You are on page 1of 35

ASUHAN KEPERAWATAN KLIEN DENGAN

HIV/AIDS

Disusun oleh :

Nama : Maria Rerebain

NIM : 1610057

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN

ARTHA BODHI ISWARA

SURABAYA

2017
DAFTAR ISI

Halaman Judul......................................................................................................... I

Kata Pengantar......................................................................................................... II

Daftar Isi................................................................................................................... III

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang..................................................................................................... 1

BAB II KONSEP TEORI

2.1 Defenisi ............................................................................................................... 2

2.2 Etiologi ................................................................................................................ 2

2.3 Klasifikasi ........................................................................................................... 4

2.4 Patofisiologi......................................................................................................... 5

2.5 Manifestasi .......................................................................................................... 7

2.6 Woc....................................................................................................................... 11

2.7 Komplikasi .......................................................................................................... 12

2.8 Penatalaksanaan .................................................................................................. 12

2.9 Pemeriksaan penunjang ....................................................................................... 13

BAB III KONSEP ASKEP

3.1 Pengkajian ........................................................................................................... 14

3.2 kemungkinan diagnosa yang muncul................................................................... 15

3.3 Ncp....................................................................................................................... 17

DAFTAR PUSTAKA
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kita panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena Berkat dan

tuntunannya penulis dapat menyelesaikan ASUHAN KEPERAWATAN KLIEN DENGAN

HIV/AIDS .

Penulisan makalah ini merupakan salah satu tugas mahasiswa pada mata kuliah

system imun dan hematologi, dimana mahasiswa dituntut proaktif untuk mencari materi dan

bahan diluar yang diberikan oleh dosen.

Selanjutnya penulis menyadari bahwa dari segi sistematika penulisan maupun

kedalaman materinya terdapat kekurangan-kekurangan, karena itu kritik dan saran yang

konstruktif sangat penulis harapkan demi kesempurnaan serta dapat dijadikan pedoman untuk

penulisan-penulisan yang akan datang.

Akhir kata penulis berharap semoga makalah ini bermanfaat bagi kita semua.

Surabaya , 10 juni 2017

Penulis
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Kami mengangkat masalah AIDS dalam Makalah ini kami ingin mengetahui lebih
jauh tentang segalah sesuatu yang berhubungan dengan masalah AIDS tersebut. Seperti
yang kita ketahui bersama, AIDS adalah suatu penyakit yang belum ada obatnya dan
belum ada vaksin yang bisa mencegah serangan virus HIV, sehingga penyakit ini
merupakan salah satu penyakit yang sangat berbahaya bagi kehidupan manusia baik
sekarang maupun waktu yang datang. Selain itu AIDS juga dapat menimbulkan
penderitaan, baik dari segi fisik maupun dari segi mental. Mungkin kita sering
mendapat informasi melalui media cetak, elektronik, ataupun seminar-seminar, tentang
betapa menderitanya seseorang yang mengidap penyakit AIDS. Dari segi fisik,
penderitaan itu mungkin, tidak terlihat secara langsung karena gejalanya baru dapat kita
lihat setelah beberapa bulan. Tapi dari segi mental, orang yang mengetahui dirinya
mengidap penyakit AIDS akan merasakan penderitaan batin yang berkepanjangan.
Semua itu menunjukkan bahwa masalah AIDS adalah suatu masalah besar dari
kehidupan kita semua.

Dengan pertimbangan-pertimbangan dan alasan itulah kami sebagai pelajar,


sebagai bagian dari anggota masyarakat dan sebagai generasi penerus bangsa, merasa
perlu memperhatikan hal tersebut. Oleh karena itu kami membahasnya dalam makalah
ini.

Adapun tujuan kami mengangkat masalah AIDS dalam Makalah ini adalah untuk
mengkaji dan mengetahui apa sebenarnya AIDS itu, mengapa AIDS perlu mendapat
perhatian khusus, serta bagaimana gejala-gejalanya. Selain itu kami Juga ingin
mengetahui bagaimana penularan AIDS, siapa saja yang kemungkinan besar bisa
tertular AIDS, bagaimana masyarakat menanggapi orang yang telah positif HIV AIDS,
serta segala sesuatu yang berhubungan dengan AIDS.
BAB II

KONSEP TEORI

2.1 DEFENISI

HIV (Human Immuno Deficiensy virus) adalah virus yang hanya hidup
dalam tubuh manusia, yang dapat merusak daya kekebalan tubuh manusia.

AIDS (Acguired Immuno Deficiensy Syndrome) adalah kumpulan


berbagai gejala penyakit akibat menurunnya kekebalan tubuh seseorang akibat
HIV. (BKKBN,2007)

Acquired Imunodeficiency Syndrome (AIDS) adalah kumpulan gejala yang


timbul akibat menurunnya system kekebalan tubuh yang didapat, disebabkan oleh
infeksi human immunodeficiency virus (HIV). Virus ini menyerang dan merusak
sel-sel limposit T CD 4 sehingga kekebalan penderita rusak dan rentan terhadap
berbagai infeksi. AIDS ini bukan suatu penyakit saja, tetapi merupakan gejala-
gejala penyakit yang disebabkan oleh infeksi berbagai jenis mikroorganisme
seperti infeksi. Bakteri, virus jamur, bahkan timbulnya keganasan akibat
menurunnya daya tahan tubuh penderita.

