Professional Documents
Culture Documents
I. TUJUAN
Mahasiswa memperoleh pengetahuan dan keterampilan tentang evaluasi sifat bahan yang
meliputi sifat alir, kompaktibilitas, dan daya serap air serta menganalisa profil campuran
biner yang menggunakan subyek bahan obat dari alam dengan mengaplikasikan simplex
lattice design.
Tablet adalah sediaan padat kompak yang dibuat secara kempa atau cetak dalam
bentuk tabung pipih atau serkuler, kedua permukaannya rata atau cembung, mengandung
satu atau lebih jenis obat, dengan atau tanpa bahan tambahan. Sedangkan menurut FI
edisi IV, tablet adalah sediaan padat mengandung bahan obat debgan atau tanpa bahan
pengisi. Tablet berbentuk kapsul umumnya disebut kaplet. Bolus adalah tablet besar yang
takaran dosis yang tepat, mudah dikemas, ditransport dan didistribusikan serta biaya
Pada desain tablet terlebih dahulu diperlukan tahap preformulasi yang salah satunya
bertujuan untuk mengetahui sifat fisika kimia bahan. Preformulasi tersebut diantaranya
meliputi sifat alir, kompaktibilitas, daya serap air, ukuran partikel, bentuk kristal,
kelarutan, disolusi secara in vitro maupun stabilitas terhadap cahaya, temperatur dan
kelembaban.
a. Tablet Kempa
Dibuat dengan cara pengempaan dengan memberikan tekanan tinggi pada serbuk/granul
Dibuat dengan cara menekan massa serbuk lembab dengan tekanan rendah pada lubang
cetakan. Kepadatan tablet tergantung pada pembentukan kristal yang terbentuk selama
SIFAT ALIR
Sifat alir massa komponen tablet ataupun campurannya penting untuk keseragaman pengisian
massa tablet ke dalam ruang kompresi/die ataupun untuk homogenitas massa tabletnya. Sifat
Metode ini merupakan cara yang paling sederhana untuk menentukan sifat alir suatu
massa, yaitu dengan mengukur waktu yang diperlukan sejumlah serbuk untuk mengalir
dari corong. Tidak langsung, dengan metode sudut diam (angle of repose) dan densitas
2. Tidak langsung
Sudut diam (angle of repose) adalah sudut yang terbentuk setelah sejumlah serbuk/granul
Sudut diam =
yaitu volume awal (Vo) dan volume serbuk setelah pengetapan (Vk), yaitu volume serbuk
Kompaktibilitas adalah kemampuan bahan untuk membentuk massa yang kompak setelah diberi
tekanan.Uji dilakukan dengan menguji kekerasan tablet hasil pengempaan suatu bahan dengan
Daya serap bahan terhadap air dinyatakan dalam kecepatan/kapasitas penyerapan air.Kecepatan
dan jumlah air yang diserap diantaranya berpengaruh pada kelembaban massa tablet dan proses
EKSIPIEN TABLET
Selain zat aktif tablet juga mengandung beberapa jenis eksipien yang ditambahkan untuk
menjamin bahwa proses penabletan berjalan dengan baik dan memenuhi persyaratan.
1. Bahan Pengisi
Adalah zat inert yang ditambahkan dalam formula tablet yang ditujukan untuk membuat bobot
Biasanya tablet yang mengandung zat aktif dengan dosis kecil memerlukan zat pengisi yang
banyak. Jika dosis besar maka pengisi sedikit atau tidak sama sekali.
2. Adsorben
Adsorben harus memiliki titik leleh yang tinggi. Dengan titik leleh tinggi setelah terjadi lelehan
3. Bahan Pengikat
Pengikat yang berupa polimer alam: starch, gum (acacia, tragacanth, gelatin)
Contoh : Starch (amylum), Starch 1500, Sodium starch glycolate (primogel, explotab),
Selulosa (selulosa, metilselulosa, CMC, CMC-Na, Avicel, Acdisol), Gums (agar, pectin,
Glidan ,yaitu bahan untuk memperbaiki sifat alir serbuk/granul. Contohnya: silika,
Lubrikan, yaitu bahan yang mengurangi gesekan antara tablet pada punch dan die selama
Antiadheren, yaitu bahan yang mencegah melekatnya massa tablet pada punch dan die
minyak, dan bahan cair lain sehingga diperoleh massa yang kering dan dapat ditablet.
laktosa.
