Professional Documents
Culture Documents
STUDI KASUS
PRIJONEGORO
SRAGEN
DI SUSUN OLEH:
SRI SUNARTI
NIM. P.10055
DISUSUN OLEH :
SRI SUNARTI
NIM. P.10055
STUDI KASUS
DI SUSUN OLEH
SRI SUNARTI
NIM. P.10055
Nim : P. 10055
SRAGEN
Menyatakan dengan sebenarnya bahwa tugas akhir yang saya tulis ini
benar-benar hasil karya saya sendiri, bukan merupakan pengambil alihan tulisan
atau pikiran orang lain yang saya akui sebagai tulisan atau pikiran saya sendiri.
Apabila dikemudian hari dapat di buktikan bahwa tugas akhir ini adalah
hasil jiplakan, maka saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan tersebut sesuai
SRI SUNARTI
P.10055
LEMBAR PERSETUJUAN
Nim : P. 10055
Telah disetujui untuk diujikan dihadapan Dewan Penguji Karya Tulis Ilmiah
Ditetapkan di : Surakarta
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan Tuhan yang Maha Esa karena berkat rahmat
bimbingan dan dukunga dari berbagai pihak. Oleh karena itu pada kesempatan ini
2. Ibu Erlina Windyastuti, S.Kep.,Ns selaku sekretaris ketua Program Studi DIII
4. Ibu Siti Mardiyah, S.Kep.,Ns selaku dosen penguji II yang telah membimbing
5. Tyas Ardi Suminarsis S.Kep., Ns, selaku penguji III yang telah membing
6. Kedua orang tua dan keluarga yang telah memberikan semangat, perhatian,
kasih sayang, dukungan pada penulis serta bantuan baik secara moril, materi
Pada penyusunan karya tulis ilmiah ini penulis menyadari bahwa masih
maka dari itu penulis mohon saran dan kritik yang bersifat membangun penulis
harapkan guna kebaikan dalam penulisan. Semoga laporan ini dapat bermanfaat
Penulis
DAFTAR ISI
Halaman
BAB I PENDAHULUAN
B. Pengkajian ........................................................................... 6
F. Evaluasi Keperawatan.......................................................... 13
A. Pembahasan ......................................................................... 15
Daftar Pustaka
Lampiran
DAFTAR LAMPIRAN
BAB I
PENDAHULUAN
di daerah tropis dan subtropis. Data dari World Health Organization (WHO)
tahun 2003, memperkirakan terdapat 600.000 dari 17 juta kasus demam thypoid
pedesaan 358 per 100.000 penduduk tiap tahunnya dan di daerah perkotaan 760
per 100.000 penduduk tiap tahunnya. Insiden tertinggi demam thypoid terdapat
Demam thypoid merupakan suatu penyakit infeksi pada usus halus yang
thyposa. Gejala yang timbul pada kasus demam thypoid sangat bervariasi, dalam
minggu pertama keluhan dan gejala serupa dengan penyakit infeksi akut seperti
muncul gejala demam, nyeri kepala, pusing, nyeri otot, anoreksia, mual muntah,
obstipasi atau diare, perasaan tidak enak di perut dan batuk. Pada minggu kedua
gejala timbul lebih jelas, berupa demam, bradikardi relatif, lidah kotor,
1
thypoid disebabkan oleh adanya reaksi kuman salmonella yang masuk ke dalam
kembali. Pada minggu pertama dapat terjadi hiperflasi plak peyer, kemudian
dapat terjadi ulserasi dan pada minggu ke empat dapat menyebabkan terjadinya
kebutuhan cinta dan rasa memiliki, kebutuhan rasa berharga dan harga diri serta
aktualisasi diri. Pada dasarnya kebutuhan fisiologis merupakan hal yang perlu
dan penting untuk bertahan hidup, manusia memiliki 8 macam kebutuhan salah
Soehadi Prijonegoro Sragen pada Ibu An.R dengan Demam Thypoid didapatkan
Data subyektifnya Ibu An.R mengatakan anaknya panas. Data objektif hasil
pemeriksaan suhu An.R 38C, pasien tampak rewel, akral tubuh teraba hangat,
warna kulit tampak kemerahan, nadi 80 kali per menit, dengan irama tidak
teratur dan teraba lemah, lidah tampak kotor. Hasil pemeriksaan lab ditemukan
pada tanggal 25 April 2013 didapatkan data adanya salmonella typi O positif.
B. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
pada An.R dengan Demam Thypoid di Bangsal Anggrek RSUD Dr. Soehadi
Prijonegorob Sragen.
2. Tujuan khusus
Sragen.
Prijonegoro Sragen.
Prijonegoro Sragen.
Prijonegoro Sragen.
Prijonegoro Sragen.
C. Manfaat Penulisan
1. Bagi penulis
2. Bagi Institusi :
a. Pendidikan
b. Rumah Sakit
3. Bagi pembaca
BAB II
LAPORAN KASUS
Pada bab ini penulis menjelaskan tentang laporan asuhan keperawatan yang
dilakukan pada An. R dengan Demam thypoid, di Bangsal Anggrek RSUD Dr.
sampai 27 April 2013. Proses asuhan keperawatan ini dimulai dari tahap pengkajian,
keperawatan.
A. Identitas Pasien
lahir An. R 12 Februari 2010 . Penanggung jawab An. R adalah Tn. Y, hubungan
dengan klien orang tua, dan tinggal satu rumah dengan An. R, penulis
B. Pengkajian
Pengkajian pada An. R dilakukan pada tanggal 25 April jam 09.00 WIB,
lalu sebelum masuk rumah sakit An. R badannya panas, disertai muntah dan
6
nyeri perut, oleh keluarga pasien dibawa ke dokter terdekat, oleh dokter pasien
diberi obat dan dianjurkan untuk istirahat di rumah, selang beberapa hari
kemudian panas tidak turun, oleh keluarga An. R dibawa ke RSUD Dr. Soehadi
Prijonegoro Sragen. Di IGD An. R dicek darah, dan dokter mendiagnosa bahwa
An. R menderita Demam thypoid dan boleh rawat jalan. Setelah itu An.R
dibawa pulang untuk istirahat di rumah, tetapi saat malam hari panasnya tidak
turun, muntah-muntah, pasien juga rewel dan akral tubuh hangat, warna kulit
sakit batuk, panas, dan pilek. Ibu pasien mengatakan, pasien belum pernah di
dan obat obatan. Ibu An. R mengatakan An. R lahir dengan kehamilan cukup
bulan. An. R lahir dengan persalinan sectio caesaria di RSUD Dr. Soehadi
Prijonegoro Sragen atas indikasi ketuban pecah dini (KPD) dengan berat badan
lahir 3300 gram. Kondisi An. R saat lahir sehat dan tidak ada kelainan.
yaitu BCG, DPT, Polio, Campak dan Hepatitis sesuai dengan umur dan jadwal
lingkar lengan 14 cm, lingkar kepala 52 cm, lingkar dada 55 cm An. R tidak
Status nutrisi : Ibu An .R mengatakan bahwa An. R di berikan ASI mulai dari
lahir sampai dengan umur 6 bulan. Selanjutnya di berikan susu formula dan
makanan sereal mulai dari umur 6 bulan sampai umur 2 tahun. Sebelum sakit
nafsu makan An. R baik, makan 3 kali sehari dengan menu makanan nasi, sayur
,lauk, buah dan susu. Selama sakit An. R nafsu makanya menurun. Makan hanya
mau 1 sampai 2 sendok saja dari menu yang di hidangkan dari RS. Status gizi
An. R berdasarkan berat badan menurut umur didapatkan hasil nilai WAZ = 1,42
(Gizi Normal)
Pola eliminasi: Ibu pasien mengatakan biasanya An. R buang air besar
sehari satu kali tiap pagi hari. Konsistensi lembek, warna kuning, bau khas
feses. Buang air kecil kurang lebih 5 sampai 6 kali dalam sehari dengan jumlah
kurang lebih 500 cc, warna kuning jernih. Pola eliminasi selama sakit pada An.
