Professional Documents
Culture Documents
KONSEP KELUARGA
A. Pengertian Keluarga
Keluarga merupakan komunitas terkecil dalam kehidupan bermasyarakat. terdapat
beberapa konsep keluarga. beberapa ahli mengatakan keluarga merupakan sekumpulan orang
dengan ikatan perkawinan dan ahli lain mengungkapkan bahwa keluarga adalah dua individu
atau lebih yang hidup dalam satu rumah tangga.
Menurut Duvall dan Logan (1986), dikutip oleh Mubarak, 2006. Keluarga adalah
sekumpulan orang dengan ikatan perkawinan, kelahiran, dan adopsi yang bertujuan untuk
menciptakan, mempertahankan budaya, dan meningkatkan perkembangan fisik, mental,
emosional, serta sosial dari tiap anggota keluarga.
Ciri-ciri keluarga menurut Stanhope dan Lancaster (1995), dikutip oleh Mubarak, 2006.
a. Diikat dalam suatu tali perkawinan
b. Ada hubungan darah
c. Ada ikatan batin
d. Ada tanggung jawab masing-masing anggota
e. Ada pengambilan keputusan
f. Kerjasama diantara anggota keluarga
g. Komunikasi interaksi antar anggota keluarga
h. Tinggal dalam satu rumah
B. Tujuan keluarga
Tujuan utama keluarga adalah memenuhi kebutuhan dan kepentingan setiap anggota individu
dalam keluarga.
Williams dan Leman (Friedmen 1998) menyatakan bahwa tujuan keluarga adalah
menyiapkan anak-anak untuk menerima peran-peran dalam mesyarakat.
C. Struktur Keluarga
a. Patrilineal, keluarga sedarah terdiri sanak saudara sedarah dalam beberapa generasi
dimana hubungan itu berasal dari jalur ayah
b. Matrilineal, keluarga sedarah terdiri sanak saudara sedarah dalam beberapa generasi,
dimana hubungan itu berasal dari jalur ibu
c. Matrilokal, suami istri tinggal pada keluarga sedarah istri
d. Patrilokal, suami istri tinggal pada keluarga sedarah suami
e. Keluarga kawinan, hubungan Suami istri sebagai dasar bagi pembinaan keluarga dan
sanak saudara baik dari pihak suami dan istri
D. Pemegang Kekuasaan
a. Patriakal, dominan dipihak ayah
b. Matriakal, dominan di pihak ibu
c. Equalitarian , ayah dan ibu
E. Peranan Keluarga :
a. Peranan ayah, pencari nafkah, pendidik, pelindung, rasa aman, sebagai kpepala keluarga.
b. Peranan ibu, mengurus rumah tangga, pengasuh/pendidik anak, pencari nafkah tambahan.
c. Peran anak, peran psikososial sesuai tumbuh kembang. Baik mental, fisik, sosial dan
spiritual.
F. Type Keluarga (Mubarak dkk. 2006)
a. Keluarga inti (nuclear family) terdiri: ayah , ibu dan anaknya dari keturunannya atau
adopsi
b. Keluarga besar (extended family) keluarga inti ditambah anggota keluarga lain yg masih
ada hubungan darah. (kakek, nenek , paman, bibi).
c. Keluarga berantai (serial family)
Yaitu : keluarga yang terdiri dari wanita dan pria yang menikah lebih dari satu dan
merupakan satu keluarga inti.
d. Keluarga duda / janda (single family)
Yaitu : keluarga yang terbentuk karena perceraian/kematian.
e. Keluarga berkomposisi (composite familiy)yaitu keluarga perkawinan yang berpoligami
dan hidup secara bersama-sama.
f. Keluarga kabitas (kahabitation familiy)
Yaitu : dua orang menjadi satu tanpa pernikahan tetapi membentuk satu keluarga.
G. Tugas Perkembangan Sesuai Dengan Tahap perkembangan (Supartini, 2004) :
Keluarga dengan anak usia prasekolah 3-5 tahun memenuhi kebutuhan Anggota keluarga :
rumah, rasa aman,membantu anak untuk bersosialisasi, mempertahankan hubungan yang
sehat keluarga intern dan luar, pembagian tanggung jawab, kegiatan untuk stimulasi
perkembangan Anak
H. Fungsi keluarga menurut Friedman (1988), dikutip oleh Mubarak, 2006. adalah: Fungsi
fisik/ pemeliharaan kesehatan, Keluarga memberikan keamanan, kenyamanan lingkungan
yang dibutuhkan untuk pertumbuhan, perkembangan dan istirahat termasuk untuk
penyembuhan dari sakit.
I. Bentuk bentuk keluarga
1) Menurut Sussman (1974) dan Maclin (1988) yang dikutip dari Setiawati &
Dermawan (2008) bentuk-bentuk keluarga adalah sebagai berikut :
a) Keluarga tradisional
(1) Keluarga inti adalah keluarga yang terdiri atas ayah, ibu dan anak.
(2) Pasangan inti adalah keluarga yang terdiri dari suami dan istri saja.
(3) Keluarga dengan orang tua tunggal.
