oba t juga menentukan


kapan sebaiknya obat diminum. Beberapa obat tertentu dapat
mengiritasi mukosa lambung sehingga dapat menyebabkan luka pada
lambung, atau malah memperparah tukak lambung itu sendiri (sakit
maag).

Contoh terkenal obat yang termasuk golong an ini adalah asetosal,


kortikosteroid (seperti deksametason dan hidrokortison) dan obat -obat
antiradang seperti diklofenak, piroksikam, dan lain -lain yang sering
digunakan untuk obat rematik. Obat -obat ini harus diminum sesudah
makan.
Sumber : Syofyan, S.Si., M.Farm, Apt.

Penyakit Celiac (Usus Kecil)

Definisi Penyakit Celiac

Penyakit Celiac adalah penyakit dari usus kecil. Usus kecil adalah
tabung sepanjang 22 kaki yang mulai pada lambung dan berakhir pada
usus besar (colon). 1-1/2 kaki pertama dari usus kecil (bagian yang
melekat pada lambung) disebut duodenum, bagian tengah disebut
jejunum, dan bagian akhir (bagian yang melekat pada usus besar)
disebut ileum. Makanan mengosongkan diri dari lambung kedalam usus
kecil dimana ia dicerna dan diserap ked alam tubuh. Sementara
makanan dicerna dan diserap, ia diangkut oleh usus kecil ke colon
(usus besar). Apa yang memasuki colon adalah terutama makanan yang
tidak tercerna. Pada penyakit celiac, ada reaksi immunological
(allergic) didalam lapisan bagian dalam dari usus kecil pada protein-
protein (gluten) yang hadir pada wheat (terigu/gandum), rye, barley
dan, pada tingkat yang lebih kecil, pada oats (sejenis gandum). Reaksi
immunological menyebabkan peradangan yang menghancurkan lapisan
usus kecil. Ini mengurangi penyerapan (absorpsi) dari nutrisi -nutrisi
diet dan dapat menjurus pada gejala -gejala dan tanda-tanda dari
kekurangan-kekurangan nutrisi, vitamin, dan mineral. Nama -nama lain
untuk penyakit celiac termasuk penyakit sprue, nontropical sprue,
gluten enteropathy, dan celiac dewasa. (Tropical sprue adalah
penyakit lain dari usus kecil yang terjadi pada iklim -iklim tropis.
Meskipun tropical sprue mungkin menyebabkan gejala -gejala yang
serupa pada penyakit celiac, dua penyakit -penyakit itu tidak
berhubungan).

Penyakit celiac adalah umum di negara-negara Eropa, terutama di


Ireland, Italy, Sweden, dan Austria. Di Northern Ireland, contohnya,
satu dalam setiap 300 orang -orang mempunyai penyakit celiac. Di
Finland, kelaziman (prevalence) mungkin setinggi satu da lam setiap
100 orang-orang. Penyakit celiac juga terjadi di Amerika Utara dimana
kelaziman telah diperkirakan pada satu dalam setiap 3000 orang.
Sayangnya, kebanyakan studi-studi populasi meremehkan kelaziman
dari penyakit celiac karena banyak pasien-pasien yang
mengembangkan penyakit celiac mempunyai sedikit atau tidak ada
gejala-gejala sampai kemudian dalam kehidupannya. Kenyataannya,
studi baru-baru ini di Amerika menyarankan bahwa kelaziman dari
penyakit celiac di Amerika adalah serupa Eropa.

Penyebab Penyakit Celiac

Penghancuran lapisan bagian dalam dari usus kecil pada penyakit


celiac disebakan oleh reaksi immunological (allergic) pada gluten
dalam diet (makanan) yang meradang dan menghancurkan lapisan
dalam usus kecil. Ada bukti bahwa reaksi ini seb again adalah genetik
dan diwariskan. Jadi, kira-kira 10% dari saudara-saudara derajat satu
(orangtua, saudara-saudara kandung atau anak-anak) dari individu-
individu dengan penyakit celiac juga akan mempunyai penyakit celiac.
Sebagai tambahan, pada kira-kira 30% dari kembar-kembar fraternal
(persaudaraan) dan 70% dari kembar -kembar yang identik, kedua-
duanya kembar akan mempunyai penyakit celiac. Akhirnya, gen -gen
tertentu telah ditemukan adalah lebih umum diantara individu -individu
dengan penyakit celiac daripada individu-individu tanpa penyakit
celiac.

Gluten adalah keluarga dari protein -protein yang hadir dalam wheat
(terigu/gandum). Beberapa dari protein -protein yang membentuk
gluten (satu yang dilarutkan dengan alkohol) disebut gliadin. Adalah
gliadin dalam gluten yang menyebabkan reaksi immunological pada
penyakit celiac. Mekanisme dengan mana gliadin menjadi beracun
(merusak) adalah tidak jelas; bagaimanapun, banyak studi -studi ilmiah
sedang dikerjakan, dan kita mulai mengerti mekanismenya.

Protein-protein, termasuk gliadin, adalah rantai -rantai panjang dari


asam-asam amino - sampai beberapa ratus -- yang melekat satu sama
lainnya. Normalnya sewaktu pencernaan, enzim -enzim pencernaan
dalam usus kecil mengurai protein-protein kedalam asam-asam amino
tunggal dan rantai-rantai yang lebih kecil dari asam-asam amino. Ini
perlu karena usus hanya dapat menyerap asam -asam amino tunggal
atau, paling banyak, rantai-rantai dari 3-4 asam-asam amino. Asam-
asam amino tunggal dan rantai-rantai dari beberapa asam-asam amino
tidak menyebabkan persoalan-persoalan untuk usus. Nampaknya,
bagaimanapun, bahwa gliadin tidak sepenuhnya diurai oleh enzim -
enzim usus. Beberpa rantai-rantai panjang dari asam-asam amino tetap
utuh. Entah bagaimana rantai-rantai yang lebih besar ini memasuki sel-
sel yang melapisi usus, mungkin karena sel -sel dapat ditembus secara
abnormal (bocor) oleh rantai-rantai yang lebih panjang dari asam-asam
amino. Beberapa dari rantai-rantai yang lebih panjang ini adalah
beracun (merusak) pada sel-sel usus. Salah satu dari rantai-rantai
yang lebih panjang melekat pada enzim didalam sel -sel, jaringan
transglutaminase. Pada individu-individu dengan penyakit celiac,
kompleks dari rantai asam-asam amino yang lebih panjang dan jaringan
tranglutaminase mencetuskan reaksi imun yang menyerang kompleks
dan pada saat yang sama merusak sel -sel usus.

