Professional Documents
Culture Documents
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1. Pengertian
Hipertensi adalah tekanan darah persisten dimana tekanan sistoliknya diatas 140 mmHg
dan tekanan diastoliknya diatas 90 mmHg. (Brunner dan Suddarth, 896 ; 2002).
Hipertensi adalah tekanan darah tinggi yang abnormal dan diukur palingtidak pada tiga
Hipertensi adalah kondisi abnormal dari hemodinamik, dimana menurut WHO tekanan
saitolik 140 mmHg dan atau tekanan diastoliknya > 90 mmHg (untuk usia < 60 tahun) dan
sistolik 90 dan atau tekanan diastoliknya > 95 mmHg (untuk usia > 60 tahun). (Taufan
Nugroho, 2011).
Hipertensi adalah tekanan darah sistolik 140 mmHg dan tekanan darah diastoliknya 90
mmHg, atau bila paien memakai obat antihipertensi. ( Arif Mansjoer, 2001).
Dari beberapa definisi mengenai hipertensi di atas dapat disimpulkan bahwa hipertensi
adalah tekanan darah diatas 140/90 mmHg, tinggi rendahnya juga tergantung pada usia.
Adapun Klasifikasi tekanan darah orang dewasa berusia 18 tahun keatas menurut Joint
2. Anatomi Fisiologi
a. Anatomi jantung
Jantung adalah organ berongga, berotot, yang terletak ditengah toraks dan ia menempati
rongga antara paru dan diafragma yang beratnya sekitar 300 g. Daerah pertengahan dada antara
kedua paru disebut sebagai mediastinum. Sebagaian besar rongga mediastinum ditempati oleh
jantung yang terbungkus dalam kantung fibrosa tipis yang disebut pericardium. Sisi kanan
jantung dan kiri masing-masing tersusun atas dua kamar, atrium dan ventrikel. Dinding yang
memisahkan kamar kanan dan kiri disebut septum. Karena posisi jantung agak memutar dalam
rongga dada, maka ventrikel kanan terletak lebih ke anterior ( tepat di bawah sternum ) dan
b. Fisiologi Jantung
Fungsi jantung adalah memompa darah ke jaringan, menyuplai oksigen dan zat nutrisi lain
sambil mengangkut karbondioksida dan sampah hasil metabolisme. Aktivitas listrik jantung
terjadi akibat ion bergerak menembus membran sel. Pada keadaan istirahat otot jantung terdapat
dalam keadaan terpolarisasi dan pada saat siklus jantung bermula saat dilepaskannya implus
listrik disebut fase depolarisasi. Adapun repolarisasi terjadi saat sel kembali kekeadaan dasar dan
sesuai dengan relaksasi otot miokardium.Prinsip penting yang menentukan arah aliran darah
adalah aliran cairan dari daerah bertekanan tinggi ke daerah bertekanan rendah. Perubahan
tekanan yang terjadi dalam kamar jantung selama siklus jantung di mulai dengan diastolic saat
ventrikel berelaksasi. Selama diastolik, katup atrioventrikularis terbuka dan darah yang kembali
dari vena mengalir ke atrium dan kemudian ke ventrikel. Pada titik ini ventrikel itu sendiri mulai
berkontraksi ( sistolik ) sebagai respon propagasi implus listrik yang dimulai di nodus SA
beberapa milidetik sebelumnya. Selama sistolik tekanan di dalam ventrikel dengan cepat
meningkat, mendorong katup AV untuk menutup. Pada saat berakhirnya sistolik, otot ventrikel
berelaksasi dan tekanan dalam kamar menurun dengan cepat. Secara bersamaan, begitu tekanan
di dalam ventrikel menurun drastissampai di bawah tekanan atrium, nodus AV akan membuka,
ventrikel mulai terisi dan urutan kejadian berulang kembali.( Brunner & , 2002 ; 720 724 ).
3. Etiologi
Penyebab terjadinya hipertensi menurut Elizabeth J. Corwin, (2009 ; 485), antara lain :
b. Volume sekuncup
e. Stres berkepanjangan
f. Genetik
Sedangkan menurut Jan Tambayong (2000) etiologi dari hipertensi adalah sebagai berikut :
a. Usia
Insidens hipertensi makin meningkat dengan meningkatnya usia. Hipertensi pada yang kurang
dari 35 tahun dengan jelas menaikkan insiden penyakit arteri koroner dan kematian prematur.
