You are on page 1of 6

PORTOFOLIO

Topik : Kejang Demam


Tanggal (kasus) : 6 Januari 2017 Presenter : dr. Amanda Samurti Pertiwi
Tanggal presentasi : 6 Januari 2017 Pendamping : dr. Nia Andra Sita
Tempat presentasi : Aula RS Bhayangkara Polda Bandar Lampung
Obyektif presentasi :
Keilmuan Keterampilan Penyegaran Tinjauan Pustaka
Diagnostik Manajemen Masalah Istimewa
Neonatus Bayi Anak Remaja Dewasa Lansia Bumil
Deskripsi :
Tujuan : Mengetahui cara mendiagnosis dan penatalaksanaan kejang deman
Bahan bahasan : Tinjauan Riset Kasus Audit
Pusaka
Cara membahas : Diskusi Presentasi dan Email Pos
diskusi

Data pasien : 3 th Nama : An. K No. registrasi :-


Nama klinik : - Telp : - Terdaftar sejak : -
Data utama untuk bahan diskusi :
1. Diagnosis/Gambaran Klinis : Pasien anak berusia 3 tahun, kejang demam, keadaan
umum baik, kejang merupakan kejang yang pertama kali, kejang disertai demam dan
batuk pilek dengan secret berwarna bening.
2. Riwayat Pengobatan : belum pernah berobat sebelumnya
3. Riwayat Kesehatan/ Penyakit : pasien belum pernah mengalami kejang sebelumnya
4. Riwayat Keluarga/ Masyarakat : ibu pasien juga pernah mengalami kejang demam
saat kecil
5. Riwayat Pekerjaan : -
6. Lain-lain : -
DaftarPustaka :
1. Departemen/SMF Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran Universitas
Padjadjaran /RSUP Dr. Hasan Sadikin, 2014. Pedoman Diagnosis dan Terapi Ilmu
Kesehatan Anak, Edisi 5. Bandung, hal 791-794
2. Chris Tanto dkk, 2014. Kapita Selekta Kedokteran, jilid 1, Ed 4. Jakarta: Media
Aesculapius FKUI, hlm 102-105.
3. Noorudin Tejjani dkk, 2016. Medscapee-medicine. Web.
http://emedicine.medscape.com/article/801500-overview#showall [diakses 15
Agustus 2016]
Hasil Pembelajaran :
1. Definisi dan epidemiologi kejang demam
2. Klasifikasi kejang demam
3. Etiologi kejang demam

1
4. Diagnosis kejang demam: anamnesis, manifestasi klinis, pemeriksaan penunjang
5. Diagnosis banding kejang demam
6. Tatalaksana kejang demam di fasilitas kesehatan
7. Prognosis kejang demam
8. Edukasi mengenai kejang demam dan penanganan awal kejang demam di rumah

Subjektif :
Pasien mengalami kejang 2 jam sebelum masuk rumah sakit. Kejang terjadi
selama 10 menit sebanyak 1x. Kejang seluruh tubuh berupa mata mendelik keatas
dengan tangan dan kaki kelojotan. Sebelum dan setelah kejang pasien sadar.
Keluhan didahului panas badan yang medadak tinggi. Keluhan panas dirasakan
terus-menerus dan disertai oleh batuk pilek dan nyeri tenggorokan. Batuk dan
pilek mengeluarkan dahak dan cairan berwarna bening.
Tidak ada keluhan keluar cairan dari kedua telinga, dan gangguan BAB BAK.
Tidak ada keluhan mual, muntah dan BAB cair. Tidak ada ruam, bintik merah,
gusi berdarah dan mimisan
Pasien belum mendapatkan obat-obatan apapun sebelum masuk ke rumah sakit.
Pasien belum pernah mengalami keluhan seperti ini sebelumnya. Terdapat
riwayat kejang demam pada ibu kandung pasien saat kecil.
Tidak ada riwayat kejang tanpa didahului demam sebelumnya. Tidak ada riwayat
panas badan lebih dari 2 minggu. Tidak ada riwayat kontak dengan penderita
batuk berdarah atau lama. Tidak ada riwayat trauma pada kepala sebelumnya
Pasien merupakan anak pertama dari ibu P2A0, lahir cukup bulan, spontan, letak
kepala, dan ditolong oleh bidan. Selama hamil, ibu pasien tidak mengalami sakit
ataupun mengkonsumsi obat-obatan dan memelihara kucing atau unggas.
Penderita lahir dengan berat lahir 3000gr dan panjang badan 50 cm. Pasien tidak
pernah mengalami kuning hingga perlu disinar sebelumnya.
Saat ini tumbuh kembang pasien sama dengan anak seusianya. Pasien
mendapatkan ASI eksklusif selama 6 bulan dan saat ini makan makanan keluarga
3 kali sehari dengan pasien banyak jajan di luar rumah. Imunisasi dasar lengkap.
Objektif :
Status Generalisata :

