Professional Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
Persalinan merupakan proses akhir dari masa kehamilan yang telah dilalui
ibu dan keluarga selama tiga periode trimester. Persalinan diartikan dengan
proses membuka dan menipisnya servik, hingga janin turun ke dalam jalan
lahir. Ketika proses persalinan dimulai, peran ibu adalah melahirkan bayinya,
Menurut WHO kematian maternal adalah kematian seorang wanita hamil atau
dalam 42 hari sesudah berakhirnya kehamilan oleh sebab apapun, terlepas dari
1000 atau 10000 kelahiran hidup, kini dibeberapa Negara bahkan menjadi
1
Suami siaga merupakan suami yang siap menjaga istrinya yang sedang
Suami siaga juga harus memiliki pengetahuan tentang tanda bahaya kehamilan,
Safer ) melalui tiga pesan kuncinya yaitu : (1) persalinan ditolong oleh tenaga
pelayanan yang adekuat dan (3) setiap wanita usia subur mempunyai akses
dari suami untuk lebih memberdayakan diri dalam berbagi tanggung jawab
Nikodem & Wolmann, 1991; Hemminki, Virta & Koponen, 1990 yang dikutip
dari Depkes tahun 2001 menunjukkan bahwa ibu merasakan kehadiran orang
2
pada saat persalinan. Penelitian ini juga menunjukkan bahwa kehadiran
proses persalinan, yaitu oleh Dr. Roberto Sosa (2001) yang dikutip dari
Musbikin dalam bukunya yang berjudul Panduan Bagi Ibu Hamil dan
atau kerabat dekat akan membawa ketenangan dan menjauhkan sang ibu dari
stress dan kecemasan yang dapat mempersulit proses kelahiran dan persalinan,
berdampak positif pula pada kesiapan ibu secara fisik (Musbikin, 2005).
3
Faktor-faktor apa saja yang berhubungan dengan sikap suami dalam
Tahun 2014 ?
2014.
4
1.4.2.4 Mengetahui hubungan antara pendidikan dengan sikap suami dalam
program studi kebidanan Suka wangi dan dapat dikembangkan lebih luas lagi
baik.
1.7 Bagi tenaga kesehatan
1.7.1 Mendapat gambaran tentang sikap suami pada ibu menjelang proses
5
pemberian informasi dan konseling tentang dukungan suami dalam
merencanakan persalinan.
1.8 Ruang Lingkup Penelitian
Penelitian dilaksanakan di puskesmas Jasinga Tahun 2014 dengan
populasi seluruh ibu bersalin di puskesmas Jasinga pada bulan maret adalah
sebanyak 30 orang.
BAB II
TINJAUAN TEORI
2.1 Persalinan
2.1.1 Pengertian persalinan
Persalinan dan kelahiran merupakan proses fisiologis yang normal
dan menipisnya serviks, dan janin turun ke dalam jalan lahir, sedangkan
kelahiran adalah proses dimana janin dan ketuban didorong keluar melalui
proses pergerakan keluar janin, plasenta, dan membran dari dalam lahir
6
2.1.2 Proses persalinan
Perubahan yang terjadi pada setiap kala persalinan secara fisik dan psikis
yaitu:
Kala I dimulai dari pembukaan nol sampai pembukaan lengkap (10 cm)
2 cm/jam.
a. Fase laten : pembukaan serviks sampai ukuran 3 cm, berlangsung sekitar 7-8
jam.
Dimulai dari pembukaan lengkap (10 cm) sampai bayi lahir. Pada kali
ini his terkoordinir, kuat, cepat dan lebih lama, kira-kira 2-3 menit sekali.
