Professional Documents
Culture Documents
KURNIASIH, S.Kep
0806457104
KURNIASIH, S.Kep
0806457104
NPM : 0806457104
Tanda Tangan :
ii
Analisis praktik.., Kurniasih, FIK UI, 2013
Analisis praktik.., Kurniasih, FIK UI, 2013
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat dan
rahmat-Nya, saya dapat menyelesaikan Karya Ilmiah Akhir Ners (KIA-N) ini.
Penulisan KIA-N ini dilakukan dalam rangka untuk memenuhi salah satu syarat
untuk mencapai gelar Ners Keperawatan pada Fakultas Ilmu Keperawatan
Universitas Indonesia. Saya menyadari bahwa, tanpa bantuan dan bimbingan dari
berbagai pihak dalam penyusunan KIA-N ini, sangatlah sulit bagi saya untuk
menyelesaikan KIA-N ini. Oleh karena itu, saya mengucapkan terima kasih
kepada:
(1) Bu Riri Maria, SKp., MANP, selaku koordinator Mata Ajar Karya Ilmiah
Akhir Ners (KIA-N);
(2) Bu Henny Permatasari, SKp., M.Kep, Sp. Kom, selaku dosen pembimbing
saya yang telah menyediakan waktu, tenaga, dan pikiran untuk mengarahkan
saya dalam penyusunan KIA-N;
(3) Masyarakat RW 05 Cisalak Pasar khususnya keluarga Bpk M yang telah
memberikan data untuk tersusunnya KIA-N ini;
(4) Keluarga saya yang telah memberikan bantuan dukungan material dan moral;
(5) Teman-teman saya yang telah memberikan semangat dan dukungannya.
Akhir kata, saya berharap Tuhan Yang Maha Esa berkenan membalas segala
kebaikan semua pihak yang telah membantu. Semoga Karya Ilmiah Akhir Ners
ini dapat membawa manfaat bagi pengembangan ilmu.
iv
Analisis praktik.., Kurniasih, FIK UI, 2013
HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI
TUGAS AKHIR UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Sebagai sivitas akademik Universitas Indonesia, saya yang bertanda tangan di bawah
ini:
beserta perangkat yang ada (jika diperlukan). Dengan Hak Bebas Royalti Nonekslusif
ini Universitas Indonesia berhak menyimpan, mengalihmedia/formatkan, mengelola
dalam bentuk pangkalan data (database), merawat, dan memublikasikan tugas akhir
saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis/pencipta dan sebagai
pemilik Hak Cipta.
Dibuat di : Depok
Pada tanggal : 7 Juli 2013
Yang menyatakan
(Kurniasih, S.Kep)
Nama : Kurniasih
Program Studi : Ners Keperawatan
Judul : Asuhan Keperawatan Keluarga Bapak M Dengan Ketidakefektifan
Manajemen Kesehatan Diri Pada Masalah Kesehatan Diabetes
Mellitus Di RW 05 Kelurahan Cisalak Pasar, Cimanggis, Depok
vi Universitas Indonesia
Name : Kurniasih
Study Program : Ners Keperawatan
Title : Nursing care of Mr. Ms family with ineffective self health
management in Diabetes Mellitus at RW 05 Cisalak Pasar,
Cimanggis, Depok
Global development is being on today make Indonesia especially urban areas got
outside influences such as the influence of western style diet that containing instant
foods that contain lots of high sugar levels, cholesterol, preservatives, and other
mixed substances. This resulted make more vulnerable diseases on urban
communities, that is diabetes mellitus (DM). Diabetes mellitus also suffered in one
of the cities in Indonesia, that is Depok with one of the urban village Cisalak Pasar
especially in RW 05. Therefore, the authors caring one of the family who suffer from
diabetes is in RT 05 RW 01 with a nursing diagnosis ineffective self health
management at the Mr. Ms family with DM. The best interventions to resolves that
nursing diagnoses is dietary management. Evaluation from this intervention is if the
people have a good dietary management, so the blood glucose levels can be
controlled.
1. PENDAHULUAN ............................................................................................ 1
1.1 Latar Belakang ............................................................................................. 1
1.2 Tujuan Penulisan ......................................................................................... 6
1.3 Manfaat Penulisan ....................................................................................... 6
4. ANALISIS SITUASI..................................................................................... 27
4.1 Profil Wilayah ........................................................................................... 27
4.2 Analisis Masalah Keperawatan Dengan Konsep Terkait KKMP Dan
Konsep Kasus Terkait ................................................................................ 27
4.3 Analisis Salah Satu Intervensi Dengan Konsep Dan Penelitian Terkait ... 37
5. KESIMPULAN ............................................................................................. 42
ix Universitas Indonesia
Analisis praktik.., Kurniasih, FIK UI, 2013
DAFTAR TABEL
x Universitas Indonesia
Analisis praktik.., Kurniasih, FIK UI, 2013
DAFTAR LAMPIRAN
xi Universitas Indonesia
Diabetes Mellitus (DM) merupakan salah satu penyakit tidak menular (PTM)
yang banyak diderita oleh masyarakat di dunia. Penyakit ini merupakan salah
satu penyakit degeneratif yang tidak dapat disembuhkan namun dapat
dikontrol (Smeltzer, 2002). Data WHO pada tahun 2003 menyebutkan bahwa
194 juta jiwa atau 5,1% dari 3,8 milyar penduduk dunia menderita DM
(MADINA, 2013). Penderita DM di seluruh dunia meningkat pada tahun
2010 yaitu diperkirakan sebesar 285 juta (6,4%) dan pada tahun 2030
diperkirakan akan meningkat menjadi 439 juta (7,7%) (Prijadi, Nila, dan
Hartono, 2013).
Jumlah penderita diabetes terbanyak di dunia atau lebih dari 60% berada di
Asia. Penderita diabetes di India meningkat dari 40 juta menjadi 70 juta,
China meningkat dari 39 menjadi 59 juta, Bangladesh dari 3,8 juta meningkat
1 Universitas Indonesia
Analisis praktik.., Kurniasih, FIK UI, 2013
2
menjadi 7,4 juta penderita (Vivalife, 2009). Menurut WHO tahun 2000
bahwa penderita DM di Indonesia pada tahun 2000 sebanyak 8,4 juta
penderita dan meningkat menjadi 21,3 juta orang pada tahun 2010
(Republika, 2011). Berdasarkan peningkatan yang cukup tajam tersebut,
Indonesia diperkirakan akan menempati posisi ke-4 jumlah penyandang
diabetes terbanyak di seluruh dunia setelah India, China, dan Amerika Serikat
Riskesdas (2007).
Universitas Indonesia
bahwa hampir 80 % prevalensi DM dipicu oleh gaya hidup tidak sehat salah
satunya bersumber dari makanan. Menurut Ketua Pengurus Besar
Perhimpunan Endokrinologi Indonesia, Prof. Pradana Soewondo dalam
Kompas (2013) juga menyatakan bahwa masyarakat Indonesia mengalami
perubahan pola makan yaitu menyukai makanan dengan kandungan gula,
garam, dan natrium berlebih serta minimnya konsumsi sayur dan buah, dapat
memicu meningkatnya terjadinya diabetes. Selain itu, disebutkan bahwa
perubahan gaya hidup dan lingkungan menjadi salah satu penyebab
meningkatnya angka penderita diabetes seperti mayoritas mengkonsumsi
junk food, jarang melakukan aktivitas fisik, dan banyak mengonsumsi rokok
(OKEZONE, 2012).
Hal tersebut juga terbukti pada gaya hidup salah satu kelurahan di Depok
yaitu Kelurahan Cisalak Pasar khususnya di RW 05 yaitu berdasarkan hasil
penyebaran 48 kuesioner, 51,25% memiliki pengetahuan cukup tentang DM,
46,25% mengatakan mengkonsumsi makanan yang manis (mengandung gula)
lebih dari 3 kali dalam sehari, keluarga sering mengemil makanan atau
minuman manis dalam seminggu sebesar 13,75%, 40% keluarga menyatakan
tidak pernah berolahraga, dan 48% tidak pernah melakukan pemeriksaan gula
darah.
