You are on page 1of 8

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum wr. wb.

Salam sejahtera untuk kita semua. Mari kita panjatkan puja dan puji syukur atas
nikmat dan berkah yang telah Allah SWT limpahkan kepada kita sehingga kita berada
pada keadaan sehat walafiat tanpa kurang suatu apapun, tak lupa shalawat nabi serta
salam kepada nabi junjungan kita yaitu Nabi Muhammad SAW, yang telah membawa
kita dari jaman kegelapan ke jaman yang terang saat ini. Dan terima kasih kepada drg.
Ana Riolina, MPH yang telah membimbing Saya dalam Blok 5 ini.

Saya persembahkan makalah yang telah Saya buat dengan judul Glandula
Saliva untuk memenuhi tugas serta sebagai sumber referensi belajar bagi mahasiswa
khususnya mahasiswa kedokteran gigi. Makalah yang telah Saya buat ini memuat
ringkasan dan penjelasan dari berbagai sumber jurnal maupun buku yang bisa dijadikan
sebagai referensi. Semoga dengan adanya makalah ini bisa bermanfaat untuk Saya
sendiri maupun orang lain. Terima kasih atas perhatiannya.

Wassalamualaikum wr. wb.

Surakarta, 8 Mei 2017

1
BAB I

PENDAHULUAN

A. TUJUAN
- Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas
- Makalah ini dibuat agar mahasiswa dapat dengan mudah belajar dari secara
mandiri
- Makalah ini dibuat agar mahasiswa lebih memahami tentang Glandula Saliva

B. RUMUSAN MASALAH
- Apa pengertian glandula saliva?
- Apa saja yang komponen pembentuk glandula saliva?
- Apa saja macam-macam jenis glandula saliva?
- Apa saja yang mempengaruhi sekresi saliva?

C. LATAR BELAKANG
Mempelajari dan memahami setiap dasar-dasar materi kedokteran gigi
memang sangat penting bagi mahasiswa kedokteran gigi. Hal-hal yang
menyangkut tentang anatomi, fisiologi, histologi, maupun klinis dalam rongga
mulut menjadi dasar teori agar mahasiswa mampu menganalisis, mendiagnosa,
dan menentukan treatment yang tepat untuk pasien di masa mendatang.
Dengan mahasiswa mempelajari dan memahami setiap organ yang
berhubungan dengan permukaan rongga mulut, maksilofasial, atau kelenjar yang
ada di dalam mulut, maka tindakan seperti diagnosa, tindakan preventif, atau
perawatan dapat ditentukan berdasarkan teori yang sudah ada.
Untuk pembahasan kali ini tentang glandula saliva yang merupakan
kelenjar ekskretorius yang terletak di rongga mulut. Glandula saliva selain
berperan sebagai kelenjar pencernaan, juga berperan sebagai antibacterial dan
system buffer. Untuk itu sekret yang dihasilkan oleh glandula saliva bisa
dijadikan sebagai tolok ukur kesehatan seseorang.
Sekret saliva sebagai tolok ukur kesehatan seseorang dapat dilihat dari
jumlah sekret saliva yang dihasilkan. Contohnya seperti perokok dan orang yang
menderita diabetes cenderung memiliki kadar saliva yang rendah.Selain itu,
sekret saliva sebagai system buffer dapat menetralkan makanan yang bersifat
asam supaya tidak terjadi kerapuhan pada substansi gigi.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN
Glandula saliva atau kelenjar saliva merupakan kelenjar eksokrin yang
mensekresikan sekret saliva berisi enzim. Glandula saliva terletak di luar dinding
saluran pencernaan dan terdiri dari berjuta-juta asinus yang dibatasi oleh sel-sel
kelenjar sekresi, asinus ini masuk ke dalam sistem duktus dan berakhir ke dalam
saluran pencernaan. Kelenjar ludah terdiri dari unit sekretoris seluler yang
disebut acini (singular, acinus) dan banyak saluran ekskretoris.
Glandula saliva mengandung sekresi mukus dan serosa. Sekresi saliva
normal harian berkisar 800-1.500 ml. Saliva menyekresi dua jenis protein yang
utama : (1) sekresi serosa yang mengandung ptyalin (suatu -amilase), yang
merupakan enzim untuk mencerna karbohidrat dan (2) sekresi mukus yang
mengandung musin untuk tujuan pelumasan dan perlindungan permukaan.
Saliva mempunyai pH antara 6,0-7,0 (memudahkan kerja pencernaan ptyalin).
Glandula saliva terdiri dari tiga kelenjar utama yaitu glandula parotis,
glandula submandibula/sumaksila, dan glandula sublingual. Ketiga kelenjar
tersebut memiliki perbedaan karakteristik. Tiap kelenjar terhadap total volume
saliva berkontribusi sebanyak 30% dari glandula parotis, 60% dari glandula
submandibula, 5% dari glandula sublingual, dan sisanya 5% dari glandula minor
(Ekstrom et al,2012).