(4) Bujangan yang tinggal sendirian.
(5) Keluarga besar tiga generasi.
(6) Pasangan usia pertengahan atau pasangan lansia.
(7) Jaringan keluarga besar.
b) Keluarga non tradisional
(1) Keluarga dengan orang tua yang memiliki anak tanpa menikah.
(2) Pasangan yang hidup bersama tanpa menikah (kumpul kebo).
(3) Keluarga gay.
(4) Keluarga lesbi.
(5) Keluarga komuni.
2) Menurut Carter yang dikutip dari buku Penuntun Praktis Asuhan Keperawatan
Keluarga, Setiawati & Dermawan (2008) bentuk-bentuk keluarga adalah sebagai
berikut:
a) Keluarga inti (nuclear family)
Keluarga yang terdiri atas ayah, ibu dan anak-anak.
b) Keluarga besar (extended family)
Keluarga ini ditambah dengan sanak saudara, nenek, kakek, keponakan, sepupu,
paman, bibi dan sebagainya.
c) Keluarga berantai (serial family)
Keluarga yang terdiri dari wanita dan pria yang menikah lebih dari satu kali dan
merupakan satu keluarga inti.
d) Keluarga duda atau janda (single family)
Keluarga yang terjadi karena perceraian atau kematian.
e) Keluarga berkomposisi
Keluarga yang perkawinannya berpoligami dan hidup secara bersama-sama.
f) Keluarga kabitas
Dua orang menjadi satu tanpa pernikahan tetapi membentuk satu keluarga.
J. Fungsi Keluarga
Menurut Friedman (1986) yang dikutip dari Setiawati & Dermawan (2008) fungsi keluarga
adalah sebagai berikut :
1) Fungsi afektif adalah fungsi internal keluarga sebagai dasar kekuatan keluarga. Di
dalamnya terkait dengan saling mengasihi, saling mendukung dan saling menghargai
antar anggota keluarga.
2) Fungsi sosialisasi adalah fungsi yang mengembangkan proses interaksi dalam keluarga.
Sosialisasi dimulai sejak lahir dan keluarga merupakan tempat individu untuk belajar
bersosialisasi.
3) Fungsi reproduksi adalah fungsi keluarga untuk meneruskan kelangsungan keturunan
dan menambah sumber daya manusia.
4) Fungsi ekonomi adalah fungsi keluarga untuk memenuhi kebutuhan seluruh anggota
keluarganya yaitu sandang, pangan dan papan.
5) Fungsi perawatan kesehatan adalah fungsi keluarga untuk mencegah terjadinya masalah
kesehatan dan merawat anggota keluarga yang mengalami masalah kesehatan.
3) Skoring
Menurut Effendy (1998), system scoring untuk menentukan prioritas masalah sebagai
berikut:
(a) Tentukan skor untuk setiap kriteria
(b) Skor dibagi dengan angka tertinggi dan dikalikan dengan
Skor
x bobot Jumlahkan skor
Angka tertinggi untuk semua
criteria
d. Implementasi
Menurut Setiawati (2008), implementasi merupakan aktualisasi dari perencanaan yang
telah disusun oleh perawat sebelumnya. Prinsip yang mendasari implementasi keperawatan
keluarga antara lain:
1) Implementasi mengacu pada rencana perawatan yang dibuat.
2) Implementasi dilakukan dengan tepat memperhatikan prioritas masalah.
3) Kekuatan-kekuatan keluarga berupa finasial, motivasi, dan sumber-sumber pendukung
lainnya jangan diabaikan.
4) Pendokumentasian implementasi keperawatan keluarga jangan terlupakan dengan
menyertakan tanda tangan petugas sebagai bentuk tanggung gugat dan tanggung jawab
profesi.
e. Evaluasi
Evaluasi merupakan tahap terakhir dalam proses keperawatan keluarga. Evaluasi merupakan
tahap terakhir yang menentukan apakah tujuan tercapai sesuai dengan yang ditetapkan dalam
tujuan di rencana keperawatan (Setiawati, 2008).
Macam-macam evaluasi:
1) Evaluasi Struktur
Evaluasi struktur berhubungan erat dengan bahan, tenaga, maupun dana yang diperlukan
dalam suatu kegiatan (Setiawati, 2008).
2) Evaluasi Proses
Evaluasi proses merupakan evaluasi yang dilakukan selama proses kegiatan berlangsung,
untuk mencapai kualitas dalam hal penyuluhan kesehatan yang diberikan kepada keluarga
dalam upaya mengatasi masalah dalam keluarga.
3) Evaluasi Hasil
Evaluasi hasil merupakan hasil akhir dari pemberian asuhan keperawatan (Setiawati,
2008). Evaluasi yang diharapkan pada keluarga dalam upaya mengatasi masalah dalam
keluarga.
f. Catatan perkembangan
Catatan perkembangan kesehatan keluarga merupakan indikator keberhasilan tindakan
keperawatan keluarga, yang diberikan pada keluarga oleh petugas kesehatan, karakteristik
evaluasi dengan pedoman SOAP (Subjek, Objek, Analisa, dan Perencanaan).
