Professional Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
meningkat menjadi 15 juta kasus baru di tahun 2020 (Ashton et al, 2009).
pada tahun 2030 penderita kanker menjadi 26 juta dan 17 juta jiwa akan
meninggal dunia karena kanker. Kejadian ini akan terjadi lebih cepat di
sebanyak 12,7 juta jiwa mengidap kanker, dan 7,6 juta jiwa
kasus baru dan hampir 90.000 kematian pada tahun 2008, sedangkan di
Amerika Serikat tercatat lebih dari 190.000 kasus baru dan 40.000 kematian
nomor 7 (5,7%) setelah stroke, TB, Hipertensi, Cidera, Perinatal dan DM.
mengenai organ apa saja di tubuh manusia. Bila menyerang di kolon, maka
disebut kanker kolon, bila mengenai di rektum, maka disebut kanker rektum.
(Muttaqin, 2011).
Kanker kolon dan rektum adalah kanker yang menyerang usus besar
besar adalah bagian dari sistem pencernaan. Sebagaimana kita ketahui sistem
halus (duodenum, jejunum, ileum), usus besar (kolon), rektum dan berakhir di
dubur. Usus besar terdiri dari kolon dan rektum.Kolon atau usus besar adalah
bagian usus sesudah usus halus, terdiri dari kolon sebelah kanan (kolon
asenden), kolon sebelah tengah atas (kolon transversum) dan kolon sebelah
di atas dubur. Bagian kolon yang berhubungan dengan usus halus disebut
caecum, sedangkan bagian kolon yang berhubungan dengan rektum disebut
getah bening maupun pembuluh darah ke organ yang jauh dari tempat asalnya
kematian bila tidak ditangani dengan baik. Saat ini, kasus kanker kolorektal
mendatang. Hal tersebut berhubungan dengan pola makan modern yang tidak
sehat seperti makanan siap saji yang mengandung lemak tinggi. Di Indonesia,
kanker kolorektal termasuk dalam sepuluh besar jenis kanker yang banyak
diderita yaitu pada urutan ke-6 terbesar. Umumnya penderita kanker ini
2011).
Pada tahun 2009, terdapat lebih dari satu juta kasus kanker kolorektal
baru yang menempatkan kanker ini pada urutan ke-3 jenis kanker yang paling
sering terjadi di dunia. Di seluruh dunia, 9,5% pria penderita kanker terkena
jumlah total penderita kanker. Diperkirakan lebih dari 50% penderita kanker
kolorektal meninggal karena penyakit ini. Pada tahun 2009, lebih dari
setengah juta orang meninggal karena kanker kolorektal. Pada pria, kanker
menempati urutan ketiga setelah kanker payudara dan kanker paru-paru. Dari
2009 lalu 6,5% dari pasien yang diperiksa saluran pencernaan bagian
tubuh lain yang letaknya jauh (Corwin, 2009). Jika mengenai jantung maka
dengan usia lebih dari 65 tahun, dan sekitar 6-10% lebih banyak mengenai
laki-laki dari pada wanita. Pada tahun 2030 WHO memprediksi
jantung juga menjadi masalah khas utama pada beberapa negara industri
mengalami gagal jantung, dan 500.000 kasus baru gagal jantung telah di
diagnosis tiap tahunnya. Harapan hidup penderita gagal jantung lebih buruk
gaya hidup, kadar kolesterol yang tinggi, perokok aktif dan kurangnya
C. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
CHF
CHF
D. Manfaat Penulisan
1. Bagi klien
TINJAUAN TEORITIS
1. Defenisi
kebutuhan sel-sel tubuh akan nutrien dan oksigen secara adekuat. Hal ini
memompa darah untuk waktu yang singkat dan dinding otot jantung yang
sering merespons dengan menahan air dan garam. Hal ini akan
tangan, kaki, paru, atau organ lainnya sehingga tubuh klien menjadi
kompleks dan mengakibatkan suatu sindrom yang dipicu oleh curah jantun
2009).
tengah rongga toraks. Dua pertiga jantung terletak di sebelah kiri garis
rusuk II dan III sedangkan apeks terletak sekitar dua jari di bawah
b. Selaput Jantung
(Muttaqin, 2009).
c. Dinding Jantung
d. Ruang Jantung
Ada empat ruang, atrium kanan dan kiri atas yang dipisahkan
oleh septum intratrial, ventrikel kanan dan kiri bawah dipisahkan oleh
darah dari seluruh jaringan kecuali paru-paru. Vena cava superior dan
2) Atrium kiri di di bagian superior kiri jantung, berukuran lebih kecil dari
paru-paru.
