You are on page 1of 5

A.

PENGERTIAN
Kardiomiopati adalah suatu penyakit miokardium uang menyerang otot jantung
(miokard) dan penyebabnya tidak diketahui. akan tetapi,hampir pada setiap
penyakit,miokardium jantung dapat turut berubah secara berangsur angsur. Begitu juga pada
penyakit jantung bawaan atau yang didapat, bisa menyebabkan terjadinya hipertrofi otot
jantung. Berbagai keaddaan extrakardial, misqlanya : anemia, tiroksikosis, beri beri, infeksi dan
berbagai penyakit sistemik seperti lupus eritematosus, desiminata, dan periateritis nodosa dapat
mempengaruhi miokard.
Kelainan otot jantung yang dsebabkan oleh pengaryh penyakit ilmiah yang dahuku
dianggap miokardiopati. Beberapa ahli lain menamakan semua bentuk hipertrofi miokardium
yang bukan disebabkan oleh hipertensi arterial, sklerosis koroner, penyakit katup, atau penyakiyt
bawaan sebagai kardiomiopati, suatu penyakit otot yang tidak dietahui sebabnya. Sekali terjadi
kardiomiopati, maka proses akan berlanjut terus. Oleh karena berkurangnya kemampuan
kontraksi miokar,maka menyebabkan terjadinya kegagalan kontraksi vertikal kiri. Akibatnya,
terjadinya penurunan volume sekunvup titik penurunan volume sekuncup ini menyebabkan
naiknya pembuluh darah sistemik (sistemic vascular resistance) dan menembah resistensi
sekuncup yang pada gilirannya akan makin mengurangi volume sekuncup. Akhir akhir ini
insidensi kardiomiopati semakin meningkat frekuensinya. Dengan bertambah majunya teknik
diagnostik, ternyata kardiomiopati idiopatik merupakan penyebab morbiditas dan mortalitas
yang utama. Penyakit ini dapat ditemukan pada semua jenis kelamin pria dan wanita pada
semua golongan umur.
Menurut Goodwinkardiomiopati diklasisfikasikan menjadi tiga tipe yaitu:
1. Kardiomiopati kongestif/ Dilatasi
Kardiomiopati kongestif adalah penyakit miokardium primer atau ditandai dengan dilatasi
ruangan jantung dan gagal jantung kongestif. Pompa sisttolik berkurang secara progresif,
volume akhir diastolik dan sistolik menurun. Tebal dinding ventrikel dapat berkurang atau
normal. Tekanan ventrikel kiri biasanya meningkat akibat pompa ventrikel kiri yang
berkurang
2. Kardiomiopati Hipertrofik
Kardiomiopati Hipertrofik adalah hipertrofi ventrikel tanpa penyakit jantung atau sistemik
lain yang dapat menyebabkan hipertrofi ventrikel ini. Ditandai dengan penebalan
(hipertrofik) ventrikel kiri, dimana penebalan septum interventrikularis lebih mencolok.
3. Kardiomiopati Restriktif
Ditandai dengan adanya gangguan pada fungsi diastolik, dinding ventrikel sangat kaku, dan
menghalangi pengisian ventrikel.

B. Etiologi
1. Etiologi Kardiomiopati Dilatasi
Etiologi kardiomiopati dilatasi tidak diketahui pasti, tetapi kemungkinan besar kelainan ini merupakan
hasil akhir dari kerusakan miokard akibat produksi berbagai macam toksin, zat metabolit atau infeksi.
Kerusakan akibat infeksi viral akut pada miokard yang akhirnya mengakibatkan terjadi kardiomiopati
dilatasi ini terjadi melalui mekanisme imunologis. Hal ini banyak ditemukan pada populasi pria usia
pertengahan, terutama yang berasal dari amerika afrika dibandingkan yang berkulit putih. Prevalensinya
semakin lama semakin meningkat.

Pada kardiomiopati dilatasi yang disebabkan oleh penggunaan alcohol, kehamilan, penyakit tyroid,
penggunaan kokkain dan keadaan takikardia kronik yang tidak terkontrol, dikatan kardium miopati
tersebut bersifat reversibel. Obesitas akan meningkatkan resiko terjadinya gagal jantung, sebagaimana
gejala sleep atnea.