LANDASAN TEORI MEDIS
TB PARU
I. PENGERTIAN
Tuberkulosis (TB) paru adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh
Mycrobacterium Tuberculosis dengan gejala yang sangat bervariasi.
II. ETIOLOGI
Tuberkulosis paru adalah penyakit menular yang disebabkan oleh basil
mikrobakterium tuberkulosis tipe humanus, sejenis kuman yang berbentuk batang dengan
ukuran panjang 1-4/mm dan tebal 0,3-0,6/mm. Sebagian besar kuman terdiri atas asam
lemak (lipid). Lipid inilah yang membuat kuman lebih tahan terhadap asam dan lebih
tahan terhadap gangguan kimia dan fisik.
Kuman ini tahan hidup pada udara kering maupun dalam keadaan dingin (dapat
tahan bertahun-tahun dalam lemari es). Hal ini terjadi karena kuman berada dalam sifat
dormant. Dari sifat dormant ini kuman dapat bangkit kembali dan menjadikan
tuberkulosis aktif kembali. Sifat lain kuman adalah aerob. Sifat ini menunjukkan bahwa
kuman lebih menyenangi jaringan yang tinggi kandungan oksigennya. Dalam hal ini
tekanan bagian apikal paru-paru lebih tinggi dari pada bagian lainnya, sehingga bagian
apikal ini merupakan tempat predileksi penyakit tuberkulosis.
III. PATHOFISIOLOGI
Port de entri kuman microbaterium tuberculosis adalah saluran pernafasan,
saluran pencernaan, dan luka terbuka pada kulit, kebanyakan infeksi tuberculosis terjadi
melalui udara (air borne), yaitu melalui inhalasi droppet yang mengandung kuman-
kuman basil tuberkel yang berasal dari orang yang terinfeksi.
Basil tuberkel yang mencapai permukaan alveolus biasanya diinhalasi terdiri dari
satu sampai tiga gumpalan basil yang lebih besar cenderung tertahan di saluran hidung
dan cabang besar bronkus dan tidak menyebabkan penyakit. Setelah berada dalam ruang
alveolus biasanya di bagian bawah lobus atau paru-paru, atau di bagian atas lobus bawah.
Basil tuberkel ini membangkitkan reaksi peradangan. Leukosit polimorfonuklear tampak
pada tempat tersebut dan memfagosit bacteria namun tidak membunuh organisme
tersebut. Sesudah hari-hari pertama maka leukosit diganti oleh makrofag. Alveoli yang
terserang akan mengalami konsolidasi dan timbul gejala pneumonia akut. Pneumonia
seluler ini dapat sembuh dengan sendirinya sehingga tidak ada sisa yang tertinggal, atau
proses dapat juga berjalan terus, dan bakteri terus difagosit atau berkembang biak di
dalam sel. Basil juga menyebar melalui getah bening menuju ke kelenjar bening regional.
Makrofag yang mengadakan infiltrasi mcajadi lebih panjang dan sebagian bersatu
sehingga membentuk sel tuberkel epiteloit, yang dikelilingi oleh fosit. Reaksi ini
biasanya membutuhkan waktu 10 sampai 20 hari.
V. DIAGNOSIS
1. Anamnesis pada pemeriksaan fisik
2. Laboratorium darah rutin ( LED normal atau meningkat,limfositosis)
3. Foto thoraks PA dan lateral.gambaran foto toraks yang menunjang diagnosis TB,
yaitu :
a. Bayangan lesi terletak di lapangan atas paru atau segmen apikal lobus bawah.
b. Bayangan berawan (patchy) atau berbercak (nodular)
c. Adanya kavitas, tunggal atau ganda
d. Kelainan bilateral, terutama di lapangan atas paru
e. Adanya klasifikasi
f. Bayangan menetap pada foto ulang beberapa minggu kemudian
g. Bayangan milier
10. MYCODOT
Deteksi antibody memakai antigen lipoarabinomannan yang di rekatkan pada
suatu alat berbentuk seperti sisir plasti, kemudian dicelupkan dalam serum pasien.
Bila terdapat antibody spesifik dalam jumlah memadai maka warna sisir akan
berubah
VII. PENATALAKSANAAN
Obat anti TB ( OAT )
OAT harus diberikan dalam kombinasi sedikitnya 2 obat yang bersifat bakterisid dengan
atau tanpa obat ketiga. Tujuan pemberian OAT, antara lain :
Membuat konversi sputum BTA positif menjadi negatif secepat mungkin melalui
kegiatan bakterisid.
Mencegah kekambuhan dalam tahun pertama setelah pengobatan dengan kegiatan
sterilisasi
Menghilangkan atau mengurangi gejala dan lesi melalui perbaikan daya tahan
imunologis.
Maka pengobatan TB dilakukan melalui 2 fase, yaitu:
a. fase awal intensif, dengan kegiatan bakterisid untuk memusnahkan populasi kuman
yang membelah dengan cepat.
b. Fase lanjutan, melalui kegiatan sterilisasi kuman pada pengobatan jangka pendekatau
kegiatan bakteriostatik pada pengobatan konvensional.
