You are on page 1of 23

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Tonsil atau yang lebih sering dikenal dengan amandel adalah massa yangterdiri dari
jaringan limfoid dan ditunjang oleh jaringan ikat dengan kriptusdidalamnya, bagian organ tubuh
yang berbentuk bulat lonjong melekat pada kanandan kiri tenggorok. Terdapat 3 macam tonsil
yaitu tonsil faringal (adenoid), tonsil palatina, dan tonsil faringal yang membentuk lingkaran
yang disebut cincin Waldeyer.Tonsil terletak dalam sinus tonsilaris diantara kedua pilar fausium
dan berasal dariinvaginasi hipoblas di tempat ini.

Tonsillitis sendiri adalah inflamasi pada tonsila palatine yang disebabkan olehinfeki virus
atau bakteri. Saat bakteri dan virus masuk ke dalam tubuh melalui hidungatau mulut, tonsil
berfungsi sebagai filter/ penyaring menyelimuti organisme yang berbahaya tersebut dengan sel-
sel darah putih. Hal ini akan memicu sistem kekebalantubuh untuk membentuk antibody
terhadap infeksi yang akan datang. Tetapi bilatonsil sudah tidak dapat menahan infeksi dari
bakteri atau virus tersebut maka akantimbul tonsillitis. Dalam beberapa kasus ditemukan 3
macam tonsillitis, yaitutonsillitis akut, tonsillitis membranosa, dan tonsillitis kronis. Oleh karena
itu penting bagi perawat untuk mempelajari patofisiologi, manifestasi klinis, prosedur
diagnostik dan asuhan keperawatan yang komprehensif pada klien tonsilitis beserta keluarganya.

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana konsep dasar penyakit pada tonsilitis ?

2. Bagaimana asuhan keperawatan pada pasien tonsilitis ?

C. Tujuan

1.Tujuan Umum

Mengaplikasikan ilmu yang sudah didapat secara nyata dalam memberikan


asuhankeperawatan pada klien dengan tonsilitis secara komprehensif.

2.Tujuan khusus

a.Mampu melaksanakan pengkajian secara menyeluruh pada klien tonsilitis

1
b.Mampu menganalisa dan menentukan masalah keperawatan pada klien tonsilitis

c.Mampu melakukan intervensi dan implementasi untuk mengatasi masalahkeperawatan


yang timbul pada klien tonsilitis

d.Mampu mengevaluasi tindakan keperawatan yang telah dilaksanakan pada kliendengan


tonsilitis

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 KONSEP DASAR PENYAKIT

A. DEFINISI

Tonsil merupakan kumpulan besar jaringan limfoid di belakang faring yang memiliki
keaktifan munologik. Tonsil berfungsi mencegah agar infeksi tidak menyebar ke seluruh
tubuh dengan cara menahan kuman memasuki tubuh melalui mulut, hidung dan
tenggorokan, oleh karena itu, tidak jarang tonsil mengalami peradangan.

Penyakit tonsilitis adalah infeksi yang terjadi pada tonsil atau amandel yang biasanya
disebabkan oleh virus atau bakteri. Kebanyakan atau umumnya infeksi tonsilitis ini
terjadi pada anak yang masih berusia muda sekitar 5 hingga 15 tahun. Kondisi ini dapat
terjadi kadang-kadang atau sering kambuh. Dalam ilmu medis atau kedokteran, radang
tonsillitis ini terbagi menjadi dua berdasarkan lama berlangsungnya penyakit. Kedua
bagian tersebut adalah tonsilitis akut dan tonsilitis kronis., Perbedaan ini dianggap
sebagai mekanisme perlindungan karena anak kecil rentan terutama terhadap ISPA
(Wong, 2008). Tonsilitis adalah suatu penyakit yang dapat disembuhkan sendiri,
berlangsung sekitar 5 hari dengan disertai disifagia dan demam. (Megantara, Imam2006).