Kepala janin telah masuk ke rungan panggul sehingga terjadi tekanan pada
otot dasar panggul yang menimbulkan rasa ingin mengejan karena tekanan
pada rectum., ibu seperti ingin buang air besar dengan tanda anus membuka
7
pada saat his kepala janin mulai kelihatan, vulva membuka perineum
menegang. Dengan kekuatan his dan mengejan lebih, dapat mendorong kepala
bayi sehingga terjadi kepala berada di vulva, maka lahirlah berturut turut,
dimulai dari UUB, dahi, mata, hidung, mulut dan muka keluar seluruhnya,
diikuti oleh putaran paksi luar yaitu penyesuaian kepala dengan panggul ibu.
Setelah terjadinya putaran paksi luar, lahirkanlah bahu depan dan belakan
baru kemudian badan, bokong dan kaki. Lamanya kala II untuk primigravida
berlangsung tidak lebih dari 30 menit. Setelah bayi lahir, kontraksi uterus
berhenti sekitar 5-10 menit, uterus teraba keras dengan fundus uteri setinggi
pusat dan berisi plasenta yang menjadi tebal 2 kali sebelumnya. Beberapa saat
kemudian timbul his pelepasan dan pengeluaran uri. Pelepasan plasenta terjadi
karena pelekatan plasenta di dinding uterus bersifat adhesi sehingga pada saat
dan terdorong keatas karena plasenta dilepas ke segmen bawah rahim, tali
baru atau dari tepi /marginal jika tidak disertai pendarahan atau mungkin juga
serempak sentral dan marginal dalam waktu 5-10 menit seluruh plasenta lepas,
terdorong ke dalam vagina dan akan lahir spontan atau dengan sedikit
dorongan dari atas symphisis. Seluruh proses biasanya berlangsung 5-30 menit
kira-kira 100-150cc.
8
2.1.3 Persiapan persalinan
keluarganya dan bidan. Ada lima komponen penting dalam rencana atau
b. Tempat persalinan.
Pendapat bahwa ibu hamil harus melahirkan di rumah sakit besar yang
atau bidan yang memeriksa tidak menemukan masalah atau faktor risiko
tertentu pada ibu dan janin, ada faktor lain yang harus dipertimbangkan
bersalin adalah :
a. Jarak tempat tinggal dengan tempat bersalin tidak terlalu jauh. Bila dokter atau
bidan menyatakan calon ibu dan janinnya dalam kondisi yang baik dan sehat,
maka boleh saja bersalin di klinik kecil ( rumah bersalin atau praktek swasta
9
bidan) di dekat rumah . Hal ini agar ibu yang akan segera melahirkan
yang lebih besar dan juga memiliki mobil ambulans yang berguna sewaktu-
waktu jika ibu mengalami kondisi darurat dan memerlukan rujukan ke rumah
sakit rujukan.
c. Rumah sakit yang memiliki fasilitas lengkap seperti ICU dan NICU
disarankan bagi ibu yang memiliki risiko tinggi seperti menderita pre aklamsi,
umur 38 minggu janin sungsang dan lebar panggul ibu tidak imbang serta
persalinan adalah :
a. Bidan.
telah diakui oleh pemerintah dan lulus ujian sesuai dengan persyaratan yang
berlaku dicatat (register), diberi ijin secara sah untuk menjalankan praktek.
b. Dokter umum.
10
dokter umum mungkin memiliki diploma obsetri dan ginekologi, sehingga
c. Dokter obsetri.
Farrer,2003).
d. Perawat bidan.
Adalah ahli di bidang siklus masa usia subur normal. Perawat bidan
hubungan baik dengan kedua profesi tersebut, sehingga mereka bisa tetap
sehingga dana akan tersedia untuk asuhan selama kehamilan dan jika terjadi
kegawatan, karena banyak sekali kasus dimana ibu tidak mencari asuhan atau
persalinan (Pusdiknakes,2003).