OAT yang biasa digunakan antara lain isoniazid ( INH ), rimpafisin ( R ), Pirazinamid
( Z ) dan streptomisin ( S ) yang bersifat bakterisid dan etambutol ( E ) yang bersifat
bakteriostatik.
Penilaian keberhasilan pengobatan didasarkan pada hasil pemeriksaan bakteriologi,
radiologi, dan klinis. Kesi
nambungan TB paru yang baik akan memperlihatkan sputum BTA (-) adanya
perbaikan radiologi, dan menghilangnya gejala.
PRE PLANNING PENGKAJIAN TENTANG PENYAKIT TUBERCULOSIS
PADA KELUARGA TN. J. DI KELURAHAN JALAN BARU
WILAYAH KERJA PUSKESMAS Ch.M.TIAHAHU
AMBON
Keluarga sebagai penerima pelayanan kesehatan dibutuhkan peran aktif dalam seluruh
proses perubahan sejak pengenalan masalah kesehatan sampai penanggulangan sebagai fokus
keperawatan keluarga berupa promotif dan preventif.
Status kesehatan masyarakat sekarang ini belum mencapai tingkat yang maksimal.
Seperti yang telah di programkan oleh Negara, salah satu di antara nya penanggulangan
pasien dengan penyakit tuberculosis (TBC). Seperti yang kita ketahui sekaranga ini banyak
penderita TBC yang belum mau berobat ataupun malu ke pusat-pusat pelayanan kesehatan,
maupun tenaga-tenaga kesehatan untuk berobat, dan kalaupun ada jumlah nya sedikit.
Oleh karena itu, dengan adanya masalah yang di temukan pada keluarga Tn.Y sebagai
penderita TBC,yaitu resiko terjadi nya penularan penyakit tersebut kepada anggota keluarga
pasien (Bapak,Ibu,dan saudara ),yang di karenakan kurang nya pengetahuan keluarga
mengenai penyakit TBC. Maka dari masalah tersebut saya bermaksud memberikan
bimbingan dan pemahaman pada pasien dan keluarganya agar bisa mengetahui atau
memahami tentang penyakit TBC dan terhindar dari resiko penularan penyakit tersebut.
Dengan melihat permasalahan di atas, maka perlu di berikan asuhan keperawatan pada
keluarga, merupakan suatu metode dalam meningkatkan derajat kesehatan keluarga, baik
upaya kesehatan lingkungan, fisiologis maupun psikologis.
C. Tujuan
1. Tujuan Umum
Memperoleh data-data yang akurat sehingga dapat mengidentifikasi masalah
kesehatan yang ada pada keluarga.
2. Tujuan Khusus
a. Terkumpul data yang diperlukan yaitu :
Data umum / data pengenalan keluarga
Riwayat dan tahapan perkembangan keluarga
Data lingkungan temapat tinggal
Struktur keluarga
Fungsi keluarga
Stress dan koping keluarga
Harapan keluarga
Data tambahan yang diperlukan
Pemeriksaan fisik dari kepala sampai kaki (Head to Toe)
b. Teridentifikasi masalah kesehatan
D. Peserta
Keluarga Tn. J
E. Setting Waktu
No Waktu Kegiatan Penanggung jawab
1 60 menit: Pengkajian: Pembimbing institusi
15 Menit Wawancara
20 Menit Observasi
25 Menit Pemeriksaan fisik
3 5 Menit Kontrak Waktu
F. Rencana kegiatan
1. Topik
Pengkajian :
a. Data umum / data pengenalan keluarga
b. Riwayat dan tahapan perkembangan keluarga
c. Data lingkungan temapat tinggal
d. Struktur keluarga
e. Fungsi keluarga
f. Stress dan koping keluarga
g. Harapan keluarga
h. Data tambahan yang diperlukan
i. Pemeriksaan fisik dari kepala sampai kaki (Head to Toe)
2. Metode
a. Wawancara
b. Observasi
c. Pemeriksaan fisik
3. Media
a. Format pengkajian
b. Alat tulis
c. Alat pemeriksaan fisik (tensi lapangan, stethoscope,thermometer dan arloji serta buku
catatan dan alat tulis)
4. Strategi pelaksanaan :
a. Orientasi
Mengucapkan salam
Memperkenalkan diri
Menjelaskan tujuan kunjungan
Memvalidasi keadaan keluarga
b. Kerja
Melakukan pengkajian
Melakukan pemeriksaan fisik
Mengidentifikasi masalah kesehatan
Memberikan dukungan pada hal-hal positif yang dilakukan keluarga
c. Terminasi
Membuat kontrak untuk pertemuan selanjutnya.
Mengucapkan salam
I. Pengkajian
Tgl /jam : 24 Nomber 2016 / 15.00 Wit.