Universitas Indonesia
Gaya hidup yang tidak sehat jika tidak dicegah atau dikontrol maka akan
memperburuk kesehatan yakni dapat memunculkan komplikasi pada
penderita DM. Komplikasi yang dapat timbul antara lain kebutaan, impotensi,
penyakit jantung, stroke, gagal ginjal, hipertensi, dan amputasi (Smeltzer,
2002). Upaya yang telah dilakukan pemerintah untuk mencegah maupun
mengontrol DM antara lain edukasi, diet, latihan jasmani, dan intervensi
farmakologis (PERKENI, 2011) sedangkan upaya di wilayah RW 05 yaitu
telah diadakannya penyuluhan terkait DM di wilayah RW 05 oleh residen
FIK UI dan tersedianya Posbindu yang diadakan sebulan sekali untuk
mengontrol kesehatan dengan salah satunya yaitu adanya pemeriksaan gula
darah. Upaya yang telah dilakukan tersebut belum optimal, ini dibuktikan
dengan masih banyaknya angka kejadian DM.
Keluarga yang mahasiswa bina yaitu keluarga Bpk M (62 tahun). Bpk M
memiliki gaya hidup seperti suka mengkonsumsi makanan manis, tidak
mengatur pola makan, tidak terlalu suka sayur, konsumsi buah jika diingatkan
oleh istrinya, gula darah sewaktu didapatkan yaitu 248 mg/dl (saat
pengecekkan, klien mengatakan telah makan dalam jangka waktu agak lama
yaitu mengkonsumsi semangkuk bubur sampai akhirnya dilakukan
pengecekkan gula darah tersebut). Berdasarkan data tersebut dapat ditegakkan
diagnosis ketidakefektifan manajamen kesehatan diri.
Universitas Indonesia
Evaluasi dari intervensi unggulan manajemen diet yang telah dilakukan oleh
penulis selama 7 kali kunjungan yaitu didapatkan kadar glukosa darah yang
tidak stabil karena ketidakstabilan pula dalam melakukan manajemen diet.
Ini dibuktikan dengan kadar glukosa darah 334 mg/dl sebelum dilakukan
manajemen diet, setelah kunjungan berikutnya didapatkan kadar glukosa
darah 300 mg/dl dengan pengakuan dari Bpk M bahwa ia mematuhi pola
makan yang telah diberikan oleh penulis. Penulis memonitoring diet pada
kunjungan berikutnya didapatkan GDS= 417 mg/dl dengan pengakuan
bahwa ia makan cemilan manis yaitu roti isi kacang ijo 3 bungkus dan
begadang, pagi hari makan bubur ayam 1 mangkok penuh. Monitoring terus
dilakukan pada kunjungan berikutnya didapatkan GDS= 447 mg/dl karena
Bpk M mengatakan makan nasi padang 1 porsi, makan soto ayam, nasi juga
tidak ditakar, pagi hari kemudian makan bubur seporsi, lalu diselingi makan
nasi uduk. Kunjungan terakhir didapatkan GDS= 318 mg/dl dengan
Universitas Indonesia
1.2 TujuanPenulisan
1.2.1 Tujuan Umum
Memberikan gambaran tentang asuhan keperawatan keluarga Bpk M
dengan diagnosis ketidakefektifan manajemen kesehatan diri.
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Allender, Rector, dan Warner (2010) menyebutkan bahwa kota juga dapat dilihat
dari bentuk fisik, ekonomi, jumlah penduduk, aspek sosial dan aspek hukumnya.
Kota jika dilihat dari bentuk fisiknya yaitu memiliki gedung yang tinggi, memiliki
tranportasi yang memadai, bentuk bangunan rumah lebih terlihat moderen dan
mengikuti perubahan zaman. Kota jika dilihat dari aspek penduduknya yaitu
jumlah penduduk kota lebih banyak dan heteregon baik dari agama, suku, dan
budaya. Kota dilihat dari aspek sosialnya yaitu masyarakat yang tinggal di kota
terlihat lebih bersifat individual. Kota dilihat dari segi ekonominya yaitu cara
hidup masyarakat kota lebih moderen atau mengikuti tren dunia dan dilihat dari
aspek hukumnya, kota memiliki hak-hak dan kewajiban hukum bagi penghuni
suatu wilayah.
Universitas Indonesia
8
Hal tersebut dapat dibuktikan dengan data tahun 2003 bahwa diabetes mellitus
merupakan penyakit tidak menular yang banyak diderita di daerah perkotaan yaitu
sebesar 14,7% dibandingkan di pedesaan yaitu sebesar 7,2% (Depkes RI, 2009).
Tanda dan gejala DM yang dapat timbul yaitu cepat lapar, cepat haus, sering
buang air kecil terutama pada malam hari, lemas, dan kulit gatal-gatal (Smeltzer,
2002). Perawat berperan penting untuk mengatasi tanda dan gejala DM tersebut
sebelum penyakit DM bertambah parah. Peran perawat untuk mengatasi masalah
kesehatan tersebut menurut Friedman (2003) antara lain dapat sebagai advokat,
koordinator, kolaborator, memenuhi kebutuhan perawatan kesehatan umum
seperti mengatasi masalah kesehatan dengan memberikan perawatan langsung
serta memberikan bimbingan atau konseling kepada keluarga, dan sebagai
pengawas kesehatan.
Universitas Indonesia
pertengahan, dan menyesuaikan perubahan diri dengan orang tua yang telah
lansia.
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
2.3.4 Intervensi
Intervensi menurut Wright dan Bell (1994 dalam Friedman, 2003) merupakan
suatu tindakan atau respon perawat yang meliputi tindakan terapeutik nyata dari
perawat, yang terjadi dalam konteks hubungan perawat-klien untuk
mempengaruhi fungsi individu, keluarga, dan komunitas. Intervensi keperawatan
keluarga menurut Friedman (2003) antara lain modifikasi perilaku, modifikasi
lingkungan, modifikasi gaya hidup, strategi pengajaran, dan lain-lain. Contoh
intervensi yang dapat dilakukan untuk mengatasi masalah keperawatan
ketidakefektifan manajemen kesehatan diri antara lain menjelaskan dan
mengajarkan senam kaki, perawatan kaki, manajemen diet, memotivasi untuk
olahraga teratur dan kontrol gula darah secara teratur. Salah satu dari intervensi
tersebut yaitu manajemen diet, menjadi intervensi unggulan penulis untuk
mengatasi masalah keperawatan ketidakefektifan manajemen kesehatan diri pada
keluarga Bpk M.
2.3.4.1 Manajemen Diet
Manajemen diet merupakan salah satu penatalaksanaan yang dapat dilakukan
untuk diabetes (Smeltzer, 2002). Penatalaksanaan diet DM adalah
penatalaksanaan diet yang meliputi 3 hal utama yaitu jumlah makanan, jenis
makanan, dan jadwal makan (PERKENI, 2011). Menurut ADA (2010)
manajemen diet adalah pembatasan jumlah energi, karbohidrat, lemak jenuh, dan
natrium. Jadi dapat disimpulkan bahwa manajemen diet adalah salah satu
penatalaksanaan DM yang memperhatikan jumlah makanan, jenis makanan, dan
jadwal makan dengan membatasi pula jumlah energi, karbohidrat, lemak jenuh,
dan natrium.
Universitas Indonesia
Tujuan utama dari manajemen diet menurut Smeltzer (2002) adalah memberikan
semua unsur makanan esensial seperti mineral dan vitamin; mencapai dan
mempertahankan berat badan yang sesuai; memenuhi kebutuhan energi;
mencegah fluktuasi kadar glukosa darah dengan mengupayakan kadar glukosa
darah mendekati normal; dan menurunkan kadar lemak darah jika kadar ini
meningkat. Cara untuk mencapai tujuan tersebut yakni perlu memperhatikan
kebutuhan energi serta zat gizi penderita DM.