2
B. ETIOLOGI

Penyebab sebagian besar tonsilitis adalah virus pilek (Adenovirus, Rhinovirus, Influenza
virus, Parainfluenza virus, Coronavirus, RSV). Sekitar 70% penyakit tonsilitis yang
terjadi pada anak disebabkan oleh infeksi virus, dan begitu juga penyebab infeksi virus
pada orang dewasa hampir 90%. Pada golongan anak-anak hampir 30% bakteri penyebab
dari penyakit ini adalah Streptococcus hemolitikus, dan pada pasien dewasa bakteri ini
cuma 10%. Jenis bakteri penyebab paling umum adalah Group A-hemolitik streptokokus
( GABHS ), yang menyebabkan radang tenggorokan. Bakteri yang lain termasuk:
Staphylococcus aureus, Streptococcus pneumoniae, Mycoplasma pneumoniae,
Chlamydia pneumoniae, pertusis, Fusobacterium , difteri, sifilis, dan gonore. Untuk
Tonsilitis akut bakteri penyebab terdiri dari Hemofilus influenzae, Stafilococcus Sp. dan
Pneumococcus. Bagi bakteri Hemofilus influenzae ini merupakan penyebab Tonsilitis
akut supuratif.

Radang amandel atau tonsillitis disebabkan oleh virus ataupun bakteri. Penyebab umum
sebagian besar tonsilitis adalah virus :

1. Adenovirus

2. Rhinovirus

3
3. Influenza

4. Coronavirus

5. RSV

6. virus Epstein-Barr

7. herpes simpleks virus

8. cytomegalovirus

Penyebab umum kedua adalah bakteri. Bakteri penyebab umum paling adalah Group A-
hemolitik streptokokus ( GABHS ), yang menyebabkan radang tenggorokan. Bakteri
penyebab umum termasuk:
1. Staphylococcus aureus

2. Streptococcus pneumonia

3. Mycoplasma pneumonia

4. Chlamydia pneumonia

5. Pertussis

6. Fusobacterium

7. Difteri

8. Streptococcus beta hemolyticus

9. Viridans

10. Streptococcuc pyrogen

11. Corybacterium diphteriae

4
C. MANIFESTASI KLINIS

Peradangan yang akut (baru), ditandai dengan nyeri menelan (odinofagi), dan
tidak jarang disertai demam. Sedangkan yang sudah menahun biasanya tidak nyeri
menelan, tapi jika ukurannya cukup besar (hipertrofi) akan menyebabkan kesulitan
menelan (disfagia). Gejala yang paling mencolok adalah kesulitan dalam menelan
makanan serta memblokir jalannya udara atau oksigen yang masuk kedalam tubuh.
Gejala umum radang amandel atau tonsilitis adalah:
1. Amandel bengkak dan merah

2. Adanya lapisan bercak putih atau kuning pada amandel

3. Leher bengkan dan kaku

4. Terasa nyeri dan biasa sampai terasa ke telinga

5. Sakit tenggorokan

6. Sulit menelan makanan

7. Batuk

8. Sakit kepala

9. Sakit mata

5
10. Tubuh sakit

11. Demam

12. Panas dingin

13. Hidung mampet

Tonsilitis akut disebabkan oleh bakteri dan virus dan akan disertai dengan gejala sakit
telinga saat menelan, bau mulut, dan air liur bersama dengan radang tenggorokan dan
demam. Dalam hal ini, permukaan tonsil mungkin merah cerah atau memiliki lapisan
putih keabu-abuan, sedangkan kelenjar getah bening di leher akan membengkak.
D. KLASIFIKASI
1. Tonsilitis Akut
Tonsilitis akut adalah radang akut yang disebabkan oleh kuman streptococcus beta
hemolyticus, streptococ cus viridans dan streptococcus pyogens dan dapat juga
disebabkan oleh virus.Tonsilitis ini seringkali terjadi mendadak pada anak-anak
dengan peningkatan suhu 1 sampai 4 derajat celcius.
Gejala tonsilitis akut berupa nyeri tenggorokan yang semakin parah jika penderita
menelan dan nyeri sering kali dirasakan ditelinga karena tenggorokan dan telinga
memiliki persarafan yang sama. Gejala lainnya berupa demam, tidak enak badan,
sakit kepala, muntah
Tonsilitis akut dibagi menjadi 2, yaitu :
a. Tonsilis viral
Tonsilitis dimana gejalanya lebih menyerupai commond cold yang disertai
rasa nyeri tenggorok.Penyebab yang paling sering adalah virus Epstein
Barr.Hemofilus influenzae merupakan penyebab tonsilitis akut supuratif. Jika
terjadi infeksi virus coxschakie, maka pada pemeriksaan rongga mulut akan
tampak luka-luka kecil pada palatum dan tonsil yang sangat nyeri dirasakan
pasien.
b. Tonsilitis bakterial