7. Perasa dan pewarna, untuk menutup rasa yang tidak enak dan menambah nilai estetika
Sediaan tablet ini dapat dibuat melalui tiga macam metode, yaitu granulasi basah, granulasi
kering, dan kempa langsung. Pemilihan metode pembuatan sediaan tablet ini biasanya disesuaikan
dengan karakteristik zat aktif yang akan dibuat tablet, apakah zat tersebut tahan terhadap panas
a. Metode Kempa Langsung, yaitu pembuatan tablet dengan mengempa langsung campuran
zat aktif dan eksipien kering.tanpa melalui perlakuan awal terlebih dahulu. Metode ini
merupakan metode yang paling mudah, praktis, dan cepat pengerjaannya, namun hanya
dapat digunakan pada kondisi zat aktif yang kecil dosisnya, serta zat aktif tersebut tidak
tahan terhadap panas dan lembab. Ada beberapa zat berbentuk kristal seperti NaCl, NaBr
dan KCl yang mungkin langsung dikempa, tetapi sebagian besar zat aktik tidak mudah
untuk langsung dikempa, selain itu zat aktif tunggal yang langsung dikempa untuk
dijadikan tablet kebanyakan sulit untuk pecah jika terkena air (cairan tubuh). secara
umum sifat zat aktif yang cocok untuk metode kempa langsung adalah; alirannya baik,
partikel yang lebih besar dengan menambahkan cairan pengikat dalam jumlah yang tepat
sehingga terjadi massa lembab yang dapat digranulasi. Metode ini biasanya digunakan
apabila zat aktif tahan terhadap lembab dan panas. Umumnya untuk zat aktif yang sulit
dicetak langsung karena sifat aliran dan kompresibilitasnya tidak baik. Prinsip dari
metode granulasi basah adalah membasahi masa tablet dengan larutan pengikat teretentu
sampai mendapat tingkat kebasahan tertentu pula, kemudian masa basah tersebut
digranulasi.
c. Granulasi Kering disebut juga slugging, yaitu memproses partikel zat aktif dan eksipien
dengan mengempa campuran bahan kering menjadi massa padat yang selanjutnya dipecah
lagi untuk menghasilkan partikel yang berukuran lebih besar dari serbuk semula (granul).
Prinsip dari metode ini adalah membuat granul secara mekanis, tanpa bantuan bahan
pengikat dan pelarut, ikatannya didapat melalui gaya. Teknik ini yang cukup baik,
digunakan untuk zat aktif yang memiliki dosis efektif yang terlalu tinggi untuk dikempa
langsung atau zat aktif yang sensitif terhadap pemanasan dan kelembaban.
BASAH
granul
mesh)
Pencampuran Penimbangan
penghancur)
Pengempaan tab
A. Evaluasi Granul
Evaluasi granul terutama dilakukan untuk formula baru atau pada modifikasi formula. Untuk
formula yang sama evaluasi granul tidak perlu dilakukan. Evaluasi granul meliputi:
1. Granulometri
Granulometri adalah analisis ukuran dan repartisi granul (penyebaran ukuran-ukuran
berbagai ukuran. Mesh terbesar diletakkan paling atas dan dibawahnya disusun pengayak
Getarkan mesin 5-30 menit, tergantung dari ketahanan granul pada getaran
Tujuan granulometri adalah untuk melihat keseragaman dari ukuran granul. Diharapkan ukuran
granul tidak terlalu berbeda. Granulometri berhubungan dengan sifat aliran granul. Jika ukuran
granul berdekatan, aliran akan lebih baik. Diharapkan ukuran granul mengikuti kurva distribusi
normal.
2. Waktu Alir
a. Metode corong
Mengukur kecepatan aliran 100 g granul menggunakan corong kaca dengan dimensi sesuai.
cara bebas
Biasanya jika 100 g granul mengalir dalam 10 detik maka aliran baik.