R buang air besar sehari kurang lebih 2 kali sehari, dengan konsistensi lembek,
warna kuning, bau khas feses. Buang air kecil kurang lebih 5 sampai 6 kali
sehari dengan jumlah kurang lebih 500 cc, warna kuning jernih, bau amoniak.
keadaan pasien lemah dengan tingkat kesadaran sadar penuh, nilai Glascow
pasien 38C, pernafasan 20 kali per menit dengan irama teratur, nadi 80 kali per
kanan-kiri, sklera tidak ikterik, konjungtiva tidak anemis. Telinga ada serumen
, simetris. Hidung simetris dan terdapat secret. Pada Mulut mukosa bibir
kering. Warna gusi kemerahan. Tekstur lidah terlihat putih kotor. Leher
semua lapang paru tidak ada suara tambahan. Hasil pemeriksaan Jantung
didapatkan hasil Inspeksi : Ictus cordis tidak tampak. Palpasi : Ictus cordis
hasil. Inspeksi : perut datar, umbilicus tidak menonjol, tidak ada lesi. Auskultasi
: bising usus 30 kali per menit. Palpasi : nyeri tekan pada perut kuadran kanan
Pada tanggal 25 April 2013 dengan hasil HB 14,9 103/UL (Nomal: 11,5-
:80-90 ul) , MCH 28,4 pg (Normal: 21-31 pg) MCHC 34,2 % (Normal: 35-
trombosit 369 ribu/ul (Normal: 150-450 ribu/ul). Dari hasil uji widal pada
tanggal 25 April 2013 yaitu: Salmonella thypi O didapatkan hasil 1/320 dengan
nilai (positif).
Terapi yang didapatkan oleh An. R pada tanggal 25 April 2013 yaitu,
infuse Ringer Laktat 12 tetes per menit makro, injeksi Intra vena cefotaxime
3x300 mg, injeksi Intra vena ondansentron 3x300 mg, Paracetamol syirup 2 mg
per 4 jam per harinya jika panas. Tanggal 26 April, infus Ringer Laktat 12 tetes
per menit makro, injeksi intravena Cefotaxime 3x300 mg, injeksi intravena
ondansentron 3x300 mg,, Paracetamol syirup 2 mg per 4 jam per hari jika
panas.
C. Perumusan Masalah
mengatakan anaknya panas. Data objektif: akral tubuh teraba hangat, kulit
tampak kemerahan, suhu 38C, mukosa bibir kering, turgor kulit cukup, pasien
tampak rewel, nadi 80 kali per menit dengan irama tidak teratur, dan teraba
lemah, pernafasan 20 kali permenit dengan irama teratur, dan teraba kuat.
D. Perencanaan Keperawatan
hipertermi teratasi dengan kriteria hasil: diharapkan suhu tubuh dalam rentang
normal (36C-37C) dan stabil, nadi dalam rentang normal 60 sampai 140 kali
per menit dengan irama teratur dan teraba kuat. Respirasi dalam rentang normal
20 sampai 30 kali per menit dengan irama teratur dan teraba kuat. Temperatur
kulit sesuai dengan rentang yang diharapkan: suhu tubuh dalam rentang normal,
akral tubuh teraba tidak hangat, kulit tidak tampak kemerahan, pasien tidak
yaitu: observasi Tanda-tanda vital tiap 4 jam sekali dengan rasional tanda-tanda
penjelasan kepada pasien dan keluarga tentang peningkatan suhu tubuh dengan
rasional agar pasien dan keluarga mengetahui suhu dan membantu mengurangi
tipis dan menyerap keringat pada pasien dengan rasional untuk menjaga agar
mengandung cukup cairan, kalori dan tinggi protein, serta susu 2 gelas sehari,
dan tidak boleh mengandung serat seperti tahu, labu siam, wortel dengan
sehingga perlu diimbangi dengan asupan cairan banyak. Berikan kompres hangat
panas.