Universitas Indonesia
sendok teh) garam dapur. Sumber natrium antara lain adalah garam dapur,
vetsin, soda, dan bahan pengawet seperti natrium benzoat dan natrium nitrit.
e) Serat
Makanan yang mengandung serat seperti kacang-kacangan, buah dan sayuran
serta sumber karbohidrat yang tinggi serat seperti gandum. Anjuran konsumsi
serat adalah 25 g/1000 kkal/hari.
f) Alkohol
Jika penderita DM ingin mengkonsumsi alkohol sebaiknya pada saat lambung
tidak kosong agar tidak terjadi hipoglikemia. Penderita DM harus membatasi
konsumsi alkohol.
g) Pemanis alternatif
Pemanis dapat dikelompokkan menjadi pemanis bergizi dan pemanis tak
bergizi. Pemanis bergizi adalah gula alkohol (seperti isomalt, lactitol, maltitol,
mannitol, sorbitol dan xylitol) dan fruktosa karena mengandung karbohidrat
kompleks. Pemanis tak bergizi termasuk yaitu aspartam, sakarin, acesulfame,
potassium, sukralose, dan neotame karena mengandung karbohidrat
sederhana.
2.3.4.2.2 Kebutuhan Energi
Kebutuhan kalori perlu ditentukan pada penderita DM. Ada cara untuk
menentukan jumlah kalori yang dibutuhkan penderita DM yaitu dengan cara
menghitung kebutuhan kalori. Kebutuhan kalori didapatkan dengan menghitung
kebutuhan kalori basal yang besarnya 25 kalori/kg berat badan ideal (BBI) untuk
wanita dan 30 kalori/kg berat badan ideal (BBI) untuk pria, ditambah atau
dikurangi bergantung pada beberapa jenis kelamin, faktor umur, aktivitas, dan
berat badan.
Perhitungan berat badan Ideal (BBI) dengan rumus Brocca yang dimodifikasi
adalah:
Berat Badan Ideal (BBI) = 90% x (TB dalam cm - 100) x 1kg
Kriteria hasil perhitungan adalah berat badan normal (BBN) yaitu jika BB pada
rentang 10% BBI; kurus jika BB kurang dari rentang 10% BBI ; gemuk jika
BB lebih dari rentang 10% BBI.
Universitas Indonesia
Perhitungan berat badan ideal menurut indeks massa tubuh (IMT) dapat dihitung
dengan rumus:
IMT = BB(kg)/TB(m)2
Klasifikasi IMT yaitu BB kurang jika IMT <18,5; BB normal jika IMT 18,5-22,9;
BB lebih jika IMT >23,0; dengan risiko jika IMT 23,0-24,9; obesitas tingkat I jika
IMT 25,0-29,9; obesitas tingkat II jika IMT >30.
Faktor-faktor yang menentukan kebutuhan kalori antara lain: (1) jenis kelamin
(kebutuhan kalori pada wanita lebih kecil daripada pria, kebutuhan kalori wanita
sebesar 25 kal/kg BBI dan untuk pria sebesar 30 kal/kg BBI atau disebut
kebutuhan basal); (2) umur (untuk pasien usia di atas 40 tahun, dikurangi 5% dari
kebutuhan basal); (3) aktivitas fisik atau pekerjaan (kebutuhan kalori dapat
ditambah sesuai dengan intensitas aktivitas fisik, penambahan sejumlah 10% dari
kebutuhan basal diberikan pada aktivitas ringan, 20% pada pasien dengan
aktivitas sedang, dan 30% dengan aktivitas berat); (4) berat badan (bila masuk
dalam kategori kegemukan, maka dikurangi sekitar 20% dari kebutuhan basal
sedangkan jika kategori kurus ditambah 20 % dari kebutuhan basal, jika kategori
normal tidak perlu ada penambahan maupun pengurangan).
Menurut Waspadji, Kartini, dan Suharyanti (2010) pula bahwa makanan yang
mengandung karbohidrat mudah diserap seperti sirup, gula, dan sari buah adalah
jenis makanan yang harus dihindari. Sayuran dengan kandungan karbohidrat
Universitas Indonesia
tinggi seperti buncis, kacang panjang, wortel, kacang kapri, daun singkong, bit,
dan bayam adalah jenis sayuran yang harus dibatasi. Sayuran yang bebas untuk
dikonsumsi yaitu sayuran dengan kandungan kalori rendah seperti oyong, labu,
lobak, selada, jamur, dan tomat. Buah-buahan berkalori tinggi seperti nanas,
anggur, mangga, sirsak, pisang, alpukat, dan sawo adalah jenis buah yang
sebaiknya dibatasi.
Universitas Indonesia
2.3.5 Evaluasi
Evaluasi merupakan tahap akhir dari proses keperawatan. Evaluasi berguna untuk
mengetahui apakah tindakan yang telah dilakukan oleh perawat tercapai atau
tidak. Keberhasilan lebih ditentukan oleh hasil pada sistem keluarga dan anggota
keluarga (bagaimana respon keluarga) daripada intervensi yang
diimplementasikan (Friedman, 2003). Evaluasi dapat diukur dengan melakukan
evaluasi sumatif, formatif, dan tingkat kemandirian keluarga.
Universitas Indonesia
Bapak M merupakan kepala keluarga yang berusia 62 tahun dan istri dari Bapak
M yaitu Ibu H yang berusia 60 tahun. Mereka beragama Islam dan berasal dari
suku Betawi. Mereka memiliki tingkat pendidikan sampai sekolah dasar.
Pekerjaan Bapak M adalah seorang tukang ojek dan sebagai ketua RT 01
sedangkan Ibu H adalah seorang ibu rumah tangga yang terkadang juga
mengkreditkan pakaian kepada tetangga di sekitar rumahnya. Mereka memiliki 5
orang anak yaitu anak MH (42 tahun), anak E (38 tahun), anak H (36 tahun), anak
A (32 tahun), dan anak AN (31 tahun). Berdasarkan usia anak pertama, maka
keluarga ini merupakan keluarga dengan tumbuh kembang usia dewasa. Anak
Bapak M dan Ibu H telah berkeluarga dan tinggal terpisah dengan mereka, hanya
anak ke 5 bersama istri dan anaknya yang tinggal serumah dengan mereka. Oleh
karena itu, tipe keluarga Bapak M adalah keluarga extended family.
3.2 Pengkajian
Keluarga Bapak M mengatakan bahwa Bapak M telah menderita DM sejak 2
tahun lalu, memiliki riwayat TB serta pernah mengalami kebutaan beberapa bulan
lalu sedangkan Ibu H, anak ke 5, menantu serta cucunya mengatakan tidak
memiliki masalah kesehatan. Bapak M mengatakan pula bahwa ia memiliki ibu
yang menderita DM. Sebelum ia mengetahui dirinya DM, ia memang memiliki
gaya hidup yang kurang baik seperti suka mengkonsumsi makanan manis, tidak
mengatur pola makan, minum kopi 2 kali sehari dengan gula, tidak terlalu suka
sayur, konsumsi buah jika diingatkan oleh istrinya, merokok 1 bungkus padahal
istri sudah selalu mengingatkan agar kurangi atau berhenti merokok, suka
begadang jika ada acara kesukaan, tidak pernah olahraga setelah keluar dari club
19 Universitas Indonesia
Analisis praktik.., Kurniasih, FIK UI, 2013
20
sepak bola tahun 1995 namun hanya jalan kaki saat pagi. Setelah mengetahui
dirinya DM, Bapak M mengatakan belum juga mengubah gaya hidupnya. Selain
itu, istri Bapak M juga mengatakan terkadang Bapak M stres jika melihat perilaku
anak ke 3 yang memang rumah mereka sangat berdekatan dan karakteristik dari
Bapak M yang lebih sering memendam masalah daripada menceritakannya
kepada orang lain. Selain itu, Bapak M juga mengatakan jika mengetahui gula
darahnya naik, ia langsung kepikiran. Bapak M mengatakan agar stresnya
berkurang, ia hanya jalan-jalan saja dengan menggunakan motornya.
3.3 Perencanaan
Berdasarkan pengkajian keluarga yang telah dilakukan, maka mahasiswa
menegakkan 3 diagnosa keperawatan. Diagnosa yang pertama adalah
Universitas Indonesia
Diagnosa yang ke 3 yaitu koping individu tidak efektif pada keluarga Bpk M
khususnya Bpk M dengan data subjektif seperti memikirkan tingkah laku anak ke
3 yang membuat menjadi pikiran, kurang mau bercerita tentang masalah dan lebih
sering dipendam sendiri, dan langsung kepikiran kalau gula darah naik. Data
objektif yang didapat yaitu terlihat murung saat bercerita.