6
Radang akut tonsil dapat disebabkan kuman grup A Streptokokus,
hemolitikus yang dikenal sebagai strep throat, pneumokokus, Streptokokus
viridan, Streptokokus piogenes. Infiltrasi bakteri pada lapisan epitel jaringan
tonsil akan menimbulkan reaksi radang berupa keluarnya leukosit
polimorfonuklear sehingga terbentuk detritus. Bentuk tonsilitis akut dengan
detritus yang jelas disebut tonsilitis folikularis. Bila bercak-bercak detritus ini
menjadi satu, membentuk alur-alur maka akan terjadi tonsilitis lakunaris.
2. Tonsilitis Membranosa
Biasanya pada anak-anak usia 2-5 tahun, suhu tubuh yang naik, nyeri
tenggorok, nyeri kepala, nadi lambat, tidak nafsu makan, badan lemah dan lesu,
tonsil membengkak ditutupi bercak putih kotor melekat meluas menyatu
membentuk membran semu, membran melekat erat pada dasar dan bila diangkat
akan timbul perdarahan. Jika menutupi laring akan menimbulkan sesak dan
stridor infasil. Bila menghebat akan terjadi sesak napas. Bila infeksi terbendung
kelenjar limfe leher akan membengkak menyerupai leher sapi.
Tonsilitis membranosa dibagi menjadi , yaitu :

a. Tonsilitis difteri
Tonsilitis diferi merupakan tonsilitis yang disebabkan kuman Coryne
bacterium diphteriae. Tonsilitis difteri sering ditemukan pada anak-anak
berusia kurang dari 10 tahunan frekuensi tertinggi pada usia 2-5 tahun.
b. Tonsilitis septik

Tonsilitis yang disebabkan karena Streptokokus hemolitikus yang terdapat


dalam susu sapi.

c. Angina Plaut Vincent (stomatitis ulsero membranosa)

Tonsilitis yang disebabkan karena bakteri spirochaeta atau triponema yang


didapatkanpada penderita dengan higiene mulut yang kurang dan defisiensi
vitamin C.

d. Penyakit kelainan darah

7
Tidak jarang tanda leukemia akut, angina agranulositosis dan infeksi
mononukleosis timbul di faring atau tonsil yang tertutup membran
semu.Gejala pertama sering berupa epistaksis, perdarahan di mukosa mulut,
gusi dan di bawah kulit sehingga kulit tampak bercak kebiruan.

3. Tonsilitis Kronik

Radang akut pada pada tonsil. Tonsillitis akut biasanya sering terjadi pada anak-
anak terbanyak pada usia kira-kira 5 tahun dan puncak berikutnya pada usia 10
tahun. faktor predisposisi : rangsangan kronik (makanan) pengaruh cuaca,
pengobatan radang akut yang tidak adekuat dan hygiene mulut yang buruk.

