You are on page 1of 19

BAB I

PENDAHULUAN

Pengetahuan dasar tentang penyakit ini diletakkan oleh Von Hebra, Bapak
dermatologi modern. Penyebabnya ditemukan pertama kali oleh Benomo pada tahun
1687, kemudian oleh Mellanby dilakukan percobaan induksi pada sukarelawan
selama perang dunia II. (1)
Skabies berasal dari bahasa latin scabere yang berarti menggaruk. Skabies
adalah penyakit kulit menular yang disebabkan oleh kutu. Tungau ini, Sarcoptes
scabiei, kadang-kadang dikenal sebagai penyebab gatal pada manusia atau tungau
kudis karena rasa gatal disebabkan ketika tungau betina hamil dan membuat lubang
ke dalam lapisan atas kulit dan bertelur. (1), (2)
Berdasarkan bukti arkeologi, termasuk gambar Mesir yang menggambarkan
orang menderita tanda-tanda skabies, skabies diperkirakan telah menjadi kutu pada
manusia selama setidaknya 2.500 tahun. Ada banyak catatan kontroversial sejarah
dari penemuan agen infeksi ini. Sebelum abad ke-17, kondisi skabies dikenal dengan
banyak nama dan diyakini menjadi penyakit humoral, kemungkinan terkait dengan
kutu. Penyakit humoral adalah bagian dari teori kuno yang menyatakan bahwa
kesehatan berasal dari keseimbangan antara cairan tubuh. Cairan ini adalah humor
diistilahkan. Penyakit muncul ketika ketidakseimbangan terjadi antara humor.(2)
Diperkirakan lebih dari 300 juta kasus skabies terjadi di seluruh dunia setiap
tahunnya. Siapapun yang telah memiliki kontak dengan tungau dapat terjangkit
skabies. skabiesdapat mempengaruhi orang-orang dari semua tingkatan sosial
ekonomi tanpa memperhatikan usia, jenis kelamin, ras atau standar kebersihan
pribadi. Skabies menyebar dengan cepat pada kondisi ramai di mana sering terdapat
kontak kulit ke kulit antara orang-orang, seperti rumah sakit, lembaga, fasilitas
perawatan anak, dan panti jompo. (2)

1
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Definisi

Skabies adalah penyakit kulit yang disebabkan oleh infestasi dan sensitasi
tungau (mite) Sarcoptes scabiei varian hominis dan produknya. Ditandai gatal pada
malam hari mengenai sekelompok orang dengan tempat predileksi di lipatan kulit
yang tipis, hangat dan lembab. Gejala klinis dapat terlihat polimorf tersebar diseluruh
badan. (1)
Skabies ditularkan secara langsung dari orang ke orang melalui kontak
langsung, tetapi dapat juga secara tidak langsung. Jenis yang berat adalah skabies
berkrusta ( crusted scabies) biasanya terjadi pada pasien imunokompromais.(1)
2.2. Epidemiologi

S. scabiei pertama kali diidentifikasi di awal 1600-an tetapi tidak diakui


sebagai etiologi dari kelainan kulit sampai 1700-an.(3) Skabies adalah masalah di
seluruh dunia dan mempengaruhi semua usia, ras, dan tingkat sosial
ekonomi. Prevalensi bervariasi pada beberapa negara-negara berkembang dan
memiliki tingkat persentase dari 4% hingga 100% dari populasi umum. 1 manusia
yang dihinggapi tungau biasanya memiliki 3 sampai 50 tungau betina yg
bertelur, namun jumlah tersebut dapat bervariasi antara individu. Sebagai contoh,
pasien dengan skabies "Norwegia" ( gambar 1 ) yang memiliki respon kekebalan atau
sensorik yang rusak (yaitu, kusta, lumpuh, atau pasien yang terinfeksi HIV) akan
menjadi host dengan jutaan tungau pada permukaan kulitnya dengan pruritus
minimal.(4)

2
Gambar 1.
Skabies berkrusta. Plak hyperkeratotic dengan ribuan tungau 4

Ada dugaan bahwa setiap siklus 30 tahun terjadi epidemi skabies. Banyak
faktor yang menunjukkan perkembangan penyakit ini, antara lain sosial ekonomi
rendah, higienitas yang buruk, hubungan seksual bersifat promikuitas, kesalahan
diagnosa, dan perkembangan demografi serta ekologi. Penyakit ini dapat dimasukkan
dalam IMS (infeksi menular seksual). (1)