Universitas Indonesia
Rencana asuhan keperawatan yang dibuat memiliki tujuan umum yaitu setelah
dilakukan tindakan keperawatan selama 5 minggu atau selama 7 kali kunjungan,
ketidakefektifan manajemen kesehatan diri pada Bpk M dengan DM dapat
teratasi. Tujuan khusus mengarah pada 5 tugas keluarga yaitu TUK 1 mengenal
masalah kesehatan, TUK 2 memutuskan, TUK 3 merawat, TUK 4 memodifikasi
lingkungan, dan TUK 5 pemanfaatan pelayanan kesehatan. Rencana keperawatan
pada diagnosa keperawatan utama yaitu TUK 1 mengenal masalah yaitu dengan
mendiskuskan definisi (gangguan yang ditandai dengan kenaikan kadar gula darah
sewaktu & 2 jam setelah makan > 200 mg/dl dan gula darah puasa > 140 mg/dl),
penyebab (faktor keturunan, kegemukan, sering makan makanan manis, kurang
olahraga, dan stres), tanda dan gejala DM (cepat lapar, cepat haus, sering buang
air kecil terutama pada malam hari, lemas, dan kulit gatal-gatal) sampai keluarga
dapat mengidentifikasi anggota keluarga yang menderita DM; TUK 2
menjelaskan akibat DM (kebutaan, impotensi, penyakit jantung, stroke, gagal
ginjal, hipertensi, amputasi) dan keluarga dapat memutuskan untuk merawat
anggota keluarga yang menderita DM; TUK 3 menjelaskan dan mengajarkan
kepada keluarga cara perawatan DM yang dapat dilakukan yaitu manajemen diet,
motivasi minum obat secara teratur, perawatan kaki, senam kaki, motivasi
olahraga teratur, kontrol gula darah minimal sebulan sekali, dengan intervensi
yang lebih ditekankan yaitu manajemen diet; TUK 4 memodifikasi lingkungan
seperti menjauhkan makanan yang manis-manis; dan TUK 5 memotivasi
penderita DM untuk pergi ke pelayanan kesehatan untuk cek gula darah secara
berkala.
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
saja dalam berjalan; TD= 120/80 mmHg. Analisa dari implementasi tersebut
adalah TUK 3 manajemen diet belum sepenuhnya dipatuhi, senam kaki dan
perawatan kaki sudah baik. Perencanaan selanjutnya adalah memonitoring diet
dan mengevaluasi senam kaki.
Universitas Indonesia
perawatan DM, GDS Bapak M yaitu 318 mg/dl (turun dari sebelumnya), TD=
120/80 mmHg. Analisa dari implementasi tersebut yaitu TUK 1-5 berhasil.
Universitas Indonesia
27 Universitas Indonesia
perusahaan besar untuk mata pencaharian mereka. Menurut Allender, Rector, dan
Warner (2010) pula bahwa kota jika dilihat dari aspek penduduknya yaitu jumlah
penduduk kota lebih banyak dan heteregon baik dari agama, suku, dan budaya.
Hal ini juga terbukti bahwa penduduk yang heteregon baik dari agama, suku, dan
budaya di Kelurahan Cisalak Pasar tersebar pada 9 RW. Menurut Laporan
Rekapitulasi Penduduk Kelurahan Cisalak Pasar pada bulan April 2012, bahwa
RW 05 adalah penduduk paling banyak daripada 8 RW lainnya yaitu sebesar
15,4% atau terdiri dari 2816 jiwa.
Universitas Indonesia
Analisis praktik.., Kurniasih, FIK UI, 2013
29
Perawat keluarga dalam hal ini diperankan oleh penulis. Penulis mengelola satu
keluarga yaitu keluarga Bapak M dengan masalah DM yakni dengan diagnosa
keperawatan ketidakefektifan manajemen kesehatan diri. Penulis berperan sebagai
perawat yang memberi perawatan langsung dan sebagai edukator. Peran ini telah
sesuai dengan peran perawat menurut Friedman (2003). Penulis juga telah
melakukan proses keperawatan yaitu mulai dari pengkajian sampai evaluasi
dengan diagnosa keperawatan ketidakefektifan manajemen kesehatan diri serta
telah menggunakan konsep keluarga menurut Friedman (2003) dalam melakukan
asuhan keperawatan.
Pengkajian yang penulis telah lakukan yaitu Bapak M merupakan kepala keluarga
yang berusia 62 tahun dan istri dari Bapak M yaitu Ibu H yang berusia 60 tahun.
Beragama Islam dan berasal dari suku Betawi. Mereka memiliki tingkat
pendidikan sampai sekolah dasar.
Menurut Erikson (1982, dalam Potter & Perry, 2005) tugas perkembangan utama
pada usia ini adalah mencapai generativitas yakni keinginan untuk merawat dan
membimbing orang lain. Ini terbukti bahwa Bpk M ada keinginan untuk merawat
DM nya itu. Teori Havighurst (1972, dalam Potter & Perry, 2005) menyatakan
bahwa ada 7 tugas perkembangan pada dewasa tengah yaitu pencapaian tanggung
jawab sosial orang dewasa, menetapkan dan mempertahankan standar kehidupan,
membantu anak-anak remaja menjadi orang dewasa yang bertanggung jawab dan
bahagia, mengembangkan aktivitas luang, berhubungan dengan pasangannya
sebagai individu, menerima dan menyesuaikan perubahan fisiologis pada usia
pertengahan, dan menyesuaikan perubahan diri dengan orang tua yang telah
lansia. Tugas perkembangan tersebut telah dilakukan oleh Bpk M dengan baik.
Universitas Indonesia
Analisis praktik.., Kurniasih, FIK UI, 2013
30
pertama, maka keluarga ini merupakan keluarga dengan tumbuh kembang usia
dewasa. Tugas perkembangan pada keluarga dengan dewasa menurut Friedman,
Bowden, dan Jones (2003) yaitu (1) memperluas lingkaran keluarga dari keluarga
inti menjadi keluarga besar; (2) memperbaharui dan menyesuaikan kembali
hubungan pernikahan; (3) membantu orang tua suami dan istri yang sudah menua
dan sakit; (3) membantu anak untuk mandiri sebagai keluarga baru di masyarakat;
dan (4) menyediakan lingkungan yang meningkatkan kesehatan. Tugas
perkembangan keluarga tesebut sudah dicapai oleh keluarga Bapak M.
Universitas Indonesia
Analisis praktik.., Kurniasih, FIK UI, 2013
31
Universitas Indonesia
Analisis praktik.., Kurniasih, FIK UI, 2013
32
Diagnosa yang ke 3 yaitu koping individu tidak efektif (NANDA, 2012) pada
keluarga Bpk M khususnya Bpk M dengan data subjektif seperti memikirkan
tingkah laku anak ke 3 yang membuat menjadi pikiran, kurang mau bercerita
tentang masalah dan lebih sering dipendam sendiri, dan langsung kepikiran kalau
gula darah naik. Data objektif yang didapat yaitu terlihat murung saat bercerita.
Rencana keperawatan yang telah dibuat yaitu memiliki tujuan umum dan tujuan
khusus. Perencanaan yang telah dibuat ini telah sesuai dengan Friedman (2003)
bahwa pada fase perencanaan memiliki tujuan umum dan khusus. Tujuan umum
pada fase perencanaan yang dilakukan yaitu setelah dilakukan tindakan
keperawatan selama 5 minggu atau selama 7 kali kunjungan, ketidakefektifan
manajemen kesehatan diri pada Bpk M dengan DM dapat teratasi. Tujuan
khususnya yaitu TUK 1 mengenal masalah yaitu dengan mendiskuskan definisi
(gangguan yang ditandai dengan kenaikan kadar gula darah sewaktu & 2 jam
setelah makan > 200 mg/dl dan gula darah puasa > 140 mg/dl), penyebab (faktor
keturunan, kegemukan, sering makan makanan manis, kurang olahraga, dan
stres), tanda dan gejala DM (cepat lapar, cepat haus, sering buang air kecil
Universitas Indonesia
Analisis praktik.., Kurniasih, FIK UI, 2013
33
terutama pada malam hari, lemas, dan kulit gatal-gatal) sampai keluarga dapat
mengidentifikasi anggota keluarga yang menderita DM; TUK 2 menjelaskan
akibat DM (kebutaan, impotensi, penyakit jantung, stroke, gagal ginjal, hipertensi,
amputasi) dan keluarga dapat memutuskan untuk merawat anggota keluarga yang
menderita DM; TUK 3 menjelaskan cara perawatan DM yang dapat dilakukan
yaitu manajemen diet, motivasi minum obat secara teratur, perawatan kaki, senam
kaki, motivasi olahraga teratur, kontrol gula darah minimal sebulan sekali, dengan
intervensi yang lebih ditekankan yaitu manajemen diet; TUK 4 memodifikasi
lingkungan seperti menjauhkan makanan yang manis-manis; dan TUK 5
memotivasi penderita DM untuk pergi ke pelayanan kesehatan untuk cek gula
darah secara berkala.