A. Data umum
a) Nama kepala keluarga : Tn.J
Umur : 49 Tahun
Tabel 1
Data Anggota Keluarga
Hubungan
Jenis
No Nama Umur dgn Pendidikan pekerjaan
kelamin
keluarga
1 Tn. J Laki-laki 49 Thn Ayah S1 Pegawai Suasta
2 Ny.E Perempuan Thn Ibu SI PNS(Guru)
3 Tn.J Laki-laki 20 Thn Pasien MahaSiswa -
4 Tn.A Laki-Laki 18 Thn Adik MahaSiswa -
5 a/Y Perempuan 10 Thn Adik SD -
c) Tipe keluarga
Keluarga Tn. J adalah keluarga inti (Nuclear Family), adalah kelurga yang di
dalamnya terdapat Ayah,Ibu dan Anak. Tinggal dalam satu rumah,di tetapkan oleh
sanksi-sanksi legal dalam satu ikatan perkawinan,satu atau ke duanya dapat
bekerja di luar rumah.
d) Suku / Bangsa
Keluarga Tn. J adalah suku buton bangsa Indonesia, kebiasaan dalam keluarga
apabila ada yang sakit langsung ke puskesmas Valentine untuk segera
mendapatkan pengobatan.
e) Agama
Keluarga Tn. J menganut agama Islam dan menjalankan kewajiban sholat lima
waktu, semua yang dilakukan tidak boleh bertentangan dengan ajaran agama
Islam.
f) Status sosial ekonomi keluarga
Penghasilan Keluarga dapat mencukupi kebutuhan sehari-hari karena ayah
bekerja sebagai Pegawai Swasta dan penghasilannya perbulan kurang lebih
Rp.3.000.000. Dan Ibu Bekerja Sebagai PNS Dan Penghasilannya kurang lebih
3.500.000.000 Keluarga tinggal menetap di rumah sendiri. Ayah dapat memenuhi
kebutuhan keluarganya sehari-hari.
g) Keluarga tidak mempunyai kebiasaan rutin untuk berekreasi ke luar kota.
Biasanya hanya menonton televisi sambil bercerita di rumah.
Tabel 2
Riwayat Kesehatan masing - masing anggota keluarga
Keada
Tindakan
N an
Nama Umur Imunisasi Masalah kesehatan yang
o keseha
dilakukan
tan
1 Tn. J 49 Thn Sehat Lengkap Tidak Ada -
2 Ny.H 50 Thn Sehat Lengkap Tidak Ada -
3 Tn.J 20Thn Sakit Lengkap TBC: Pasien mengidap Bila sakit
penyakit ini sjak 1 bulan di
yang lalu minggu pertama anjurkan
pasien hanya batuk-batuk pergi ke
bias alma-kelamaan dada puskesmas
pasien terasa sakit . terdekat
Kemudian ibunya
menyuruh pasien untuk
Periksa di puskesmas
VALANTINE,hasilnya
setelah pasien melakukan
Foto Rontgen hasil: kesan
TB paru. Dan Pasien di
anjurkan untuk kmbali ke
puskesmas untk melakukan
pengobatan selanjutnya
B. Lingkungan
1. Karakteristik rumah
a. Riwayat rumah yang di tempati
Rumah yang ditempati adalah rumah milik orang tua pasien dengan luas rumah 4
x 6 m2. Rumah terdiri dari 2 lantai. Lantai 1 terdiri dari 1 kamar tidur. Ruang tamu
yang bersatu dengan ruang TV, dapur & ruang makan ada 2 jendela tetapi tidak
pernah dibuka dan ventilasi, kamar mandi. Lantai 2 terdiri dari 4 Dimana salah
satu kamar di tmpati oleh pasien. ruang kamar dengan jendelanya masing-masing.
Rumah tersebut berjenis permanen, atap rumah adalah seng, Penerangan rumah
keluarga Tn. J adalah menggunakan listrik, Lantai rumah Tn. J adalah lantai
semen, Kebersihan rumah secara keseluruhan adalah cukup, Cahaya yang masuk
ke rumah pada siang hari sangat sedikit mengingat rumah pasien yang
berdempetan dengan rumah tetangga. Lingkungan sekitar rumah bersih, rumah
terasa pengap. Keluarga mengatakan merasa cukup nyaman dengan keadaan
rumahnya seperti itu.
Lantai 2 Lantai 1
Dapur &
R.makan R. tamu & R. TV
K.1
WC
Denah Rumah
C. Struktur keluarga
1) Pola komunikasi keluarga
Keluarga saling terbuka satu sama lain. Dalam kegiatan Tn. J apabila ada masalah
didiskusikan bersama istri keluarga bebas menyatakan pendapatnya tetapi yang
mengabil keputusan adalah Tn. J sebagai kepala keluarga. Pengambilan keputusan
didahului dengan cara diskusi.
2) Struktur kekuatan keluarga
Keluarga Tn. J saling mengahargai satu sama lain. Saling mendukung serta saling
membantu. Tn. J dan istri mampu merawat diri sendiri dan memenuhi kebutuhan
sehari-hari. Apabila ada masalah dalam keluarga pasti didiskusikan bersama untuk
mendapatkan solusi yang terbaik.
3) Stuktur peran
Tn. N adalah kepala keluarga dan bekerja sebagai pegawai Swasta.