4) Ventrikel kiri terletak di bagian inferior kiri pada apeks jantung. Tebal
ventrikel kiri melalui aorta dan mengalir ke seluruh bagian tubuh kecuali
kanan.
2) Katup Bikuspid yang terletak antara atrium kiri dan ventrikel kiri.
f. Sirkulasi Jantung
tubuh.
g. Fisiologi Jantung
jantung.
penutupan katup jantung serta aliran darah yang melalui ruang-ruang dan
masuk ke arteri.
ventrikel.
yang terbuka.
ventrikel.
atrial.
sistolik akhir darah yang tersisa pada akhir sistole adalah sekitar 50
ml.
b) Isi sekuncup (70 ml) adalah perbedaan volume diastole akhir (120
jantung kedua).
semilunar aorta.
h. Bunyi jantung
semilunar menutup.
melalui mikrofon.
3) Murmur adalah kelainan bunyi jantung atau bunyi jantung tidak
i. Frekuensi jantung
j. Curah Jantung
3. Klasifikasi
Tetapi pada gagal jantung dengan masalah yang utama terjadi adalah
5. Patofisiologi
gagal jantung.
menurun dengan akibat tekanan akhir diastol dalam ventrikel kiri dan
rata-rata dalam atrium kiri. Tekanan dalam atrium kiri yang meninggi
pulmonal. Bila keadaan ini terus berlanjut maka bendungan akan terjadi
kanan yang menjadi pompa darah untuk sirkuit paru (sirkulasi kecil).
Bila beban pada ventrikel kanan itu terus bertambah, maka akan
bila beban tersebut tetap meninggi maka dapat terjadi gagal jantung
kanan, sehingga pada akhirnya terjadi gagal jantung kiri kanan (Smeltzer
diastol ventrikel kanan akan meningkat dan ini menjadi beban atrium
timbulnya edema tumit dan tungkai bawah dan asites (Smeltzer & Bare,
2006).
6. Manifestasi Klinis
3) Edema paru.
3) Hati membesar
4) Limpa membesar
5) Dependen edema
renin-angiotensin-aldosteron.
darah merah.
8. Pemeriksaan Penunjang
katub jantung.
gerakan jantung.
d. Kateterisasi jantung; Tekanan abnormal menunjukkan indikasi dan
memperburuk PPOM.
9. Penatalaksanaan
a. Farmakologis
b. Pendidikan Kesehatan
natrium.
5) Tirah baring
2009).
a. Primary Survey
pupil.
b. Secondary Survey
1) Anamnesa
Identitas
Keluhan Utama
harus pakai bantal lebih dari dua buah, tidak nafsu makan, mual, dan
Riwayat Diet
Riwayat Pengobatan
mulai gagal.