Barley (semacam gandum yang dipakai untuk membuat bir) dan rye
(gandum hitam) mengandung protein-protein yang serupa gliadin dan
dapat menyebabkan penyakit celiac pada individ u-individu yang secara
genetik dipengaruhi. Oats juga mengandung protein -protein yang
serupa gliadin, namun tidak seperti barley dan rye, protein -protein
yang serupa gliadin pada oats menyebabkan peradangan yang lemah
dan pada hanya sedikit individu-individu yang dipengaruhi untuk
mengembangkan penyakit celiac. Beras dan jagung tidak menyebabkan
penyakit celiac karena mereka tidak mengandung protein -protein yang
serupa gliadin.

Yang Diperbuat Penyakit Celiac Pada Usus Kecil

Usus kecil mempunyai lapisan dalam dari sel-sel yang membentuk


projections (penonjolan-penonjolan) seperti jari-jari tangan yang
disebut villi. Villi adalah penting karena mereka meningkatkan jumlah
dari sel-sel dan area permukaan yang tersedia untuk penyerapan
(absorpsi) nutrisi-nutrisi dari intestinal lumen kedalam aliran darah.
Pada penyakit celiac, peradangan menghancurkan villi, menyebabkan
lapisan dalam dari usus kecil menjadi rata. Kehilangan villi mengurangi
sel-sel dan area permukaan yang tersedia untuk penyerapan nutrisi -
nutrisi. Penyerapan dari nutrisi-nutrisi yang terganggu dirujuk sebagai
malabsorpsi. Malabsorpsi dari nutrisi-nutrisi menjurus pada
kekurangan-kekurangan nutrisi, dirujuk sebagai malnutrisi.

Panjang (jumlah) dari usus kecil yang terpengaruh oleh kehilangan vil li
bervariasi dari pasien ke pasien, dan panjang yang terlibat
menentukan keparahan dari tanda-tanda dan gejala-gejala. Jadi,
pasien-pasien yang seluruh usus kecilnya terpengaruh oleh kehilangan
villi mempunyai tanda-tanda dan gejala-gejala yang lebih parah dari
malabsorpsi daripada pasien-pasien yang mempunyai hanya sebagain
dari usus kecil yang terpengaruh. Ketika hanya sebagain dari usus
kecil yang terpengaruh, biasanya adalah usus kecil bagian atas
(duodenum dan jejunum) yang lebih terpengaruh daripada usus kecil
bagian bawah (ileum).

Tanda-Tanda Dan Gejala-Gejala Dari Penyakit Celiac

Tergantung pada derajat dari malsbsorpsi, tanda -tanda dan gejala-


gejala dari penyakit celiac bervariasi diantara individu -individu,
mencakup dari tidak ada gejala-gejala, tanda-tanda dan gejala-gejala
yang sedikit atau ringan, sampai tanda-tanda dan gejala-gejala yang
banyak atau parah. Ada dua kategori -kategori dari tanda-tanda dan
gejala-gejala: 1) tanda-tanda dan gejala-gejala yang disebabkan oleh
malabsorpsi, dan 2) tanda-tanda dan gejala-gejala yang disebabkan
oleh malnutrisi termasuk kekurangan-kekurangan vitamin dan mineral.
1. Tanda-tanda dan gejala-gejala dari malabsorpsi

Tiga kategori-kategori utama dari nutrisi-nutrisi diet adalah


karbohidrat-karbohidrat, protein-protein, dan lemak. Absorpsi
(penyerapan) dari semua nutrisi-nutrisi ini dapat berkurang pada
penyakit celiac; bagaimanapun, lemak adalah nutrisi yang paling umum
dan parah dipengaruhi. Kebanyakan dari gejala -gejala dan tanda-tanda
pencernaan dari penyakit disebabkan oleh penyerapan yang tidak
cukup dari lemak (malabsorpsi lemak). Gejala -gejala pencernaan dari
malabsorpsi lemak termasuk diare, malodorous flatulence (gas yang
berbau busuk), perut yang kembung, dan jumlah -jumlah yang
meningkat dari lemak dalam feces (steatorrhea). Lemak yang tidak
terserap diurai oleh bakteri-bakteri usus kedalam asam-asam lemak,
dan asam-asam lemak ini mempromosikan sekresi air kedalam usus,
berakibat pada diare. Feces-feces yang berlemak secara khas adalah
besar dalam volumenya, berbau busuk, berminyak, berwarna coklat
atau abu terang, dan cenderung mengapung dalam mangkuk toilet.
Droplet-droplet minyak (lemak yang tak tercerna) juga mungkin terlihat
mengapug diatas air.

Kehilangan villi usus juga menyebabkan malabsorpsi d ari karbohidrat-


karbohidrat, terutama gula lactose. Lactose adalah gula utama dalam
susu. Lactose terbentuk dari dua gula-gula yang lebih kecil, glucose
dan galactose. Dalam rangka untuk lactose diserap dari usus dan
kedalam tubuh, ia harus pertama dipisah kedalam glucose dan
galactose. Glucose dan galactose kemudian dapat diserap oleh sel -sel
yang melapisi usus kecil. Enzim yang memisahkan lactose kedalam
glucose dan galactose disebut lactase, dan ia berlokasi pada
permukaan dari villi usus kecil. Pada pen yakit celiac villi usus bersama
dengan enzim-enzim lactase pada permukaan mereka hancur,
menjurus pada malabsorpsi dari lactose.

Tanda-tanda dan gejala-gejala dari malabsorpsi lactose terutama


menyolok pada individu-individu dengan penyakit celiac yang
mempunyai ketidaktoleranan lactose yang mendasarinya, pengurangan
yang ditentukan secara genetik dalam aktivitas dari lactase. Gejala -
gejala dari malabsorpsi lactose (diare, kentut yang berlebihan, nyeri
perut dan kembung perut) terjadi karena lactose yang t ak terserap
lewat melalui usus kecil dan kedalam colon (usus besar). Di colon, ada
bakteri normal yang mengandung lactase dan mampu memisahkan
lactose, yang menggunakan hasil glucose dan galactose untuk tujuan -
tujuannya sendiri. Sayangnya, ketika mereka me misahkan lactose
kedalam glucose dan galactose, bakteri juga melepaskan gas
(hydrogen dan/atau methane). Proporsi dari gas dikeluarkan dan
bertanggung jawab untuk buang gas yang meningkat yang mungkin
terjadi pada penyakit celiac. Gas yang meningkat tercam pur dalam
feces bertanggung jawab untuk feces yang mengapung dalam mangkuk
toilet.

Tidak semua dari lactose yang mencapai colon dipisahkan dan


digunakan oleh bakteri colonic. Lactose yang tidak terpisah yang
mencapai colon menyebabkan air ditarik kedalam colon (dengan
osmosis). Ini memajukan diare.