E. PATOFISIOLOGI
Bakteri dan virus masuk masuk dalam tubuh melalui saluran nafas bagian atas,
akan menyebabkan infeksi pada hidung atau faring kemudian menyebar melalui sistem
limfa ke tonsil. Adanya bakteri dan virus patogen pada tonsil menyebabkan terjadinya
proses inflamasi dan infeksi sehingga tonsil membesar dan dapat menghambat keluar
masuknya udara. Infeksi juga dapat mengakibatkan kemerahan dan edema pada faring
serta ditemukannya eksudat berwarna putih keabuan pada tonsil sehingga menyebabkan
timbulnya sakit tenggorokan, nyeri telan, demam tinggi bau mulut serta otalgia yaitu
nyeri yang menjalar ke telinga.(Nurbaiti 2001).
Pada Tonsilitis Akut, Penularan terjadi melalui droplet dimana kuman
menginfiltrasi lapisan Epitel kemudian bila Epitel ini terkikis maka jaringan Umfold
superkistal bereaksi dimana terjadi pembendungan radang dengan infiltrasi leukosit
polimorfo nuclear, sedangkan tonsillitis kronik terjadi karena proses radang berulang
,maka epitel mukosa dan jaringan limpoid terkikis, sehingga pada proses penyembuhan
jaringan limpoid diganti oleh jaringan parut. Jaringan ini akan mengerut sehingga ruang
antara elompok melebar (kriptus) yang akan diisi oleh detritus. Proses ini meluas hingga
menembus kapsul dan akhirnya timbul purlengtan dengan jaringan sekitar fosa tonsilaris.

8
F. PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Tes laboratorium
Tes laboratorium ini digunakan untuk menentukan apakah bakteri yang ada dalam tubuh
pasien merupkan akteri gru A, karena grup ini disertai dengan demam reumatik,
glomerulnefritis.

2. Pemeriksaan usap tenggorok


Pemeriksaan ini sebaiknya dilakukan sebelum memberikan pengobatan, terutama bila
keadaan memungkinkan.Dengan pemeriksaan ini kita dapat mengetahui kuman
penyebabkan dan obat yang masih sensitive terhadapnya.
3. Pemeriksaan darah lengkap yaitu :
a. Leukosit : terjadi peningkatan
b. Hemoglobin : terjadi penurunan
Hal ini bertujuan untuk mengetahui apakah ada peningkatan lekosit pada anak, apabila
ada menandakan anak terkena infeksi.
4. Kultur dan uji resistensi bila diperlukan

G. PENATALAKSANAAN
Penanganan pada klien dengan tonsilitis akut adalah :
1. Penatalaksanaan medis
a. Antibiotik baik injeksi maupun oral seperti cefotaxim, penisilin, amoksisilin,
eritromisin dll
b. Antipiretik untuk menurunkan demam seperti parasetamol, ibuprofen.
c. Analgesik
2. Penatalaksanaan keperawatan
a. Kompres dengan air hangat
b. Istirahat yang cukup
c. Pemberian cairan adekuat, perbanyak minum hangat
d. Kumur dengan air hangat
e. Pemberian diit cair atau lunak sesuai kondisi pasien

9
H. KOMPLIKASI
Faringitis merupakan komplikasi tonsilitis yang paling banyak didapat. Demam rematik,
nefritis dapat timbul apabila penyebab tonsilitisnya adalah kuman streptokokus,dan
komplikasi lain yang bisa dialami yaitu :
a. Otitis media akut.
b. Abses parafaring
c. Abses peritonsil
d. Bronkitis
e. Nefritis akut
f. Artritis
g. miokarditis.
h. Dermatitis.
i. Pruritis.
j. Furunkulosis

10
2.2 KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN

A. PENGKAJIAN
Focus pengkajian menurut Firman S (2006), yaitu :
Wawancara
a. Kaji adanya riwayat penyakit sebelumnya (tonsillitis)
b. Apakah pengobatan adekuat
c. Kapan gejala itu muncul
d. Apakah mempunyai kebiasaan merokok
e. Bagaimana pola makannya
f. Apakah rutin / rajin membersihkan mulut