11
jadwal pendayagunaan kendaraan untuk membawa pasien dan mencari
dukungan dana dari dana pengusaha setempat untuk biaya operasional. Semua
kegiatan tersebut dilakukan oleh kepala desa atau Satgas GSI Desa yang telah
a. Pola menabung.
adalah tidak cukup dana untuk biaya persalinan di tenaga kesehatan dan
tenaga kesehatan seperti bidan, puskesmas ataupun rumah sakit. Tabungan ibu
bersalin dapat disediakan oleh ibu sendiri atau oleh masyarakat ( Kementrian
dalam bentuk pengadaan dana dengan sistem jimpitan yang dikelola oleh
bendahara desa dan ada LSM yang menyediakan dana bersalin, ada juga yang
dengan cara pinjaman biaya persalinan bagi ibu hamil kurang mampu
Letak tempat tinggal yang jauh dengan fasilitas kesehatan dan sulit
masalah di sebagian besar wilayah di Indonesia, oleh sebab itu penting untuk
pengadaan ambulans desa yang bisa memfasilitasi ibu hamil yang perlu
12
dirujuk atau dibawa ke pelayanan kesehatan seperti bidan, puskesmas ataupun
rumah sakit. Ambulans desa tidak harus dalam bentuk mobil ambulans tetapi
dapat berupa alat transportasi lain yang dapat membawa ibu hamil ke tempat
pelayanan kesehatan seperti becak, mobil roda empat milik warga yang
dipinjamkan, Semua kegiatan tersebut dilakukan oleh kepala desa atau Satgas
menyelamatkan para ibu dan bayi baru lahir. Meskipun sebagian besar ibu
ke fasilitas rujukan. Sangatlah sulit untuk menduga kapan penyulit itu terjadi,
secara optimal dan tepat waktu jika penyulit terjadi. Setiap tenaga penolong
yang mampu untuk melayani kegawatdaruratan obsetri dan bayi baru lahir
klien dan suami akan selalu berupaya untuk mendapatkan pertolongan terbaik,
termasuk kemungkinan rujukan setiap ibu hamil, jika terjadi penyulit. Pada
saat terjadi penyulit, seringkali tidak cukup waktu membuat rencana rujukan,
klien. Anjurkan pada ibu untuk membahas rujukan dan membuat rencana
13
Kegawatan yang bisa terjadi antara lain perdarahan, penyebab
wanita atau kain, sabun dan sprei dan menyimpannya untuk persiapan
persalinan (Pusdiknakes,2003).
dalam tas (Tara, 2004), letakkan tas di tempat yang mudah dijangkau dan
jangan lupa memberitahu suami dimana tas tersebut diletakkan, agar ketika
antara lain :
14
f. Kaus kaki dan tangan
g. Gendongan
h. Sabun bayi
Bila bersalin di rumah sakit jangan lupa untuk membawa KTP,kartu rumah
Jalan lahir terdiri dari panggul ibu yakni bagian tulang padat, dasar
lapisan otot dasar panggul ikut menunjang keluarnya bayi tetapi panggul
sikap dan posisi janin. Karena plasenta juga harus melewati jalan lahir
yang perlu dikaji antara lain persiapan fisik untuk kelahiran bayi,
15
pengalaman melahirkan sebelumnya, integritas emosional, nilai dan
dengan keinginan ibu di sela-sela kontraksi dan mendukung posisi ini agar
istrinya kepada perawat dan dokter, memberi perhatian yang terus menerus
16
Ada beberapa keuntungan dari pendamping persalinan yaitu
sesaria).
b. APGAR skor < 7 lebih sedikit.
c. Lama persalinan menjadi semakin pendek Kepuasan ibu yang semakin
wanita lain yang sedang melahirkan dan mengajarkan secara mengasuh bayi.
Dahulu calon ibu yang akan melahirkan secara di temani oleh wanita lain yang
dimana ibu masih bisa memilih untuk di temani oleh seorang yang sudah
menjadi bagian dalam kehidupan sehari-hari ibu, yaitu ibu kenal dengan baik
dapat mempengaruhi peristiwa persalinan itu sendiri dan perasaan seorang ibu
persalinan akan lebih sedikit campur tangan medis dan melahirkan bayi yang
lebih kuat. Setelah kelahiran bayinya wanita juga akan merasa lebih baik.