Ny. H adalah seorang Guru PNS.
4) Nilai dan norma budaya keluarga
Keluarga Tn. J menerapkan aturan-aturan sesuai dengan ajaran agama islam dan taat
dalam menjalankan agama. Dalam keluarga diterapkan hidup bersih seperti mencuci
tangan sebelum makan.
D. Fungsi keluarga
1) Fungsi afektif
Setiap keluarga saling menyayangi dan menghormati satu sama lain serta saling
mendukung apabila ada salah satu keluarga yang mendapat masalah. Walaupun
tempat tinggal saudara-saudara jauh, apabila ada yang menderita sakit mereka saling
membantu walaupun hanya dengan mendoakannya agar cepat sembuh.
2) Fungsi sosialisasi
Keluarga Tn. J menekankan perlunya berhubungan dengan orang lain. Mereka selalu
bercerita dan bertukar pikiran dengan keluarga maupun orang lain.
3) Fungsi perawatan kesehatan keluarga
Tn. J mengatakan bahwa apabila ada keluarga yang sakit langsung di bawa ke
puskesmas terdekat untuk mendapatkan pertolongan yang cepat dan untuk
mendapatkan pengobatan yang tepat.
4) Fungsi reproduksi
Jumlah anak 3 orang. 2 laki-laki,1 perempuan
5) Fungsi ekonomi
Ny.E mengatakan bahwa penghasilannya dan suaminya sudah mampu memenuhi dan
mencukupi kebutuhan sehari-hari.
Dari data di atas dapat di tarik kesimpulan bahwa keluarga tidak mengenal penyakit
TB yang sedang di alami oleh Tn.Y Dan keluarga belum mampu merawatnya dengan
baik , oleh karena itu setiap ada anggota keluarga yang sakit sesegera mungkin dibawa ke
PUSKESMAS terdekat.
H. Pengkajian psikososial
Dalam keluarga tidak ada masalah gangguan jiwa, hubungan keluarga dengan
tetangga baik.
keluarga
Tn. N jarang makan di rumah karena bekerja
dari pagi sampai malamm
Keluarga tidak mengetahui tentang makanan
yang tepat untuk penderita TB.
DO
TD Tn. Y : 110 / 70 mmHg
Konjungtiva Tn. N pucat
BB Tn. Y kurang (36kg)
Kurangnya Ansietas
IMT Tn. Y 17,44 kg
3 pengetahuan
DS :Tn.Y Mengatakan:
Keluaga tentang
Tidak tauh apa itu penyakit TB
penyakit TB
DO
Keluarga tidak tau cara menghindar dari resiko
penularan penyakit TB
Keluarga tidak tau penyebab Terjadinya
penularan penyakit TB
2. Pemenuhan nutrisi kurang dari kebutuhan pada Tn.Y b/d Ketidakmampuan keluarga
merawat anggota keluarga dengan TB Paru yang ditandai dengan :
DS : Tn. Y mengatakan :
Makan hanya porsi
Mulut terasa pahit
Nyeri dada saat batuk
Kurang napsu makan
DO
TD Tn. Y : 110 / 70 mmHg
Konjungtiva Tn. Y pucat
BB Tn. Y kurang(36kg)
IMT Tn. Y 17,44 kg
Total 3 1/6
2 Kerusakan penatalaksanaan pemeliharaan rumah b/d Ketidak mampuan keluarga menata
kesehatan lingkungan rumah yang ditandai dengan :
Total 1 5/6
A. Latar Belakang
Implementasi merupakan tindakan keperawatan yang dilakukan pada keluarga untuk
mengatasi masalah kesehatan dan untuk meningkatkan pengetahuan tentang tingkat
kesehatan keluarga Tn. Y.
Kemudian perawat memberikan implementasi kepada keluarga dengan melakukan
penyuluhan atau pemberian HE dan tindakan mandri serta pengobatan yang akan
dilaksanakan. Dengan demikian hal di atas yang melatarbelakangi, mahasiswa AKPER
KESDAM XVI/PATTIMURA untuk melakukan penyuluhan kesehatan kepada keluarga
Tn. Y
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Setelah dilakukan implementasi keperawatan diharapkan keluarga Tn. Y dapat mengubah
perilaku serta kebiasaan keluarga.
2. Tujuan Khusus
Setelah melakukan implementasi keperawatan kepada keluarga Tn. Y selama 20 menit,
dirapkan keluarga Tn. Y:
Mampu memahami dan menerapkan tentang diet TKTP dan lingkungan yang
sehat serta rumah sehat bagi kesehatan keluarga.
Mampu melaksanakan / mengimplementasikan tentang penjelasan yang diberikan.