2. Tanda-tanda dan gejala-gejala dari malnutrisi dan kekurangan-


kekurangan vitamin atau mineral

Gejala-gejala dari malnutrisi dan kekurangan -kekurangan vitamin atau


mineral termasuk: kehilangan berat badan, pe nahanan cairan, anemia,
osteoporosis, mudah memar, peripheral neuropathy (kerusakan
syaraf), kemandulan, dan kelemahan otot.
* Kehilangan berat badan dan penahanan cairan: Kehilangan berat
badan adalah akibat langsung dari penyerapan yang tidak cukup dari
karbohidrat-karbohidrat, protein-protein dan lemak. Bagaimanpun,
kehilangan berat badan mungkin tidak selalu terjadi karena pasien -
pasien dengan penyakit celiac seringkali mempunyai nafsu -nafsu
makan yang besar yang mengkompensasi pengurangan absorpsi dar i
nutrisi-nutrisi. Lebih dari itu, kehilangan berat badan dapat
disembunyikan dengan penahanan cairan. Penahanan cairan terjadi
pada malnutrisi yang telah lanjut karena pengurangan absorpsi protein
berakibat pada tingkat-tingkat protein yang rendah dalam d arah.
Tingkat-tingkat protein yang tinggi dalam darah adalah perlu untuk
mempertahankan cairan dari kebocoran keluar dari pembuluh darah
dan kedalam jaringan-jaringan tubuh. Ketika tingkat-tingkat protein
darah jatuh seperti pada penyakit celiac, cairan bo cor kedalam banyak
jaringan-jaringan (edema) namun terutama pergelangan -pergelangan
kaki dan kaki-kaki, yang membengkak disebabkan oleh edema.
* Anemia: Kekurangan absorpsi dari vitamin B12 dan zat besi dapat
menjurus pada anemia.
* Osteoporosis: Kekurangan absorpsi dari vitamin D dan calcium dapat
menjurus pada osteoporosis dan patah -patah tulang.
* Mudah memar: Kekurangan absorpsi dari vitamin K dapat menjurus
pada kemampuan yang berkurang dari darah untuk menggumpal
(membeku) dan karenanya mudah memar atau perdarahan yang
berlebihan.
* Peripheral neuropathy (kerusakan syaraf): Kekurangan -kekurangan
vitamin B12 dan thiamine mungkin berkontribusi pada kerusakan syaraf
dengan gejala-gejala dari keseimbangan yang buruk, kelemahan otot,
dan mati rasa dan kesemutan pada lengan-lengan dan kaki-kaki.
* Kemandulan: Penyakit celiac yang tidak dirawat dapat menjurus pada
kemandulan pada wanita-wanita, kekurangan menses (menstruation),
keguguran-keguguran secara spontan dan bayi -bayi yang lahir dengn
berat badan yang rendah.
* Kelemahan otot: Kekurangan absorpsi dan tingkat -tingkat yang
rendah dari potassium dan magnesium dapat menjurus pada kelemahan
otot yang parah, kejang-kejang otot, dan sensasi-sensasi mati rasa
atau kesemutan pada lengan-lengan dan kaki-kaki.

Gejala-Gejala Dari Penyakit Celiac Berbeda Dengan Umur Dari


Penimbulan
Pada waktu yang lalu, penyakit celiac dipertimbangkan adalah penyakit
terutama dari bayi-bayi dan anak-anak. Adalah jelas sekarang bahwa
tanda-tanda dan gejala-gejala awal dari penyakit celiac dapat terjadi
pada kaum dewasa dan bahkan pada kaum tua.

Gejala-gejala pada bayi-bayi

Bayi-bayi dengan penyakit celiac secara khas mempunyai diare,


steatorrhea, kejang-kejang perut, perut yang kembung, mudah
teriritasi, penyusutan otot, dan gagal untuk tumbuh dengan subur dan
tumbuh. Gejala-gejala ini secara khas terjadi setelah pengenalan dari
cereal-cereal yang mengandung gluten kedalam diet -diet (makanan)
mereka.

Gejala-gejala pada anak-anak

Anak-anak dengan penyakit celiac secara khas mempuny ai diare,


jumlah-jumlah yang meningkat dari lemak dalam feces (steatorrhea),
membuang gas (kentut), postur tubuh yang pendek dan kehilangan
berat badan. Perawatan yang tepat dengan diet yang bebas gluten
dapat menjurus pada pertumbuhan yang dipercepat pada tinggi;
bagaimanapun, jika tidak dirawat, penyakit celiac masa kanak -kanak
dapat berakibat pada postur tinggi yang rendah sebagai orang dewasa.
Ketika anak-anak dengan penyakit celiac memasuki masa remaja,
banyak akan mengalami remis-remisi secara spontan (gejala-gejala
yang berkurang) dan tetap bebas dari tanda -tanda dan gejala-gejala
dari penyakit celiac hingga kemudian pada masa dewasa. Pengaktifan
kembali kemudian ini dapat dipercepat oleh stress seperti kehamilan
atau operasi.

Gejala-gejala pada kaum dewasa

Orang-orang dewasa dengan penyakit celiac mungkin mempunyai


gejala-gejala dari diare, steatorrhea, kehilangan berat badan dan
buang gas (kentut); bagaimanapun, banyak orang -orang dewasa tidak
mempunyai diare atau steatorrhea. Mereka tidak mempunya i gejala-
gejala atau hanya ketidaknyamanan perut yang samar seperti
kembung, perut yang menggelembung dan gas yang berlebihan.
Mereka juga mungkin mempunyai hanya satu, atau hanya sedikit tanda -
tanda dari malnutrisi seperti anemia kekurangan zat besi, perd arahan
yang abnormal, atau patah-patah tulang. Beberapa pasien-pasien
dengan penyakit celiac dan gejala-gejala pencernaan disalah diagnosa
dengan irritable bowel syndrome (IBS).

Telah ada perubahan-perubahan selama 20 tahun yang lalu dalam cara


dimana penyakit celiac didiagnosa. Umur rata -rata dimana penyakit
celiac didiagnosa telah meningkat, kemungkinan karena kesadaran
yang meningkat bahwa penyakit dapat pertama -tama menyebabkan
gejala-gejala atau tanda-tanda pada kaum dewasa. Dimana diare dulu
adalah gejala awal pada 80% dari pasien -pasien, ia sekarang adalah
gejala awal pada hanya 40%. Proporsi kecil dari pasien -pasien -kira-
kira 15%-- sekarang didiagnosa dengan tes -tes antibodi darah karena
mereka mempunyai hubungan yang erat dengan penyakit celiac da n
mereka sedang disaring untuk melihat apakah mereka juga mempunyai
penyakit.

