You are on page 1of 9

BAB I

PENDAHULUAN

Cedera pada satu bagian sistem musculuskletal biasanya


menyebabkan cedera atau disfungsi struktur disekitarnya.
Penanganan cedera sistem musculo skeletal meliputi pemberian
dukungan pada bagian yang cedera sampai penyembuhan selesai. Dukungan
dapat langsung diperoleh secara eksternal dengan pemberian balutan, plester,
bidai atau gips.
Setelah efek cedera segera dan nyeri hilang usaha penanganan
difokuskan pada pencegahan fibrosis dan kekakuan pada struktur tulang dan
sendi yang cedera. Latihan yang baik dapat melindungi terhadap terjadinya
kecatatan tersebut. Pada beberapa keadaan dukungan yang diberikan
memungkinkan aktivitas awal. Proses penyembuhan dan pengembalian fungsi
dapat dipercepat dengan terapy fisik.

1
BAB II
TEORITIS

Strain adalah : tarikan otot atau robekan mikroscopis tidak komplet


Penyebab :
- Penggunaan otot berlebihan
- Peregangan otot yang berlebihan
- Stress yang berlebihan
Gejala :
- Klien mengalami rasa sakit
- Nyeri yang mendadak dengan nyeri lokal pada pemakaian otot
- Kontraksi otot isometrik

Sprain adalah : cedera struktur ligamen di sekitar sendi


Penyebab : gerakan memutar/menjepit yang salah disekitar sendi

Fungsi dari ligament adalah :


Menjaga stabilitas namun masih memungkinkan mobilitas. Ligament yang
robek akan kehilangan kemampuan stabilitasnya sehingga pembuluh darah
akan terputus dan terjadilah oedema.
Gejala :
- Rasa nyeri tekan dan gerakan sendi terasa sangat nyeri
- Derajat disabilitas dan nyeri terus meningkat selama 2 sampai 3
jam setelah cedera akibat pembengkakan dan perdarahan yang terjadi
- Klien harus diperiksa dengan sinar x untuk mengevaluasi bila
ada cedera tulang
- Fraktur avulsi (suatu fragmen tulang tertarik oleh ligamen atau
tendon) dapat terjadi pada sprain

2
Penatalaksanaan :
Penanganan strain dan sprain meliputi :
- Istirahat bagian yang sakit.
Tujuan : Akan mencegah cedera tambahan dan mempercepat
penyembuhan.
- Meninggikan bagian yang sakit.
Tujuan : Akan mengontrol pembengkakkan.
- Pemberian kompres dingin.
Tujuan :
Diberikan secara intermiten 20 sampai 30 menit selama 24 jam
sampai 48 jam pertama setelah cidera dapat menyebabkan
vasokontriksi yang akan mengurangi perdarahan, oedema dan
ketidaknyamanan.
Harus diperhatikan jangan sampai terjadi kerusakan kulit dan
jaringan akibat suhu yang terlalu dingin.
- Pemasangan balut tekan.
Tujuan :
Dapat mengontrol perdarahan.
Mengurangi oedema.
Menyokong jaringan yang cedera.
Bila sprain cukup berat (robekan serabut otot dan terputsnya ligamen)
perlu diperbaiki dengan pembedahan atau gips sehingga sendi tidak
kehilangan stabilitasnya.
Setelah stadium inflamasi akut (setelah 24 48 jam) cidera dapat
diberikan kompres secara intermitten (selama 15 30 menit, 4x sehari)
untuk :
- Mengurangi spasme otot.
- Memperbaiki vasodilatasi.
- Absorpsi.
- Dan perbaikan.
Latihan aktif dan pasif boleh dimulai dalam 3 5 hari.

3
Sprain yang berat perlu dimobilisasi 1 sampai 3 minggu.
Latihan yang berlebihan dapat memperlama penyembuhan.
Strain dan sprain memerlukan berminggu-minggu bahkan berbulan-
bulan untuk sembuh.
Pembidaian diperlukan untuk mencegah cidera tulang.

