You are on page 1of 3

morbili

Campak (Morbili) adalah penyakit virus akut, menular yang ditandai dengan 3 stadium, yaitu
stadium prodormal ( kataral ), stadium erupsi dan stadium konvalisensi, yang
dimanifestasikan dengan demam, konjungtivitis dan bercak koplik.Morbili adalah penyakit
anak menular yang lazim biasanya ditandai dengan gejala-gejala utama ringan, ruam demam,
scarlet, pembesaran serta nyeri limpa nadi.

Morbili merupakan penyakit akut yang mudah sekali menular dan sering terjadi komplikasi
yang serius

Hampir semua anak di bawah 5 tahun di negara berkembang akan terserang penyakit ini,
sedangkan di negara maju biasanya menyerang anak usia remaja atau dewasa muda yang
tidak terlindung oleh imunisasi

Penyakit morbili sebetulnya tidak berakibat fatal apabila menyerang anak-anak yang sehat
dan bergizi baik. Tetapi apabila di negara di mana anak yang menderita kurang gizi sangat
banyak, morbili merupakan penyakit yang berakibat fatal

dan menyebabkan angka kematian meningkat sampai 512%

Anak-anak yang bergizi kurang dan terserang morbili, biasanya akan diikuti dengan keadaan
yang disebut kwashiorkor. Keadaan ini dapat diterangkan oleh karena meningkatnya
kebutuhan kalori dan protein semasa proses infeksi yang disertai dengan demam, nafsu
makan menurun dan gangguan pada mulut anak yang rnenyebabkan kesulitan menelan. Di
samping itu terjadi perubahan pada mukosa usus yang menyebabkan timbulnya protein losing
enteropathy

Untuk itu sangat perlu diadakan tindakan pencegahan. Salah satu tindakan yang dinilai paling
efektif adalah dengan cara imunisasi. Hal ini dapat memungkinkan basil yang diinginkan
sama dengan bila suatu infeksi alamiah terjadi, dan tanpa pengaruh berat seperti bila
terinfeksi dengan penyakit itu sendiri.

Di Indonesia sudah sejak tahun 1982 program imunisasi morbili dilaksanakan. adapun tujuan
imunisasi sendiri adalah untuk menurunkan angka kesakitan dan kematian, bila mungkin
mengeradikasi penyakit tersebut. Untuk mengeradikasi penyakit menular yang
mikroorganismenya dapat menginfeksi lebih dari satu hospes, atau pun dapat hidup dalam
lingkungan yang kurang menguntungkan merupakan hal yang mustahil ?. Tetapi bila
mikroorganisme tersebut secara total bergantung kepada manusia, maka eradikasi penyakit
tersebut dapat dilakukan, sebab kedua virus tersebut banyak persamaannya antara lain :

jika menginfeksi akan menimbulkan ruam yang khas dan menimbulkan kekebalan dalam
jangka waktu yang lama.

kedua jenis virus ini tidak mempunyai hewan reservoir dan tidak menimbulkan keadaan
carrier kronik.

Dit.Jen. P2M & PLP sudah melaksanakan program imunisasi morbili secara massal. Untuk
mencapai efektifitas optimum, banyak faktor yang harus diperhatikan misal : potensi vaksin
itu sendiri, umur anak yang divaksinasi, luas jangkauan imunisasi dan lain-lain. Jangkauan
imunisasi ditentukan oleh beberapa faktor, antara lain : fasilitas vaksin, letak daerah yang
akan divaksinasi, kemampuan petugas dan lain-lain.

Sedang umur anak yang divaksinasi tiap negara berbeda-beda, tergantung keadaan negara
tersebut. Untuk potensi vaksin sangat dipengaruhi cara pengiriman, penyimpanan,
penanganan di lapangan dan jenis vaksin itu sendiri. Potensi vaksin morbili yang baik
menurut Badan Kesehatan Dunia (WHO) adalah vaksin morbili yang mempunyai potensi

103,0/0,5 ml/dosis.

Campak hanya akan menulari sekali dalam seumur hidup. Bisa terjadi pada anak-anak yang
masih kecil maupun yang sudah besar. Bila daya tahan tubuh kuat, bisa saja anak tidak
terkena campak sama sekali.

PENYEBAB CAMPAK

Penyebab penyakit campak adalah virus campak atau morbili.Pada awalnya, gejala campak
agak sulit dideteksi. Namun, secara garis besar penyakit campak bisa dibagi menjadi 3 fase.

Fase pertama disebut masa inkubasi yang berlangsung sekitar 10-12 hari. Pada fase ini,
anak sudah mulai terkena infeksi tapi pada dirinya belum tampak gejala apa pun. Bercak-
bercak merah yang merupakan ciri khas campak belum keluar.