1. Identitas Anak
a. Usia
Tonsillitis akut biasanya sering terjadi pada anak-anakterbanyak pada usia
kira-kira 5 tahun dan puncak berikutnya pada usia 10 tahun.Tonsil-tonsil dan
adenoid ukurannya kecil pada waktu lahir. Selama masa anak-anak keduanya
mengalami hipertrofi fisiologis, adenoid pada umur 3 tahun, dan tonsil pada usia 5
tahun. Karena adenoid membesar, terbentuk pernafasan melalui mulut, tonsil
akibatnya menghadap udara inspirasi, sehingga tonsil membesar.Pada umur 5
tahun, anak mulai sekolah dan lebih terbuka kesempatan untuk terinfeksi dari
anak yang lain. Hal ini juga menyebabkan tonsil membesar.
b. Jenis Kelamin
Jenis kelamin tidak mempengaruhi terjadinya tonsillitis.Semua anak dapat
mengalami tonsillitis.Hal itu dipengaruhi dari makanan yang mereka makan,
perawatan hygiene yang kurang.
c. Keluhan utama

11
Anak kelihatan sakit tenggorokan dan demam.Bila seseorang anak
menderita demam, tenggorokannya sakit harus diperiksa.Terutama pada anak-
anak yang masih kecil karena mereka belum dapat mengeluh secara khusus
mengenai tenggorokannya.Sedangkan pada anak yang lebih besar biasanya
mengeluh sakit di tenggorokan dan sukar menelan.Tonsilnya meradang,
merangkak, dan dilapisi nanah secara eskudat.Kelenjar limfe jugulodis membesar
dan nyeri bila diraba.

2. Riwayat Penyakit Sekarang


Penderita biasanya demam, nyeri tengkorak, mungkin sakit berat dan merasa
sangat nyeri terutama saat menelan dan membuka mulut disertai dengan trismus
(kesulitan membuka mulut). Bila laring terkena, suara akan menjadi serak. Pada
pemeriksaan tampak faring hiperemis, tonsil membengkak, hiperemis : terdapat
detritus (tonsillitis folibularis), kadang detritus berdekatan menjadi sati (tonsillitis
laturasis) atau berupa membrane semu. Tampak arkus palatinus anterior terdorong ke
luar dan uvula terdesak melewati garis tengah. Kelenjar sub mandibula membengkak
dan nyeri tekan, terutama pada anak-anak. Pembesaran adenoid dapat menyebabkan
pernafasan mulut, telinga mengeluarkan cairan, kepala sering panas, bronchitis, nafas
bau dan pernafasan bising.

3. Riwayat Penyakit Keluarga


Pasien dengan tonsillitis diturunkan dari keluarga.Penyakit yang mungkin di
derita oleh keluarga adalah gangguan infeksi pernafasan. Tetapi tonsilitis lebih
disebabkan karena anak mengkonsumsi makanan seperti makanan manis,
mengandung banyak pengawet dan perawatan mulut yang tidak baik

4. Riwayat Kehamilan Dan Kelahiran Ibu


Tidak ada penyakit selama ibu hamil yang menjadi latar belakang dari tonsillitis.
Hanya saja kemungkinan besar anak terserang tonsillitis dikarenakan anak dilahirkan
premature. Hal itu disebabkan dari kegunaan organ tubuh yang belum matur sehingga

12
akan menyebabkan cepat dan gampang diserang penyakit. Hal itu termasuk dengan
tonsil pada anak.

