You are on page 1of 3

Analisa jurnal

1. Judul penelitian
Penerimaan diri pada remaja penderita leukemia

2. Nama peneliti
Ulfa rizkiana
Retnaningsih

3. Latar belakang
Leukemia merupakan jenis kanker darah yang paling banyak dijumpai pada
usia di bawah 15 tahun. Dengan adanya penyakit seperti leukemia pada remaja
maka akan mempengaruhi semua aktivitas dan kepribadian pada remaja
penderita leukemia.

4. Waktu dan tempat penelitian

5. Tujuan penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana gambaran dari
penerimaan diri remaja penderita leukemia dan faktor-faktor yang berperan
dalam penerimaan diri pada remaja penderita leukemia.

6. Metodologi penelitian
Penelitian ini menggunakan metode kualitatif yang berupa studi kasus dengan
satu subjek yaitu penderita leukemia jenis all stadium satu selama satu tahun.
Subjek saat penelitian dilakukan berusia 14 tahun.

7. Hasil penelitian
Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa subjek penelitian mampu menerima
dirinya dengan baik. Hal tersebut ditunjukan dengan adanya pemahaman
tentang diri sendiri dan mengenali apa yang menjadi kekurangan dan
kelebihannya serta adanya harapan yang realistis terhadap keadaan diri dan
tidak merasa rendah diri dengan adanya penyakit yang dialami subjek. Selain
itu subjek memiliki keluarga yang sangat mendukung harapan subjek dan
teman-teman serta lingkungan yang bersikap baik sehingga subjek mempunyai
penerimaan diri yang baik sebagai remaja penderita leukemia.

8. Teori atau riset pendukung


Menurut penelitian tahun 1993 di jakarta menunjukkan bahwa insidensi leukemia
anak adalah 27.6% tiap satu juta anak berusia 1-14 tahun, sedangkan di rsup dr.
Sardjito yogyakarta telah tercatat sejumlah 35% kasus lla dan 13% kasus lma dari
penderita kanker anak dalam periode tahun 2000-2004. Menurut penelitian, anak
dengan leu-kemia yang berusia lebih muda memiliki harapan hidup lebih tinggi
61-77% dibanding remaja berusia 20 tahun. Kurang lebih 80% penderita dengan
lla memiliki peluang hidup lebih lama setelah mendapatkan protokol peng-obatan
lla meskipun 4060% pada kelompok tersebut bergantung pada jenis protokol
yang digunakan. (van duyn, 2007).

Buss (2001) mengemukakan indi-vidu yang memiliki penerimaan diri memandang


kelemahan dan kekuatan dalam dirinya lebih baik daripada indi-vidu yang tidak
memiliki penerimaan diri. Individu tersebut kurang menyukai jika harus menyia-
nyiakan energinya untuk menjadi hal yang tidak mungkin, atau berusaha
menyembunyikan kele-mahan dari dirinya sendiri maupun orang lain. Individu
pun tidak berdiam diri dengan tidak memanfaatkan kemam-puan yang dimilikinya.

Sebaliknya individu akan menggu-nakan bakat yang dimilikinya dengan lebih


leluasa. Individu yang bersikap baik pula dalam menilai kelamahan dan kekuatan
dirinya akan bersikap pula dalam menilai kelemahan dan kekuatan orang lain.

Papalia, olds, dan feldman (2004) menyatakan individu yang memiliki penerimaan
diri tidak menyukai kritikan, namun demikian individu mempunyai kemampuan
untuk menerima kritikan bahkan dapat mengambil hikmah dari kritikan tersebut.
Individu berusaha untuk melakukan koreksi atas dirinya sendiri, ini merupakan hal
yang penting dalam perkembangannya menjadi se-orang individu dewasa dan
dalam mempersiapkan diri untuk menghadapi masa depan. Individu yang tidak
memi-liki penerimaan diri justru menganggap kritikan sebagai wujud penolakan
terha-dapnya.

9. Kesimpulan
Subjek penderita leukemia dapat menerima keadaan dirinya dengan baik.
Penerimaan dapat terjadi karena subjek menyadari dan menerima keterbatasan-nya
saat ini karena penyakit.

10. Kekurangan
Tidak ada keterangan kapan penelitian dilakukan. Perlu diadakan penelitian
lanjutan tentang penerimaan diri pasien leukemia, karena dalam penelitian ini
hanya terfokus pada remaja, bukan pada semua usia.

11. Kelebihan
Penelitian ini dapat menjadi intervensi bagi perawat yang menangani pasien
dengan leukemia agar tidak minder dengan penyakitnya.

12. Implikasi keperawatan


Pendidikan kesehatan pada orang tua dan keluarga, serta peningkatan kualitas
perawatan dalam hubungan personal social antara perawat dengan pasien
leukemia.

You might also like