Pada fase kedua (fase prodormal) barulah timbul gejala yang mirip penyakit flu, seperti
batuk, pilek, dan demam. Mata tampak kemerah-merahan dan berair. Bila melihat sesuatu,
mata akan silau (photo phobia). Di sebelah dalam mulut muncul bintik-bintik putih yang akan
bertahan 3-4 hari. Terkadang anak juga mengalami diare. Satu-dua hari kemudian timbul
demam tinggi yang turun naik, berkisar 38-40,50c.

Fase ketiga ditandai dengan keluarnya bercak merah seiring dengan demam tinggi yang
terjadi. Namun, bercak tak langsung muncul di seluruh tubuh, melainkan bertahap dan
merambat. Bermula dari belakang kuping, leher, dada, muka, tangan dan kaki. Warnanya pun
khas; merah dengan ukuran yang tidak terlalu besar tapi juga tidak terlalu kecil.

Bercak-bercak merah ini dalam bahasa kedokterannya disebut makulopapuler. Biasanya


bercak memenuhi seluruh tubuh dalam waktu sekitar satu minggu. Namun, ini pun tergantung
padadaya tahan tubuh masing-masing anak. Bila daya tahan tubuhnya baik maka bercak
merahnya tak terlalu menyebar dan tak terlalu penuh. Umumnya jika bercak merahnya sudah
keluar, demam akan turun dengan sendirinya. Bercak merah pun makin lama menjadi
kehitaman dan bersisik (hiperpigmentasi), lalu rontok atau sembuh dengan sendirinya.
Periode ini merupakan masa penyembuhan yang butuh waktu sampai 2 minggu.

CARA PENULARAN

Yang patut diwaspadai, penularan penyakit campak berlangsung sangat cepat melalui
perantara udara atau semburan ludah (droplet) yang terisap lewat hidung atau mulut.
Penularan terjadi pada masa fase kedua hingga 1-2 hari setelah bercak merah timbul.
Sayangnya, masih ada anggapan yang salah dalam masyarakat akan penyakit campak.
Misalnya, bila satu anggota keluarga terkena campak, maka anggota keluarga lain sengaja
ditulari agar sekalian repot. Alasannya, bukankah campak hanya terjadi sekali seumur hidup?
Jadi kalau waktu kecil sudah pernah campak, setelah itu akan aman selamanya. Ini jelas
pendapat yang tidak benar karena penyakit bukanlah untuk ditularkan. Apalagi dampak
campak cukup berbahaya.

Anggapan lain yang patut diluruskan, yaitu bahwa bercak merah pada campak harus keluar
semua karena kalau tidak malah akan membahayakan penderita. Yang benar, justru jumlah
bercak menandakan ringan-beratnya campak. Semakin banyak jumlahnya berarti semakin
berat penyakitnya. Dokter justru akan mengusahakan agar campak pada anak tidak menjadi
semakin parah atau bercak merahnya tidak sampai muncul di sekujur tubuh.

Selain itu, masih banyak orang tua yang memperlakukan anak campak secara salah. Salah
satunya, anak tidak dimandikan. Dikhawatirkan, keringat yang melekat pada tubuh anak
menimbulkan rasa lengket dan gatal yang mendorongnya menggaruk kulit dengan tangan
yang tidak bersih sehingga terjadi infeksi berupa bisul-bisul kecil bernanah. Sebaliknya,
dengan mandi anak akan merasa nyaman.

PENGOBATAN GEJALA

Pengobatan campak dilakukan dengan mengobati gejala yang timbul. Demam yang terjadi
akan ditangani dengan obat penurun demam. Jika anak mengalami diare maka diberi obat
untuk mengatasi diarenya. Batuk akan diatasi dengan mengobati batuknya. Dokter pun akan
menyiapkan obat antikejang bila anak punya bakat kejang.
Intinya, segala gejala yang muncul harus diobati karena jika tidak, maka campak bisa
berbahaya. Dampaknya bisa bermacam-macam, bahkan bisa terjadi komplikasi. Perlu
diketahui, penyakit campak dikategorikan sebagai penyakit campak ringan dan yang berat.
Disebut ringan, bila setelah 1-2 hari pengobatan, gejala-gejala yang timbul membaik. Disebut
berat bila pengobatan yang diberikan sudah tak mempan karena mungkin sudah ada
komplikasi.

Komplikasi dapat terjadi karena virus campak menyebar melalui aliran darah ke jaringan
tubuh lainnya. Yang paling sering menimbulkan kematian pada anak adalah kompilkasi
radang paru-paru (broncho pneumonia) dan radang otak (ensefalitis). Komplikasi ini bisa
terjadi cepat selama berlangsung penyakitnya.
Gejala ensefalitis yaitu kejang satu kali atau berulang, kesadaran anak menurun, dan
panasnya susah turun karena sudah terjadi infeksi tumpangan yang sampai ke otak. Lain
halnya, komplikasi radang paru-paru ditandai dengan batuk berdahak, pilek, dan sesak napas.
Jadi, kematian yang ditimbulkan biasanya bukan karena penyakit campak itu sendiri,
melainkan karena komplikasi. Umumnya campak yang berat terjadi pada anak yang kurang
gizi.

You might also like