2.3. Etiologi dan Patogenesis


Sarcoptes scabiei termasuk filum Arthropoda, kelas Arachnida, ordo
Ackarima, super famili Sarcoptes, penemunya adalah seorang ahli biologi Diacinto
Cestoni (1637-1718). Pada manusia disebut Sarcoptes scabiei var. Hominis. Selain
itu, terdapat S. Scabiei yang lain, misalnya pada kambing dan babi. (1) (3)
Secara morfologi merupakan tungau kecil, berbentuk oval, punggung
cembung, bagian perut rata, mempunyai 8 kaki. Tungau ini translusen, berwarna putih
kotor, dan tidak bermata. Ukuran yang betina berkisar antara 330 450 mikron x 250
350 mikron, sedangkan yang jantan lebih kecil, yakni 200 240 mikron x 150
200 mikron. Bentuk dewasa mempunyai 4 pasang kaki, 2 pasang kaki didepan
sebagai alat untuk melekat dan 2 pasang kaki kedua pada betina berakhir dengan
rambut, sedangkan pada yang jantan pasangan kaki ketiga berakhir dengan rambut
dan keempat berakhir dengan alat perekat. Tungau skabies mampu hidup selama 3

3
hari jauh dari host pada tabung reaksi steril, dan selama 7 hari jika ditempatkan di
genangan minyak mineral. Tungau tidak dapat lompat ataupun terbang.(1) (3)
Siklus hidup tungau ini sebagai berikut : setelah kopulasi (perkawinan) yang
terjadi diatas kulit, tungau jantan akan mati, kadang-kadang masih dapat hidup
beberapa hari di dalam terowongan yang digali oleh betina. Tungau betina yang telah
dibuahi menggali terowongan dalam stratum korneum dengan kecepatan 2-3 mm
sehari sambil melekatkan telurnya 2 hingga 50. Bentuk betina yang dibuahi ini dapat
hidup sebulan lamanya. Telur akan menetas biasanya dalam waktu 3-10 hari dan
menjadi larva yang memiliki 3 pasang kaki. Larva ini dapat tinggal dalam
terowongan, tetapi juga dapat keluar.setelah 2-3 hari larva akan menjadi nimfa yang
mempunyai 2 bentuk, jantan dan betina, dengan 4 pasang kaki. Seluruh siklus hidup
mulai dari telur hingga bentuk dewasa memerlukan waktu 8 12 hari. (1)
Aktivitas S. Scabiei di dalam kulit menyebabkan rasa gatal dan menimbulkan
respons imunitas selular dan humoral serta mampu meningkatkan IgE baik di seum
maupun kulit.(1) Dalam perkembangan lesinya, skabies Melibatkan mekanisme
hipersensitifitas tipe I dan tipe IV . Saat infeksi kutu pertama kali, pruritus terjadi
setelah sensitisasi terhadap S. scabiei telah terjadi, biasanya dalam waktu 4-6
minggu. Setelah infeksi kutu berulang, pruritus dapat terjadi dalam waktu 24
jam. Pada infeksi kutu berlebih atau hiperinfestasi, cenderung mengenai orang
dengan imunokomproais atau memiliki gangguan neurologis.(5)
Transmisi skabies terjadi ketika ada perpindahan langsung dari tungau betina
yang dibuahi secara berkepanjangan (sekitar lima menit) kontak kulit-ke-kulit dengan
orang yang terinfeksi.(6) Tungau betina dapat melakukan perjalanan hingga 2,5 cm per
menit, tetapi mereka tidak melompat atau terbang. Setelah pemaparan, tungau dapat
menembus epidermis dalam waktu 30 menit.(7)(8)

Infeksi mudah menyebar ke mitra seksual dan anggota rumah tangga.