b. Kelamin
Pada umumnya insidens pada pria lebih tinggi daripada wanita, namun pada uia pertengahan dan
lebih tua, insidens pada waktu mulai meningkat, sehingga pada usia diatas 65 tahun, insidens
c. Ras
Hipertensi pada yang berkulit hitampaling sedikit dua kalinya pada yang berkulit putih. Akibat
penyakit ini umumnya lebih berat pada ras kulit hitam. Misalnya mmortalitas pasien pria hitam
dengan diastole 115 atau lebih, 3,3 kali lebih tinggi daripada pria berkulit putih, dan 5,6 kali bagi
wanita putih.
d. Pola hidup
Faktor seperti pendidikan, penghasilan, dan faktor pola hidup lain telah diteliti, tanpa hasil yang
jelas. Penghasilan rendah, dan kehidupan atau pekerjaan yang penus stes agaknya berhubungan
e. Diabetes melitus
Hubungan antara diabetes melitus dan hipertensi kurang jelas, namun secara statistik nyata ada
f. Hipertensi sekunder
Seperti dijelaskan sebelumnya, hipertensi dapat terjadi akibat yang tidak diketahui. Bila faktor
4. Insiden
Penyakit hipertensi lebih banyak menyerang wanita daripada pria, Sekitar 20% populasi
dewasa mengalami hipertensi ; lebih dari 90% diantara mereka menderita hipertensi esensial
(primer), dimana tidak dapat ditentukan penyebab medisnya. Sisanya mengalami kenaikan
tekanan darah dengan penyebab tertentu (hipertensi sekunder), seperti penyempitan renalis atau
penyakit parenkim ginjal, berbagai obat, disfungsi organ, tumor dan kehamilan. (Brunner &
5. Patofisiologi
Mekanisme yang mengontrol konstriksi dan relaksasi pembuluh darah terletak di pusat
pasomotor, pada medula di otak. Dari pusat vasomotor ini bermula jarak saraf simpatis, yang
berlanjut kebawah ke korda spinalis dan keluar dari kolumna medula spinalis ke ganglia
simpatis di toraks dan abdomen. Rangsangan pusat vasomotor dihantarkan dalam bentuk impuls
yang bergerak ke bawah melalui sistem saraf simpatis ke ganglia simpatis. Pada titik ini, neuron
preganglion melepaskan asetilkolin, yang akan merangsang serabut saraf pasca ganglion ke
pembuluh darah. Berbagai faktor seperti kecemasan dan ketakutan dapat mempengaruhi respons
Individu dengan hipertensi sangat sensitif terhadap norepinefrin, meskipun tidak diketahui
dengan jelas mengapa hal tersebut bisa terjadi. Pada saat bersamaan dimana sistem saraf
simpatis merangsang pembuluh darah seebagai rangsang respons emosi, kelenjar adrenal juga
epinefrin, yang menyebabkan vasokonstriksi. Korteks adrenal mensekresi kkortisol dan steroid
lainnya, yang dapat mempekuat respon vasokonsriktor pembiluh darah. Vasokonstriksi yang
merangsang pembentukan angiotensin I yang kemudian diubah menjadi angiotensin II, suatu
vasokonstriksi striktor kuat, yang pada gilirannya merangsang sekresi aldesteron oleh korteks
adenal. Hormon ini menyebabkan retensi natrium dan air oleh tubulus ginjal, menyebabkan
peningkatan volume intravaskuler. Semua faktor tersebut cenderung mencetuskan keadaan
6. Manisfestasi Klinis
Adapun manifestasi klinis yang dapat ditemukan pada pederita hipertensi menurut
a. Sakit kepala saat terjaga kadang-kadang disertai mual dan muntah, akibat peningkatan tekanan
darah intrakranium.
c. Cara berjalan yang tidak mantap karena kerusakan susuna saraf pusat.
d. Nokturia yang disebabkan peningkatan aliran darah ginjal dan filtrasi glomerulus.
Sedangkan menurut Marllyn Doengoes (2000). Tanda dari hipertensi adalah kelemahan,
napas pendek, frekuensi jantung meningkat, ansietes, depresi, obesitas, pusing, sakit kepala,
7. Komplikasi
Komplikasi yang dapat terjadi pada hipertensi menurut Elizabeth J. Corwin (2009), antara
lain :
a. Stroke
b. Infark miokard
c. Gagal ginjal
e. Kejang
Sedangkan menurut Sjaifoellah (2002) komplikasi pada hipertensi adalah angina pectoris,
infark miokard, hipertropi ventrikel kiri menyebabkan kegagalan jantung kongestif dan
8. Test dignostik
Jenis pemeriksaan diagnostik pada penyakit hipertensi menurut Elizabeth J. Corwin (2009 ;
memperlihatkan peningkatan tekanan sistolik dan diastolik jauh sebelum adanya gejala penyakit.