Diagnosa Keperawatan
1. Gangguan nyeri yang berhubungan dengan kerusakan jaringan.
2. Gangguan aktifitas fisik berhubungan dengan fraktur avulsi.
3. Perubahan proses fikir yang berhubungan dengan usia.

Contoh : Dx I : Gangguan rasa nyeri berhubungan dengan kerusakan


jaringan dengan kriteria hasil :
- Nyeri hilang
- Klien dapat beristirahat.

Prioritas Keperawatan :
1. Menghilangkan rasa nyeri.
2. Meningkatkan mobilitas.
3. Mendukung kemandirian.
4. Memberikan informasi tentang penyakitnya.
5. Meningkatkan konsep diri yang positif.

Intervensi :
1. Kaji jenis dan lokasi nyeri pasien.
Rasional : Nyeri biasanya terjadi setelah kerusakan jaringan lunak dan
spasme otot berperan terhadap terjadinya ketidaknyamanan.
Hasil yang diharapkan :
- Klien menjelaskan ketidaknyamanan.
- Mengekspresikan sedikit nyeri saat pergantian posisi.
- Meminimalkan gerakan ekstremitas.

4
2. Akui adanya nyeri : beri informasi pada pasien mengenai analgetik
yang tersedia.
Rasional : Perbedaan nyeri akan dialami pasien dalam usaha
mengurangi nyeri.
Hasil yang diharapkan :
- Meminta obat nyeri dan menggunakan upaya pengurangan
nyeri sedini mungkin dalam siklus nyeri.
3. Posisikan pasien agar nyaman dan fungsional.
Rasional : Kesejajaran tubuh dapat meningkatkan kenyamanan dan
dapat mengurangi stres pada sistim musculoskeletal.
4. Bantu perubahan posisi sesering mungkin.
Rasional : Penggantian posisi mengurangi ketidaknyamanan yang
diakibatkannya.

Evaluasi :
- Nyeri hilang
- Klien dapat mengatasi masalahnya secara realitas.
- Klien dapat memenuhi kebutuhannya sendiri.

Dx II Potensial perubahan proses pikir berhubungan dengan stres.


Dengan kriteria hasil :
- Pasien mampu melakukan komunikasi yang efektif.
- Memperlihatkan orientasi terhadap waktu, tempat, dan orang.
Prioritas masalah :
- Klien dapat berfikir secara realitas.
- Klien dapat berpartisipasi dalam aktifitas perawatan diri.

Intervensi keperawatan :
1. Kaji status orientasi.
Rasional : Mengevaluasi orientasi pasien akibat stres atau faktor
lainnya.

5
2. Wawancarai keluarga pasien mengenai orientasi pasien dan
kemampuan kognitif sebelum mengalami cidera.
Rasional : Menyediakan data untuk mengevaluasi temuan baru.
3. Kaji respon mental terhadap obat khususnya sedatif dan
analgetika.
Rasional : Lansia cenderung lebih sensitif terhadap obat; respon
abnormal.
4. Berikan pengamanan, misalnya : menjaga agar tempat tidur
tetap terpasang ketika pasien sedang berbaring, biarkan lampu
tetap menyala, dan memberik respon segera bila diminta bantuan.
Rasional : Pegangan tangan dapat mengurangi kemungkinan
cidera tambahan akibat jatuh.

Evaluasi :
- Pasien mampu untuk berkomunikasi secara realitas.
- Pasien mampu berpartisipasi dalam aktifitas perawatan diri.

6
7
WOC

STRAIN

Peregangan yang berlebihan Stress yang berlebihan

Robekan mikroscopis peregangan pada otot


Pada otot

Perdarahan dalam jaringan kontraksi otot isometrik

Odema nyeri

Gangguan nyeri Gangguan aktivitas Gangguan perubahan


proses pikir

8
WOC

SPRAIN

Gerakan yang salah


Pada waktu memutar/menjepit pada sendi

Fraktur avulsi Ligamen robek dan kehilangan


Kemampuan stabilitasnya

Tulang tertarik perdarahan


Oleh ligament

Oedema

Gangguan aktivitas gangguan rasa nyeri

You might also like