B. KOMPONEN PEMBENTUK KELENJAR SALIVA


1. Sel Serosa/serocytus
Sel yang menghasilkan produk yang hampir seluruhnya protein. Sel ini
memiliki karakteristik sebagai berikut :
a. Inti sel/nucleus berbentuk bulat atau lonjong di tengah sel
b. Banyak granula sekretori di apical(supranuclearcytoplasm)
c. Tampak granula zymogen
d. Basophilic infranuclear zone yang memiliki banyak reticulum
endoplasma kasar
e. Golgi apparatus yang berkembang dengan baik, terletak di apical
nucleus
f. Batas lateral yang tidak jelas dan epithel berbentuk piramida
2. Sel Mukus/mucocytus
Sel yang memiliki bentuk serupa dengan sel serosa, namun
sitoplasmanya terisi oleh produk sekretoris yang berwarna terang atau
disebut mucus. Akibat dari timbunan granula sekretorik tersebut
menyebabkan inti menggepeng karena terdesak ke dasar sitoplasma. Sel

3
mucus memiliki kandungan karbohidrat kompleks yang cukup tinggi dan
sedikit protein. Sel ini memiliki batas yang jelas karena tidak memiliki
mikrovili di permukaan lateral, memiliki granula mucinogen, yaitu
komponen yang teksturnya seperti jelly yang melapisi permukaan mukosa
mulut, dan epitel berbentuk pyramid tidak teratur.
3. Seromucous cell/campuran
Di asini campuran ini terdapat perpaduan antara sel serosa dan sel
mucus. Sel mucus memiliki tempat yang predominan, sedangkan sel
serosa berbentuk bulan sabit berada di atas sel mucus yang disebut
dengan semiluna serosa/serous demilune/demilunes gianuzzi. Sekresi
dari semiluna serosa masuk ke dalam lumen asinus melalui kanalikuli
interselular kecil di antara sel-sel mucus.

C. MACAM-MACAM GLANDULA SALIVA


Saliva diproduksi oleh tiga pasang kelenjar saliva major yaitu parotid,
submandibular/submaksila, dan sublingual beserta kelenjar minor yang tersebar
di bawah epithelium oral.
1. Glandula Parotid/Kelenjar Parotid
Kelenjar parotid adalah kelenjar saliva terbesar dengan berat antara 15
sampai 30 gram dan berukuran 6x3 cm. Kelenjar ini memiliki lobus superficial
yang luas dan lobus profundal dengan N. facialis yang terletak di antara
kedua lobus. Kelenjar parotid memiliki 3 sampai 24 nodus limfa yang terletak
di lateral N. facialis di lobus superficial (Aly,2010I). Kelenjar parotid adalah
kelenjar asinar bercabang yang bagian sekresinya hanya terdiri dari sel-sel
serosa(seros murni) yeng mengandung banyak protein dan aktivitas amylase
yang tinggi. Aktivitas ini bertanggung jawab atas sebagian besar hidrolisi
karbohidrat yang dimakan.
Kelenjar parotid berbentuk besar, tubule alveolar bercabang, memiliki
duktus ekskretorius berupa duktus stenson, dan duktus interkalatus yang
berbentuk panjang , sempit, bercabang dengan epithel squamosum.
2. Glandula Submandibula/submaksila
Kelenjar submandibula adalah kelenjar tubuloasinar bercabang dengan
bagian sekresinya mengandung sel-sel mucus dan serosa. Sel-sel serosa
adalah komponen utama . Sel serosa bertanggung jawab atas aktivitas
amilolitik. Sel-sel yang membentuk demilun di kelenjar submandibula,
menyekresi enzim lisozim yang berfungsi untuk menghidrolisis dinding bakteri
tertentu. Kelenjar ini terletak di segitiga submandibular yang terdiri dari
bagian anterior dan posterior M. digastricus dan tepi inferior mandibula.
Beratnya sekitar 50% berat kelenjar parotid, yaitu antara 7 gram sampai 15
gram. Duktus ekskretorius dari kelenjar submandibula adalah duktus warthon

4
yang terletak di dasar mulut pada kedua sisi frenulum lingualis (Holsinger et
Kui,2007).
Kelenjar ini berbentuk tubule alveolar bercabang, berukuran intermediet,
dan dikelilingi oleh kapsul. Memiliki duktus interkalatus yang lebih pendek dan
demilunes gianuzzi.
3. Glandula Sublingual
Kelenjar sublingual adalah kelenjar tubuloasinar bercabang yang terdiri
dari sel-sel serosa dan mucus. Pada kelenjar ini terdapat lebih banyak sel
mucus, sedangkan sel serosa hanya terdapat pada demilun di tubulus
mucus. Kelenjar ini berbentuk kecil, tubuloalveolar bercabang(ukuran besar
dan kecil). Memiliki duktus ekskretorius yaitu duktus bartholini (besar) dan
duktus rivinian (kecil), namun tidak memiliki duktus interkalatus.

