You are on page 1of 10

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Pertumbuhan dan perkembangan anak secara fisik, mental, sosial, emosional dipengaruhi
oleh gizi, kesehatan dan pendidikan. Hal ini telah banyak dibuktikan dari berbagai penelitian.
Salah satu hasil dari penelitian adalah bahwa pada 4 tahun pertama usia anak, perkembangan
kognitifnya mencapai 50%, kurun waktu 8 tahun mencapai 80%, dan mencapai 100% saat anak
mencapai usia 18 tahun. Anak yang sehat, cerdas, berpenampilan menarik, dan berakhlak mulia
merupakan dambaan setiap orang tua. Agar dapat mencapai hal tersebut terdapat berbagai
kriteria yang harus terpenuhi dalam pertumbuhan dan perkembangan anak, salah satunya adalah
faktor keturunan atau genetika. Namun, selain faktor keturunan masih terdapat faktor lain yang
mempengaruhi kualitas seorang anak. Salah satu upaya untuk mencapai hal tersebut dengan
melakukan pemantauan pertumbuhan dan perkembangan anak dengan deteksi dini.

Kualitas seorang anak dapat dinilai dari proses tumbuh kembang. Proses tumbuh kembang
merupakan hasil interaksi faktor genetik dan faktor lingkungan. Faktor genetik/keturunan adalah
faktor yang berhubungan dengan gen yang berasal dari ayah dan ibu, sedangkan faktor
lingkungan meliputi lingkungan biologis, fisik, psikologis, dan sosial. Pertumbuhan dan
perkembangan mengalami peningkatan yang pesat pada usia dini, yaitu dari 0 sampai 5 tahun.
Masa ini sering juga disebut sebagai fase Golden Age. Golden age merupakan masa yang
sangat penting untuk memperhatikan tumbuh kembang anak secara cermat agar sedini mungkin
dapat terdeteksi apabila terjadi kelainan. Selain itu, penanganan kelainan yang sesuai pada masa
golden age dapat meminimalisir kelainan pertumbuhan dan perkembangan anak sehingga
kelaianan yang bersifat permanen dapat dicegah.

Pemantauan tumbuh kembang anak meliputi pemantauan dari aspek fisik, psikologi, dan
sosial. Pemantauan tersebut harus dilakukan secara teratur dan berkesinambungan. Sedini
mungkin pemantauan dapat dilakukan oleh orang tua. Selain itu pemantauan juga dapat
dilakukan oleh masyarakat melalui kegiatan posyandu dan oleh guru di sekolah. Oleh karena itu,
pengetahuan tentang deteksi dini pertumbuhan dan perkembangan anak perlu dimiliki oleh orang
tua, guru, dan masyarakat.

Stikes wira medika 1


Istilah tumbuh kembang terdiri atas dua peristiwa yang sifatnya berbeda tetapi saling
berkaitan dan sulit untuk dipisahkan, yaitu pertumbuhan dan perkembangan. Pertumbuhan
(growth) berkaitan dengan masalah perubahan ukuran, besar, jumlah atau dimensi pada tingkat
sel, organ maupun individu. Pertumbuhan bersifat kuantitatif sehingga dapat diukur dengan
satuan berat (gram, kilogram), satuan panjang (cm, m), umur tulang, dan keseimbangan
metabolik (retensi kalsium dan nitrogen dalam tubuh).

Perkembangan (development) adalah pertambahan kemampuan struktur dan fungsi tubuh


yang lebih kompleks. Perkembangan menyangkut adanya proses diferensiasi sel-sel, jaringan,
organ, dan sistem organ yang berkembang sedemikian rupa sehingga masing-masing dapat
memenuhi fungsinya. (Soetjiningsih, 1998; Tanuwijaya, 2003).

Pertumbuhan mempunyai ciri-ciri khusus, yaitu perubahan ukuran, perubahan proporsi,


hilangnya ciri-ciri lama, serta munculnya ciri-ciri baru. Keunikan pertumbuhan adalah
mempunyai kecepatan yang berbeda-beda di setiap kelompok umur dan masing-masing organ
juga mempunyai pola pertumbuhan yang berbeda. Terdapat 3 periode pertumbuhan cepat, yaitu
masa janin, masa bayi 0 1 tahun, dan masa pubertas.