2.2 ETIOLOGI
Walaupun sudah jelas dinyatakan bahwa HIV sebagai penyebab AIDS,
tetapi asal-usul virus ini masih belum diketahui secara pasti. Mula-mula
dinamakan Lymphdenopathy Associated Virus (LAV). Virus ini ditemukan oleh
ilmuwan institute Pasteur paris, barre-Sinoussi, Montagnier dan kolega
koleganya pada tahun 1983, dari seorang penderita dengan gejala
Lymphadenopathy syndrome. Pada tahun 1984, Popovic, Gallo dan rekan
kerjanya dari National Institute OF health, Amerika serikat, menemukan virus
lain yang disebut human T Lymphotropic virus tiype III (HTLV-III). Kedua virus
ini oleh masing- masing penemunya dianggap sebagai penyebab AIDS, karena
dapat diisolasi oleh penderita AIDS diamerika, Eropa dan Afrika Tengah.
Penyelidikan lebih lanjut membuktikan bahwa kedua virus ini sama dan saat
dinamakan HIV-1.
Sekitar tahun 1985 ditemukan retrovirus yang berbeda dari HIV -1
pada penderita yang berhasal dari afrika barat . virus ini oleh peneliti dari paris
disebut sebagai LAV-2 dan yang terbaru disebut sebagai HIV-2 dan juga
disebutkan berhubungan dengan AIDS pada manusia. Virus HIV-2 ini kurang
virulen bila dibandingkan virus HIV-1, tetapi disebutka 70% individu yang
terinfeksi virus HIV-2 akan terinpeksi oleh virus HOV-1.
Virus HIV-1 memiliki 10 subtipe yang diberi kode dari A sampai J.
Virus suptipe B merupakan prevalen di amerika serikat dan eropa barat,
ditemukan terutama pada pria homoseksual dan penggunaan obat suntik. Subtype
C, yang merupakan prevalen di aprika sub-sahara, juga ditemukan di amerika
utara, sub tive E, yang merupakan penyebab epidemi di tahiland, memiliki daya
afinitas yang lebih kuat terhadap sel epitel baik saluran reproduksi pria maupun
wanita. Sebaliknya sub tipe tidak mudah ditularkan melalui sel epitel saluran
reproduksi, tetapi langsung masuk kedalam tubuh melalui kontak pada darah.
Subtipe E telah ditemukan hanya pada isolasi di amerika serikat dan eropa barat.
Karena subtipae C dan / E mempunyai avinitas tinggi pada sel epitel pada saluran
reproduksi, epidemi HIV yang baru dapat terjadi pada vopulasi heteroseksual.
Penelitian vaksinasi saat ini masih ditunjukan untuk pengembangan vaksinasi
terhadap virus subtype B.
HIV adalah retro virus yang mampu mengkode enzim khusus, reverse
transciptase, yang memungkinkan gen mereka sendiri, sebagai DNA, didalam sel
inang (hospes) seperti limposit herpes CD4. DNA virus bergabung dengan gen
limposit dan hal ini adalah dasar dari infeksi kronos HIV. Penggabungan gen
virus HIV pada sel inang ini merupakan rintangan berat untuk pengembangan
antivirus terhadap HIV. Berpariasi nya gen HIV dan kegagalan menusia ( sebagai
hospes) untuk mengeluarkan antibody terhadap virus menyebabkan sulitnya
pengembangan vaksinasi yang epektif terhadap HIV.
Pengertian HIV (Human Immuno Deficiensy virus) adalah virus yang
hanya hidup dalam tubuh manusia, yang dapat merusak daya kekebalan tubuh
manusia.
2.3 KLASIFIKASI

Fase Pertama

Pada Fase awal terinfeksi ciri-cirinya belum dapat dilihat meskipun yang
bersangkutan melakukan test darah, karena pada fase ini system antibody terhadap
HIV belum terbentuk, tetapi sudah dapat menulari orang lain. Fase ini disebut dengan
WINDOW PERIODE biasanya antara 1-6 bulan

2. Fase Kedua

Fase ini berlangsung sekitar 2-10 tahun setelah terinfeksi HIV. Pada fase kedua
orang ini sudah HIV Positif dan belum menampakan gejala sakit, tetapi sudah dapat
menularkan pada orang lain.

3. Fase Ketiga

Pada fase ketiga muncul gejala-gejala awal penyakit yang disebut dengan
penyakit yang terkait dengan HIV. Tahap ini belum dapat disebut dengan gejala AIDS,
gejala-gejala yang berkaitan dengan infeksi HIV yaitu:

Berat badan turun dengan drastis.

Keringat berlebihan pada waktu malam

Demam yang berkepanjangan (lebih dari 38 0C)

Mencret atau diare yang berkepanjangan.

Sesak nafas dan batuk yang berkepanjangan.

Sariawan yang tidak sembuh-sembuh.

Flu yang tidak sembuh-sembuh

Pada fase ini system kekebalan tubuh mulai berkurang.


4. Fase Keempat

Fase keempat sudah masuk pada tahap AIDS. Dan AIDS ini baru terdiagnosa
setelah kekebalan tubuh sangat berkurang dan timbul penyakit tertentu yang disebut
infeksi Oportunistik, yaitu:

Kanker, khususnya kanker kulit (Sarcoma Kaposi)

Infeksi Paru yg menyebabkan radang paru dan kesulitan bernafas.

Infeksi usus yang menyebabkan diare berminggu-minggu

Infeksi otak yang menyebabkan kekecauan mental, sakit kepala, dan


sariawan.

2.4 PATOFISIOLOGI
Sasaran utama virus HIV adalah subset limfosit yang berasal dari thymus,
yaitu sel herper/inducer. Pada permukaan sel ini terdapat molekul glikoprotein
disebut CD4, yang diketahui berikatan dengan glikoprotein envelope virus HIV.
kerusakanCD4 pad limposit ini merupakan sel salah satu penyebab terjadinya
efek imunosupresif oleh viru. Saat ini telah ditemukan bahwa CD4 juga ada sel-
sel yang lainnya, walaupun dalam densitas yang lebih rendah, seperti pada
monosit dan makropag termakuk yang dijaringan seperti sel langerhans di kulit
dan sel dendritik di darah dan limfonodi.sel-sel ini juga merupakan sel yang
berperan penting untuk memulai respon imun sehingga fungsi ini juga terganggu
oleh adanya ikatan dengan virus HIV. CD4 atau molekul yang mirip juga
dideteksi ada diotak walaupun belum diketahui dengan jelas sel mana yang
mengekspresikan CD4 tersebut.
HIV memasuki sel hospes melalui reseptor CD4 yang dibantu oleh ko-
reseptor CCR5 dan CXCR4 sehingga HIV hanya bias menginfeksi sel hopes yang
mempunyai reseptor CD4 seperti sel T CD4+ dan monosit/makrofag. Setelah HIV
menempel pada permukaan sel hospes, kemudian terjadi penggabungan HIV
dengan sel hospes. Selanjutnya bagian-bagian virus akan masuk ke dalam sel
hospes.
HIV mengambil alih kontrol pembelahan sel Didalam sel, enzim reverse
transcriptase HIV menginisiasi terjadinya kopi kode genetik virus (RNA) menjadi
kode genetik pada sel hospes yang terinfeksi (DNA).
HIV menjadi bagian dari sel yang terinfeksi Enzim virus yang kedua
adalah enzim integrase, yang berperan pada masuk dan bergabungnya DNA virus
yang baru kedalam DNA sel hospes, dengan demikian virus menjadi bagian dari
sel hospes dan materi genetic virus terintegrasi dalam DNA hospes. Tahap ini
merupakan tahap infeksi yang ireversibel dan tidak mungkin mengeliminasi virus
dari sel yang sudah terinfeksi.

