Professional Documents
Culture Documents
NPM : 1306480585
Sejak jaman pra sejarah, ilmu kedokteran telah lama dipelajari oleh msayarakat,
karena penyakit adalah sesuatu yang tidak terhindarkan bahkan sejak jaman daXhulu
kala. Pada keadaan masyarakat yang masih sederhana, ilmu kedokteran menjadi hal yang
sangat dibutuhkan untuk mempertahankan hidup.
Pertumbuhan penduduk yang meningkat pada jaman kuno tidak sebanding dengan
peningkatan ilmu kedokteran, sehingga tingkat kesehatan semakin menurut akibat
tingginya pertumbuhan penduduk di perkotaan dan perkampungan. Pada jaman ini
kedokteran berorientasikan kepada kekuatan ilmu ghaib dan ilmu agama. Pada jaman ini,
ilmu klinik dan terapi mulai dipertahankan, disebarluaskan dan diabadikan lewat tulisan,
bukan lagi mulut ke mulut. Maka dikenal lah Sumhu (terpelajar) dan Wabu (pendeta).
Kemudian, ilmu kedokteran berkembang ke negara-negara lainnya dan terus mengalami
transisi dan perubahan. Di Cina, India, Yunani, dan Roma, pengobatan masih berorientasi
pada hal ghaib dan keagamaan. Sebelum abad ke lima di Yunani dikenal istilah anatomi.
Sedangkan, di Roma seorang dokter romawi mengelompokkan kedokteran menjadi tiga
bagian, yaitu diet, farmasi, dan bedah.
5. Berperilaku profesional
8. Mengembangkan pengetahuan
14. Menerapkan ilmu Biomedik, ilmu Humaniora, ilmu Kedokteran Klinik, dan
ilmu Kesehatan Masyarakat/ Kedokteran Pencegahan/Kedokteran Komunitas
yang terkini untuk mengelola masalah kesehatan secara holistik dan
komprehensif.
masyarakat
21. Mengelola sumber daya secara efektif, efisien dan berkesinambungan dalam
2.2 Kompetensi
Mengacu pada definisi Chamber (1993) yang dipakai oleh institusi pendikan profesi dokter
gigi di berbagai Negara di dunia, kompetensi profesi dokter gigi menjadi 6 domain penting;
yaitu;
Domain I : Profesionalisme.
Melakukan praktik di bidang kedokteran gigi sesuai dengan keahlian, tanggung jawab,
kesejawatan, etika dan hokum yang relevan.
Kompetensi 1: Etik dan Jurisprudensi
Kompetensi 2: Analisis Informasi dan Kesehatan secara kritis, ilmiah dan efektif.
Kompetensi 3: Komunikasi
Kompetensi 4: Hubungan sosio kultural dalam bidan kesehatan gigi dan mulut.
2.3 Peran:
Melaksanakan pengobatan kesehatan gigi dan mulut.
1. Melaksanakan pelayanan kesehatan gigi dan mulut
a. Premadikasi
b. Pencabutan Gigi
c. Penambalan Gigi
d. Perawatan Syaraf Gigi
e. Melaksanakan Konsultasi Gigi
f. Melaksanakan kasus-kasus emergency gigi/darurat.
2. Membantu pelaksanaan kegiatan-kegiatan fungsi manajemen
3. Membuat rujukan pada pasien yang tidak dapat ditangani di poliklinik
4. Memberi penyuluhan pada pasien tentang kesehatan gigi dan mulu terutama
pada praja yang sakit.
Sumber:
Sumidarti, Andi., dkk. 2011. Naskah Akademik Revisi Standar Kompetensi Dokter Gigi
Indonesia. Diunduh dari http://hpeq.dikti.go.id/v2/images/Produk/18.2-draft-
na-revisi-standar-kompetensi-dokter-gigi-2011.pdf
History of Dentistry Timeline. Diunduh dari
http://www.ada.org/sections/educationAndCareers/pdfs/dental_history.pdf
http://www.poliklinik.ipdn.ac.id/departments/tupoksi/dokter-gigi.hmtl
Lubis, Chairuddin P. 2008. Sejarah Ilmu Kedokteran. Diakses dari
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/16045/1/08E00009.pdf
Lubis, Firman. 2008. Dokter Keluarga Sebagai Tulang Punggung dalam Sistem Pelayanan
Kesehatan. Diakses dari
http://indonesia.digitaljournals.org/index.php/idnmed/article/viewFile/566/563
Konsil Kedokteran Indonesia. 2012. Standar Kompetensi Dokter Indonesia. Diakses dari
https://docs.google.com/file/d/0B2h0e3C7TCgRM3NJWWpxQ3ZDZVE/edit?
pli=1