40- 45 mengalir
> 45 kurang mengalir
3. Kompaktibilitas.
Uji kompaktibilitas dilakukan pada volume dan tekanan yang sama, yaitu berturut-turut
posisi punch bawah pada kedalam 10 mm dan kedalaman punch atas 8,5 mm. Bahan yang
diuji dimasukkan kedalam ruang cetak dan diratakan, kemudian dikempa. Tablet yang
B. Evaluasi Tablet
Untuk memperoleh tablet yang berkualitas perlu dilakukan pemeriksaan terhadap tablet yang
dihasilkan, diantaranya meliputi penampilan tablet secara umum, keseragaman bobot, kekerasan,
kerapuhan, waktu hancur, kadar zat aktif dan disolusi zat aktif.
Sejumlah 20 tablet ditimbang satu per satu dan dihitung bobot rata-ratanya.Keseragaman
bobot dibandingkan dengan persyaratan yang ada pada farmakope serta dihitung CV-nya.
Tablet diletakkan pada ujung alat hardness tester dengan posisi vertikal.Penekan diputar
perlahan-lahan sampai tablet pecah.Skala yang terbaca saat tablet pecah menunjukkan
abrasive tester.Alat diputar dengan kecepatan 25 putaran per menit selama 4 menit.Tablet
berat tablet sebelum dan setelah pengujian dibagi berat mula-mula dikalikan 100%.
kemudian alat dimasukkan kedalam bejana yang berisi air dengan suhu 372C.Pada
kedudukan yang tertinggi lempeng kasa tepat pada permukaan air dan pada permukaan
air.Alat dijalankan dan tablet dinyatakan hancur jika tidak ada lagi bagian yang tertinggal
diatas kasa.
Simplex lattice design merupakan desain untuk optimasi campuran pada berbagai
perbedaan jumlah komposisi bahan yang dinyatakan dalam berapa bagian dan jumlah totalnya
Prosedur dari simplex lattice design meliputi penyiapan variasi kombinasi dari bahan
tambahan yang akan dioptimasi. Hasil kombinasi formulasi dari simplex lattice design dapat
digunakan untuk menetapkan respon yang optimal dari variasi kombinasi bahan tambahan,
sehingga dapat digunakan untuk memproduksi suatu sediaan yang memenuhi persyaratan.
Keterangan :
a,b,ab = koefisien yang dapat dihitung dari hasil percobaan untuk mendapatkan nilai
ALAT
Tapping device
Hardness tester
Stopwatch
Mesin tablet
BAHAN
1) Membuat granul
Granul 100% amylum, yaitu menimbang 100 gram amylum masukkan dalam
dengan ayakan no 18, kemudian dikeringkan dalam oven Kemudian diayak lagi
Granul 100% laktosa dibuat dengan cara yang sama dengan prosedur diatas,
laktosa yang ditimbang sebanyak 100 gram, gelatin 3 gram dan air 10 ml.
Granul 50% amylum dan 50% laktosa dibuat secara terpisah, yaitu menimbang
amylum 50 gram, gelatin 1,5 gram dan air 7 ml.campuran ini dibuat dengan
1,5 gram dan air 7ml dan dibuat dengan cara yang sama.Setelah granul yang
2) Masing-masing bahan uji yaitu 100% granul amylum; 100% granul laktosa dan campuran
50% granul amylum dan 50% granul laktosa dilakukan uji sifat alir, kompaktibilitas dan
A. Metode langsung
(stopwatch).
Uji kompaktibilitas
Bahan dikempa dengan kedalaman punch atas waktu turun ke ruang die pada
skala 5 mm.
Ulangi langkah 1-4 diatas dengan kedalaman punch atas waktu turun ke ruang die
Alat uji daya serap dihubungkan dengan timbangan elektrik yang diatasnya
yang diuji.
Ampul tersebut diisi air hingga permukaannya rata dengan permukaan air yang
ada dalam tabung pada alat uji daya serap (mengikuti prinsip tabung U).
