Professional Documents
Culture Documents
Disusun Oleh
Nama: Bethy Oktavina Hahijary
TK : III A
Tempat : Kab.Banyumas
1. LATAR BELAKANG
Penyakit cacar air mungkin sudah tidak asing lagi dan merupakan penyakit yang
mendunia. Penyakit cacar air merupakan penyakit menular yang dapat menyerang siapa saja,
terutama mereka yang belum mendapatkan imunisasi. Di Indonesia tidak banyak data yang
mencatat kasus cacar airsecara nasional. Data yang tercatat merupakan data epidemic cacar
air pada daerah tertentu saja.
Hampir setiap orang pernah mengalami cacar air. Penyakit ini memang tidak pandang
bulu, sebab dapat menyerang semua ras, segala umur, laki-laki atau perempuan, baik di
daerah perkotaan maupun di pedesaan. Orang kulit putih, hitam dan coklat dapat terkena.
Anak-anak, remaja, orang dewasa, semuanya dapat terkena cacar air. Namun, pada
umumnya penyakit ini lebih banyak menyerang anak-anak usia 2-8 tahun. Cacar air bawaan
(kongenital) dapat terjadi pada bayi dalam kandungan ibu yang terserang cacar air. Infeksi
cacar air pada bayi yang baru lahir dari seorang ibu yang sehat, jarang terjadi.
Penyakit ini disebabkan oleh infeksi virus herpes varicella-zoster dan merupakan
penyakit menular. Penularannya dapat melalui kontak langsung dan kontak tidak langsung.
Kontak langsung dapat terjadi melalui cairan pernafasan dan kontak langsung dengan kulit
penderita. Ruam pada kulit yang mulai merekah dan pecah sangat menular. Kontak tidak
langsung terjadi melalui udara. Menghirup udara yang mengandung kuman virus herpes
varicella-zoster dapat menyebabkan seseorang terserang cacar air.
2. Tujuan
a. Tujuan Instruksional Umum
Setelah mengikuti pendidikan kesehatan (penyuluhan) bapak dan ibu mengetahui dan
mengenal penyakit varisela (cacar air) serta pencegahannya.
b. Tujuan Khusus
Setelah dilakukan penyuluhan diharapkan peserta mampu:
1) Menjelaskan pengertian Varicella
2) Menjelaskan penyebab Varicella
3) Menjelaskan cara penularan Varicella
4) Menjelaskan tanda dan gejala Varicella
5) Melakukan penanganan Varicella
6) Mau melaksanakan pencegahan Varicella
3. Tempat
Kab.Banyumas
4. Waktu
Kegiatan penyuluhan dilakukan pada :
hari/tanggal : Minggu, 17 November 2016
waktu : 10.00 WIB - 10.45 WIB
5. Sasaran
Warga Kab.Banyumas
6. Metode
Metode yang digunakan adalah ceramah, diskusi dan Tanya jawab
7. Media
Media yang digunakan adalah leaflet, slide, laptop dan LCD.
8. Materi
(terlampir)
9. Kegiatan penyuluhan
Tahap
Waktu KegiatanPenyuluhan KegiatanPeserta Media
Kegiatan
Pendahuluan 2 menit 1. Memperkenalkan diri 1. Mendengarkan dan LCD
memperhatikan
2. Memberikan penjelasan 2. Mendengarkan dan
mengenai topik penyuluhan memperhatikan
kepada peserta 3. Menjawab
3. Menanyakan kepada peserta pertanyaan yang
apakah ada yang sudah tahu diajukan penyaji
atau belum tentang varicella.
Febri Widya
VARICELLA
1. Pengertian
Varisela atau nama lainnya cacar air adalah suatu penyakit menular yang disebabkan oleh
infeksi virus varicella-zoster (virus cacar air). Virus ini menimbulkan reaksi menyeluruh, bukan
bersifat lokal. Cacar air merupakan penyakit kulit yang umum dikenal masyarakat. Hampir
semua orang dari anak-anak sampai dewasa pernah terkena cacar air, yang perlu diperhatikan
adalah virus ini menyerang ketika ketahanan tubuh melemah atau kondisi tubuh sedang tidak
fit. Cacar air menular melalui udara saat pasien bersin, batuk atau melalui sentuhan langsung
dengan cairan cacar.
2. Penyebab
cacar air disebabkan oleh adanya virus varicella-zoster. Virus ini ditularkan melalui
percikan ludah atau melalui benda-benda yang terkontaminasi oleh cairan dari lepuhan kulit.
Penderita bisa menularkan penyakitnya mulai dari timbulnya gejala sampai lepuhan yang
terakhir telah mengering. Karena itu, untuk mencegah penularan sebaiknya
penderita diisolasikan (diasingkan). Jika seseorang pernah menderita cacar air, maka dia akan
memiliki kekebalan dan tidak akan menderita cacar air lagi. Tetapi virusnya bisa tetap tertidur di
dalam tubuh manusia, lalu kadang menjadi aktif dan menyebabkan Herpes zoster. Penyebab
Penyakit Cacar Air lainya yaitu:
1) Disebabkan Oleh Virus Varicella-zoster
2) Lemahnya Sistem Kekebalan Tubuh
3) Pola Hidup tidak Sehat
4) Hidup dalam Lingkungan tidak Bersih atau tidak Sehat
5) Penularan dari Orang Lain
3. Cara penularan
Kontak fisik dengan penderita cacar air dapat meningkatkan resiko tertular. Karena secara
umum, penyakit ini menular jika ada kontak langsung dengan penderita. Cacar air sendiri dapat
menular melalui bersin, batuk, pakaian pasien yang tercemar, serta sentuhan gelembung/lepuh
yang pecah. Perlu juga diwaspadai kontak virus yang berasal dari air ludah atau liur dari
penderita cacar air.
