Professional Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
1
BAB II
TEORITIS
2
Penatalaksanaan :
Penanganan strain dan sprain meliputi :
- Istirahat bagian yang sakit.
Tujuan : Akan mencegah cedera tambahan dan mempercepat
penyembuhan.
- Meninggikan bagian yang sakit.
Tujuan : Akan mengontrol pembengkakkan.
- Pemberian kompres dingin.
Tujuan :
Diberikan secara intermiten 20 sampai 30 menit selama 24 jam
sampai 48 jam pertama setelah cidera dapat menyebabkan
vasokontriksi yang akan mengurangi perdarahan, oedema dan
ketidaknyamanan.
Harus diperhatikan jangan sampai terjadi kerusakan kulit dan
jaringan akibat suhu yang terlalu dingin.
- Pemasangan balut tekan.
Tujuan :
Dapat mengontrol perdarahan.
Mengurangi oedema.
Menyokong jaringan yang cedera.
Bila sprain cukup berat (robekan serabut otot dan terputsnya ligamen)
perlu diperbaiki dengan pembedahan atau gips sehingga sendi tidak
kehilangan stabilitasnya.
Setelah stadium inflamasi akut (setelah 24 48 jam) cidera dapat
diberikan kompres secara intermitten (selama 15 30 menit, 4x sehari)
untuk :
- Mengurangi spasme otot.
- Memperbaiki vasodilatasi.
- Absorpsi.
- Dan perbaikan.
Latihan aktif dan pasif boleh dimulai dalam 3 5 hari.
3
Sprain yang berat perlu dimobilisasi 1 sampai 3 minggu.
Latihan yang berlebihan dapat memperlama penyembuhan.
Strain dan sprain memerlukan berminggu-minggu bahkan berbulan-
bulan untuk sembuh.
Pembidaian diperlukan untuk mencegah cidera tulang.
Diagnosa Keperawatan
1. Gangguan nyeri yang berhubungan dengan kerusakan jaringan.
2. Gangguan aktifitas fisik berhubungan dengan fraktur avulsi.
3. Perubahan proses fikir yang berhubungan dengan usia.
Prioritas Keperawatan :
1. Menghilangkan rasa nyeri.
2. Meningkatkan mobilitas.
3. Mendukung kemandirian.
4. Memberikan informasi tentang penyakitnya.
5. Meningkatkan konsep diri yang positif.
Intervensi :
1. Kaji jenis dan lokasi nyeri pasien.
Rasional : Nyeri biasanya terjadi setelah kerusakan jaringan lunak dan
spasme otot berperan terhadap terjadinya ketidaknyamanan.
Hasil yang diharapkan :
- Klien menjelaskan ketidaknyamanan.
- Mengekspresikan sedikit nyeri saat pergantian posisi.
- Meminimalkan gerakan ekstremitas.
4
2. Akui adanya nyeri : beri informasi pada pasien mengenai analgetik
yang tersedia.
Rasional : Perbedaan nyeri akan dialami pasien dalam usaha
mengurangi nyeri.
Hasil yang diharapkan :
- Meminta obat nyeri dan menggunakan upaya pengurangan
nyeri sedini mungkin dalam siklus nyeri.
3. Posisikan pasien agar nyaman dan fungsional.
Rasional : Kesejajaran tubuh dapat meningkatkan kenyamanan dan
dapat mengurangi stres pada sistim musculoskeletal.
4. Bantu perubahan posisi sesering mungkin.
Rasional : Penggantian posisi mengurangi ketidaknyamanan yang
diakibatkannya.
Evaluasi :
- Nyeri hilang
- Klien dapat mengatasi masalahnya secara realitas.
- Klien dapat memenuhi kebutuhannya sendiri.
Intervensi keperawatan :
1. Kaji status orientasi.
Rasional : Mengevaluasi orientasi pasien akibat stres atau faktor
lainnya.
5
2. Wawancarai keluarga pasien mengenai orientasi pasien dan
kemampuan kognitif sebelum mengalami cidera.
Rasional : Menyediakan data untuk mengevaluasi temuan baru.
3. Kaji respon mental terhadap obat khususnya sedatif dan
analgetika.
Rasional : Lansia cenderung lebih sensitif terhadap obat; respon
abnormal.
4. Berikan pengamanan, misalnya : menjaga agar tempat tidur
tetap terpasang ketika pasien sedang berbaring, biarkan lampu
tetap menyala, dan memberik respon segera bila diminta bantuan.
Rasional : Pegangan tangan dapat mengurangi kemungkinan
cidera tambahan akibat jatuh.
Evaluasi :
- Pasien mampu untuk berkomunikasi secara realitas.
- Pasien mampu berpartisipasi dalam aktifitas perawatan diri.
6
7
WOC
STRAIN
Odema nyeri
8
WOC
SPRAIN
Oedema