You are on page 1of 51

LAPORAN PENDAHULUAN

KONSEP KELUARGA

A. Pengertian Keluarga
Keluarga merupakan komunitas terkecil dalam kehidupan bermasyarakat. terdapat
beberapa konsep keluarga. beberapa ahli mengatakan keluarga merupakan sekumpulan orang
dengan ikatan perkawinan dan ahli lain mengungkapkan bahwa keluarga adalah dua individu
atau lebih yang hidup dalam satu rumah tangga.
Menurut Duvall dan Logan (1986), dikutip oleh Mubarak, 2006. Keluarga adalah
sekumpulan orang dengan ikatan perkawinan, kelahiran, dan adopsi yang bertujuan untuk
menciptakan, mempertahankan budaya, dan meningkatkan perkembangan fisik, mental,
emosional, serta sosial dari tiap anggota keluarga.
Ciri-ciri keluarga menurut Stanhope dan Lancaster (1995), dikutip oleh Mubarak, 2006.
a. Diikat dalam suatu tali perkawinan
b. Ada hubungan darah
c. Ada ikatan batin
d. Ada tanggung jawab masing-masing anggota
e. Ada pengambilan keputusan
f. Kerjasama diantara anggota keluarga
g. Komunikasi interaksi antar anggota keluarga
h. Tinggal dalam satu rumah

B. Tujuan keluarga
Tujuan utama keluarga adalah memenuhi kebutuhan dan kepentingan setiap anggota individu
dalam keluarga.
Williams dan Leman (Friedmen 1998) menyatakan bahwa tujuan keluarga adalah
menyiapkan anak-anak untuk menerima peran-peran dalam mesyarakat.

C. Struktur Keluarga
a. Patrilineal, keluarga sedarah terdiri sanak saudara sedarah dalam beberapa generasi
dimana hubungan itu berasal dari jalur ayah
b. Matrilineal, keluarga sedarah terdiri sanak saudara sedarah dalam beberapa generasi,
dimana hubungan itu berasal dari jalur ibu
c. Matrilokal, suami istri tinggal pada keluarga sedarah istri
d. Patrilokal, suami istri tinggal pada keluarga sedarah suami
e. Keluarga kawinan, hubungan Suami istri sebagai dasar bagi pembinaan keluarga dan
sanak saudara baik dari pihak suami dan istri
D. Pemegang Kekuasaan
a. Patriakal, dominan dipihak ayah
b. Matriakal, dominan di pihak ibu
c. Equalitarian , ayah dan ibu
E. Peranan Keluarga :
a. Peranan ayah, pencari nafkah, pendidik, pelindung, rasa aman, sebagai kpepala keluarga.
b. Peranan ibu, mengurus rumah tangga, pengasuh/pendidik anak, pencari nafkah tambahan.
c. Peran anak, peran psikososial sesuai tumbuh kembang. Baik mental, fisik, sosial dan
spiritual.
F. Type Keluarga (Mubarak dkk. 2006)
a. Keluarga inti (nuclear family) terdiri: ayah , ibu dan anaknya dari keturunannya atau
adopsi
b. Keluarga besar (extended family) keluarga inti ditambah anggota keluarga lain yg masih
ada hubungan darah. (kakek, nenek , paman, bibi).
c. Keluarga berantai (serial family)
Yaitu : keluarga yang terdiri dari wanita dan pria yang menikah lebih dari satu dan
merupakan satu keluarga inti.
d. Keluarga duda / janda (single family)
Yaitu : keluarga yang terbentuk karena perceraian/kematian.
e. Keluarga berkomposisi (composite familiy)yaitu keluarga perkawinan yang berpoligami
dan hidup secara bersama-sama.
f. Keluarga kabitas (kahabitation familiy)
Yaitu : dua orang menjadi satu tanpa pernikahan tetapi membentuk satu keluarga.
G. Tugas Perkembangan Sesuai Dengan Tahap perkembangan (Supartini, 2004) :
Keluarga dengan anak usia prasekolah 3-5 tahun memenuhi kebutuhan Anggota keluarga :
rumah, rasa aman,membantu anak untuk bersosialisasi, mempertahankan hubungan yang
sehat keluarga intern dan luar, pembagian tanggung jawab, kegiatan untuk stimulasi
perkembangan Anak
H. Fungsi keluarga menurut Friedman (1988), dikutip oleh Mubarak, 2006. adalah: Fungsi
fisik/ pemeliharaan kesehatan, Keluarga memberikan keamanan, kenyamanan lingkungan
yang dibutuhkan untuk pertumbuhan, perkembangan dan istirahat termasuk untuk
penyembuhan dari sakit.
I. Bentuk bentuk keluarga
1) Menurut Sussman (1974) dan Maclin (1988) yang dikutip dari Setiawati &
Dermawan (2008) bentuk-bentuk keluarga adalah sebagai berikut :
a) Keluarga tradisional
(1) Keluarga inti adalah keluarga yang terdiri atas ayah, ibu dan anak.
(2) Pasangan inti adalah keluarga yang terdiri dari suami dan istri saja.
(3) Keluarga dengan orang tua tunggal.
(4) Bujangan yang tinggal sendirian.
(5) Keluarga besar tiga generasi.
(6) Pasangan usia pertengahan atau pasangan lansia.
(7) Jaringan keluarga besar.
b) Keluarga non tradisional
(1) Keluarga dengan orang tua yang memiliki anak tanpa menikah.
(2) Pasangan yang hidup bersama tanpa menikah (kumpul kebo).
(3) Keluarga gay.
(4) Keluarga lesbi.
(5) Keluarga komuni.
2) Menurut Carter yang dikutip dari buku Penuntun Praktis Asuhan Keperawatan
Keluarga, Setiawati & Dermawan (2008) bentuk-bentuk keluarga adalah sebagai
berikut:
a) Keluarga inti (nuclear family)
Keluarga yang terdiri atas ayah, ibu dan anak-anak.
b) Keluarga besar (extended family)
Keluarga ini ditambah dengan sanak saudara, nenek, kakek, keponakan, sepupu,
paman, bibi dan sebagainya.
c) Keluarga berantai (serial family)
Keluarga yang terdiri dari wanita dan pria yang menikah lebih dari satu kali dan
merupakan satu keluarga inti.
d) Keluarga duda atau janda (single family)
Keluarga yang terjadi karena perceraian atau kematian.
e) Keluarga berkomposisi
Keluarga yang perkawinannya berpoligami dan hidup secara bersama-sama.
f) Keluarga kabitas
Dua orang menjadi satu tanpa pernikahan tetapi membentuk satu keluarga.
J. Fungsi Keluarga
Menurut Friedman (1986) yang dikutip dari Setiawati & Dermawan (2008) fungsi keluarga
adalah sebagai berikut :
1) Fungsi afektif adalah fungsi internal keluarga sebagai dasar kekuatan keluarga. Di
dalamnya terkait dengan saling mengasihi, saling mendukung dan saling menghargai
antar anggota keluarga.
2) Fungsi sosialisasi adalah fungsi yang mengembangkan proses interaksi dalam keluarga.
Sosialisasi dimulai sejak lahir dan keluarga merupakan tempat individu untuk belajar
bersosialisasi.
3) Fungsi reproduksi adalah fungsi keluarga untuk meneruskan kelangsungan keturunan
dan menambah sumber daya manusia.
4) Fungsi ekonomi adalah fungsi keluarga untuk memenuhi kebutuhan seluruh anggota
keluarganya yaitu sandang, pangan dan papan.
5) Fungsi perawatan kesehatan adalah fungsi keluarga untuk mencegah terjadinya masalah
kesehatan dan merawat anggota keluarga yang mengalami masalah kesehatan.