Transfer juga dapat diakibatkan oleh berbagi pakaian, handuk dan tempat tidur karena
tungau dapat hidup hingga dua sampai tiga hari jauh dari tubuh manusia (6)

4
2.5. Gambaran Klinis

Orang dengan skabies biasanya hadir dengan ruam gatal di seluruh badan
yang hebat dan memberat di malam hari, dengan wajah dan leher tidak terpengaruh.
Lesi kulit primer adalah inflamasi pruritus papula, pustula, vesikel, dan nodul.
Temuan patognomonik adalah terowongan, yang mungkin tidak selalu jelas.
Terowongan biasanya ditemukan pada tangan dan kaki atau di sela jari, dan muncul
dengan gambaran pendek, bergelombang, dan garis bersisik abu-abu pada permukaan
kulit. Gambaran kulit sekunder yang nonspesifik,mungkin ekskoriasi , eksema, dan
pioderma.(8)
Karakteristik distribusi lesi pada tubuh orang dewasa diilustrasikan pada
gambar 2. Pada bayi mungkin munul dengan pustula pada telapak tangan dan telapak
kaki, dan vesikula atau lesi pada leher dan wajah (gambar 3). (8)

Gambar 2.
Karakteristik distribusi lesi pada
tubuh orang dewasa dengan skabies tipikal8

5
Gambar 3.
Papul eritem tipikal dan terowongan
pada pergelangan tangan8

Diagnosis dapat dibuat dengan menemukan 2 dari 4 tanda kardinal sebagai


berikut(1)

1. Pruritus nokturna, artinya gatal pada malam hari yang disebabkan karena
aktivitas tungau ini lebih tinggi pada suhu yang lebih lembab dan panas.
2. Penyakit ini menyerang manusia secara berkelompok, misalnya dalam
sebuah keluarga biasanya seluruh anggota keluarga terkena infeksi. Begitu
pula dalam sebuah perkampungan yang padat penduduknya, sebagian
besar tetangga yang berdekatan akan diserang oleh tungau tersebut.
Dikenal keadaan hiposensitisasi, yang seluruh anggota keluarganya
terkena, walaupun mengalami infestasi tungau, tetapi tidak memberikan
gejala. Penderita ini bersifat sebagai pembawa (carrier).
3. Adanya terowongan (kunikulus) pada tempat-tempat predileksi yang
berwarna putih atau keabu-abuan, berbentuk garis lurus atau berkelok,
rata-rata panjang 1 cm, pada ujung terowongan ini
ditemukan papul atau vesikel. Jika timbul infeksi sekunder ruam kulitnya
menjadi polimarf (pustule, ekskoriasi dan lain-lain). Namun, kunikulus
biasanya sukar terlihat, karena sangat gatal pasien selalu enggarung,
kunikulus dapat rusak karenanya. Tempat predileksinya biasanya
merupakan tempat dengan stratum korneumyang tipis, yaitu sela-sela jari

6
tangan, pergelangan tangan bagian volar, siku bagian luar, lipat ketiak
bagian depan, areola mammae (wanita), umbilicus, bokong, genitalia
eksterna (pria) dan perut bagian bawah. Pada bayi dapat menyerang
telapak tangan dan telapak kaki.
4. Menemukan tungau, merupakan hal yang paling diagnostic. Dapat
ditemukan satu atau lebih stadium hidup tungau, selain tungau dapat
diteukan telur dan kotoran (skibala)

Infestasi skabies umumnya dikategorikan sebagai tipikal atau atipikal (berkulit,


keratotik atau Norwegia)
1. Skabies Tipikal
Pasien dengan skabies tipikal (konvensional) biasanya hanya terdapat
10 sampai 15 tungau betina dewasa yang hidup di tubuhnya pada satu waktu.
Biasanya, hanya satu atau dua tungau, dan lebih sering tidak ada yang
didapatkan pada pemeriksaan kerokan kulit. (9)
Pruritis yang hebat, biasanya memburuk di malam hari, dan sebuah
ruam papular dengan atau tanpa pembentukan terowongan. Ruam dan gatal-
gatal hasil dari Reaksi imun delayed hipersensitivitas ke tungau, telur-telur,
dan fecesnya. Area tubuh yang sering terkena adalah pergelangan tangan, sela
jari, fossae antecubital, lipatan aksila anterior, payudara, pinggang, perut
bagian bawah, alat kelamin, dan pantat. Kulit kepala dan wajah jarang terlibat
pada orang dewasa, namun mungkin terdapat pada usia muda dan anak-anak
dengan skabies. (9)