Kira-kira 20-40% pasien memiliki kelainan yang bersifat familial akibat dari mutasi genetic. Kelainan
tersebut dapat terjadi pada sitoskeletal (seperti gen ditrovin dan desmin), kontraktilitas dan membrane
sel (seperti gen lamin A/C) dan protein protein lainnya. Penyakit ini bersifat genetic heterogen tetapi
kebanyakan transmisinya secara autosomal dominan walaupun dapat pula secara autosomal resesif dan
x-linked inherinntance. Sampai saat ini belum diketahui bagaimana menentukan seseorang akan
memiliki predisposisi kardiomiopati dilatasi apabila tidak diketahui riwayat kejadian penyakit ini dalam
keluarganya. Hal yang cukup menjanjikan adalah melalui teknik molekuler genetik untuk identifikasi
pertanda kerentanan pada pembawa sifat yang asimtomatik sebelum timbul gejala klinis yang jelas dari
kardiummiopati tersebut. Sebagai contoh satu pertanda yang menjanjikan adalah pemeriksaan enzim
konversi angiotensin genotik DD yang berhubungan dengan kejadian klinis pasien kardiummiopati
dilatasi. Pada kejadian jantung yang lemah, walaupun tidak terdapat riwayat keluarga ditemukan variasi
dari perubahan gen dan ekspresi protein pada beberapa protein kontraktilitas.

Displasia ventrikel kanan ( right ventricular dysplasia) merupakan kardiomiopati familial yang menarik
karena ditandai dengan dinding ventrikel kanan yang digantikan cara progresif menjadi jaringan adiposa.
Seringkali berhubungan dengan kejadian aritma ventrikel, gejala klinis sangat bervariasi, tetapi kejadian
kematian mendadak akibat kelainan ini selalu merupakan ancaman yang dapat terjadi sewaktu waktu.
Sehingga penggunaan modalitas tetapi seperti ablasi kateter dari fokus-fokus aritmia atau bahkan
implantasi alat defitbrilator kardioversi kemungkinan dibutuhkan.

C. Patofisiologi
Miopati merupakan penyakit otot. Sedangkan kardiomiopati merupakan sekelompok
penyakit yang mempengaruhi struktur dan fungsi miokardium.
Kardiomiopati digolongkan berdasarkan patologi, fisiologi dan tanda klinisnya.
Penyakitnya ini dikelompokkan menjadi tiga macam, yaitu:(1) kardiomiopati dilatasi atau
kardiomiopati kongestif; (2) kardiomiopati hipertropik; (3) kardiomiopati restriktif.
Kardiomiopati yang sering terjadi adalah kardiomiopati kongestif. Penyakit ini
ditandai dengan adanya dilatasi atau pembesaran rongga ventrikel bersama dengan
penipisan dinding otot, pembesaran atrium kiri, dan statis darah dalam ventrikel. Pada
pemeriksaan mikroskopis otot memperlihatkan berkurangnya jumlah elemen kontratil
serat otot. Penyebab kardiomiopati jenis ini adalah konsumsi alkohol yang berlebihan.
Kardiomiopati hipertropi jarang terjadi. Pada kardiomiopati ini, masa otot jantung
bertambah berat, terutama sepanjang septum. Terjadi peningkatan ukuran septum yang
dapat menghambat aliran darah darim atrium ke ventrikel. Kategori ini dapat dibagi
menjadi jenis obstruktif dan nonobstruktif.
Kardiomiopati restriktif adalah jenis terakhir dan kategori yang paling jarang
terjadi. Bentuk ditandai dengan gangguan regangan ventrikel dan volumenya. Kelainan
ini dapat dihubungkan dengan amiloidosis(amiloid suatu protein tertimbin dalam sel) dan
penyakit infiltratif lain.

Tanpa memperhatikan perbedaanya masing-masing, fisiologi kardiomiopati


merupakan urutan kejadian yang progresif yang diakhiri dengan terjadinya gangguan
pemompaan ventrikel kiri. Karena volume sekuncup makin lama makin berkurang, maka
terjadi stimulasi syaraf simpatis yang mengakibatkan peningkatan tahanan vasular
sistemik. Seperti patofisiologi pada gagal jantung dengan berbagai penyebabnya,
ventrikel kiri akan membesar untuk mengakomodasi kebutuhan yang kemudian juga akan
mengalami kegagalan. Biasanya yang menyertai proses ini adalah kegagalan ventrikel
kiri.

H. Patways Keperawatan

Kardiomiopati Dilatasi Kardiomiopati Hipertrofi Kardiomiopati Restriktif

Gangguan ejeksi ventrikel kiri

Statis darah dalam ventrikel dan di


atrium
Penurunan suplai
Curah jantung Peningkatan preload
Gagal jantung dan afterload
kongestif
oksigen ke jaringan
Peningkatan beban volume
atrium kiri

Kongesti paru
- Prognosis kondisi penyakit
Edema paru
- Adanya program terapi
Sesak nafas

- Penurunan prefusi - Kecemasan


perifer
- Pemenuhan
- Intoleransi aktivitas pendidikan kesehatan Pola nafas tidak efektif
DAFTAR PUSTAKA

Muttaqin, Arif. 2009. Asuhan Keperawatan Klien dengan Gangguan Sistem


Kardiovaskuler dan Hematologi.

Jakarta : Salemba Medika.

Sudoyo, W. Aru, dkk. 2006. Ilmu Penyakit Dalam.

Jakarta : Departemen Ilmu Prnyakit Dalam fakultas Kedokteran Universitas


Indonesia

You might also like