Professional Documents
Culture Documents
inShare
sheknows.com /
Secara umum, obat berdasarkan kerjanya dibagi atas obat lokal dan
obat sistemik. Obat lokal contohnya antasid kerjanya menetralkan
asam lambung di lambung, dan obat cacing kerjanya di usus.
Partikel halus ini tersebut akan melarut dengan cairan tubuh apakah di
lambung atau di usus (tergantung dari sifat fisikokimia obat) yang
seterusnya akan diabsorbsi sehingga sampai di darah.
Jika obat yang diminum dalam bentuk cair yang terlarut seperti sirop,
maka obat langsung mengalami proses absorbsi. Umumnya obat
diabsorpsi di usus halus karena permukaannya yang sangat luas, dan
hanya sebagian kecil obat yang diabsorbsi di lambung.
Interaksi obat dengan makanan
Akibat interaksi ini, dapat terjadi di mana ada obat -obat yang
absorbsinya terganggu dengan adanya makanan, ada yang justru
terbantu dengan adanya makanan, dan ada yang tidak terpengaruh
dengan ada/tidaknya makanan. Keadaan seperti inilah yang menj adi
sebab kenapa obat harus diminum sebelum makan atau malah diminum
setelah makan.
Penyakit Celiac adalah penyakit dari usus kecil. Usus kecil adalah
tabung sepanjang 22 kaki yang mulai pada lambung dan berakhir pada
usus besar (colon). 1-1/2 kaki pertama dari usus kecil (bagian yang
melekat pada lambung) disebut duodenum, bagian tengah disebut
jejunum, dan bagian akhir (bagian yang melekat pada usus besar)
disebut ileum. Makanan mengosongkan diri dari lambung kedalam usus
kecil dimana ia dicerna dan diserap ked alam tubuh. Sementara
makanan dicerna dan diserap, ia diangkut oleh usus kecil ke colon
(usus besar). Apa yang memasuki colon adalah terutama makanan yang
tidak tercerna. Pada penyakit celiac, ada reaksi immunological
(allergic) didalam lapisan bagian dalam dari usus kecil pada protein-
protein (gluten) yang hadir pada wheat (terigu/gandum), rye, barley
dan, pada tingkat yang lebih kecil, pada oats (sejenis gandum). Reaksi
immunological menyebabkan peradangan yang menghancurkan lapisan
usus kecil. Ini mengurangi penyerapan (absorpsi) dari nutrisi -nutrisi
diet dan dapat menjurus pada gejala -gejala dan tanda-tanda dari
kekurangan-kekurangan nutrisi, vitamin, dan mineral. Nama -nama lain
untuk penyakit celiac termasuk penyakit sprue, nontropical sprue,
gluten enteropathy, dan celiac dewasa. (Tropical sprue adalah
penyakit lain dari usus kecil yang terjadi pada iklim -iklim tropis.
Meskipun tropical sprue mungkin menyebabkan gejala -gejala yang
serupa pada penyakit celiac, dua penyakit -penyakit itu tidak
berhubungan).
Gluten adalah keluarga dari protein -protein yang hadir dalam wheat
(terigu/gandum). Beberapa dari protein -protein yang membentuk
gluten (satu yang dilarutkan dengan alkohol) disebut gliadin. Adalah
gliadin dalam gluten yang menyebabkan reaksi immunological pada
penyakit celiac. Mekanisme dengan mana gliadin menjadi beracun
(merusak) adalah tidak jelas; bagaimanapun, banyak studi -studi ilmiah
sedang dikerjakan, dan kita mulai mengerti mekanismenya.
Barley (semacam gandum yang dipakai untuk membuat bir) dan rye
(gandum hitam) mengandung protein-protein yang serupa gliadin dan
dapat menyebabkan penyakit celiac pada individ u-individu yang secara
genetik dipengaruhi. Oats juga mengandung protein -protein yang
serupa gliadin, namun tidak seperti barley dan rye, protein -protein
yang serupa gliadin pada oats menyebabkan peradangan yang lemah
dan pada hanya sedikit individu-individu yang dipengaruhi untuk
mengembangkan penyakit celiac. Beras dan jagung tidak menyebabkan
penyakit celiac karena mereka tidak mengandung protein -protein yang
serupa gliadin.