Penyakit Celiac Yang Diam Dan Tersembunyi

Istilah-istilah penyakit celiac yang diam dan tersembunyi digunakan


untuk merujuk pada pasien-pasien yang telah mewariskan gen-gen
yang memberi mereka kecenderungan pada penyakit celiac namun
masih belum mengembangkan gejala-gejala atau tanda-tanda dari
penyakit celiac.

Penyakit celiac latent (tersembunyi) merujuk secara spesifik pada


pasien-pasien yang mempunyai tes-tes darah antibodi yang abnormal
untuk penyakit celiac (lihat diskusi dari tes -tes spesifik untuk penyakit
celiac) namun yang mempunyai usus -usus kecil yang normal dan tidak
ada gejala-gejala dari penyakit celiac. Contohnya:

* Beberapa pasien-pasien mungkin telah mempunyai penimbulan


penyakit celiac masa kanak-kanak dan penyakitnya mungkin telah
dirawat dengan sukses dengan diet yang bebas gluten. Usus -usus
pasien mungkin telah memulai lagi penampakan dan fungsi yang
normal, dan mereka mungkin tidak mempunyai tanda -tanda atau gejala-
gejala penyakit celiac.
* Beberapa pasien-pasien dengan penyakit celiac pada masa kanak -
kanak melepaskan diet yang bebas gluten sebagai kaum dewasa,
namun mereka tetap bebas dari tanda-tanda atau gejala-gejala
penyakit celiac.
Pada kedua-duanya dari kejadian-kejadian diatas, penyakit celiac
adalah tersembunyi, dan pasien-pasien dapat mengembangkan tanda -
tanda dan gejala-gejala penyakit celiac kemudian didalam
kehidupannya.

Penyakit celiac yang diam merujuk pada pasien -pasien yang


mempunyai tes-tes darah antibodi yang abnormal untuk penyakit celiac
serta kehilangan villi pada usus kecil namun tidak mempunyai gejala -
gejala atau tanda-tanda penyakit celiac, bahkan pada diet yang normal
yang mengandung gluten. Seperti pasien -pasien dengan penyakit
celiac yang tersembunyi, pasien-pasien ini dapat mengembangkan
tanda-tanda atau gejala-gejala penyakit celiac kemudian didalam
kehidupannya.

Penyakit-Penyakit Yang Berhubungan Dengan Penyakit Celiac

Berikut adalah penyakit-penyakit yang berhubungan dengan penyakit


celiac:

* Kira-kira 10% dari pasien-pasien dengan penyakit celiac juga


mempunyai dermatitis herpetiformis. Dermatitis herpetiformis adalah
penyakit kulit yang dikarakteristikan oleh ruam yang gatal pada
anggota-anggota tubuh, pantat-pantat, leher, batang tubuh, dan kulit
kepala.
* Luka-luka mulut (aphthous stomatitis) menyakitkan yang berulangkali
* Diabetes yang tergantung insulin (juvenile -onset atau diabetes tipe 1)
* Penyakit autoimmune thyroid
* Rheumatoid arthritis
* Systemic lupus

Mendiagnosa Penyakit Celiac

Penyakit celiac dicurigai ketika individu -individu mempunyai tanda-


tanda atau gejala-gejala dari malabsorpsi atau malnutrisi. Penyakit -
penyakit lain, bagaimanapun, dapat menghasilkan malabsorpsi dan
malnutrisi, contohnya, kekurangan pancreatic (pankreas yang tidak
mampu menghasilkan enzim-enzim pencernaan), penyakit Crohn dari
usus kecil, dan pertumbuhan terlalu cepat bakteri usus kecil. Adalah
penting, oleh karenanya, untuk mengkonfirmasi penyakit celiac yang
dicurigai dengan pengujian yang tepat.

Biopsi usus kecil

Biopsi usus kecil dipertimbangkan sebagai tes yang paling akurat


untuk penyakit celiac. Biopsi-biopsi usus kecil dapat diperoleh dengan
melakukan esophagogastroduodenoscopy (EGD). Sewaktu EGD, dokter
memasukan endoscope penglihat yang panjang dan lentur melalui
mulut dan kedalam duodenum. Alat biopsi yang panjang dan lentur
kemudian dapat dilewatkan melalui kanal yang kecil dalam endoscope
untuk memperoleh samples dari lapisan usus dari duodenum. Berbagai
samples biasaya diperoleh untuk meningkatkan ketepatan dari
diagnosis. Ahli patologi kemudian dapat memeriksa biopsi -biopsi
(dibawah mikroskop) untuk kehilangan villi dan karakteristik -
karakteristik lain dari penyakit celiac seperti angka -angka yang
meningkat dari lymphocytes.

Biopsi-biopsi usus kecil bagaimanapun mempunyai beberapa


keterbatasan-keterbatasan. Contohnya, acute viral gastroenteritis dan
alergi pada susu sapi atau protein kedele dapat menyebabkan biopsi -
biopsi usus kecil yang abnormal yang tidak dapat dibedakan dari
penyakit celiac. Bagaimanapun, acute viral gastroenteritis tidak
dengan mudah dikacaukan dengan penyakit celiac karena perbedaan
dalam keakutan dari gejala-gejala. (Acute viral gastroenteritis
mempunyai penimbulan yang tiba-tiba dari gejala-gejala dan
berlangsung hanya beberapa hari). Adalah bagaimanapun lebih mudah
mengacaukan alergi-alergi susu sapi dan protein kedele dengan
penyakit celiac, namun kondisi-kondisi alergi ini adalah jarang
terutama terjadi pada anak-anak yang muda. Walaupun keterbatas an-
keterbatasan ini, biopsi-biopsi usus kecil direkomendasikan bahkan
untuk individu-individu yang mempunyai tes-tes antibodi yang abnormal
untuk penyakit celiac. (Lihat diskusi yang berikut).

Tes-tes antibodi spesifik untuk penyakit celiac

Antibodi-antibodi adalah protein-protein yang dihasilkan oleh sistim


imun untuk melawan virus-virus, bakteri-bakteri, dan organisme-
organisme lain yang menginfeksi tubuh. Adakalanya, bagaimanpun,
tubuh menghasilkan antibodi-antibodi terhadap senyawa-senyawa yang
tidak infeksius di lingkungan (contohnya, pada hay fever) dan bahkan
terhadap jaringan-jaringannya sendiri (autoimmunity).