2
Keadaan Umum : Tampak sakit sedang
Kesadaran : Compos Mentis
Nadi : 72 x/mnt
Nafas : 22 x/mnt
Suhu :38.10C
BB : 11 kg
Kulit : Teraba hangat, tidak pucat, tidak ikterik, tidak sianosis, turgor kembali
cepat
Kepala :Bentuk simetris, rambut hitam tidak mudah dicabut, ubun-ubun besar
normal dan sudah menutup
Mata : Konjungtiva tidak anemis, sklera tidak ikterik, pupil isokhor, diameter
pupil 2 mm, refleks cahaya +/+
Mulut : Mukosa mulut dan bibir lembab
Abdomen I : tidak membuncit
Pa : supel, hepar dan lien dbn, turgor kembali cepat
Pe : timpani
A : Bising Usus (+) Normal
Ekstremitas : akral hangat, refilling kapiler baik
Leukosit :8.200/mm3
Assesment :
Kejang demam adalah bangkitan kejang yang terjadi akibat peningkatan suhu cepat
(>380C), dan kenaikan suhu tersebut disebabkan oleh proses intrakranial. Kejang harus
selalu didahului dengan demam. Tidak terdapat batasan usia yang spesifik, namun
biasanya terjadi pada usia 6 bulan sampai 5 tahun, dengan puncaknya pada usia 14-18
bulan.

Klasifikasi
Karakteristik Kejang Demam Kompleks Kejang Demam Sederhana
Durasi 15 menit <15 menit
Bentuk bangkitan Fokal atau Kejang umum Umum
didahului fokal
Berulang dalam 24 jam Ya Tidak
Gejala fokal pasca iktal Ada Tidak ada

3
Patofisiologi
Beberapa teori dikemukakan mengenai penyebab terjadinya kejang demam, salah satunya
adalah karena lepasnya pirogen endogen (IL-1 beta) yang juga meningkatkan eksitabilitas
neuron.

Diagnosis
Anamnesis dan pemeriksaan fisis harus diarahkan untuk mencari focus infeksi penyebab
demam, tipe kejang, serta pengobatan yang telah diberikan sebelumnya. Pada kejang
demam, ditemukan perkembangan neurologis yang normal.
Pemeriksaan laboratorium seperti darah perifer lengkap, gula darah, dan elektrolit tidak
rutin dilakukan, hanya atas indikasi jika dicurigai hipoglikemia, ketidakseimbangan
elektrolit, maupun infeksi sebagai penyebab kejang. Pungsi lumbal dilakukan untuk
menegakkan maupun menyingkirkan diagnosis meningitis. Tingkat rekomendasi untuk
pungsi lumbal berdasarkan usia anak:
1. Harus dilakukan: usia <12 bulan yang mengalami kejang pertama
2. Dianjurkan: usia 12-18 bulan
3. Tidak rutin dilakukan pada anak berusia >18 bulan. Hanya dilakukan bila tanda
meningitis positif.
Elektroensefalografi (EEG) tidak rutin dilakukan, namun dianjurkan pada anak dengan
kejang demam usia >6tahun, ataupun pada pasien dengan gambaran kejang fokal.
Pemeriksaan X-Ray kepala, CT scan, atau MRI hanya diindikasikan bila ada kelainan
neurologis fokal, kelainan saraf menetap, atau papil edem.

Tatalaksana
Pengobatan Kejang
Diberikan diazepam rectal dengan dosis 5mg untuk berat badan <10kg dan 10 mg
untuk berat badan 10kg
Pemberian Obat saat demam
Antipiretik
Pemberian antipiretik (parasetamol 10-15mg/kgBB/kali atau ibuprofen
10mg/kgBB/kali)
Antikonvulsan
Pemberian diazepam dosis 0,3-0,5 mg/kgBB tiap 8 jam untuk mengurangi risiko

4
berulangnya kejang demam.
Pemberian antikonvulsan rumatan
Asam valproat 20-40 mg/kgBB/hari dibagi 2-3 dosis terus menerus untuk mengurangi
risiko berulangnya kejang demam. Antikonvulsan rumat diberikan selama 1 tahun.

Prognosis
sekitar 2-10% pasien dengan kejang demam akan mengalami epilepsi di kemudian hari,
yaitu pada pasien dengan:
Gangguan perkembangan saraf
Kejang demam kompleks
Riwayat epilepsi di keluarga
Lamanya demam hingga terjadi kejang
1 faktor (+) risiko 3-5%
2-3 faktor (+) risiko 13-15%

Plan :
Diagnosis : Kejang Demam Sederhana
Pengobatan :
- IVFD D5 NS 20cc/jam
- Paracetamol syrup 4 x 1 cth
- Diazepam pulv 3 x 4mg
- Multivitamin syrup 1 x 1 cth

Pendidikan :
- Memberikan edukasi pada orangtua bahwa kejang demam secara mayoritas tidak
berbahaya
- Memberikan edukasi pada orangtua cara menangani kejang demam di rumah

Konsultasi
Konsultasi dilakukan dengan spesialis anak untuk penatalaksanaan selanjutnya.

Rujukan
Saat ini pasien belum perlu dirujuk.

5
6

You might also like