Professional Documents
Culture Documents
Salam sejahtera untuk kita semua. Mari kita panjatkan puja dan puji syukur atas
nikmat dan berkah yang telah Allah SWT limpahkan kepada kita sehingga kita berada
pada keadaan sehat walafiat tanpa kurang suatu apapun, tak lupa shalawat nabi serta
salam kepada nabi junjungan kita yaitu Nabi Muhammad SAW, yang telah membawa
kita dari jaman kegelapan ke jaman yang terang saat ini. Dan terima kasih kepada drg.
Ana Riolina, MPH yang telah membimbing Saya dalam Blok 5 ini.
Saya persembahkan makalah yang telah Saya buat dengan judul Glandula
Saliva untuk memenuhi tugas serta sebagai sumber referensi belajar bagi mahasiswa
khususnya mahasiswa kedokteran gigi. Makalah yang telah Saya buat ini memuat
ringkasan dan penjelasan dari berbagai sumber jurnal maupun buku yang bisa dijadikan
sebagai referensi. Semoga dengan adanya makalah ini bisa bermanfaat untuk Saya
sendiri maupun orang lain. Terima kasih atas perhatiannya.
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. TUJUAN
- Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas
- Makalah ini dibuat agar mahasiswa dapat dengan mudah belajar dari secara
mandiri
- Makalah ini dibuat agar mahasiswa lebih memahami tentang Glandula Saliva
B. RUMUSAN MASALAH
- Apa pengertian glandula saliva?
- Apa saja yang komponen pembentuk glandula saliva?
- Apa saja macam-macam jenis glandula saliva?
- Apa saja yang mempengaruhi sekresi saliva?
C. LATAR BELAKANG
Mempelajari dan memahami setiap dasar-dasar materi kedokteran gigi
memang sangat penting bagi mahasiswa kedokteran gigi. Hal-hal yang
menyangkut tentang anatomi, fisiologi, histologi, maupun klinis dalam rongga
mulut menjadi dasar teori agar mahasiswa mampu menganalisis, mendiagnosa,
dan menentukan treatment yang tepat untuk pasien di masa mendatang.
Dengan mahasiswa mempelajari dan memahami setiap organ yang
berhubungan dengan permukaan rongga mulut, maksilofasial, atau kelenjar yang
ada di dalam mulut, maka tindakan seperti diagnosa, tindakan preventif, atau
perawatan dapat ditentukan berdasarkan teori yang sudah ada.
Untuk pembahasan kali ini tentang glandula saliva yang merupakan
kelenjar ekskretorius yang terletak di rongga mulut. Glandula saliva selain
berperan sebagai kelenjar pencernaan, juga berperan sebagai antibacterial dan
system buffer. Untuk itu sekret yang dihasilkan oleh glandula saliva bisa
dijadikan sebagai tolok ukur kesehatan seseorang.
Sekret saliva sebagai tolok ukur kesehatan seseorang dapat dilihat dari
jumlah sekret saliva yang dihasilkan. Contohnya seperti perokok dan orang yang
menderita diabetes cenderung memiliki kadar saliva yang rendah.Selain itu,
sekret saliva sebagai system buffer dapat menetralkan makanan yang bersifat
asam supaya tidak terjadi kerapuhan pada substansi gigi.
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN
Glandula saliva atau kelenjar saliva merupakan kelenjar eksokrin yang
mensekresikan sekret saliva berisi enzim. Glandula saliva terletak di luar dinding
saluran pencernaan dan terdiri dari berjuta-juta asinus yang dibatasi oleh sel-sel
kelenjar sekresi, asinus ini masuk ke dalam sistem duktus dan berakhir ke dalam
saluran pencernaan. Kelenjar ludah terdiri dari unit sekretoris seluler yang
disebut acini (singular, acinus) dan banyak saluran ekskretoris.
Glandula saliva mengandung sekresi mukus dan serosa. Sekresi saliva
normal harian berkisar 800-1.500 ml. Saliva menyekresi dua jenis protein yang
utama : (1) sekresi serosa yang mengandung ptyalin (suatu -amilase), yang
merupakan enzim untuk mencerna karbohidrat dan (2) sekresi mukus yang
mengandung musin untuk tujuan pelumasan dan perlindungan permukaan.
Saliva mempunyai pH antara 6,0-7,0 (memudahkan kerja pencernaan ptyalin).