E. Implementasi Keperawatan
2013 jam 09.00. Memonitor suhu tubuh. Respon subyektif pasien yaitu keluarga
pasien mengatakan suhu tubuh masih panas. Obyektifnya yaitu badan teraba
panas dengan suhu 38C. Memberikan kompres hangat. Respon subyektif dari
pasien yaitu pasien bersedia saat dikompres dengan air hangat. Respon
pakaian tipis menyerap keringat. Respon subyektif ibu pasien mengerti dan
Hari Jumat, 26 April 2013 jam 10.00 WIB tindakan keperawatan yang
keluarga pasien mengatakan suhu tubuh masih panas, obyektifnya yaitu badan
teraba panas dengan suhu 37C. Menganjurkan ibu pasien memberi pasien,
makanan yang mengandung cukup cairan, kalori dan tinggi protein, serta susu 2
gelas sehari, dan tidak boleh mengandung serat seperti tahu, labu siam, wortel,
susu 2 gelas sehari dan makan yang mengandung cukup cairan, kalori dan tinggi
protein, dan tidak boleh mengandung serat seperti tahu, labu siam, wortel.
Pada sabtu, 27 April 20113 jam 13.00. Memonitor suhu tubuh. Respon
subyektif pasien yaitu keluarga pasien mengatakan suhu tubuh masih panas.
Respon obyektifnya yaitu badan teraba panas dengan suhu 38C. Memberikan
kompres hangat. Respon subyektif dari pasien yaitu pasien bersedia. Respon
untuk anaknya memakai pakaian tipis menyerap keringat. Respon subyektif ibu
F. Evaluasi
pada hari Kamis 25 April 2013 adalah Data subyektif: keluarga pasien
mengatakan suhu tubuh pasien masih panas. Obyektif: pengukuran suhu 38C,
nadi : 80 kali per menit, pernafasan 20 kali per menit. Analisis: masalah belum
Anjurkan Ibu pasien memberi pasien makanan yang mengandung cukup cairan,
kalori dan tinggi protein serta susu 2 gelas sehari, dan tidak boleh mengandung
serat seperti tahu, labu siam, wortel. Berikan kompres hangat, anjurkan memakai
pakaian tipis dan menyerap keringat, kolaborasi dengan dokter pemberian terapi
Evaluasi hari kedua, jumat, 26 April 2013 jam 12.00. Subyektif: keluarga
pasien mengatakan suhu tubuh pasien sudah mulai turun. Obyektif: pengukuran
suhu 37C. Nadi: 80 kali per menit, pernafasan: 20 kali per menit. Analisis:
Evaluasi hari ketiga Sabtu 27 April 2013 jam 13.00. Subyektif: keluarga
pasien mengatakan badan An.R panas. Tanda-tanda vitalnya: suhu 385C, nadi
80 kali per menit. Analisis: masalah belum teratasi. Monitor tanda-tanda vital.
Anjurkan Ibu pasien memberi pasien makanan yang mengandung cukup cairan,
kalori dan tinggi protein serta susu 2 gelas sehari., dan tidak boleh mengandung
serat seperti tahu, labu siam, wortel. Berikan kompres hangat, anjurkan memakai
pakaian tipis dan menyerap keringat, kolaborasi dengan dokter pemberian terapi.
BAB III
A. Pembahasan
Bab ini penulis akan membahas tentang studi kasus asuhan keperawatan
pada An. R dengan demam thypoid di ruang Anggrek RSUD Dr. Soehadi
1. Pengkajian
terdapat pada saluran cerna dengan tanda dan gejala demam lebih dari
satu minggu, lemah, lesu, nyeri kepala, gangguan pada saluran cerna
seperti bibir kering dan pecah-pecah, lidah tampak putih dan kotor, nafsu
15
makan menurun.
tak semua kenaikan suhu disebut sebagai demam, kenaikan suhu tubuh
merupakan bagian dari biologis kompleks, yang diatur dan dikontrol oleh
adalah keadaan dimana suhu tubuh melebihi titik set yang biasanya
banyak panas yang dikeluarkan oleh tubuh seperti sengatan panas, kejang
minggu yang lalu An. R badanya panas, disertai muntah dan nyeri perut.