K. Tugas keluarga di bidang kesehatan


Menurut suprajitno (2004) sesuai fungsi pemeliharaan kesehatan, keluarga mempunyai
tugas di bidang kesehatan yang perlu dipahami dan dilakukan meliputi:
1) Mengenal masalah kesehatan keluarga. Kesehatan merupakan kebutuhan keluarga
yang tidak boleh diabaikan karena tanpa kesehatan, segala sesuatu tidak akan berarti dan
karena kesehatanlah terkadang seluruh kekuatan sumber daya dan dana keluarga habis
sehingga orang tua perlu mengenal keadaan kesehatan dan perubahan-perubahan yang
dialami anggota keluarga.
2) Memutuskan tindakan kesehatan yang tepat bagi keluarga. Tugas ini merupakan upaya
keluarga yang utama untuk mencari pertolongan yang tepat sesuai dengan keadaan
keluarga, dengan pertimbangan siapa diantara keluarga yang mempunyai kemampuan
memutuskan untuk menentukan tindakan keluarga. Tindakan kesehatan yang dilakukan
oleh keluarga diharapkan tepat agar masalah kesehatan dapat dikurangi atau bahkan
teratasi. Jika keluarga mempunyai keterbatasan dapat meminta bantuan kepada orang di
lingkungan tempat tinggal keluarga agar memperoleh bantuan.
3) Merawat keluarga yang mengalami gangguan kesehatan. Sering kali keluarga
mengambil tindakan yang tepat dan benar, tetapi keluarga memiliki keterbatasan yang
telah diketahui keluarga sendiri. Dengan demikian, anggota keluarga yang mengalami
gangguan kesehatan perlu memperoleh tindakan lanjut atau perawatan agar masalah yang
lebih parah tidak terjadi. Perawatan dapat dilakukan di institusi pelayanan kesehatan atau
di rumah apabila keluarga telah memiliki kemampuan melakukan tindakan untuk
pertolongan pertama.
4) Memodifikasi lingkungan keluarga untuk menjamin kesehatan keluarga.
5) Memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan di sekitarnya bagi keluarga.
Konsep Dasar Asuhan Keperawatan Keluarga
1. Pengertian
Asuhan keperawatan keluarga adalah metode ilmiah yang digunakan secara sistimatis
untuk mengkaji dan menentukan masalah kesehatan dan keperawatan keluarga,
merencanakan asuhan keperawatan, dan melaksanakan intervensi keperawatan terhadap
keluarga sesuai dengan rencana yang telah disusun dan mengevaluasi mutu hasil asuhan
keperawatan yang dilakukan terhadap keluarga (Effendy 1998).
Proses keperawatan adalah metode kerja dalam pemberian pelayanan keperawatan
untuk menganalisa masalah pasien secara sistematik, menentukan cara pemecahannya,
melaksanakan tindakan dan mengevaluasi hasil tindakan yang telah dilaksanakan (Effendy,
1995).
2. Tahap-tahap dalam proses keperawatan keluarga
Tahap-tahap dalam proses keperawatan bergantung satu sama Yang lainnya dan bersifat
dinamis, dan disusun secara sistematis untuk mengambarkan dari tahap yang satu ke tahap
yang lain, dengan tahap-tahap sebagai berikut:
a. Pengkajian
Pengkajian adalah merupakan tahapan terpenting dalam proses keperawatan, mengingat
pengkajian sebagai awal bagi keluarga untuk mengidentifikasi data-data yang ada pada
keluarga (Setiawati, 2008)
Yang termasuk dalam tahap ini adalah:
1) Pengumpulan data
Proses pengumpulan data diperoleh melalui, proses wawancara/anamnese,
pengamatan/observasi, pemeriksaan fisik dengan cara: inspeksi, palpasi, perkusi dan
auskultasi (Effendy, 1998).
2) Analisa data
Analisa data merupakan kegiatan pemilahan data dalam rangka proses klarifikasi dan validasi
informasi untuk mendukung penegakkan diagnosa keperawatan keluarga yang akurat.
3) Perumusan masalah
Rumusan masalah kesehatan keluarga dapat menggambarkan keadaan kesehatan keluarga
dan status keluarga, karena merupakan hasil dari pemikiran dan pertimbangan yang akurat
tentang situasi kesehatan lingkungan, norma, nilai, kultur, yang dianut oleh keluarga tersebut
yang diambil berdasarkan hasil analisa konsep, prinsip, teori dan standar yang dapat
dijadikan acuan dalam menganalisa sebelum mengambil keputusan tentang masalah
kesehatan keluarga, yang mengacu kepada tipologi masalah kesehatan keluarga dalam
melaksanakan tugas-tugas dalam bidang kesehatan (Effendy, 1995).
b. Diagnosa keperawatan keluarga, dan prioritas diagnosa keperawatan keluarga.
1) Diagnosa keperawatan keluarga
Diagnosa keperawatan keluarga merupakan kumpulan pernyataan dari uraian hasil
wawancara, pengamatan langsung dan pengukuran menggunakan status kesehataan mulai
dari potensial, resiko tinggi, sampai masalah aktual. Masalah keperawatan aktual
memberikan gambaran tanda dan gejala yang jelas yang mendukung bahwa masalah benar-
benar terjadi, masalah resiko ditunjukkan dengan data yang mengarah pada timbulnya
masalah kesehatan bila tidak segera ditangani, dan masalah potensial/sejahtera adalah
merupakan status kesehatan berada pada kondisi sehat dan ingin meningkatkan lebih optimal
(Setiawati, 2008).
Diagnosa keperawatan ditegakkan menurut Setiawati (2008) adalah:
a) Ketidakmampuan keluarga mengenal masalah
b) Ketidakmampuan merawat anggota keluarga (anak)
c) Ketidakmampuan merubah perilaku anggota keluarga (anak)
d) Ketidaksangupan keluarga dalam mengambil keputusan
e) Ketidaksangupan menciptakan / mengatur anggota keluarga (anak)
f) Ketidaktahuan keluarga tentang
2) Prioritas diagnosa keperawatan keluarga
Menurut Setiawati (2008), prioritas masalah didasarkan atas tiga komponen:
a) Kriteria penilaian
Kriteria masalah terdiri atas :
(1) Sifat masalah yang terdiri dari :
(a) Aktual dengan nilai 3
(b) Resiko tinggi dengan nilai 2
(c) Potensial dengan nilai 1
Pembenaran mengacu pada masalah yang sedang baru terjadi, baru menunjukan tanda
dan gejala atau bahkan dalam kondisi sehat.
(2) Kemungkinan masalah untuk diubah
(a) Mudah dengan nilai 2
(b) Sebagian dengan nilai 1
(c) Tidak dapat dengan nilai 0
Pembenaran mengacu pada: masalah, sumber daya keluarga, sumber daya perawat dan
sumber daya lingkungan.
(3) Potensial masalah untuk dicegah:
(a) Tinggi dengan nilai 3
(b) Cukup dengan nilai 2
(c) Rendah dengan nilai 1
Pembenaran mengacu pada berat ringannya masalah, jangka waktu terjadi masalah,
tindakan yang akan dilakukan, kelompok resiko tinggi yang bisa dicegah.
(4) Menonjolnya masalah
(a) Segera diatasi dengan nilai 2
(b) Tidak segera diatasi dengan nilai 1
(c) Tidak dirasakan ada masalah dengan nilai 0.
Pembenaran mengacu kepada: kurang pengetahuan keluarga terhadap masalah.
b) Bobot
(1) Sifat masalah dengan bobot 1
(2) Kemungkinan masalah untuk diubah dengan bobot 2
(3) Potensial masalah untuk dicegah dengan bobot 1
(4) Menonjolnya masalah dengan bobot 1.
c) Pembenaran
(1) Alasan untuk menentukan sub kriteria
(2) Dampak terhadap kesehatan keluarga
(3) Ditunjang dari data hasil pengkajian.
Caranya dapat dilihat pada tabel 2
Tabel 2
Sistim Skoring
No Kriteria Nilai Bobot Pembenaran
1. Sifat Masalah Mengacu pada masalah
Skala: yang sedang terjadi
- Aktual 3 1 dengan menunjukan
- Resiko tinggi 2 tanda dan gejala atau
- Potensial 1 bahkan dalam kondisi
sehat.
2. Kemungkinan masalah dapat diubah Mengacu pada
Skala: masalah, sumberdaya
- Mudah 2 keluarga, semberdaya
- Sebagian 1 2 perawat dan
- Tidak dapat 0 sumberdaya
lingkungan.
3. Potensi masalah untuk dicegah Mengacu pada berat
Skala : ringannya masalah,
- Tinggi 3 1 jangka waktu
- Cukup 2 terjadinya masalah,
- Rendah 1 tindakan yang akan
dilakukan, kelompok
resiko tinggi yang bisa
dicegah.
4. Menonjol masalah Mengacu pada kurang
Skala: pegetahun keluarga
- Segera diatasi 2 1 terhadap masalah.
- Tidak segera diatasi 1
- Tidak dirasakan ada masalah 0
Sumber : Santun Setiawati (2008).

3) Skoring
Menurut Effendy (1998), system scoring untuk menentukan prioritas masalah sebagai
berikut:
(a) Tentukan skor untuk setiap kriteria
(b) Skor dibagi dengan angka tertinggi dan dikalikan dengan

Skor
x bobot Jumlahkan skor
Angka tertinggi untuk semua
criteria

(c) Skor tertinggi adalah 5 dan sama untuk semua bobot


4) Berdasarkan masalah yang diangkat oleh peneliti dalam karya tulis ilmiah ini, maka diagnosa
keperawatan yang diprioritaskan adalah ketidaktahuan keluarga tentang masalah kesehatan
yang terjadi dalam keluarga.

c. Perencanaan / Intervensi Keperawatan Keluarga


Menurut Association Nursing American (ANA) yang dikutip oleh (Setiawati, 2008).
Mendefenisikan intervensi sebagai rencana tindakan perawat untuk kepentingan klien atau
keluarga.
Tujuan umum dalam perencanaan intervensi adalah: untuk meningkatkan pengetahuan
keluarga yang disebabkan karena kurangnya pengetahuan keluarga.

d. Implementasi
Menurut Setiawati (2008), implementasi merupakan aktualisasi dari perencanaan yang
telah disusun oleh perawat sebelumnya. Prinsip yang mendasari implementasi keperawatan
keluarga antara lain:
1) Implementasi mengacu pada rencana perawatan yang dibuat.
2) Implementasi dilakukan dengan tepat memperhatikan prioritas masalah.
3) Kekuatan-kekuatan keluarga berupa finasial, motivasi, dan sumber-sumber pendukung
lainnya jangan diabaikan.
4) Pendokumentasian implementasi keperawatan keluarga jangan terlupakan dengan
menyertakan tanda tangan petugas sebagai bentuk tanggung gugat dan tanggung jawab
profesi.
e. Evaluasi
Evaluasi merupakan tahap terakhir dalam proses keperawatan keluarga. Evaluasi merupakan
tahap terakhir yang menentukan apakah tujuan tercapai sesuai dengan yang ditetapkan dalam
tujuan di rencana keperawatan (Setiawati, 2008).
Macam-macam evaluasi:
1) Evaluasi Struktur
Evaluasi struktur berhubungan erat dengan bahan, tenaga, maupun dana yang diperlukan
dalam suatu kegiatan (Setiawati, 2008).
2) Evaluasi Proses
Evaluasi proses merupakan evaluasi yang dilakukan selama proses kegiatan berlangsung,
untuk mencapai kualitas dalam hal penyuluhan kesehatan yang diberikan kepada keluarga
dalam upaya mengatasi masalah dalam keluarga.
3) Evaluasi Hasil
Evaluasi hasil merupakan hasil akhir dari pemberian asuhan keperawatan (Setiawati,
2008). Evaluasi yang diharapkan pada keluarga dalam upaya mengatasi masalah dalam
keluarga.
f. Catatan perkembangan
Catatan perkembangan kesehatan keluarga merupakan indikator keberhasilan tindakan
keperawatan keluarga, yang diberikan pada keluarga oleh petugas kesehatan, karakteristik
evaluasi dengan pedoman SOAP (Subjek, Objek, Analisa, dan Perencanaan).
LANDASAN TEORI MEDIS
TB PARU

I. PENGERTIAN
Tuberkulosis (TB) paru adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh
Mycrobacterium Tuberculosis dengan gejala yang sangat bervariasi.