Tes-tes darah yang adalah spesifik untuk penyakit celiac termasuk


endomysial antibodies, anti-tissue transglutaminase antibodies, dan
anti-gliadin antibodies. Pada pasien-pasien dengan penyakit celiac,
anti-gliadin antibody adalah antibodi yang dihasilkan terhadap gliadin
dalam diet (makanan) dan endomysial dan anti -tissue transglutaminase
antibodies adalah antibodi-antibodi yang dihasilkan terhadap jaringan-
jaringan tubuhnya sendiri.

Endomysial antibodies dan anti -tissue transglutaminase antibodies


sangat dapat dipercayai dalam mendiagnosa penyakit celiac. Seorang
individu dengan kenaikan yang abnormal dari endomysial dan anti -
tissue transglutaminase antibodies mempunyai kesempatan yang lebih
besar dari 95% mempunyai penyakit celiac. Anti -gliadin antibodies
adalah kurang dapat dipercayai dan mempunyai angka positif palsu
yang tinggi. Jadi seseorang dengan kenaikan yang abnormal dari
tingkat anti-gliadin antibody tidak perlu mempunyai penyakit celiac.
Meskipun demikian, tingkat-tingkat anti-gliadin antibody adalah
bermanfaat dalam memonitor respon pada perawatan karena tingkat -
tingkat anti-gliadin antibody biasanya mulai jatuh dalam beberapa
bulan dari perawatan penyakit celiac yang sukses dengan diet yang
bebas gluten.

Yang Harus Menjalani Tes-Tes Darah Antibodi Untuk Penyakit Celiac

Beberapa ahli-ahli merekomendasi bahwa tes-tes darah antibodi


digunakan untuk menyaring orang -orang yang sehat dengan tidak ada
tanda-tanda atau gejala-gejala untuk penyakit celiac. Di Italy, dimana
penyakit celiac adalah umum, semua anak-anak disaring untuk
penyakit celiac. Ahli-ahli di Amerika tidak merekomendasi penyaringan
orang-orang sehat untuk penyakit celiac. Tes-tes darah antibodi hanya
direkomendasi untuk individu-individu dengan kemungkinan yang lebih
tinggi daripada normal mempunyai penyakit celiac. Pasien -pasien ini
adalah:

1. Pasien-pasien dengan diare kronis (diare yang tidak hilang dalam


tiga minggu), jumlah yang meningkat dari lemak dalam feces
(steatorrhea), dan kehilangan berat badan.
2. Pasien-pasien dengan gas yang berlebihan, kembung, dan
penggelembungan perut.
3. Saudara-saudara derajat kesatu dan kedua dari pasien -pasien yang
mempunyai penyakit celiac.
4. Anak-anak dengan pertumbuhan yang terbelakang.
5. Pasien-pasien dengan anemia kekurangan zat besi yang tidak dapat
dijelaskan.
6. Pasien-pasien dengan ruam-ruam kulit yang menyarankan dermatitis
herpetiformis.
7. Pasien-pasien dengan luka-luka mulut (aphthous stomatitis)
menyakitkan yang berulangkali.
8. Pasien-pasien dengan penyakit yang diketahui berhubungan dengan
penyakit celiac. Contoh-contoh dari penyakit-penyakit ini termasuk
diabetes mellitus yang tergantung insulin, penyakit autoim mune
thyroid, rheumatoid arthritis, systemic lupus, ulcerative colitis, dan
lain-lain.

Pentingnya Mendiagnosa Secara Akurat Penyakit Celiac

Diagnosis dari penyakit celiac harus ditegakkan secara dengan kuat


sebelum memulai perawatan dengan diet yang beba s gluten untuk
beberapa sebab-sebab.

1. Diet yang bebas gluten adalah komitmen (janji) yang membosankan


dan seumur hidup yang tidak harus diambil dengan ringan. Ia adalah
lebih mahal daripada diet yang normal dan mempunyai implikasi -
implikasi sosial yang signifikan untuk makan keluar.
2. Pasien-pasien dengan irritable bowel syndrome (IBS) mungkin
mengalami perbaikan-perbaikan dalam kekembungan, nyeri perut, dan
diare dengan diet yang bebas gluten. Pasien -pasien ini mungkin
disalahdiagnosa sebagai mempunyai penyakit celiac. Tanpa konfirmasi
dari penyakit celiac dengan biopsi usus kecil, mereka mungkin tidak
perlu terikat pada pembatasan gluten seumur hidup.
3. Diet yang bebas gluten dapat menurunkan tingkat -tingkat darah
antibodi dan mengizinkan penampakan m icroscopic dari usus kecil
untuk menghilangkan penampakan yang khas dari penyakit celiac,
mempersulit usaha-usaha yang berikut pada pembuatan diagnosis yang
kuat dari penyakit celiac.

Mengevaluasi Malabsorpsi Dan Malnutrisi Pada Penyakit Celiac


Penyakit celiac menyebabkan malabsorpsi dari nutrisi -nutrisi dan
menjurus pada malnutrisi. Tes-tes tersedia yang membantu dalam
evaluasi dari malabsorpsi dan malnutrisi; bagaimanapun, karena
penyakit-penyakit lain dapat menyebabkan keduanya malabsorpsi dan
malnutrisi, tes-tes ini tidak dapat digunakan untuk mendiagnosa
penyakit celiac.

Pemeriksaan feces untuk malabsorpsi

Lemak dalam sample dari feces yang ditempatkan pada slide kaca
dapat dinodakan dengan zat pewarna (Sudan stain) untuk membuat
lemak terlihat dibawah mikroskop sebagai globules. Feces dari pasien
dengan penyakit celiac seringkali mengandung banyak globules dari
lemak yang ternoda, dan Sudan staining adalah tes penyaringan yang
cepat dan mudah untuk jumlah-jumlah yang meningkat dari lemak
dalam feces (steatorrhea). Untuk mendiagnosa steatorrhea secara
konklusif, bagaimanapun, feces diambil melalui periode 72 jam, da
lemak dalam feces secara kimia diukur dan dikwantifikasikan.
Steatorrheic stools mempunyai kwantitas-kwantitas lemak yang
tingginya abnormal. Karena malabsorpsi dan steatorrhea dapat terjadi
dengan penyakit-penyakit usus lain (seperti pertumbuhan yang terlalu
cepat bakteri usus kecil, reseksi atau pemotongan keluar usus kecil
sebelumya, penyakit Crohn yang ekstensif dari usus kecil, dan chr onic
pancreatitis), feces-feces dengan jumlah-jumlah lemak yang besar
hanya menaikan kecurigaan dari penyakit celiac namun tidak dapat
digunakan untuk mendiagnosa penyakit celiac.