Implementasi pada dewasa secara umum yaitu mengubah kebiasaan hidup sehat
dan peningkatan kesehatan. Perawat mengubah kebiasaan kesehatan dapat dengan
melakukan penyuluhan dan konseling kesehatan yaitu peran perawat sebagai
pendidik dan fasilitator. Selain itu, seorang perawat dalam hal ini hanya dapat
memberikan penjelasan terkait perubahan kebiasaan dan menawarkan infomasi
tentang risiko kesehatan serta memberikan penguatan positif untuk perilaku dan
keputusan sehat. Hal ini telah sesuai dengan peran perawat menurut Friedman
(2003). Peran ini seperti implementasi yang telah dilakukan oleh penulis untuk
diagnosa utama yaitu dimulai pada kunjungan ke 3 pada tanggal 29 Mei 2013,
penulis melakukan TUK 1, 2, dan 3. TUK 1 yaitu mengenal masalah dengan
mendiskuskan definisi, penyebab, tanda dan gejala DM sampai keluarga dapat
mengidentifikasi anggota keluarga yang menderita DM, TUK 2 menjelaskan
Universitas Indonesia
Analisis praktik.., Kurniasih, FIK UI, 2013
34
akibat DM dan keluarga dapat memutuskan untuk merawat anggota keluarga yang
menderita DM, dan TUK 3 yang dilakukan yaitu pemilihan makanan sesuai
dengan triguna makanan serta pemilihan jenis makanan yang dibatasi dan boleh
untuk dikonsumsi dengan menggunakan gambar serta motivasi minum obat secara
teratur. Evaluasi dari kunjungan tersebut yaitu keluarga mampu mendefinisikan
kembali definisi DM yaitu gula darah diatas 200; dapat menyebutkan 2 dari 5
penyebab DM yaitu keturunan dan makanan yang tidak terkontrol, 2 dari 5 tanda
dan gejala DM yaitu lemes dan sering buang air kecil, 2 dari 7 akibat DM yaitu
amputasi dan kebutaan; 2 dari 6 cara perawatan DM yaitu minum obat dan makan
teratur; dan dapat menyebutkan kembali contoh jenis makanan sesuai triguna (zat
tenaga: nasi, kentang; zat pengatur: sayur dan buah; zat pembangun: tempe, tahu,
ikan, ayam) serta dapat membedakan jenis makanan yang dibatasi dan dibolehkan
yaitu makanan yang dibatasi makanan yang manis, duren, dodol, kue sedangkan
makanan yang dibolehkan yang kandungan gulanya sedikit seperti beras merah,
apel, dan pir serta Bapak M setiap hari sudah rajin minum obat; TD= 110/70
mmHg. Analisa yang didapat dari implementasi tersebut adalah TUK 1, 2, dan
sebagian TUK 3 (sebagian manajemen diet tercapai, minum obat berhasil), maka
direncanakan untuk kunjungan berikutnya yaitu akan mengajarkan manajemen
diet.
Universitas Indonesia
Analisis praktik.., Kurniasih, FIK UI, 2013
35
Universitas Indonesia
Analisis praktik.., Kurniasih, FIK UI, 2013
36
Universitas Indonesia
Analisis praktik.., Kurniasih, FIK UI, 2013
37
4.3 Analisis Salah Satu Intervensi Dengan Konsep Dan Penelitian Terkait
Penulis menganalisis salah satu intervensi dari diagnosa ketidakefektifan
manajemen kesehatan diri yaitu manajemen diet. Menurut penelitian Rahmawati,
Amminuddisyam, dan Hidayanti (2011) bahwa sebanyak 82,1% responden yang
memiliki pola makan (risiko kebiasaan mengkonsumsi jenis makanan untuk
terjadinya DM) yang tinggi, memiliki kadar glukosa darah tidak terkontrol
sedangkan 39,6% responden yang memiliki pola makan yang rendah memiliki
kadar glukosa darah terkontrol. Hal ini sejalan dengan penelitian Riskesdas (2007
dalam Kemenkes, 2012) menyatakan bahwa hampir 80 % prevalensi DM dipicu
oleh gaya hidup tidak sehat salah satunya bersumber dari makanan. Hal tersebut
juga terlihat dari kondisi Bapak M yaitu jika ia melaksanakan manajemen diet
dengan baik, maka gula darahnya dapat terkontrol dengan baik begitupun
sebaliknya. Oleh karena itu, manajemen diet menjadi intervensi unggulan yang
penulis angkat untuk mengatasi diagnosa ketidakefektifan manajemen kesehatan
diri dengan DM.
Universitas Indonesia
Analisis praktik.., Kurniasih, FIK UI, 2013
38
Perhitungan berat badan Ideal (BBI) dengan rumus Brocca yang dimodifikasi
untuk Bapak M adalah:
Berat Badan Ideal (BBI) = 90% x (TB dalam cm - 100) x 1kg
= 90% x (156-100) x 1 kg= 50,4 kg
Kriteria hasil perhitungan adalah berat badan normal (BBN) yaitu jika BB pada
rentang 10% BBI; kurus jika BB kurang dari rentang 10% BBI ; gemuk jika
BB lebih dari rentang 10% BBI. Berdasarkan hasil perhitungan, BBI Bapak M
adalah 50,4 kg dan saat ini BB Bapak M yaitu 54 kg. Ini berarti BB Bapak M
masuk dalam rentang 10% BBI dan termasuk dalam kriteria normal.
Universitas Indonesia
Analisis praktik.., Kurniasih, FIK UI, 2013
39
Perhitungan berat badan ideal menurut indeks massa tubuh (IMT) dapat dihitung
dengan rumus:
IMT = BB(kg)/TB(m2)
= 54/(1,56)2 = 22,2
Klasifikasi IMT yaitu BB kurang jika IMT <18,5; BB normal jika IMT 18,5-22,9;
BB lebih jika IMT >23,0; dengan risiko jika IMT 23,0-24,9; obesitas tingkat I jika
IMT 25,0-29,9; obesitas tingkat II jika IMT >30. Berdasarkan hasil perhitungan,
IMT Bapak M adalah 22,2 dan termasuk kedalam klasifikasi normal.
Faktor-faktor yang menentukan kebutuhan kalori antara lain: (1) jenis kelamin
(kebutuhan kalori pada wanita lebih kecil daripada pria, kebutuhan kalori wanita
sebesar 25 kal/kg BBI dan untuk pria sebesar 30 kal/kg BBI atau disebut
kebutuhan basal), maka kebutuhan basal Bapak M = 30 kal/kg dari BBI=30x50,4
= 1512 kal; (2) umur (untuk pasien usia di atas 40 tahun, dikurangi 5% dari
kebutuhan basal), maka Bapak M berusia 62 tahun sehingga 5%x1512= 75,6 kal;
(3) aktivitas fisik atau pekerjaan (kebutuhan kalori dapat ditambah sesuai dengan
intensitas aktivitas fisik, penambahan sejumlah 10% dari kebutuhan basal
diberikan pada aktivitas ringan, 20% pada pasien dengan aktivitas sedang, dan
30% dengan aktivitas berat), maka Bapak M beraktivitas sedang sehingga
20%x1512= 302,4 kal; (4) berat badan (bila masuk dalam kategori kegemukan,
maka dikurangi sekitar 20% dari kebutuhan basal sedangkan jika kategori kurus
ditambah 20 % dari kebutuhan basal, jika kategori normal tidak perlu ada
penambahan maupun pengurangan), karena BB Bapak M termasuk dalam
kategori normal sehingga tidak ada penambahan maupun pengurangan.