5. Activity Daily Live


a. Nutrisi
Pada anak yang memiliki gejala tonsillitis akan memiliki keluhan susah untuk
menelan, nafsu makan berkurang, mengeluh sakit ketika menelan, kadang-kadang
anoreksia. Hal itu ditandai dengan keadaan mulut kering.Biasanya dengan
keluhan ini berat badan anak menurun yang disebabkan oleh kurangnya nutrisi
dari makanan yang bisa masuk ke dalam tubuh akibat dari tonsillitis.
b. Istirahat dan Tidur
Pasien yang menderita tonsillitis akan mengalami gangguan tidur. Hal ini
disebabkan karena nyeri yang dimiliki akibat dari pembengkakan pada tonsil.
Kesulitan tidur ini akan menghambat pertumbuhan dan daya tahan tubuh dari
anak.
c. Personal Hygiene
Pasien yang menderita tonsilitis mandi 2x sehari, saat BAB dan BAK peampres
langsung diganti oleh ibu. Terpenuhi karena Hygiene Personalnya dipenuhi oleh
Ibunya dan dengan bantuan perawat.
d. Eliminasi
Haluaran urine pada anak yang menderita tonsillitis menurun.Hal itu disebabkan
oleh ketidak mampuan anak untuk menelan air, sehingga anak tidak mau
meminum air akibat rasa sakit yang dirasakan ketika menelan. Hal itu
menyebabkan haluaran urin menjadi menurun

6. Riwayat Pertumbuhan Dan Perkembangan


a. Riwayat Pertumbuhan
Sebagian anak yang menderita penyakit tonsillitis dapat tumbuh dan berkembang
secara normal. Hanya saja makanan dan minuman tidak masuk secara maksiamal

13
sehingga berat badan anak akan secara perlahan turun. Lama kelamaan anak
kelihatan kurus dan mudah sakit, terutama karena infeksi saluran nafas.

7. Kesehatan Lingkungan
Kesehatan lingkungan sangat berpengaruh pada tingkat kesehatan seseorang.Pada
lingkungan dengan tingkat polusi yang tinggi resiko seseorang untuk terinfeksi
virus juga sangat tinggi.Selain itu juga dapat mengakibatkan infeksi pada
pernafasan. Hal itu merupakan awal penyebab pembengkakan pada tonsil yang
akan menyebabkan infeksi pada tonsil.

8. Pemeriksaan Fisik
1. Tanda-Tanda Vital :
a) Suhu
Bila terjadi infeksi tonsillitis suhu akan naik (hipertermi, > 37,5oC)
Usia Nilai suhu derajat
(celcius)
3 bulan 37,5
6 bulan 37,5
1 tahun 37,7
3 tahun 37,2
5 tahun 37
7 tahun 36,8
9 tahun 36,7
11 tahun 36,7
13 tahun
36,6

b) Tekanan darah
Pada pasien dengan penyakit tonsillitis maka akan terjadi peningkatan tekanan
darah.
USIA SISTOLI DIASTOLIK
K (mmHg) (mmHg)
Neonatus 80 45
6-12 bulan 90 60

14
1-5 tahun 95 65
5-10 tahun 100 60
115 60
10-15 tahun

c) Nadi
Pada pasien yang memiliki tonsillitis biasanya nadinya cepat (takikardi)
Usia Waktu Tidur Demam
bangun (kali/menit (kali/menit
(kali/menit ) )
)
Neonatus 100-180 80-160 220
1 mgg 3 bln 100-220 80-200 220
3 bln -2 tahun 70-120 70-120 200
2-10 tahun 60-90 60-90 200
10tahun- 50-90 50-90 200
dewasa

d) Respirasi
Pada pasien dengan tonsillitis memiliki respirasi yang meningkat.
Umur Nilai
pernafasan
(kali/menit)
Bayi baru lahir 35
1-11 bulan 30
2 tahun 25
4 tahun 23
6 tahun 21
8 tahun 20
10-12 tahun 19
14 tahun 17
16 tahun 17
18 tahun 16-18

2. Keadaan Fisik
a. B1 (breathing)
Inspeksi: Pada pasien dengan tonsillitis terlihat adanya peningkatan usaha dan
frekuensi pernafasan, serta penggunaan otot bantu pernafasan.