Tes-tes darah untuk malnutrisi dan keurangan-kekurangan vitamin

Malabsorpsi mengurangi absorpsi dari protein dan menyebabkan


tingkat-tingkat protein darah yang berkurang. Ini dapat dilihat
umumnya sebagai tingkat albumen darah yang berkurang, protein yang
paling terkonsentrasi dalam darah. Protein -protein lain dalam darah,
contohnya, pre-albumen dan transferrin juga mungkin berkurang.

Malabsorpsi usus dapat menjurus pada kekurangan -kekurangan dan


tingkat-tingkat darah yang rendah dari zat besi, calcium, vitamin B12,
folate, Vitamin D dan vitamin K. Kekurangan -kekurangan ini, pada
gilirannya, dapat menjurus pada kelainan -kelainan tes darah lain
seperti:
1. Anemia kekurangan zat besi: Zat besi adalah komponen yang penting
dari hemoglobin dalam sel-sel darah merah. Ketika zat besi berkurang,
produksi dari sel-sel darah merah teganggu, dan anemia berkembang.
Anemia kekurangan zat besi dapat terjadi melalui kehilangan darah
(dengan sel-sel darah merahnya yang mengandung zat besi) atau
kekurangan absorpsi zat besi usus. Perdarahan menstruasi yang berat
dan kanker colon yang berdarah kedalam usus adalah dua penyebab-
peyebab yang umum dari anemia kekurangan zat besi yang disebabkan
oleh kehilangan darah. Penyakit celiac menyebabkan anemia
kekurangan zat besi dengan mengurangi absorpsi zat besi usus.
Nyatanya, anemia kekuranga zat besi dap at menjadi petunjuk yang
penting pada kehadiran dari penyakit celiac.

2. Prothrombin time (ProTime) yang diperpanjang secara abnormal:


ProTime adalah tes darah yang mengukur berapa cepat darah
menggumpal/membeku. Penggumpalan darah memerlukan protein -
protein khusus atau faktor-faktor pembeku, banyak darinya dibuat oleh
hati. Pembentukan faktor-faktor pembeku oleh hati memerlukan vitamin
K. Ketika absorpsi vitamin K dari usus berkurang, seperti pada
penyakit celiac, produksi dari faktor -faktor pembeku oleh hati tidak
cukup, dan pembekuan darah tertunda. Pembekuan yang tertunda
dicerminkan pada ProTime yang abnormal, dan individu -individu
dengan ProTime yang abnormal mempunyai risiko yang lebih tinggi dari
perdarahan yang abnormal atau berlebihan.

Anemia kekurangan zat besi, ProTime yang abnormal, steatorrhea, dan


tingkat-tingkat zat besi dan vitamin yang rendah dapat terjadi pada
penyakit-penyakit yang lain daripada penyakit celiac. Oleh karenanya
kehadiran dari kelainan-kelainan ini hanya menaikan kecurigaan dari
penyakit celiac namun tidak secara spesifik mendiagnosa penyakit
celiac.

Perawatan Untuk Penyakit Celiac

Tidak ada kesembuhan untuk penyakit celiac. Perawatan dari penyakit


celiac adalah diet yang bebas gluten. Pasien -pasien penyakit celiac
bervariasi pada toleransi gluten mereka; beberapa pasien -pasien
dapat mencerna jumlah-jumlah yang kecil dari gluten tanpa
mengembangkan gejala-gejala sementara yang lain mengalami diare
yang besar-besaran dengan hanya jumlah-jumlah yang kecil dari
gluten. Perawatan standar dari penyakit adalah menganjurkan
penghindaran sepenuhnya dari gluten untuk seumur hidup. Dasar -
dasar dari diet yang bebas gluten termasuk:

1. Hindari semua makanan yang terbuat dari wheat, rye, dan barley.
Contoh-contoh adalah roti-roti, cereal-cereal, pasta, crackers, cakes,
pies, cookies, dan gravies.
2. Hindari oats. Beberapa pasien-pasien dengan penyakit celiac dapat
mentolerir oats dalam diet. Namun keamanan jangka panjang dari oats
pada pasien-pasien penyakit celiac tidak diketahui. Jug a beberapa
preparasi-preparasi oat dapat terkontaminasi dengan wheat. Jadi,
mungkin adalah paling baik untuk menghindari oats paling sedikit
selama perawatan awal dengan diet yang bebas gluten. Sekali remisi
penyakit dicapai dengan diet bebas gluten yang k etat, kwantitas-
kwantitas kecil dari oats dapat diperkenalkan kembali kedalam diet
dibawah pengawasan medis.
3. Berikan perhatian pada makanan -makanan yang diproses yang
mungkin mengandung gluten. Tepung terigu adalah ramuan yang umum
pada banyak makanan-makanan yang diproses. Contoh-contoh dari
makanan-makanan yang mungkin mengandung gluten, untuk
menyebutkan hanya beberapa, termasuk:
* soup kalengan,
* salad dressings,
* es krim,
* candy bars,
* kopi instant,
* daging-daging luncheon,
* ketchup,
* mustard,
* daging-daging yang diproses dan dikalengkan,
* yogurt,
* sosis-sosis dan,
* pasta.
4. Hati-hati dengan preparasi-preparasi dari tablets, capsules, dan
vitamin yang mengandung gluten. Wheat starch secara umum
digunakan sebagai agent pengikat pada tablet s dan capsules. Gluten
juga dapat ditemukan pada banyak produk-produk vitamin, dan produk-
produk kosmetik seperti lipstick.
5. Hindari bir
6. Adalah ok untuk meminum wine, brandy, whiskey dan alkohol yang
bukan gandum atau barley lain (tidak berlebihan !)
7. Hindari susu dan produk-produk susu lain yang mengandung lactose.
Pasien-pasien dengan penyakit celiac yang tidak dirawat seringkali
tidak mentolerir lactose. Dengan perawatan yang sukses, produk -
produk susu dapat diperkenalkan secara perlahan kedalam d iet
kemudian.
8. Adalah ok untuk mengkonsumsi ikan, daging -daging segar, nasi,
jagung, kacang kedele, kentang, unggas (ayam), buah -buahan, sayur-
sayuran, dan produk-produk susu (untuk pasien-pasien yang dapat
mentolerir lactose).
9. Berkonsultasi pada ahli-ahli diet dan perkumpulan-perkumpulan
penyakit celiac nasional untuk daftar dari makanan -makanan yang
bebas gluten. Baca label-label makanan dan produk sebelum membeli
atau mengkonsumsi segala produk. Ini perlu karena pabrikan mungkin
mengubah ramuan-ramuan produk setiap waktu. Produk yang dahulu
bebas gluten mungkin sekarang mengandung gluten. Bahkan produk -
produk yang bermerek mungkin bebas gluten di satu negara namun
mengandung gluten di negara lain. Jika seseorang tidak pasti setelah
membaca label-label, hubungi pabrikan.
10. Karena pasien-pasien dengan malabsorpsi yang parah dapat
mengembangkan kekurangan-kekurangan vitamin dan mineral,
suplemen-suplemen vitamin dan mineral adalah penting. Semua pasien -
pasien harus mengambil multivitamin setiap hari. P asien-pasien
dengan anemia kekurangan zat besi harus dirawat dengan zat besi.
Pasien-pasien dengan anemia yang disebabkan oleh kekurangan folate
atau B12 harus dirawat dengan asam folat (folic acid) dan B12. Pasien -
pasien dengan ProTime yang abnormal harus dirawat dengan vitamin
K. Pasien-pasien dengan tingkat-tingkat kalsium darah yang rendah
atau dengan osteoporosis harus dirawat dengan suplemen -suplemen
calcium dan vitamin D.