II. ETIOLOGI
Tuberkulosis paru adalah penyakit menular yang disebabkan oleh basil
mikrobakterium tuberkulosis tipe humanus, sejenis kuman yang berbentuk batang dengan
ukuran panjang 1-4/mm dan tebal 0,3-0,6/mm. Sebagian besar kuman terdiri atas asam
lemak (lipid). Lipid inilah yang membuat kuman lebih tahan terhadap asam dan lebih
tahan terhadap gangguan kimia dan fisik.
Kuman ini tahan hidup pada udara kering maupun dalam keadaan dingin (dapat
tahan bertahun-tahun dalam lemari es). Hal ini terjadi karena kuman berada dalam sifat
dormant. Dari sifat dormant ini kuman dapat bangkit kembali dan menjadikan
tuberkulosis aktif kembali. Sifat lain kuman adalah aerob. Sifat ini menunjukkan bahwa
kuman lebih menyenangi jaringan yang tinggi kandungan oksigennya. Dalam hal ini
tekanan bagian apikal paru-paru lebih tinggi dari pada bagian lainnya, sehingga bagian
apikal ini merupakan tempat predileksi penyakit tuberkulosis.

III. PATHOFISIOLOGI
Port de entri kuman microbaterium tuberculosis adalah saluran pernafasan,
saluran pencernaan, dan luka terbuka pada kulit, kebanyakan infeksi tuberculosis terjadi
melalui udara (air borne), yaitu melalui inhalasi droppet yang mengandung kuman-
kuman basil tuberkel yang berasal dari orang yang terinfeksi.
Basil tuberkel yang mencapai permukaan alveolus biasanya diinhalasi terdiri dari
satu sampai tiga gumpalan basil yang lebih besar cenderung tertahan di saluran hidung
dan cabang besar bronkus dan tidak menyebabkan penyakit. Setelah berada dalam ruang
alveolus biasanya di bagian bawah lobus atau paru-paru, atau di bagian atas lobus bawah.
Basil tuberkel ini membangkitkan reaksi peradangan. Leukosit polimorfonuklear tampak
pada tempat tersebut dan memfagosit bacteria namun tidak membunuh organisme
tersebut. Sesudah hari-hari pertama maka leukosit diganti oleh makrofag. Alveoli yang
terserang akan mengalami konsolidasi dan timbul gejala pneumonia akut. Pneumonia
seluler ini dapat sembuh dengan sendirinya sehingga tidak ada sisa yang tertinggal, atau
proses dapat juga berjalan terus, dan bakteri terus difagosit atau berkembang biak di
dalam sel. Basil juga menyebar melalui getah bening menuju ke kelenjar bening regional.
Makrofag yang mengadakan infiltrasi mcajadi lebih panjang dan sebagian bersatu
sehingga membentuk sel tuberkel epiteloit, yang dikelilingi oleh fosit. Reaksi ini
biasanya membutuhkan waktu 10 sampai 20 hari.

IV. MANIFESTASI KLINIS


Gejala utama TB paru adalah batuk lebih fari 4 minggu dengan atau tanpa
sputum, malaise, gejala flu, demam derajat rendah, nyeri dada dan batuk darah.
Pasien TB paru menunjukan gejala klinis, yaitu :
1. tahap asimtomatis
2. gejla TB paru yang khas, kemudian stagnasi dan regresi
3. eksaserbasi yang memburuk.
4. gejala berulang dan menjadi kronik.
Pada pemeriksaan fisik dapat ditemukan tanda-tanda :
1. tanda-tanda infiltrat (redup, bronkial, ronki basah, dan lain-lain)
2. tanda-tanda penarikan paru, diagfragma dan mediastinum,
3. skret disaluran nafas dan ronki.
4. suara nafas amforik karena adanya kafitas yang berhubungan langsung dengan
bronkus.

V. DIAGNOSIS
1. Anamnesis pada pemeriksaan fisik
2. Laboratorium darah rutin ( LED normal atau meningkat,limfositosis)
3. Foto thoraks PA dan lateral.gambaran foto toraks yang menunjang diagnosis TB,
yaitu :
a. Bayangan lesi terletak di lapangan atas paru atau segmen apikal lobus bawah.
b. Bayangan berawan (patchy) atau berbercak (nodular)
c. Adanya kavitas, tunggal atau ganda
d. Kelainan bilateral, terutama di lapangan atas paru
e. Adanya klasifikasi
f. Bayangan menetap pada foto ulang beberapa minggu kemudian
g. Bayangan milier

4. Pemeriksaan sputum BTA


pemeriksaan sputum BTA memastikan diagnosis TB paru, namun pemeriksaan
ini tidak sensitif karena hanya 30-70 persen pasien TB yang dapat didiagnosis
berdasarkan pemeriksaan ini

5. Tes PAP (peroksidase anti peroksidase)


merupakan uji serologi imunoperoksidase memakai alat histogen
imunoperoksidase staning untuk menentukan adanyan IgG spesifik terhadap basil
TB
6. Tes mantoux / tuberkulin

7. Teknik polymerase chain reaction


deteksi DNA kuman secara spesifik melalui aplifikasi dalam berbagai tahap
sehingga dapat mendeteksi meskipun hanya ada 1 mikroorganisme dalam spesimen.
Juga dapat mendeteksi adanya retensi
8. Becton Dickinson Diagnostik Instrumen System (BACTEC)
deteksi grouth index berdasarkan CO2 yang di hasilkan dari metabolisme asam
lemak oleh M. Tuberculosis
9. Enzyme Linked Immunosorbent Assay
deteksi respon humoral memakai antigen-antibody yang terjadi. Pelaksanaannya
rumit dan antibody dapat menetap dalam waktu lama sehingga menimbulkan
masalah

10. MYCODOT
Deteksi antibody memakai antigen lipoarabinomannan yang di rekatkan pada
suatu alat berbentuk seperti sisir plasti, kemudian dicelupkan dalam serum pasien.
Bila terdapat antibody spesifik dalam jumlah memadai maka warna sisir akan
berubah

VI. Klasifikasi diagnostik TB adalah :


1. TB paru
a. BTA mikroskopis langsung (+) atau biakan (+), kelainan foto toraks menyokong
TB, dan gejala klinis sesuai TB
b. BTA mikroskopis langsung atau biakan (-), tetapi kelainan rontgen dan klinis
sesuai TB dan memberikan pebaikan pada pengobatan awal anti TB (intial
therapy) pasien golongan ini memerlukan pengobatan yang adekuat
2. TB paru tersangaka
Diagnosis pada tahap ini bersifat sementara sampai hasil pemertiksaan BTA didapat
(paling lambat 3 bulan). Pasien dengan BTA mikroskopis langsung (-) atau belum
ada hasil pemeriksaan ataupemeriksaan belum lengkap, tetapi kelainan rontgen dan
klinis sesuai TB paru. Pengobatan dengan anti TB sudah dapat dimulai

3. bekas TB (tidak sakit)


ada riwayat TB pada pasien di masalalu dengan atau tanpa pengobatan atau
gambaran rontgen normal atau abnormal tetapi stabil pada foto serial dan sputum
BTA(-). Kelompok ini tidak perlu diobati

VII. PENATALAKSANAAN
Obat anti TB ( OAT )
OAT harus diberikan dalam kombinasi sedikitnya 2 obat yang bersifat bakterisid dengan
atau tanpa obat ketiga. Tujuan pemberian OAT, antara lain :
Membuat konversi sputum BTA positif menjadi negatif secepat mungkin melalui
kegiatan bakterisid.
Mencegah kekambuhan dalam tahun pertama setelah pengobatan dengan kegiatan
sterilisasi
Menghilangkan atau mengurangi gejala dan lesi melalui perbaikan daya tahan
imunologis.
Maka pengobatan TB dilakukan melalui 2 fase, yaitu:
a. fase awal intensif, dengan kegiatan bakterisid untuk memusnahkan populasi kuman
yang membelah dengan cepat.
b. Fase lanjutan, melalui kegiatan sterilisasi kuman pada pengobatan jangka pendekatau
kegiatan bakteriostatik pada pengobatan konvensional.
OAT yang biasa digunakan antara lain isoniazid ( INH ), rimpafisin ( R ), Pirazinamid
( Z ) dan streptomisin ( S ) yang bersifat bakterisid dan etambutol ( E ) yang bersifat
bakteriostatik.
Penilaian keberhasilan pengobatan didasarkan pada hasil pemeriksaan bakteriologi,
radiologi, dan klinis. Kesi
nambungan TB paru yang baik akan memperlihatkan sputum BTA (-) adanya
perbaikan radiologi, dan menghilangnya gejala.
PRE PLANNING PENGKAJIAN TENTANG PENYAKIT TUBERCULOSIS
PADA KELUARGA TN. J. DI KELURAHAN JALAN BARU
WILAYAH KERJA PUSKESMAS Ch.M.TIAHAHU
AMBON