penurunan kesadaran
3) Diagnosa Keperawatan
pengaturan
Intervensi
No Diagnosa Keperawatan Tujuan dan Kriteria Hasil
1 Penurunan curah jantung b/d NOC : Cardiac Care
perubahan volume sekuncup a. Cardiac Pump effectiveness 1. Evaluasi adanya nyeri dada ( intensitas,lokasi,
b. Circulation Status durasi)
c. Vital Sign Status 2. Catat adanya disritmia jantung
Kriteria Hasil: 3. Catat adanya tanda dan gejala penurunan
a. Tanda Vital dalam rentang normal cardiac putput
(Tekanan darah, Nadi, respirasi) 4. Monitor status kardiovaskuler
b. Dapat mentoleransi aktivitas, tidak 5. Monitor status pernafasan yang menandakan
ada kelelahan gagal jantung
c. Tidak ada edema paru, perifer, dan 6. Monitor abdomen sebagai indicator penurunan
tidak ada asites perfusi
d. Tidak ada penurunan kesadaran 7. Monitor balance cairan
8. Monitor adanya perubahan tekanan darah
9. Monitor respon pasien terhadap efek
pengobatan antiaritmia
10. Atur periode latihan dan istirahat untuk
menghindari kelelahan
11. Monitor toleransi aktivitas pasien
12. Monitor adanya dyspneu, fatigue, tekipneu dan
ortopneu
13. Anjurkan untuk menurunkan stress
Vital Sign Monitoring
1. Monitor TD, nadi, suhu, dan RR
2. Catat adanya fluktuasi tekanan darah
3. Monitor VS saat pasien berbaring, duduk, atau
berdiri
4. Auskultasi TD pada kedua lengan dan
bandingkan
5. Monitor TD, nadi, RR, sebelum, selama, dan
setelah aktivitas
6. Monitor kualitas dari nadi
7. Monitor adanya pulsus paradoksus dan pulsus
alterans
8. Monitor jumlah dan irama jantung dan monitor
bunyi jantung
9. Monitor frekuensi dan irama pernapasan
10. Monitor suara paru, pola pernapasan abnormal
11. Monitor suhu, warna, dan kelembaban kulit
12. Monitor sianosis perifer
13. Monitor adanya cushing triad (tekanan nadi
yang melebar, bradikardi, peningkatan sistolik)
14. Identifikasi penyebab dari perubahan vital sign
2 Gangguan pertukaran gas b/d NOC : NIC :
perubahan membran alveolar a. Respiratory Status : Gas exchange Airway Management
b. Respiratory Status : ventilation 1. Buka jalan nafas, guanakan teknik chin lift atau
c. Vital Sign Status jaw thrust bila perl
2. Posisikan pasien untuk memaksimalkan ventilasi
Kriteria Hasil : 3. Identifikasi pasien perlunya pemasangan alat
a. Mendemonstrasikan peningkatan jalan nafas buatan
ventilasi dan oksigenasi yang 4. Pasang mayo bila perlu
adekuat 5. Lakukan fisioterapi dada jika perlu
b. Memelihara kebersihan paru paru 6. Keluarkan sekret dengan batuk atau suction
dan bebas dari tanda tanda distress 7. Auskultasi suara nafas, catat adanya suara
pernafasan tambahan
c. Mendemonstrasikan batuk efektif 8. Lakukan suction pada mayo
dan suara nafas yang bersih, tidak 9. Berikan bronkodilator bial perlu
ada sianosis dan dyspneu (mampu 10. Barikan pelembab udara
mengeluarkan sputum, mampu 11. Atur intake untuk cairan mengoptimalkan
bernafas dengan mudah, tidak ada keseimbangan.
pursed lips) 12. Monitor respirasi dan status O2
d. Tanda tanda vital dalam rentang Respiratory Monitoring
normal 1. Monitor rata rata, kedalaman, irama dan usaha
respirasi
2. Catat pergerakan dada,amati kesimetrisan,
penggunaan otot tambahan, retraksi otot
supraclavicular dan intercostal
3. Monitor suara nafas, seperti dengkur
4. Monitor pola nafas : bradipena, takipenia,
kussmaul, hiperventilasi, cheyne stokes, biot
5. Catat lokasi trakea
6. Monitor kelelahan otot diagfragma ( gerakan
paradoksis
7. Auskultasi suara nafas, catat area penurunan /
tidak adanya ventilasi dan suara tambahan
8. Tentukan kebutuhan suction dengan
mengauskultasi crakles dan ronkhi pada jalan
napas utama
9. Auskultasi suara paru setelah tindakan untuk
mengetahui hasilnya
AcidBase Managemen
1. Monitro IV line
2. Pertahankanjalan nafas paten
3. Monitor AGD, tingkat elektrolit
4. Monitor status hemodinamik(CVP, MAP,
PAP)
5. Monitor adanya tanda tanda gagal nafas
6. Monitor pola respirasi
7. Lakukan terapi oksigen
8. Monitor status neurologi
9. Tingkatkan oral hygiene