Sedangkan menurut Lyndon Saputra (2009), Pemeriksaan khusus pada penderita hipertensi
antara lain :
a. Tujuan semua pemeriksaan khusus adalah untuk menemukan penyebab, derajat dan adanya
b. Kimia darah meliputi tes untuk fungsi ginjal dan elektrolit serum.
c. Rontgen toraks.
d. EKG
e. Urinalisasi
f. Tes lebih spesifik bila terdapat kecurigaan yang lebih besar, aortogram untuk koarktasio aorta
h. Rapid-sequnce intravenous pyelogram, arteriogram arteri renalis, aktivitas renin vena renalis
feokromosotioma.
9. Penatalaksanaan medik
Tujuan tiap program penanganan bagi setiap pasien adalah mencegah terjadinya morbiditas
dan mortalitas penyerta dengan mencapai dan mempertahankan tekanan darah di bawah 140/90
mmHg. Efektifitas setiap program ditentukan oleh derajat hipertensi, komplikasi biaya
berat badan, pembatasan alkohol, natrium dan tembakau; latihan relaksasi merupakan intervensi
wajib yang harus dilakukan pada setiap terapi antihipertensi. Apabila pada penderita hipertensi
ringan berada dalam risiko tinggi (pria perokok) atau bila tekanan darah diastoliknya menetap,
diatas 85 atau 95 mmHg dan siastoliknya diatas 130 sampai diatas 139 mmHg, maka perlu
1. Pengkajian
a. Aktifitas
Gejala : Riwayat kepribadian, ansietas, depresi, euphoria, marah kronik, factor stress
multiple.
Tanda : Letupan suasana hati, gelisah, penyempitan kontinu perhatian, tangisan yang
meledak, gerak tangan empati, muka tegang, gerak fisik, pernafasan menghela nafas, penurunan
pola bicara.
d. Eliminasi
Gejala : Gejala ginjal saat ini atau yang lalu (misalnya: infeksi, obstruksi atau riwayat
Gejala : Makanan yang disukai mencakup makanan tinggi garam, lemak, kolesterol
serta makanan dengan kandungan tinggi kalori.
Tanda : Berat badan normal atau obesitas.
Adanya edema, kongesti vena, distensi vena jugulalaris, glikosuria.
f. Neurosensori
Tanda : Status mental: perubahan keterjagaaan, orientasi. Pola/isi bicara, afek, proses
exudat, hemorgi.
g. Nyeri/ketidaknyamanan
Nyeri abdomen/massa.
menetap/berat).
tambahan, sianosis.
i. Keamanan
2. Diagnosa Keperawatan
spesifik pasien serta respons terhadap masalah actual dan resiko tinggi. Menurut Marllyn
b. Intolerans aktifitas
c. Nyeri (akut)
3. Perencanaan
Intervensi keperawatan adalah preskripsi untik prilaku spesifik yang diharapkan dari pasien
dan/atau tindakan yang harus dilakukan oleh perawat. Tindakan keperawatan dibagi menjadi,
Tujuan:
2) Memperlihatkan irama dan frekuensi jantung stabil dalam rentang dan pasien.
b. Intoleran aktifitas
c. Nyeri (akut), sakit kepala berhubungan dengan: peningkatan tekanan vaskuler serebral.
Keyakinan budaya.
Tujuan:
1) Krisis situasional/diaturasional.
7) Nutrisi buruk.
Tujuan:
1) Mengidentifikasi kesadaran kemampuan koping/kekuatan pribadi.
menghindari/mengubahnya.
dengan:
2) Misinterpretasi informasi
3) Keterbatasan kopnitif.
4) Menyangkal diagnosa.
Tujuan:
1) Menyatakan pemahaman tentang proses penyakit dan regimen pengobatan
3) Mengidentifikasi efek samping obat dan kemungkinan komplikasi yang perlu diperhatikan.
7. Mempertahankan keseimbangan
cairan dan elektrolit tubuh.
Sumber : Marllyn Doengoes, (2000)
4. Pelaksanaan
sebelumnya dan pelaksanaan ini disesuaikan dengan masalah yang terjadi. Dalam pelaksanaan
a. Tindakan mandiri
b. Tindakan observasi
d. Tindakan kolaborasi
5. Evaluasi
Tahapan evaluasi merupakan proses yang menentukan sejauh mana tujuan dapat dicapai,
kriteria keberhasilan dimana kriteria ini harus dapat diukur dan diamati agar kemajuan
perkembangan keperawatan kesehatan klien dapat diketahui Dalam evaluasi dapat dikemukakan
Evaluasi untuk klien dengan hipertensi dapat disesuaikan dengan masalah yang telah
a. Apakah tekanan darah dalam rentang yang dapat diterima oleh klien?.
b. Apakah klien dapat beraktifitas secara mandiri ?.