Replikasi HIV dalam sel hospes Pada tahap ini yang berperan adalah
enzim protease yang berperan seperti gunting untuk memotong rantai protein
menjadi bagian-bagian yang lebih kecil yang akan menjadi bagian dari virus-virus
baru. Hal tersebut menyebabkan terjadinya multiplikasi virus-virus baru yang
menghasilkan beberapa juta/miliar virus dalam sehari. Virus-virus baru yang
terbentuk akan keluar dari sel yang sudah terinfeksi untuk menginfeksi sel-sel
lain.

HIV yang sudah masuk kedalam sel limposit CD4 tersebut akan
mengadakan multiplikasi dengan cara menumpang dalam proses pertumbuhan sel
inang nya. Didalam sel limfosit CD4, HIV mengadakan replikasi dan merusak sel
tersebut, dan apabila sudah matang virus-virus baru keluar dan selanjutnya masuk
kedalam sel limposit CD4 yang lainnya, berkembangbiak dan selanjutnya
merusak sel tersebut.
Sel limposit CD4 berperan sebagai pengatur utama respon imun. Ketika
sel ini diaktifka oleh kontak dengan antigen, mereka akan berespons melalui
pembelahan sel dan menghasilkan limpokin seperti interferon, interliokin dan
tumour necrosis factor. Limpokin ini berpungsi sebagai hormone local yang
mengendalikan pertumbuhan dan maturasi sel limposit tipe lainnya , terutama sel
T sitotoksin /supresor (CD8) dan limposit B penghasil antibody limpokin juga
memicu maturasi dan fungsi monosit makropag jaringan.
Awal setelah terinfeksi virus HIV, respons antibody belum terganggu,
sehingga timbul antibody terhadap envelove dan protein core virus yang
merupakan bukti prinsif adanya infeksi HIV aktivasi poliklonia limposit B
selanjutnya ditunukan dengan adanya pen ingkatan konsentrasi imunogloblin
serum, hal ini mungkin terjadi akibat aktivasi langsung virus terhadap sel B. pada
stadium selanjutnya ,kosentrasi imonogloblin cendrung untuk turun.
Efek paling penting dari virus HIV adalah terhadap respons imun seluler
(sel T). pada awal infeksi, dalam beberapa hari dan minggu, seperti pada infeksi
virus lainnya akan terdapat peningkatan jjumlah sel

sitotoksit/supresor CD8.
Tetapi meski penderita masih bersda dal;am kondisi seropositif sehat, pada
paparan ulang antigen tidak terjadi peningkatan sel CD8 lagi. Hal ini mungkin
disebabkan bekurangnya limpiokin interliokin 2 yang dikeluarkan sel limposit
CD4 untuk memicu sel CD8. Seseorang akan tetap responsitif dan sehat untuk
jangka waktu yang lama. Pertanda progresipitas dari penyakit ini, selain gejala
klinis, ditunjukan dengan cepatnya penurunan jumlah limposit CD4. Sel limposit
CD8 juga bisa ikut berkurang. Pada tahap lebih lanjut akibat gangguan produksi
lompokin oleh limposit CD4, fungsi sel-sel lainya seperti monosit , makropag dan
sel natural killer juga ikut terggangu. Infeksi progresip HIV pada akhirnya Akan
menyebabkan penurunan imunitas yang progresip.

2.5 MANIFESTASI KLINIS

1. Gejala Konstitusi
Kelompok ini sering disebut sebagai AIDS related complex.penderita
mengalami paling sedikit dua gejala klinis yang menetap selama 3 bulan atau
lebih.Gejala tersebut berupa :
a. Demam terus-menerus lebih dari 37%c
b. Kehilangan berat badan 10% atau lebih
c. Radang kelenjar getah bening yang meliputi 2 atau lebih kelenjar getah
bening diluar daerah inguinal
d. Diare yang tidak dapat dijelaskan sebabnya
e. Berkeringat banyak pada malam hari yang terus-meneru

2. Gejala Neurologis
Stadium ini memberikan gejala neurologi yang beranekaragam seperti
kelemahan otot, kesulitan berbicara, gangguan keseimbangan, disorientasi,
halusinasi, mudah lupa, psikosis, dan dapat sampai koma (gejala radang otak).