Pada kebanyakan pasien-pasien, diet yang bebas gluten akan


berakibat pada perbaikan-perbaikan pada gejala-gejala dalam
beberapa minggu. Banyak pasien-pasien melaporkan perbaikan-
perbaikan gejala dalam 48 jam. Pada anak-anak dengan penyakit
celiac, respon pada diet yang bebas gluten dapat menjadi dramatik.
Tidak hanya diare dan ketidaknyamanan perut surut, namun kelakuan
juga membaik, dan pertumbuhan mulai kembali (dengan menyusul
ketinggalan pada tinggi yang cepat). Perbaikan -perbaikan pada gejala
ini diikuti oleh penampakan kembali dari villi usus. Normalisasi
sepenuhnya dari villi usus mungkin memakan waktu berbulan-bulan.
Pada banyak pasien-pasie dewasa, perbaikan pada gejala-gejala diikuti
oleh hanya regenerasi sebagian dari villi usus. Pada pasien -pasien
dengan dermatitis herpetiformis, luka-luka kulit juga membaik dengan
diet yang bebas gluten.

Banyak pasien-pasien dengan penyakit celiac mungkin tidak mengerti


pentingnya ketaatan seumur hidup pada diet yang bebas gluten. Studi
baru-baru ini menemukan bahwa diantara pasien-pasien yang
didiagnosa paling sedikit 20 tahun lebih awal dengan penyakit celiac,
hanya setengah dari pasien-pasien yang mengikuti diet bebas gluten
yang ketat. Sebab utama bahwa pasien -pasien mengikuti diat adalah
untuk mencegah gejala-gejala - bukan untuk mencegah komplikasi-
komplikasi. Ada bukti dari kekurang an zat besi yang ringan dan
kepadatan tulang yang abnormal setiapnya pada sepertiga dari pasien -
pasien, yang menyarankan bahwa kekurangan dari ketaatan pada diet
mempunyai konsekwensi-konsekwensi kesehatan.

Jika Pasien Gagal Merespon Pada Diet Bebas Gluten

Kegagalan untuk merespon pada diet bebas gluten dapat disebabkan


oleh beberapa seba-sebab:

1. Pasien-pasien tidak mengikuti diet bebas gluten yang ketat dan


masih makan jumlah-jumlah kecil dari gluten.
2. Pasien-pasien secara tidak tahu mencerna sumber-sumber yang
tidak dicurigai dari gluten seperti starch (tajin), pengikat -pengikat dan
pengisi-pengisi pada obat-obat atau vitamin-vitamin.
3. Pasien-pasien mungkin mepunyai kondisi berbarengan yang lain
seperti irritable bowel syndrome, pertumbuhan b akteri usus kecil yang
terlalu cepat, microscopic colitis, atau kekurangan pancreatic yang
menyebabkan gejala-gejala.
4. Pasien-pasien mungkin mempunyai penyakit yang keras kepala
(gigih), atau komplikasi-komplikasi dari penyakit celiac.

Definisi Penyakit Celiac Refractory (Keras Kepala)

Penyakit celiac refractory adalah kondisi yang jarang dimana gejala -


gejala dari penyakit celiac (dan kehilangan villi) tidak membaik
meskipun dengan diet bebas gluten yang berbulan -bulan. Sebelum
membuat diagnosis dari penyakit celiac refractory adalah penting
untuk menyampingkan komplikasi-komplikasi dari penyakit celiac dan
kondisi-kondisi berbarengan lain yang dapat menghasilkan gejala -
gejala yang serupa. Dipercaya oleh banyak dokter -dokter yang
berpengetahuan bahwa penyakit celiac refractory adalah kondisi yang
berbahaya, yaitu, ia adalah kanker.

Perawatan Untuk Penyakit Celiac Refractory

Perawatan dari penyakit celiac refractory pertama -tama adalah


memastikan bahwa semua gluten dieliminasi dari diet. Jika tetap masih
tidak ada perbaikan, obat-obat digunakan.

* Corticosteroids seperti prednisone telah digunakan dengan sukses


dalam merawat beberapa pasien-pasien dengan penyakit celiac
refractory.
* Obat-obat immuno-suppressive (obat-obat yang menekan sistim imun
seseorang) seperti azathioprine (Imuran, Azasan) dan cyclosporine
juga telah digunakan. (Obat-obat ini juga digunakan dalam merawat
beberapa tipe-tipe dari kanker).
* Corticosteroids dan obat-obat immunosuppressive adala obat -obat
yang kuat dengan efek-efek sampingan yang berpotensi serius. Banyak
pasien-pasien dengan penyakit celiac refractory malnutrisi dan
mempunyai sistim -sistim imun yang lemah, dan corticosteroids dan
agent-agent immunosuppressive dapat lebih jauh meningkatkan risiko
infeksi-infeksi serius mereka. Jadi dokter-dokter yang berpengalaman
dengan perawatan penyakit celiac celiac harus memonitor perawatan
dari penyakit celiac refractory.

Sayangnya pada beberapa pasien-pasien dengan penyakit celiac


refractory, malabsorpsi dan malnutrisi berlanjut meskipun dengan
obat-obat. Pada pasien-pasien ini rute intravena adalah satu -satunya
jalan untuk mengantar nutrisi. Total parenteral nutrition (TPN) adalah
cara mengantar kalori-kalori, karbohidrat-karbohidrat, asam-asam
amino, dan lemak dalam larutan-larutan cair via kateter yang telah
dimasukan dan diamankan kedalam vena.