15
Palpasi: Ekspansi paru meningkat, fremiktus traktil dada berkurang atau tidak
ada.
Perkusi: Pada dada terdengar suara normal, diafragma mendatar dan menurun,
penanjakan hati mengecil, batas paru dan hati lebih rendah, pekak jantung
berkurang.
b. B2 (Blood)
Pada pasien dengan tonsilitis terlihat peningkatan tekanan darah dan nadi,
serta terjadi pula peningkatan suhu karena infeksi pada tonsil sehingga terjadi
pembengkakan tonsil.
c. B3 (brain)
Pada infeksi perlu dikasi tingkat kesadarannya. Di samping itu, di perlukan
pemeriksaan GCS, untuk menentukan tingkat kesadaran klien apakah
composmentis, somnolen,dll.
d. B4 (Bladder)
Pengukuran volume output urine perlu dilakukan karena berkaitan dengan
kecukupan intake cairan, output urine menurun
e. B5 (Bowel)
(1) Mual/muntah (anoreksia)
(2) Nafsu makan memburuk
(3) Tidak mampu untuk mengkonsumsi makanan karena pembengkakan tonsil
(4) Penurunan berat badan menetap.
f. B6 (Bone)
Penderita tonsillitis merasa keletihan, kelemahansecara umum memerlukan
bantuan orang lain untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Hal tersebut
diakibatkan karena kebutuhan nutrisi dan cairan pasien berkurang akibat nyeri
saat menelan makanan dan minuman.

B. Diagnosa Keperawatan
a. Nyeri akut berhubungan dnegan pembekakan pada tonsil
b. Hipertermia berhubungan dengan proses inflamasi pada faring dan tonsil

16
c. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
ketidakmampuan menelan makanan

C. Intervensi
N Diagnosa Tujuan dan criteria Intervensi Rasional
o hasil
1 Nyeri akut Setelah diberikan 1.Kaji tingkat nyeri 1.Mengetahui skala
berhubungan asuhan pasien nyeri klien
dengan keperawatan
pembekakan selama x 24 jam
2. Observasi tanda-tanda 2.Ketidaknyamanan
pada tonsil di harapkan nyeri
vital. (nyeri)berpengaruh
pasien berkurang
pada perubahan
dengan kriteria
tanda vital, untuk
hasil:
mengidentifikasi
1.Mampu
dini adanya
mengontrol nyeri
perubahan.
2.Mampu
mengenali skala, 3.Anjurkan teknik
3. Membantu
frekuensi dan relaksasi dengan
mengendalikan
tanda nyeri distraksi dan nafas
nyeri dan
3.Menyatakan rasa dalam.
mengalihkan
nyaman setelah
perhatian dari rasa
nyeri berkurang
nyeri.
3.

4. Jelaskan pada
4. Meningkatnya
keluarga tentang
pengetahuan
penyebab nyeri.
pasien dan
keluarga dapat
membantu
meningkatkan

17
mekanisme
koping.

5. Kolaborasi dengan
dokter untuk pemberian
5. Untuk
analgetik
menghilangkan
rasa nyeri.
2 Hipertermia Setelah diberikan 1.Observasi tanda-tanda 1.Untuk mengontrol
berhubungan asuhan vital keadaan pasien
dengan keperawatan
proses selama x 24 jam
inflamasi diharapkan suhu 2.Berikan kompres 2.Dapat membantu
pada faring tubuh pasien hangat menurunkan
dan tonsil menurun dengan demam
kriteria hasil :
1. Suhu tubuh
pasien dalam 3.Jelaskan kepada pasien 3.Membantu
rentang normal atau keluarga tentang peningkatan
(36-37,50C) proses terjadinya pengetahuan pasien
2. Nadi dan RR peningkatan suhu tubuh atau keluarga
dalam rentang mengenai
normal peningkatan suhu
3. Tidak ada tubuh akibat
perubahan warna peradangan tonsil
kulit
4.Anjurkan kepada 4.Pakaian tipis
keluarga pasien untuk membantu proses
memakaikan pakaian radiasi pada tubuh
yang tipis pada pasien secara tidak
langsung