3. Gejala Infeksi
Infeksi oportunistik merupakan kondisi dimana daya tahan tubuh
penderita sudah sangat lemah sehingga tidak ada kemampuan melawan infeksi
sama sekali bahakan terhadap pathogen yang normal ada ditbuh
manusia.Infeksi yang sering ditemukan antara lain :
a. Pneumocystic carinii pneumonia (PCP)
PCP merupakan infeksi oportunistik yang sering ditemukan pada
penderita AIDS (80%).disebabkan parasit sejenis protozoa ini
berkembang pesat sampai menyerang paru-paru yang menyebabbkan
terjadinya pneumonia.gejal yang ditimbulkannya adlah batuk
kering,demam dan sesak nafas.pada pemeriksaan ditemukannya ronkhi
kering.gejala dapat memberat setelah 2-6minggu.30% disertai plioritis
dengan gejal nyeri dada dibagian tengah disertai pernafasan
dangkal.pada foto roentgen thoraks kadang dapat dilihat hilangnya
gambar pembuluh darah bronkus,infiltrate interstitial difus,dan kadang
dapat dilihat gambaran pneumonia dengan jelas.diagnosis ditegakkan
dengan ditemukannya P.cariini pada bronkuskopi yang disertai biopsy
transbronkial dan lavase bronkoaveolar.Kadang P.cariini dapat
ditemukan dari sputum penderita.
b. Tuberkulosis
Infejsi mycobacterium tuberculosis pada penderita AIDS sering
mengalami penyebaran luas sampai keluar dari paru-paru.penyakit ini
sangat resisten terhadap obat anti TBC pada penderita AIDS tidak khas
seperti penderita TBC pada umumnya.hal ini bisa disebabkan karena
tubuh sudah tidak mampu bereaksi terhadap kuman.diaagnosis
ditegakkan berdasar hasil biakan.
c. Toksoplasmosis
Penyebab ensefalitis fokal pada penderita AIDS adalah reaktifasi
toxoplasma gondii,yang sebelumnya merupakan infeksi laten.Gejala
dapat berupa sakit kepala dan panas sampai kejang dan koma. jarang
ditemukan toxoplasmosis diluar otak.pemeriksaan serologi tidak
bermanfaat untuk diagnosis sebaliknya CT-scan kepala banyak
membantu diagnosis.Lesi terlihat multiple,seperti cincin,edema dan
biasanya terletak pada korteks atau sub kortekks,misalnya pada ganglia
basalis.Diagnosis pasti didapat dari pemeriksaan histopatologis biopsy
otak.
d. Infeksi Mukokutan
Herpes simpleks,herpes zoster dan kandidiasisoris merupakan penyakit
paling sering ditemukan.infeksi mukokutan yang timbul bisa satu jenis
atau beberapa jenis secara bersama.sifat kelainan mukokutan ini
persisten dan respon terhadap pengobatan lambat sehingga sering
menimbulkan dalam penatalaksanaannya.Infeksi teresebut antara lain
sebagai berikut :
I. Herpes simpleks
Karena infeksi virus herpes simplek tipe 1 dan 2 yang timbul
dapat bersifat setempat atau menyebar.infeksi herpes simpleks
pada penderita AIDS sering tampak atipik,berat,persisten dan
dapat mengalami infeksi sekunder.setelah 3 hari,lesi dapat
,meluas mencapai 60% seluruh pemukaan kulit.Lesi herpes
simpleks berat bisa tejadi dimukosa orofaring sehinga
menyebabkan sakit saat menelan.Herpes simpleks ulseratif berat
yang persisten didaerah perienal merupakan manifestasi klinis
yang paling sering terjadi pada laki-laki homoseksual penderita
AIDS.
II. Herpes Zoster
Pada penderita AIDS sering timbul herpes zoster sebagai herpes
zoster generalisata sehingga muncul lesi dikulit yang jauh dari
dermatom yang terkena dan menyerupai cacar air.Bentuk
menyebar ini dapat mengenai organ dalam seperti paru-paru,hati
dan otak.Komplikasi berupa enchepalitis,pneumonitis dan
hepatitis sering atal.

Gejala post herpetic neuralgia pada penderita AIDS juga tampak


lebih berat.

III. Kandidiasi
Pada penderita AIDS infeksi ini sering kambuh pada mukosa
mulut dan tenggorok yang memberikan masalah cukup berat
pada penderita. Kandidiasi esophagus dapat memberikan
keluhan sakit menelan dan rasa sakit didada ( retrosternal).
Kandidiasi juga dapat menyebar sampai usus yang akan
menyebabkan diare terus-menerus.

4. Gejala tumor
Tumor yang sering menyertai penderita AIDS adalah sarcoma Kaposi
dan limfoma maligna non- hodkin. Diantara kedua keganasan ini, yang
paling sering ditemukan adalah sarcoma Kaposi. Gambaran klinis sarcoma
Kaposi berupa bercak merah coklat, ungu atau kebiruan pada kulit yang pada
awal nya hanya berdiameter beberapa millimeter, tetapi dalam perkembangan
selanjutnya membesar sampai beberapa sentimeter. Kalainan kulit meluas
sampai keseliruh tubuh, bercak dengan diameter yang lebih besar disertai
dengan rasa nyeri. Bercak-bercak ini dapat meluas keselaput lender mulut,
faring, Esofagus dan paru dengan perjalanan yang bersifat progresif. Akibat
daya tahan tubuh yang rendah disertai infeksi oportunistik yang lain, sarcoma
Kaposi ini dapat menyebabkan kematian.
2.6 WOC HIV

Sel helper
(molekul glikoprotein/CD4)

HIV mengontrol pembelahan sel

Enzim reverse transcriptase HIV membantu terjadinya


kopi Skode genetic pada sel hospes yang terinfeksi (DNA)

HIV menjadi bagian dari sel yang terinfeksi

Enzim integrase DNA virus bergabung ke dalam DNA sel hospes

Tahab infeksi yang ireversibel

Replikasi HIV dalam sel Hospes

Enzim protase gangguan saraf Kerusakan system Imun


memotong rantai
protein MK: Penurunan
peningkatan virus defisiensi imun
Terjadi Multiplikasi pada plasma Rentan terhadap infeksi
virus baru
penurunan metabolisme
Keluar dari sel sel otak Wasting Infeksi bakteri dan parasit
yang terinfeksi
Untuk penurunan kemampuan Infeksi jamur Gangguan
menginfeksi mental pada mulut Dan pada pencernaan
sel lain pengaruh obat ARV
MK: perubahan
Anoreksia Diare
proses fikir kronik

MK: Nutrisi kurang dari MK: gangguan


kebutuhan tubuh keseimbangan cairan

11

2.7 Komplikasi

1. Oral Lesi Karena kandidia, herpes simplek, sarcoma Kaposi, HPV oral,
gingivitis, peridonitis Human Immunodeficiency Virus (HIV), leukoplakia oral,
nutrisi, dehidrasi, penurunan berat badan, keletihan dan cacat. Kandidiasis oral
ditandai oleh bercak-bercak putih seperti krim dalam rongga mulut. Jika tidak
diobati, kandidiasis oral akan berlanjut mengeni esophagus dan lambung.
Tanda dan gejala yang menyertai mencakup keluhan menelan yang sulit dan
rasa sakit di balik sternum (nyeri retrosternal).
2. Neurologik a.ensefalopati HIV atau disebut pula sebagai kompleks dimensia
AIDS (ADC; AIDS dementia complex).