17
2.1.9 Persiapan sebagai seorang pendamping persalinan
Pendamping persalianan perlu menjaga dirinya sendiri mengenakan
pakaian yang nyaman agar tidak kepanasan, merasa pusing dan tidak
merepotkan calon ibu serta bidan jika pingsan. Makan dan minum yang cukup
agar tidak lelah karena lapar. Sama seperti calon ibu, perlu tahu dan mengerti
dengan baik di samping persiuapan transportasi dan biaya untuk merujuk, bila
proses persalinan
Ada beberapa suami yang tidak dapat menemani istrinya selama proses
persalinan karena suatu alasan tertentu, tetapi kebanyakan dari mereka merasa
kebanyakan pria tidak dapat secara aktif ikut ambil bagian dalam membantu
tersebut baru pertama kali dia lihat.Ada sebagian istri yang tidak
oleh nyeri yang di derita istrinya, Mungkin ia tidak senang melihat istri
pasangannya dilihat oleh dokter pria adalah hal yang sangat tidak
jangka panjang pada kehidupan seks mereka. Perasaan bersalah karena mereka
18
menggap dirinya sebagai penyebab dari penderitaan istrinya sering muncul di
benak calon ayah, dan bagi pria pengalaman hadir selama persalinan adalah
sesuatu yang tidak ingin mereka inginkan kembali. Akan sulit untuk menjadi
pendukung yang total bagi orang lain, jika ia sendiri sedang kacau (Nolan,
2010). Dan jika seorang pria tidak setuju untuk hadir selama persalinan
padahal sebenarnya dia tidak ingin hadir, hal ini jelas sangat tidak membantu.
mungkin seorang pasangan memutuskan ayah tidak akan hadir, dia bantu
dalam bidang lain (misalnya mengurus anak yang lebih besar) (Nolan, 2010).
Menurut Lutfiatus Sholihah,2004 suami yang tidak dapat melakukan
melihat istrinya kesakitan atau tidak tahan bila melihat darah yang keluar
saat persalin. Tipe suami ini bukanlah orang yang tepat menjadi
petugas medis bagi ibu yang menjalani proses persalinan, baik normal
membantu proses persalinan, tempat yang tidak luas dan kestrilan ruang
harus memahami kondisi ini. Walaupun tidak ada suami masih ada
anggota keluarga yang lain seperti ibu yang dapat menemani. Momen
19
persalinan pun dapat di filmkan dalam kamera video, sehingga saat
(2012) yaitu :
a.Mengatur posisi ibu, dengan membantu ibu tidur miring atau sesuai dengan
keinginan ibu disela-sela kontraksi dan mendukung posisi ini agar dapat
b.Mengatur nafas ibu, dengan cara membimbing ibu mengatur nafas saat
20
bahwa jika istri berteriak padanya hanya karena sang istri tidak mungkin
2. Memijat bagian tubuh, agar anda tidak terlalu tegang atau untuk
atau potongan es untuk istri atau memanggil perawat atau dokter jika istri
membutuhkan bantuan.
mendorong dan memimpin istri agar mengedan dengan cara yang paling
efektif.
berkecil hati, mungkin suami tidak tega melihat istrinya kesakitan, jadi jangan
paksa suami karena hal ini berakibat fatal. Kehadiran suami tanpa tekanan dari
luar pada proses persalinan akan sangat penting dalam membantu istri
( Sholilah,2004).
karena suami tidak tega, lekas panik, saat melihat istrinya kesakitan atau tidak
21
tahan bila harus melihat darah yang keluar saat persalinan. Tipe suami seperti
hal.
b. Ekonomi
Dalam memenuhi kebutuhan primer maupun sekunder,keluarga,
c. Budaya
Di berbagai wilayah di indonesia terutama di dalam masyarakat
reproduksi istri, misalnya kualitas dan kuantitas makanan yang lebih baik
22
Adanya kesadaran, sikap, peraktik pelastiran lingkungan intern
d. Pengetahuan
e. Sikap
Bila seorang suami mempunyai sikap yang positif maka akan dapat
f. Umur
Semakin tinggi umur seseorang maka semakin bertambah pula ilmu atau
pengetahuan seseorang.
g. Pendidikan
23
2.1.12 Dukungan Suami
informasi atau nasihat verbal dan non verbal bantuan nyata atau tindakan yang
diberikan oleh keakraban sosial dan didapat karena kehadiran mereka dan
Indonesia adalah kekerabatannya yang kuat, dapat dilihat dari ketika ada
2010).