Berdasarkan perhitungan diatas, maka:
Kebutuhan kalori Bapak M= kebutuhan basal-umur (sudah > 40 tahun)+aktivitas
= 1512 kal - 75,6 kal + 302,4 kal = 1738,8 kal
Setelah kebutuhan kalori untuk Bapak M diketahui, penulis membuat contoh
menu berdasarkan jumlah kalori tersebut yakni dibulatkan menjadi 1700 kal
karena penulis mengacu pada contoh menu menurut Tjokroprawiro (1989).
Universitas Indonesia
Analisis praktik.., Kurniasih, FIK UI, 2013
40
Hal yang perlu diperhatikan lainnya dalam manajemen diet yaitu pemilihan jenis
makanan. Penulis telah menjelaskan jenis makanan yang dibatasi dan boleh untuk
dikonsumsi oleh Bapak M dengan media gambar dan memberikan serta
menjelaskan daftar makanan pengganti. Ini dilakukan agar pemilihan jenis
makanan tidak membosankan. Hal ini juga sesuai dengan pernyataan Suyono
(2009) bahwa agar ada variasi makanan, dapat diganti dengan makanan penukar
lain asalkan kandungan zat gizinya sama dengan makanan yang digantikannya.
Pengaturan jadwal makan juga penting dalam manajemen diet. Penulis juga telah
membuat contoh jadwal makan sekaligus dengan contoh menu yang diberikan.
Jadwal makan yang diberikan yakni 3 kali makan utama dengan 3 kali selingan.
Hal ini telah sesuai dengan pernyataan Rozaline (2006).
Universitas Indonesia
Analisis praktik.., Kurniasih, FIK UI, 2013
41
mengingatkan bahwa Bpk M pernah bercerita akan menunaikan ibadah haji tahun
depan sehingga kondisi tubuh Bpk M harus dalam keadaan sehat.
Universitas Indonesia
Analisis praktik.., Kurniasih, FIK UI, 2013
BAB 5
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil pembahasan, dapat disimpulkan bahwa telah terjadi pergeseran
gaya hidup di wilayah perkotaan salah satunya yaitu pergeseran pola makan. Hal
ini dapat menimbulkan masalah kesehatan seperti timbulnya penyakit degeneratif
yaitu DM. Salah satu keluarga yang terkena DM yaitu Bpk M telah dibina oleh
penulis selama 5 minggu. Asuhan keperawatan telah dilakukan penulis kepada
keluarga Bpk M.
42 Universitas Indonesia
Analisis praktik.., Kurniasih, FIK UI, 2013
43
Evaluasi dari intervensi unggulan manajemen diet yang telah dilakukan oleh
penulis selama 7 kali kunjungan yaitu didapatkan kadar glukosa darah yang tidak
stabil karena ketidakstabilan pula dalam melakukan manajemen diet. Ini
dibuktikan dengan kadar glukosa darah 334 mg/dl sebelum dilakukan manajemen
diet, setelah kunjungan berikutnya didapatkan kadar glukosa darah 300 mg/dl
dengan pengakuan dari Bpk M bahwa ia mematuhi pola makan yang telah
diberikan oleh penulis. Penulis memonitoring diet pada kunjungan berikutnya
didapatkan GDS= 417 mg/dl dengan pengakuan bahwa ia makan cemilan manis
yaitu roti isi kacang ijo 3 bungkus dan begadang, pagi hari makan bubur ayam 1
mangkok penuh. Monitoring terus dilakukan pada kunjungan berikutnya
didapatkan GDS= 447 mg/dl karena Bpk M mengatakan makan nasi padang 1
porsi, makan soto ayam, nasi juga tidak ditakar, pagi hari kemudian makan bubur
seporsi, lalu diselingi makan nasi uduk. Kunjungan terakhir didapatkan GDS= 318
mg/dl dengan pengakuan bahwa Bpk M telah mematuhi pengaturan makan
kembali setelah mengetahui saat pemeriksaan kunjungan lalu GDS nya tinggi.
Jadi, berdasarkan intervensi unggulan manajemen diet yang diterapkan kepada
Bpk M adalah intervensi berhasil sebagian karena dengan manajemen diet yang
baik dan terkontrol, ternyata Bpk M memiliki kadar glukosa darah yang terkontrol
pula begitupun sebaliknya.
5.2 Saran
Saran penulis ditujukan untuk keluarga, masyarakat, perawat Puskesmas, dan
keilmuan. Saran yang dapat penulis berikan dari karya ilmiah akhir ini, yaitu:
5.2.1 Keluarga
Sebaiknya keluarga dapat mandiri dalam merawat anggota keluarga dengan
diagnosa ketidakefektifan manajemen kesehatan diri dengan masalah DM.
5.2.2 Masyarakat
Sebaiknya masyarakat dapat meningkatkan pengetahuannya dan dapat
berpartisipasi secara aktif dalam pencegahan masalah kesehatan DM khususnya
dengan diagnosa ketidakefektifan manajemen kesehatan diri.
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Allender, J.A., Rector, C., & Warner, K.D. (2010). Community health nursing:
promoting and protecting the publics health. Philadelphia: Lippincott
Williams & Wilkins.
Friedman, M.M., Bowden, V.R., & Jones, E.G. (2003). Family nursing: research,
theory, and practice. New Jersey: Prentice Hall.
Kompas. (2013). Perubahan pola makan bikin diabetes melonjak. 10 Juli 2013.
http://health.kompas.com/read/2013/05/04/11525581/Perubahan.Pola.Mak
an.Bikin.Diabetes.Melonjak.
Lancester & Stanhope. (2004). Community and public health nursing. St.Louis:
Mosby.
Potter & Perry. (2005). Fundamental keperawatan: Konsep, proses, dan praktik.
Jakarta: EGC.
45 Universitas Indonesia
Analisis praktik.., Kurniasih, FIK UI, 2013
46
Prijadi, B., Nila, K.F., & Hartono, R. (2013). Hubungan asupan serat larut dan
aktivitas fisik dengan kejadian diabetes mellitus tipe 2. 9 Juni 2013.
fk.ub.ac.id/artikel/id/filedownload/gizi/RUDI%20HARTONO.pdf.
Rozaline, H. (2006). Terapi jus buah & sayur. Jakarta: Puspa Swara.
Smeltzer, S.C.(2002). Buku ajar keperawatan medikal bedah vol 2. Jakarta: EGC.
Vivalife. (2009). Diabetes banyak menyerang kaum muda di Asia. 30 Juni 2013.
http://life.viva.co.id/news/read/61354-
diabetes_menyerang_kaum_muda_di_asia
Waspadji, S., Kartini, S., & Suharyanti. (2010). Daftar bahan makanan penukar
edisi 3. Jakarta: Badan Penerbit FK UI.
Universitas Indonesia
Analisis praktik.., Kurniasih, FIK UI, 2013
Lampiran 1: Pengkajian Keluarga
PENGKAJIAN KELUARGA
I. DATA UMUM
1. Nama keluarga (KK) : Bpk M
2. Alamat dan Telp : Jl. Anggrek RT 01 RW 05 Kelurahan
Cisalak Pasar, Kecamatan Cimanggis, Depok
(08571578xxxx)
3. Komposisi Keluarga :
No Nama Jenis Hub dengan KK Umur Pendidikan
Kelamin
1. Bpk M Laki-laki Kepala keluarga 62 thn SD
2. Ibu H Perempuan Istri 60 thn SD
3. Anak M Perempuan Anak kandung 42 thn SMP
4. Anak E Perempuan Anak kandung 38 thn SMP
5. Anak H Perempuan Anak kandung 36 thn SMP
6. Anak A Laki-laki Anak kandung 32 thn STM
7. Anak AN Laki-laki Anak kandung 31 thn STM
Genogram
DM
Ibu H Bpk M
62 thn,
60 thn
DM
DM
Keterangan :
O : Perempuan
: Laki-laki
x+ : Meninggal
: Meninggal
: Tinggal dalam 1 rumah
4. Tipe keluarga
Keluarga Bpk M memiliki tipe keluarga extended family dengan tahap
perkembangan keluarga dewasa. Anak pertama sampai keempat telah
menikah dan tinggal terpisah sedangkan anak terakhir telah menikah
dan memiliki 1 orang anak serta tinggal bersama Bpk M dan Ibu H.
