Professional Documents
Culture Documents
ENSEFALITIS
OLEH:
ALBERTA STEPANI
BEENG
DONY TOLANDA
TONI
PONTIANAK
2010/2011
ASUHAN KEPERAWATAN PADA ANAK
ENSEFALITIS
1.Definisi
Ensefalitis adalah infeksi yang mengenai sistem syaraf pusat yang disebabkan
oleh virus atau mikroorganisme lain yang nonpurulen (buku Ajar : Arif Muttaqin)
2.Anatomi Fisiologi
a. Batang Otak
terdiri dari:
b. Cerebrum
merupakan bagian otak yang paling besar dan paling menonjol.disini terletak pusat-
pusat saraf yang mengatur semua kegiatan sensorik dan motorik,juga mengatur proses
penalaran,ingatan.intelegensia.serebrum dibagi menjadi hemisfer kanan yang
mengatur bagian tubuh sebelah kiri dan hemisfer kiri yang mengatur bagian tubuh
sebelah kanan.
c. Cerebelum
d. Diencefalon
3. Klasifikasi
a. Infeksi virus yang bersifat epidemik
-golongan enterovirus : poliomyelitis,virus coksackie, virus ECHO
-golongan virus ARBO : western equine encephalitis, St.Louis encephalitis,
Eastern equine encephalitis, Japanese B encephalitis, Russian spring summer
encephalitis, Muray valley encephalitis.
b. Infeksi virus yang bersifat sporadik : Rabies, Herpes simpleks, Herpes zoster,
Limfogranuloma, Mumps, Lymphocytic, Choriomeningitis dan jenis lain yang
disebabkan oleh virus tetapi belum jelas.
c. Ensefalitis pasca-infeksi : pasca morbili, pasca varicella, pasca rubella, pasca
vaksinia, pasca mononukleosis infeksious, dan jenis-jenis yang mengikuti infeksi
traktus respiratorius yang tidak spesifik.
d. Ensefalitis bakteri
Penyebabnya adalah staphylococcus aureus, streptococus, E.Colli,
Mycobacterium dan T.Pallidum.
4. Etiologi
Berbagai macam mikroorganisme dapat menimbulkan ensefalitis,misalnya
bakteria,protozoa,cacing,jamur,spirokaeta,dan virus.penyebab yang terpenting dan
tersering ialah virus.infeksi dapat terjadi karena virus langsung menyerang otak atau
reaksi radang akut karena infeksi sistemik atau vaksinasi terdahulu.
5. Patofisiologi
Virus masuk tubuh anak melalui kulit, saluran nafas, dan saluran cerna. Setelah
masuk kedalam tubuh virus akan menyebar ke seluruh tubuh dengan beberapa cara:
1. Lokal : virus alirannya terbatas menginfeksi selaput lendir permukaan atau organ
tertentu.
2. Penyebaran hematogen primer : virus masuk kedalam darah,kemudian menyebar
ke organ dan berkembang biak di organ tersebut.
3. Penyebaran melalui saraf-saraf : virus berkembang biak dipermukaan selaput
lendir dan menyebar melalui sistem persyarafan.
Setelah terjadi penyebaran keotak terjadi manifestasi klinis ensefalitis. Masa
prodromal berlangsung 1-4 hari ditandai dengan demam, sakit kepala, pusing,
muntah, nyeri tenggorokan, malaise, nyeri ekstremitas, dan pucat. Suhu badan
meningkat, fotofobia, sakit kepala, muntah-muntah, letargi, kadang disertai kaku
kuduk apabila infeksi mengenai meningen.
7.Pemeriksaan Diagnostik
a. Pemeriksaan serologis
uji fiksasi komplemen,uji inhibisi hemaglutinasi dan uji neutralisasi
b. Biakan
dari darah viremia berlangsung hanya sebentar saja sehingga sukar untuk
mendapatkan hasil yang positif dari liquor serebrospinalis atau jaringan
otak;dari feces untuk jenis enterovirus sering didapat hasil yang positif
8.Penatalaksanaan Medik
a. Obat antikonvulsif diberikan segera untuk memberantas kejang.tergantung
dari kebutuhan obat diberikan intramuskulus atau intravena.obat yang
diberikan ialah valium atau luminal.segera dilakukan pemasangan IVFD dan
jenis cairan yang diberikan tergantung keadaan anak.
b. Untuk mengatasi hiperpireksia,diberikan surface cooling dengan
menempatkan es pada permukaan tubuh yang mempunyai pembuluh besar
misalnya pada kiri dan kanan leher,ketiak,selangkangan,daerah proksimal
betis dan diatas kepala.