24
Keluarga berfungsi sebagai Koletor dan Deseminator
lain; orang tua bagi anak, istri atau suami, teman dekat, ataupun saudara.
perhatian.
a. Suami atau isteri, secara fungsional otomatis adalah orang yang paling
mengalami kesulitan.
25
c. Teman sebaya atau sekelompok adalah tempat anggota kelompok
keberadaannya.
kemampuannya.
menunjukkan bahwa ada tiga sumber dukungan sosial yaitu dokter atau
paramedis, pasangan atau keluarga, dan orang yang mempunyai kondisi sama.
Adapun dukungan sosial yang dimaksud dalam penelitian ini adalah dukungan
26
Dukungan yang diberikan suami sangat berperan penting, dukungan
pendampingan akan membuat ibu merasa aman, nyaman, lebih percaya diri,
dan ibu merasa damai. Akibat persalinan lama menimbulkan kelelahan dan
dilalukan. Semua itu tidak akan terjadi kalau persalinan tidak berlangsung
lebih lama.
mempunyai arti dalam hidup individu, antara lain : orang tua bagi anak,
antara keduanya.
b. Jenis dukungan sosial akan memiliki arti bila dukungan itu bermanfaat dan
27
d. Jenis dukungan yang diberikan sesuai dengan permasalahan yang
dihadapi.
e. Waktu pemberi dukungan, situasi yang tepat, hampir sama dengan jenis
waktu yang lama untuk menyelesaikan masalah atau keluar dari masalah.
2.2 SIKAP
2.2.1 Definisi
itu adalah kesiapan atau kesediaan untuk bertindak dan bukan merupakan
1. Ciri-ciri sikap
Ciri-ciri sikap adalah (Heri Purwanto,1998 dalam A. Wawan dan Dewi
M, 2010)
a. Sikap bukan dibawa sejak lahir melaikan dibentuk atau dipelajari
28
b. Sikap dapat berubah-ubah karena itu sikap dapat dipelajari dan sikap dapat
terhadap suatu objek dengan kata lain, sikap itu terbentuk, dipelajari atau
tugas yang diberikan adalah suatu indikasi dari sikap.Karena dengan suatu
Bertanggung jawab atas segala sesuatu yang telah dipilihnya dengan segala
resiko adalah mempunyai sikap yang paling tinggi. Misalnya seorang ibu mau
29
3. Sifat sikap
Sikap dapat pula bersipat positip dan dapat pula bersipat negatip ( Heri
cara-cara tertentu.
mungkin berisi atau mengatakan hal-hal yang positif mengenai obyek sikap,
30
yaitu kalimat yang bersifat mendukung atau memihak pada obyek sikap
negatif mengenai obyek sikap yang bersikap tidak mendukung maupun kontra
terhadap obyek sikap (tidak favourable). (Azwar ,2005 dalam A. Wawan dan
Dewi M, 2010).