Panjang (jumlah) dari usus kecil yang terpengaruh oleh kehilangan vil li
bervariasi dari pasien ke pasien, dan panjang yang terlibat
menentukan keparahan dari tanda-tanda dan gejala-gejala. Jadi,
pasien-pasien yang seluruh usus kecilnya terpengaruh oleh kehilangan
villi mempunyai tanda-tanda dan gejala-gejala yang lebih parah dari
malabsorpsi daripada pasien-pasien yang mempunyai hanya sebagain
dari usus kecil yang terpengaruh. Ketika hanya sebagain dari usus
kecil yang terpengaruh, biasanya adalah usus kecil bagian atas
(duodenum dan jejunum) yang lebih terpengaruh daripada usus kecil
bagian bawah (ileum).
Lemak dalam sample dari feces yang ditempatkan pada slide kaca
dapat dinodakan dengan zat pewarna (Sudan stain) untuk membuat
lemak terlihat dibawah mikroskop sebagai globules. Feces dari pasien
dengan penyakit celiac seringkali mengandung banyak globules dari
lemak yang ternoda, dan Sudan staining adalah tes penyaringan yang
cepat dan mudah untuk jumlah-jumlah yang meningkat dari lemak
dalam feces (steatorrhea). Untuk mendiagnosa steatorrhea secara
konklusif, bagaimanapun, feces diambil melalui periode 72 jam, da
lemak dalam feces secara kimia diukur dan dikwantifikasikan.
Steatorrheic stools mempunyai kwantitas-kwantitas lemak yang
tingginya abnormal. Karena malabsorpsi dan steatorrhea dapat terjadi
dengan penyakit-penyakit usus lain (seperti pertumbuhan yang terlalu
cepat bakteri usus kecil, reseksi atau pemotongan keluar usus kecil
sebelumya, penyakit Crohn yang ekstensif dari usus kecil, dan chr onic
pancreatitis), feces-feces dengan jumlah-jumlah lemak yang besar
hanya menaikan kecurigaan dari penyakit celiac namun tidak dapat
digunakan untuk mendiagnosa penyakit celiac.
1. Hindari semua makanan yang terbuat dari wheat, rye, dan barley.
Contoh-contoh adalah roti-roti, cereal-cereal, pasta, crackers, cakes,
pies, cookies, dan gravies.
2. Hindari oats. Beberapa pasien-pasien dengan penyakit celiac dapat
mentolerir oats dalam diet. Namun keamanan jangka panjang dari oats
pada pasien-pasien penyakit celiac tidak diketahui. Jug a beberapa
preparasi-preparasi oat dapat terkontaminasi dengan wheat. Jadi,
mungkin adalah paling baik untuk menghindari oats paling sedikit
selama perawatan awal dengan diet yang bebas gluten. Sekali remisi
penyakit dicapai dengan diet bebas gluten yang k etat, kwantitas-
kwantitas kecil dari oats dapat diperkenalkan kembali kedalam diet
dibawah pengawasan medis.
3. Berikan perhatian pada makanan -makanan yang diproses yang
mungkin mengandung gluten. Tepung terigu adalah ramuan yang umum
pada banyak makanan-makanan yang diproses. Contoh-contoh dari
makanan-makanan yang mungkin mengandung gluten, untuk
menyebutkan hanya beberapa, termasuk:
* soup kalengan,
* salad dressings,
* es krim,
* candy bars,
* kopi instant,
* daging-daging luncheon,
* ketchup,
* mustard,
* daging-daging yang diproses dan dikalengkan,
* yogurt,
* sosis-sosis dan,
* pasta.