2.8 Penatalaksanaan

1. Pengendalian Infeksi Opurtunistik Bertujuan menghilangkan, mengendalikan,


dan pemulihan infeksi opurtunistik, nasokomial, atau sepsis. Tidakan
pengendalian infeksi yang aman untuk mencegah kontaminasi bakteri dan
komplikasi penyebab sepsis harus dipertahankan bagi pasien di lingkungan
perawatan kritis.
2. Terapi AZT (Azidotimidin) Disetujui FDA (1987) untuk penggunaan obat
antiviral AZT yang efektif terhadap AIDS, obat ini menghambat replikasi
antiviral Human Immunodeficiency Virus (HIV) dengan menghambat enzim
pembalik traskriptase. Sekarang, AZT tersedia untuk pasien dengan Human
Immunodeficiency Virus (HIV) positif asimptomatik dan sel T4 > 500 mm3.
3. Terapi Antiviral Baru Beberapa antiviral baru yang meningkatkan aktivitas
system imun dengan menghambat replikasi virus / memutuskan rantai
reproduksi virus pada prosesnya. Obat-obat ini adalah : a.Didanosine
b.Ribavirin c.Diedoxycytidine d.Recombinant CD 4 dapat larut.
4. Vaksin dan Rekonstruksi Virus Upaya rekonstruksi imun dan vaksin dengan
agen tersebut seperti interferon, maka perawat unit khusus perawatan kritis
dapat menggunakan keahlian dibidang proses keperawatan dan penelitian untuk
menunjang pemahaman dan keberhasilan terapi AIDS.
5. Pendidikan untuk menghindari alcohol dan obat terlarang, makan-makanan
sehat,hindari stress,gizi yang kurang,alcohol dan obat-obatan yang
mengganggu fungsi imun.

2.9 Pemeriksaan Penunjang

1. Tes untuk diagnosa infeksi HIV : a.ELISA (positif; hasil tes yang positif
dipastikan dengan western blot) b.Western blot (positif) c.P24 antigen test
(positif untuk protein virus yang bebas) d.Kultur HIV(positif; kalau dua kali uji-
kadar secara berturut-turut mendeteksi enzim reverse transcriptase atau antigen
p24 dengan kadar yang meningkat).
2. Tes untuk deteksi gangguan system imun.
a. LED (normal namun perlahan-lahan akan mengalami penurunan)
b. CD4 limfosit (menurun; mengalami penurunan kemampuan untuk bereaksi
terhadap antigen)
c. Rasio CD4/CD8 limfosit (menurun)
d. Serum mikroglobulin B2 (meningkat bersamaan dengan berlanjutnya
penyakit) e.Kadar immunoglobulin (meningkat)
BAB III
KONSEP ASKEP

III.1 PENGKAJIAN

1. Konsep Dasar Pengkajian


a. Pengkajian:

o Kaji identitas klien

o Lakukan pemeriksaan tanda vital lengkap.

o Kaji adanya nyeri pada daerah yang terinfeksi.

o Lakukan pemeriksaan jantung dan paru, cari kemungkinan adanya


payah jantung dan komplikasi.

2. Riwayat
Faktor risiko
Riwayat infeksi menular seksual
Riwayat infeksi oportunistik dan penyakit yang berkaitan dengan HIV,
termasuk TBC.
Riwayat penyakit lain
Riwayat pengobatan (profilaksis dan terapi infeksi oprtunistik, anti
retroviral (ARV)).
Riwayat alergi
Tanda dan keluhan penyakit saat ini

3. Pemeriksaan klinis
Lakukan pemeriksaan fisik secara lengkap, termasuk berat badan, cari
limfadenopati perifer, kelainan organ dan system organ.
Nilai stadium klinis infeksi HIV.
Cari infeksi oportunistik dan penyakit yang terkait HIV.
Saring kemungkinan TBC.
Nilai kemungkinan adanya kehamilan.
4. Pemeriksaan laboratorium
Pemeriksaan darah lengkap: hemoglobin/hematocrit, total lymphosyte count
(TLC), bila alat untuk pemeriksaan TLC tidak tersedia, perkiraan jumlahnya
dengan rumus: TLC= jumlah sel darah putih x % limfosit.
Jumlah sel T CD4, jika fasilitas tersedia
X-ray dada
Pemeriksaan BTA sputum
Jika kemingkinan hepatitis: periksa enzim fungsi hati ALT (SGOT, SGPT)
HbsAg jika memungkinkan dan anti-HCV jika ada riwayat penggunaan
narkoba suntik pada penderita.
PAP smear pada wanita
Tes kehamilan jika diperlukan
Tes laboratorium lain yang diperlukan untuk mendeteksi infeksi oportunistik.

III.2 DIAGNOSA YANG MUNGKIN MUNCUL

(sumber rencana asuhan keperawatan edisi 3,marilynn E dongoes,Mary frances

Moorhause,Alice C.Geissler,tahun 1999)

1. Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d hambatan asupan

makanan,penurunan nafsu makan ,penurunan informasi,kesalahan informasi

dan konsepsi
2. penurunan defesiensi imun b/d infeksi oportunistik,penggunaan agen

mikroba,pemajanan lingkungan, teknik infasif, penyakit kronis,malnutrisi,

pertahanan primer takefektif, kulit rusak, jaringan traumatik, statis jaringan

tubuh
3. Bersihan jalan nafas tidak efektif b/d produksi sekret yang meningkat,

ketidak seimbangan muskuler (melemahnya otot-otot pernafasan ,penurunan

energi/kepenatan, penurunan ekspansi paru, menahan sekresi (obstruksi

trakeobronkial), ketidakseimbangan pervusi ventilasi.