Hari/ Tanggal : Rabu:24-11-2016


Waktu : 60 Menit
Tempat : Rumah Keluarga TN.Y Kelurahan Jalan Baru
(RW.004/RT006)
Topik Kegiatan : Pengkajian Askep Keluarga dengan Penyakit
Tuberculosis
A. Latar Belakang

Keluarga sebagai penerima pelayanan kesehatan dibutuhkan peran aktif dalam seluruh
proses perubahan sejak pengenalan masalah kesehatan sampai penanggulangan sebagai fokus
keperawatan keluarga berupa promotif dan preventif.
Status kesehatan masyarakat sekarang ini belum mencapai tingkat yang maksimal.
Seperti yang telah di programkan oleh Negara, salah satu di antara nya penanggulangan
pasien dengan penyakit tuberculosis (TBC). Seperti yang kita ketahui sekaranga ini banyak
penderita TBC yang belum mau berobat ataupun malu ke pusat-pusat pelayanan kesehatan,
maupun tenaga-tenaga kesehatan untuk berobat, dan kalaupun ada jumlah nya sedikit.
Oleh karena itu, dengan adanya masalah yang di temukan pada keluarga Tn.Y sebagai
penderita TBC,yaitu resiko terjadi nya penularan penyakit tersebut kepada anggota keluarga
pasien (Bapak,Ibu,dan saudara ),yang di karenakan kurang nya pengetahuan keluarga
mengenai penyakit TBC. Maka dari masalah tersebut saya bermaksud memberikan
bimbingan dan pemahaman pada pasien dan keluarganya agar bisa mengetahui atau
memahami tentang penyakit TBC dan terhindar dari resiko penularan penyakit tersebut.
Dengan melihat permasalahan di atas, maka perlu di berikan asuhan keperawatan pada
keluarga, merupakan suatu metode dalam meningkatkan derajat kesehatan keluarga, baik
upaya kesehatan lingkungan, fisiologis maupun psikologis.

B. Data yang perlu di kaji


1. Data umum / data pengenalan keluarga
2. Riwayat dan tahapan perkembangan keluarga
3. Data lingkungan tempat tinggal
4. Struktur keluarga
5. Fungsi keluarga
6. Stress dan koping keluarga
7. Harapan keluarga
8. Data tambahan yang diperlukan
9. Pemeriksaan fisik dari kepala sampai kaki (Head to Toe)

C. Tujuan
1. Tujuan Umum
Memperoleh data-data yang akurat sehingga dapat mengidentifikasi masalah
kesehatan yang ada pada keluarga.

2. Tujuan Khusus
a. Terkumpul data yang diperlukan yaitu :
Data umum / data pengenalan keluarga
Riwayat dan tahapan perkembangan keluarga
Data lingkungan temapat tinggal
Struktur keluarga
Fungsi keluarga
Stress dan koping keluarga
Harapan keluarga
Data tambahan yang diperlukan
Pemeriksaan fisik dari kepala sampai kaki (Head to Toe)
b. Teridentifikasi masalah kesehatan

D. Peserta
Keluarga Tn. J

E. Setting Waktu
No Waktu Kegiatan Penanggung jawab
1 60 menit: Pengkajian: Pembimbing institusi
15 Menit Wawancara
20 Menit Observasi
25 Menit Pemeriksaan fisik
3 5 Menit Kontrak Waktu

F. Rencana kegiatan
1. Topik
Pengkajian :
a. Data umum / data pengenalan keluarga
b. Riwayat dan tahapan perkembangan keluarga
c. Data lingkungan temapat tinggal
d. Struktur keluarga
e. Fungsi keluarga
f. Stress dan koping keluarga
g. Harapan keluarga
h. Data tambahan yang diperlukan
i. Pemeriksaan fisik dari kepala sampai kaki (Head to Toe)
2. Metode
a. Wawancara
b. Observasi
c. Pemeriksaan fisik
3. Media
a. Format pengkajian
b. Alat tulis
c. Alat pemeriksaan fisik (tensi lapangan, stethoscope,thermometer dan arloji serta buku
catatan dan alat tulis)
4. Strategi pelaksanaan :
a. Orientasi
Mengucapkan salam
Memperkenalkan diri
Menjelaskan tujuan kunjungan
Memvalidasi keadaan keluarga
b. Kerja
Melakukan pengkajian
Melakukan pemeriksaan fisik
Mengidentifikasi masalah kesehatan
Memberikan dukungan pada hal-hal positif yang dilakukan keluarga
c. Terminasi
Membuat kontrak untuk pertemuan selanjutnya.
Mengucapkan salam

G. Rencana Evaluasi Kegiatan


1. Evaluasi Struktur
a. Persiapan dilaksanakan 2 hari sebelum pengkajian
b. Alat bantu/media disiapkan
c. Kontrak dengan keluarga tepat dan sesuai dengan rencana
2. Evaluasi Proses
a. Pelaksanaan sesuai waktu dan strategi pelaksanaan
b. Keluarga terlihat aktif dalam kegiatan pengumpulan data dan memberikan respon
verbal dan nonverbal dengan baik.
3. Evaluasi Hasil
a. Didapatkan data-data pengkajian yang diperlukan
b. Teridentifikasi masalah kesehatan
ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA TN. N DENGAN TUBERCULOSIS
PADA KELUARGA TN. Y DI KELURAHAN JALAN BARU
WILAYAH KERJA PUSKESMAS Ch.M.TIAHAHU
AMBON

I. Pengkajian
Tgl /jam : 24 Nomber 2016 / 15.00 Wit.

A. Data umum
a) Nama kepala keluarga : Tn.J
Umur : 49 Tahun

Alamat : Jalan Baru RW 004/RT 006


Pekerjaan : Pegawai Swasta
Pendidikan : S1
b) Komposisi keluarga :

Tabel 1
Data Anggota Keluarga
Hubungan
Jenis
No Nama Umur dgn Pendidikan pekerjaan
kelamin
keluarga
1 Tn. J Laki-laki 49 Thn Ayah S1 Pegawai Suasta
2 Ny.E Perempuan Thn Ibu SI PNS(Guru)
3 Tn.J Laki-laki 20 Thn Pasien MahaSiswa -
4 Tn.A Laki-Laki 18 Thn Adik MahaSiswa -
5 a/Y Perempuan 10 Thn Adik SD -

c) Tipe keluarga
Keluarga Tn. J adalah keluarga inti (Nuclear Family), adalah kelurga yang di
dalamnya terdapat Ayah,Ibu dan Anak. Tinggal dalam satu rumah,di tetapkan oleh
sanksi-sanksi legal dalam satu ikatan perkawinan,satu atau ke duanya dapat
bekerja di luar rumah.
d) Suku / Bangsa
Keluarga Tn. J adalah suku buton bangsa Indonesia, kebiasaan dalam keluarga
apabila ada yang sakit langsung ke puskesmas Valentine untuk segera
mendapatkan pengobatan.
e) Agama
Keluarga Tn. J menganut agama Islam dan menjalankan kewajiban sholat lima
waktu, semua yang dilakukan tidak boleh bertentangan dengan ajaran agama
Islam.
f) Status sosial ekonomi keluarga
Penghasilan Keluarga dapat mencukupi kebutuhan sehari-hari karena ayah
bekerja sebagai Pegawai Swasta dan penghasilannya perbulan kurang lebih
Rp.3.000.000. Dan Ibu Bekerja Sebagai PNS Dan Penghasilannya kurang lebih
3.500.000.000 Keluarga tinggal menetap di rumah sendiri. Ayah dapat memenuhi
kebutuhan keluarganya sehari-hari.
g) Keluarga tidak mempunyai kebiasaan rutin untuk berekreasi ke luar kota.
Biasanya hanya menonton televisi sambil bercerita di rumah.

A. Riwayat dan Tahapan Perkembangan Keluarga


1 Tahap perkembangan keluarga saat ini yaitu Keluarga menjga dan melihat serta
memantau perkembangan anak,dan memperhatikan segala kebutuhan anak mereka,
karena ketiga Anak mereka masih berada dalm tahap pendidikan. Dan ibunya selalu
memperhatikan kesehatan anakanya bila ada anak yang sakit mereka langsung
membawa nya ke RS / PUSKESMAS terdekat.
1. Riwayat keluarga inti
Ibu mengatakan bahwa suaminya adalah pilihan sendiri dan disetujui oleh orang tua
dan akhirnya mereka menikah.
2. Riwayat keluarga sebelumnya
Orang tua pasien tidak mempunyai kebiasaan kawin cerai, pemabuk ataupun berjudi.
3. Riwayat Keluarga selanjutnya

Tabel 2
Riwayat Kesehatan masing - masing anggota keluarga
Keada
Tindakan
N an
Nama Umur Imunisasi Masalah kesehatan yang
o keseha
dilakukan
tan
1 Tn. J 49 Thn Sehat Lengkap Tidak Ada -
2 Ny.H 50 Thn Sehat Lengkap Tidak Ada -
3 Tn.J 20Thn Sakit Lengkap TBC: Pasien mengidap Bila sakit
penyakit ini sjak 1 bulan di
yang lalu minggu pertama anjurkan
pasien hanya batuk-batuk pergi ke
bias alma-kelamaan dada puskesmas
pasien terasa sakit . terdekat
Kemudian ibunya
menyuruh pasien untuk
Periksa di puskesmas
VALANTINE,hasilnya
setelah pasien melakukan
Foto Rontgen hasil: kesan
TB paru. Dan Pasien di
anjurkan untuk kmbali ke
puskesmas untk melakukan
pengobatan selanjutnya