Dewi M, 2010)
respons sebagai dasar penentuan nilai skalanya. Nilai skala setiap pernyataan
tidak di tentukan oleh derajat favourable nya masing-masing akan tetapi akan
ditentukan oleh distribusi respons setuju dan tidak setuju dari sekelompok
responden yang bertindak sebagai kelompok uji coba (pilot study). Prosedur
31
2. Jawaban yang di berikan oleh individu yang mempunyai sikap positif
harus diberi bobot atau nilai yang lebih tinggi daripada jawaban yang
harga rata-rata atau mean skor kelompok dimana responden itu termasuk
(Azwar S, 2011)
c. Unobstrusive Measures
Metode ini berakar dari suatu situasi dimana seseorang dapat mencatat
pertanyaan.
d. Multidimensional Scalling
Teknik ini memberikan deskripsi seseorang lebih kaya bila dibandingkan
responden.
f. Dalam banyak situasi, ukuran pengukuran sikap di pengaruhi oleh
32
Menurut Sugiyono (2010), pengetahuan seseorang dapat diketahui dan
proses persalinan
suatu subjek maka akan mempengaruhi sikap yang positif terhadap obyek
2.3 Faktor yang berhubungan dengan sikap ( Azwar, 2005 dalam A.Wawan
sikap positif atau negatif. Bila seseorang tidak mempunyai pengalaman sama
sekali terhadap obyek maka akan cenderung membentuk sikap yang negatif
anggota masyarakat.
d. Pengaruh media masa
Ada pesan-pesan yang bersifat sugestif dalam suatu media masa, apa
bila pesan-pesan sugestif yang di bawa oleh informasi tersebut cukup kuat,
33
maka akan memberikan dasar yang efektif dalam menilai sesuatu, sehingga
pengalihan bentuk mekanisme pertahanan ego dimana sikaf ini ada yang
bersikap sementara dan segera hilang atau sikap yang lebih tahan lama.
Power(kekuatan ibu)
34
Gambar 2.4 Kerangka Teori Menurut Sarwono Prawiharjo (2008)
BAB III
DAN HIPOTESIS
adalah antara lain: (pengetahuan, umur, pendidikan, dan pekerjaan) dari uraian
kerangka konsep yang peneliti ajukan dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut.
Bagan 3.1
35
Variabel Independen Variabel Dependen
1. Pengetahuan
2. Umur Sikap suami dalam
3. Pendidikan.
4. Pekerjaan. mendampingi persalinan
No Variabel Definisi Operasional Alat ukur Cara ukur Hasil Ukur Skala
ukur
1. Sikap suami Kecenderungan kuesioner Angket 0. Positif, jika Ordinal
persalinan. 76%-100%
2. Pengetahuan Kemampuan suami kuesioner Angket 0. Kurang jika Ordinal
36
responden bisa
menjawab
pertanyaan76%-
100%
3. Umur Lama waktu hidup kuesioner Angket 0. 20-35 tahun Ordinal
1. <20- atau >35
atau ada (sejak
tahun
dilahirkan) sampai
sekarang
4. Pendidikan Lamanya sekolah kuesioner Angket 0.Rendah, Ordinal
( SD-SLTP)
atau tingkat sekolah
1.Tinggi,
yang di ikuti oleh
(SLTA-PT).
responden
5. Pekerjaan Kegiatan rutin yang Kuesioner Angket 0. Tidak bekerja Nominal
1. Bekerja
dilakukan oleh ibu
dan mendapat
imbalan tetap
2014
3.3.2 Ada hubungan antara umur dengan sikap suami dalam mendampingi
37
3.3.4 Ada hubungan antara pekerjaan dengan sikap suami dalam mendampingi
BAB IV
METODE PENELITIAN
dependen dimana data yang digunakan adalah data primer yang diambil
38
pendekatan (cross sectional) untuk mengukur pajanan yang dalam hal ini
4.2.1 Populasi
(Notoatmodjo, 2010). Populasi pada penelitian ini adalah para suami yang
4.2.2 Sampel
data dilakukan pada bulan Maret tahun 2014 yang berjumlah 30 orang.
2014.
1. Editing
39
Merupakan kegiatan untuk melakukan pengecekan isian kuesioner apakah
pertanyaan.