7
Gambar 4.
Skabies tipikal9
2. Skabies Atipikal
Ketika diagnosis dan pengobatan tertunda, scabies dapat memiliki
gambaran tidak biasa atau atipikal , yang melibatkan infestasi berat dengan
ratusan sampai ribuan tungau. Gambaran klinis atipikal lebih lazim pada
pasien lemah, atau mereka yang imunosupresi akibat penyakit yang mendasari
atau terapi obat. Ketika lesi kulit 8yperkeratosis dengan krusta dan berkerak
meluas, infestasi ini disebut skabies berkrusta atau skabies 8yperkeratosis
(sebelumnya Norwegia). Scabies berkrusta sangat menular karena ribuan
tungau yang tertanam dalam kerak tebal dan mudah terlepas dari kulit yang
terifeksi. Scabies berkrusta umumnya didiagnosis oleh spesialis kulit, dan
pasien dengan Scabies berkrusta dapat berkembang dari gejala scabies tipikal
hanya dalam beberapa hari. (9)
Bentuk ini sangat menular tetapi rasa gatalnya sangat sedikit. Penyakit
ini terdapat pada pasien dengan retardasi mental, kelemahan fisis, gangguan
imunologik dan psikosis. (1)

8
Gambar 5.
Skabies berkrusta
2.6. Pemeriksaan Penunjang

Diagnosis pasti bergantung pada identifikasi tungau, telur, fragmen


cangkang telur, atau pelet tungau. Beberapa sampel kulit superfisial harus
diamati dari lesi karakteristik - khususnya, terowongan atau papul dan
vesikel ditempat terowongan dengan cara menggores seara lateral di kulit
dengan menggunakan pisau, secara hati-hati untuk menghindari perdarahan.
Specimen dapat diamati dibawah mikroskop cahaya dengan pencahayaan
yang rendah (Gambar. 6). (10)

Gambar 6.
Tungau betina dewasa

9
Potasium hidroksida tidak boleh digunakan, karena dapat melarutkan
fragmen tubuh tungau. Karena jumlah tungau yang sedikit pada kasus-kasus
scabies klasik, teknik ini sangat beergantung pada operator. Kegagalan
untuk menemukan tungau sering terjadi dan tidak menyingkirkan diagnosis
skabies. (10)
Pada kasus atipikal atau ketika pemeriksaan langsung tidak
memungkinkan, biopsi kulit mungkin berpotensi untuk menegakkan
diagnosis (Gambar. 7). Walaupun, tungau atau temuan biopsi lainnya yang
sering tidak didapatkan, dan pemeriksaan biopsi biasanya menunjukkan
hasil tidak spesifik, reaksi delayed hipersensitivitas. 7 Meskipun sensitivitas
uji biopsi yang biopsi rendah, pengobatan empiris tidak dianjurkan untuk
pasien dengan gatal-gatal umum dan harus dicadangkan untuk pasien
dengan riwayat paparan, lesi yang khas, atau keduanya (10)
Cara menemukan tungau (1)
1. Carilah mula-mula terowongan, kemudian pada ujung yang
terlihat papul atau vesikel dicongkel dengan jarum dan diletakkan diatas
sebuah kaca objek, lalu ditutup dan dilihat dengan mikroskop cahaya.
2. Dengan cara menyikat dengan sikat dan ditampung diatas selembar kertas
putih dan dilihat dengan kaca pembesar.
3. Dengan membuat biopsi irisan. Caranya : lesi dijepit dengan 2 jari kemudian
dibuat irisan tipis dengan pisau dan diperiksa dengan mikroskop cahaya.
4. Dengan biopsi eksisional dan diperiksa dengan pewarnaan Hematoksilin
Eosin.

10
Gambar 7.
Sarcoptes scabiei Dewasa di terowongan di lapisan atas dari Epidermis (Hematoxylin
dan Eosin)
2.7. Diagnosis Banding
Ada pendapat yang mengatakan penyakit scabies ini merupakan the greatest
imitator, karena dapat menyerupai banyak penyakit kulit dengan keluhan
gatal. Sebagai diagnosis banding ialah prurigo, pediulosis korporis, dan
dermatitis (1)
2.8. Penatalaksanaan

Syarat obat ideal: (1)


1. Harus efektif terhadap semua stadium tungau
2. Harus tidak menimbulkan iritasi dan tidak toksik.
3. Tidak berbau atau kotor dan tidak merusak atau mewarnai pakaian.
4. Mudah diperoleh dan harga terjangkau.
Cara pengobatannya seluruh anggota keluarga harus diobati (termasuk yang
hiposensitisasi)(1)