Proses perkembangan terjadi secara simultan dengan pertumbuhan, sehingga setiap


pertumbuhan disertai dengan perubahan fungsi. Perkembangan merupakan hasil interaksi
kematangan susunan saraf pusat dengan organ yang dipengaruhinya. Perkembangan fase awal
meliputi beberapa aspek kemampuan fungsional, yaitu kognitif, motorik, emosi, sosial, dan
bahasa. Perkembangan pada fase awal ini akan menentukan perkembangan fase selanjutnya.
Kekurangan pada salah satu aspek perkembangan dapat mempengaruhi aspek lainnya.

Untuk menilai perkembangan anak banyak instrumen yang dapat digunakan. Salah satu
instrumen skrining yang dipakai secara internasional untuk menilai perkembangan anak adalah
DDST II (Denver Development Screening Test). DDST II merupakan alat untuk menemukan
secara dini masalah penyimpangan perkembangan anak umur 0 s/d < 6 tahun. Instrumen ini
merupakan revisi dari DDST yang pertama kali dipublikasikan tahun 1967 untuk tujuan yang
sama.

Pemeriksaan yang dihasilkan DDST II bukan merupakan pengganti evaluasi diagnostik,


namun lebih ke arah membandingkan kemampuan perkembangan seorang anak dengan anak lain
yang seumur. DDST II digunakan untuk menilai tingkat perkembangan anak sesuai umurnya

Stikes wira medika 2


pada anak yang mempunyai tanda-tanda keterlambatan perkembangan maupun anak sehat.
DDST II bukan merupakan tes IQ dan bukan merupakan peramal kemampuan intelektual anak di
masa mendatang. Tes ini tidak dibuat untuk menghasilkan diagnosis, namun lebih ke arah untuk
membandingkan kemampuan perkembangan seorang anak dengan kemampuan anak lain yang
seumur.

Menurut Pedoman Pemantauan Perkembangan Denver II (Subbagian Tumbuh Kembang


Ilmu Kesehatan Anak RS Sardjito, 2004), formulir tes DDST II berisi 125 item yg terdiri dari 4
sektor, yaitu: personal sosial, motorik halus-adaptif, bahasa, serta motorik kasar. Sektor personal
sosial meliputi komponen penilaian yang berkaitan dengan kemampuan penyesuaian diri anak di
masyarakat dan kemampuan memenuhi kebutuhan pribadi anak. Sektor motorik halus-adaptif
berisi kemampuan anak dalam hal koordinasi mata-tangan, memainkan dan menggunakan
benda-benda kecil serta pemecahan masalah.

Sektor bahasa meliputi kemampuan mendengar, mengerti, dan menggunakan bahasa. Sektor
motorik kasar terdiri dari penilaian kemampuan duduk, jalan, dan gerakan-gerakan umum otot
besar. Selain keempat sektor tersebut, itu perilaku anak juga dinilai secara umum untuk
memperoleh taksiran kasar bagaimana seorang anak menggunakan kemampuannya.

Kemampuan bahasa merupakan kombinasi seluruh system perkembangan anak.


Kemampuan berbahasa melibatkan kemapuan motorik, psikologis, emosional, dan perilaku
(Widyastuti, 2008). Gangguan perkembangan bahasa pada anak dapat diakibatkan berbagai
faktor, yaitu adanya faktor genetik, gangguan pendengaran, intelegensia rendah, kurangnya
interaksi anak dengan lingkungan, maturasi yang terlambat, dan faktor keluarga. Selain itu,
gangguan bicara juga dapat disebabkan karena adanya kelainan fisik seperti bibir sumbing dan
serebral palsi. (Soetjingsih, 2003).

B.Rumusan masalah

1, Apa saja tahap-tahap penilaian perkembangan anak ?

2.Apa saja tes-tes perkembangan ?

C.Tujuan

1.Untuk mengetahui tahap-tahap perkembangan anak

2,Untuk mengetahui tes-tes perkembangan

Stikes wira medika 3


D.Manfaat

Manfaat makalah ini bagi pembaca selain untuk menambah wawasan juga untuk
mmenjelaskan ruang lingkup keperawatan anak .