2. Coding
Setelah proses editing kemudian data di beri kode kode angka sesuai
3. Entry Data
4.Cleaning Data
data dengan maksud untuk melihat apakah data yang sudah di entry tersebut
ada atau tidak ada kesalahan. Adapun cara yang dilakukan dalam cleaning
data adalah:
1. Mengetahui ada tidaknya missing data dengan melakukan list dari variabel
dalam penelitian.
2. Mengetahui variasi data yang bertujuan apakah ada terjadi kesalahan pada
entry data.
40
3. Mengetahui konsistensi data dengan cara mendeteksi adanya ketidak
setiap variabel yang di teliti. Dalam analisa ini hanya menghasilkan distribusi
frekuensi dan persentase dari setiap variabel. Rumusan yang digunakan untuk
f
P = ---------- x 100%
N
Keterangan :
p = Persentase (%)
f = Frekuensi
n = Jumlah Responden.
d.6.2 Analisa Bivariat
Analisa Bivariat dilakukan untuk menguji hipotesa yang diajukan dari setiap
variabel. Dalam penelitian ini kedua variabel yang diuji adalah merupakan
skala ukur kategori, maka uji yang digunakan Chi square, dengan rumus :
(O E ) 2
X2 = E
Keterangan :
Df = (k-1) (b-1)
X2 = chi square
41
= jumlah
E = nilai harapan
b = jumlah baris
k = jumlah kolom
Uji statistik yang digunakan yaitu uji Chi Square dengan derajat
kemaknaan () =5%. Jika nilai P.value 0,05 berarti ada hubungan antara
variabel independen dengan variabel dependen, tetapi bila P.value > 0,05
dependen.
42
BAB V
HASIL PENELITIAN
Pada bab ini penulis akan menyajikan hasil penelitian dan membahas
disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi untuk analisa univariat dan
Tabel 5.2.1
Distribusi Frekuensi Sikap Suami Dalam Mendampingi Persalinan
Di Puskesmas Jasinga Kabupaten Bogor Tahun 2014
0. Positif 5 16,7
1. Negatif 25 83,3
Jumlah 30 100,0
43
Berdasarkan table 5.2.1 diperoleh bahwa dari 30 responden yang diteliti,
5.2.2 Pengetahuan
Tabel 5.2.2
Distribusi Frekuensi Pengetahuan Suami Dalam Mendampingi Persalinan
Di Puskesmas Jasinga Kabupaten Bogor 2014
0. Kurang 6 20,0
1. Baik 24 80,0
Jumlah 30 100,0
5.2.3 BerdasarkanUmur
Tabel 5.2.3
Distribusi Frekuensi Umur Suami Dalam Mendampingi Persalinan
Di Puskesmas Jasinga Kabupaten Bogor 2014
Jumlah 30 100,0
44
Berdasarkan tabel 5.2.3 diperoleh data umur Suami 20-35 tahun berjumlah 18
(40,0% )
5.2.4 Pendidikan
Tabel 5.2.4
Distribusi Frekuensi Pendidikan Suami Dalam Mendampingi Persalinan
Di Puskesmas Jasinga Kabupaten Bogor 2014
Tabel 5.2.5
Distribusi Frekuensi Pekerjaan Suami Dalam Mendampingi Persalinan
Di Puskesmas Jasinga Kabupaten Bogor 2014
45
No Perkerjaan Frekuensi Presentasi(%)
0 Bekerja 12 40,0
1 Tidak bekerja 18 60,0
Jumlah 30 100,0
46
5.3.1. Hubungan pengetahuan dengan sikap suami dalam mendampingi
persalinan
Tabel 5.3.1
Hubungan Pengetahuan Dengan Sikap Suami Dalam Mendampingi
Persalinan
Di RB Paramitra 1 dan II Bekasi Tahun 2016
Dari tabel 5.3.1 diperoleh pada Suami yang memiliki sikap positif pada
pengetahuan baik adalah 89 orang (58%), sedangkan pada suami dengan sikap
negative pada pengetahuan kurang adalah 30 orang (68 %). Hasil uji statistik
diperoleh nilai P =0,01 Maka disimpulkan ada hubungan antara pengetahuan
dengan sikap suami dalam mendampingi persalinan.