Rekomendasi Pengobatan:

11
1. 5% permethrin cream (Elimite)
Pengobatan yang dianjurkan untuk kutu skabies adalah penggunaan
topikal dari 5% krim permetrin yang dioleskan untuk tubuh dari leher ke
bawah dalam lapisan tipis. Krim kemudian harus dicuci 8 sampai 14 jam
kemudian. Permetrin membunuh tungau skabies dan telur. Dua (atau lebih)
aplikasi, masing-masing sekitar seminggu terpisah, mungkin diperlukan untuk
menghilangkan semua tungau, terutama ketika met scabies berkrusta
(Norwegia). Ini adalah pengobatan pilihan untuk skabies pada anak usia 2
bulan atau lebih.(2)
Pengobatan alternatif:
1. 1% Lindane lotion
Lindane merupakan organochloride yang memiliki pusat toksisitas
sistem saraf pada manusia jika digunakan secara tidak benar. Beberapa kasus
kejang parah pada anak-anak menggunakan lindane telah dilaporkan. Lindane
hanya digunakan sebagai terapi lini kedua ketika produk lainnya tidak efektif
atau kontraindikasi. Lindane sebaiknya tidak digunakan segera setelah mandi
atau pada kulit rusak. Ini tidak boleh digunakan oleh wanita yang sedang
hamil atau menyusui, anak di bawah usia 2 tahun, orang-orang dengan
gangguan kejang atau orang dengan dermatitis luas atau alergi yang diketahui
pada setiap bahan yang ditemukan di Lindane. (2)
2. Ivermectin (Stromectol)
Ivermectin merupakan obat antiparasit lisan disetujui untuk pengobatan
kutu atau cacing. Bukti menunjukkan bahwa ivermectin oral aman dan efektif
untuk pengobatan skabies; Namun, ivermectin tidak disetujui FDA untuk
digunakan. Ivermectin telah dilaporkan efektif dalam pengobatan scabies
berkrusta; penggunaannya harus dipertimbangkan untuk pasien yang telah
gagal pengobatan dengan atau yang tidak bisa mentolerir obat-obat topikal
yang disetujui FDA untuk pengobatan scabies. Dosis ivermectin adalah 200
mcg/kg secara oral. Ini harus diminum pada waktu perut kosong dengan

12
air. Sebanyak dua atau lebih dosis minimal 7 hari terpisah mungkin diperlukan
untuk menghilangkan tungau skabies. Keamanan ivermectin pada anak-anak
dengan berat badan kurang dari 15 kg dan pada wanita hamil belum
ditetapkan. (2)
3. Crotamiton lotion 10% dan Crotamiton krim 10% (Eurax, Crotan)
Crotamiton tidak sering diresepkan karena masalah resistensi dan
selanjutnya kegagalan pengobatan. Jika diresepkan, dioleskan secara tipis
topikal dari leher ke jari kaki, pijat lembut ke kulit dan didiamkan. Pada
olesan kedua harus diaplikasikan setelah 24 jam. Krim harus dicuci bersih 48
jam setelah pemakaian terakhir. Crotamiton tidak disetujui FDA untuk
digunakan pada anak-anak. (2)
4. Sulfur presipitatum 6% di petrolatum
Sulfur salep kurang sering diresepkan karena bau yang kuat dan
pemakaian yang berantakan, meskipun ini adalah pengobatan tertua untuk
skabies. Hal ini aman dan efektif dan terapi pilihan pada bayi lebih muda dari
2 bulan dan wanita hamil atau menyusui. Untuk mengobati dengan salep
belerang, oleskan ke seluruh badan dan ekstremitas selama 3 malam berturut-
turut. Gunakan hati-hati jika sulfur salep diterapkan pada kulit yang teriritasi
atau terabrasi. Terapkan pada pasien yang berusia lebih muda dari 2 tahun
hanya bila diawasi oleh dokter. Selalu menghindari kontak dengan mata.(2)
Penting untuk dicatat bahwa bahkan setelah terapi yang efektif, gatal
dapat bertahan sampai dua sampai empat minggu karena sisa-sisa tungau mati
dan telur mereka. Antihistamin, krim steroid topikal, dan penggunaan
pelembab akan sering membantu pada gatal pasca terapi. Jika ruam skabies
terus menyebar setelah pengobatan, atau jika gatal terus berlanjut selama lebih
dari 2-4 minggu, pemeriksaan ulang dan/atau diagnosis mungkin
diperlukan. Topikal krim steroid tidak boleh digunakan selama pengobatan
karena dapat menyebabkan pengobatan gagal. (2)