Hasil pemeriksaan pada An. R suhu tubuh 38,5C, anak rewel, warna
kulit tampak kemerahan, akral tubuh hangat, serta lidah tampak putih
kotor.
hanya habis 1 sampai 2 sendok saja dari menu yang dihidangkan RS.
suhu tubuh pasien 38,5C, irama nadi lemah dan dan tidak beraturan,
akral tubuh teraba hangat, warna kulit tampak kemerahan, tekstur lidah
seperti suhu badan panas, warna kulit tampak kemerahan, akral tubuh
(Purwanti, 2005).
(positif). Diagnosis pasti untuk demam thypoid selain tanda dan gejala
2. Diagnosa Keperawatan
aktual atau potensial klien didapatkan dari data dasar pengkajian dan
pasien mengatakan anaknya panas. Data yang dapat diobservasi atau data
obyektifnya yaitu pasien tampak lemah suhu 38,5C, kulit teraba hangat,
hasil ( 1/320 )
3. Intervensi Keperawatan
dengan kriteria hasil suhu tubuh pasien dalam keadaan normal antara (36
sampai 37 C), akral tubuh teraba tidak hangat, warna kulit tidak
rasional untuk menjaga agar pasien merasa nyaman dan pakaian tipis
protein, serta susu 2 gelas sehari, dan tidak boleh mengandung serat
seperti tahu, labu siam, wortel dengan rasional peningkatan suhu tubuh
sakit.
4. Implementasi Keperawatan
yang sudah tetapkan selama tiga hari adalah, memonitor tanda-tanda vital
protein serta susu 2 gelas sehari, dan tidak boleh mengandung serat
seperti tahu, labu siam, wortel, dengan rasional peningkatan suhu tubuh
5. Evaluasi Keperawatan
Assessment, Planning)
suhu tubuh 38C, akral tubuh teraba hangat, kulit tampak kemerahan,
nadi dengan irama tidak teratur dan teraba lemah, pasien tampak rewel.
memberi makanan yang mengandung cukup cairan, kalori dan tinggi protein,
serta susu 2 gelas sehari, dan tidak boleh mengandung serat seperti tahu, labu
dokter.
suhu tubuh 37C pasien tampak rewel, nadi dengan irama tidak teratur
yang mengandung cukup cairan, kalori dan tinggi protein, serta susu 2
gelas sehari, dan tidak boleh mengandung serat seperti tahu, labu siam,
wortel, berikan kompres air hangat, berikan terapi sesuai advis dokter.
tubuh 36C pasien sudah tidak rewel, nadi dengan irama teratur, akral
1. Simpulan
tubuh pasien tiap 4 jam sekali, berikan penjelasan kepada pasien dan
tinggi protein, serta susu 2 gelas sehari dan tidak boleh mengandung
serat seperti tahu, labu siam, wortel, berikan kompres hangat dengan
dengan air hangat, memberikan pakaian yang tipis pada anak ketika
protein, serta susu 2 gelas sehari dan tidak boleh mengandung serat
tubuh 36C pasien sudah tidak rewel, nadi dengan irama teratur,
2. Saran
a. Bagi Institusi
1) Rumah Sakit
2) Pendidikan
DAFTAR PUSTAKA
Brunner & Suddarth. (2003). Buku Ajar Keperawatan Pediatrik. Alih Bahasa:
Waluyo Agung Yasmin Asih, Kuncoro Juli, Karyasa I Made. Jakarta:
EGC.
Hutahean. (2010) .Teori dan Praktik Keperawatan Alih Bahasa: Waluyo Agung,
Ester Monica. Jakarta: EGC.
Iqbal Wahid Mubarak. (2007). Buku Ajar Kebutuhan Dasar Manusia Teori dan
Aplikasi dalam Praktik. Jakarta: EGC.
Potter & Perry. (2005). Buku Ajar Fundamental Keperawatan: Konsep, Proses
dan Praktik. Edisi 4. Volume 1. Jakarta: EGC.