4. nyeri,(akut)/kronis b/d inflamasi kerusakan jaringan,neoropati periver,

mialgia, dan artralgia, kejang abdomen


5. gangguan integritas kulit b/d bedrest yang lama, infeksi oportunistik, devisit

imunologi, penurunan tingkat aktivitas, perubahan sensasi, malnutrisi,

perubahan status metabolisme


6. perubahan proses pikir b/d perubahan metabolisme /ekresi obat-obatan

,akumulasi elemen-elemen racun, kegagalan ginjal, ketidak seimbangan

elekrolit hebat, insufisiensi hepatis


7. ansietas (ketakutan) b/d tranmisi dan penularan interpersonal, pemisahan dari

sistem pendukung, ketakutan akan penularan penyakit pada keluarga yang di

cintai, ancaman pada konsep pribadi, ancaman kematian


8. isolasi sosial b/d persepsi tentang tidak dapat diterima dalam masyarakat,

sumber-sumber pribadi tidak adekuat/sistem pendukung ,isolasi fisik,

perubahan status kesehatan, perubahan pada penampilan fisik


9. ketidak berdayaan b/d proses berduka yang belum selesai, konfirmasi

diagnosa sakit terminal, pernik-pernik sosial dari AIDS


10. gangguan keseimbangan cairan b/d output yang berlebihan,diare berat,

berkeringat, muntah, status hipermetabolisme, demam, pembatasan masukan,

mual dan anoreksia


11. intoleransi aktivitas b/d kelemahan otot dan kelelahan, penurunan produksi

energi metabolisme, perubahan kimia tubuh,efek samping obat-obatan

III.3 NCP (NURSING CARE PLANING)

Diagnosa Tujuan Kriteria Hasil Intervensi Rasional

Keperawatn
Nutrisi kurang Memenuhi Setelah dilakukan 1. kaji
akan nutrisi intervensi kebiasaan 1. Penurunan
dari kebutuhan sesuai keperawatan diet, masukan atau
makanan saat hipoaktif
tubuh b/d dengan selama 2x24 jam
ini. Catat bising usus
kebutuhan di harapkan klien derajat menunjukka
hambatan tubuh. dapat kesulitan n penurunan
menunjukkan makan. motilitas
asupan Evaluasi berat gaster dan
peningkatan berat
badan menuju badan dan konstipasi
makanan,
tujuan yang ukuran tubuh. yg b/d
penurunan nafsu pembatasan
tepat..
2. Auskulta pemasukan
makan si bunyi usus cairan,
pemilihan
3. Berikan makanan
perawatan buruk,
oral sering, penurunan
buang sekret, aktifitas,
berikan dan
wadah khusus hipoksemia
untuk sekali 2.Rasa tak
pakai dan enak, bau dan
tisu. penampilan
adalah
4. Dorong pencegah
periode utama terhadap
istirahat nafsu makan
semalam satu dan dapat
jam sebelum membuat mual
dan sesudah
dan muntah
makan.
Berikan 3.Membantu
makan porsi menurunkan
kecil tapi kelemahan
sering. selama waktu
makan dan
memberikan
5. Hindari
kesempatan
makanan
untuk
penghasil gas
meningkatkan
dan minuman
masukan kalori
berkarbonat.
total.
4.Berguna
untuk
menentukan
6. Hindari kebutuhan
makanan kalori,
menyusun
yang sangat tujuan berat
panas atau badan dan
sangat dingin. evaluasi
kedekuatan
rencana nutrisi.
7. Timbang
berat badan
sesuai
indikasi.
-gangguan Memenuhi Setelah dilakukan
cairan tubuh intervensi 1. Kaji 1. Untuk
keseimbangan sesuai keperawatan frekuensi melihat
pengeluaran seberapa
cairan b/d dengan selama 2x24 jam
kebutuhan di harapkan pasien banyak
output yang output klien yang frekuensi
2. Berikan pengeluara
berlebihan dapat
berlebihan, diare cairan n pasien,
berkurang.
pengganti agar dapat
berat, ion tubuh disesuaikan
berkeringat, yang hilang untuk
pemasukan
muntah, demam, nya
2. Untuk
pembatasan
pengganti
masukan, mual cairan yang
hilang dari
dan anoreksia tubuh
pasien,
agar dapat
memberika
n tenaga
kepada
pasien

-perubahan Mengatasi Setelah dilakukan


perubahan intervensi
proses pikir b/d pola fikir keperawatan 1. Kaji 1. Untuk
kecemasan mencegah
perubahan klien untuk selama 2x24 jam klien, dan klien
menjadi harapkan : tindakan yang melakukan
metabolisme, lebih dilakukan hal-hal
semangat 1. Klien dapat klien yang tidak
kegagalan menerima apa
dalam di inginkan
yang terjadi 2. Kaji TTV
ginjal, ketidak mencapai pada dirinya klien
keinginan 2. Melihat
seimbangan keadaan
untuk 2. Klien dapat
fisik klien
sembuh bersemagat
elekrolit hebat agar tetap
untuk tetap
stabil.
bertahan hidup
A. ASUHAN KEPERAWATAN HIV/ AIDS
1. Pengkajian
a. Identitas Klien :
Nama/nama panggilan : An. J
Tempat tanggal lahir/usia : kendari, 20 Mei 2010
Jenis Kelamin : perempuan
Aga ma : Islam
Pendidikan :-
Alamat : BTN revalina Blok C No.3
Tanggal masuk : 24 Mei 2011
Tanggal pengkajian : 25 Mei 2011
Diagnosa Medik : HIV-AIDS
b. Identitas Orang Tua
1. Ayah
N a m a : Tn. X
U m u r : 28 tahun
Pendidikan : SMP
Pekerjaan : Pedagang
Agama : Islam
Alam at : BTN revalina Blok C No.3
2. Ibu
N a m a : Ny. S
Usia : 22 tahun
Pendidikan : SMP
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Agama : Islam
Alam at : BTN revalina Blok C No.3
c. Keluhan Utama
Orangtua klien mengeluhkan anaknya batuk- batuk disertai sesak napas.
d. Riwayat Kesehatan
1. Riwayat Kesehatan Sekarang
Klien terus batuk batuk sejak satu minggu yang lalu, kemudian dua hari

yang lalu mulai disertai sesak napas.klien juga terkena diare dengan

frekuensi BAB cukup tinggi.sejak semalam klien demam dan di perparah

lagi klien tidak mau menyusu, karena itu orang tua klien membawanya ke

rumah sakit.
2. Riwayat Kesehatan Lalu (khusus untuk anak 0-5 tahun)
1) Prenatal Care
Pemeriksaan kehamilan 1 kali
Keluhan selama hamil Ngidam, kadang-kadang demam dan lemas
Riwayat terkena sinar tidak ada
Kenaikan berat badan selama kehamilan 2 kg
Imunisasi 2 kali
Golongan darah Ibu : O /golongan darah ayah : A
2) N a t a l
Tempat melahirkan di Puskesmas oleh bidan
Lama dan jenis persalinan : Spontan/normal
Penolong persalinan Dokter Kebidanan
Tidak ada komplikasi selama persalinan ataupun setelah

persalinan (sedikit perdarahan daerah vagina).