13
Lotion skabisida atau krim harus diterapkan ke seluruh area tubuh dari
leher sampai ke kaki dan jari-jari kaki. Selain itu, ketika merawat bayi dan
anak-anak, skabisida lotion atau krim juga harus dioleskankan untuk seluruh
kepala dan leher mereka karena kudis dapat mempengaruhi wajah mereka,
kulit kepala, dan leher, serta sisa tubuh mereka. Lotion atau krim harus
dioleskan pada tubuh bersih dan didiamkan pada waktu yang telah
direkomendasikan sebelum mencucinya. Pakaian bersih harus dipakai setelah
pengobatan.(2)
Selimut, pakaian, dan handuk yang digunakan oleh orang terinfeksi
atau keluarga mereka,pasangan seksual, dan riwayat kontak dekat kapanpun
selama tiga hari sebelum pengobatan, harus didekontaminasi dengan mencuci
dalam air panas dan pengeringan di pengering yang panas, dengan dry-
cleaning, atau dengan menyegel dalam kantong plastik selama minimal 72
jam. Tungau skabies umumnya tidak bertahan lebih dari 2 sampai 3 hari jauh
dari kulit manusia.(2)
2.9. Komplikasi
Dapat terjadi impetigo sekunder dan glomerulonefritis post
streptococcal telah dilaporakan komplikasi dari skabies yang disebabkan
pyoderma akibat streptococcus pyogenes. Limfangitis dan septikemia juga
telah dilaporkan pada scabies berkrusta Akhirnya, infestasi skabies juga bisa
memicu pemfigoid bulosa.(4)

2.10. Pencegahan

Siapapun yang didiagnosis dengan skabies, serta pasangan seksual nya


dan orang yang memiliki kontak dekat, kontak lama dengan orang yang
terinfeksi, harus diterapi untuk mencegah infeksi berlanjut dari skabies. Jika
anggota keluarga/rumah tangga telah diinstruksikan untuk diterapi, setiap
orang harus menerima perawatan diwaktu yang sama untuk mencegah
reinfestasi. (2)

14
Cara lain untuk mencegah skabies meliputi: (2)
1. Membiasakan menjaga kebersihan tangan dengan baik
2. Hindari berbagi pakaian atau handuk.
3. Jika anak anda pergi ke pesta menginap, menyediakan kantong tidur,
bantal dan selimut dari rumah.
4. Cuci setiap pakaian, selimut, handuk dll yang digunakan oleh orang
terinfeksi dalam 48 jam sebelum pengobatan dalam air panas (130
fahrenheit) dan keringkan di pengering panas.
5. Item yang tidak dapat dicuci harus disegel dan disimpan untuk sekitar satu
minggu, karena tungau scabies mati dalam waktu satu sampai empat hari
jika tidak bersentuhan dengan kulit manusia.
6. Benar-benar vakum setiap karpet atau furnitur berlapis, membuang tas
vakum setelah itu.
7. Fumigasi atau pestisida semprotan tidak dianjurkan dan bisa berbahaya
bagi orang dan hewan.
8. Menjauhkan diri dari kontak intim atau seksual sampai pengobatan
berhasil.
9. Individu yang terinfeksi harus dikeluarkan dari aktivitas normal
(penitipan, Sekolah, kerja) sampai 24 jam setelah menyelesaikan
pengobatan.