5. Suku
Bpk M dan Ibu H berasal dari Depok dengan suku Betawi. Bahasa
yang digunakan sehari-hari di rumah adalah bahasa Indonesia.
Makanan, cara berpakaian, dekorasi rumah tidak menunjukkan suku.
Makanan yang disukai yaitu apa saja tidak ada kegemaran khusus. Cara
berpakaian Bpk M lebih sering kaos dan celana panjang begitupun
dengan anak yang ke 5, Ibu H lebih suka mengenakan daster atau baju
gamis panjang sedangkan menantunya lebih suka mengenakan kaos
dan celana pendek. Keluarga Bpk M lebih memilih pengobatan modern
daripada tradisional, namun ia pernah juga ke alternatif untuk
mengobati matanya karena pernah mengalami kebutaan beberapa bulan
lalu.
6. Agama
Keluarga Bpk M beragama Islam. Kegiatan ibadah yang dilakukan
seperti sholat dan mengaji. Ibu H lebih aktif dalam pengajian daripada
Bpk M.
r. tidur r. TV
&
r. tidur r.tamu
r. tidur
Teras
Tempat Kandang
parkir ayam yg
motor terkunci
Keterangan:
Pintu
Jendela
V. FUNGSI KELUARGA
22. Fungsi Afektif
Setiap anggota keluarga siap untuk saling membantu, jika ada salah
satu anggota keluarga yang sakit, anggota keluarga lain berusaha untuk
merawat.
Saat ditanya terkait DM, yang ia tahu gula darah tinggi namun tidak
tahu angkanya. Terkait penyebab, yang ia tahu adalah pola makan
yaitu suka makanan manis dan ia mengakuinya. Tanda dan gejala yang
ia tahu dan rasakan adalah rasa sering lapar dan badan lemas. Bpk M
selalu mengatakan rajin memeriksakan diri ke pelayanan kesehatan.
Setiap hari minum obat Glibenclamide dan Metformin 1x1 secara
teratur.
Bpk M tidak pernah olahraga setelah keluar dari club sepak bola tahun
1995 namun jalan pagi saja. Bpk M mengeluh sering kesemutan pada
tangan dan kaki jika menjelang istirahat. Bpk M aktif merokok 1
bungkus/hari, konsumsi kopi 2 kali sehari dengan gula yang sedikit.
Untuk tidur, Bpk M mulai tidur pkl 20.00- 04.30. Jika ada acara bola,
ia begadang. Perawatan diri, mandi dan gosok gigi dilakukan 2 kali
sehari, keramas 2 hari sekali, memotong kuku, membersihkan telinga
jika kotor.
ANALISA DATA
DO:
TD= 130/80 mmHg
GDS= 248 mg/dl
BB= 54 kg
TB= 156 cm
IMT= 22,2
2. DS: Perilaku kesehatan
Aktif merokok sejak muda, sehari 1 cenderung berisiko pada
bungkus keluarga Bpk M
Setiap hari minum kopi 2 gelas dengan khususnya Bpk M
gula yang sedikit
Suka begadang jika ada acara kesukaan
(sepak bola)
DO:
Terlihat minum kopi
Kadang terlihat batuk-batuk
DO:
Terlihat murung saat bercerita
SKORING MASALAH
Angka
Kriteria Skor Bobot Perhitungan Pembenaran
Tertinggi
Sifat 3 3 1 3/3 x 1 = 1 Masalah sudah aktual karena data
masalah : subyektif dan data obyektif telah
aktual mendukung dan dampaknya
terhadap kesehatan keluarga
khususnya Bpk M cukup besar
bila tidak segera ditangani. GDS
Bpk M 248 mg/dl. Bpk M
mengeluh pada kaki dan tangan
terasa kesemutan, mengaku
pernah mengalami kebutaan.
Angka
Kriteria Skor Bobot Perhitungan Pembenaran
Tertinggi
Sifat 3 3 1 3/3 x 1 = 1 Masalah sudah aktual karena data
masalah : subyektif dan data obyektif telah
aktual mendukung dan dampaknya
terhadap kesehatan keluarga
khususnya Bpk M.
Angka
Kriteria Skor Bobot Perhitungan Pembenaran
Tertinggi
Sifat 3 3 1 3/3 x 1 = 1 Masalah sudah aktual karena Bpk
masalah : M merasa setiap hari kepikiran
aktual dengan perilaku anak ke 3 nya.
1
Analisis praktik.., Kurniasih, FIK UI, 2013
2
Menyebutkan penyebab Respon Keluarga dapat a. Diskusikan bersama keluarga apa yang diketahui
diabetes mellitus. verbal menyebutkan 3 dari 5 keluarga mengenai penyebab timbulnya masalah
penyebab diabetes diabetes mellitus
mellitus yaitu kekurangan b. Berikan pujian kepada keluarga tentang
insulin, yang di picu oleh: pemahaman keluarga yang benar.
- faktor keturunan c. Berikan informasi kepada keluarga mengenai
- kegemukan penyebab diabetes mellitus dengan menggunakan
- sering makan makanan media flip chart
manis d. Berikan kesempatan kepada keluarga untuk
- kurang olahraga bertanya tentang materi yang disampaikan
- stres e. Berikan penjelasan ulang terhadap materi yang
belum dimengerti
f. Motivasi keluarga untuk mengulang materi yang
telah dijelaskan
g. Berikan reinforcement positif atas usaha keluarga
Menyebutkan tanda dan Respon Keluarga dapat a. Diskusikan bersama keluarga apa yang diketahui
gejala diabetes mellitus. verbal menyebutkan 3dari 5 keluarga mengenai tanda dan gejala diabetes
tanda dan gejala diabetes mellitus
mellitus, yaitu: b. Berikan pujian kepada keluarga tentang
- cepat lapar, pemahaman keluarga mengenai tanda yang benar
- cepat haus, c. Berikan informasi kepada keluarga mengenai
- sering buang air kecil tanda diabetes mellitus dengan menggunakan
terutama pada malam media flip chart
hari, d. Berikan kesempatan kepada keluarga untuk
- lemas, bertanya tentang materi yang disampaikan
- kulit gatal-gatal e. Berikan penjelasan ulang terhadap materi yang
belum dimengerti
Mengidentifikasi anggota Respon Keluarga mengatakan a. Tanyakan kepada keluarga, adakah anggota
keluarga yang menderita afektif Bpk M menderita keluarga yang mempunyai tanda dan gejala
diabetes mellitus. penyakit diabetes diabetes mellitus.
mellitus. b. Berikan reinforcement positif atas apa yang telah
dikemukan keluarga yang tepat dan benar.
2. Mampu mengambil
keputusan dalam merawat
anggota keluarga dengan
masalah kesehatan
diabetes mellitus, dengan:
Menyebutkan akibat Respon Keluarga dapat a. Diskusikan bersama keluarga apa yang diketahui
diabetes mellitus verbal menyebutkan 3 dari 7 keluarga mengenai akibat diabetes mellitus
akibat diabetes mellitus b. Berikan pujian kepada keluarga tentang
jika tidak diatasi, yaitu: pemahaman akibat yang benar.
- kebutaan, c. Berikan informasi kepada keluarga mengenai
- impotensi, akibat diabetes mellitus dengan menggunakan
- penyakit jantung, media flip chart
- stroke, d. Berikan kesempatan kepada keluarga untuk
- gagal ginjal, bertanya tentang materi yang disampaikan
- hipertensi, e. Berikan penjelasan ulang terhadap materi yang
- amputasi belum dimengerti
f. Motivasi keluarga untuk mengulang materi yang
telah dijelaskan
g. Berikan reinforcement positif atas usaha keluarga
Mengambil keputusan Respon Keluarga mengatakan a. Bantu keluarga untuk mengenal dan menyadari
untuk mengatasi masalah afektif akan mengatasi penyakit akan adanya masalah sesuai dengan materi yang
kesehatan diabetes diabetes mellitus. telah diberikan
mellitus. b. Bantu keluarga untuk memutuskan merawat
anggota keluarga yang sakit diabetes mellitus
c. Berikan reinforcement atas keputusan yang telah
diambil
3. Mampu merawat
anggota keluarga dengan
masalah kesehatan
diabetes mellitus, dengan:
Menyebutkan cara Respon Keluarga dapat a. Dorong keluarga untuk menceritakan apa yang
perawatan diabetes verbal dan menyebutkan 4dari 6cara dilakukan saat Bpk M sakit diabetes mellitus dan
mellitus. psikomotor perawatan diabetes bagaimana hasilnya
mellitus, yaitu: b. Diskusikan cara perawatan diabetes mellitus
Pertemuan ke-1 & 2: dengan menggunakan flifchart.