4 Tn.A 18 Thn Sehat Lengkap Tidak Ada -


5 a/Y 10 Thn Sehat Lengkap Tidak Ada -

4. Riwayat penyakit keturunan : Tidak ada riwayat penyakit keturunan


5. Obat-obat yang sedang di konsumsi :
1 Isoniazid / Rifampicin 150 mg 3x seminggu
2 Rifampicin 150 mg / Isoniazid 75 mg /Pyrazinamide 400 mg / Ethambutol
Hidrochloride 275 mg 1x1

B. Lingkungan
1. Karakteristik rumah
a. Riwayat rumah yang di tempati
Rumah yang ditempati adalah rumah milik orang tua pasien dengan luas rumah 4
x 6 m2. Rumah terdiri dari 2 lantai. Lantai 1 terdiri dari 1 kamar tidur. Ruang tamu
yang bersatu dengan ruang TV, dapur & ruang makan ada 2 jendela tetapi tidak
pernah dibuka dan ventilasi, kamar mandi. Lantai 2 terdiri dari 4 Dimana salah
satu kamar di tmpati oleh pasien. ruang kamar dengan jendelanya masing-masing.
Rumah tersebut berjenis permanen, atap rumah adalah seng, Penerangan rumah
keluarga Tn. J adalah menggunakan listrik, Lantai rumah Tn. J adalah lantai
semen, Kebersihan rumah secara keseluruhan adalah cukup, Cahaya yang masuk
ke rumah pada siang hari sangat sedikit mengingat rumah pasien yang
berdempetan dengan rumah tetangga. Lingkungan sekitar rumah bersih, rumah
terasa pengap. Keluarga mengatakan merasa cukup nyaman dengan keadaan
rumahnya seperti itu.
Lantai 2 Lantai 1
Dapur &
R.makan R. tamu & R. TV

K.1
WC

Denah Rumah

1) Sanitasi dan penggunaan sarana air bersih


Sumber air minum yang didapat dari air ledeng untuk minum dan keperluan lainnya.
2) Karakteristik tetangga dan komunitas RW
Lingkungan sekitar keluarga seluruhnya beragama Islam dan mayoritas berasal dari
Buton (Sulawesi Tenggara) dan hubungan sosial antara keluarga dan tetangga baik
3) Mobilitas geografis keluarga
Keluarga Tn. J Setelah awal menikah tempat tinggal mereka di kelurahan Jalan Baru
sampai sekarang
4) Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat
Tidak mempunyai perkumpulan, tetapi pasien dan keluarga senang berinteraksi dengan
tetangga-tetangga rumah, waktu yang digunakan bila sedang berkumpul yaitu saat
melaksanakan ibadah.
5) Sistem pendukung keluarga
Kebutuhan hidup setiap hari dibiayai oleh Tn.J dan biasanya juga dibantu oleh ibu
pasien.

C. Struktur keluarga
1) Pola komunikasi keluarga
Keluarga saling terbuka satu sama lain. Dalam kegiatan Tn. J apabila ada masalah
didiskusikan bersama istri keluarga bebas menyatakan pendapatnya tetapi yang
mengabil keputusan adalah Tn. J sebagai kepala keluarga. Pengambilan keputusan
didahului dengan cara diskusi.
2) Struktur kekuatan keluarga
Keluarga Tn. J saling mengahargai satu sama lain. Saling mendukung serta saling
membantu. Tn. J dan istri mampu merawat diri sendiri dan memenuhi kebutuhan
sehari-hari. Apabila ada masalah dalam keluarga pasti didiskusikan bersama untuk
mendapatkan solusi yang terbaik.
3) Stuktur peran
Tn. N adalah kepala keluarga dan bekerja sebagai pegawai Swasta.
Ny. H adalah seorang Guru PNS.
4) Nilai dan norma budaya keluarga
Keluarga Tn. J menerapkan aturan-aturan sesuai dengan ajaran agama islam dan taat
dalam menjalankan agama. Dalam keluarga diterapkan hidup bersih seperti mencuci
tangan sebelum makan.

D. Fungsi keluarga
1) Fungsi afektif
Setiap keluarga saling menyayangi dan menghormati satu sama lain serta saling
mendukung apabila ada salah satu keluarga yang mendapat masalah. Walaupun
tempat tinggal saudara-saudara jauh, apabila ada yang menderita sakit mereka saling
membantu walaupun hanya dengan mendoakannya agar cepat sembuh.
2) Fungsi sosialisasi
Keluarga Tn. J menekankan perlunya berhubungan dengan orang lain. Mereka selalu
bercerita dan bertukar pikiran dengan keluarga maupun orang lain.
3) Fungsi perawatan kesehatan keluarga
Tn. J mengatakan bahwa apabila ada keluarga yang sakit langsung di bawa ke
puskesmas terdekat untuk mendapatkan pertolongan yang cepat dan untuk
mendapatkan pengobatan yang tepat.
4) Fungsi reproduksi
Jumlah anak 3 orang. 2 laki-laki,1 perempuan
5) Fungsi ekonomi
Ny.E mengatakan bahwa penghasilannya dan suaminya sudah mampu memenuhi dan
mencukupi kebutuhan sehari-hari.

E. Stress dan Koping Keluarga


1. Stresor jangka pendek dan
jangka panjang
Stresor jangka panjang, Tn. Y sering mengeluh batuk-batuk dan dadanya terasa sakit,
hal ini membuatnya menjadi takut. Tn. N dan istrinya selalu berharap agar Tn.Y
cepat sembuh.
2. Kemampuan keluarga
berespon terhadap masalah
Jika ada masalah dalam keluarga biasanya didiskusikan bersama-sama.
3. Strategi koping yang
digunakan
Jika ada masalah dalam keluarga selalu didiskusikan bersama agar mendapatkan
solusi yang terbaik.
4. Strategi adaptasi
disfungsional
Dari hasil pengkajian keluarga tidak didapatkan adanya cara-cara keluarga untuk
mengatasi masalah secara mal adaptif.

F. Harapan keluarga terhadap asuhan keperawatan


Harapan keluarga terhadap asuhan keperawatan yaitu peyakit Tn.Y terkontrol dan
penyakitnya cepat sembuh serta tidak menular pada anggota keluarga yang lain dan
masyarakat sekitar.

G. Fungsi keperawatan keluarga


Pembrian beberapa pertanyaan pada klien dan keluarga mengenai penyakit TB Paru,
untuk mengukur tingkat pemahaman klien dan keuarga terhadap penyakit TB Paru.
Apakah mereka telah mengetahui tentang penyakit TB Paru dan cara mencegah penularan
nya.
Beberapa pertanyaan sebagai berikut :
1. Apakah bapak dan keluarga tahu apa itu penyakit TB Paru?
Jawab : Tn.J dan keluarga mengatakan bahwa Tidak tau apa itu penyakit TB.
2. Apakah bapak dan keluarga tahu bahwa penyakit TB Paru bisa menular?
Jawab : Tn. J mengatakan tidak tahu tentang resiko penyebab terjadinya penularan
penyakit Anaknya pada Keluarga
3. Bagaimana cara bapak dan keluarga untuk menghindari resiko penularan penyakit
tersebut kepada keluarga?
Jawab : Tn.J dan keluarga mengatakan tidak tau cara mnghidari resiko penyakit TB

Dari data di atas dapat di tarik kesimpulan bahwa keluarga tidak mengenal penyakit
TB yang sedang di alami oleh Tn.Y Dan keluarga belum mampu merawatnya dengan
baik , oleh karena itu setiap ada anggota keluarga yang sakit sesegera mungkin dibawa ke
PUSKESMAS terdekat.

H. Pengkajian psikososial
Dalam keluarga tidak ada masalah gangguan jiwa, hubungan keluarga dengan
tetangga baik.

I. Pola kegiatan keluarga sehari-hari


1.Nutrisi
Menu makanan yang sering di makan oleh keluarga adalah nasi,ikan, sayuran seperti
bayam, sayur asem . Tn.Y makan hanya porsi karena mulutnya terasa pahit
sehingga Tn.Y kurang napsu makan. Dan Tn. Y jarang makan di rumah karena pergi
kuliah dari pagi sampai malam. Minum yang dikonsumsi air putih, teh manis dan
kadang-kadang minum es. Keluarga tidak mengetahui tentang makanan yang tepat
untuk penderita TB.
2.Aktifitas sehari-hari
Tn. Y seorang MahaSiswa.
3.Istrahat dan tidur
Tn. Y mengatakan susah tidur pada malam hari, karena suhu ruangan yang panas.
4.Pola eliminasi
Dalam keluarga tidak ada keluhan dalam buang air besar dan buang air kecil.
5.Personal hygiene
Anggota keluarga ini biasanya mandi 2x sehari menggunakan sabun mandi dan
kebiasaan menggosok gigi 3x sehari menggunakan odol, badan tidak bau

II. Klasifikasi Data


DS : Tn. Y mengatakan :
a. Satu kamar di tempati oleh Tn.Y dengan adiknya
b. Tidak tau apa itu penyakit TB
c. Nyeri dada saat batuk
d. Makan hanya porsi
e. Mulut terasa pahit
f. Kurang napsu makan
g. Menu makanan yang sering di makan oleh keluarga.
h. Tn. J jarang makan di rumah karena pergi kuliah dari pagi sampai
malamm
i. Keluarga tidak mengetahui tentang makanan yang tepat untuk penderita
TB.
DO :
a. TD Tn. Y : 90 / 70 mmHg
b. Konjungtiva Tn. N pucat
c. BB Tn. Y kurang
d. IMT Tn. N 17,44 kg
e. Ada 2 jendela tetapi tidak pernah dibuka
f. Cahaya yang masuk ke rumah pada siang hari sangat sedikit mengingat
rumah pasien yang berdempetan dengan rumah tetangga.
g. Keluarga tidk tau cara menghindari resiko penularan penyakit TB.
h. Keluarga tidak tau Penyebab penularan penyakit TB

