Professional Documents
Culture Documents
Secara umum, ada beberapa tempat untuk insersi jarum infus pada
pemasangan infus, yaitu :
a. Venapunctur perifer :
- Vena mediana kubiti
- Vena sefalika
- Vena basilika
- Vena dorsalis pedis
b. Venapunctur central :
- Vena femoralis
- Vena jugularis internal
- Vena subklavia
(Perry and Potter, 2006).
Pemberian cairan infus harus dihitung jumlah tetesan per menitnya untuk
mendapatkan kebutuhan cairan sesuai dengan yang telah ditargetkan. Jumlah (ml)
cairan yang masuk tiap jam dihitung menggunakan rumus :
ml per jam = tetesan x faktor tetesan
Faktor tetesan dihitung dengan 60 dibagi jumlah tetesan yang dapat
dikeluarkan oleh infus set untuk mengeluarkan 1 ml cairan (Smeltzer and Bare,
2002).
Tipe cairan yang dapat digunakan sebagai sediaan infus, yaitu :
1. Isotonik : suatu cairan yang memiliki tekanan osmotik yang sama
dengan cairan yang ada di dalam plasma darah, misalnya NaCl 0,9%;
ringer laktat; komponen darah (albumin 5%, plasma); dan dextrose 5%
dalam air
2. Hipotonik : suatu larutan yang memiliki tekanan osmotik yang lebih
kecil dari cairan yang ada di dalam plasma darah. Pemberian cairan ini
umumnya menyebabkan dilusi konsentrasi larutan plasma dan
mendorong air masuk ke dalam sel untuk memperbaiki keseimbangan
di intrasel dan ekstrasel sehingga sel-sel tersebut akan mebesar atau
membengkak, misalnya dextrose 2,5% dalam NaCl 0,45%; NaCl
0,45%; dan NaCl 0,2%
3. Hipertonik : suatu larutan yang memiliki tekanan osmotik yang lebih
tinggi dari cairan yang ada di dalam plasma darah. Pemberian cairan
ini meningkatkan konsentrasi larutan plasma dan mendorong air
masuk ke dalam sel untuk memperbaiki keseimbangan osmotik, sel
kemudian akan menyusut, misalnya dextrose 5% dalam NaCl 0,9%;
dextrose 10% dan 20% dalam air, NaCl 3% dan 5%; larutan
hiperalimentasi; dextrose 5% dalam ringer laktat; dan albumin 25
(Perry and Potter, 2006).
Continous infusion atau infus berlanjut adalah teknik yang ditujukan untuk
pemberian cairan ke dalam tubuh secara kontinyu dan dalam jangka panjang yang
dapat diberikan secara tradisional melalui cairan yang digantung, dengan atau tanpa
pengatur kecepatan aliran. Infus melalui intravena, intra arteri, dan intra thecal
(spinal) dapat dilengkapi dengan menggunakan pompa khusus yang ditanam maupun
eksternal. Keuntungan teknik ini adalah dapat digunakan untuk menginfus cairan
dalam jumlah besar maupun kecil dengan akurat, adanya alarm sebagai pertanda
adanya masalah, misalnya terdapat udara di selang infus atau penyumbatan, serta
mengurangi waktu perawatan untuk memastikan kecepatan aliran infus. Namun,
kekurangan teknik ini, yaitu memerlukan selang khusus, biaya lebih mahal, dan
pompa infus akan dilanjutkan untuk menginfus kecuali ada infiltrasi (Smeltzer and
Bare, 2002).
DAFTAR PUSTAKA
Perry and Potter. 2006. Buku Ajar Fundamental Keperawatan : Konsep, Proses,
Praktik Volume 2 Edisi 4. Jakarta : Buku Kedokteran EGC.
Smeltzer and Bare. 2002. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Brunner and
Suddart Volume 1 Edisi 8. Jakarta : Buku Kedokteran EGC.
Tan., H., Tjay dan Kirana Rahardja. 2002. Obat Obat Penting. Jakarta: Elex Media
Komputindo.