9.Komplikasi
Angka kematian untuk penyakit ensefalitis ini masih tinggi berkisar antara 35-50%
Dari penderita yang hidup 20-40% mempunyai komplikasi atau gejala sisa berupa:
- Paresis/Paralisis
- Pergerakan koreoatetoid
Penderita yang sembuh tanpa kelainan neurologis yang nyata dalam perkembangan
selanjutnya masih mungkin menderita:
- Retardasi mental
-Epilepsi
1.Pengkajian
1) Pola persepsi kesehatan dan pemeliharaan kesehatan
a. bagaimana status kesehatan klien?
b. apakah ada riwayat pembedahan kepala,tindakan lumbal fungsi?
c. apakah ada riwayat infeksi telinga,ispa,mastoiditis,infeksi
virus,herpes?
3) Pola eliminasi
a. apakah klien bermasalah dalam BAB/BAK sehari-hari?
b. bagaimana biasanya karakteristik jumlah,warna,dan konsistensi dari
urine atau feces?
2. Diagnosa Keperawatan
a. Gangguan perfusi jaringan serebri yang berhubungan dengan peningkatan
tekanan intrakranial.
b. Ketidakefektifan bersihan jalan nafas yang berhubungan dengan akumulasi
sekret,kemampuan batuk menurun akibat penurunan kesadaran.
c. Resiko tinggi gangguan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh yang
berhubungan dengan ketidakmampuan menelan,keadaan hipermetabolik.
d. Resiko tinggi cedera yang berhubungan dengan kejang,perubahan status
mental,dan penurunan tingkat kesadaran
e. Nyeri kepala yang berhubungan dengan iritasi lapisan otak.
f. Gangguan mobilitas fisik yang berhubungan dengan kerusakan
neuromuskuler,penurunan kekuatan otot,penurunan kesadaran,kerusakan
persepsi/kognitif.
3. Rencana keperawatan
1. DP 1 : Gangguan perfusi jaringan serebri yang berhubungan dengan
peningkatan TIK
Tujuan : dalam waktu 3x24 jam setelah diberikan intervensi perfusi jaringan
otak meningkat
Kriteria hasil :
Intervensi :
1. Monitor klien dengan ketat terutama lumbal pungsi. Anjurkan klien berbaring
minimal 4-6 jam setelah lumbal pungsi.
3. Monitor tanda-tanda vital dan neurologis tiap 5-30 menit.Catat dan laporkan
segera perubahan-perubahan TIK ke dokter.
7. Waktu prosedur perawatan disesuaikan dan diatur tepat waktu dengan periode
relaksasi,hindari ransangan lingkungan yang tidak perlu
Rasional : untuk mencegah eksitasi yang meransang otak yang sudah iritasi
dan dapat menimbulkan kejang
Kriteria Hasil :
Intervensi :
Rasional : Klien berada pada resiko tinggi bila tidak batuk dengan efektif
untuk membersihkan jalan nafas dan mengalami kesulitan dalam menelan
sehingga menyebabkan aspirasi saliva dan mencetuskan gagal nafas akut.
5. Penuhi hidrasi cairan via oral seperti minum air putih dan pertahankan
asupan cairan 2500 ml/hari
Kriteria hasil :
1. turgor baik
2. asupan dapat masuk sesuai kebutuhan
3. terdapat kemampuan menelan
4. sonde dilepas
5. berat badan meningkat 1 kg
6. Hb dan Albumin dalam batas normal
Intervensi :
Rasional : untuk menetapkan jenis makanan yang akan diberikan pada klien
9. mulailah untuk memberikan makan per oral setengah cair dan makanan lunak
ketika klien dapat menelan air
10. kolaborasi dengan tim dokter untuk memberikan cairan melalui iv atau
makanan melalui selang
Kriteria hasil : klien tidak mengalami cedera apabila ada kejang berulang
Intervensi :
1. monitor kejang pada tangan,kaki,mulut dan otot-otot muka lainnya
Rasional : mengurangi resiko jatuh /cedera jika terjadi vertigo dan ataksia
Kriteria hasil : klien dapat tidur dengan tenang,wajah rileks dan klien
memverbalisasikan penurunan rasa sakit
Intervensi :
4. lakukan latihan gerak aktif/fasif sesuai kondisi dengan lembut dan hati-hati
Intervensi :
6. berikan perawatan mata,bersihkan mata dan tutup dengan kapas yang basah
sekali
Staf Pengajar Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (1985).Buku Kuliah 2
Ilmu Kesehatan Anak.
Arif Muttaqin (2008).Buku Ajar Asuhan Keperawatan Klien Dengan Gangguan Sistem
Persyarafan,Jakarta:Salemba Medika