47
5.3.3 Hubungan Pendidikan dengan sikap suami dalam mendampingi
persalinan
Tabel 5.3.3
Hubungan Pendidikan Dengan Sikap Suami Dalam Mendampingi
Persalinan
Di Puskesmas Jasinga Kabupaten Bogor 2014
%
Rendah 4 28,6 10 71,4 14 100,0 0,157
Tinggi 1 6.2 15 93.8 16 100.0
sebanyak 1 orang (6.2% ). Hasil uji Chi Square diperoleh nilai Pvalue = 0,157,
ini berarti bahwa tidak ada hubungan antara pendidikan dengan sikap suami
48
5.3.4 Hubungan Pekerjaan Dengan Sikap Suami Dalam Mendampingi
Persalinan
Tabel 5.3.4
Hubungan Pekerjaan Dengan Sikap Suami Dalam Mendamping
iPersalinan
Di Puskesmas Jasinga Kabupaten Bogor Tahun 2014
Nilai P
Sikap suami dalam pendamping persalinan
Pekerjaan
Positif Negatif Jumlah
N % N % N %
Tidak Bekerja 3 25.0 9 75.0 12 100.0 0,364
Bekerja 2 11.1 16 88.9 18 100.0
Dari tabel 5.3.4 diperoleh dari 30 suami yang tidak bekerja berjumlah 3
Hasil uji Chi Square diperoleh nilai P value= 0,364 ini berarti bahwa tidak ada
persalinan.
BAB VI
PEMBAHASAN
49
Berdasarkan hasil analisis secara univariat dan bivariat yang sudah
dilakukan pada bab V, maka pada bab ini akan diuraikan mengenai variabel
6.2.1 Pengetahuan
Pv=0,003, hal ini sesuai dengan teori yang dikemukan oleh Bloom dan Skiner,
diketahuinya dalam bentuk bukti atau jawaban baik lisan maupun tulisan
seseorang akan sesuatu maka akan mempengaruhi perilaku dan tindakan untuk
6.3 Umur
50
dengan Pv = 0,622 hal ini tidak sesuai dengan teori yang dikemukan oleh
daya tangkap dan pola pikir seseorang. Semakin bertambah usia akan semakin
berkembang pula daya tangkap dan pola pikirnya, sehingga pengetahuan yang
kematangan dan kekuatan seseorang akan lebih matang dalam berfikir dan
bekerja dari segi kepercayaan masyarakat yang lebih dewasa akan lebih
percaya daripada orang belum cukup tinggi kedewasaannya, hal ini sebagai
persalinan tidak ada hubungan karena dengan umur suami yang muda ataupun
pengobatan. Ibu dengan pendidikan lebih tinggi akan lebih mudah menerima
persalinan dengan Pv=0,157 hal ini tidak sesuai dengan teori yang dikemukan
51
maka semakin baik pula pengetahuanya. Pengetahuan itu sendiri merupakan
teori.
Kesimpulan bahwa pendidikan dengan sikap suami dalam
lain.
kegiatan atau pekerjaan sehari hari akan memiliki waktu yang lebih sedikit
persalinan dengan Pv=0,364 hal ini tidak sesuai dengan teori yang dikemukan
persalinan tidak ada hubungan karena dengan suami yang bekerja atau tidak
kemungkinan dalam penelitian ini sikap suami dipengaruhi oleh faktor lain.
52
BAB VII
7.1 Kesimpulan
5 orang (16,7%).
7.1.2 Ada hubungan antara pengetahuan dengan sikap suami dalam
53
7.1.4 Tidak terdapat hubungan antara pendidikan dengan sikap suami dalam
7.2 Saran
7.2.1 Puskesmas
persalinan.
maupun kualitasnya
7.2.3 Peneliti
54
7.2.3.2 Mampu menerapkan ilmu yang telah didapat ke dalam situasi yang nyata
55