4. Hati-hati dengan preparasi-preparasi dari tablets, capsules, dan
vitamin yang mengandung gluten. Wheat starch secara umum
digunakan sebagai agent pengikat pada tablet s dan capsules. Gluten
juga dapat ditemukan pada banyak produk-produk vitamin, dan produk-
produk kosmetik seperti lipstick.
5. Hindari bir
6. Adalah ok untuk meminum wine, brandy, whiskey dan alkohol yang
bukan gandum atau barley lain (tidak berlebihan !)
7. Hindari susu dan produk-produk susu lain yang mengandung lactose.
Pasien-pasien dengan penyakit celiac yang tidak dirawat seringkali
tidak mentolerir lactose. Dengan perawatan yang sukses, produk -
produk susu dapat diperkenalkan secara perlahan kedalam d iet
kemudian.
8. Adalah ok untuk mengkonsumsi ikan, daging -daging segar, nasi,
jagung, kacang kedele, kentang, unggas (ayam), buah -buahan, sayur-
sayuran, dan produk-produk susu (untuk pasien-pasien yang dapat
mentolerir lactose).
9. Berkonsultasi pada ahli-ahli diet dan perkumpulan-perkumpulan
penyakit celiac nasional untuk daftar dari makanan -makanan yang
bebas gluten. Baca label-label makanan dan produk sebelum membeli
atau mengkonsumsi segala produk. Ini perlu karena pabrikan mungkin
mengubah ramuan-ramuan produk setiap waktu. Produk yang dahulu
bebas gluten mungkin sekarang mengandung gluten. Bahkan produk -
produk yang bermerek mungkin bebas gluten di satu negara namun
mengandung gluten di negara lain. Jika seseorang tidak pasti setelah
membaca label-label, hubungi pabrikan.
10. Karena pasien-pasien dengan malabsorpsi yang parah dapat
mengembangkan kekurangan-kekurangan vitamin dan mineral,
suplemen-suplemen vitamin dan mineral adalah penting. Semua pasien -
pasien harus mengambil multivitamin setiap hari. P asien-pasien
dengan anemia kekurangan zat besi harus dirawat dengan zat besi.
Pasien-pasien dengan anemia yang disebabkan oleh kekurangan folate
atau B12 harus dirawat dengan asam folat (folic acid) dan B12. Pasien -
pasien dengan ProTime yang abnormal harus dirawat dengan vitamin
K. Pasien-pasien dengan tingkat-tingkat kalsium darah yang rendah
atau dengan osteoporosis harus dirawat dengan suplemen -suplemen
calcium dan vitamin D.
Gejala-gejala dari penyakit celiac dapat menjadi serupa pada yang dari
irritable bowel syndrome (IBS), dan persoalan seringkali timbul jika
pasien-pasien dengan IBS perlu disaring untuk penyakit celiac. Jika
mereka disaring haruskah mereka disaring dengan tes -tes antibodi
darah, biopsi-biopsi usus kecil, atau kedua-duanya ? Satu studi
terutama telah menangani persoalan ini. Kira -kira 100 pasien-pasien
yang diperkirakan mempunyai diare dari IBS dipelajari. Diantara
pasien-pasien IBS, tidak satupun mempunyai antibodi -antibodi yang
berhubungan dengan penyakit celiac dalam darah merek a, namun 30%
mempunyai antibodi-antibodi dalam getah yang diperoleh dari dalam
duodenum. Dua puluh tiga persen dari pasien -pasien dengan IBS
mempunyai lymphocytes pada lapisan dari usus kecil tepat seperti
pasien-pasien dengan penyakit celiac. Akhirnya, 35 % dari pasien-
pasien IBS mempunyai gen-gen yang umumnya ditemukan pada
penyakit celiac. Penemuan-penemuan menarik ini perlu dikonfirmasi
ole studi-stud tambahan. Jika terkonfirmasi, mereka akan menyarankan
bahwa proporsi dari pasien-pasien dengan IBS mungkin sebenarnya
mempunyai penyakit celiac, dan bahwa diagnosis mungkin memerlukan
biopsi usus kecil dan studi-studi antibodi dari getah duodenum.