Stikes wira medika 4


BAB II
PEMBAHASAN

A.TAHAP-TAHAP PENILAIAN PERKEMBANGAN ANAK

1. Anamnesis
Tahap pertama adalah melakukan anamnesis yang lengkap, karena kelainan perkembangan dapat
disebabkan oleh berbagai factor. Dengan anamnesis yang teliti maka salah satu penyebabnya
dapat diketahui.

2. Skrining gangguan perkembangan anak


Pada tahap ini dianjurkan digunakan instrument-instrumen untuk skrining guna mengetahui
kelainan perkembangan anak, misalnya dengan menggunakan DDST (Denver Developmental
Screening Test), tes IQ, atau te psikologik lainnya

3. Evaluasi lingkungan anak


Tumbuh kembang anak adalah hasil interaksi antara factor genetic dengan lingkungan bio-psiko-
psikososial. Oleh karena itu untuk deteksi dini, kita jika harus melakukan evaluasi lingkungan
anak tersebut. Misalnya dapat digunakan HSQ (Home Screening Questionaire)

4. Evaluasi penglihatan dan pendengaran anak


Tes penglihatan untuk anak umur kurang dari 3 tahun dengan tes fiksasi, umur 2 tahun-3 tahun
dengan kartu gambar dari Allen dan di atas umur 3 tahun dengan huruf E. Juga diperiksa apakah
ada strabismus dan selanjutnya periksa kornea dan retina.
Sedangkan skrining pendengaran anak, melalui anamnesis atau menggunakan audiometer kalau
ada alatnya. Disamping itu juga dilakukan pemeriksaan bentuk telinga, hidung, mulut dan
tenggorokan untuk mengetahui adanya kelainan bawaan.

5. Evaluasi bicara dan bahasa anak


Tujuan pemeriksaan ini adalah untuk mengetahui apakah kemampuan anak berbicara masih
dalam batas-batas normal atau tidak. Karena kemampuan berbicara menggambarkan kemampuan
SSP, endokrin, ada/tidak adanya kelainan bawaan pada hidung, mulut dan pendengaran,
stimulasi yang diberikan, emosi anak dsbnya.

6. Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan fisik diperlukan agar diketahui apakah terdapat kelainan fisik yang dapat
mempengaruhi tumbuh kembang anak. Misalnya berbagai sindrom, penyakit jantung bawaan,
tanda-tanda penyakit defisiensi dll.

7. Pemeriksaan neurology
Anamnesis masalah neurology dan keadaan-keadaan yang diduga dapat mengakibatkan
gangguan neurology, seperti trauma lahir, persalinan yang lama, asfiksia berat dsbnya.
Kemudian dilakukan tes/pemeriksaan neurology yang teliti, maka dapat membantu dalam
diagnosis suatu kelainan, misalnya kalau ada lesi intracranial, palsi serebralis, neuropati perifer,
penyakit-penyakit degeneratif dsbnya

Stikes wira medika 5


8. Evaluasi penyakit-penyakit metabolic
Salah satu penyebab gangguan perkembangan pada anak adalah penyakit metabolic. Dari
anamnesis dapat dicurigai adanya penyakit metabolic, apabila ada anggota keluarga lainnya yang
terkena penyakit yang sama.adanya tanda-tanda klinis seperti ramput yang pirang dicurigai
adanya PKU (phenylketonuria), disamping itu diperlukan pemeriksaan penunjang lainnya yang
sesuai dengan kecurigaan kita.

9. Integrasi dari hasil penemuan


Berdasarkan dari hasil anamnesis dan semua pemeriksaan tersebut di atas, dibuat suatu
kesimpulan diagnosis dari gangguan perkembangan tersebut. Kemudiaan ditetapkan
penatalaksanaannya, konsultasi kemana dan prognosisnya.

B.TES-TES PERKEMBANGAN

A. Tes intelegensi individual (Tes IQ)


1. Tes Stanford-Binet
Fungsi : mengukur intellegensi dan sudah distandardisasi
Skor tersedia dalam umur mental atau dalam bentuk angka IQ
Umur : 2-24 tahun
Catatan : tes diberikan secara individual dan ada korelasi yang tinggi dengan kemampuan sekolah.