Letakkan kertas saring pada tabung kemudian diatas kertas saring diletakkan
Bahan setelah ditimbang dan diketahui beratnya diletakkan diatas kertas saring
A. Waktu alir
F1 = 10
a = 10
F2 = 8,33
ab = -5,08
F3 = 9,2
b = 9,2
Waktu alir
Y = 9,2
A = 0,1 , B = 0,9
Y = 8,823
A = 0,2 , B = 0,8
Y = 8,55
A = 0,3 , B = 0,7
Y = 8,373
A = 0,4 , B = 0,6
Y = 8,3
A = 0,5 , B = 0,5
Y = 8,33
A = 0,6 , B = 0,4
Y = 8,461
A = 0,7 , B = 0,3
Y = 8,693
A = 0,8 , B = 0,2
Y = 9,027
A = 0,9 , B = 0,1
Y = 9,463
A = 1,0 , B = 0,0
Y = 10
12
10
6
Series1
0
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
B. Kompaktibilitas
Formula I; Amylum100%
1 0 + 1,1
Y = a (A) + b (B) + ab(AB)
2 0,5 + 1,25
4 1,5 + 3,1
a = 4,942
5 2,0 + 7
6 2,5 + 15,7
Rata2 4,942
Formula II; Amylum 50%, Lactosa 50%
1 0 + 1,4
3 1,0 + 2,05
Y = a (A) + b (B) + ab(AB)
4 1,5 + 2,1
6 2,5 + 9,6
ab = - 3,136
Rata2 3,233
1 0 - -
2 0,5 + 1,25
3 1,0 + 1,5
4 1,5 + 2,9
5 2,0 + 5,5
6 2,5 + 7,4
Rata2 3,092
F3 = 3,092
Kompaktibilitas
A = 0,0 , B = 1
Y = 3,092
A = 0,1 , B = 0,9
Y =2,995
A = 0,2 , B = 0,8
Y = 2,960
A = 0,3 , B = 0,7
Y = 2,988
A = 0,4 , B = 0,6
A = 0,5 , B = 0,5
Y = 3,233
A = 0,6 , B = 0,4
Y = 3,450
A = 0,7 , B = 0,3
Y = 3,728
A = 0,8 , B = 0,2
Y = 4,070
A = 0,9 , B = 0,1
Y = 4,475
A = 1,0 , B = 0,0
3
Series1
0
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
C. Daya Serap Air
F1 = 0,317
a = 0,317
F2 =1,195
ab = -2,83
F3 = 3,488
b = 3,488
A = 0,0 , B = 1,0
Y = 3,488
A = 0,1 , B = 0,9
Y = 2,916
A = 0,2 , B = 0,8
Y = 2,401
A = 0,3 , B = 0,7
Y = 1,942
A = 0,4 , B = 0,6
Y = 1,540
A = 0,5 , B = 0,5
Y = 1,195
A = 0,6 , B = 0,4
Y = 0,906
A = 0,7 , B = 0,3
Y = 0,674
A = 0,8 , B = 0,2
Y = 0,498
A = 0,9 , B = 0,1
Y = 0,379
A = 1,0 , B = 0,0
Y = 0,317
4
3.5
2.5
2
Series1
1.5
0.5
0
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
VIII. PEMBAHASAN:
Percobaan kali ini bertujuan untuk mengevaluasi sifat bahan yang meliputi sifat alir,
kompaktibilitas, dan daya serap air serta menganalisa profil campuran biner yang menggunakan
subyek bahan obat dari alam dengan mengaplikasikan simplex lattice design.
Dalam prakteknya kami melakukan evaluasi terhadap sifat alir dan daya serap dari sebuah
granul serta melakukan evaluasi atas kompaktibilitas dari tablet yang terbuat dari garanul tersebut.
Oleh karena itu, tahap pertama yang kami lakukan pada percobaan kali ini adalah pembuatan
granul lactose dan amylum sebanyak masing-masing 150 gram. Dalam hal ini kami membuat granul
dengan metode granulasi basah. Granulasi basah merupakan proses yang didalamnya terdapat tahap
pemberian cairan pengikat pada masa serbuk sehingga diperoleh masa granul yang baik, masa granul
ini kemudian di ayak dan dikeringkan, granul kering yang diperoleh diayak kembali dan kemudian
siap untuk dilakukan evaluasi sifatnya atau untuk ditablet. Adapun keuntungan dan kerugian dari
Meningkatkan kompresibilitas
Mengontrol pelepasan
Zat aktif yang sensitif terhadap lembab dan panas tidak dapat dikerjakan dengan cara ini.