D. HAL YANG MEMPENGARUHI SEKRESI SALIVA


Sekresi saliva dikontrol oleh sinyal saraf parasimpatis sepanjang jalan dari
nucleus salivatorius superior dan inferior pada batang otak. Salivasi juga dapat
dirangsang atau dihambat oleh sinyal-sinyal saraf yang tiba pada nucleus
salivatorius dari pusat-pusat system saraf pusat yang lebih tinggi. Salviasi juga
dapat terjadi sebagai respons terhadap reflex yang berasal dari lambung dan
usus halus bagian atas, khususnya saat menelan makanan yang sangat
mengiritasi atau bila seseorang mual karena ada kelainan gastrointestinal.
Perangsangan simpatis juga dapat mengurangi kadar sekresi saliva, rangsang-
rangsang yang ada berasal dari ganglia servikalis superior dan berjalan
sepanjang permukaan dinding pembuluh darah ke kelenjar-kelenjar saliva.
Faktor yang mempengaruhi unstimulated whole saliva flow rate adalah
hidrasi, posisi tubuh, stimulasi sebelumnya, ritme sirkadian, dan sirkanual, obat-
obatan, usia, berat badan, efek psikologis, stimulasi fungsional (Dawes, 1987).
Sedangkan faktor yang mempengaruhi stimulated whole saliva flow rate adalah
sumber stimulus, merokok, ukuran kelenjar, reflex muntah, reflex
penciuman(olfaction), stimulasi unilateral dan makanan (Lagerlof et al, 1994).
1. Hidrasi
Jika tubuh kekurangan air, aliran saliva berkurang karena kelenjar
saliva mengurangi sekresi untuk mempertahankan jumlah air dalam
tubuh. Laju aliran saliva meningkat pada keadaan hiperhidrasi
(Dawes,2004 ; Almeida,2008).
2. Posisi tubuh
Dalam keadaan berdiri, laju aliran saliva tinggi, pada saat berbaring,
laju aliran saliva menjadi lebih rendah daripada pada saat duduk
(Sawair,2009).

5
3. Pencahaayan
Dalam keadaan gelap, laju aliran saliva berkurang 30-40%, namun
tidak berpengaruh pada orang buta (Almeida,2008). Hal ini dapat
disugestikan bahwa orang buta atau yang ditutup matanya beradaptasi
terhadap kurangnya cahaya yang diterima oleh penglihatan atau mata.
4. Jenis Kelamin
5. Usia
Secara histology dengan bertambahnya usia, sel-sel parenkim pada
glandula salivarius akan terus tergantikan oleh sel-sel adipose dan
jaringan fibrovaskular, dan volume dari acini berkurang (Almeida et
al,2008).
6. Merokok
Merokok menyebabkan peningkatan temporer laju aliran unstimulated
saliva. Perokok memiliki laju aliran saliva yang lebih besar daripada
individu yang bukan perokok. Efek iritasi tembakau meningkatkan
ekskresi kelenjar dan nikotin menyebabkan perubahan fungsi dan
morfologi kelenjar saliva (Dawes,2004).
7. Medikasi
Obat-obatan yang bersifat anticholinergic seperti antidepresan,
anxiolitik, antipsikotik, antihistamin, dan antihipertensi menyebabkan
berkurangnya lagu aliran saliva dan mengubah komposisinya
(Almeida,2008).

6
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan di atas dapat disimpulkan bahwa kesehatan
dan kebersihan organ mulut kita bergantung pada pola hidup dan kebiasaan kita
sehari-hari. Menjaga kesehatan dan kebersihan rongga mulut sangat penting
karena rongga mulut merupakan tempat yang sangat mudah untuk dimasuki oleh
bakteri dan kuman.

7
DAFTAR PUSTAKA

- Dorland, W.A. Newman, 2014, Kamus Saku Kedokteran Dorlan Ed. 28, EGC,
Jakarta
- Eroschenko, Victor P, 2008, diFiores Atlas of Histology with Functional Correlations
11th Edition, Lippincott Williams & Wilkins, United State of America
- Guyton et Hall, 2011, Buku Ajar Fisiologi Kedokteran Ed. 12, Elsevier, Singapore
- Kusuma, Nila, 2015, Fisiologi dan Patologi Saliva, Andalas University Press,
Sumatera Barat
- Mescher, Antony L, 2013, Junqueiras Basic Histology Text & Atlas 13th Edition,
McGraw Hill Lange, United State of America

You might also like