2. LIPS (The Leiter International Performance Scale)


Fungsi : mengukur intellegensi dan sudah distandardisasi
Umur : 2-18 tahun
Catatan : tes diberikan secara individual dan ada korelasi yang tinggi dengan
Hasil tes Stanford-Binet

3. WISC (The Wechsler Intelligence Scale for Children )


Fungsi : mengukur intellegensi dan sudah distandardisasi
Skor IQ tersedia dalam dalam kemampuan verbal dan skala penuh
Umur : 6- 17 tahun
Catatan : tes diberikan secara individual dan ada korelasi yang tinggi dengan
Hasil tes Stanford-Binet dan LIPS

4. WPPSI (Wechsler Preschool and Primary Scale of Intelligence)


Fungsi : Verbal, penampilan dan scala penuh IQ
Umur : 4 6 tahun

5. McCarthy Scales of Childrens Abilities)


Fungsi : Indeks kognitif Umum (IQ ekivalen)
Skor untuk verbal, kuantitatif, memori, motorik
Umur: 2 - 8 tahun

B. TES PRESTASI
1. Gray oral reading test-revised (GORT-R)
Fungsi : Tes baca standar, yang hasilnya menunjukkan tingkat terendah 1.4 atau gagal.
Skor maksimum adalah tingkat sekolah menengah.
Umur: kelas 1-12 (SD kelas 1 SMA kelas 3)

Stikes wira medika 6


Catatan : diberikan secara individual dan hasilnya menunjukkan korelasi yang tinggi dengan
tingkatan sekolah.

2. WRAT (Wide Range Achievement Test)


Fungsi : untuk mengukur prestasi pelajar dalam bidang : berhitung, mengeja, perbendaharaan kata-
kata, dan pemahaman membaca.
Umur : 5 tahun dewasa
Catatan : Tes ini diberikan secara kelompok dan hasilnya mempunyai korelasi dengan tingkat
sekolah yang sebenarnya.

3. Peabody Individual Achievement Test


Fungsi : Untuk identifikasi kata-kata : mengeja, ilmu pasti, membaca, dan informasi umum
Umur : 5-18 tahun

C. TES PSIKOMOTORIK
1. Brazelton Newborn Behaviour Assesment Scale
Fungsi : Menaksir kondisi bayi, refleks dan interaksi
Umur : Neonatus

2. Uzgiris-Hunt Ordinal Scales


Fungsi : Menaksir stadium sensorimotor menurut Piaget
Umur : 0-2 tahun

3. Gesell Infant dan Catell Infant Scale


Fungsi : Terutama menaksir perkembangan motorik pada tahun pertama dengan beberapa
perkembangan sosial dan bahasa
Umur : 4 minggu 3 /6 tahun

4. Bayley Infant Scale of Development


Fungsi : Menaksir perkembangan motorik dan sosial
Umur : 8 minggu- 2 tahun

5. DDST (The Denver Developmental Screening Test)


Fungsi : Menaksir perkembangan personal social, motorik halus, bahasa dan motorik kasar pada
anak.
Umur : 1 bulan - 6 tahun
Catatan : Diberikan secara individual, dengan partisipasi aktif dari orang tua dan pemeriksa

6. Yale Revised Developmental Test


Fungsi : Menaksir perkembangan motorik kasar, motorik halus, adaptif, perilaku social dan bahasa
Umur : 4 minggu 6 tahun

7. Diagnostik Perkembangan fungsi Munchen tahun pertama


Fungsi : Menaksir perkembangan umur merangkak, duduk, berjalan, memegang, persepsi,
berbicara, pengertian bahasa dan sosialisasi.
Umur : satu tahun pertama
Catatan : diberikan secara individual, dengan partisipasi aktif dari orang tua dan pemeriksa

8. Geometric Forms Test


Fungsi : Menaksir perkembangan motorik halus dan intelektual

Stikes wira medika 7


Catatan : Tes individual

9. Bender-Gestalt visual Motor Test


Fungsi : Menaksir anak yang dicurigai mempunyai masalah persepsi motorik dari umur 5 tahun.
Umur : 4-12 tahun
Catatan : Tes individual

