Professional Documents
Culture Documents
Bung Hatta baru bertemu pertama kali dengan Bung Karno di Bandung
tahun 1932 setelah keluar dari penjara Sukamiskin. Sejak itu dua tokoh
nasionalis yang berbeda karakter ini sering bertukar fikiran dan bahkan
berpolemik tentang masalah kebangsaan dan strategi perjuangan untuk
meraih kemerdekaan. Bung Hatta dengan PPNI-Barunya, Bung Karno
dengan Partindo (Partai Indonesia), sebagai ganti PNI yang dibubarkan.
Partindo dibentuk oleh Mr. Sartono pada 30 April 1931, tetapi bubar lagi
tahun 1937.
Dr. Soekiman dari PSII (Partai Sarekat Islam Indonesia) pada awal
Oktober 1932 pernah meminta Hatta untuk jadi redaktur kepala dari Koran
Utusan Indonesia yang terbit di Yogyakarta dengan gaji F 100 per bulan,
sebuah angka yang tidak kecil saat itu. (Hatta, Memoir, hlm. 264-265).
Coba tuan dan puan bayangkan Soekiman dari PSII meminta Hatta dari
PPNI untuk jadi redaktur kepala koran yang diterbitkannya. Demi
persatuan, demi kemerdekaan, beda partai tidak menjadi rintangan untuk
bahu membahu, apalagi keduanya sebelum itu pernah pula menjabat
pimpinan PI di Negeri Belanda.