3) Post Natal
Kondisi Bayi : BB lahir 2 kg, PB 47 cm
Pada saat lahir kondisi anak baik
Penyakit yang pernah dialami demam setelah imunisasi
Kecelakaan yang pernah dialami: tidak ada
Imunisasi belum lengkap
Alergi belum Nampak
Perkembangan anak dibanding saudara-saudara : Anak pertama
3. Riwayat Kesehatan Keluarga
Anggota keluarga : Ibu klien positif HIV
4. Riwayat Psiko Sosial
Anak tinggal di rumah
Lingkungan berada di tepi kota
Rumah tidak ada fasilitas lengkap
Di Rumah tidak ada tangga yang berbahaya yang dapat menimbulkan

kecelakaan, anak bebas bermain di luar dengan teman-temannya


Hubungan antar anggota kelurga baik
Pengasuh anak adalah orang tua
5. Riwayat spiritual
Anggota Keluarga cukup taat melaksanakan ibadah
Kegiatan keagamaan : jarang mengikuti kegiatan keagamaan
6. Eliminasi (BAB & BAK)

Kondisi Sebelum sakit Saat sakit


Tempat pembuangan Kain sarung Popok

Frekwensi/waktu

Konsistensi BAK= sering BAB = BAK = sering,

Kesulitan 2 x sehari BAB = 4-5x

sehari

Obat pencahar Sering encer

Tidak ada Encer

Tidak pernah Tidak ada


Digunakan

7. Istirahat/Tidur

Kondisi Sebelum sakit Saat sakit

1. Jam tidur :
2. Siang
3. Malam 11.00 13.00 Jam 12.00-13.00
4. Pola tidur
Jam 20.00- 06.00 Jam 21.00-7.00

Tidur dilaksanakan Tidur dilaksanakan

pada siang dan malam pada siang dan


Kebiasaan : hari malam hari

sebelum tidur

Menyusu Menyusu

Kesulitan tidur Sering terbangun

Gelisah karena popoknya

basah oleh feses.

8. Personal Hygiene

Kondisi Sebelum sakit Saat sakit


1. Mandi

Cara Dikerjakan oleh orang Tidak pernah mandi

tua hanya dilap badan

Frekwensi 2 x sehari 1x sehari/melap

badan

alat mandi Sabun Pake air hangat


2. Cuci rambut Kadang-kadang belum pernah

frekwensi Tidak menentu dilakukan

Cara Dikerjakan oleh orang

tua

3. Gunting kuku Setiap kali kuku belum pernah

frekwensi terlihat panjang dilakukan

Cara Di kerjakan oleh orang

tua

9. Pemeriksaan Fisik

a. Keadaan umum klien : lemah gelisah dan batuk sesak

b. Ekspresi wajah biasa kadang tersenyum dan cengeng bila diajak

bermain.

c. Berpakaian bersih karena selalu dijaga oleh ibunya.

d. Tanda-tanda vital:

o Suhu : 38,5 C

o Nadi : 120x/m

o Pernafasan : 70 x / m

o TD : 95/60 mmHg

e. Antropometri

o Panjang badan : 50 cm

o Berat badan : 5 kg
o Lingkaran lengan atas : tidak dikaji

o lingkaran kepala : tidak dikaji

o lingkaran dada : tidak di kaji

o Lingkaran perut :tidak dikaji

o Skin fold : tidak dikaji

f. Head To Toe

o Kulit : Pucat dan turgor kulit agak buruk

o Kepal dan leher : Normal tidak ada kerontokan rambut, warna

hitam dan tidak ada peradangan

o Kuku : Jari tabuh

o Mata / penglihatan : Sklera pucat dan nampak kelopak mata

cekung

o Hidung : Tidak ada Peradangan, tidak ada reaksi alergi, tidak

ada polip, dan fxungsi penciuman normal

o Telinga : Bentuk simetris kanan/kiri, tidak ada peradangan, tidak

ada perdarahan

o Mulut dan gigi : Terjadi peradangan pada rongga mulut dan

mukosa, terjadi Peradangan dan perdarahan pada gigi ,gangguan

menelan(-), bibir dan mukosa mulut klien nampak kering dan

bibir pecah-pecah.

o Leher : Terjadi peradangan pada eksofagus.

o Dada : dada masih terlihat normal

o Abdomen : Turgor jelek ,tidak ada massa, peristaltik usus

meningkat dan perut mules dan mual.


o Perineum dan genitalia : Pada alat genital terdapat bintik-bintik

radang

o Extremitas atas/ bawah : Extremitas atas dan extremitas bawah

tonus otot lemah akibat tidak ada energi karena diare dan proses

penyakit.

g. Sistem Pernafasan

o Hidung : Simetris, pernafasan cuping hidung, ada secret

o Leher : Tidak ada pembesaran kelenjar tyroid dan kelenjar

limfe di sub mandibula.

o Dada :

- Bentuk dada : Normal

- Gerakan dada : simetris, tidak terdapat retraksi

- Suara nafas : ronki

- Suara nafas tambahan : ronki

- Tida ada clubbling finger

h. Sistem kardiovaskuler :

o Conjungtiva : Tidak anemia, bibir : pucat/cyanosis, arteri carotis :

berisi reguler , tekanan vena jugularis : tidak meninggi

o Ukuran Jantung : tidak ada pembesaran

o Suara jantung : Tidak ada bunyi abnormal

o Capillary refilling time > 2 detik

i. Sistem pencernaan :

o Mulut : terjadi peradangan pada mukosa mulut

o Abdomen : distensi abdomen, peristaltic meningkat > 25x/mnt

akibat adanya virus yang menyerang usus


o Gaster : nafsu makan menurun, mules, mual muntah, minum

normal.

o Anus : terdapat bintik dan meradang gatal

j. Sistem indra

o Mata : agak cekung

o Hidung : Penciuman kurang baik.

o Telinga

o Keadaan daun telinga : kanal auditorius kurang bersih akibat

benyebaran penyakit

o Fungsi pendengaran kesan baik

k. Sistem Saraf

l. Fungsi serebral:

o tatus mental : Orientasi masih tergantung orang tua

o Bicara : -

o Kesadaran : Eyes (membuka mata spontan) = 4, motorik

(bergerak mengikuti perintah) = 6, verbal (bicara normal) = 5

2. Fungsi kranial : Saat pemeriksaan tidak ditemukan tanda-tanda

kelainan dari Nervus I Nervus XII.