III. Analisa Data

No Data Etiologi Masalah


1. DS : Tn. Y mengatakan : Ketidak Kerusakan
Satu kamar ditempati oleh Tn.Y dengan mampuan penatalaksanaan
Adiknya keluarga menata pemeliharaan
DO : kesehatan rumah
Ada 2 jendela tetapi tidak pernah dibuka lingkungan
Cahaya yang masuk ke rumah pada siang hari rumah.
sangat sedikit mengingat rumah pasien yang
berdempetan dengan rumah tetangga.
2.
DS : Tn. Y mengatakan :
Makan hanya porsi Ketidak Pemenuhan

Mulut terasa pahit mampuan nutrisi kurang


keluarga dari kebutuhan
Nyeri dada saat batuk merawat anggota pada Tn.Y
Kurang napsu makan keluarga dengan

Menu makanan yang sering di makan oleh TB Paru

keluarga
Tn. N jarang makan di rumah karena bekerja
dari pagi sampai malamm
Keluarga tidak mengetahui tentang makanan
yang tepat untuk penderita TB.
DO
TD Tn. Y : 110 / 70 mmHg
Konjungtiva Tn. N pucat
BB Tn. Y kurang (36kg)
Kurangnya Ansietas
IMT Tn. Y 17,44 kg
3 pengetahuan
DS :Tn.Y Mengatakan:
Keluaga tentang
Tidak tauh apa itu penyakit TB
penyakit TB

DO
Keluarga tidak tau cara menghindar dari resiko
penularan penyakit TB
Keluarga tidak tau penyebab Terjadinya
penularan penyakit TB

IV. Diagnosa keperawatan

1. Kerusakan penatalaksanaan pemeliharaan rumah b/d Ketidak mampuan keluarga menata


kesehatan lingkungan rumah yang ditandai dengan :
DS : Tn. Y mengatakan :
Salah satu kamar ditempati oleh Tn. Y dengan Adiknya
DO :
Ada 2 jendela tetapi tidak pernah dibuka
Cahaya yang masuk ke rumah pada siang hari sangat sedikit mengingat rumah pasien
yang berdempetan dengan rumah tetangga.

2. Pemenuhan nutrisi kurang dari kebutuhan pada Tn.Y b/d Ketidakmampuan keluarga
merawat anggota keluarga dengan TB Paru yang ditandai dengan :
DS : Tn. Y mengatakan :
Makan hanya porsi
Mulut terasa pahit
Nyeri dada saat batuk
Kurang napsu makan
DO
TD Tn. Y : 110 / 70 mmHg
Konjungtiva Tn. Y pucat
BB Tn. Y kurang(36kg)
IMT Tn. Y 17,44 kg

3. Masalah Ansietas b/d Kurangya Pengetehuan keluarga Tentang Penyakit TB


DS:Tn Y Mengatakan:
Tidak tahu apa itu penyakit TB
DO:
Keluarga tidak tau cara menghindar dari resiko penyakit TB
Keluarga tidak tau penyebab terjadinya penularan penyakit TB

V. Prioritas diagnosa keperawatan keluarga


1 Pemenuhan nutrisi kurang dari kebutuhan pada Tn.Y b/d Ketidakmampuan keluarga
merawat anggota keluarga dengan TB Paru

No Kriteria Skala Bobot Skoring Pembenaran

1 Sifat Masalah : 3 1 3/3 x 1 = 1 Masalah pemenuhan nutrisi

Aktual yang kurang telah terjadi yaitu


makan hanya porsi, mulut
terasa pahit, kurang napsu
makan, konjungtiva Tn. Y
pucat, BB Tn. Y kurang, IMT
Tn. Y 17,44 kg dan kejadian
ini sudah berlangsung lama
sejak menderita sakit.
2 Kemungkinan 1 2 x2=1 Masalah masih dapat di ubah
Masalah untuk dengan memberikan tindakan
diubah: keperawatan, penyuluhan
tentang menjaga makanan
Sebagian dengan menu seimbang dan
makan secara teratur.

3 Potensial 2 1 2/3 x 1 = 2/3 Masalah masih mungkin


Masalah untuk untuk di cegah dengan makan
dicegah: yang teratur walaupun hanya
Cukup porsi makan

4 Menonjolnya 1 1 1/2 x 1 = 1/2 Tn. Y merasakan cara makan


masalah: yang salah tetapi keluarga
masih belum memahami apa
Tidak segera yang harus dilakukan karena
diatasi keluarga belum mengetahui
dampak yang akan terjadi
dengan masalah yang sedang
dialami

Total 3 1/6
2 Kerusakan penatalaksanaan pemeliharaan rumah b/d Ketidak mampuan keluarga menata
kesehatan lingkungan rumah yang ditandai dengan :

No Kriteria Skala Bobot Skoring Pembenaran

1 Sifat Masalah : 3 1 2/3 x 1 = 2/3 Masalah telah terjadi dengan


terdapat tanda dan gejala yang
Actual mendukung seperti jendela
yang tidak pernah di buka,
cahaya yang kurang.

2 Kemungkinan 0 2 0/2 x 2 = 0 Tidak ada kepedulian keluarga


Masalah untuk untuk mengubah lingkungan
diubah: rumah dan tidak ada waktu
untuk membersihkan
Tidak dapat lingkungan rumah..

3 Potensial 1 1 1/3 x 1 = 1/3 Masalah kurang untuk di


Masalah untuk cegah karena tidak ada
dicegah: kepeduliankeluarga dalam
Rendah pemeliharaan lingkungan

4 Menonjolnya 1 1 1/2 x 1 = 1/2 Keluarga belum mengetahui


masalah: dan mengenal masalah yang
akan terjadi jika lingkungan
Tidak segera tidak dipelihara.
diatasi

Total 1 5/6

3.Masalah Ansietas b/d kurangnya pengetahuan tentang penyakit TB.


NO. Kriteria Skala Bobot Skoring Pembenaran
1
2
3
4
Total
RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA

No Tujuan Kriteria Evaluasi


Dx Intervensi
Kriteria Standar
1. Setelah dilakukan Knowladge Kelurga dapat Menyebutkan pengertian 1. Kaji pengetahuan keluarga tentang
penyuluhan Diet TKTP, penggolongan nutrisi, macam- makanan yang di perbolehkan untuk
keluarga mampu macam makanan yang tergolong dalam penderita penyakit TB Paru.
2. Berikan penyuluhan pada keluarga tentang
mengenal masalah diet TKTP dan makanan pantangan untuk
pentingnya diet TKTP untuk penderita TB
kesehatan keluarga penderita TB Paru.
Keluarga mau menerima apa yang di Paru.
yang dihadapi Afektif
sampaikan dan mau melaksanakan apa
yang di sarankan
1. Berikan kesempatan kepada keluarga untuk
Keluarga mengatakan akan membeli
menentukan menu makanan yang tepat
Psikomotor daging, buah dan susu, untuk di santap
sesuai dengan penjelasan yang di berikan.
sesekali sebagai menu utama, terutama 2. Berikan pujian terhadap kemampuan
pada Tn.N ide/sikap yang positif yang diungkapkan
keluarga dalam menyikapi penjelasan yang
telah di berikan.
3. Pantau keluarga mengenai penyediaan diet
TKTP pada Tn.N

No Tujuan Kriteria Evaluasi


Dx Intervensi
Kriteria Standar
2. Setelah diberikan Knowladge Keluarga dapat menyebutkan pengertian 1 Kaji pengetahuan keluarga tentang
anjuran keluarga lingkungan yang sehat dan cara pentingnya lingkungan sehat dan rumah
mampu pentingnya lingkungan yang sehat bagi sehat bagi kesehatan keluarga
2 Kaji kondisi rumah kelurga Tn. N.
memodifikasi kesehatan keluarga terutama Tn.N
rumah 1. Ajurkan kepada keluarga untuk selalu
Keluarga mau menerima apa yang di
Afektif membuka jendela pada siang hari.
sampaikan, tetapi belum tahu kapan bisa
di laksanakan sepenuhnya.

Keluarga mampu membersihkan rumah 1. Anjurkan kepada keluarga agar selalu


dan membuka jendela pada siang hari memperhatikan kebersihan rumah dan
Psikomotor
agar cahaya matahari bisa masuk ke sekitarnya.
rumah. 2. Berikan kesempatan kepada keluarga untuk
memodifikasi rumah mereka.
PRE PLANNING IMPLEMENTASI PENYAKIT TUBERCULOSIS
PADA KELUARGA TN. Y DI KELURAHAN JALAN BARU
WILAYAH KERJA PUSKESMAS Ch.M.TIAHAHU
AMBON

Hari/Tanggal : Jumat 25 November 2016


Waktu : 2x 30 Menit
Topi Kegiatan : Implementasi keperawatan
Tempat : Rumah keluarga Tn. Y

A. Latar Belakang
Implementasi merupakan tindakan keperawatan yang dilakukan pada keluarga untuk
mengatasi masalah kesehatan dan untuk meningkatkan pengetahuan tentang tingkat
kesehatan keluarga Tn. Y.
Kemudian perawat memberikan implementasi kepada keluarga dengan melakukan
penyuluhan atau pemberian HE dan tindakan mandri serta pengobatan yang akan
dilaksanakan. Dengan demikian hal di atas yang melatarbelakangi, mahasiswa AKPER
KESDAM XVI/PATTIMURA untuk melakukan penyuluhan kesehatan kepada keluarga
Tn. Y