Komplikasi-Komplikasi Dari Penyakit Celiac


Komplikasi-komplikasi dari penyakit celiac termasuk kanker -kanker,
luka-luka usus kecil (ulcerative jejunoileitis),dan penyakit collagenous
celiac.
Kanker

Kaum dewasa dengan penyakit celiac mempunyai beberapa kali lebih


tinggi daripada risiko normal mengembangkan lymphomas (kanker -
kanker dari kelenjar-kelenjar getah bening) dalam usus kecil dan
ditempat lain. Mereka juga mempunyai risiko yang tinggi dari
carcinoma-carcinoma usus kecil dan , pada derajat yang lebih sedikit,
dari esophagus (kanker-kanker dari lapisan dalam dari usus dan
esophagus). Lymphoma cenderung berkembang pada pasien -pasien
dewasa yang telah mempunyai penyakit celiac lebih lama dari 20-30
tahun dan pada pasien-pasien dengan penyakit celiac refractory.
Gejala-gejala dari lymphoma atau carcinoma usus kecil termasuk
anemia, perdarahan kedalam usus, nyeri perut, kehilangan berat
badan, demam, dan rintangan usus kecil (dengan gej ala-gejala dari
penggelembungan perut, muntah dan nyeri perut yang kejang).
Lymphoma dan carcinoma usus kecil adalah sulit untuk didiagnosa.
Adakalanya pada pasien-pasien dengan penyakit celiac, dimana
penyakitnya telah dikontrol dengan diet bebas gluten, kekambuhan dari
kehilangan berat badan, anemia, nyeri perut, dan gejala -gejala dari
rintangan usus akan memimpin dokter-dokter untuk mencari lymphoma
dan carcinoma usus.

Computerized tomography (CT) scans dari perut, enteroclysis (satu


tipe dari barium x-ray dari usus kecil), dan enteroscopy (inspeksi dari
usus kecil yang menggunakan endoscope yang panjang dan lentur)
adalah prosedur-prosedur yang digunakan dokter-dokter untuk
mendiagnosa lymphoma dan carcinoma usus kecil. Adakalanya
diagnosis dari lymphoma atau carcinoma usus dapat hanya dibuat
dengan operasi (open laparotomy) atau dengan laparoscopy
(pemeriksaan dari rongga perut dengan endoscopes yang lentur).
Prognosis untukpasien-pasien yang mengembangkan lymphoma usus
biasanya adalah buruk. Kelangsung an hidup jangka panjang (diatas 5
tahun) dari pasien-pasien dengan lymphoma usus kecil diperkirakan
adalah hanya 10%. Kanker-kanker lain yang mungkin meningkat pada
pasien-pasien penyakit celiac termasuk kanker -kanker dari hati,
rongga mulut, dan usus besar.
Ulcerative jejunoileitis

Ulcerative jejunoileitis adalah komplikasi yang jarang dari penyakit


celiac. Pada ulcerative jejunoileitis ada episode -episode kekambuhan
dari luka-luka borok usus dan pembentukan dari strictures
(penyempitan dari lumen usus). Luka-luka borok usus kecil dan
pembentukan stricture dapat menjurus pada perdaraha usus,
kehilangan berat badan, nyeri perut, dan rintangan usus. Pasien -
pasien dengan ulcerative jejunoileitis berisiko tinggi mengembangkan
lymphomas usus. Diagnosis dari ul cerative jejunoileitis dibuat dengan
enteroclysis dari usus kecil, enteroscopy, atau CT scan dari perut.
Perawatan melibatkan diet bebas gluten dan pemotongan keluar
secara operasi dari bagian-bagian usus kecil yang paling berpenyakit.
Prognosis adalah buruk; kelangsungan hidup jangka panjang untuk
pasien-pasien dengan ulcerative jejunoileitis diatas 5 tahun adalah
kurang dari 50%.

Penyakit celiac collagenous

Penyakit celiac collagenous adalah komplikasi yang jarang namun


serius dari penyakit celiac diman a pasien mungkin mempunyai gejala -
gejala dari penyakit celiac awalnya, namun mereka gagal untuk
membaik pada diet bebas gluten, dan setelah beberapa tahun sejumlah
besar jaringan parut (collagen) terbentuk tepat dibawah lapisan usus.
Tidak ada perawatan untuk penyakit celiac collagenous, dan
prognosisnya adalah buruk.

Mengurangi Risiko Kanker Pada Penyakit Celiac

Beberapa dokter-dokter percaya bahwa ketaatan yang ketat pada diet


bebas gluten dapat mengurangi risiko kanker pada pasien -pasien
dengan penyakit celiac, namun studi-studi lebih jauh diperlukan untuk
membuktikan ini. Hingga lebih banyak diketahui pada area ini, pasien -
pasien dengan penyakit celiac harus mentaati secara ketat pada diet
bebas gluten.

Yang Baru Pada Penyakit Celiac

Cara dimana gluten dan gliadin menyebabkan penyakit nampaknya


adalah kompleks. Ia tidak nampak semudah persoalan dari respon imun
pada gliadin. Informasi sekarang ini menyarankan bahwa gliadin dalam
diet diubah oleh jaringan transglutaminase dalam usus kecil. Gliadin
yang dirubah ini adalah apa yang memprovokasi respon immunologic
yang menjurus pada produksi antibodi-antibodi pada jaringan
transglutaminase dan peradangan yang menghancurkan villi.

Gejala-gejala dari penyakit celiac dapat menjadi serupa pada yang dari
irritable bowel syndrome (IBS), dan persoalan seringkali timbul jika
pasien-pasien dengan IBS perlu disaring untuk penyakit celiac. Jika
mereka disaring haruskah mereka disaring dengan tes -tes antibodi
darah, biopsi-biopsi usus kecil, atau kedua-duanya ? Satu studi
terutama telah menangani persoalan ini. Kira -kira 100 pasien-pasien
yang diperkirakan mempunyai diare dari IBS dipelajari. Diantara
pasien-pasien IBS, tidak satupun mempunyai antibodi -antibodi yang
berhubungan dengan penyakit celiac dalam darah merek a, namun 30%
mempunyai antibodi-antibodi dalam getah yang diperoleh dari dalam
duodenum. Dua puluh tiga persen dari pasien -pasien dengan IBS
mempunyai lymphocytes pada lapisan dari usus kecil tepat seperti
pasien-pasien dengan penyakit celiac. Akhirnya, 35 % dari pasien-
pasien IBS mempunyai gen-gen yang umumnya ditemukan pada
penyakit celiac. Penemuan-penemuan menarik ini perlu dikonfirmasi
ole studi-stud tambahan. Jika terkonfirmasi, mereka akan menyarankan
bahwa proporsi dari pasien-pasien dengan IBS mungkin sebenarnya
mempunyai penyakit celiac, dan bahwa diagnosis mungkin memerlukan
biopsi usus kecil dan studi-studi antibodi dari getah duodenum.

You might also like