3. Fungsi motorik : Klien nampak lemah, seluruh aktifitasnya dibantu

oleh orang tua

4. Fungsi sensorik : suhu, nyeri, getaran, posisi, diskriminasi

(terkesan terganggu)

5. Fungsi cerebellum : Koordinasi, keseimbangan kesan normal

6. Refleks : bisip, trisep, patela dan babinski terkesan normal.

l. Sistem Muskulo Skeletal


o Kepala : Betuk kurang baik, sedikit nyeri

o Vertebrae: Tidak ditemukan skoliosis, lordosis, kiposis, ROM

pasif, klien malas bergerak, aktifitas utama klien adalah

berbaring di tempat tidur.

o Lutut : tidak bengkak, tidak kaku, gerakan aktif, kemampuan

jalan baik

o Tangan tidak bengkak, gerakan dan ROM aktif

m. Sistem integument

o warna kulit pucat dan terdapat bintik-bintik dengan gatal, turgor

menurun > 2 dt,

o suhu meningkat 39 derajat celsius, akral hangat, akral dingin

(waspada syok), capillary refill time memajang > 2 dt, kemerahan

pada daerah perianal.

n. Sistem endokrin

o Kelenjar tiroid tidak nampak, teraba tidak ada pembesaran

o Suhu tubuh tidak tetap, keringat normal,

o Tidak ada riwayat diabetes

o. Sistem Perkemihan

o Urin produksi oliguria sampai anuria (200-400 ml/24 jam),

frekuensi berkurang.

o Tidak ditemukan odema

o Tidak ditemukan adanya nokturia, disuria , dan kencing batu

p. Sistem Reproduksi

Alat genetalia termasuk glans penis dan orificium uretra eksterna

merah dan gatal


q. Sistem Imun

o Klien tidak ada riwayat alergi

o Imunisasi lengkap

o Penyakit yang berhubungan dengan perubahan cuaca tidak ada

o Riwayat transfusi darah tidak ada

2. DIAGNOSA

1. Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan akumulasi secret

2. Hipertermi berhubungan dengan pelepasan pyrogen dari hipotalamus sekunder

terhadap reaksi antigen dan antibody

3. Kekurangan volume cairan berhubungan dengan pemasukan dan pengeluaran

sekunder karena kehilangan nafsu makan dan diare

4. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan

kekambuhan penyakit, diare, kehilangan nafsu makan, kandidiasis oral

3. INTERVENSI

NO INTERVENSI RASIONAL
1 Auskultasi area paru, catat Penurunan aliran udara

area penurunan/ tidak ada terjadi pada area konsolidasi

aliran udara dan bunyi napas dengan cairan

adventisius
2 Pantau suhu tubuh anak Lingkungan yang sejuk

setiap 1-2 jam, bila terjadi membantu menurunkan

peningkatan secara tiba-tiba suhu tubuh dengan cara

beri antimikroba/ antibiotik radiasi

jika

Disaranka
3 Ukur dan catat pemasukan Dokumentasi yang akurat
dan pengeluaran cairan. akan membantu dalam

mengidentifikasi

pengeluaran cairan.
4 Berikan makanan dan Untuk memenuhi kebutuhan

kudapan tinggi kalori dan tubuh .

protein.

4. IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

No.DX/Tgl JAM IMPLEMENTASI EVALUASI


Bersihan jalan 07.30 Mengauskultasi area 26 Mei 2011,

nafas tidak paru, catat area jam 07.30

efektif b/d penurunan/ tidak ada Klien

akumulasi aliran udara dan menunjukkan

sekret bunyi napas pola napas yang

25-05-2011 adventisius efektif


Hipertermi b/d 09.00 Mempertahankan 26 Mei 2011,

pelepasan lingkunga sejuk jam 10.00

pyrogen dari dengan Klien mampu

hipotalamus menggunakan menunjukkan

sekunder piyama dan selimut TTV

terhadap reaksi yang tidak tebal serta yang normal :

antigen dan pertahankan suhu suhu 365

antibody ruangan antara 22o 0


C, Nadi :

25-05-2011 dan 24 oC 80x/m, P :

20x /m dan TD :

110/80 mmHg
Kekurangan 11.00 Mengukur dan catat 26 Mei 2011,
volume cairan pemasukan dan jam 12.00

b/d pemasukan pengeluaran. Keseimbangan

dan cairan tubuh

pengeluaran adekuat.

sekunder Tidak ada tanda-

karena tanda dehidrasi.

kehilangan

nafsu makan

dan diare

25-05-2011
Perubahan 12.30 Memberikan 26 Mei 2011,

nutrisi kurang makanan dan jam 13.30

dari kebutuhan kudapan yang tinggi Nafsu menyusu

tubuh b/d kalori dan tinggi meningkat, BB

kekambuhan protein. meningkat.

penyakit, diare, Pasien

kehilangan mendapatkan

nafsu makan, nutrisi yang

kandidiasis oral optimal

25-05-2011
DAFTAR PUSTAKA

Fathomah Siti, dkk, modul pelatihan pemberian informasi kesehatan reproduksi remaja oleh

pendidik sebaya. Bengkulu: BKKBN, 2009

Muadz Masri, dkk, konseling kesehatan reproduksi remaja bagi calon konselor sebaya.

Bengkulu: BKKBN, 2007

Ain Mastar, kenali kejahatan narkoba HIV AIDS. Jakarta: Letupan Indonesia, 2004

http://www.lusa.web.id/penyakit-imunologi-hiv-aids

Asuhan Keperawatan pada Pasien Terinfeksi HIV/AIDS. Jakarta : Salemba medika

Smeltzer,Suzanne C.2001.

You might also like