C. Setting Waktu
No Tahap Kegiatan Waktu
D. Sasaran
Keluarga Tn. Y
E. Metode
Ceramah dan Tanya jawab
F. Media
Leaflet
2. Evaluasi Proses
a. Peserta yang hadir berjumlah 3 orang
b. Acara kegiatan bertempat di rumah Keluarga Tn. Y
c. Peserta aktif bertanya 25%
3. Evaluasi Hasil
a Keluarga Tn. Y memahami tentang Penyuluhan diet TKTP
b Keluarga Tn. Y akan mengusahakan untuk melaksanakan anjuran untuk memodifikasi
rumah keluarga Tn. Y.
c Keluarga mampu memahami dan menjalankan anjuran mengenai pentingnya lingkungan
sehat dan rumah sehat bagi kesehatan keluarga
I. LATAR BELAKANG
Gambaran masyarakat Indonesia di masa depan yang ingin dicapai Melalui pembangunan
kesehatan adalah masyarakat,bangsa dan Negara yang ditandai oleh hidup dalam lingkungan
dan perilaku hidup sehat, memiliki kemampuan untuk menjangkau pelayanan kesehatan yang
bermutu secara adil dan merata serta memiliki derajat kesehatan yang setinggi-tingginya di
seluruh Indonesia. Gambaran keadaan masyarakat Indonesia di masa depan atau misi yang
ingin di capai melalui pembangunan kesehatan tersebut dirumuskan sebagai Indonesia sehat
2010. Orientasi pembangunan kesehatan di Indonesia telah mengalami pergeseran paradigma
sehat. (Depkes,RI.1999).
Untuk mencapai tujuan pembangunan, maka sasaran pembangunan kesehatan diawali dari
keluarga, karena keluarga merupakan unit terkecil yang harus diberikan pengetahuan
mengenai kesehatan, dalam hal ini dikhususkan mengenai penyakit seperti TB Paru,
karena penyakit ini merupakan penyakit yang sudah tidak asing lagi di telingan kita. Agar
keluarga dapat mencegah dan mengatasi penyakit tersebut sedini mungkin dan mencapai
tujuan Indonesia sehat.
TB paru merupakan penyakit menular yang harus dicegah. Setiap penyakit pasti
mempunyai pantangan-pantangan tertentu, terutama mengenai makanan. Makanan pantangan
untuk penderita penyakit TB paru berbeda dengan penyakit-penyakit lainnya. Oleh karena itu
dalam kesempatan ini, perlu dilakukan penyuluhan tentang makanan yang tepat untuk
penderita TB Paru yang berupa Diet TKTP. Selain itu ada faktor pendukung lainya yaitu
lingkungan yang bersih dan sehat, maka perlu juga diadakan penyuluhan tentang pentingnya
lingkungan yang sehat bagi kesehatan keluarga.
II. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Setelah dilakukan penyuluhan selama 2x30 menit diharapkan keluarga Tn. Y dapat mengetahu
dan menerapkan tentang diet yang tepat untuk penderita TB Paru (TKTP), dan penting nya
lingkungan yang sehat bagi kesehatan keluarga
2. Tujuan Khusus
Setelah dilakukan penyuluhan selama 2x30 menit diharapkan keluarga mampu :
a Menyebutkan pengertian Diet TKTP, penggolongan nutrisi, macam-macam makanan
yang tergolong dalam diet TKTP, makanan pantangan untuk penderita TB Paru
b Dapat menerapkan anjuran untuk mengkonsumsi makanan yang bergizi (TKTP)
c Dapat menyebutkan pengertian lingkungan sehat dan rumah sehat serta menerapkan
nya dalam kehidupan sehari-hari
IV. EVALUASI
1. Evaluasi Struktur
a. Materi sudah siap dan dipelajari 1 hari sebelum penyuluhan
b. Media sudah siap1 hari sebelum penyuluhan
c. Tempat sudah siap 2 jam sebelum penyuluhan
d. SAP sudah siap 1 hari sebelum penyuluhan
2. Evaluasi Proses
a. 75% peserta datang tepat waktu
b. Peserta memperhatikan penjelasan perawat
c. Peserta aktif bertanya atau memberikan pendapat
d. Media dapat digunakan secara efektif
3. Evaluasi Hasil
a Keluarga Tn. Y memahami tentang Penyuluhan diet TKTP
b Keluarga Tn. Y akan mengusahakan untuk melaksanakan anjuran untuk memodifikasi rumah
keluarga Tn. Y.
c Keluarga mampu memahami dan menjalankan anjuran mengenai pentingnya lingkungan
sehat dan rumah sehat bagi kesehatan keluarga
1. Pengertian
Diet Tinggi Kalori Tinggi Protein
(TKTP) yaitu memberikan makanan
secukupnya untuk memenuhi kebutuhan
kalori dan protein yang bertambah guna
mencegah dan mengurangi kerusakan jaringan tubuh atau guna menambah berat badan
hingga mencapai normal.
2. Penggolongan Nutrisi
Berikiut ini adalah penggolongan nutrisi yang terdiri dari : Karbohidrat, Lemak,
Protein, Vitamin, Mineral dan Air.
a. Karbohidrat
Merupakan sumber utama energi tubuh, yang biasanya di temukan pada makanan
misalnya : beras,jagung, umbi-umbian, kentang, roti,tepung-tepungan dll.
b. Protein
c. Lemak
Contoh nya terdapat pada margarine atau mentega, minyak dalam jumlah terbatas.