B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Setelah dilakukan implementasi keperawatan diharapkan keluarga Tn. Y dapat mengubah
perilaku serta kebiasaan keluarga.
2. Tujuan Khusus
Setelah melakukan implementasi keperawatan kepada keluarga Tn. Y selama 20 menit,
dirapkan keluarga Tn. Y:
Mampu memahami dan menerapkan tentang diet TKTP dan lingkungan yang
sehat serta rumah sehat bagi kesehatan keluarga.
Mampu melaksanakan / mengimplementasikan tentang penjelasan yang diberikan.
C. Setting Waktu
No Tahap Kegiatan Waktu

1 Kerja Penyuluhan tentang diet TKTP 40 Menit


Penyuluhan tentang lingkungan yang sehat dan
rumah sehat serta pentingnya bagi kesehatan
keluarga
Anjurkan kepada keluarga untuk selalu membuka
jendela pada siang hari
Anjuran untuk memodifikasi rumah keluarga Tn. N
2 Terminasi Melakukan evaluasi 20 Menit
Memberi salam penutup

D. Sasaran
Keluarga Tn. Y

E. Metode
Ceramah dan Tanya jawab

F. Media
Leaflet

G. RENCANA EVALUASI KEGIATAN


1. Evaluasi Struktur
a. Kegiatan penyuluhan telah dilakukan 1 (hari) sebelum kegiatan
b. Rencana penyuluhan dikoordinir pembimbing lapangan

2. Evaluasi Proses
a. Peserta yang hadir berjumlah 3 orang
b. Acara kegiatan bertempat di rumah Keluarga Tn. Y
c. Peserta aktif bertanya 25%

3. Evaluasi Hasil
a Keluarga Tn. Y memahami tentang Penyuluhan diet TKTP
b Keluarga Tn. Y akan mengusahakan untuk melaksanakan anjuran untuk memodifikasi
rumah keluarga Tn. Y.
c Keluarga mampu memahami dan menjalankan anjuran mengenai pentingnya lingkungan
sehat dan rumah sehat bagi kesehatan keluarga

SATUAN ACARA PENYULUHAN


DIET TKTP UNTUK PENDERITA TB PARU
PADA KELUARGA TN. N DI KELURAHAN HUNIPOPU
WILAYAH KERJA PUSKESMAS Ch.M.TIAHAHU
AMBON
HARI/TANGGAL : Jumat 25 November 2016
PUKUL
: 15.00 Wit
TOPIC
: Diet TKTP untuk penderita tb paru dan pentingnya lingkungan sehat dan
rumah sehat bagi kesehatan keluarga.
: Penyuluhan
KEGIATAN

I. LATAR BELAKANG

Gambaran masyarakat Indonesia di masa depan yang ingin dicapai Melalui pembangunan
kesehatan adalah masyarakat,bangsa dan Negara yang ditandai oleh hidup dalam lingkungan
dan perilaku hidup sehat, memiliki kemampuan untuk menjangkau pelayanan kesehatan yang
bermutu secara adil dan merata serta memiliki derajat kesehatan yang setinggi-tingginya di
seluruh Indonesia. Gambaran keadaan masyarakat Indonesia di masa depan atau misi yang
ingin di capai melalui pembangunan kesehatan tersebut dirumuskan sebagai Indonesia sehat
2010. Orientasi pembangunan kesehatan di Indonesia telah mengalami pergeseran paradigma
sehat. (Depkes,RI.1999).
Untuk mencapai tujuan pembangunan, maka sasaran pembangunan kesehatan diawali dari
keluarga, karena keluarga merupakan unit terkecil yang harus diberikan pengetahuan
mengenai kesehatan, dalam hal ini dikhususkan mengenai penyakit seperti TB Paru,
karena penyakit ini merupakan penyakit yang sudah tidak asing lagi di telingan kita. Agar
keluarga dapat mencegah dan mengatasi penyakit tersebut sedini mungkin dan mencapai
tujuan Indonesia sehat.
TB paru merupakan penyakit menular yang harus dicegah. Setiap penyakit pasti
mempunyai pantangan-pantangan tertentu, terutama mengenai makanan. Makanan pantangan
untuk penderita penyakit TB paru berbeda dengan penyakit-penyakit lainnya. Oleh karena itu
dalam kesempatan ini, perlu dilakukan penyuluhan tentang makanan yang tepat untuk
penderita TB Paru yang berupa Diet TKTP. Selain itu ada faktor pendukung lainya yaitu
lingkungan yang bersih dan sehat, maka perlu juga diadakan penyuluhan tentang pentingnya
lingkungan yang sehat bagi kesehatan keluarga.

II. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Setelah dilakukan penyuluhan selama 2x30 menit diharapkan keluarga Tn. Y dapat mengetahu
dan menerapkan tentang diet yang tepat untuk penderita TB Paru (TKTP), dan penting nya
lingkungan yang sehat bagi kesehatan keluarga

2. Tujuan Khusus
Setelah dilakukan penyuluhan selama 2x30 menit diharapkan keluarga mampu :
a Menyebutkan pengertian Diet TKTP, penggolongan nutrisi, macam-macam makanan
yang tergolong dalam diet TKTP, makanan pantangan untuk penderita TB Paru
b Dapat menerapkan anjuran untuk mengkonsumsi makanan yang bergizi (TKTP)
c Dapat menyebutkan pengertian lingkungan sehat dan rumah sehat serta menerapkan
nya dalam kehidupan sehari-hari

PESERTA : Keluarga Tn.Y


METODE : ceramah, Tanya jawab
MEDIA : Leaflet
WAKTU : 1x10 menit
TEMPAT : Rumah Keluarga Tn. Y

III. STRATEGI PELAKSANAAN

No Tahap Kegiatan Waktu

1 Kerja Menjelaskan tentang pengertian Diet TKTP, 40 Menit


penggolongan nutrisi, macam-macam makanan
yang tergolong dalam diet TKTP, makanan
pantangan untuk penderita TB Paru
Menjelaskan tentang pengertian lingkungan
sehat dan rumah sehat
2 Terminasi Melakukan evaluasi 20 Menit
Memberikan reward
Memberi salam penutup

IV. EVALUASI
1. Evaluasi Struktur
a. Materi sudah siap dan dipelajari 1 hari sebelum penyuluhan
b. Media sudah siap1 hari sebelum penyuluhan
c. Tempat sudah siap 2 jam sebelum penyuluhan
d. SAP sudah siap 1 hari sebelum penyuluhan
2. Evaluasi Proses
a. 75% peserta datang tepat waktu
b. Peserta memperhatikan penjelasan perawat
c. Peserta aktif bertanya atau memberikan pendapat
d. Media dapat digunakan secara efektif
3. Evaluasi Hasil
a Keluarga Tn. Y memahami tentang Penyuluhan diet TKTP
b Keluarga Tn. Y akan mengusahakan untuk melaksanakan anjuran untuk memodifikasi rumah
keluarga Tn. Y.
c Keluarga mampu memahami dan menjalankan anjuran mengenai pentingnya lingkungan
sehat dan rumah sehat bagi kesehatan keluarga

1. Pengertian
Diet Tinggi Kalori Tinggi Protein
(TKTP) yaitu memberikan makanan
secukupnya untuk memenuhi kebutuhan
kalori dan protein yang bertambah guna
mencegah dan mengurangi kerusakan jaringan tubuh atau guna menambah berat badan
hingga mencapai normal.

2. Penggolongan Nutrisi

Berikiut ini adalah penggolongan nutrisi yang terdiri dari : Karbohidrat, Lemak,
Protein, Vitamin, Mineral dan Air.

a. Karbohidrat

Merupakan sumber utama energi tubuh, yang biasanya di temukan pada makanan
misalnya : beras,jagung, umbi-umbian, kentang, roti,tepung-tepungan dll.

b. Protein

Sumber protein ada dua yaitu :

Protein dari bahan makanan hewani (daging , ayam, ikan,telur)

Protein dari makanan nabati (tempe,tahu,kacang merah, kacang tanah, kacang


hijau dll)

c. Lemak

Contoh nya terdapat pada margarine atau mentega, minyak dalam jumlah terbatas.
Yang berfungsi sebagai Pengaturan tekanan darah, denyut jantung, pelebaran
pembuluh darah, pembekuan darah.

d. Vitamin

Berguna untuk mempertahankan kesehatan. Ada beberapa macam vitamin, yaitu:

Vitamin A

Vitamin B

Vitamin C

Vitamin E

Vitamin K

e. Mineral

Zat mineral yang penting bagi tubuh manusia yaitu :

Zat kapur

Berguna untuk pembentukan tulang dan gigi. .

Zat besi (fe)


Berguna untuk pembentukan sel darah merah.

Zat Iodium

Berguna untuk mencegah penyakit gondok .

f. Air
Tubuh manusia, dua pertiganya terbentuk
dari air. Air adalah zat gizi esensial, tak
tergantikan, yang terlibat dalam setiap
fungsi tubuh kita. Air menbantu transpotasi
zat gizi dan zat sisa metabolisma dari dan
keluar sel. Air diperlukan untuk semua
fungsi pencernaan, penyerapan, sirkulasi
darah, dan pembuangan. Air diperlukan
untuk pemanfaatan vitamin yang larut air. Air dibutuhkan untuk menjaga suhu tubuh
tetap stabil pada suhu yang tepat. Kita disarankan minum air minimal 8 gelas setiap
hari.

3. Makanan pantangan
Semua jenis makanan sebenarnya di perbolehkan bagi pasien dengan TB Paru akan
tetapi ada beberapa jenis makanan yang dapat
menimbulkan efek seperti batuk, dan menambah
produksi lendir maka makanan tersebut yang
tidak di perbolehkan bagi pasien tersebut missal
nya seperti : makanan yang manis-manis dan
pedas-pedas serta makanan yang berminyak.