Fasilitas perawatan jangka panjang harus memiliki program pencegahan


skabies. Program ini harus mencakup penilaian dari kulit, rambut dan kuku
tempat tidur dari semua penerimaan siswa baru sesegera mungkin setelah
kedatangan. Pruritus, ruam dan lesi kulit harus didokumentasikan dan dibawa
ke supervisor keperawatan dan konsultasi ke dokter. Pemeriksaan kulit harus
diulang setidaknya setiap 4 minggu dan tanda-tanda atau gejala sugestif dari
kutu harus didokumentasikan. (2)

2.11. Prognosis

15
Dengan memerhatikan pemilihan dan ara pemakaian obat, serta syarat
pengobatan dan menghilangkan faktor predisposisi, antara lain hygiene, serta semua
orang yang berkontak erat dengan pasien harus diobati, maka penyakit ini dapat
diberantas dan prognosis baik. (1)

BAB III

KESIMPULAN

16
Skabies adalah penyakit kulit yang disebabkan oleh infestasi dan sensitasi tungau
(mite) Sarcoptes scabiei varian hominis dan produknyaSarcoptes scabiei termasuk
filum Arthropoda, kelas Arachnida, ordo Ackarima, super famili Sarcoptes. .(1)
Transmisi skabies terjadi ketika ada perpindahan langsung dari tungau betina
yang dibuahi secara berkepanjangan (sekitar lima menit) kontak kulit-ke-kulit dengan
orang yang terinfeksi. Infeksi mudah menyebar ke mitra seksual dan anggota rumah
tangga. Transfer juga dapat diakibatkan oleh berbagi pakaian, handuk dan tempat
tidur karena tungau dapat hidup hingga dua sampai tiga hari jauh dari tubuh manusia.
(7)

Diagnosis dapat dibuat dengan menemukan 2 dari 4 tanda kardinal sebagai


berikut(1)

1. Pruritus nokturna, artinya gatal pada malam hari yang disebabkan karena
aktivitas tungau ini lebih tinggi pada suhu yang lebih lembab dan panas.
2. Penyakit ini menyerang manusia secara berkelompok, misalnya dalam sebuah
keluarga biasanya seluruh anggota keluarga terkena infeksi.
3. Adanya terowongan (kunikulus) pada tempat-tempat predileksi yang berwarna
putih atau keabu-abuan, berbentuk garis lurus atau berkelok, rata-rata panjang 1
cm, pada ujung terowongan ini ditemukan papul atau vesikel. Jika timbul
infeksi sekunder ruam kulitnya menjadi polimarf (pustule, ekskoriasi dan lain-
lain).
4. Menemukan tungau. Dapat ditemukan satu atau lebih stadium hidup tungau,
selain tungau dapat diteukan telur dan kotoran (skibala)

Syarat obat ideal: (1)


1. Harus efektif terhadap semua stadium tungau
2. Harus tidak menimbulkan iritasi dan tidak toksik.
3. Tidak berbau atau kotor dan tidak merusak atau mewarnai pakaian.
4. Mudah diperoleh dan harga terjangkau.

17
Cara pengobatannya seluruh anggota keluarga harus diobati (termasuk yang
hiposensitisasi)(1)

DAFTAR PUSTAKA

1. Aisah,Siti. Skabies. Ilmu Penyakit Kulit Dan Kelamin Edisi Ketujuh Etakan
Ketiga. Jakarta Fakultas Kedokteran Uniersitas Indonesia. 2016.

18
2. Georgia Department Of Public Health. Scabies Handbook. 2012.
3. Wolff K,Johnson Ra. Scabies In Fitzpatrick Dermatology In General Mediine
8th Edition. New York.
4. Karen Wendel, Anne Rompalo. Scabies And Pediculosis Pubis: An Update Of
Treatment Regimens And General Review. Maryland. Johns Hopkins
University School Of Medicine. Downloaded From
Http://Cid.Oxfordjournals.Org/ By Guest On January 23, 2017
5. Wolff K,Johnson Ra. Scabies In Fitzpatrick Color Atlas And Synopsis Of
Clinical Der Matology 7th Edition. New York. 2013
6. Oakley Amanda. Scabies Diagnosis And Management.2014
7. Karen Gunning, Karly Pippitt. Indian Journal Of Clinical Practice, Vol. 24,
No. 3, Pediculosis And Scabies: A Treatment Update. August 2013
8. Bernadette Kiraly, Md, Pediculosis And Scabies: A Treatment Update Volume
86, Number 6 . September 15, 2012
9. Los Angeles County Department Of Public Health Acute Communicable
Disease Control Program. Scabies Prevention And Control Guidelines Acute
And Sub-Acute Care Facilities.2009
10. Olivier Chosidow, M.D., Ph.D. Clinical Practice Scabies In The New
England Journal OF Medicine. Paris. Downloaded From Nejm.Org On
January 23, 2017.

19

You might also like