Glandula saliva terdiri dari tiga kelenjar utama yaitu glandula parotis,
glandula submandibula/sumaksila, dan glandula sublingual. Ketiga kelenjar
tersebut memiliki perbedaan karakteristik. Tiap kelenjar terhadap total volume
saliva berkontribusi sebanyak 30% dari glandula parotis, 60% dari glandula
submandibula, 5% dari glandula sublingual, dan sisanya 5% dari glandula minor
(Ekstrom et al,2012).
3
mucus memiliki kandungan karbohidrat kompleks yang cukup tinggi dan
sedikit protein. Sel ini memiliki batas yang jelas karena tidak memiliki
mikrovili di permukaan lateral, memiliki granula mucinogen, yaitu
komponen yang teksturnya seperti jelly yang melapisi permukaan mukosa
mulut, dan epitel berbentuk pyramid tidak teratur.
3. Seromucous cell/campuran
Di asini campuran ini terdapat perpaduan antara sel serosa dan sel
mucus. Sel mucus memiliki tempat yang predominan, sedangkan sel
serosa berbentuk bulan sabit berada di atas sel mucus yang disebut
dengan semiluna serosa/serous demilune/demilunes gianuzzi. Sekresi
dari semiluna serosa masuk ke dalam lumen asinus melalui kanalikuli
interselular kecil di antara sel-sel mucus.
4
yang terletak di dasar mulut pada kedua sisi frenulum lingualis (Holsinger et
Kui,2007).
Kelenjar ini berbentuk tubule alveolar bercabang, berukuran intermediet,
dan dikelilingi oleh kapsul. Memiliki duktus interkalatus yang lebih pendek dan
demilunes gianuzzi.
3. Glandula Sublingual
Kelenjar sublingual adalah kelenjar tubuloasinar bercabang yang terdiri
dari sel-sel serosa dan mucus. Pada kelenjar ini terdapat lebih banyak sel
mucus, sedangkan sel serosa hanya terdapat pada demilun di tubulus
mucus. Kelenjar ini berbentuk kecil, tubuloalveolar bercabang(ukuran besar
dan kecil). Memiliki duktus ekskretorius yaitu duktus bartholini (besar) dan
duktus rivinian (kecil), namun tidak memiliki duktus interkalatus.
5
3. Pencahaayan
Dalam keadaan gelap, laju aliran saliva berkurang 30-40%, namun
tidak berpengaruh pada orang buta (Almeida,2008). Hal ini dapat
disugestikan bahwa orang buta atau yang ditutup matanya beradaptasi
terhadap kurangnya cahaya yang diterima oleh penglihatan atau mata.
4. Jenis Kelamin
5. Usia
Secara histology dengan bertambahnya usia, sel-sel parenkim pada
glandula salivarius akan terus tergantikan oleh sel-sel adipose dan
jaringan fibrovaskular, dan volume dari acini berkurang (Almeida et
al,2008).
6. Merokok
Merokok menyebabkan peningkatan temporer laju aliran unstimulated
saliva. Perokok memiliki laju aliran saliva yang lebih besar daripada
individu yang bukan perokok. Efek iritasi tembakau meningkatkan
ekskresi kelenjar dan nikotin menyebabkan perubahan fungsi dan
morfologi kelenjar saliva (Dawes,2004).
7. Medikasi
Obat-obatan yang bersifat anticholinergic seperti antidepresan,
anxiolitik, antipsikotik, antihistamin, dan antihipertensi menyebabkan
berkurangnya lagu aliran saliva dan mengubah komposisinya
(Almeida,2008).
6
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan di atas dapat disimpulkan bahwa kesehatan
dan kebersihan organ mulut kita bergantung pada pola hidup dan kebiasaan kita
sehari-hari. Menjaga kesehatan dan kebersihan rongga mulut sangat penting
karena rongga mulut merupakan tempat yang sangat mudah untuk dimasuki oleh
bakteri dan kuman.
7
DAFTAR PUSTAKA
- Dorland, W.A. Newman, 2014, Kamus Saku Kedokteran Dorlan Ed. 28, EGC,
Jakarta
- Eroschenko, Victor P, 2008, diFiores Atlas of Histology with Functional Correlations
11th Edition, Lippincott Williams & Wilkins, United State of America
- Guyton et Hall, 2011, Buku Ajar Fisiologi Kedokteran Ed. 12, Elsevier, Singapore
- Kusuma, Nila, 2015, Fisiologi dan Patologi Saliva, Andalas University Press,
Sumatera Barat
- Mescher, Antony L, 2013, Junqueiras Basic Histology Text & Atlas 13th Edition,
McGraw Hill Lange, United State of America