I. LINGKUNGAN SEHAT

1. Pengertian
Tempat pemukiman dengan segala sesuatunya dimana terdapat lebih dari 1
rumah dan disertai dengan keadaan atau kondisi lingkungan nya yang nyaman dan
sehat. Serta yang langsung terkena cahaya matahari (tidak pengap).

2. Syarat lingkungan sehat

Ada 3 syarat pokok yang harus


diperhatikan yaitu:

1. Kebersihan

2. Kerapihan

3. Keindahan

3. Manfaat dari lingkungan


sehat

Dapat menciptakan keindahan dan kenyamanan


Dapat menyehatkan tubuh
Jauh dari penyakit

II. RUMAH SEHAT

1. Pengertian

Rumah sehat adalah rumah yang memenuhi syarat kebersihan dan kesehatan.
Rumah sehat akan membuat hidup kita terasa nyaman dan tenteram. Rumah sehat
juga bisa membuat hidup kita tertib dan teratur.

2. Syarat-syarat Rumah Sehat

Adapun syarat-syarat rumah sehat adalah:

Bersih
Cahaya yang cukup
Pertukaran udara yang baik
Suhu dan kelembaban dalam ruangan baik
Ada air bersih
Ada selokan air
Ada tempat pembuangan sampah

Banyak cara untuk menciptakan rumah yang sehat. Tiap anggota keluarga
wajib untuk menciptakan rumah yang sehat. Salah satu cara yang dapat dilakukan
yaitu menjaga kebersihan rumah.

Menjaga kebersihan rumah dapat dimulai dengan menjaga kesehatan diri sendiri.

Rajin membersihkan Rumah

Jangan bersin dan meludah


sembarangan

Jika anda batuk tutuplah mulut


Rajinlah menjemur bantal, guling dan kasur

Pada pagi hari bukalah jendela agar sinar matahari dapat masuk.

Usahakan agar tempat sampah diberi tutup agar lalat tidak berterbangan.
Sumur dan WC hendaknya diberi jarak yang cukup agar air tetap bersih dan sehat.

Selokan untuk aliran limbah cair harus sering dibersihkan. Janganlah memasukkan
limbah padat ke dalam selokan agar tidak mampat
PRE PLANNING EVALUASI TENTANG PENYAKIT TUBERCULOSIS
PADA KELUARGA TN. N DI KELURAHAN HUNIPOPU
WILAYAH KERJA PUSKESMAS Ch.M.TIAHAHU
AMBON

Hari/ Tanggal : Minggu 27 November 2016


Waktu : 2 x 15 menit
Tempat : Kelurahan Jalan Baru
Topik Kegiatan : Memantau pencapaian/ keberhasilan dari hasil penyuluhan
Metode : Observasi atau pengamatan

A. Latar Belakang
Evaluasi merupakan kegiatan yang dilakukan dengan tujuan untuk membandingkan
antara hasil implementasi dengan kriteria dan standar yang telah ditetapkan untuk melihat
keberhasilannya.
Evaluasi ini dilakukan dalam rangka untuk melihat kembali tujuan keperawatan yang
telah dilakukan pada keluarga Tn. Y dengan resiko tinggi terjadi peningkatan penyakit
berulang. Penyuluhan merupakan salah satu tahap dari proses keperawatan keluarga
dimana perawat mendapatkan kesempatan untuk memberikan informasi dan
membangkitkan minat keluarga untuk mengadakan perbaikan kearah perilaku hidup sehat
maka harus memahami teknik-teknik motivasi tindakan keperawatan keluarga mencakup
bagian atau tindakan yang telah termuat pada rencana tindakan ( intervensi ), dan
penyuluhan merupakan salah satu tindakan nyata dari asuhan yang diterapkan.

B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Setelah dilakukan evaluasi diharapkan keluarga Tn. Y sudah mempunyai
pengetahuan tentang penyakit Tuberculosis dan mampu melakukan perawatan pada
anggota keluarganya.

2. Tujuan Khusus
Setelah 30 menit penyajian materi diharapkan keluarga Tn. Y:
Keluarga Tn. Y mampu menyebutkan kembali pengertian Diet TKTP,
penggolongan nutrisi, macam-macam makanan yang tergolong dalam diet TKTP,
makanan pantangan untuk penderita TB Paru
Keluarga mampu menerapkan diet TKTP dalam kehidupan sehari-hari
Keluarga Tn. Y mampu menyebutkan kembali pengertian Lingkungan sehat dan
rumah sehat
Keluarga mampu mencitakan lingkungan yang sehat dan rumah yang sehat

C. Evaluasi Rencana Kegiatan


1 Evaluasi Struktur
Informasi dan rencana kegiatan disampaikan kepada keluarga Tn. Y, sebelum kegiatan
penyuluhan dilaksanakan persiapan dilakukan 3 hari sebelum penyuluhan.
2 Evaluasi Proses
- Jumlah peserta yang hadir
- Tempat pelaksanaan di rumah keluarga Tn. Y
- Jumlah yang aktif bertanya
3 Evaluasi Akhir
Setelah dilakukan 1 x pertemuan (30 menit) diharapkan keluarga Tn. Y mampu :
Keluarga Tn. Y mampu menyebutkan kembali pengertian Diet TKTP,
penggolongan nutrisi, macam-macam makanan yang tergolong dalam diet TKTP,
makanan pantangan untuk penderita TB Paru
Keluarga mampu menyebutkan kembali pengetian lingkungan sehat dan rumah
sehat serta mampu mengimlementasikan nya dalam kehidupan sehari-hari.

IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

No Diagnosa Hari/ Implementasi Evaluasi


Keperawatan
Tanggal

1. Pemenuhan MInggu/ 1. Mengkaji pengetahuan Tanggal : Minggu, 27-11-2016


nutrisi kurang 25/ keluarga tentang Pkl : 17.00 wit
dari kebutuhan November makanan yang di
pada Tn.Y b/d Knowladge :
/2016 perbolehkan untuk
Ketidakmampu
an keluarga penderita penyakit TB Setelah memberikan penyuluhan
merawat ,keluarga mampu menyebutkan
Paru.
anggota 2. Memberikan pengertian Diet TKTP,
keluarga
penyuluhan pada penggolongan nutrisi, macam-
dengan TB
Paru keluarga tentang macam makanan yang tergolong
pentingnya diet TKTP dalam diet TKTP dan makanan
untuk penderita TB pantangan untuk penderita TB
Paru. Paru.

Afektif :

Keluarga mau menerima apa


yang di sampaikan dan mau
melaksanakan apa yang di
sarankan

No Diagnosa Hari/ Implementasi Evaluasi


Keperawatan
Tanggal

1. Pemenuhan Minggu , Memantau keluarga Tanggal : Minggu, 27-11-2016


nutrisi kurang 27 mengenai penyediaan Pkl : 19.00 wit
dari kebutuhan
November diet TKTP pada Tn.Y
pada Tn.Y b/d Psikomotor :
Ketidakmampu 2016
an keluarga Keluarga terlihat sedang
merawat menyiapkan menu untuk makan
anggota
malam yaitu : Nasi, ikan,
keluarga
dengan TB telur,sayur sop, dan buah-buah
Paru serta segelas susu untuk Tn.Y
yang di siapkan oleh istrinya.

No Diagnosa Hari/ Implementasi Evaluasi


Keperawatan
Tanggal

2. Kerusakan Minggu/ 1 Mengkaji pengetahuan Tanggal : Jumat, 27-11-2016


penatalaksanaa 27/Novem keluarga tentang Pkl : 17.00 wit
n pemeliharaan
ber/2016 pentingnya lingkungan
rumah b/d Knowladge :
Ketidak sehat dan rumah sehat
mampuan bagi kesehatan keluarga Keluarga dapat menyebutkan
keluarga 2 Mengkaji kondisi rumah pengertian lingkungan yang
menata
kelurga Tn. Y.
kesehatan sehat dan pentingnya lingkungan
lingkungan yang sehat bagi kesehatan
rumah
keluarga terutama Tn.Y

Afektif :

Keluarga mau menerima apa


yang di sampaikan, tetapi belum
tahu kapan bisa di laksanakan.

No Diagnosa Hari/ Implementasi Evaluasi


Keperawatan
Tanggal

2. Kerusakan Minggu/2 Memantau keluarga Tanggal : Minggu, 27-11-2016


penatalaksanaa 7/Novemb mengenai anjuran untuk Pkl : 19.00 wit
n pemeliharaan
er/2016 membuka jendela pada
rumah b/d Psikomotor :
Ketidak siang hari.
mampuan Memantau keluarga Keluarga mampu menata
keluarga mengenai kebersihan lingkungan/rumah yang sehat
menata
dan kerapihan rumah dengan membersihkan rumah
kesehatan
lingkungan dan lingkungan dan membuka jendela pada
rumah sekitarnya. siang hari agar cahaya matahari
bisa masuk ke rumah.

No Diagnosa Hari/ Implementasi Evaluasi


Keperawatan Tanggal

3 Masalah Minggu 1.Mengkaji tentang Tanggal: Minggu/27-11-2016


Ansietas b/d 27/Nove pengetahuan keluarga
Pukul:17:00.wit
Kurangnya mber/20 terhadap penyakit TB
pengetahuan 16 Knouladge:
2.Mengkaji keluarga
tentang
terhadap penyebab resiko Keluarga dpat menjawap
penyakit TB
penularan penyakit Tb pada pengertian penyakit TB dan
keluarga cara mencegah penularan
penyakit TB

Afektif:

Keluarga Mau menerima apa


yang disampaikan dan sudah
bias tau tentang TB

You might also like