- diet makan (memilih c. Berikan kesempatan kepada keluarga untuk
makanan yang dianjurkan bertanya tentang materi yang disampaikan
dan yang tidak untuk DM) d. Berikan penjelasan ulang terhadap materi yang
- olahraga teratur, belum dimengerti
e. Motivasi keluarga untuk mengulang materi yang
Pertemuan ke-3: telah dijelaskan
- perawatan kulit & kaki, f. Berikan reinforcement positif atas usaha keluarga
- mengontrol kadar gula
darah secara berkala,
- minum obat teratur
sesuai dosis dan waktu
Mendemontrasikan cara Respon Pertemuan ke-4: a. Diskusikan bersama keluarga mengenai cara
senam kaki untuk psikomotor Keluarga dapat senam kaki untuk mengurangi kebas dan
penderita diabetes mendemonstrasikan kesemutan pada penderita diabetes mellitus.
mellitus senam kaki untuk b. Demonstrasikan kepada keluarga mengenai cara
mengurangi kebas dan senam kaki untuk mengurangi kebas dan
kesemutan pada penderita kesemutan pada penderita diabetes mellitus.
diabetes mellitus c. Motivasi keluarga untuk mendemonstrasikan
kembali cara senam kaki untuk mengurangi kebas
dan kesemutan pada penderita diabetes mellitus.
d. Berikan reinforcement terhadap kemampuan yang
dicapai oleh keluarga
Setelah dilakukan
pertemuan ke 4 sebanyak
1x45 menit, keluarga:
4. Mampu memodifikasi
lingkungan yang sesuai
untuk penderita diabetes
mellitus, dengan mampu:
Menyebutkan cara Respon Keluarga dapat a. Diskusikan cara memodifikasi lingkungan untuk
Menyebutkan tempat Respon Keluarga dapat a. Diskusikan bersama keluarga mengenai fasilitas
pelayanan kesehatan verbal menyebutkan fasilitas kesehatan yang ada disekitar tempat tinggal
untuk dirujuk. kesehatan yang dapat b. Motivasi keluarga untuk mengulang fasilitas
dikunjungi: kesehatan yang dapat dikunjungi
- Puskesmas c. Berikan reinforcement positif atas usaha keluarga
- Rumah sakit
- Klinik dokter
Menyebutkan manfaat Respon Keluarga dapat Diskusikan bersama keluarga mengenai manfaat
fasilitas kesehatan verbal menyebutkan manfaat fasilitas kesehatan yang ada disekitar tempat tinggal
kunjungan ke fasilitas a. Motivasi keluarga untuk menyebut ulang manfaat
kesehatan yaitu fasilitas kesehatan yang dapat dikunjungi
mendapatkan b. Berikan reinforcement positif atas usaha keluarga
pemeriksaan,
mendapatkan perawatan,
mendapatkan penyuluhan
atau pendidikan kesehatan
Mengunjungi fasilitas Respon Keluarga mengunjungi a. Motivasi keluarga untuk berkunjung ke fasilitas
pelayanan kesehatan afektif pelayanan kesehatan kesehatan.
untuk memeriksa kadar untuk memeriksa kadar b. berikan reinforcement positif atas usaha keluarga
gula darah minimal gula darah minimal untuk menggunakan fasilitas pelayanan kesehatan.
sebulan sekali. sebulan sekali.
5. Keluarga mampu
memanfaatkan
pelayanan
kesehatan yang
ada untuk
mengatasi rokok
Tujuan Evaluasi
Diagnosa
No Jangka Rencana Tindakan
Keperawatan Jangka Pendek Kriteria Standar
Panjang
3. Koping individu Setelah Setelah dilakukan
tidak efektif pada dilakukan pertemuan ke 6
keluarga Bpk M tindakan selama 1x60 menit,
khususnya Bpk M keperawatan diharapkan :
selama 5 1. Keluarga dapat
minggu, mengenal tentang
diharapkan manajemen stress : Respon Pengertian stress adalah 1. Diskusikan pengertian
koping individu a. Menjelaskan verbal kondisi yang dialami stress
tidak efektif pengertian stress seseorang sebagai respon 2. Anjurkan keluarga
pada keluarga dengan bahasa terhadap adanya mengungkapkan
Bpk M yang sederhana perubahan dalam kondisi kembali pengertian
khususnya Bpk normal stress dengan bahasa
M dapat sederhana
teratasi 3. Beri pujian atas
kemampuan keluarga.
2. Keluarga mampu
mengambil
keputusan untuk
segera melakukan
manajemen stress
3. Keluarga dapat
menyebutkan cara
mencegah dan
mengatasi stress di
rumah
a. Menjelasksn Respon Menyebutkan minimal 3 1. Gali pengalaman
cara mencegah verbal dari 6 cara mencegah keluarga dalam
timbulnya stress timbulnya stress mencegah timbulnya
di rumah dirumah : stress di rumah
1. Makan makanan 2. Beri pujian atas usaha
seimbang secara keluarga yang sudah
2. Hindari/ kurangi tepat
makanan yang dapat 3. Diskusikan cara
8. Tertawa
Stress sedang :
1. Relaksasi progresif
2. Imajinasi terpimpin
3. Meditasi
4. Massase/ pemijatan
5. konseling
Stress berat :
1. Konseling
kemampuan keluarga
mendemontraskan
secara benar
4. Keluarga mampu
memodifikasi
lingkungan yang
tepat untuk
meminimalkan
terjadinya stress
a. Menyebutkan Respon Menyebutkan lingkungan 1. Diskusikan
lingkungan yang verbal yang tepat untuk lingkungan yang tepat
tepat untuk meminimal-kan stress di untuk meminimalkan
meminimlkan rumah : stress
stress 1. Ruangan tidak terlalu 2. Identifikasi dengan
panas/ dingin keluarga lingkungan
2. Perabotan bersih dan yang ada dalam
teratur keluarga
3. Tata ruang tidak 3. Dorong keluarga
membahayakan untuk menyebutkan
4. Terhindar dari kembali penjelasan
kebisingan yang diberikan
5. Aman dari bahaya 4. Motivasi keluarga
kriminal untuk menciptakan
lingkungan yang tepat
untuk meminimalkan
stress.
5. Keluarga mampu
memanfaatkan
fasilitas pelayanan
kesehatan yang ada
untuk mengatasi
stress sedang atau
berat
a. Menyebutkan Respon Fasilitas kesehatan yang 1. Diskusikan jenis
fasilitas verbal dapat digunakan oleh fasilitas kesehatan
kesehatan yang keluarga untuk mengatasi yang tersedia
tersedia stress sedang dan berat : dilingkungan keluarga
1. Puskesmas 2. Bantu keluarga
2. Dokter praktek memilih fasilitas
3. Mantri/ bidan kesehatan yang sesuai
4. Psikolog/ psikiater dengan kondisi
keluarga
3. Anjurkan keluarga
memanfaatkan fasilitas
kesehatan sesuai
pilihan
Kesimpulan:
Keluarga Bpk M berada pada tahap kemandirian tingkat 2.
Diagnosa 1:
Ketidakefektifan manajemen kesehatan diri pada Bpk M dengan DM
Oleh:
KURNIASIH, S.Kep
Lampiran 9
Analisis praktik.., Kurniasih, FIK UI, 2013
Apa itu Manajemen Diet??
Mencegah
komplikasi
Zat pembangun berasal dari makanan yang mengandung protein nabati (kacang-
ZAT kacangan, tempe, tahu) dan protein hewani (telur, ikan, ayam, daging, susu).
PEMBANGUN
Sumber: Tjokroprawiro, A. (1989). Diabetes mellitus (klasifikasi, diagnosis, dan dasar-dasar terapi).
Jakarta: PT Gramedia.