18
5.Kolaborasi dengan 5. Dapat membantu
dokter dalam mengurangi demam
pemberian obat pasien
penurun panas
3 Ketidakseim Setelah di berikan 1.Tentukan kalori harian 1.Dengan mengetahui
bangan asuhan kalori yang
nutrisi keperawatan dibutuhkan dapat
kurang dari selama x 24 jam mengetahui jumlah
kebutuhan diharapkan pasien diit yang diperlukan
tubuh mampu memenuhi
berhubunga kebutuhan
n nutrisinya dengan 2.Observasi BB pasien 2.Mengetahui
denganketid kriteria hasil : tiap hari perkrmbangan BB
akmampuan 1.Mampu pasien
menelan mengidentifikasi
makanan kebutuhan nutrisi 3.Berikan makanan 3.Makanan dalam
2.Tidak ada tanda dalam porsi kecil tapi porsi kecil dapat
malnutrisi sering mengurangi
3.Tidak teradi intensitas dalam
penurunan berat menelan.
badan yang berarti
4.Jelaskan pentingnya 4.Nutrisi yang adekuat
nutrisi yang adekuat dapat meningkatkan
daya tahan tubuh dan
mempercepat
penyembuhan luka

5.Kolaborasi dengan 5.Diet yang tepat dapat

19
ahli gizi dalam memberikan energi
pemberian nutrisi
sesuai dengan diet
yang tepat

D. IMPLEMENTASI
Implementasi keperawatan sesuai dengan intervensi yang telah di rencanakan

E. EVALUASI
Diagnosa 1
S : Diharapkan nyeri pasien berkurang
O : Skala nyeri pasien dalam rentang normal (0-1)
A : Masalah teratasi
P : Pertahankan kondisi pasien

Diagnosa 2
S : Diharapkan suhu tubuh pasien dalam rentang normal
O : Suhu tubuh pasien dalam rentang normal (36-37,50C)
A : Masalah teratasi
P : Pertahankan kondisi pasien

Diagnosa 3
S : Diharapkan kebutuhan nutrisi pasien terpenuhi
O : Pasien makan habis porsi rumah sakit sesuai diet
A : Masalah teratasi
P : Pertahankan kondisi pasien

20
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Tonsilitis kronis adalah infeksi kronis pada jaringan tonsil. Banyak terjadi pada anak usia
5-10 tahun meskipun beberapa kejadian didapatkan pada usia dewasa.Secara klinis pada

21
tonsilitis kronik didapatkan gejala berupa nyeri tenggorok atau nyeri telan ringan, mulut
berbau, badan lesu, sering mengantuk, nafsu makan menurun, nyeri kepala dan badan
terasa meriang. Dapat menimbulkan komplikasi lokal yaitu abses peritonsil, abses
parafaring dan otitis media akut. Komplikasi lain yang bersifat sistemik dapat timbul
terutama oleh kuman Streptokokus beta hemolitikus berupa sepsis dan infeksinya dapat
tersebar ke organ lain seperti bronkus (bronkitis), ginjal (nefritis akut & glomerulonefritis
akut), jantung (miokarditis & endokarditis), sendi (artritis) dan vaskuler (plebitis).

3.2 SARAN

Beberapa hal yang ingi penulis sampaikan / sarankan setelah mem berikan asuhan
keperawatan pada An. A dengan positif operasi Tonsilitis akut yaitu :

1.Diharapkan untuk masyarakat lebih memperhatikan kesehatan untuk mencegah


timbulnya masalah kesehatan dalam keluarga.

2.Selain itu agar meningkatkan mutu kesehatan dalam masyarakat melalui pelaksanaan
penyakit kesehatan dalam masyarakat atau keluarga.

DAFTAR PUSTAKA

Carpenito, Lynda Juall .2000. Buku Saku Diagnosa Keperawatan .Jakarta : EGC

Mansjoer, dkk. 2001. Kapita Selekta Kedokteran. Jakarta : EGC

22
Nanda,Internasional.2012.Diagnosis Keperawatan Definisi dan Klasifikasi 2012-
2014.Jakarta: EGC

Smeltzer & Bare. 2001. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta ; EGC

23

You might also like