Peralatan lebih sedikit karena tidak menggunakan larutan pengikat, mesin pengaduk berat
Baik untuk zat aktif yang sensitif terhadap panas dan lembab
Setelah granul lactose dan amylum siap, langkah selanjutnya adalah melakukan evaluasi sifat
alir dari tiga formula yaitu granul lactose 100%, campuran granul lactose 50%;amylum 50%, serta
Sifat alir ini penting untuk dievalusi karena berperan penting dalam keseragaman pengisian
masa tablet kedalam ruang kompresi ataupun untuk homogenitas masa tabletnya. Pada percobaan ini
kami menggunakan metode corong untuk mengetahui sifat alir granul, yaitu dengan mengukur waktu
yang diperlukan sejumlah serbuk dari corong. Dan dari percobaan ini didapatkan hasil sebagai
berikut;
Formula 2(Amylum 50%, Lactosa 50%) waktu alirnya adalah 8,33 detik
Dan setelah diperoleh data tersebut, dilanjutkan dengan menganalisa profil campuran biner
dengan mengaplikasikan simplex lattice design, yang menghasilkan persamaan sebagai berikut,
Dari uraian diatas dapat diketahui bahwa Lactosa memiliki sifat alir yang lebih baik dari pada
Amilum, dan campuran atau interaksi antara amylum dan lactose memberikan pengaruh yang cukup
besar, yaitu akan memperbaiki sifat alir granul sehingga akan diperoleh tablet dengan keseragaman
B. Kompaktibilitas
tablet. Suatu tablet dikehendaki memiliki kekuatan yang cukup keras sehingga dapat tahan terhadap
guncangan selama proses pengangkutan dan penyimpanan hingga saat digunakan pasien. Semakin
besar tekanan yang diberikan semakin keras suatu tablet. Hasil profil yang diperoleh dari kurva
hubungan antara kompaktibilitas dengan formula, dapat diketahui bahwa tablet yang dibuat dengan
formula 100% Amylum mempunyai kompaktibilitas yang lebih baik daripada tablet yang dibuat
dengan formula 100% Lactosa. Interaksi antara kedua bahan yaitu 50% Amylum dengan 50% Lactosa
akan menurunkan kompaktibilitas tablet. Dari sini dapat disimpulkan bahwa semakin besar kadar
Lactosa dalam tablet akan semakin memperbaiki kompaktibilitas, dan adanya Amylum akan
memperburuk atau mengurangi sifat kompaktibilitas tablet. Kompaktibilitas sangat erat kaitannya
dengan kemudahan suatu serbuk untuk dikempa sehingga dapat menghasilkan tablet yang keras.
C. Daya SerapAir
Daya serap air berkaitan dengan disintegrasi tablet, disintegrasi tablet tidak dapat terjadi jika
air tidak masuk kedalam tablet, dimana tergantung pada kompresi dan kemampuan penyerapan air
dari material yang dipakai. Air dapat berpenetrasi kedalam pori- pori tablet karena adanya aksi
kapiler. Bahan penghancur tablet mulai berfungsi diantaranya melalui proses pengembangan, reaksi
kimia maupun scara enzimatis setelah air masuk kedalam tablet. Dari sini dapat disimpulkan bahwa
semakin tinggi daya serap air, semakin cepat tablet tersebut hancur didalam cairan lambung, sehingga
Hasil percobaan menunjukkan hasil bahwa 100% Lactosa sebanyak 2 gram yang ditimbang
dalam pigno kosong yang telah ditara, mempunyai kemampuan menyerap air lebih banyak yaitu
sebesar 3,488 gram/ menit. Sedangkan pada 100% Amylum sebanyak 2 gram mempunyai
kemampuan menyerap air sebanyak 0,317 gram/ menit. Sedangkan interaksi antara kedua bahan yaitu
50% Amylum dan 50% Lactosa, memberikan hasil 1,195 gram/ menit. Dari sini dapat disimpulkan
bahwa adanya Lactosa dapat memperbaiki daya serap air suatu tablet.
IX. KESIMPULAN
1. Pengujian sifat fisik granul meliputi uji waktu alir, kompaktibilitas, dan daya serap air
Dari hasil diatas dapat disimpulkan bahwa keberadaan laktosa dalam tablet dapat
memperbaiki sifat alir, kompaktibilitas dan daya serap air meskipun tanpa ada interaksi
dengan amilum.
X. DAFTAR PUSTAKA