5. Penanganan
Ada beberapa pengobatan rumah yang dapat membantu pada pengobatan gejala penyakit
cacar air. Misalnya dengan mandi menggunakan air hangat, menggunakan lotion dari dokter pada
daerah yang gatal, istirahat yang cukup, makan makanan yang bergizi yang dapat menambah
kekuatan sistem kekebalan tubuh, serta menggunakan pakaian yang sedikit longgar supaya tidak
membuat luka. Lakukan konsultasikan dengan dokter segera jika seseorang mengalami gejala
seperti pada gejala penyakit cacar air, juga berkonsultasi dengan dokter jika benjolan pecah dan
menjadi terinfeksi atau jika ada bintik-bintik di mata, telinga atau mulut. Selain pergi ke dokter,
anda juga harus menerapkan pola hidup sehat dengan rajin konsumsi buah dan sayur untuk
meningkatkan sistem kekebalan tubuh, supaya tubuh dapat terbebas dari serangan berbagai virus
penyebab gejala penyakit cacar air.
Hal yang harus diperhatikan dalam mengobati penyakit cacar air ini, yaitu:
1) Segera periksakan penderita cacar air ke dokter untuk mendapatkan pengobatan yang lebih
baik. Umumnya dokter akan memberi beberapa obat seperti obat penurun panas untuk mengatasi
demam, vitamin untuk menambah daya tahan tubuh dan antivirus cacar air baik obat maupun
salep seperti salah satunya adalah Asiklovir.
2) Mandi secara teratur pagi dan sore. Gunakan sabun yang mengandung antispetik yang banyak
dijual atau dengan resep dokter yang bisa dibeli di apotik.
3) Hindari pemakaian bedak tabur saat gelembung pecah. Hal ini disebabkan pemberian bedak
akan menambah perluasan penyebaran cairan dari cacar air yang berisi virus ke kulit yang sehat.
Pakailah salep yang telah di resepkan dokter seperti Asiklovir atau salep betadine, agar luka
cepat mengering.
4) Hindari menggaruk luka bekas cacar air yang telah mengering agar tidak membekas.
Jika ada bekas cacar air di wajah atau kulit maka cara untuk menghilangkannya sebagai
berikut:
1) Apabila noda bekas penyakit cacar tersebut agak dalam, maka mungkin perlu dilakukan
melalui operasi. Baik operasi pembedahan maupun dengan teknik dermabrasi dengan
mengggunakan laser. Cara ini dilakukan untuk merangsang terjadinya regenerasi kulit. Namun
cara ini tentunya akan memakan biaya yang tidak kecil.
2) Berjemurlah dibawah terik matahari pagi, terutama sebelum pukul 8 pagi,sekitar 15 hingga 20
menit. Arahkan wajah pada matahari, sedangkan untuk mata sebaiknya kenakan kacamata
pelindung. Hal ini penting agar kulit mendapatkan asupan vitamin E dari sinar ultraviolet yang
sangat berguna dalam membantu kulit untuk melakukan regenerasi.
3) Buat masker wajah dari bahan-bahan alami atau herbal, seperti lidah buaya ataupun jeruk,
dan ambil sarinya untuk ditempelkan ke wajah. Biarkan selama sekitar 20 menit, setelah itu bilas
dengan air hangat. Lakukan hal ini setidaknya pada pagi dan malam sebelum tidur.
4) Buat jus yang terbuat dari sari lidah buaya ataupun jeruk lemon dan minum sehari sekali.
5) Saringlah minum yang banyak mengandung vitamin c, terutama untuk membantu proses
pemulihan tubuh dan meningkatkan kesegaran kulit.
6) Untuk mempercepat menghilangnya bekas cacar, minumlah air putih yang banyak,
setidaknya 2 liter setiap hari.
6. Pencegahan
Penyakit cacar air dapat dicegah antara lain dengan cara menjaga kebersihan badan,
pakaian dan lingkungan. Perlu pula mengkonsumsi makanan bergizi, menghindari sumber
penularan, serta vaksinasi cacar air.
Vaksinasi pada dasarnya memiliki efektivitas lebih dari 95% untuk mencegah infeksi
penyakit cacar air. Pada bayi dan anak diperlukan 1 dosis, sedangkan untuk individu dengan
gangguan system kekebalan (imunokompromais), remaja ( 13 tahun), dan dewasa memerlukan
2 dosis selang 1-2 bulan.
Deteksi dini penyakit ini akan membantu penyembuhan lebih baik dan mungkin
pencegahan terjadinya komplikasi.