10. Draw-A-Man Test


Fungsi : Skrining IQ yang mudah dan cepat dengan menggunakan norma Goodnough pada anak
dengan umur mental minimal 3 tahun 3 bulan.
Catatan : Tes individual

11. Picture-Vocabulary Subtest Stanford-Binet Test


Fungsi : Skrining yang mudah dan cepat pada anak umur 3-4 tahun tentang perbendaharaan kata-
kata dan kemampuan artikulasi.
Catatan : Tes individual, kemampuan bahasa mempunyai korelasi yang erat dengan intelegensi

12. Ammons Quick Test (Picture-Word Test)


Fungsi : Tes yang mudah dan cepat untuk mengukur kemampuan bahasa nonverbal dari anak.
Merupakan instrument yang sangat baik untuk mengetahui disfasia ekspresif, dimana anak hanya bias
menunjuk benda.
Catatan : Tes individu (belum distandardisasi)

D. TES PROYEKSI
1. Symonds Picture Story Test
Fungsi : Respon anak dapat didiagnosis Dari perasaan yang mendasarinya.
Catatan : Tes individual

2. The Machover Human Figure Drawing Test


Fungsi : suatu teknik proyeksi, gambar manusia yang dibuat oleh anak adalah proyeksi dari dirinya.
Bagian-bagian tubuh yang dihilangkan atau ditonjolkan dapat merupakan petunjuk dalam diagnostic.
Catatan : Tes Individual

3. The Animal Choice Test


Fungsi : Respon anak terhadap tes ini dapat sebagai diagnostic, dari perasaan dan kehendaknya
yang paling sederhana.
Catatan : Tes Individual

4. The Three Wishes Test


Fungsi : Mendapatkan keinginan-keinginan anak yang disadari
Catatan : Tes Individual

5. Childrens Apperception Test


Fungsi : untuk mengungkapkan perasaan-perasaan anak dibawah sadar dengan menggambar
binatang, yang tampak seperti situasi keluarga.
Catatan : Tes Individual

6. The Rorschach Test


Fungsi : untuk mendapatkan perasaan-perasaan anak di bawah sadar dari stimulus yang berasal dari
noda tinta yang tidak terbentuk.
Umur : 3 tahun dewasa

Stikes wira medika 8


Catatan : Tes Individual

E. TES PERILAKU ADAPTIF


1. Vineland Adaptive Behavior Scales
Fungs : Wawancara orang tua/ pengasuh anak dalam hal komunikasi, kehidupan zaher-hari, social
dan untuk anak yang lebih muda ditanyakan juga perkembangan motoriknya.
Umur : 0 dewasa

2. Vineland Adaptive Behavior Scales (edisi kelas)


Fungsi : seperti di atas, tetapi melibatkan guru
Umur : 3 13 tahun

Stikes wira medika 9


BAB III

PENUTUP

A.Kesimpulan

Pertumbuhan dan perkembangan merupakan suatu proses yang diawali dari konsepsi (pembuahan)
sampai pematangan atau dewasa. Melalui proses tersebut anak tumbuh menjadi lebih besar dan
bertambah matang dalam segala aspek baik fisik, emosi, intelektual, maupun psikososial. Apabila
terdapat suatu masalah dalam proses tersebut maka yang akan berakibat terhambatnya anak mencapai
tingkat tumbuh kembang yang sesuai dengan usianya. Apabila gangguan ini berlanjut maka akan
menjadi suatu bentuk kecacatan yang menetap pada anak. Namun, apabila sejak dini gangguan tumbuh
kembang sudah terdeteksi, maka kita dapat melakukan suatu intervensi sesuai dengan kebutuhan anak.
Melalui intervensi yang dilakukan sejak dini itulah tumbuh kembang anak pada tahap selanjutnya dapat
berjalan dengan lebih baik.

B.Saran

Makalah yang telah disusun ini jauh dari kata sempurna. Maka dari itu di harapkan saran dan kritik yang
membangun dari para pembaca demi sempurnanya makalah ini. Terima kasih.

Stikes wira medika 10

You might also like