Yang berfungsi sebagai Pengaturan tekanan darah, denyut jantung, pelebaran
pembuluh darah, pembekuan darah.
d. Vitamin
Vitamin A
Vitamin B
Vitamin C
Vitamin E
Vitamin K
e. Mineral
Zat kapur
Zat Iodium
f. Air
Tubuh manusia, dua pertiganya terbentuk
dari air. Air adalah zat gizi esensial, tak
tergantikan, yang terlibat dalam setiap
fungsi tubuh kita. Air menbantu transpotasi
zat gizi dan zat sisa metabolisma dari dan
keluar sel. Air diperlukan untuk semua
fungsi pencernaan, penyerapan, sirkulasi
darah, dan pembuangan. Air diperlukan
untuk pemanfaatan vitamin yang larut air. Air dibutuhkan untuk menjaga suhu tubuh
tetap stabil pada suhu yang tepat. Kita disarankan minum air minimal 8 gelas setiap
hari.
3. Makanan pantangan
Semua jenis makanan sebenarnya di perbolehkan bagi pasien dengan TB Paru akan
tetapi ada beberapa jenis makanan yang dapat
menimbulkan efek seperti batuk, dan menambah
produksi lendir maka makanan tersebut yang
tidak di perbolehkan bagi pasien tersebut missal
nya seperti : makanan yang manis-manis dan
pedas-pedas serta makanan yang berminyak.
I. LINGKUNGAN SEHAT
1. Pengertian
Tempat pemukiman dengan segala sesuatunya dimana terdapat lebih dari 1
rumah dan disertai dengan keadaan atau kondisi lingkungan nya yang nyaman dan
sehat. Serta yang langsung terkena cahaya matahari (tidak pengap).
1. Kebersihan
2. Kerapihan
3. Keindahan
1. Pengertian
Rumah sehat adalah rumah yang memenuhi syarat kebersihan dan kesehatan.
Rumah sehat akan membuat hidup kita terasa nyaman dan tenteram. Rumah sehat
juga bisa membuat hidup kita tertib dan teratur.
Bersih
Cahaya yang cukup
Pertukaran udara yang baik
Suhu dan kelembaban dalam ruangan baik
Ada air bersih
Ada selokan air
Ada tempat pembuangan sampah
Banyak cara untuk menciptakan rumah yang sehat. Tiap anggota keluarga
wajib untuk menciptakan rumah yang sehat. Salah satu cara yang dapat dilakukan
yaitu menjaga kebersihan rumah.
Menjaga kebersihan rumah dapat dimulai dengan menjaga kesehatan diri sendiri.
Pada pagi hari bukalah jendela agar sinar matahari dapat masuk.
Usahakan agar tempat sampah diberi tutup agar lalat tidak berterbangan.
Sumur dan WC hendaknya diberi jarak yang cukup agar air tetap bersih dan sehat.
Selokan untuk aliran limbah cair harus sering dibersihkan. Janganlah memasukkan
limbah padat ke dalam selokan agar tidak mampat
PRE PLANNING EVALUASI TENTANG PENYAKIT TUBERCULOSIS
PADA KELUARGA TN. N DI KELURAHAN HUNIPOPU
WILAYAH KERJA PUSKESMAS Ch.M.TIAHAHU
AMBON
A. Latar Belakang
Evaluasi merupakan kegiatan yang dilakukan dengan tujuan untuk membandingkan
antara hasil implementasi dengan kriteria dan standar yang telah ditetapkan untuk melihat
keberhasilannya.
Evaluasi ini dilakukan dalam rangka untuk melihat kembali tujuan keperawatan yang
telah dilakukan pada keluarga Tn. Y dengan resiko tinggi terjadi peningkatan penyakit
berulang. Penyuluhan merupakan salah satu tahap dari proses keperawatan keluarga
dimana perawat mendapatkan kesempatan untuk memberikan informasi dan
membangkitkan minat keluarga untuk mengadakan perbaikan kearah perilaku hidup sehat
maka harus memahami teknik-teknik motivasi tindakan keperawatan keluarga mencakup
bagian atau tindakan yang telah termuat pada rencana tindakan ( intervensi ), dan
penyuluhan merupakan salah satu tindakan nyata dari asuhan yang diterapkan.
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Setelah dilakukan evaluasi diharapkan keluarga Tn. Y sudah mempunyai
pengetahuan tentang penyakit Tuberculosis dan mampu melakukan perawatan pada
anggota keluarganya.
2. Tujuan Khusus
Setelah 30 menit penyajian materi diharapkan keluarga Tn. Y:
Keluarga Tn. Y mampu menyebutkan kembali pengertian Diet TKTP,
penggolongan nutrisi, macam-macam makanan yang tergolong dalam diet TKTP,
makanan pantangan untuk penderita TB Paru
Keluarga mampu menerapkan diet TKTP dalam kehidupan sehari-hari
Keluarga Tn. Y mampu menyebutkan kembali pengertian Lingkungan sehat dan
rumah sehat
Keluarga mampu mencitakan lingkungan yang sehat dan rumah yang sehat
Afektif :
Afektif :
Afektif: