You are on page 1of 128

UNIVERSITAS INDONESIA

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA BAPAK M DENGAN


KETIDAKEFEKTIFAN MANAJEMEN KESEHATAN DIRI
PADA MASALAH KESEHATAN DIABETES MELLITUS
DI RW 05 KELURAHAN CISALAK PASAR,
CIMANGGIS, DEPOK

KARYA ILMIAH AKHIR NERS

KURNIASIH, S.Kep
0806457104

FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN


PROGRAM PROFESI NERS
DEPOK
JULI 2013

Analisis praktik.., Kurniasih, FIK UI, 2013


UNIVERSITAS INDONESIA

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA BAPAK M DENGAN


KETIDAKEFEKTIFAN MANAJEMEN KESEHATAN DIRI
PADA MASALAH KESEHATAN DIABETES MELLITUS
DI RW 05 KELURAHAN CISALAK PASAR,
CIMANGGIS, DEPOK

KARYA ILMIAH AKHIR NERS


Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Ners Keperawatan

KURNIASIH, S.Kep
0806457104

FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN


PROGRAM PROFESI NERS
DEPOK
JULI 2013

Analisis praktik.., Kurniasih, FIK UI, 2013


HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS

Karya tulis akhir ini adalah hasil karya saya sendiri,

dan semua sumber baik yang dikutip maupun dirujuk

telah saya nyatakan dengan benar.

Nama : Kurniasih, S.Kep

NPM : 0806457104

Tanda Tangan :

Tanggal : 9 Juli 2013

ii
Analisis praktik.., Kurniasih, FIK UI, 2013
Analisis praktik.., Kurniasih, FIK UI, 2013
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat dan
rahmat-Nya, saya dapat menyelesaikan Karya Ilmiah Akhir Ners (KIA-N) ini.
Penulisan KIA-N ini dilakukan dalam rangka untuk memenuhi salah satu syarat
untuk mencapai gelar Ners Keperawatan pada Fakultas Ilmu Keperawatan
Universitas Indonesia. Saya menyadari bahwa, tanpa bantuan dan bimbingan dari
berbagai pihak dalam penyusunan KIA-N ini, sangatlah sulit bagi saya untuk
menyelesaikan KIA-N ini. Oleh karena itu, saya mengucapkan terima kasih
kepada:
(1) Bu Riri Maria, SKp., MANP, selaku koordinator Mata Ajar Karya Ilmiah
Akhir Ners (KIA-N);
(2) Bu Henny Permatasari, SKp., M.Kep, Sp. Kom, selaku dosen pembimbing
saya yang telah menyediakan waktu, tenaga, dan pikiran untuk mengarahkan
saya dalam penyusunan KIA-N;
(3) Masyarakat RW 05 Cisalak Pasar khususnya keluarga Bpk M yang telah
memberikan data untuk tersusunnya KIA-N ini;
(4) Keluarga saya yang telah memberikan bantuan dukungan material dan moral;
(5) Teman-teman saya yang telah memberikan semangat dan dukungannya.

Akhir kata, saya berharap Tuhan Yang Maha Esa berkenan membalas segala
kebaikan semua pihak yang telah membantu. Semoga Karya Ilmiah Akhir Ners
ini dapat membawa manfaat bagi pengembangan ilmu.

Depok, 7 Juli 2013


Penulis

iv
Analisis praktik.., Kurniasih, FIK UI, 2013
HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI
TUGAS AKHIR UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Sebagai sivitas akademik Universitas Indonesia, saya yang bertanda tangan di bawah
ini:

Nama : Kurniasih, S.Kep


NPM : 0806457104
Program Studi : Profesi Ners
Departemen : Keperawatan
Fakultas : Ilmu Keperawatan
Jenis Karya : Karya Ilmiah Akhir

demi pengembangan ilmu pengetahuan, menyetujui untuk memberikan kepada


Universitas Indonesia Hak Bebas Royalti Noneksklusif (Non-exclusive Royalty-
Free Right) atas karya ilmiah saya yang berjudul:

Asuhan Keperawatan Keluarga Bapak M Dengan Ketidakefektifan Manajemen


Kesehatan Diri Pada Masalah Kesehatan Diabetes Mellitus Di RW 05 Kelurahan
Cisalak Pasar, Cimanggis, Depok

beserta perangkat yang ada (jika diperlukan). Dengan Hak Bebas Royalti Nonekslusif
ini Universitas Indonesia berhak menyimpan, mengalihmedia/formatkan, mengelola
dalam bentuk pangkalan data (database), merawat, dan memublikasikan tugas akhir
saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis/pencipta dan sebagai
pemilik Hak Cipta.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.

Dibuat di : Depok
Pada tanggal : 7 Juli 2013

Yang menyatakan

(Kurniasih, S.Kep)

Analisis praktik.., Kurniasih, FIK UI, 2013


ABSTRAK

Nama : Kurniasih
Program Studi : Ners Keperawatan
Judul : Asuhan Keperawatan Keluarga Bapak M Dengan Ketidakefektifan
Manajemen Kesehatan Diri Pada Masalah Kesehatan Diabetes
Mellitus Di RW 05 Kelurahan Cisalak Pasar, Cimanggis, Depok

Perkembangan global yang terjadi saat ini menyebabkan Indonesia khususnya di


daerah perkotaan mendapat pengaruh dari luar seperti pengaruh pola makan gaya
barat yang mengandung makanan-makanan instan yang banyak mengandung kadar
gula tinggi, kolesterol, zat pengawet, dan zat-zat campuran lainnya. Hal tersebut
mengakibatkan masyarakat perkotaan semakin rentan penyakit yaitu salah satunya
diabetes mellitus (DM) yang disebabkan pola makan yang tidak baik tersebut.
Diabetes mellitus ini juga banyak diderita di salah satu kota di Indonesia yaitu Depok
dengan salah satu kelurahannya yaitu Cisalak Pasar khususnya di RW 05. Oleh
karena itu, penulis membina salah satu keluarga yang menderita DM di RW 05 yaitu
di RT 01 dengan diagnosa keperawatan ketidakefektifan manajemen kesehatan diri
pada keluarga Bpk M dengan DM. Intervensi unggulan untuk mengatasi diagnosa
keperawatan tersebut yaitu manajemen diet. Evaluasi dari intervensi unggulan ini
yaitu dengan manajemen diet yang baik, maka kadar glukosa darah dapat terkontrol
dengan baik pula.

Kata kunci: Diabetes mellitus, manajemen diet, pola makan

vi Universitas Indonesia

Analisis praktik.., Kurniasih, FIK UI, 2013


ABSTRACT

Name : Kurniasih
Study Program : Ners Keperawatan
Title : Nursing care of Mr. Ms family with ineffective self health
management in Diabetes Mellitus at RW 05 Cisalak Pasar,
Cimanggis, Depok

Global development is being on today make Indonesia especially urban areas got
outside influences such as the influence of western style diet that containing instant
foods that contain lots of high sugar levels, cholesterol, preservatives, and other
mixed substances. This resulted make more vulnerable diseases on urban
communities, that is diabetes mellitus (DM). Diabetes mellitus also suffered in one
of the cities in Indonesia, that is Depok with one of the urban village Cisalak Pasar
especially in RW 05. Therefore, the authors caring one of the family who suffer from
diabetes is in RT 05 RW 01 with a nursing diagnosis ineffective self health
management at the Mr. Ms family with DM. The best interventions to resolves that
nursing diagnoses is dietary management. Evaluation from this intervention is if the
people have a good dietary management, so the blood glucose levels can be
controlled.

Key words: Diabetes mellitus, diet, dietary management

vii Universitas Indonesia

Analisis praktik.., Kurniasih, FIK UI, 2013


DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ............................................................................................ i


LEMBAR PERNYATAAN ORISINALITAS ..................................................... ii
LEMBAR PENGESAHAN .................................................................................. iii
KATA PENGANTAR .......................................................................................... iv
HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ......................... v
ABSTRAK ........................................................................................................... vi
DAFTAR ISI ....................................................................................................... viii
DAFTAR TABEL ............................................................................................... x
DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................................... xi

1. PENDAHULUAN ............................................................................................ 1
1.1 Latar Belakang ............................................................................................. 1
1.2 Tujuan Penulisan ......................................................................................... 6
1.3 Manfaat Penulisan ....................................................................................... 6

2. TINJAUAN PUSTAKA ................................................................................... 8


2.1 Konsep Perkotaan ........................................................................................ 8
2.2 Konsep Keluarga Tahap Tumbuh Kembang Dewasa.................................. 9
2.2.1 Tahap Perkembangan ......................................................................... 9
2.2.2 Tugas Keluarga Dewasa di Bidang Kesehatan ................................. 10
2.2.3 Peran Perawat Keluarga .................................................................... 10
2.3 Asuhan Keperawatan Keluarga dengan DM ............................................. 11
2.3.1 Pengkajian ......................................................................................... 11
2.3.2 Diagnosis Keperawatan .................................................................... 12
2.3.3 Rencana Keperawatan ....................................................................... 12
2.3.4 Implementasi ..................................................................................... 13
2.3.4.1 Manajemen Diet .................................................................... 14
2.3.4.2 Kebutuhan Energi dan Zat Gizi Penderita DM ..................... 14
2.3.4.3 Pemilihan Jenis Makanan ...................................................... 16
2.3.4.4 Pengaturan Jadwal Makan ..................................................... 17
2.3.4.5 Standar Diet DM ................................................................... 18
2.3.5 Evaluasi .............................................................................................. 18

3. LAPORAN KASUS KELUARGA KELOLAAN .................................... 19


3.1 Data Umum ............................................................................................. 19
3.2 Pengkajian ............................................................................................... 19
3.3 Perencanaan ............................................................................................. 20
3.4 Implementasi dan Evaluasi ...................................................................... 22

4. ANALISIS SITUASI..................................................................................... 27
4.1 Profil Wilayah ........................................................................................... 27
4.2 Analisis Masalah Keperawatan Dengan Konsep Terkait KKMP Dan
Konsep Kasus Terkait ................................................................................ 27
4.3 Analisis Salah Satu Intervensi Dengan Konsep Dan Penelitian Terkait ... 37

viii Universitas Indonesia


Analisis praktik.., Kurniasih, FIK UI, 2013
4.4 Alternatif Pemecahan yang Dapat Dilakukan ............................................ 40

5. KESIMPULAN ............................................................................................. 42

DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 45

ix Universitas Indonesia
Analisis praktik.., Kurniasih, FIK UI, 2013
DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Jadwal Makan Penderita DM ...............................................................17

x Universitas Indonesia
Analisis praktik.., Kurniasih, FIK UI, 2013
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1: Pengkajian Keluarga ..........................................................................47

Lampiran 2: Analisa Data ......................................................................................57

Lampiran 3: Skoring Masalah ...............................................................................59

Lampiran 4: Rencana Asuhan Keperawatan Keluarga...........................................62

Lampiran 5: Catatan Perkembangan ......................................................................85

Lampiran 6: Tingkat Kemandirian Keluarga .........................................................97

Lampiran 7: Format Evaluasi Sumatif ...................................................................98

Lampiran 8: Leaflet Diabetes Mellitus dan Perawatannya ..................................100

Lampiran 9: Handout Penkes Manajemen Diet .................. ...............................101

Lampiran 10: Contoh Menu 1700 Kalori .............................................................102

Lampiran 11: Daftar Makanan Pengganti ............................................................103

Lampiran 12: Leaflet Perawatan Kaki Bagi Penderita DM .................................105

Lampiran 13: Leaflet Perawatan Kaki .................................................................106

Lampiran 14: Langkah Senam Kaki DM .............................................................107

Lampiran 15: Leaflet Penkes Rokok ....................................................................108

xi Universitas Indonesia

Analisis praktik.., Kurniasih, FIK UI, 2013


BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Menurut Lancester dan Stanhope (2004), kota merupakan pusat urban dengan
jumlah penduduk lebih dari satu juta orang. Kota merupakan daerah yang
menjadi pusat kegiatan dari pemerintahan, ekonomi, dan kebudayaan (Alfian,
2007). Banyak masyarakat dari daerah pedesaan (rural) beralih ke daerah
perkotaan (urban) karena alasan tersebut, sehingga daerah perkotaan
mengalami pertambahan penduduk. Penduduk yang bertambah tersebut
terdiri dari masyarakat yang heteregon baik dari agama, suku, dan budaya.
Cara hidup masyarakat kota pun lebih modern yakni mengikuti tren dunia
jika dibandingkan dengan daerah pedesaan. Perubahan gaya hidup ke arah
konsumerisme serta perubahan perilaku hidup tidak sehat pun semakin
bertambah. Perubahan gaya hidup yang terjadi dapat menimbulkan berbagai
masalah, salah satunya masalah kesehatan. Masalah kesehatan yang dapat
timbul seperti masalah kardiovaskuler dan penyakit degenaratif seperti DM
(Lancester & Stanhope, 2004).

Diabetes Mellitus (DM) merupakan salah satu penyakit tidak menular (PTM)
yang banyak diderita oleh masyarakat di dunia. Penyakit ini merupakan salah
satu penyakit degeneratif yang tidak dapat disembuhkan namun dapat
dikontrol (Smeltzer, 2002). Data WHO pada tahun 2003 menyebutkan bahwa
194 juta jiwa atau 5,1% dari 3,8 milyar penduduk dunia menderita DM
(MADINA, 2013). Penderita DM di seluruh dunia meningkat pada tahun
2010 yaitu diperkirakan sebesar 285 juta (6,4%) dan pada tahun 2030
diperkirakan akan meningkat menjadi 439 juta (7,7%) (Prijadi, Nila, dan
Hartono, 2013).

Jumlah penderita diabetes terbanyak di dunia atau lebih dari 60% berada di
Asia. Penderita diabetes di India meningkat dari 40 juta menjadi 70 juta,
China meningkat dari 39 menjadi 59 juta, Bangladesh dari 3,8 juta meningkat

1 Universitas Indonesia
Analisis praktik.., Kurniasih, FIK UI, 2013
2

menjadi 7,4 juta penderita (Vivalife, 2009). Menurut WHO tahun 2000
bahwa penderita DM di Indonesia pada tahun 2000 sebanyak 8,4 juta
penderita dan meningkat menjadi 21,3 juta orang pada tahun 2010
(Republika, 2011). Berdasarkan peningkatan yang cukup tajam tersebut,
Indonesia diperkirakan akan menempati posisi ke-4 jumlah penyandang
diabetes terbanyak di seluruh dunia setelah India, China, dan Amerika Serikat
Riskesdas (2007).

Berdasarkan Riskesdas (2007) menyatakan bahwa 6 dari 100 orang dewasa di


Indonesia mengidap diabetes atau 5,7% yang bervariasi di beberapa kota
besar di Indonesia. Hasil Riskesdas 2007 juga menyebutkan bahwa prevalensi
DM pada tahun 2003 sebesar 7,2% di pedesaan dan 14,7% di perkotaan
(Depkes RI, 2009). Depok merupakan salah satu kota di Indonesia yang
memiliki prevalensi cukup tinggi. Berdasarkan data yang dihimpun oleh
Kementerian Kesehatan RI dan bekerjasama dengan WHO mengungkapkan
bahwa prevalensi penderita diabetes di Kota Depok pada rentang usia 25-64
tahun adalah sebesar 8% dengan prevalensi tertinggi pada rentang usia 55-64
tahun yakni sebesar 21,5% (Wibisono, 2012). Kelurahan Cisalak Pasar
merupakan salah satu kelurahan di Depok yang salah satu wilayahnya yaitu
RW 05, memiliki prevalensi DM terbanyak dibandingkan dengan RW lainnya
yaitu dari hasil skrining singkat dan wawancara dengan kader setempat
didapatkan data sebanyak 18 orang terdeteksi diabetes mellitus dan
berdasarkan data sekunder dari residen FIK UI terdapat 30 orang terdeteksi
DM. Jadi, total penderita DM di RW 05 yaitu 48 orang.

Penyebab tingginya angka kejadian DM khususnya di wilayah perkotaan


yaitu terutama dipicu oleh pergeseran gaya hidup masyarakat di era
globalisasi dengan salah satu aspek paling menonjol adalah tingginya
konsumsi makanan gaya barat seperti makanan-makanan instan yang banyak
mengandung kadar gula tinggi, kolesterol, zat pengawet, zat-zat campuran
lainnya serta kurangnya mengkonsumsi makanan yang berasal langsung dari
alam (Tim Vitahealth, 2004). Berdasarkan Riskesdas (2007) menyatakan

Universitas Indonesia

Analisis praktik.., Kurniasih, FIK UI, 2013


3

bahwa hampir 80 % prevalensi DM dipicu oleh gaya hidup tidak sehat salah
satunya bersumber dari makanan. Menurut Ketua Pengurus Besar
Perhimpunan Endokrinologi Indonesia, Prof. Pradana Soewondo dalam
Kompas (2013) juga menyatakan bahwa masyarakat Indonesia mengalami
perubahan pola makan yaitu menyukai makanan dengan kandungan gula,
garam, dan natrium berlebih serta minimnya konsumsi sayur dan buah, dapat
memicu meningkatnya terjadinya diabetes. Selain itu, disebutkan bahwa
perubahan gaya hidup dan lingkungan menjadi salah satu penyebab
meningkatnya angka penderita diabetes seperti mayoritas mengkonsumsi
junk food, jarang melakukan aktivitas fisik, dan banyak mengonsumsi rokok
(OKEZONE, 2012).

Menurut penelitian Rahmawati, Amminuddisyam, dan Hidayanti (2011)


bahwa mengkonsumsi makanan tidak sehat dapat memicu terjadinya DM
yaitu sebanyak 82,1% responden yang memiliki pola makan (risiko kebiasaan
mengkonsumsi jenis makanan untuk terjadinya DM) yang tinggi, memiliki
kadar glukosa darah tidak terkontrol sedangkan 39,6% responden yang
memiliki pola makan yang rendah memiliki kadar glukosa darah terkontrol.
Penelitian yang sama disebutkan pula bahwa peningkatan DM yang cukup
tinggi berhubungan dengan adanya perubahan gaya hidup yaitu faktor yang
paling menonjol adalah pola makan yang salah dan aktivitas fisik.

Hal tersebut juga terbukti pada gaya hidup salah satu kelurahan di Depok
yaitu Kelurahan Cisalak Pasar khususnya di RW 05 yaitu berdasarkan hasil
penyebaran 48 kuesioner, 51,25% memiliki pengetahuan cukup tentang DM,
46,25% mengatakan mengkonsumsi makanan yang manis (mengandung gula)
lebih dari 3 kali dalam sehari, keluarga sering mengemil makanan atau
minuman manis dalam seminggu sebesar 13,75%, 40% keluarga menyatakan
tidak pernah berolahraga, dan 48% tidak pernah melakukan pemeriksaan gula
darah.

Universitas Indonesia

Analisis praktik.., Kurniasih, FIK UI, 2013


4

Gaya hidup yang tidak sehat jika tidak dicegah atau dikontrol maka akan
memperburuk kesehatan yakni dapat memunculkan komplikasi pada
penderita DM. Komplikasi yang dapat timbul antara lain kebutaan, impotensi,
penyakit jantung, stroke, gagal ginjal, hipertensi, dan amputasi (Smeltzer,
2002). Upaya yang telah dilakukan pemerintah untuk mencegah maupun
mengontrol DM antara lain edukasi, diet, latihan jasmani, dan intervensi
farmakologis (PERKENI, 2011) sedangkan upaya di wilayah RW 05 yaitu
telah diadakannya penyuluhan terkait DM di wilayah RW 05 oleh residen
FIK UI dan tersedianya Posbindu yang diadakan sebulan sekali untuk
mengontrol kesehatan dengan salah satunya yaitu adanya pemeriksaan gula
darah. Upaya yang telah dilakukan tersebut belum optimal, ini dibuktikan
dengan masih banyaknya angka kejadian DM.

Peran perawat komunitas sangat penting dalam mengatasi masalah DM yang


semakin meningkat prevalensinya. Friedman (2003) menyebutkan bahwa
peran perawat komunitas antara lain sebagai pemberi asuhan keperawatan
langsung dan edukator untuk keluarga. Mahasiswa praktik KKMP
(Keperawatan Kesehatan Masalah Perkotaan) mencoba berperan sebagai
perawat komunitas dalam ranah keluarga yakni membina salah satu keluarga
di RW 05 dengan masalah DM.

Keluarga yang mahasiswa bina yaitu keluarga Bpk M (62 tahun). Bpk M
memiliki gaya hidup seperti suka mengkonsumsi makanan manis, tidak
mengatur pola makan, tidak terlalu suka sayur, konsumsi buah jika diingatkan
oleh istrinya, gula darah sewaktu didapatkan yaitu 248 mg/dl (saat
pengecekkan, klien mengatakan telah makan dalam jangka waktu agak lama
yaitu mengkonsumsi semangkuk bubur sampai akhirnya dilakukan
pengecekkan gula darah tersebut). Berdasarkan data tersebut dapat ditegakkan
diagnosis ketidakefektifan manajamen kesehatan diri.

Penulis melakukan proses asuhan keperawatan keluarga mulai dari


pengkajian sampai evaluasi dengan menggunakan model Friedman (2003)

Universitas Indonesia

Analisis praktik.., Kurniasih, FIK UI, 2013


5

dengan intervensi unggulannya yaitu manajemen diet selama 5 minggu atau


10 kali kunjungan. Manajemen diet dipilih menjadi intervensi unggulan
karena berdasarkan penelitian yang telah dipaparkan diatas, mayoritas
menyebutkan bahwa pola makan adalah salah satu hal yang sangat
berpengaruh terhadap kadar glukosa darah.

Intervensi yang dilakukan oleh penulis untuk mengatasi diagnosis


ketidakefektifan manajamen kesehatan diri antara lain melakukan TUK 1
sampai TUK 5. Penulis melakukan TUK 1 yaitu mengenal masalah DM
dengan memberikan edukasi definisi, penyebab, tanda dan gejala DM sampai
keluarga dapat mengidentifikasi anggota keluarga yang menderita DM; TUK
2 yaitu menjelaskan akibat DM sampai keluarga dapat memutuskan untuk
merawat anggota keluarga yang menderita DM; TUK 3 yaitu menjelaskan
dan mengajarkan kepada keluarga cara perawatan DM salah satunya yaitu
manajemen diet; TUK 4 yaitu memodifikasi lingkungan seperti menjauhkan
makanan yang manis-manis; dan TUK 5 memotivasi penderita DM untuk
pergi ke pelayanan kesehatan untuk cek gula darah secara berkala.

Evaluasi dari intervensi unggulan manajemen diet yang telah dilakukan oleh
penulis selama 7 kali kunjungan yaitu didapatkan kadar glukosa darah yang
tidak stabil karena ketidakstabilan pula dalam melakukan manajemen diet.
Ini dibuktikan dengan kadar glukosa darah 334 mg/dl sebelum dilakukan
manajemen diet, setelah kunjungan berikutnya didapatkan kadar glukosa
darah 300 mg/dl dengan pengakuan dari Bpk M bahwa ia mematuhi pola
makan yang telah diberikan oleh penulis. Penulis memonitoring diet pada
kunjungan berikutnya didapatkan GDS= 417 mg/dl dengan pengakuan
bahwa ia makan cemilan manis yaitu roti isi kacang ijo 3 bungkus dan
begadang, pagi hari makan bubur ayam 1 mangkok penuh. Monitoring terus
dilakukan pada kunjungan berikutnya didapatkan GDS= 447 mg/dl karena
Bpk M mengatakan makan nasi padang 1 porsi, makan soto ayam, nasi juga
tidak ditakar, pagi hari kemudian makan bubur seporsi, lalu diselingi makan
nasi uduk. Kunjungan terakhir didapatkan GDS= 318 mg/dl dengan

Universitas Indonesia

Analisis praktik.., Kurniasih, FIK UI, 2013


6

pengakuan bahwa Bpk M telah mematuhi pengaturan makan kembali setelah


mengetahui saat pemeriksaan kunjungan lalu GDS nya tinggi. Kesimpulan
dari intervensi unggulan manajemen diet yang diterapkan kepada Bpk M
adalah intervensi berhasil sebagian karena dengan manajemen diet yang baik
dan terkontrol, ternyata Bpk M memiliki kadar glukosa darah yang terkontrol
pula begitupun sebaliknya.

1.2 TujuanPenulisan
1.2.1 Tujuan Umum
Memberikan gambaran tentang asuhan keperawatan keluarga Bpk M
dengan diagnosis ketidakefektifan manajemen kesehatan diri.

1.2.2 Tujuan Khusus


Tujuan khusus penulisan laporan ini adalah memberikan gambaran tentang:
1.2.2.1 Pengkajian keperawatan terkait masalah kesehatan keluarga dengan
DM.
1.2.2.2 Perencanaan keperawatan yang dilakukan untuk menyelesaikan
masalah keperawatan dengan DM
1.2.2.3 Implementasi yang dilakukan pada keluarga dengan masalah DM
1.2.2.4 Evaluasi tingkat keberhasilan intervensi yang dilakukan.

1.3 Manfaat Penulisan


Manfaat dari penulisan ini yaitu meliputi manfaat untuk keluarga, masyarakat,
perawat puskesmas, dan keilmuan.
1.3.1 Keluarga
Hasil dari penulisan ini bertujuan untuk memandirikan keluarga dan sebagai
informasi untuk merawat anggota keluarga dengan diagnosis ketidakefektifan
manajemen kesehatan diri dengan masalah DM.
1.3.2 Masyarakat
Hasil dari penulisan ini untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat,
memberdayakan masyarakat, dan aktif dalam pencegahan masalah kesehatan
DM khususnya dengan diagnosis ketidakefektifan manajemen kesehatan diri.

Universitas Indonesia

Analisis praktik.., Kurniasih, FIK UI, 2013


7

1.3.3 Perawat Puskesmas


Hasil dari penulisan ini dapat menjadi data dasar yang digunakan dalam
memberikan pelayanan keperawatan dengan masalah DM, menjadi role
model pelayanan asuhan keperawatan keluarga kepada klien dengan diagnosis
ketidakefektifan manajemen kesehatan diri dengan masalah DM.
1.3.4 Keilmuan
Hasil dari penulisan ini dapat menjadi sumber informasi untuk laporan karya
ilmiah akhir selanjutnya yaitu asuhan keperawatan keluarga dengan diagnosis
ketidakefektifan manajemen kesehatan diri dengan masalah DM.

Universitas Indonesia

Analisis praktik.., Kurniasih, FIK UI, 2013


BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Konsep Perkotaan


Kota merupakan pusat urban dengan jumlah penduduk lebih dari satu juta orang
(Lancester & Stanhope, 2004). Kota merupakan daerah yang menjadi pusat
kegiatan dari pemerintahan, ekonomi, dan kebudayaan (Alfian, 2007). Jadi, kota
merupakan suatu tempat dengan jumlah penduduk lebih dari satu juta orang dan
menjadi pusat kegiatan dari pemerintahan, ekonomi, dan kebudayaan.

Allender, Rector, dan Warner (2010) menyebutkan bahwa kota juga dapat dilihat
dari bentuk fisik, ekonomi, jumlah penduduk, aspek sosial dan aspek hukumnya.
Kota jika dilihat dari bentuk fisiknya yaitu memiliki gedung yang tinggi, memiliki
tranportasi yang memadai, bentuk bangunan rumah lebih terlihat moderen dan
mengikuti perubahan zaman. Kota jika dilihat dari aspek penduduknya yaitu
jumlah penduduk kota lebih banyak dan heteregon baik dari agama, suku, dan
budaya. Kota dilihat dari aspek sosialnya yaitu masyarakat yang tinggal di kota
terlihat lebih bersifat individual. Kota dilihat dari segi ekonominya yaitu cara
hidup masyarakat kota lebih moderen atau mengikuti tren dunia dan dilihat dari
aspek hukumnya, kota memiliki hak-hak dan kewajiban hukum bagi penghuni
suatu wilayah.

Berdasarkan aspek-aspek tersebut, dapat menarik masyarakat dari daerah


pedesaan (rural) ke perkotaan (urban) sehingga terjadi pertambahan penduduk
dan dapat terjadi pula perubahan gaya hidup ke arah konsumerisme serta
perubahan perilaku hidup tidak sehat. Menurut Tim Vitahealth (2004) juga
menyebutkan bahwa salah satu aspek paling menonjol pada gaya hidup
masyarakat kota adalah tingginya konsumsi makanan gaya barat seperti makanan-
makanan instan yang banyak mengandung kadar gula tinggi, kolesterol, zat
pengawet, zat-zat campuran lainnya serta kurangnya mengkonsumsi makanan
yang berasal langsung dari alam. Hal ini lama-kelamaan dapat menimbulkan suatu
masalah. Masalah yang dapat timbul antara lain masalah kesehatan pada

Universitas Indonesia
8

Analisis praktik.., Kurniasih, FIK UI, 2013


9

masyarakat perkotaan seperti penyakit kardiovaskuler seperti jantung dan stroke


serta penyakit degeneratif seperti DM (Lancester & Stanhope, 2004).

Hal tersebut dapat dibuktikan dengan data tahun 2003 bahwa diabetes mellitus
merupakan penyakit tidak menular yang banyak diderita di daerah perkotaan yaitu
sebesar 14,7% dibandingkan di pedesaan yaitu sebesar 7,2% (Depkes RI, 2009).
Tanda dan gejala DM yang dapat timbul yaitu cepat lapar, cepat haus, sering
buang air kecil terutama pada malam hari, lemas, dan kulit gatal-gatal (Smeltzer,
2002). Perawat berperan penting untuk mengatasi tanda dan gejala DM tersebut
sebelum penyakit DM bertambah parah. Peran perawat untuk mengatasi masalah
kesehatan tersebut menurut Friedman (2003) antara lain dapat sebagai advokat,
koordinator, kolaborator, memenuhi kebutuhan perawatan kesehatan umum
seperti mengatasi masalah kesehatan dengan memberikan perawatan langsung
serta memberikan bimbingan atau konseling kepada keluarga, dan sebagai
pengawas kesehatan.

2.2 Konsep Keluarga Tahap Tumbuh Kembang Dewasa


2.2.1 Tahap Perkembangan
Tahap perkembangan pada keluarga dengan usia dewasa menurut Friedman,
Bowden, dan Jones (2003) yaitu (1) memperluas lingkaran keluarga dari keluarga
inti menjadi keluarga besar; (2) memperbaharui dan menyesuaikan kembali
hubungan pernikahan; (3) membantu orang tua suami dan istri yang sudah menua
dan sakit; (3) membantu anak untuk mandiri sebagai keluarga baru di masyarakat;
dan (4) menyediakan lingkungan yang meningkatkan kesehatan. Menurut Erikson
(1982, dalam Potter & Perry, 2005) tugas perkembangan utama pada usia dewasa
adalah mencapai generativitas yakni keinginan untuk merawat dan membimbing
orang lain. Teori Havighurst (1972, dalam Potter & Perry, 2005) menyatakan
bahwa ada 7 tugas perkembangan pada dewasa yaitu pencapaian tanggung jawab
sosial orang dewasa, menetapkan dan mempertahankan standar kehidupan,
membantu anak-anak remaja menjadi orang dewasa yang bertanggung jawab dan
bahagia, mengembangkan aktivitas luang, berhubungan dengan pasangannya
sebagai individu, menerima dan menyesuaikan perubahan fisiologis pada usia

Universitas Indonesia

Analisis praktik.., Kurniasih, FIK UI, 2013


10

pertengahan, dan menyesuaikan perubahan diri dengan orang tua yang telah
lansia.

2.2.2 Tugas Keluarga Dengan Dewasa di Bidang Kesehatan


Sesuai dengan fungsi pemeliharaan kesehatan, keluarga memiliki tugas di bidang
kesehatan menurut Friedman (2003), yaitu:
a) Mengenal masalah kesehatan keluarga yaitu anggota keluarga perlu mengenal
keadaan kesehatan dan perubahan-perubahan yang dialami anggota keluarga.
Jika menyadari adanya perubahan keluarga, perlu dicatat kapan terjadinya,
perubahan yang terjadi, dan seberapa besar perubahannya.
b) Memutuskan tindakan kesehatan yang tepat untuk keluarga adalah upaya
keluarga untuk mencari pertolongan yang tepat yang sesuai dengan keadaan
keluarga. Tindakan kesehatan yang dilakukan oleh keluarga diharapkan tepat
agar masalah kesehatan dapat berkurang atau teratasi.
c) Merawat keluarga yang mengalami gangguan kesehatan adalah dimana
keluarga telah mengambil tindakan yang tepat dan benar namun keluarga
memiliki keterbatasan. Oleh karena itu, anggota keluarga yang sakit perlu
perawatan lanjutan yang dapat dilakukan di pelayanan kesehatan atau di
rumah jika keluarga telah memiliki kemampuan melakukan tindakan
pertolongan pertama.
d) Memodifikasi lingkungan keluarga untuk menjamin kesehatan keluarga. Hal
ini diperlukan untuk menunjang perawatan anggota keluarga yang sakit.
e) Memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan di sekitarnya bagi keluarga. Hal
ini diperlukan untuk mengetahui seberapa jauh tingkat keparahan penyakit
atau keberhasilan suatu tindakan kesehatan yang telah dilakukan oleh
keluarga.

2.2.3 Peran Perawat Keluarga


Peran perawat dalam keluarga sangat penting. Menurut Friedman (2003) bahwa
peran perawat keluarga antara lain dapat sebagai advokat, koordinator,
kolaborator, memenuhi kebutuhan perawatan kesehatan umum seperti mengatasi

Universitas Indonesia

Analisis praktik.., Kurniasih, FIK UI, 2013


11

masalah kesehatan dengan memberikan perawatan langsung serta memberikan


bimbingan atau konseling kepada keluarga, dan sebagai pengawas kesehatan.

Perawat dalam mengubah kebiasaan kesehatan dapat dengan melakukan


penyuluhan dan konseling kesehatan yaitu perawat sebagai pendidik dan
fasilitator, namun cara ini tidak sepenuhnya mengubah kebiasaan klien (Friedman,
2003). Klien dalam mengubah kebiasaannya mungkin memiliki hambatan seperti
hambatan eksternal (kurang fasilitas, kurang materi, dan kurang dukungan sosial)
dan hambatan internal (kurang pengetahuan, kurang motivasi, kurang
keterampilan untuk mempengaruhi perubahan pada kebiasaan kesehatan, dan
ketidakjelasan tujuan jangka pendek serta jangka panjang) (Potter & Perry, 2005).
Klien mengontrol dan bertanggung jawab terhadap perilaku kesehatan mereka
sendiri (Friedman, 2003). Perawat hanya dapat memberikan penjelasan terkait
perubahan kebiasaan dan menawarkan infomasi tentang risiko kesehatan,
memberikan penguatan positif untuk perilaku dan keputusan sehat.

2.3 Asuhan Keperawatan Keluarga dengan Diabetes Mellitus (DM)


2.3.1 Pengkajian
Pengkajian keluarga yang perlu dilakukan menurut Friedman (2003) yaitu
mengidentifikasi data sosial-budaya, data lingkungan, struktur keluarga, fungsi
keluarga, stres serta strategi koping keluarga. Pengumpulan data keluarga berasal
dari berbagai sumber wawancara klien tentang peristiwa yang lalu dan saat ini,
temuan objekif seperti observasi rumah keluarga dan fasilitasnya serta penilaian
subjektif seperti pengalaman yang dilaporkan keluarga. Lima tugas keluarga yang
perlu dikaji pula seperti TUK 1 bagaimana keluarga dalam mengenal masalah
kesehatan, TUK 2 bagaimana keluarga dalam memutuskan suatu masalah
kesehatan, TUK 3 bagaimana keluarga dalam merawat kesehatannya, TUK 4
bagaimana keluarga dalam memodifikasi lingkungan agar mendukung
kesehatannya, dan TUK 5 bagaimana keluarga dalam hal pemanfaatan pelayanan
kesehatan.

Universitas Indonesia

Analisis praktik.., Kurniasih, FIK UI, 2013


12

TUK 1 mengenal masalah yaitu apakah keluarga dapat mendefinisikan DM yaitu


gangguan yang ditandai dengan kenaikan kadar gula darah sewaktu dan 2 jam
setelah makan lebih dari 200 mg/dl dan gula darah puasa lebih dari 140 mg/dl;
penyebab DM yaitu faktor keturunan, kegemukan, sering makan makanan manis,
kurang olahraga, dan stres; tanda dan gejala DM seperti cepat lapar, cepat haus,
sering buang air kecil terutama pada malam hari, lemas, dan kulit gatal-gatal
sampai apakah keluarga dapat mengidentifikasi anggota keluarga yang menderita
DM; TUK 2 apakah keluarga dapat menjelaskan akibat DM yaitu kebutaan,
impotensi, penyakit jantung, stroke, gagal ginjal, hipertensi, amputasi dan apakah
keluarga dapat memutuskan untuk merawat anggota keluarga yang menderita
DM; TUK 3 apakah keluarga dapat menjelaskan serta mendemonstrasikan cara
perawatan DM seperti manajemen diet, minum obat secara teratur, perawatan
kaki, senam kaki, olahraga teratur, kontrol gula darah minimal sebulan sekali;
TUK 4 apakah keluarga telah memodifikasi lingkungan untuk meningkatkan
kesehatannya; dan TUK 5 apakah keluarga sudah memanfaatkan pelayanan
kesehatan.

2.3.2 Diagnosis Keperawatan yang Dapat Muncul Akibat DM


Diagnosis keperawatan merupakan keputusan klinik tentang respon individu,
keluarga, atau komunitas terhadap masalah kesehatan atau proses kehidupan yang
aktual atau potensial (NANDA, 2012). Diagnosis keperawatan memberikan dasar
dalam pemilihan intervensi keperawatan untuk mencapai hasil yang menjadi
akuntabilitas seorang perawat (Friedman, 2003). Diagnosis yang dapat muncul
pada keluarga terkait fungsi perawatan keluarga seperti ketidakefektifan
manajemen kesehatan diri, ketidakefektifan pemeliharaan kesehatan diri,
ketidakefektifan penatalaksanaan regimen terapeutik, dll (NANDA, 2012).

2.3.3 Rencana Keperawatan dengan DM


Rencana keperawatan merupakan suatu pedoman tertulis yang terdiri dari
berbagai intervensi keperawatan beserta tujuannya untuk menyelesaikan suatu
diagnosis keperawatan (Friedman, 2003). Rencana keperawatan yang disertai
tujuan yang jelas merupakan hal yang penting agar intervensi yang dilakukan pun

Universitas Indonesia

Analisis praktik.., Kurniasih, FIK UI, 2013


13

dapat bermakna untuk keluarga. Contoh rencana keperawatan untuk


menyelesaikan diagnosis ketidakefektifan manajemen kesehatan diri dengan DM
misalnya rencana intervensi untuk melakukan TUK 1 sampai TUK 3 dengan
melakukan manajemen diet, melatih senam kaki, memotivasi untuk olahraga
teratur dan kontrol gula darah secara berkala serta dilanjutkan dengan TUK 4 dan
TUK 5 dengan tujuan agar masalah ketidakefektifan manajemen kesehatan diri
dengan DM dapat teratasi.

2.3.4 Intervensi
Intervensi menurut Wright dan Bell (1994 dalam Friedman, 2003) merupakan
suatu tindakan atau respon perawat yang meliputi tindakan terapeutik nyata dari
perawat, yang terjadi dalam konteks hubungan perawat-klien untuk
mempengaruhi fungsi individu, keluarga, dan komunitas. Intervensi keperawatan
keluarga menurut Friedman (2003) antara lain modifikasi perilaku, modifikasi
lingkungan, modifikasi gaya hidup, strategi pengajaran, dan lain-lain. Contoh
intervensi yang dapat dilakukan untuk mengatasi masalah keperawatan
ketidakefektifan manajemen kesehatan diri antara lain menjelaskan dan
mengajarkan senam kaki, perawatan kaki, manajemen diet, memotivasi untuk
olahraga teratur dan kontrol gula darah secara teratur. Salah satu dari intervensi
tersebut yaitu manajemen diet, menjadi intervensi unggulan penulis untuk
mengatasi masalah keperawatan ketidakefektifan manajemen kesehatan diri pada
keluarga Bpk M.
2.3.4.1 Manajemen Diet
Manajemen diet merupakan salah satu penatalaksanaan yang dapat dilakukan
untuk diabetes (Smeltzer, 2002). Penatalaksanaan diet DM adalah
penatalaksanaan diet yang meliputi 3 hal utama yaitu jumlah makanan, jenis
makanan, dan jadwal makan (PERKENI, 2011). Menurut ADA (2010)
manajemen diet adalah pembatasan jumlah energi, karbohidrat, lemak jenuh, dan
natrium. Jadi dapat disimpulkan bahwa manajemen diet adalah salah satu
penatalaksanaan DM yang memperhatikan jumlah makanan, jenis makanan, dan
jadwal makan dengan membatasi pula jumlah energi, karbohidrat, lemak jenuh,
dan natrium.

Universitas Indonesia

Analisis praktik.., Kurniasih, FIK UI, 2013


14

Tujuan utama dari manajemen diet menurut Smeltzer (2002) adalah memberikan
semua unsur makanan esensial seperti mineral dan vitamin; mencapai dan
mempertahankan berat badan yang sesuai; memenuhi kebutuhan energi;
mencegah fluktuasi kadar glukosa darah dengan mengupayakan kadar glukosa
darah mendekati normal; dan menurunkan kadar lemak darah jika kadar ini
meningkat. Cara untuk mencapai tujuan tersebut yakni perlu memperhatikan
kebutuhan energi serta zat gizi penderita DM.

2.3.4.2 Kebutuhan Energi dan Zat Gizi Penderita DM


Pengaturan diet berdasarkan jumlah makanan pada klien DM berdasarkan
konsensus pengelolaan dan pencegahan DM PERKENI (2011) meliputi:
2.3.4.2.1 Zat Gizi Penderita DM
a) Karbohidrat
Karbohidrat yang dianjurkan untuk penderita DM sebesar 45-65% total
asupan energi dan makanan harus mengandung karbohidrat terutama yang
berserat tinggi. Penggunaan sukrosa tidak boleh lebih dari 5% total asupan
energi dan pemanis alternatif dapat digunakan sebagai pengganti gula jika
tidak melebihi batas aman konsumsi harian.
b) Lemak
Asupan lemak yang dianjurkan yaitu sekitar 20-25% kebutuhan kalori. Bahan
makanan yang perlu dibatasi adalah yang banyak mengandung lemak jenuh
dan lemak trans seperti seperti daging berlemak dan susu penuh (whole milk),
dan anjuran konsumsi kolesterol tidak leih dari 300 mg/hari.
c) Protein
Protein yang dibutuhkan yaitu sebesar 10 20% total asupan energi. Sumber
protein yang baik adalah seafood seperti ikan, udang, cumi; daging tanpa
lemak; ayam tanpa kulit; produk susu rendah lemak; kacang-kacangan; tahu;
dan tempe.
d) Natrium
Anjuran asupan natrium untuk klien DM sama dengan anjuran untuk
masyarakat umum yaitu tidak melebihi 3000 mg atau sama dengan 6-7 g (1

Universitas Indonesia

Analisis praktik.., Kurniasih, FIK UI, 2013


15

sendok teh) garam dapur. Sumber natrium antara lain adalah garam dapur,
vetsin, soda, dan bahan pengawet seperti natrium benzoat dan natrium nitrit.
e) Serat
Makanan yang mengandung serat seperti kacang-kacangan, buah dan sayuran
serta sumber karbohidrat yang tinggi serat seperti gandum. Anjuran konsumsi
serat adalah 25 g/1000 kkal/hari.
f) Alkohol
Jika penderita DM ingin mengkonsumsi alkohol sebaiknya pada saat lambung
tidak kosong agar tidak terjadi hipoglikemia. Penderita DM harus membatasi
konsumsi alkohol.
g) Pemanis alternatif
Pemanis dapat dikelompokkan menjadi pemanis bergizi dan pemanis tak
bergizi. Pemanis bergizi adalah gula alkohol (seperti isomalt, lactitol, maltitol,
mannitol, sorbitol dan xylitol) dan fruktosa karena mengandung karbohidrat
kompleks. Pemanis tak bergizi termasuk yaitu aspartam, sakarin, acesulfame,
potassium, sukralose, dan neotame karena mengandung karbohidrat
sederhana.
2.3.4.2.2 Kebutuhan Energi
Kebutuhan kalori perlu ditentukan pada penderita DM. Ada cara untuk
menentukan jumlah kalori yang dibutuhkan penderita DM yaitu dengan cara
menghitung kebutuhan kalori. Kebutuhan kalori didapatkan dengan menghitung
kebutuhan kalori basal yang besarnya 25 kalori/kg berat badan ideal (BBI) untuk
wanita dan 30 kalori/kg berat badan ideal (BBI) untuk pria, ditambah atau
dikurangi bergantung pada beberapa jenis kelamin, faktor umur, aktivitas, dan
berat badan.

Perhitungan berat badan Ideal (BBI) dengan rumus Brocca yang dimodifikasi
adalah:
Berat Badan Ideal (BBI) = 90% x (TB dalam cm - 100) x 1kg
Kriteria hasil perhitungan adalah berat badan normal (BBN) yaitu jika BB pada
rentang 10% BBI; kurus jika BB kurang dari rentang 10% BBI ; gemuk jika
BB lebih dari rentang 10% BBI.

Universitas Indonesia

Analisis praktik.., Kurniasih, FIK UI, 2013


16

Perhitungan berat badan ideal menurut indeks massa tubuh (IMT) dapat dihitung
dengan rumus:
IMT = BB(kg)/TB(m)2
Klasifikasi IMT yaitu BB kurang jika IMT <18,5; BB normal jika IMT 18,5-22,9;
BB lebih jika IMT >23,0; dengan risiko jika IMT 23,0-24,9; obesitas tingkat I jika
IMT 25,0-29,9; obesitas tingkat II jika IMT >30.

Faktor-faktor yang menentukan kebutuhan kalori antara lain: (1) jenis kelamin
(kebutuhan kalori pada wanita lebih kecil daripada pria, kebutuhan kalori wanita
sebesar 25 kal/kg BBI dan untuk pria sebesar 30 kal/kg BBI atau disebut
kebutuhan basal); (2) umur (untuk pasien usia di atas 40 tahun, dikurangi 5% dari
kebutuhan basal); (3) aktivitas fisik atau pekerjaan (kebutuhan kalori dapat
ditambah sesuai dengan intensitas aktivitas fisik, penambahan sejumlah 10% dari
kebutuhan basal diberikan pada aktivitas ringan, 20% pada pasien dengan
aktivitas sedang, dan 30% dengan aktivitas berat); (4) berat badan (bila masuk
dalam kategori kegemukan, maka dikurangi sekitar 20% dari kebutuhan basal
sedangkan jika kategori kurus ditambah 20 % dari kebutuhan basal, jika kategori
normal tidak perlu ada penambahan maupun pengurangan).

2.3.4.3 Pemilihan Jenis Makanan


Penderita DM harus dapat memilih jenis makanan yang tepat. Makanan yang
perlu dihindari adalah makanan yang mengandung banyak karbohidrat sederhana,
kolesterol, lemak trans, dan lemak jenuh serta tinggi natrium (ADA, 2010).
Menurut Waspadji, Kartini, dan Suharyanti (2010) bahwa makanan yang dapat
dikonsumsi adalah sumber karbohidrat kompleks, makanan tinggi serat larut air,
dan makanan yang diolah dengan sedikit minyak. Penggunaan gula murni dapat
digunakan hanya sebagai bumbu.

Menurut Waspadji, Kartini, dan Suharyanti (2010) pula bahwa makanan yang
mengandung karbohidrat mudah diserap seperti sirup, gula, dan sari buah adalah
jenis makanan yang harus dihindari. Sayuran dengan kandungan karbohidrat

Universitas Indonesia

Analisis praktik.., Kurniasih, FIK UI, 2013


17

tinggi seperti buncis, kacang panjang, wortel, kacang kapri, daun singkong, bit,
dan bayam adalah jenis sayuran yang harus dibatasi. Sayuran yang bebas untuk
dikonsumsi yaitu sayuran dengan kandungan kalori rendah seperti oyong, labu,
lobak, selada, jamur, dan tomat. Buah-buahan berkalori tinggi seperti nanas,
anggur, mangga, sirsak, pisang, alpukat, dan sawo adalah jenis buah yang
sebaiknya dibatasi.

Jenis-jenis makanan yang dapat dikonsumsi oleh penderita DM bukan tidak


mungkin nantinya menimbulkan rasa bosan. Oleh karena itu, agar ada variasi
makanan, dapat diganti dengan makanan penukar lain asalkan kandungan zat
gizinya sama dengan makanan yang digantikannya (Suyono, 2009).

2.3.4.4 Pengaturan Jadwal Makan


Pengaturan jadwal makan adalah penting karena berkaitan dengan kadar glukosa
darah (ADA, 2010). Penderita DM sebaiknya makan sesuai jadwal yaitu 3 kali
makan utama dan 3 kali makan selingan (Rozaline, 2006). Jadwal makan standar
yang digunakan oleh penderita DM disajikan dalam tabel berikut (Waspadji,
2007).

Tabel 2.1 Jadwal Makan Penderita DM


Jenis Makan Waktu Makan
Makan pagi 07.00
Selingan 10.00
Makan siang 13.00
Selingan 16.00
Makan sore/malam 19.00
Selingan 21.00
Sumber: Waspadji (2007). Pedoman diet DM. Jakarta: FK UI

Universitas Indonesia

Analisis praktik.., Kurniasih, FIK UI, 2013


18

2.3.4.5 Standar Diet DM


Menurut Waspadji, Kartini, dan Suharyanti (2010), bahwa standar diet DM
diberikan pada pasien diabetes atau pasien sehat yang bukan penyandang DM
sesuai kebutuhannya. Menurut Tjokroprawiro (1989) terdapat 10 jenis standar diet
menurut kandungan energi, yaitu 1100, 1300, 1500, 1700, 1900, 2100, 2300,
2500, 2700, dan 2900.

2.3.5 Evaluasi
Evaluasi merupakan tahap akhir dari proses keperawatan. Evaluasi berguna untuk
mengetahui apakah tindakan yang telah dilakukan oleh perawat tercapai atau
tidak. Keberhasilan lebih ditentukan oleh hasil pada sistem keluarga dan anggota
keluarga (bagaimana respon keluarga) daripada intervensi yang
diimplementasikan (Friedman, 2003). Evaluasi dapat diukur dengan melakukan
evaluasi sumatif, formatif, dan tingkat kemandirian keluarga.

Evaluasi sumatif merupakan evaluasi yang dilakukan setelah semua proses


keperawatan dilakukan sedangkan evaluasi formatif merupakan evaluasi yang
segera perawat lakukan setelah implementasi dilakukan yaitu berupa SOAP
(subjektif, objektif, analisis, dan perencanaan) (Asmadi, 2008). Tingkat
kemandirian dapat dievaluasi dengan melihat 7 kriteria dengan hasil tingkat
kemandirian I jika memenuhi kriteria 1 dan 2, kemandirian II jika memenuhi
kriteria 1 sampai 5, kemandirian III jika memenuhi kriteria 1 sampai 6, dan
kemandirian IV jika memenuhi kriteria 1 sampai 7. Ketujuh kriteria tersebut yaitu
menerima petugas kesehatan, menerima pelayanan kesehatan sesuai rencana,
menyatakan masalah kesehatan secara benar, memanfaatkan fasilitas kesehatan
secara anjuran, melaksanakan perawatan sederhana sesuai anjuran, melaksanakan
tindakan pencegahan secara aktif, dan melaksanakan tindakan promotif secara
aktif.

Universitas Indonesia

Analisis praktik.., Kurniasih, FIK UI, 2013


BAB 3
LAPORAN KASUS KELUARGA KELOLAAN

3.1 Data Umum


Keluarga kelolaan yang mahasiswa kelola adalah salah satu keluarga di wilayah
RW 05 Kelurahan Cisalak Pasar yaitu di wilayah RT 01. Keluarga ini memiliki
salah satu anggota keluarga yang menderita DM yaitu Bapak M.

Bapak M merupakan kepala keluarga yang berusia 62 tahun dan istri dari Bapak
M yaitu Ibu H yang berusia 60 tahun. Mereka beragama Islam dan berasal dari
suku Betawi. Mereka memiliki tingkat pendidikan sampai sekolah dasar.
Pekerjaan Bapak M adalah seorang tukang ojek dan sebagai ketua RT 01
sedangkan Ibu H adalah seorang ibu rumah tangga yang terkadang juga
mengkreditkan pakaian kepada tetangga di sekitar rumahnya. Mereka memiliki 5
orang anak yaitu anak MH (42 tahun), anak E (38 tahun), anak H (36 tahun), anak
A (32 tahun), dan anak AN (31 tahun). Berdasarkan usia anak pertama, maka
keluarga ini merupakan keluarga dengan tumbuh kembang usia dewasa. Anak
Bapak M dan Ibu H telah berkeluarga dan tinggal terpisah dengan mereka, hanya
anak ke 5 bersama istri dan anaknya yang tinggal serumah dengan mereka. Oleh
karena itu, tipe keluarga Bapak M adalah keluarga extended family.

3.2 Pengkajian
Keluarga Bapak M mengatakan bahwa Bapak M telah menderita DM sejak 2
tahun lalu, memiliki riwayat TB serta pernah mengalami kebutaan beberapa bulan
lalu sedangkan Ibu H, anak ke 5, menantu serta cucunya mengatakan tidak
memiliki masalah kesehatan. Bapak M mengatakan pula bahwa ia memiliki ibu
yang menderita DM. Sebelum ia mengetahui dirinya DM, ia memang memiliki
gaya hidup yang kurang baik seperti suka mengkonsumsi makanan manis, tidak
mengatur pola makan, minum kopi 2 kali sehari dengan gula, tidak terlalu suka
sayur, konsumsi buah jika diingatkan oleh istrinya, merokok 1 bungkus padahal
istri sudah selalu mengingatkan agar kurangi atau berhenti merokok, suka
begadang jika ada acara kesukaan, tidak pernah olahraga setelah keluar dari club

19 Universitas Indonesia
Analisis praktik.., Kurniasih, FIK UI, 2013
20

sepak bola tahun 1995 namun hanya jalan kaki saat pagi. Setelah mengetahui
dirinya DM, Bapak M mengatakan belum juga mengubah gaya hidupnya. Selain
itu, istri Bapak M juga mengatakan terkadang Bapak M stres jika melihat perilaku
anak ke 3 yang memang rumah mereka sangat berdekatan dan karakteristik dari
Bapak M yang lebih sering memendam masalah daripada menceritakannya
kepada orang lain. Selain itu, Bapak M juga mengatakan jika mengetahui gula
darahnya naik, ia langsung kepikiran. Bapak M mengatakan agar stresnya
berkurang, ia hanya jalan-jalan saja dengan menggunakan motornya.

Berdasarkan pengkajian fisik yang dilakukan, kondisi Ibu H serta menantunya


adalah baik sedangkan Bapak M memiliki masalah pada gula darahnya yaitu
GDS= 248 mg/dl, ia mengatakan telah makan dalam jangka waktu agak lama
sampai akhirnya dilakukan pengecekkan gula darah tersebut. Selain itu, Bapak M
memiliki tinggi badan 156 cm dan berat badan 54 kg dengan IMT yang masih
tergolong normal yaitu 22,2, kadang Bapak M terlihat batuk-batuk, terlihat
minum kopi manis saat berbincang, dan terlihat agak murung saat membicarakan
masalah anak ke 3 nya.

Saat ditanya terkait pengetahuan tentang DM, Bapak M mengatakan DM adalah


penyakit gula dan ia tahu gula darahnya tinggi namun tidak mengetahui batas gula
darah normal. Penyebab DM yang ia tahu adalah berawal dari pola makan yang
tidak baik yaitu suka makanan manis. Tanda dan gejala DM yang ia tahu dan
dirasakan pula yaitu rasa sering lapar, badan lemas serta kesemutan pada tangan
dan kaki pula yang ia rasakan saat ini. Komplikasi yang ia tahu adalah amputasi
dan kebutaan. Bapak M mengatakan setelah mengetahui dirinya DM, ia rajin
untuk melakukan pemeriksaan di pelayanan kesehatan terdekat dan rajin
mengkonsumsi obat Glibenclamide dan Metformin dengan dosis masing-masing
yaitu 1x1 namun belum dapat mengatur makan sampai saat ini.

3.3 Perencanaan
Berdasarkan pengkajian keluarga yang telah dilakukan, maka mahasiswa
menegakkan 3 diagnosa keperawatan. Diagnosa yang pertama adalah

Universitas Indonesia

Analisis praktik.., Kurniasih, FIK UI, 2013


21

ketidakefektifan manajemen kesehatan diri pada Bpk M dengan DM dengan data


subjektif seperti suka mengkonsumsi makanan manis, tidak mengatur pola makan,
tidak terlalu suka sayur, konsumsi buah jika diingatkan oleh istrinya, mengeluh
sering kesemutan pada tangan dan kaki, pernah mengalami kebutaan, dan tidak
pernah olahraga setelah keluar dari club sepak bola tahun 1995 namun hanya jalan
kaki saat pagi. Data objektif yang didapat yaitu GDS= 248 mg/dl (saat
pengecekkan, klien mengatakan telah makan dalam jangka waktu agak lama
sampai akhirnya dilakukan pengecekkan gula darah tersebut), tinggi badan 156
cm dan berat badan 54 kg dengan IMT yang masih tergolong normal yaitu 22,2.

Diagnosa yang ke 2 yaitu perilaku kesehatan cenderung berisiko pada keluarga


Bpk M khususnya Bpk M dengan data subjektif seperti merokok 1 bungkus,
suka begadang jika ada acara kesukaan, dan minum kopi 2 kali sehari. Data
objektif yang didapat yaitu terlihat minum kopi saat berbincang dan kadang
terlihat batuk-batuk.

Diagnosa yang ke 3 yaitu koping individu tidak efektif pada keluarga Bpk M
khususnya Bpk M dengan data subjektif seperti memikirkan tingkah laku anak ke
3 yang membuat menjadi pikiran, kurang mau bercerita tentang masalah dan lebih
sering dipendam sendiri, dan langsung kepikiran kalau gula darah naik. Data
objektif yang didapat yaitu terlihat murung saat bercerita.

Setelah ketiga diagnosa keperawatan tersebut ditegakkan, lalu mahasiswa


membuat rencana keperawatan untuk mengatasi masalah-masalah tersebut.
Mahasiswa melakukan skoring terlebih dahulu terhadap ketiga diagnosa
keperawatan tersebut. Hasil skoring didapatkan bahwa masalah yang harus diatasi
pertama kali atau yang utama yaitu ketidakefektifan manajemen kesehatan diri
pada Bpk M dengan DM, kedua yaitu perilaku kesehatan cenderung berisiko pada
keluarga Bpk M khususnya Bpk M, dan yang ketiga adalah koping individu tidak
efektif pada keluarga Bpk M khususnya Bpk M. Oleh karena itu, penulis hanya
membahas lebih lanjut tentang diagnosa utama atau diagnosa pertama saja yaitu

Universitas Indonesia

Analisis praktik.., Kurniasih, FIK UI, 2013


22

ketidakefektifan manajemen kesehatan diri pada Bpk M dengan DM mulai dari


perencanaan sampai evaluasi.

Rencana asuhan keperawatan yang dibuat memiliki tujuan umum yaitu setelah
dilakukan tindakan keperawatan selama 5 minggu atau selama 7 kali kunjungan,
ketidakefektifan manajemen kesehatan diri pada Bpk M dengan DM dapat
teratasi. Tujuan khusus mengarah pada 5 tugas keluarga yaitu TUK 1 mengenal
masalah kesehatan, TUK 2 memutuskan, TUK 3 merawat, TUK 4 memodifikasi
lingkungan, dan TUK 5 pemanfaatan pelayanan kesehatan. Rencana keperawatan
pada diagnosa keperawatan utama yaitu TUK 1 mengenal masalah yaitu dengan
mendiskuskan definisi (gangguan yang ditandai dengan kenaikan kadar gula darah
sewaktu & 2 jam setelah makan > 200 mg/dl dan gula darah puasa > 140 mg/dl),
penyebab (faktor keturunan, kegemukan, sering makan makanan manis, kurang
olahraga, dan stres), tanda dan gejala DM (cepat lapar, cepat haus, sering buang
air kecil terutama pada malam hari, lemas, dan kulit gatal-gatal) sampai keluarga
dapat mengidentifikasi anggota keluarga yang menderita DM; TUK 2
menjelaskan akibat DM (kebutaan, impotensi, penyakit jantung, stroke, gagal
ginjal, hipertensi, amputasi) dan keluarga dapat memutuskan untuk merawat
anggota keluarga yang menderita DM; TUK 3 menjelaskan dan mengajarkan
kepada keluarga cara perawatan DM yang dapat dilakukan yaitu manajemen diet,
motivasi minum obat secara teratur, perawatan kaki, senam kaki, motivasi
olahraga teratur, kontrol gula darah minimal sebulan sekali, dengan intervensi
yang lebih ditekankan yaitu manajemen diet; TUK 4 memodifikasi lingkungan
seperti menjauhkan makanan yang manis-manis; dan TUK 5 memotivasi
penderita DM untuk pergi ke pelayanan kesehatan untuk cek gula darah secara
berkala.

3.4 Implementasi dan Evaluasi


Implementasi yang dilakukan untuk diagnosa utama yaitu dimulai pada kunjungan
ke 3 pada tanggal 29 Mei 2013, mahasiswa melakukan TUK 1, 2, dan 3. TUK 1
yaitu mengenal masalah dengan mendiskuskan definisi, penyebab, tanda dan
gejala DM sampai keluarga dapat mengidentifikasi anggota keluarga yang

Universitas Indonesia

Analisis praktik.., Kurniasih, FIK UI, 2013


23

menderita DM, TUK 2 menjelaskan akibat DM dan keluarga dapat memutuskan


untuk merawat anggota keluarga yang menderita DM, dan TUK 3 yang dilakukan
yaitu pemilihan makanan sesuai dengan triguna makanan serta pemilihan jenis
makanan yang dibatasi dan boleh untuk dikonsumsi dengan menggunakan gambar
serta motivasi minum obat secara teratur. Evaluasi dari kunjungan tersebut yaitu
keluarga mampu mendefinisikan kembali definisi DM yaitu gula darah diatas 200;
dapat menyebutkan 2 dari 5 penyebab DM yaitu keturunan dan makanan yang
tidak terkontrol, 2 dari 5 tanda dan gejala DM yaitu lemes dan sering buang air
kecil, 2 dari 7 akibat DM yaitu amputasi dan kebutaan; 2 dari 6 cara perawatan
DM yaitu minum obat dan makan teratur; dan dapat menyebutkan kembali contoh
jenis makanan sesuai triguna (zat tenaga: nasi, kentang; zat pengatur: sayur dan
buah; zat pembangun: tempe, tahu, ikan, ayam) serta dapat membedakan jenis
makanan yang dibatasi dan dibolehkan yaitu makanan yang dibatasi makanan
yang manis, duren, dodol, kue sedangkan makanan yang dibolehkan yang
kandungan gulanya sedikit seperti beras merah, apel, dan pir serta Bapak M setiap
hari sudah rajin minum obat; TD= 110/70 mmHg. Analisa yang didapat dari
implementasi tersebut adalah TUK 1, 2, dan sebagian TUK 3 (sebagian
manajemen diet tercapai, minum obat berhasil), maka direncanakan untuk
kunjungan berikutnya yaitu akan mengajarkan manajemen diet.

Pada kunjungan ke 4 tanggal 31 Mei 2013, melanjutkan TUK 3 yaitu manajemen


diet. Mahasiswa sebelumnya telah menghitung kebutuhan kalori Bapak M
sehingga mahasiswa telah menyediakan contoh menu sesuai dengan kebutuhan
kalori yang dibutuhkan dan menjelaskan serta memberikan daftar makanan
pengganti pula kepada Bapak M. Evaluasi dari kunjungan tersebut adalah Bapak
M mengatakan akan mencoba mengatur makanannya sesuai dengan yang telah
diajarkan dan akan membatasi makanan manis; Bapak M terlihat antusias untuk
mengikuti aturan makan yang diberikan, gula darah sewaktu Bapak M yaitu 334
mg/dl; TD= 120/80 mmHg. Analisa dari kunjungan tersebut adalah TUK 3
manajemen diet tercapai sehingga rencana untuk kunjungan berikutnya yaitu
monitor diet dan mengajarkan senam kaki.

Universitas Indonesia

Analisis praktik.., Kurniasih, FIK UI, 2013


24

Pada kunjungan ke 5 tanggal 4 Juni 2013, melakukan monitoring diet, melatih


senam kaki, dan memotivasi untuk olahraga. Bapak M mengatakan bahwa ia
sudah mencoba mengatur makanannya, jadwal makan juga sudah diatur, istri juga
menyediakan makanan yang dibutuhkan, akan mencoba untuk senam kaki karena
rasanya sering kesemutan, setiap hari Bapak M sudah olahraga namun hanya jalan
pagi. GDS Bapak M yaitu 300 mg/dl (turun dari sebelumnya), TD= 110/80
mmHg. Analisa yang didapat dari implementasi tersebut adalah TUK 3
manajemen diet dan senam kaki tercapai sehingga rencana kunjungan berikutnya
adalah melanjutkan monitoring diet, evaluasi senam kaki, mengajarkan perawatan
kaki, TUK 4 dan TUK 5.

Pada kunjungan ke 6 tanggal 8 Juni 2013, memonitoring diet, mengevaluasi


senam kaki, mengajarkan perawatan kaki, melakukan TUK 4 dan TUK 5. Bapak
M mengatakan tidak mengikuti aturan makan yang telah dibuat (semalam
mengkonsumsi 3 buah roti manis kacang ijo lalu pagi hari kemudian makan bubur
ayam seporsi); senam kaki sudah dilakukan setiap pagi setelah bangun tidur dan
rasa kesemutan masih terasa; setiap keluar rumah sudah menggunakan alas kaki
namun untuk di dalam rumah tidak, serta sudah sering merendam kaki dengan air
hangat; istri mengatakan tidak akan menaruh makanan manis di sembarang
tempat; dan Bapak M sudah rajin ke pelayanan kesehatan selain itu jika obat DM
habis, keluarga segera membelikannya. GDS Bapak M yaitu 417 mg/dl (naik dari
sebelumnya), TD= 120/70 mmHg. Analisa dari implementasi tersebut adalah
TUK 3 manajemen diet belum sepenuhnya dilaksanakan dengan baik sedangkan
TUK 3 senam kaki dan perawatan kaki, TUK 4, dan TUK 5 tercapai. Perencanaan
selanjutnya yaitu memonitoring diet, mengevaluasi senam kaki, dan mengevaluasi
perawatan kaki.

Pada kunjungan ke 7 tanggal 11 Juni 2013, memonitoring diet, mengevaluasi


senam kaki, dan mengevaluasi perawatan kaki. Bapak M mengatakan makan
kadang baik kadang tidak, senam kaki dilakukan setiap hari dan rasa kesemutan
sudah berkurang, perawatan kaki sekadar menggunakan sepatu atau sendal jika
keluar rumah namun di dalam rumah belum menggunakannya, hanya hati-hati

Universitas Indonesia

Analisis praktik.., Kurniasih, FIK UI, 2013


25

saja dalam berjalan; TD= 120/80 mmHg. Analisa dari implementasi tersebut
adalah TUK 3 manajemen diet belum sepenuhnya dipatuhi, senam kaki dan
perawatan kaki sudah baik. Perencanaan selanjutnya adalah memonitoring diet
dan mengevaluasi senam kaki.

Pada kunjungan ke 8 tanggal 15 Juni 2013, memonitoring diet dan mengevaluasi


senam kaki. Bapak M mengatakan semalam makan nasi padang 1 porsi, makan
soto ayam, nasi juga tidak ditakar, pagi hari kemudian makan bubur seporsi, lalu
diselingi makan nasi uduk; senam kaki dilakukan setiap hari dan sekarang sudah
tidak kesemutan. Glukosa darah sewaktu Bapak M yaitu 443 mg/dl (naik dari
sebelumnya), TD= 120/80 mmHg. Analisa dari implementasi tersebut adalah diet
belum sepenuhnya dipatuhi dan senam kaki berhasil. Perencanaan kunjungan
berikutnya yaitu memonitor diet dan evaluasi TUK 1-5 diagnosa utama.

Pada kunjungan ke 9 tanggal 18 Juni 2013, memonitoring diet dan mengevaluasi


TUK 1-5 diagnosa utama. Bapak M mengatakan mematuhi kembali manajemen
diet yang disarankan karena kemarin sempat tinggi gula darahnya takut
komplikasi seperti dulu yaitu kebutaan; Bapak M dapat menyebutkan kembali
definisi DM yaitu gula darah diatas 200; dapat menyebutkan 3 dari 5 penyebab
DM yaitu keturunan, makanan tidak terkontrol dan stres, 3 dari 5 tanda dan gejala
DM yaitu sering haus, sering buang air kecil serta gatal-gatal, 3 dari 7 akibat DM
yaitu luka tidak sembuh, kesemutan dan baal serta sakit jantung; 6 dari 6 cara
perawatan DM yaitu diet, minum obat teratur, perawatan kaki, senam kaki,
olahraga, dan kontrol gula darah minimal sebulan sekali; TD= 120/80 mmHg.
Analisa dari implementasi tersebut adalah TUK 1-5 tercapai. Perencanaan pada
kunjungan berikutnya yaitu monitor diet.

Pada kunjungan ke 10 tanggal 22 Juni 2013, memonitoring diet dan memotivasi


keluarga untuk menjalankan cara-cara perawatan DM yang telah diajarkan selama
kunjungan. Keluarga mengatakan Bapak M makannya baik kembali karena pada
kunjungan lalu, gulanya tinggi sekali; akan menjalankan terus cara-cara perawatan
DM yang telah diajarkan. Keluarga antusias untuk menjalankan cara-cara

Universitas Indonesia

Analisis praktik.., Kurniasih, FIK UI, 2013


26

perawatan DM, GDS Bapak M yaitu 318 mg/dl (turun dari sebelumnya), TD=
120/80 mmHg. Analisa dari implementasi tersebut yaitu TUK 1-5 berhasil.

Universitas Indonesia

Analisis praktik.., Kurniasih, FIK UI, 2013


BAB 4
ANALISIS SITUASI

4.1 Profil Lahan Praktek


RW 05 merupakan wilayah pemukiman yang terletak di Kelurahan Cisalak Pasar.
Kelurahan ini terletak di wilayah yang cukup ramai karena berdekatan dengan
Pasar Cisalak dan jalur utama akses Bogor-Jakarta sehingga dilalui banyak orang.
Kelurahan Cisalak Pasar juga berdekatan dengan beberapa perusahaan besar
sehingga banyak warga pendatang yang tinggal di wilayah Kelurahan Cisalak
Pasar khususnya RW 05. Ini terbukti dari data Laporan Rekapitulasi Penduduk
Kelurahan Cisalak Pasar bahwa pada bulan April 2012, RW yang paling banyak
penduduknya adalah RW 05 yaitu sebesar 15,4% daripada 8 RW lainnya atau
sebanyak 2816 jiwa, yang terdiri dari 1495 laki-laki dan 1321 perempuan.

RW 05 juga merupakan RW di Kelurahan Cisalak Pasar yang memiliki penderita


DM terbanyak yaitu 48 orang. Gaya hidup warga RW 05 berdasarkan hasil
penyebaran 48 kuesioner yaitu 51,25% memiliki pengetahuan cukup tentang DM,
46,25% mengatakan mengkonsumsi makanan yang manis (mengandung gula)
lebih dari 3 kali dalam sehari, keluarga sering mengemil makanan atau minuman
manis dalam seminggu sebesar 13,75%, 40% keluarga menyatakan tidak pernah
berolahraga, dan 48% tidak pernah melakukan pemeriksaan gula darah.

4.2 Analisis Masalah Keperawatan Dengan Konsep Terkait KKMP Dan


Konsep Kasus Terkait
Kota merupakan suatu tempat dengan jumlah penduduk lebih dari satu juta orang
dan menjadi pusat kegiatan dari pemerintahan, ekonomi, dan kebudayaan. Aspek
yang dapat dilihat dari masyarakat perkotaan menurut Allender, Rector, dan
Warner (2010) salah satunya yaitu aspek ekonominya dimana cara hidup
masyarakat kota lebih moderen atau mengikuti tren dunia. Masyarakat dari daerah
pedesaan (rural) beralih ke daerah perkotaan (urban) dapat karena alasan tersebut.
Ini juga terbukti pada salah satu wilayah di Kota Depok yaitu wilayah Kelurahan
Cisalak Pasar. Kelurahan ini banyak pendatang karena terdapat banyak

27 Universitas Indonesia

Analisis praktik.., Kurniasih, FIK UI, 2013


28

perusahaan besar untuk mata pencaharian mereka. Menurut Allender, Rector, dan
Warner (2010) pula bahwa kota jika dilihat dari aspek penduduknya yaitu jumlah
penduduk kota lebih banyak dan heteregon baik dari agama, suku, dan budaya.
Hal ini juga terbukti bahwa penduduk yang heteregon baik dari agama, suku, dan
budaya di Kelurahan Cisalak Pasar tersebar pada 9 RW. Menurut Laporan
Rekapitulasi Penduduk Kelurahan Cisalak Pasar pada bulan April 2012, bahwa
RW 05 adalah penduduk paling banyak daripada 8 RW lainnya yaitu sebesar
15,4% atau terdiri dari 2816 jiwa.

Allender, Rector, dan Warner (2010) menyebutkan bahwa perkotaan juga


dicirikan sebagai suatu wilayah yang dapat menerima pengaruh dari luar secara
cepat atau mengikuti tren dunia. Menurut Tim Vitahealth (2004) bahwa gaya
hidup barat seperti mengkonsumsi junk food atau makanan cepat saji yang
mengandung kadar gula tinggi, kolesterol, zat pengawet, zat-zat campuran lainnya
serta kurangnya mengkonsumsi makanan yang berasal langsung dari alam
merupakan salah satu contoh pengaruh dari luar. Hal tersebut dapat
mengakibatkan masyarakat perkotaan semakin rentan akan penyakit salah satunya
diabetes mellitus yang disebabkan pola makan yang tidak baik (Lancester &
Stanhope, 2004). Hal ini dibuktikan dengan data tahun 2003 bahwa diabetes
mellitus merupakan penyakit tidak menular yang banyak diderita di daerah
perkotaan daripada di pedesaan yaitu 7,2% di pedesaan dan 14,7% di perkotaan
(Depkes RI, 2009). Hal tersebut juga terbukti pada masyarakat di RW 05 yaitu
sebesar 46,25% mengatakan mengkonsumsi makanan yang manis (mengandung
gula) lebih dari 3 kali dalam sehari dan di RW 05 pula terdapat banyak penderita
DM yang terdeteksi yaitu sebanyak 48 orang.

Perawat keluarga berperan penting untuk mengatasi masalah DM yang ada di RW


05 tersebut. Perawat dapat menerapkan proses keperawatan mulai dari pengkajian
sampai evaluasi terkait DM. Perawat keluarga juga harus memperhatikan konsep
keluarga dalam memberikan asuhan keperawatan karena perawat keluarga bekerja
di ranah keluarga dalam suatu komunitas yaitu komunitas RW 05.

Universitas Indonesia
Analisis praktik.., Kurniasih, FIK UI, 2013
29

Perawat keluarga dalam hal ini diperankan oleh penulis. Penulis mengelola satu
keluarga yaitu keluarga Bapak M dengan masalah DM yakni dengan diagnosa
keperawatan ketidakefektifan manajemen kesehatan diri. Penulis berperan sebagai
perawat yang memberi perawatan langsung dan sebagai edukator. Peran ini telah
sesuai dengan peran perawat menurut Friedman (2003). Penulis juga telah
melakukan proses keperawatan yaitu mulai dari pengkajian sampai evaluasi
dengan diagnosa keperawatan ketidakefektifan manajemen kesehatan diri serta
telah menggunakan konsep keluarga menurut Friedman (2003) dalam melakukan
asuhan keperawatan.

Pengkajian yang penulis telah lakukan yaitu Bapak M merupakan kepala keluarga
yang berusia 62 tahun dan istri dari Bapak M yaitu Ibu H yang berusia 60 tahun.
Beragama Islam dan berasal dari suku Betawi. Mereka memiliki tingkat
pendidikan sampai sekolah dasar.

Menurut Erikson (1982, dalam Potter & Perry, 2005) tugas perkembangan utama
pada usia ini adalah mencapai generativitas yakni keinginan untuk merawat dan
membimbing orang lain. Ini terbukti bahwa Bpk M ada keinginan untuk merawat
DM nya itu. Teori Havighurst (1972, dalam Potter & Perry, 2005) menyatakan
bahwa ada 7 tugas perkembangan pada dewasa tengah yaitu pencapaian tanggung
jawab sosial orang dewasa, menetapkan dan mempertahankan standar kehidupan,
membantu anak-anak remaja menjadi orang dewasa yang bertanggung jawab dan
bahagia, mengembangkan aktivitas luang, berhubungan dengan pasangannya
sebagai individu, menerima dan menyesuaikan perubahan fisiologis pada usia
pertengahan, dan menyesuaikan perubahan diri dengan orang tua yang telah
lansia. Tugas perkembangan tersebut telah dilakukan oleh Bpk M dengan baik.

Pekerjaan Bapak M adalah seorang tukang ojek dan sebagai ketua RT 01


sedangkan Ibu H adalah seorang ibu rumah tangga yang terkadang juga
mengkreditkan pakaian kepada tetangga di sekitar rumahnya. Bapak M dan Ibu H
memiliki 5 orang anak yaitu anak MH (42 tahun), anak E (38 tahun), anak H (36
tahun), anak A (32 tahun), dan anak AN (31 tahun). Berdasarkan usia anak

Universitas Indonesia
Analisis praktik.., Kurniasih, FIK UI, 2013
30

pertama, maka keluarga ini merupakan keluarga dengan tumbuh kembang usia
dewasa. Tugas perkembangan pada keluarga dengan dewasa menurut Friedman,
Bowden, dan Jones (2003) yaitu (1) memperluas lingkaran keluarga dari keluarga
inti menjadi keluarga besar; (2) memperbaharui dan menyesuaikan kembali
hubungan pernikahan; (3) membantu orang tua suami dan istri yang sudah menua
dan sakit; (3) membantu anak untuk mandiri sebagai keluarga baru di masyarakat;
dan (4) menyediakan lingkungan yang meningkatkan kesehatan. Tugas
perkembangan keluarga tesebut sudah dicapai oleh keluarga Bapak M.

Penulis kemudian mengkaji fungsi perawatan kesehatan keluarga yaitu Bapak M


mengatakan bahwa Bapak M telah menderita DM sejak 2 tahun lalu, memiliki
riwayat TB serta pernah mengalami kebutaan beberapa bulan lalu sedangkan Ibu
H, anak ke 5, menantu serta cucunya mengatakan tidak memiliki masalah
kesehatan. Bapak M mengatakan pula bahwa ia memiliki ibu yang menderita DM.
Sebelum ia mengetahui dirinya DM, ia memang memiliki gaya hidup yang kurang
baik seperti suka mengkonsumsi makanan manis, tidak mengatur pola makan,
minum kopi 2 kali sehari dengan gula, tidak terlalu suka sayur, konsumsi buah
jika diingatkan oleh istrinya, merokok 1 bungkus padahal istri sudah selalu
mengingatkan agar kurangi atau berhenti merokok, suka begadang jika ada acara
kesukaan, tidak pernah olahraga setelah keluar dari club sepak bola tahun 1995
namun hanya jalan kaki saat pagi. Setelah mengetahui dirinya DM, Bapak M
mengatakan belum juga mengubah gaya hidupnya.

Pengkajian selanjutnya yaitu istri Bapak M mengatakan terkadang Bapak M stres


jika melihat perilaku anak ke 3 yang memang rumah mereka sangat berdekatan
dan karakteristik dari Bapak M yang lebih sering memendam masalah daripada
menceritakannya kepada orang lain. Selain itu, Bapak M juga mengatakan jika
mengetahui gula darahnya naik, ia langsung kepikiran. Bapak M mengatakan agar
stresnya berkurang, ia hanya jalan-jalan saja dengan menggunakan motornya.

Universitas Indonesia
Analisis praktik.., Kurniasih, FIK UI, 2013
31

Berdasarkan pengkajian fisik yang dilakukan, Bapak M memiliki masalah pada


gula darahnya yaitu GDS= 248 mg/dl, ia mengatakan telah makan dalam jangka
waktu agak lama sampai akhirnya dilakukan pengecekkan gula darah tersebut.
Selain itu, Bapak M memiliki tinggi badan 156 cm dan berat badan 54 kg dengan
IMT yang masih tergolong normal yaitu 22,2, kadang Bapak M terlihat batuk-
batuk, terlihat minum kopi manis saat berbincang, dan terlihat agak murung saat
membicarakan masalah anak ke 3 nya.

Pengkajian DM juga dilakukan pada 5 tugas keluarga menurut Friedman (2003)


yaitu Bapak M mengatakan DM adalah penyakit gula dan ia tahu gula darahnya
tinggi namun tidak mengetahui batas gula darah normal. Penyebab DM yang ia
tahu adalah berawal dari pola makan yang tidak baik yaitu suka makanan manis.
Tanda dan gejala DM yang ia tahu dan dirasakan pula yaitu rasa sering lapar,
badan lemas serta kesemutan pada tangan dan kaki pula yang ia rasakan saat ini.
Komplikasi yang ia tahu adalah amputasi dan kebutaan. Bapak M mengatakan
setelah mengetahui dirinya DM, ia rajin untuk melakukan pemeriksaan di
pelayanan kesehatan terdekat dan rajin mengkonsumsi obat Glibenclamide dan
Metformin dengan dosis masing-masing yaitu 1x1 namun belum dapat mengatur
makan sampai saat ini.

Langkah selanjutnya setelah pengkajian adalah merumuskan diagnosa. Diagnosa


yang ditegakkan berdasarkan data-data yang telah diperoleh pada saat pengkajian.
Diagnosa yang pertama adalah ketidakefektifan manajemen kesehatan diri
(NANDA, 2012) pada Bpk M dengan DM dengan data subjektif seperti suka
mengkonsumsi makanan manis, tidak mengatur pola makan, tidak terlalu suka
sayur, konsumsi buah jika diingatkan oleh istrinya, mengeluh sering kesemutan
pada tangan dan kaki, pernah mengalami kebutaan, dan tidak pernah olahraga
setelah keluar dari club sepak bola tahun 1995 namun hanya jalan kaki saat pagi.
Data objektif yang didapat yaitu GDS= 248 mg/dl (saat pengecekkan, klien
mengatakan telah makan dalam jangka waktu agak lama sampai akhirnya
dilakukan pengecekkan gula darah tersebut), tinggi badan 156 cm dan berat badan
54 kg dengan IMT yang masih tergolong normal yaitu 22,2.

Universitas Indonesia
Analisis praktik.., Kurniasih, FIK UI, 2013
32

Diagnosa yang ke 2 yaitu perilaku kesehatan cenderung berisiko (NANDA, 2012)


pada keluarga Bpk M khususnya Bpk M dengan data subjektif seperti merokok
1 bungkus, suka begadang jika ada acara kesukaan, dan minum kopi 2 kali sehari.
Data objektif yang didapat yaitu terlihat minum kopi saat berbincang dan kadang
terlihat batuk-batuk.

Diagnosa yang ke 3 yaitu koping individu tidak efektif (NANDA, 2012) pada
keluarga Bpk M khususnya Bpk M dengan data subjektif seperti memikirkan
tingkah laku anak ke 3 yang membuat menjadi pikiran, kurang mau bercerita
tentang masalah dan lebih sering dipendam sendiri, dan langsung kepikiran kalau
gula darah naik. Data objektif yang didapat yaitu terlihat murung saat bercerita.

Tahap selanjutnya setelah ditegakkan diagnosa keperawatan yaitu membuat


rencana keperawatan. Rencana keperawatan yang akan diimplementasikan
berdasarkan prioritas yakni dilakukan skoring terbih dahulu. Berdasarkan prioritas
yakni didapatkan diagnosa utama yaitu ketidakefektifan manajemen kesehatan
diri. Perawat dalam perencanaan, implementasi dan evaluasi yakni membantu
klien mempertahankan kebiasaan yang lebih sehat dalam menjaga kesehatan dan
memberikan alternatif kebiasaan buruk kepada kebiasaan yang lebih sehat.

Rencana keperawatan yang telah dibuat yaitu memiliki tujuan umum dan tujuan
khusus. Perencanaan yang telah dibuat ini telah sesuai dengan Friedman (2003)
bahwa pada fase perencanaan memiliki tujuan umum dan khusus. Tujuan umum
pada fase perencanaan yang dilakukan yaitu setelah dilakukan tindakan
keperawatan selama 5 minggu atau selama 7 kali kunjungan, ketidakefektifan
manajemen kesehatan diri pada Bpk M dengan DM dapat teratasi. Tujuan
khususnya yaitu TUK 1 mengenal masalah yaitu dengan mendiskuskan definisi
(gangguan yang ditandai dengan kenaikan kadar gula darah sewaktu & 2 jam
setelah makan > 200 mg/dl dan gula darah puasa > 140 mg/dl), penyebab (faktor
keturunan, kegemukan, sering makan makanan manis, kurang olahraga, dan
stres), tanda dan gejala DM (cepat lapar, cepat haus, sering buang air kecil

Universitas Indonesia
Analisis praktik.., Kurniasih, FIK UI, 2013
33

terutama pada malam hari, lemas, dan kulit gatal-gatal) sampai keluarga dapat
mengidentifikasi anggota keluarga yang menderita DM; TUK 2 menjelaskan
akibat DM (kebutaan, impotensi, penyakit jantung, stroke, gagal ginjal, hipertensi,
amputasi) dan keluarga dapat memutuskan untuk merawat anggota keluarga yang
menderita DM; TUK 3 menjelaskan cara perawatan DM yang dapat dilakukan
yaitu manajemen diet, motivasi minum obat secara teratur, perawatan kaki, senam
kaki, motivasi olahraga teratur, kontrol gula darah minimal sebulan sekali, dengan
intervensi yang lebih ditekankan yaitu manajemen diet; TUK 4 memodifikasi
lingkungan seperti menjauhkan makanan yang manis-manis; dan TUK 5
memotivasi penderita DM untuk pergi ke pelayanan kesehatan untuk cek gula
darah secara berkala.

Proses keperawatan berikutnya setelah perencanaan yaitu implementasi dan


evalusi dari implementasi yang telah dilakukan. Intervensi keperawatan keluarga
menurut Friedman (2003) antara lain modifikasi perilaku, modifikasi lingkungan,
modifikasi gaya hidup, strategi pengajaran, dan lain-lain. Hal ini telah sesuai
dengan intervensi yang diberikan penulis kepada keluarga. Evaluasi yang penulis
telah lakukan yaitu sudah sesuai dengan Asmadi (2008) yakni evaluasi sumatif
dan formatif dan melakukan penentuan tingkat kemandirian keluarga.

Implementasi pada dewasa secara umum yaitu mengubah kebiasaan hidup sehat
dan peningkatan kesehatan. Perawat mengubah kebiasaan kesehatan dapat dengan
melakukan penyuluhan dan konseling kesehatan yaitu peran perawat sebagai
pendidik dan fasilitator. Selain itu, seorang perawat dalam hal ini hanya dapat
memberikan penjelasan terkait perubahan kebiasaan dan menawarkan infomasi
tentang risiko kesehatan serta memberikan penguatan positif untuk perilaku dan
keputusan sehat. Hal ini telah sesuai dengan peran perawat menurut Friedman
(2003). Peran ini seperti implementasi yang telah dilakukan oleh penulis untuk
diagnosa utama yaitu dimulai pada kunjungan ke 3 pada tanggal 29 Mei 2013,
penulis melakukan TUK 1, 2, dan 3. TUK 1 yaitu mengenal masalah dengan
mendiskuskan definisi, penyebab, tanda dan gejala DM sampai keluarga dapat
mengidentifikasi anggota keluarga yang menderita DM, TUK 2 menjelaskan

Universitas Indonesia
Analisis praktik.., Kurniasih, FIK UI, 2013
34

akibat DM dan keluarga dapat memutuskan untuk merawat anggota keluarga yang
menderita DM, dan TUK 3 yang dilakukan yaitu pemilihan makanan sesuai
dengan triguna makanan serta pemilihan jenis makanan yang dibatasi dan boleh
untuk dikonsumsi dengan menggunakan gambar serta motivasi minum obat secara
teratur. Evaluasi dari kunjungan tersebut yaitu keluarga mampu mendefinisikan
kembali definisi DM yaitu gula darah diatas 200; dapat menyebutkan 2 dari 5
penyebab DM yaitu keturunan dan makanan yang tidak terkontrol, 2 dari 5 tanda
dan gejala DM yaitu lemes dan sering buang air kecil, 2 dari 7 akibat DM yaitu
amputasi dan kebutaan; 2 dari 6 cara perawatan DM yaitu minum obat dan makan
teratur; dan dapat menyebutkan kembali contoh jenis makanan sesuai triguna (zat
tenaga: nasi, kentang; zat pengatur: sayur dan buah; zat pembangun: tempe, tahu,
ikan, ayam) serta dapat membedakan jenis makanan yang dibatasi dan dibolehkan
yaitu makanan yang dibatasi makanan yang manis, duren, dodol, kue sedangkan
makanan yang dibolehkan yang kandungan gulanya sedikit seperti beras merah,
apel, dan pir serta Bapak M setiap hari sudah rajin minum obat; TD= 110/70
mmHg. Analisa yang didapat dari implementasi tersebut adalah TUK 1, 2, dan
sebagian TUK 3 (sebagian manajemen diet tercapai, minum obat berhasil), maka
direncanakan untuk kunjungan berikutnya yaitu akan mengajarkan manajemen
diet.

Pada kunjungan ke 4 tanggal 31 Mei 2013, melanjutkan TUK 3 yaitu manajemen


diet. Mahasiswa sebelumnya telah menghitung kebutuhan kalori Bapak M
menurut PERKENI (2011) sehingga mahasiswa telah menyediakan contoh menu
sesuai dengan kebutuhan kalori yang dibutuhkan dan menjelaskan serta
memberikan daftar makanan pengganti pula kepada Bapak M. Evaluasi dari
kunjungan tersebut adalah Bapak M mengatakan akan mencoba mengatur
makanannya sesuai dengan yang telah diajarkan dan akan membatasi makanan
manis; Bapak M terlihat antusias untuk mengikuti aturan makan yang diberikan,
gula darah sewaktu Bapak M yaitu 334 mg/dl; TD= 120/80 mmHg. Analisa dari
kunjungan tersebut adalah TUK 3 manajemen diet tercapai sehingga rencana
untuk kunjungan berikutnya yaitu monitor diet dan mengajarkan senam kaki.

Universitas Indonesia
Analisis praktik.., Kurniasih, FIK UI, 2013
35

Pada kunjungan ke 5 tanggal 4 Juni 2013, melakukan monitoring diet, melatih


senam kaki, dan memotivasi untuk olahraga. Bapak M mengatakan bahwa ia
sudah mencoba mengatur makanannya, jadwal makan juga sudah diatur, istri juga
menyediakan makanan yang dibutuhkan, akan mencoba untuk senam kaki karena
rasanya sering kesemutan, setiap hari Bapak M sudah olahraga namun hanya jalan
pagi. GDS Bapak M yaitu 300 mg/dl (turun dari sebelumnya), TD= 110/80
mmHg. Analisa yang didapat dari implementasi tersebut adalah TUK 3
manajemen diet dan senam kaki tercapai. GDS turun dari sebelumnya karena Bpk
M mematuhi diet, ini sejalan dengan penelitian Rahmawati, Amminuddisyam, dan
Hidayanti (2011) bahwa dengan pola makan terkontrol maka memiliki kadar
glukosa darah terkontrol pula. Rencana kunjungan berikutnya adalah melanjutkan
monitoring diet, evaluasi senam kaki, mengajarkan perawatan kaki, TUK 4 dan
TUK 5.

Pada kunjungan ke 6 tanggal 8 Juni 2013, memonitoring diet, mengevaluasi


senam kaki, mengajarkan perawatan kaki, melakukan TUK 4 dan TUK 5. Bapak
M mengatakan tidak mengikuti aturan makan yang telah dibuat (semalam
mengkonsumsi 3 buah roti manis kacang ijo lalu pagi hari kemudian makan bubur
ayam seporsi); senam kaki sudah dilakukan setiap pagi setelah bangun tidur dan
rasa kesemutan masih terasa; setiap keluar rumah sudah menggunakan alas kaki
namun untuk di dalam rumah tidak, serta sudah sering merendam kaki dengan air
hangat; istri mengatakan tidak akan menaruh makanan manis di sembarang
tempat; dan Bapak M sudah rajin ke pelayanan kesehatan selain itu jika obat DM
habis, keluarga segera membelikannya. GDS Bapak M yaitu 417 mg/dl (naik dari
sebelumnya), TD= 120/70 mmHg. Hal ini sesuai dengan Prof. Pradana Soewondo
dalam Kompas (2013) yang menyatakan bahwa dengan mengkonsumsi
kandungan gula yang tinggi dapat meningkatkan glukosa darah. Analisa dari
implementasi tersebut adalah TUK 3 manajemen diet belum sepenuhnya
dilaksanakan dengan baik sedangkan TUK 3 senam kaki dan perawatan kaki,
TUK 4, dan TUK 5 tercapai. Perencanaan selanjutnya yaitu memonitoring diet,
mengevaluasi senam kaki, dan mengevaluasi perawatan kaki.

Universitas Indonesia
Analisis praktik.., Kurniasih, FIK UI, 2013
36

Pada kunjungan ke 7 tanggal 11 Juni 2013, memonitoring diet, mengevaluasi


senam kaki, dan mengevaluasi perawatan kaki. Bapak M mengatakan makan
kadang baik kadang tidak, senam kaki dilakukan setiap hari dan rasa kesemutan
sudah berkurang, perawatan kaki sekadar menggunakan sepatu atau sendal jika
keluar rumah namun di dalam rumah belum menggunakannya, hanya hati-hati
saja dalam berjalan; TD= 120/80 mmHg. Analisa dari implementasi tersebut
adalah TUK 3 manajemen diet belum sepenuhnya dipatuhi, senam kaki dan
perawatan kaki sudah baik. Perencanaan selanjutnya adalah memonitoring diet
dan mengevaluasi senam kaki.

Pada kunjungan ke 8 tanggal 15 Juni 2013, memonitoring diet dan mengevaluasi


senam kaki. Bapak M mengatakan semalam makan nasi padang 1 porsi, makan
soto ayam, nasi juga tidak ditakar, pagi hari kemudian makan bubur seporsi, lalu
diselingi makan nasi uduk; senam kaki dilakukan setiap hari dan sekarang sudah
tidak kesemutan. Glukosa darah sewaktu Bapak M yaitu 443 mg/dl (naik dari
sebelumnya), TD= 120/80 mmHg. Analisa dari implementasi tersebut adalah diet
belum sepenuhnya dipatuhi dan senam kaki berhasil. Perencanaan kunjungan
berikutnya yaitu memonitor diet dan evaluasi TUK 1-5 diagnosa utama.

Pada kunjungan ke 9 tanggal 18 Juni 2013, memonitoring diet dan mengevaluasi


TUK 1-5 diagnosa utama. Bapak M mengatakan mematuhi kembali manajemen
diet yang disarankan karena kemarin sempat tinggi gula darahnya takut
komplikasi seperti dulu yaitu kebutaan; Bapak M dapat menyebutkan kembali
definisi DM yaitu gula darah diatas 200; dapat menyebutkan 3 dari 5 penyebab
DM yaitu keturunan, makanan tidak terkontrol dan stres, 3 dari 5 tanda dan gejala
DM yaitu sering haus, sering buang air kecil serta gatal-gatal, 3 dari 7 akibat DM
yaitu luka tidak sembuh, kesemutan dan baal serta sakit jantung; 6 dari 6 cara
perawatan DM yaitu diet, minum obat teratur, perawatan kaki, senam kaki,
olahraga, dan kontrol gula darah minimal sebulan sekali; TD= 120/80 mmHg.
Analisa dari implementasi tersebut adalah TUK 1-5 tercapai. Perencanaan pada
kunjungan berikutnya yaitu monitor diet.

Universitas Indonesia
Analisis praktik.., Kurniasih, FIK UI, 2013
37

Pada kunjungan ke 10 tanggal 22 Juni 2013, memonitoring diet dan memotivasi


keluarga untuk menjalankan cara-cara perawatan DM yang telah diajarkan selama
kunjungan serta meminta istri Bapak M sebagai pengawas manajemen diet Bapak
M. Keluarga mengatakan Bapak M makannya baik kembali karena pada
kunjungan lalu, gulanya tinggi sekali; istri Bapak M bersedia menjadi pengawas
manajemen diet dan akan memotivasi terus cara-cara perawatan DM yang telah
diajarkan. Keluarga antusias untuk menjalankan cara-cara perawatan DM, GDS
Bapak M yaitu 318 mg/dl (turun dari sebelumnya) TD= 120/80 mmHg. Hal ini
membuktikan bahwa motivasi merupakan salah satu hal yang sangat penting
dalam manajemen diet, ini sesuai dengan pernyataan (Potter & Perry, 2005)
bahwa dalam mengubah suatu kebiasaan dibutuhkan motivasi. Selain itu, dengan
manajemen yang baik pula dapat mendapatkan glukosa darah terkontrol pula, ini
sesuai dengan penelitian Rahmawati, Amminuddisyam, dan Hidayanti (2011)
bahwa dengan pola makan terkontrol maka memiliki kadar glukosa darah
terkontrol pula. Analisa dari implementasi tersebut yaitu TUK 1-5 berhasil.

4.3 Analisis Salah Satu Intervensi Dengan Konsep Dan Penelitian Terkait
Penulis menganalisis salah satu intervensi dari diagnosa ketidakefektifan
manajemen kesehatan diri yaitu manajemen diet. Menurut penelitian Rahmawati,
Amminuddisyam, dan Hidayanti (2011) bahwa sebanyak 82,1% responden yang
memiliki pola makan (risiko kebiasaan mengkonsumsi jenis makanan untuk
terjadinya DM) yang tinggi, memiliki kadar glukosa darah tidak terkontrol
sedangkan 39,6% responden yang memiliki pola makan yang rendah memiliki
kadar glukosa darah terkontrol. Hal ini sejalan dengan penelitian Riskesdas (2007
dalam Kemenkes, 2012) menyatakan bahwa hampir 80 % prevalensi DM dipicu
oleh gaya hidup tidak sehat salah satunya bersumber dari makanan. Hal tersebut
juga terlihat dari kondisi Bapak M yaitu jika ia melaksanakan manajemen diet
dengan baik, maka gula darahnya dapat terkontrol dengan baik begitupun
sebaliknya. Oleh karena itu, manajemen diet menjadi intervensi unggulan yang
penulis angkat untuk mengatasi diagnosa ketidakefektifan manajemen kesehatan
diri dengan DM.

Universitas Indonesia
Analisis praktik.., Kurniasih, FIK UI, 2013
38

Manajemen diet merupakan salah satu penatalaksanaan DM yang memperhatikan


jumlah makanan, jenis makanan, dan jadwal makan dengan membatasi pula
jumlah energi, karbohidrat, lemak jenuh, dan natrium. Menurut Smeltzer (2002)
bahwa manajemen diet bertujuan untuk memberikan semua unsur makanan
esensial seperti mineral dan vitamin; mencapai dan mempertahankan berat badan
yang sesuai; memenuhi kebutuhan energi; mencegah fluktuasi kadar glukosa
darah dengan mengupayakan kadar glukosa darah mendekati normal; dan
menurunkan kadar lemak darah jika kadar ini meningkat.

Menurut konsensus pengelolaan dan pencegahan DM PERKENI (2011) bahwa


manajemen diet memperhatikan jumlah makanan, jenis makanan, dan jadwal
makan. Ketiga hal ini telah dilakukan oleh penulis saat edukasi manajemen diet
kepada Bapak M. Hal yang tidak kalah penting sebelum edukasi manajemen diet
adalah mengenalkan kepada Bapak M tentang gizi seimbang yang dibutuhkan
oleh penderita DM yaitu terdiri zat tenaga, zat pembangun, dan zat pengatur.

Jumlah makanan tergantung pada kebutuhan kalori klien. Kebutuhan kalori


didapatkan dengan menghitung kebutuhan kalori basal yang besarnya 25 kalori/kg
berat badan ideal (BBI) untuk wanita dan 30 kalori/kg berat badan ideal (BBI)
untuk pria, ditambah atau dikurangi bergantung pada beberapa jenis kelamin,
faktor umur, aktivitas, dan berat badan.

Perhitungan berat badan Ideal (BBI) dengan rumus Brocca yang dimodifikasi
untuk Bapak M adalah:
Berat Badan Ideal (BBI) = 90% x (TB dalam cm - 100) x 1kg
= 90% x (156-100) x 1 kg= 50,4 kg
Kriteria hasil perhitungan adalah berat badan normal (BBN) yaitu jika BB pada
rentang 10% BBI; kurus jika BB kurang dari rentang 10% BBI ; gemuk jika
BB lebih dari rentang 10% BBI. Berdasarkan hasil perhitungan, BBI Bapak M
adalah 50,4 kg dan saat ini BB Bapak M yaitu 54 kg. Ini berarti BB Bapak M
masuk dalam rentang 10% BBI dan termasuk dalam kriteria normal.

Universitas Indonesia
Analisis praktik.., Kurniasih, FIK UI, 2013
39

Perhitungan berat badan ideal menurut indeks massa tubuh (IMT) dapat dihitung
dengan rumus:
IMT = BB(kg)/TB(m2)
= 54/(1,56)2 = 22,2
Klasifikasi IMT yaitu BB kurang jika IMT <18,5; BB normal jika IMT 18,5-22,9;
BB lebih jika IMT >23,0; dengan risiko jika IMT 23,0-24,9; obesitas tingkat I jika
IMT 25,0-29,9; obesitas tingkat II jika IMT >30. Berdasarkan hasil perhitungan,
IMT Bapak M adalah 22,2 dan termasuk kedalam klasifikasi normal.

Faktor-faktor yang menentukan kebutuhan kalori antara lain: (1) jenis kelamin
(kebutuhan kalori pada wanita lebih kecil daripada pria, kebutuhan kalori wanita
sebesar 25 kal/kg BBI dan untuk pria sebesar 30 kal/kg BBI atau disebut
kebutuhan basal), maka kebutuhan basal Bapak M = 30 kal/kg dari BBI=30x50,4
= 1512 kal; (2) umur (untuk pasien usia di atas 40 tahun, dikurangi 5% dari
kebutuhan basal), maka Bapak M berusia 62 tahun sehingga 5%x1512= 75,6 kal;
(3) aktivitas fisik atau pekerjaan (kebutuhan kalori dapat ditambah sesuai dengan
intensitas aktivitas fisik, penambahan sejumlah 10% dari kebutuhan basal
diberikan pada aktivitas ringan, 20% pada pasien dengan aktivitas sedang, dan
30% dengan aktivitas berat), maka Bapak M beraktivitas sedang sehingga
20%x1512= 302,4 kal; (4) berat badan (bila masuk dalam kategori kegemukan,
maka dikurangi sekitar 20% dari kebutuhan basal sedangkan jika kategori kurus
ditambah 20 % dari kebutuhan basal, jika kategori normal tidak perlu ada
penambahan maupun pengurangan), karena BB Bapak M termasuk dalam
kategori normal sehingga tidak ada penambahan maupun pengurangan.
Berdasarkan perhitungan diatas, maka:
Kebutuhan kalori Bapak M= kebutuhan basal-umur (sudah > 40 tahun)+aktivitas
= 1512 kal - 75,6 kal + 302,4 kal = 1738,8 kal
Setelah kebutuhan kalori untuk Bapak M diketahui, penulis membuat contoh
menu berdasarkan jumlah kalori tersebut yakni dibulatkan menjadi 1700 kal
karena penulis mengacu pada contoh menu menurut Tjokroprawiro (1989).

Universitas Indonesia
Analisis praktik.., Kurniasih, FIK UI, 2013
40

Hal yang perlu diperhatikan lainnya dalam manajemen diet yaitu pemilihan jenis
makanan. Penulis telah menjelaskan jenis makanan yang dibatasi dan boleh untuk
dikonsumsi oleh Bapak M dengan media gambar dan memberikan serta
menjelaskan daftar makanan pengganti. Ini dilakukan agar pemilihan jenis
makanan tidak membosankan. Hal ini juga sesuai dengan pernyataan Suyono
(2009) bahwa agar ada variasi makanan, dapat diganti dengan makanan penukar
lain asalkan kandungan zat gizinya sama dengan makanan yang digantikannya.

Pengaturan jadwal makan juga penting dalam manajemen diet. Penulis juga telah
membuat contoh jadwal makan sekaligus dengan contoh menu yang diberikan.
Jadwal makan yang diberikan yakni 3 kali makan utama dengan 3 kali selingan.
Hal ini telah sesuai dengan pernyataan Rozaline (2006).

Berdasarkan hasil evaluasi yang telah penulis lakukan terhadap intervensi


manajemen diet, didapatkan hasil bahwa kadar glukosa Bpk M berfluktuasi. Hal
ini disebabkan Bpk M belum sepenuhnya mengubah kebiasaan untuk mengatur
pola makan dengan baik. Menurut Potter dan Perry (2005), klien dalam mengubah
kebiasaannya mungkin memiliki hambatan seperti hambatan eksternal (kurang
fasilitas, kurang materi, dan kurang dukungan sosial) dan hambatan internal
(kurang pengetahuan, kurang motivasi, kurang keterampilan untuk mempengaruhi
perubahan pada kebiasaan kesehatan, dan ketidakjelasan tujuan jangka pendek
serta jangka panjang). Berdasarkan hasil wawancara penulis, ternyata klien
memiliki hambatan internal yaitu kurangnya motivasi dari dalam diri klien untuk
melakukan keteraturan diet DM.

4.4 Alternatif Pemecahan yang Dapat Dilakukan


Alternatif pemecahan yang dapat dilakukan yaitu memotivasi istri dari Bpk M
sebagai pengawas manajemen diet. Hal ini dilakukan karena istri Bpk M adalah
orang yang terdekat dengan Bpk M dan yang menyiapkan makanan di rumah.
Motivasi juga diberikan kepada Bpk M sendiri yaitu untuk mematuhi diet DM
dengan mengingatkan kembali tentang komplikasi DM yang dapat terjadi dan

Universitas Indonesia
Analisis praktik.., Kurniasih, FIK UI, 2013
41

mengingatkan bahwa Bpk M pernah bercerita akan menunaikan ibadah haji tahun
depan sehingga kondisi tubuh Bpk M harus dalam keadaan sehat.

Universitas Indonesia
Analisis praktik.., Kurniasih, FIK UI, 2013
BAB 5
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil pembahasan, dapat disimpulkan bahwa telah terjadi pergeseran
gaya hidup di wilayah perkotaan salah satunya yaitu pergeseran pola makan. Hal
ini dapat menimbulkan masalah kesehatan seperti timbulnya penyakit degeneratif
yaitu DM. Salah satu keluarga yang terkena DM yaitu Bpk M telah dibina oleh
penulis selama 5 minggu. Asuhan keperawatan telah dilakukan penulis kepada
keluarga Bpk M.

Pengkajian kepada keluarga Bapak M terutama difokuskan kepada 5 tugas


kesehatan keluarga. Berdasarkan hasil pengkajian, dapat ditegakkan 3 diagnosa
yaitu pertama ketidakefektifan manajemen kesehatan diri pada Bpk M dengan
DM, kedua yaitu perilaku kesehatan cenderung berisiko pada keluarga Bpk M
khususnya Bpk M, dan yang ketiga adalah koping individu tidak efektif pada
keluarga Bpk M khususnya Bpk M. Penulis hanya mengintervensi diagnosa utama
yaitu ketidakefektifan manajemen kesehatan diri pada Bpk M dengan DM
khususnya intervensi manajemen diet.

Intervensi yang penulis implementasikan kepada keluarga Bapak M yaitu


mengarah pada 5 tugas keluarga yaitu TUK 1 mengenal masalah yaitu dengan
mendiskuskan definisi, penyebab, tanda dan gejala DM sampai keluarga dapat
mengidentifikasi anggota keluarga yang menderita DM; TUK 2 menjelaskan
akibat DM dan keluarga dapat memutuskan untuk merawat anggota keluarga yang
menderita DM; TUK 3 menjelaskan dan mengajarkan kepada keluarga cara
perawatan DM yang dapat dilakukan yaitu manajemen diet, motivasi minum obat
secara teratur, perawatan kaki, senam kaki, motivasi olahraga teratur dengan
manajemen diet sebagai intervensi unggulan; TUK 4 memodifikasi lingkungan
seperti menjauhkan makanan yang manis-manis; dan TUK 5 memotivasi
penderita DM untuk pergi ke pelayanan kesehatan untuk cek gula darah secara
berkala.

42 Universitas Indonesia
Analisis praktik.., Kurniasih, FIK UI, 2013
43

Evaluasi dari intervensi unggulan manajemen diet yang telah dilakukan oleh
penulis selama 7 kali kunjungan yaitu didapatkan kadar glukosa darah yang tidak
stabil karena ketidakstabilan pula dalam melakukan manajemen diet. Ini
dibuktikan dengan kadar glukosa darah 334 mg/dl sebelum dilakukan manajemen
diet, setelah kunjungan berikutnya didapatkan kadar glukosa darah 300 mg/dl
dengan pengakuan dari Bpk M bahwa ia mematuhi pola makan yang telah
diberikan oleh penulis. Penulis memonitoring diet pada kunjungan berikutnya
didapatkan GDS= 417 mg/dl dengan pengakuan bahwa ia makan cemilan manis
yaitu roti isi kacang ijo 3 bungkus dan begadang, pagi hari makan bubur ayam 1
mangkok penuh. Monitoring terus dilakukan pada kunjungan berikutnya
didapatkan GDS= 447 mg/dl karena Bpk M mengatakan makan nasi padang 1
porsi, makan soto ayam, nasi juga tidak ditakar, pagi hari kemudian makan bubur
seporsi, lalu diselingi makan nasi uduk. Kunjungan terakhir didapatkan GDS= 318
mg/dl dengan pengakuan bahwa Bpk M telah mematuhi pengaturan makan
kembali setelah mengetahui saat pemeriksaan kunjungan lalu GDS nya tinggi.
Jadi, berdasarkan intervensi unggulan manajemen diet yang diterapkan kepada
Bpk M adalah intervensi berhasil sebagian karena dengan manajemen diet yang
baik dan terkontrol, ternyata Bpk M memiliki kadar glukosa darah yang terkontrol
pula begitupun sebaliknya.

5.2 Saran
Saran penulis ditujukan untuk keluarga, masyarakat, perawat Puskesmas, dan
keilmuan. Saran yang dapat penulis berikan dari karya ilmiah akhir ini, yaitu:
5.2.1 Keluarga
Sebaiknya keluarga dapat mandiri dalam merawat anggota keluarga dengan
diagnosa ketidakefektifan manajemen kesehatan diri dengan masalah DM.
5.2.2 Masyarakat
Sebaiknya masyarakat dapat meningkatkan pengetahuannya dan dapat
berpartisipasi secara aktif dalam pencegahan masalah kesehatan DM khususnya
dengan diagnosa ketidakefektifan manajemen kesehatan diri.

Universitas Indonesia

Analisis praktik.., Kurniasih, FIK UI, 2013


44

5.2.3 Perawat Puskesmas


Sebaiknya perawat Puskesmas dapat menjadikan karya ilimiah akhir ini sebagai
data dasar yang digunakan dalam memberikan pelayanan keperawatan dengan
masalah DM dan dapat menjadi role model pelayanan asuhan keperawatan
keluarga kepada klien dengan diagnosa ketidakefektifan manajemen kesehatan
diri dengan masalah DM.
5.2.4 Keilmuan
Sebaiknya pengembangan ilmu terkait asuhan keperawatan keluarga dapat lebih
ditingkatkan kembali khusunya dengan diagnosa ketidakefektifan manajemen
kesehatan diri dengan masalah DM.

Universitas Indonesia

Analisis praktik.., Kurniasih, FIK UI, 2013


DAFTAR PUSTAKA

ADA. (2010). Position statement: Standars of medical care in diabetes -2010. 25


Juni 2013.
http://care.diabetesjournals.org/content/35/Supplement_1/S11.full .

Alfian, M. (2007). Kota dan permasalahannya. Yogyakarta: Makalah Seminar


Diskusi Sejarah FIB UI.

Allender, J.A., Rector, C., & Warner, K.D. (2010). Community health nursing:
promoting and protecting the publics health. Philadelphia: Lippincott
Williams & Wilkins.

Asmadi. (2008). Konsep dasar keperawatan. Jakarta: EGC.

Departemen Kesehatan RI. (2009). Profil kesehatan Indonesia tahun 2008.


Jakarta: Depkes RI.

Friedman, M.M., Bowden, V.R., & Jones, E.G. (2003). Family nursing: research,
theory, and practice. New Jersey: Prentice Hall.

Kompas. (2013). Perubahan pola makan bikin diabetes melonjak. 10 Juli 2013.
http://health.kompas.com/read/2013/05/04/11525581/Perubahan.Pola.Mak
an.Bikin.Diabetes.Melonjak.

Lancester & Stanhope. (2004). Community and public health nursing. St.Louis:
Mosby.

MADINA. (2013). Diabetes mellitus ancaman umat manusia di dunia. 21 Juni


2013. http://madina.co.id/kesejahteraan-rakyat/4659-diabetes-mellitus-
ancaman-umat-manusia-di-dunia.html.

NANDA. (2012). Nursing diagnosis definition and classification. Oxford: Wiley-


Blackwell.

OKEZONE. (2012). Gaya hidup penyebab utama diabetes. 24 Juni 2013.


http://health.okezone.com/read/2012/11/06/482/714412/gaya-hidup-
penyebab-utama-diabetes

PERKENI. (2011). Konsensus pengelolaan dan pencegahan diabetes mellitus tipe


2 di Indonesia 2011. Jakarta: Perkumpulan Endokrinologi Indonesia.

Potter & Perry. (2005). Fundamental keperawatan: Konsep, proses, dan praktik.
Jakarta: EGC.

45 Universitas Indonesia
Analisis praktik.., Kurniasih, FIK UI, 2013
46

Prijadi, B., Nila, K.F., & Hartono, R. (2013). Hubungan asupan serat larut dan
aktivitas fisik dengan kejadian diabetes mellitus tipe 2. 9 Juni 2013.
fk.ub.ac.id/artikel/id/filedownload/gizi/RUDI%20HARTONO.pdf.

Rahmawati, Amminuddisyam, & Hidayanti, H. (2011). Pola makan dan aktivitas


fisik dengan kadar glukosa darah penderita DM tipe 2. 9 Juni 2013.
http://www. journal.unhas.ac.id.

Republika. (2011). Wew, penderita diabetes di Indonesia melonjak pesat. 30 Juni


2013. http://www.republika.co.id/berita/nasional/umum/11/06/08/lmh6cj-
wew-penderita-diabetes-di-indonesia-melonjak-pesat

RISKESDAS. (2007). Laporan nasional 2007. Depkes RI.

Rozaline, H. (2006). Terapi jus buah & sayur. Jakarta: Puspa Swara.

Smeltzer, S.C.(2002). Buku ajar keperawatan medikal bedah vol 2. Jakarta: EGC.

Suyono, S. (2009). Kecenderungan peningkatan jumlah penyandang diabetes


mellitus. Jakarta: Balai Penerbit FK UI.

Tim Vitahealth. (2004). Diabetes. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Tjokroprawiro, A. (1989). Diabetes mellitus (klasifikasi, diagnosis, dan dasar-


dasar terapi). Jakarta: PT Gramedia.

Vivalife. (2009). Diabetes banyak menyerang kaum muda di Asia. 30 Juni 2013.
http://life.viva.co.id/news/read/61354-
diabetes_menyerang_kaum_muda_di_asia

Waspadji, S. (2007). Pedoman diet diabetes mellitus. Jakarta: FK UI.

Waspadji, S., Kartini, S., & Suharyanti. (2010). Daftar bahan makanan penukar
edisi 3. Jakarta: Badan Penerbit FK UI.

Wibisono, A.H. (2012). Pengalaman klien diabetes mellitus tipe 2 dalam


mengontrol glukosa darah secara mandiri di Kota Depok. Tesis FIK UI.

Universitas Indonesia
Analisis praktik.., Kurniasih, FIK UI, 2013
Lampiran 1: Pengkajian Keluarga

PENGKAJIAN KELUARGA

I. DATA UMUM
1. Nama keluarga (KK) : Bpk M
2. Alamat dan Telp : Jl. Anggrek RT 01 RW 05 Kelurahan
Cisalak Pasar, Kecamatan Cimanggis, Depok
(08571578xxxx)
3. Komposisi Keluarga :
No Nama Jenis Hub dengan KK Umur Pendidikan
Kelamin
1. Bpk M Laki-laki Kepala keluarga 62 thn SD
2. Ibu H Perempuan Istri 60 thn SD
3. Anak M Perempuan Anak kandung 42 thn SMP
4. Anak E Perempuan Anak kandung 38 thn SMP
5. Anak H Perempuan Anak kandung 36 thn SMP
6. Anak A Laki-laki Anak kandung 32 thn STM
7. Anak AN Laki-laki Anak kandung 31 thn STM

Genogram

DM
Ibu H Bpk M
62 thn,
60 thn
DM
DM

Keterangan :
O : Perempuan
: Laki-laki
x+ : Meninggal
: Meninggal
: Tinggal dalam 1 rumah

Analisis praktik.., Kurniasih, FIK UI, 2013


Keterangan:
Orangtua Bpk M (ibu) meninggal karena DM sedangkan ayahnya juga
telah meninggal dengan penyebab yang tidak diketahui. Bpk M saat ini
juga menderita DM sudah 2 tahun. Orangtua Ibu H (ayah) saat ini
masih hidup dengan kondisi sudah sangat tua namun ibu dari Ibu H
telah meninggal karena sakit tua. Bpk M dan Ibu H tinggal bersama
anak ke 5 yang telah menikah dan memiliki 1 orang anak. Anggota
keluarga selain Bapak M, tidak memiliki masalah kesehatan.

4. Tipe keluarga
Keluarga Bpk M memiliki tipe keluarga extended family dengan tahap
perkembangan keluarga dewasa. Anak pertama sampai keempat telah
menikah dan tinggal terpisah sedangkan anak terakhir telah menikah
dan memiliki 1 orang anak serta tinggal bersama Bpk M dan Ibu H.

5. Suku
Bpk M dan Ibu H berasal dari Depok dengan suku Betawi. Bahasa
yang digunakan sehari-hari di rumah adalah bahasa Indonesia.
Makanan, cara berpakaian, dekorasi rumah tidak menunjukkan suku.
Makanan yang disukai yaitu apa saja tidak ada kegemaran khusus. Cara
berpakaian Bpk M lebih sering kaos dan celana panjang begitupun
dengan anak yang ke 5, Ibu H lebih suka mengenakan daster atau baju
gamis panjang sedangkan menantunya lebih suka mengenakan kaos
dan celana pendek. Keluarga Bpk M lebih memilih pengobatan modern
daripada tradisional, namun ia pernah juga ke alternatif untuk
mengobati matanya karena pernah mengalami kebutaan beberapa bulan
lalu.

6. Agama
Keluarga Bpk M beragama Islam. Kegiatan ibadah yang dilakukan
seperti sholat dan mengaji. Ibu H lebih aktif dalam pengajian daripada
Bpk M.

Analisis praktik.., Kurniasih, FIK UI, 2013


7. Status Sosial Ekonomi Keluarga
Bpk M saat ini bekerja sebagai tukang ojek, Ibu H juga kadang
membantu ekonomi keluarga dengan menjadi tukang kredit pakaian.
Menurut Bpk M dan Ibu H, penghasilan Bapak M adalah setara dengan
penghasilan seorang satpam. Anak Bpk M yang tinggal serumah pun
bekerja sebagai buruh pabrik untuk menghidupi keluarganya dan
sedikit membantu kedua orangtuanya (Bpk M dan Ibu H).

8. Aktivitas Rekreasi Keluarga


Keluarga Bpk M jarang sekali rekreasi. Bpk M jika ingin istirahat dari
pekerjaannya, ia lebih baik tidur di rumah sedangkan Ibu H pergi
rekreasi jika diadakan oleh pengajian saja.

II. RIWAYAT DAN TAHAP PERKEMBANGAN KELUARGA


9. Tahap Perkembangan Keluarga Saat ini
Tahap perkembangan keluarga saat ini adalah keluarga dengan tahap
perkembangan dewasa, dimana anak yang tinggal bersama keluarga
Bpk M adalah anak kelimanya yang berusia 31 tahun yang telah
menikah dan telah memiliki seorang anak. Hal ini karena menurut Ibu
H, agar ada yang menemani Bpk M dan Ibu H dimasa tua.

10. Tahap Perkembangan Keluarga yang belum terpenuhi


Menurut Friedman (1998 dalam Suprajitno, 2004), tugas
perkembangan keluarga pada tahap keluarga dengan anak usia dewasa
yaitu keluarga mulai melepas anak sebagai dewasa. Tugas
perkembangan pada dewasa yaitu (1) memperluas keluarga inti
menjadi keluarga besar; (2) mempertahankan keintiman pasangan; (3)
membantu anak untuk mandiri di masyarakat; dan (4) menata kembali
peran dan kegiatan rumah tangga.

Berdasarkan pernyataan keluarga Bpk M dan hasil observasi selama


kunjungan, diketahui bahwa seluruh tugas perkembangan telah

Analisis praktik.., Kurniasih, FIK UI, 2013


dilaksanakan dengan baik. Hal ini terbukti pada tugas memperluas
keluarga inti menjadi keluarga besar, sudah dilakukan kepada kelima
anak mereka dan telah memiliki anak; mempertahankan keintiman
pasangan, Bpk M dan Ibu H saling merawat jika ada salah satu dari
mereka sakit contohnya Ibu H berusaha menyediakan makanan yang
dibutuhkan Bpk M yang menderita DM; membantu anak untuk
mandiri di masyarakat, terlihat dari semua anaknya yang telah menikah
dan tinggal terpisah dengan Bpk M dan Ibu H, hanya anak kelimanya
yang tinggal serumah dengan alasan agar menemani Bpk M dan Ibu H
dimasa tua mereka; menata kembali peran dan kegiatan rumah tangga,
telah telihat jelas peran dari masing-masing anggota keluarga yaitu
Bpk M mencari nafkah dan Ibu H sebagai ibu rumah tangga dan
terkadang membantu ekonomi keluarga dengan mengkreditkan
pakaian.

11. Riwayat Keluarga inti


Bpk M dan Ibu H bertemu karena perjodohan dari orangtua mereka.
Hal ini tidak menjadikan keluarga mereka tidak bahagia, sebaliknya
selama pernikahan mereka hidup bahagia meskipun sebelumnya belum
kenal dekat. Selama berumah tangga tidak ada masalah kesehatan, Bpk
M diketahui menderita DM yaitu 2 tahun lalu dan pernah mengalami
kebutaan beberapa bulan lalu, namun sekarang dapat melihat dengan
normal kembali.

12. Riwayat Kesehatan Keluarga Sebelumnya


Bpk M mengatakan bahwa ibunya menderita DM pula dan telah
meninggal akibat DM. Ayah dari Bpk M telah meninggal pula dengan
sebab yang tidak diketahui. Ibu dari Ibu H juga telah meninggal karena
sakit tua sedangkan ayahnya masih hidup dengan kondisi tua renta.

Analisis praktik.., Kurniasih, FIK UI, 2013


III. LINGKUNGAN
13. Karakteristik Rumah
Rumah keluarga Bpk M adalah bangunan permanen dengan status
kepemilikan sendiri. Luasnya sekitar 6 x 9 m2, terdiri dari 3 kamar
tidur, 1 ruang makan, 1 dapur, 1 ruang tamu, 1 ruang TV, 1 kamar
mandi, dan ada halaman. Terdapat furniture seperti sofa, bufet dan
barang elektronik seperti kulkas, TV, ada koleksi foto, terdapat
halaman dengan ada pot tanaman, kandang ayam yang selalu terkunci,
dan tempat untuk parkir motor. Pencahayaan sangat baik, sumber air
juga bersih, dan ada tempat pembuangan sampah. Denah dari rumah
keluarga Bpk M, yaitu:

r. makan Kamar Dapur


mandi

r. tidur r. TV
&
r. tidur r.tamu

r. tidur

Teras

Tempat Kandang
parkir ayam yg
motor terkunci

Keterangan:
Pintu
Jendela

14. Karakteristik Tetangga dan Komunitas


Mayoritas tetangga adalah pendatang seperti dari Jawa dan Sunda.
Sebagian besar pekejaan mereka adalah pedagang. Hubungan keluarga
dengan tetangga terjalin baik. Ini terlihat setiap kali berkunjung,
tetangga yang lewat depan rumah Bpk M selalu menyapa dengan

Analisis praktik.., Kurniasih, FIK UI, 2013


ramah pada Bpk M begitupun sebaliknya. Lingkungan RT tempat
tinggal keluarga Bpk M merupakan lingkungan yang cukup padat.

15. Mobilitas Geografis Keluarga


Pekerjaan Bpk M sehari-hari adalah mengojek dan lebih banyak
beraktivitas di luar rumah. Bpk M juga melayani warga di RT nya
karena Bpk M adalah sebagai ketua RT. Anak yang tinggal bersama
dengan Bpk M dan Ibu H adalah anak yang terakhir bersama dengan
istrinya yang saat ini telah memiliki 1 orang anak. Anak terkahir Bpk
M dan Ibu H bekerja sebagai buruh dan istrinya seabagai ibu rumah
tangga begitupun dengan Ibu H sehingga lebih banyak waktu di rumah.

16. Perkumpulan Keluarga dan Interaksi Dengan Masyarakat


Keluarga tidak begitu sering berkumpul untuk menceritakan cerita
keseharian. Bpk M cenderung diam jika ada masalah, berbeda dgn Ibu
H yang menceritakan apapun yang terjadi baik dengan anak dan
menantunya serta Bpk M. Interaksi dengan masyarakat cukup baik
karena Bpk M adalah ketua RT pula di wilayahnya.

17. Sistem Pendukung Keluarga


Dalam hal finanasial, keluarga tidak menerima bantuan dari manapun.
Keluarga Bpk M membiyayai kehidupan sendiri dibantu istri, anak-
anak Bpk M juga suka memberi kepada orang tuanya.

IV. STRUKTUR KELUARGA


18. Pola Komunikasi Keluarga
Pola komunikasi yang dimiliki keluarga Bpk M adalah komunikasi
tertutup. Jika ada masalah, Bpk M suka memendam sendiri sedngkan
Ibu H sebaliknya.

Analisis praktik.., Kurniasih, FIK UI, 2013


19. Struktur kekuatan keluarga
Dalam hal kekuasaan, terlihat bahwa Bpk M menyerahkan kepada Ibu
H. Bpk M tidak begitu dominan dalam pengambilan keputusan.
Contohnya saat akan merombak plafon rumah yang rusak, yang
mengambil keputusan adalah Ibu H, Bpk M hanya setuju saja.

20. Struktur Peran Keluarga


Bpk M berperan sebagai pencari nafkah dengan dibantu oleh Ibu H
yang terkadang mengkreditkan pakaian dan juga sebagai ibu rumah
tangga. Semua anak mereka memiliki kegiatan sesuai dengan tahapan
pertumbuhan dan perkembangannya.

21. Nilai dan Norma Keluarga


Pada saat berkunjung ke keluarga, tidak tampak adanya nilai-nilai
khusus yang harus dipegang. Bpk M dan Ibu H mengajarkan kepada
anak-anaknya untuk berbuat baik kepada siapapun meskipun mereka
telah menjahati kita, selalu bersyukur dengan apa adanya, lapang dada.

V. FUNGSI KELUARGA
22. Fungsi Afektif
Setiap anggota keluarga siap untuk saling membantu, jika ada salah
satu anggota keluarga yang sakit, anggota keluarga lain berusaha untuk
merawat.

23. Fungsi Sosialisasi


Setiap anggota keluarga berinteraksi dengan baik dengan masyarakat.
Ibu H yang aktif pengajian serta arisan. Bpk M juga sebagai ketua RT
yang melayani warga di wilayahnya.

24. Fungsi Perawatan Kesehatan


Keluarga Bpk M makan 3 kali sehari, menunya nasi, lauk pauk, sayur.
Bpk M kurang suka mengkonsumsi sayur, konsumsi buah harus selalu

Analisis praktik.., Kurniasih, FIK UI, 2013


diingatkan oleh Ibu H. Bpk M tidak pernah pantang makanan (masih
suka makanan manis, suka cemilan apa saja) walaupun ia tahu
menderita DM, tidak menakar makanan, dan jadwal makanpun tidak
diatur (makan jika lapar). Pada beberapa bulan lalu, Bpk M pernah
mengalami kebutaan dan terkena TB paru, namun saat ini telah
sembuh dengan melakukan pengobatan alternatif untuk kebutaan dan
pengobatan medis untuk TB selama 6 bulan.

Saat ditanya terkait DM, yang ia tahu gula darah tinggi namun tidak
tahu angkanya. Terkait penyebab, yang ia tahu adalah pola makan
yaitu suka makanan manis dan ia mengakuinya. Tanda dan gejala yang
ia tahu dan rasakan adalah rasa sering lapar dan badan lemas. Bpk M
selalu mengatakan rajin memeriksakan diri ke pelayanan kesehatan.
Setiap hari minum obat Glibenclamide dan Metformin 1x1 secara
teratur.

Bpk M tidak pernah olahraga setelah keluar dari club sepak bola tahun
1995 namun jalan pagi saja. Bpk M mengeluh sering kesemutan pada
tangan dan kaki jika menjelang istirahat. Bpk M aktif merokok 1
bungkus/hari, konsumsi kopi 2 kali sehari dengan gula yang sedikit.
Untuk tidur, Bpk M mulai tidur pkl 20.00- 04.30. Jika ada acara bola,
ia begadang. Perawatan diri, mandi dan gosok gigi dilakukan 2 kali
sehari, keramas 2 hari sekali, memotong kuku, membersihkan telinga
jika kotor.

VI. STRES DAN KOPING KELUARGA


25. Stressor Jangka Pendek
Bpk M mengatakan perilaku anak ketiganya seperti tidak menyapa
orang tuanya sendiri, dapat menjadi stresor tersendiri untuk Bpk M.
Bpk M hanya dapat mendoakan agar perilaku tersebut dapat berubah
seperti sediakala.

Analisis praktik.., Kurniasih, FIK UI, 2013


26. Stressor Jangka Panjang
Bpk M mengatakan kepikiran DM yang ia derita. Ia takut kalau
nantinya menjadi komplikasi seperti kebutaan pada waktu beberapa
bula lalu.

27. Kemampuan Keluarga Berespon Terhadap Stressor


Setiap anggota keluarga dapat merasakan masalah yang dialami dan
memecahkan masalah bersama, namun kadang Bpk M tidak menyadari
akan kesehatannya sendiri.

28. Strategi Koping yang Digunakan Keluarga


Bpk M mengatakan dengan beraktivitas di luar rumah, dapat
mengurangi stres Bpk M.

29. Strategi Koping Disfungsional


Selama pengkajian, tidak terlihat adanya adaptasi disfungsional pada
keluarga Bpk M.

VII. HARAPAN KELUARGA


Keluarga Bpk M mengatakan, semoga setiap anggota keluarga tetap
sehat agar dapat menjalankan aktivitas masing-masing dan berharap
mahasiswa memberikan informasi yang dibutuhkan keluarga.

VIII. PEMERIKSAAN FISIK


Jenis Bpk M Ibu H N (menantu)
pemeriksaan
Suhu 36 oC 36 oC 36 oC
Nadi 80 x/menit 72 x/menit 80 x/menit
RR 14 x/menit 16 x/menit 12 x/menit
TD 130/80 mmHg 110/80 mmHg 120/80 mmHg
BB 54 kg 50 kg 50 kg
TB 156 cm 150 cm 150 cm
Kepala tidak ada lesi, tidak ada lesi, tidak ada lesi,
penyebaran rambut penyebaran penyebaran
merata. rambut merata. rambut merata.

Analisis praktik.., Kurniasih, FIK UI, 2013


Mata konjungtiva tidak konjungtiva tidak konjungtiva tidak
anemis, pupil isokor, anemis, pupil anemis, pupil
ada seperti lingkaran isokor, ada seperti isokor.
putih di tepi bola lingkaran putih di
mata. tepi bola mata,
mata terlihat
juling.
Telinga tidak ada keluhan, tidak ada keluhan, tidak ada keluhan,
bersih bersih bersih
Hidung tidak ada keluhan, tidak ada keluhan, tidak ada keluhan,
tidak ada sekret tidak ada sekret tidak ada sekret
Mulut dan gigi Tidak ada lesi pada Tidak ada lesi Tidak ada lesi
mulut, gigi sudah ada pada mulut, gigi pada mulut, gigi
yang tanggal. sudah ada yang utuh.
tanggal.
Leher tidak ada pembesaran tidak ada tidak ada
kelenjar getah bening, pembesaran pembesaran
tidak ada keluhan kelenjar getah kelenjar getah
bening, tidak ada bening, tidak ada
keluhan keluhan
Dada/thorax tidak ada pembesaran, tidak ada tidak ada
tidak ada ronkhi, tidak pembesaran, tidak pembesaran, tidak
ada wheezhing, S1 & ada ronkhi dan ada ronkhi dan
S2 normal tidak ada tidak ada
wheezhing, S1 & wheezhing, S1 &
S2 normal S2 normal
Abdomen tidak ada keluhan tidak ada keluhan tidak ada keluhan
Ekstremitas Kaki dan tangan tidak ada keluhan, Tidak ada
kadang pegal dan hanya kalau keluhan
kesemutan kecapean badan
terasa pegal.
Kulit Turgor kulit kurang Turgor kulit Turgor kulit baik,
baik karena sudah kurang baik tidak ada lesi.
lansia, tidak ada lesi karena sudah
lansia, tidak ada
lesi, ada seperti
pengurangan
pigmentasi kulit.

Analisis praktik.., Kurniasih, FIK UI, 2013


Lampiran 2: Analisa Data

ANALISA DATA

No. Data Masalah Keperawatan


1. DS: Ketidakefektifan
Tidak pernah memantang makanan manajemen kesehatan diri
(masih suka makanan manis, suka pada Bpk M dengan DM
cemilan apa saja)
Tidak menakar makanan, dan jadwal
makanpun tidak diatur (makan jika
lapar)
Sudah mengetahui terkena DM 2 tahun
lalu tapi sulit untuk mengubah gaya
hidup
Tidak pernah olahraga setelah keluar
dari club sepak bola thn 1995, namun
jalan pagi dilakukan
Tidak terlalu suka sayur, konsumsi buah
jika diingatkan istri
Mengeluh sering kesemutan pada
tangan dan kaki
Pernah mengalami kebutaan beberapa
bulan lalu, saat itu gula darahnya 300
an, sekarang penglihatan sudah normal
kembali
Setiap hari minum obat Glibenclamide
dan Metformin 1x1

DO:
TD= 130/80 mmHg
GDS= 248 mg/dl
BB= 54 kg
TB= 156 cm
IMT= 22,2
2. DS: Perilaku kesehatan
Aktif merokok sejak muda, sehari 1 cenderung berisiko pada
bungkus keluarga Bpk M
Setiap hari minum kopi 2 gelas dengan khususnya Bpk M
gula yang sedikit
Suka begadang jika ada acara kesukaan
(sepak bola)

DO:
Terlihat minum kopi
Kadang terlihat batuk-batuk

3. DS: Koping individu tidak


Memikirkan tingkah laku anak
11 ke 3 efektif pada keluarga

Analisis praktik.., Kurniasih, FIK UI, 2013


Lampiran 2: Analisa Data (Lanjutan)

yang membuat menjadi pikiran Bpk M khususnya Bpk M


Kurang mau bercerita tentang masalah,
lebih sering dipendam sendiri
Langsung kepikiran kalau gula darah
naik

DO:
Terlihat murung saat bercerita

Analisis praktik.., Kurniasih, FIK UI, 2013


Lampiran 3: Skoring Masalah

SKORING MASALAH

Ketidakefektifan manajemen kesehatan diri pada Bpk M dengan DM

Angka
Kriteria Skor Bobot Perhitungan Pembenaran
Tertinggi
Sifat 3 3 1 3/3 x 1 = 1 Masalah sudah aktual karena data
masalah : subyektif dan data obyektif telah
aktual mendukung dan dampaknya
terhadap kesehatan keluarga
khususnya Bpk M cukup besar
bila tidak segera ditangani. GDS
Bpk M 248 mg/dl. Bpk M
mengeluh pada kaki dan tangan
terasa kesemutan, mengaku
pernah mengalami kebutaan.

Meskipun tingkat pendidikan


Kemungkin 2 2 2 2/2 x 2 = 2 keluarga yang tidak cukup tinggi
an masalah (SD) namun ada motivasi dari
untuk keluarga untuk mencari tahu,
diubah : sumber ekonomi keluarga
mudah lumayan cukup. Di sekitar rumah
keluarga pun terdapat fasilitas
pelayanan kesehatan (Puskesmas,
RS).

Sudah 2 thn menderita DM dan


Potensi 2 3 1 2/3 x 1 = 2/3 sempat mengalami komplikasi
masalah kebutaan namun sekarang sudah
untuk sembuh.
dicegah :
cukup

Menonjol- Masalah pada Bpk M harus segera


nya masalah 2 2 1 2/2 x 1 = 1 ditangani.
: segera
ditangani
TOTAL 4 2/3
SKOR

Analisis praktik.., Kurniasih, FIK UI, 2013


Lampiran 3: Skoring Masalah (Lanjutan)

Perilaku kesehatan cenderung berisiko pada keluarga Bpk M khususnya Bpk


M

Angka
Kriteria Skor Bobot Perhitungan Pembenaran
Tertinggi
Sifat 3 3 1 3/3 x 1 = 1 Masalah sudah aktual karena data
masalah : subyektif dan data obyektif telah
aktual mendukung dan dampaknya
terhadap kesehatan keluarga
khususnya Bpk M.

Kemungkin 1 2 2 1/2 x 2 = 1 Tingkat pendidikan keluarga yang


an masalah tidak cukup tinggi (SD) namun
untuk ada motivasi dari keluarga untuk
diubah : mencari tahu, tapi kadang Bpk M
sebagian masih suka terpengaruh oleh
teman-temannya seperti merokok,
sumber ekonomi keluarga yang
lumayan cukup. Di sekitar rumah
keluarga pun terdapat fasilitas
pelayanan kesehatan (Puskesmas,
RS).

Potensi 2 3 1 2/3 x 1 = 2/3 Perilaku seperti merokok dan


masalah minum kopi, begadang sudah
untuk dilakukannya sejak muda.
dicegah :
cukup

Menonjol- Masalah harus segera ditangani


nya masalah 2 2 1 2/2 x 1 = 1 karena masalah ini dapat
: segera meningkatkan risiko DM Bpk M.
ditangani
TOTAL 3 2/3
SKOR

Analisis praktik.., Kurniasih, FIK UI, 2013


Lampiran 3: Skoring Masalah (Lanjutan)

Koping individu tidak efektif pada keluarga Bpk M khususnya Bpk M

Angka
Kriteria Skor Bobot Perhitungan Pembenaran
Tertinggi
Sifat 3 3 1 3/3 x 1 = 1 Masalah sudah aktual karena Bpk
masalah : M merasa setiap hari kepikiran
aktual dengan perilaku anak ke 3 nya.

Kemungkin 1 2 2 1/2 x 2 = 1 Tingkat pendidikan keluarga yang


an masalah tidak cukup tinggi (SD), namun
untuk ada motivasi dari keluarga untuk
diubah : mencari tahu, karakter Bpk M
sebagian yang suka memendam masalah
sendiri, sumber ekonomi keluarga
yang lumayan cukup. Di sekitar
rumah keluarga pun terdapat
fasilitas pelayanan kesehatan
(Puskesmas, RS).

Potensi 1 3 1 1/3 x 1 = 1/3 Masalah sudah terjadi. Masalah


masalah ini sulit dicegah karena karakter
untuk dari Bpk M sendiri yang suka
dicegah : memendam masalah sendiri.
rendah

Menonjol- 2 2 1 2/2 x 1 = 1 Masalah ini harus segera


nya masalah ditangani karena membuat stres
: tidak perlu Bpk M..
segera
ditangani
TOTAL 3 1/3
SKOR

DIAGNOSA KEPERAWATAN BERDASARKAN PRIORITAS


1. Ketidakefektifan manajemen kesehatan diri pada Bpk M dengan DM
2. Perilaku kesehatan cenderung berisiko pada keluarga Bpk M khususnya
Bpk M
3. Koping individu tidak efektif pada keluarga Bpk M khususnya Bpk M

Analisis praktik.., Kurniasih, FIK UI, 2013


Lampiran 4: Rencana Asuhan Keperawatan Keluarga

RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA DENGAN DIABETES MELLITUS

No Diagnosa Tujuan Kriteria Evaluasi Rencana Intervensi


Keperawatan
Jangka Jangka Pendek Kriteria Standar
Panjang
1. Ketidakefektif Setelah Setelah dilakukan
an manajemen dilakukan pertemuan I sebanyak
kesehatan diri tindakan 1x60 menit, keluarga:
pada Bpk M keperawata
dengan n selama 5 1. Mampu mengenal
Diabetes minggu, masalah diabetes
Mellitus ketidakefekt mellitus, dengan:
ifan
manajemen Menyebutkan definisi Respon Keluarga menyebutkan a. Diskusikan bersama keluarga apa yang diketahui
kesehatan diabetes mellitus verbal pengertian diabetes keluarga mengenai pengertian diabetes mellitus
diri pada mellitus yaitu gangguan b. Berikan pujian kepada keluarga tentang
Bpk M yang ditandai dengan pemahaman keluarga yang benar
dengan kenaikan kadar gula darah c. Berikan informasi kepada keluarga mengenai
Diabetes sewaktu & 2 jam setelah pengertian diabetes mellitus dengan menggunakan
Mellitus makan > 200 mg/dl dan media flip chart
dapat gula darah puasa > 140 d. Berikan kesempatan kepada keluarga untuk
teratasi mg/dl bertanya tentang materi yang disampaikan
e. Berikan penjelasan ulang terhadap materi yang
belum dimengerti
f. Motivasi keluarga untuk mengulang materi yang
telah dijelaskan
g. Berikan reinforcement positif atas usaha keluarga

1
Analisis praktik.., Kurniasih, FIK UI, 2013
2

Menyebutkan penyebab Respon Keluarga dapat a. Diskusikan bersama keluarga apa yang diketahui
diabetes mellitus. verbal menyebutkan 3 dari 5 keluarga mengenai penyebab timbulnya masalah
penyebab diabetes diabetes mellitus
mellitus yaitu kekurangan b. Berikan pujian kepada keluarga tentang
insulin, yang di picu oleh: pemahaman keluarga yang benar.
- faktor keturunan c. Berikan informasi kepada keluarga mengenai
- kegemukan penyebab diabetes mellitus dengan menggunakan
- sering makan makanan media flip chart
manis d. Berikan kesempatan kepada keluarga untuk
- kurang olahraga bertanya tentang materi yang disampaikan
- stres e. Berikan penjelasan ulang terhadap materi yang
belum dimengerti
f. Motivasi keluarga untuk mengulang materi yang
telah dijelaskan
g. Berikan reinforcement positif atas usaha keluarga

Menyebutkan tanda dan Respon Keluarga dapat a. Diskusikan bersama keluarga apa yang diketahui
gejala diabetes mellitus. verbal menyebutkan 3dari 5 keluarga mengenai tanda dan gejala diabetes
tanda dan gejala diabetes mellitus
mellitus, yaitu: b. Berikan pujian kepada keluarga tentang
- cepat lapar, pemahaman keluarga mengenai tanda yang benar
- cepat haus, c. Berikan informasi kepada keluarga mengenai
- sering buang air kecil tanda diabetes mellitus dengan menggunakan
terutama pada malam media flip chart
hari, d. Berikan kesempatan kepada keluarga untuk
- lemas, bertanya tentang materi yang disampaikan
- kulit gatal-gatal e. Berikan penjelasan ulang terhadap materi yang
belum dimengerti

Analisis praktik.., Kurniasih, FIK UI, 2013


3

f. Motivasi keluarga untuk mengulang materi yang


telah dijelaskan
g. Berikan reinforcement positif atas usaha keluarga

Mengidentifikasi anggota Respon Keluarga mengatakan a. Tanyakan kepada keluarga, adakah anggota
keluarga yang menderita afektif Bpk M menderita keluarga yang mempunyai tanda dan gejala
diabetes mellitus. penyakit diabetes diabetes mellitus.
mellitus. b. Berikan reinforcement positif atas apa yang telah
dikemukan keluarga yang tepat dan benar.
2. Mampu mengambil
keputusan dalam merawat
anggota keluarga dengan
masalah kesehatan
diabetes mellitus, dengan:

Menyebutkan akibat Respon Keluarga dapat a. Diskusikan bersama keluarga apa yang diketahui
diabetes mellitus verbal menyebutkan 3 dari 7 keluarga mengenai akibat diabetes mellitus
akibat diabetes mellitus b. Berikan pujian kepada keluarga tentang
jika tidak diatasi, yaitu: pemahaman akibat yang benar.
- kebutaan, c. Berikan informasi kepada keluarga mengenai
- impotensi, akibat diabetes mellitus dengan menggunakan
- penyakit jantung, media flip chart
- stroke, d. Berikan kesempatan kepada keluarga untuk
- gagal ginjal, bertanya tentang materi yang disampaikan
- hipertensi, e. Berikan penjelasan ulang terhadap materi yang
- amputasi belum dimengerti
f. Motivasi keluarga untuk mengulang materi yang

Analisis praktik.., Kurniasih, FIK UI, 2013


4

telah dijelaskan
g. Berikan reinforcement positif atas usaha keluarga

Mengambil keputusan Respon Keluarga mengatakan a. Bantu keluarga untuk mengenal dan menyadari
untuk mengatasi masalah afektif akan mengatasi penyakit akan adanya masalah sesuai dengan materi yang
kesehatan diabetes diabetes mellitus. telah diberikan
mellitus. b. Bantu keluarga untuk memutuskan merawat
anggota keluarga yang sakit diabetes mellitus
c. Berikan reinforcement atas keputusan yang telah
diambil

3. Mampu merawat
anggota keluarga dengan
masalah kesehatan
diabetes mellitus, dengan:

Menyebutkan cara Respon Keluarga dapat a. Dorong keluarga untuk menceritakan apa yang
perawatan diabetes verbal dan menyebutkan 4dari 6cara dilakukan saat Bpk M sakit diabetes mellitus dan
mellitus. psikomotor perawatan diabetes bagaimana hasilnya
mellitus, yaitu: b. Diskusikan cara perawatan diabetes mellitus
Pertemuan ke-1 & 2: dengan menggunakan flifchart.
- diet makan (memilih c. Berikan kesempatan kepada keluarga untuk
makanan yang dianjurkan bertanya tentang materi yang disampaikan
dan yang tidak untuk DM) d. Berikan penjelasan ulang terhadap materi yang
- olahraga teratur, belum dimengerti
e. Motivasi keluarga untuk mengulang materi yang
Pertemuan ke-3: telah dijelaskan

Analisis praktik.., Kurniasih, FIK UI, 2013


5

- perawatan kulit & kaki, f. Berikan reinforcement positif atas usaha keluarga
- mengontrol kadar gula
darah secara berkala,
- minum obat teratur
sesuai dosis dan waktu

Mendemontrasikan cara Respon Pertemuan ke-4: a. Diskusikan bersama keluarga mengenai cara
senam kaki untuk psikomotor Keluarga dapat senam kaki untuk mengurangi kebas dan
penderita diabetes mendemonstrasikan kesemutan pada penderita diabetes mellitus.
mellitus senam kaki untuk b. Demonstrasikan kepada keluarga mengenai cara
mengurangi kebas dan senam kaki untuk mengurangi kebas dan
kesemutan pada penderita kesemutan pada penderita diabetes mellitus.
diabetes mellitus c. Motivasi keluarga untuk mendemonstrasikan
kembali cara senam kaki untuk mengurangi kebas
dan kesemutan pada penderita diabetes mellitus.
d. Berikan reinforcement terhadap kemampuan yang
dicapai oleh keluarga

Setelah dilakukan
pertemuan ke 4 sebanyak
1x45 menit, keluarga:

4. Mampu memodifikasi
lingkungan yang sesuai
untuk penderita diabetes
mellitus, dengan mampu:

Menyebutkan cara Respon Keluarga dapat a. Diskusikan cara memodifikasi lingkungan untuk

Analisis praktik.., Kurniasih, FIK UI, 2013


6

memodifikasi lingkungan verbal menyebutkan penderita diabetes mellitus.


untuk penderita diabetes memodifikasi lingkungan b. Jelaskan kepada keluarga tentang cara
mellitus. yang dapat dilakukan memodifikasi lingkungan untuk penderita diabetes
terkait diabetes mellitus mellitus dengan menggunakan flipchart.
yaitu gaya hidup, stres, c. Motivasi keluarga untuk menjelaskan kembali cara
dan makanan memodifikasi lingkungan untuk penderita diabetes
mellitus.
d. Tanyakan kepada keluarga tentang materi yang
belum dimengerti.
e. Jelaskan kepada keluarga mengenai materi yang
belum dimengerti.
f. Berikan reinforcement terhadap kemampuan yang
dicapai oleh keluarga
5. Mampu menggunakan
fasilitas kesehatan yang
ada untuk melakukan
pengobatan dan
perawatan diabetes
mellitus, dengan:

Menyebutkan tempat Respon Keluarga dapat a. Diskusikan bersama keluarga mengenai fasilitas
pelayanan kesehatan verbal menyebutkan fasilitas kesehatan yang ada disekitar tempat tinggal
untuk dirujuk. kesehatan yang dapat b. Motivasi keluarga untuk mengulang fasilitas
dikunjungi: kesehatan yang dapat dikunjungi
- Puskesmas c. Berikan reinforcement positif atas usaha keluarga
- Rumah sakit
- Klinik dokter

Analisis praktik.., Kurniasih, FIK UI, 2013


7

Menyebutkan manfaat Respon Keluarga dapat Diskusikan bersama keluarga mengenai manfaat
fasilitas kesehatan verbal menyebutkan manfaat fasilitas kesehatan yang ada disekitar tempat tinggal
kunjungan ke fasilitas a. Motivasi keluarga untuk menyebut ulang manfaat
kesehatan yaitu fasilitas kesehatan yang dapat dikunjungi
mendapatkan b. Berikan reinforcement positif atas usaha keluarga
pemeriksaan,
mendapatkan perawatan,
mendapatkan penyuluhan
atau pendidikan kesehatan

Mengunjungi fasilitas Respon Keluarga mengunjungi a. Motivasi keluarga untuk berkunjung ke fasilitas
pelayanan kesehatan afektif pelayanan kesehatan kesehatan.
untuk memeriksa kadar untuk memeriksa kadar b. berikan reinforcement positif atas usaha keluarga
gula darah minimal gula darah minimal untuk menggunakan fasilitas pelayanan kesehatan.
sebulan sekali. sebulan sekali.

Analisis praktik.., Kurniasih, FIK UI, 2013


8

Tujuan Kriteria Evaluasi


Diagnosa
No. Jangka Jangka pendek Kriteria Standar Rencana Intervensi
Keperawatan
panjang
2. Perilaku Setelah 1. Setelah pertemuan
kesehatan dilakukan ke 5 selama 1x60
cenderung tindakan menit keluarga
berisiko pada keperawatan mampu mengenal
Bpk. M selama 5 masalah rokok.
minggu, 1.1.Menyebutkan Respon Merokok adalah 1.1.1. Diskusikan dengan
keluarga dapat pengertian verbal menghisap zat-zat yang keluarga tentang
mengurangi merokok dapat menimbulkan pengertian merokok
atau gangguan pada tubuh. 1.1.2. Beri kesempatan
menghilangkan keluarga untuk bertanya
perilaku 1.1.3. Beri reinforcement
cenderung positif atas usaha
berisiko. keluarga menjelaskan
kembali.

1.2.Menyebutkan Respon Keluarga dapat 1.2.1. Diskusikan dengan


kandungan verbal menyebutkan kandungan keluarga tentang
yang dalam rokok, yaitu dalam kandungan rokok
terkandung rokok mengandung 4000 1.2.2. Beri kesempatan
dalam rokok bahan kimia yang keluarga untuk bertanya
merusak dan 1.2.3. Tanyakan kembali
menghancurkan sistem kandungan bahan kimia
tubuh, diantaranya: rokok
- Karbonmonoksida 1.2.4. Beri reinforcement

Analisis praktik.., Kurniasih, FIK UI, 2013


9

yang berisiko positif


menimbulkan
penyakit jantung
- Nikotin, mempercepat
detak jantung dan
meningkatkan TD
- Tar, dapat
mengakibatkan
kanker paru-paru

1.3.Mampu Respon Menyebutkan bahwa Bpk 1.3.1 Diskusikan dengan


mengidentifi- verbal M merokok anggota keluarga yang
kasi anggota mempunyai kebiasaan
keluarga yang merokok
mengalami 1.3.2 Motivasi keluarga untuk
perilaku menghentikan kebiasaan
berisiko merokok.
(merokok)

2. Memutuskan untuk Respon Keluarga menyebutkan 2.1.1 Menanyakan kembali


merawat anggota verbal akibat rokok: kepada keluarga tentang
keluarga yang - Terkena berbagai akibat lanjut dari rokok
mempunyai penyakit seperti kanker 2.1.2 Memotivasi keluarga
kebiasaan merokok paru-paru, infeksi untuk mampu
2.1. Keluarga saluran napas, jantung mengambil keputusan
mampu - Ketagihan dalam mengatasi

Analisis praktik.., Kurniasih, FIK UI, 2013


10

menyebutkan - Penambahan biaya anggota keluarga yang


akibat lanjut untuk membeli rokok mengalami masalah
dari merokok merokok
2.1.3 Beri kesempatan pada
keluarga untuk bertanya
bila ada yang belum
jelas
2.1.4 Beri reinforcement
positif pada keluarga

2.2. Keluarga Respon Keputusan keluarga 2.2.1 Motivasi keluarga untuk


mampu verbal untuk merawat dan mengatasi masalah yang
mengambil mengatasi masalah rokok dihadapi
keputusan 2.2.2 Beri reinforcement
untuk positif atas keputusan
mengatasi yang diambil keluarga
anggota
keluarga yang
merokok

3. Keluarga mampu Respon Keluarga dapat 3.1.1 Diskusikan dengan


merawat anggota verbal menyebutkan 4 dari cara keluarga tentang cara
keluarga yang agar berhenti merokok, pencegahan /cara
merokok yaitu: berhenti merokok
3.1.Menyebutkan - Tetapkan hari untuk 3.1.2 Beri kesempatan
cara berhenti berhenti merokok keluarga untuk bertanya

Analisis praktik.., Kurniasih, FIK UI, 2013


11

merokok - Menunda saat rokok 3.1.3 Tanyakan kembali pada


pertama dihisap keluarga tantang cara
- Mengurangi jumlah berhenti merokok
rokok setiap hari 3.1.4 Beri reinforcement
- Ajak teman dekat untuk positif pada keluarga
berhenti merokok
bersama-sama
- Beritahu teman atau
keluarga tentang niat
berhenti merokok agar
mendapat dukungan
- Buang sisa rokok yang
ada

3.2.Keluarga Respon Keluarga dapat 3.2.1 Diskusikan dengan


mampu verbal menyebutkan 2 dari 4 keluarga tentang
menyebutkan cara mengurangi efek perawatan dan cara
cara berhenti merokok, yaitu: mengurangi efek dari
perawatan - Minum air putih yang berhenti merokok
anggota banyak 3.2.2 Beri kesempatan pada
keluarga - Banyak makan buah keluarga untuk bertanya
yang dan sayuran yang tidak dimengerti
merokok - Olahraga ringan dan 3.2.3 Tanyakan kembali apa
dengan teratur yang telah dijelaskan
mengurangi - Cari kesibukan yang 3.2.4 Beri reinforcement
efek dari positif positif atas jawaban dan
merokok redemontrasi yang benar

Analisis praktik.., Kurniasih, FIK UI, 2013


12

4. Keluarga mampu Respon Cara memodifikasi 4.1.1. Diskusikan bersama


memodifikasi Verbal lingkungan mengatasi keluarga cara
lingkungan rokok memodifikasi
4.1.Menyebutkan - Tidak menyediakan lingkungan
cara-cara rokok dirumah 4.1.2. Beri kesempatan
modifikasi - Tidak bergaul keluarga untuk bertanya
lingkungan bersama dengan yang 4.1.3. Tanya kembali tentang
untuk merokok cara modifikasi
mengatasi - Bersama-sama lingkungan
masalah dengan anggota 4.1.4. Motivasi keluarga untuk
rokok keluarga lain untuk melakukannya
berkomitmen
berhenti merokok

4.2.Mampu Respon Usaha keluarga untuk 4.2.1. Lakukan kunjungan tak


menciptakan Psiko- menciptakan lingkungan terencana
lingkungan motor yang kondusif untuk 4.2.2. Beri reinforcement
untuk anggota yang merokok positif atas usaha
mengatasi keluarga memodifikasi
masalah lingkungan rumahnya.
rokok

Analisis praktik.., Kurniasih, FIK UI, 2013


13

5. Keluarga mampu
memanfaatkan
pelayanan
kesehatan yang
ada untuk
mengatasi rokok

5.1.Mampu Respon Puskesmas, dokter 5.1.1. Diskusikan dengan


menjelaskan verbal praktik dan rumah sakit keluarga tentang jenis
jenis fasilitas fasilitas pelayanan
pelayanan kesehatan yang dapat
kesehatan dimanfaatkan sesuai
terdekat kemampuan keluarga
5.1.2. Beri kesempatan
keluarga untuk
mengulangi dan beri
pujian atas jawaban
yang benar

5.2.Mampu Respon Manfaat fasilitas 5.2.1. Diskusikan bersama


menyebutkan verbal kesehatan: sebagai sarana keluarga tentang
manfaat untuk pemeriksaan, manfaat fasilitas
fasilitas perawatan/pengobatan kesehatan
pelayanan penyakit, sebagai sarana 5.2.2. Beri kesempatan
kesehatan untuk mendapatkan keluarga untuk
informasi yang akurat mengulangi dan beri
dan tepat untuk pujian atas jawaban

Analisis praktik.., Kurniasih, FIK UI, 2013


14

mengatasi rokok yang benar

5.3.Keluarga Respon Keluarga memutuskan 5.3.1. Motivasi keluarga untuk


mampu verbal untuk membawa anggota membawa anggota
memutuskan keluarga yang sakit ke keluarga yang penyakit
untuk fasilitas pelayanan ke fasilitas pelayanan
membawa kesehatan: Puskesmas, kesehatan
anggota dokter praktek, RS 5.3.2. Beri reinforcement
keluarga positif pada keluarga
apabila ada atas usaha yang telah
yang sakit dilakukan
terutama
akibat rokok
ke fasilitas
kesehatan

Analisis praktik.., Kurniasih, FIK UI, 2013


15

Tujuan Evaluasi
Diagnosa
No Jangka Rencana Tindakan
Keperawatan Jangka Pendek Kriteria Standar
Panjang
3. Koping individu Setelah Setelah dilakukan
tidak efektif pada dilakukan pertemuan ke 6
keluarga Bpk M tindakan selama 1x60 menit,
khususnya Bpk M keperawatan diharapkan :
selama 5 1. Keluarga dapat
minggu, mengenal tentang
diharapkan manajemen stress : Respon Pengertian stress adalah 1. Diskusikan pengertian
koping individu a. Menjelaskan verbal kondisi yang dialami stress
tidak efektif pengertian stress seseorang sebagai respon 2. Anjurkan keluarga
pada keluarga dengan bahasa terhadap adanya mengungkapkan
Bpk M yang sederhana perubahan dalam kondisi kembali pengertian
khususnya Bpk normal stress dengan bahasa
M dapat sederhana
teratasi 3. Beri pujian atas
kemampuan keluarga.

b. Menyebutkan Respon Menyebutkan minimal 3 1. Identifikasi


penyebab stress verbal penyebab stress dari kemampuan keluarga
faktor internal dan tentang faktor
eksternal : penyebab stress
Faktor internal : 2. Diskusikan penyebab
1. Perasaan tertekan, stress
bersalah 3. Beri kesempatan
2. Kurang percaya diri keluarga bertanya
3. Keinginan untuk 4. Dorong keluarga untuk
mandiri menyebutkan penyebab

Analisis praktik.., Kurniasih, FIK UI, 2013


16

4. Penyakit kronis stress dari faktor


internal dan ekstrenal
Faktor eksternal : 5. Beri pujian atas
1. Keluarga sakit/ me kemampuan keluarga
ninggal
2. Tekanan dari
kelompok
3. Kondisi perkejaan
tidak menentu
4. Status ekonomi tidak
memadai
5. Lingkungan tidak
aman/ nyaman
6. Support sistem tidak
adekuat.

c. Menyebutkan Respon Menyebutkan minimal 4 1. Diskusikan tanda dan


tanda dan gejala verbal dari 11 tanda dan gejala gejala stress
stress stress : 2. Bantu keluarga
1. Keringat berlebihan mengiden-tifikasi tanda
2. Sakit kepala dan gejala stress yang
3. Mudah marah ada dalam keluarga
4. Sulit tidur 3. Dorong keluarga untuk
5. Tegang pada tengkuk menyebutkan kembali
6. Cemas tanda dan gejala stress
7. Mudah lelah 4. Beri pujian atas
8. Sesak nafas kemampuan keluarga
9. TD dan gula darah menyebutkan kembali
meningkat tanda dan gejala stress

Analisis praktik.., Kurniasih, FIK UI, 2013


17

10. Menarik diri


11. Sulit konsentrasi

2. Keluarga mampu
mengambil
keputusan untuk
segera melakukan
manajemen stress

a. Menjelaskan Respon Menyebutkan 3 dari 7 1. Jelaskan akibat lanjut


akibat yang terjadi Verbal akibat lanjut dari stress bila stress tidak
bila stress tidak bila tidak dikelola dikelola dengan baik
dikelola dengan dengan baik : 2. Beri kesempatan
baik 1. Munculnya penyakit keluarga bertanya
fisik : HT, DM, 3. Dorong keluarga untuk
kolestreol meningkat, mengungkapkan
jantung koroner kembali akibat lanjut
2. Gangguan psikologis : bila stress tidak
depresi, tidak dapat dikelola dengan baik
mengontrol diri, 4. Beri pujian atas
penggunaan obat/ kemampuan keluarga
minuman keras/ rokok
3. Gangguan hubungan
sosial
4. Kurang motivasi kerja
5. Kreatifitas menurun
6. Ibadah tidak optimal
7. Risiko kecelakaan

Analisis praktik.., Kurniasih, FIK UI, 2013


18

b. Mengambil Respon Keluarga dapat 1. Gali pendapat keluarga


keputusan yang Verbal dan mengambil keputusan apa yang harus
tepat untuk afektif untuk segera melakukan dilakukan untuk
segera manajemn stress agar mengatasi stress
melakukan tidak terjadi konflik 2. Bimbing dan bantu
manajemen dalam keluarga keluarga untuk
stress mengambil keputusan
yang tepat
3. Beri kesempatan
keluarga memikirkan
kembali keputusan
yang diambil
4. Beri pujian atas
keputusan yang
diambil keluarga

3. Keluarga dapat
menyebutkan cara
mencegah dan
mengatasi stress di
rumah
a. Menjelasksn Respon Menyebutkan minimal 3 1. Gali pengalaman
cara mencegah verbal dari 6 cara mencegah keluarga dalam
timbulnya stress timbulnya stress mencegah timbulnya
di rumah dirumah : stress di rumah
1. Makan makanan 2. Beri pujian atas usaha
seimbang secara keluarga yang sudah
2. Hindari/ kurangi tepat
makanan yang dapat 3. Diskusikan cara

Analisis praktik.., Kurniasih, FIK UI, 2013


19

merangsang timbulnya mencegah timbulnya


stress : makanan stress di rumah
berlemak, terlalu asin, 4. Dorong keluarga untuk
terlalu manis, kopi, mengungkapkan
teh, coklat kembali penjelasan
3. Hindari/ kurangi yang telah diberikan
konsumsi rokok/
minuman alkohol
4. Olah raga secara
teratur
5. Istirahat/ tidur cukup
(6-8 jam sehari)
6. Berpikir positif

b. Menjelasksn Respon Menyebutkan minimal 3 1. Gali pengalaman


cara mengatasi verbal cara mengatasi stress keluarga dalam
bila timbul stress ringan dan sedang dan mengatasi stress yang
di rumah cara mengatasi stress selama dilakukan
berat dirumah : 2. Beri pujian atas usaha
Stress ringan : keluarga yang sudah
1. Relaksasi nafas dalam tepat
2. Relaksasi autogenik/ 3. Diskusikan berbagai
imajinasi cara mengatasi stress di
3. Relaksasi progresif rumah dengan
4. Yoga manajemn stress
5. Meditasi 4. Dorong keluarga untuk
6. Massase/ pemijatan mengungkapkan
7. Mendengarkan musik kembali penjelasan
ringan yang telah diberikan

Analisis praktik.., Kurniasih, FIK UI, 2013


20

8. Tertawa

Stress sedang :
1. Relaksasi progresif
2. Imajinasi terpimpin
3. Meditasi
4. Massase/ pemijatan
5. konseling

Stress berat :
1. Konseling

c. Respon Mendemonstrasikan 1. Gali pengalaman


Mendemonstrasi psikomotor cara sederhana untuk keluarga dalam
kan cara mengatasi stress ringan mengatasi stress yang
mengatasi stress dirumah yaitu selama dilakukan
bila timbul - Relaksasi nafas dalam 2. Beri pujian atas usaha
sewaktu-waktu dengan menarik nafas keluarga yang sudah
di rumah dalam melalui hidung, tepat
tahan nafas selama 3 3. Diskusikan minimal 6
detik lalu hembuskan cara untuk mengatasi
lewat mulut, lakukan stress di rumah dengan
selama 10 kali. manajemen stress
4. Dorong keluarga untuk
mendemostrasikan cara
mengatasi stress yang
telah dipelajari
5. Beri pujian atas

Analisis praktik.., Kurniasih, FIK UI, 2013


21

kemampuan keluarga
mendemontraskan
secara benar
4. Keluarga mampu
memodifikasi
lingkungan yang
tepat untuk
meminimalkan
terjadinya stress
a. Menyebutkan Respon Menyebutkan lingkungan 1. Diskusikan
lingkungan yang verbal yang tepat untuk lingkungan yang tepat
tepat untuk meminimal-kan stress di untuk meminimalkan
meminimlkan rumah : stress
stress 1. Ruangan tidak terlalu 2. Identifikasi dengan
panas/ dingin keluarga lingkungan
2. Perabotan bersih dan yang ada dalam
teratur keluarga
3. Tata ruang tidak 3. Dorong keluarga
membahayakan untuk menyebutkan
4. Terhindar dari kembali penjelasan
kebisingan yang diberikan
5. Aman dari bahaya 4. Motivasi keluarga
kriminal untuk menciptakan
lingkungan yang tepat
untuk meminimalkan
stress.

Analisis praktik.., Kurniasih, FIK UI, 2013


22

5. Keluarga mampu
memanfaatkan
fasilitas pelayanan
kesehatan yang ada
untuk mengatasi
stress sedang atau
berat
a. Menyebutkan Respon Fasilitas kesehatan yang 1. Diskusikan jenis
fasilitas verbal dapat digunakan oleh fasilitas kesehatan
kesehatan yang keluarga untuk mengatasi yang tersedia
tersedia stress sedang dan berat : dilingkungan keluarga
1. Puskesmas 2. Bantu keluarga
2. Dokter praktek memilih fasilitas
3. Mantri/ bidan kesehatan yang sesuai
4. Psikolog/ psikiater dengan kondisi
keluarga
3. Anjurkan keluarga
memanfaatkan fasilitas
kesehatan sesuai
pilihan

b. Menyebutkan Respon Manfaat fasilitas 1. Klarifikasi


manfaat fasilitas verbal kesehatan : pengetahuan keluarga
kesehatan 1. Memberikan informasi tentang manfaat
kesehatan fasilitas kesehatan
2. Memberikan 2. Diskusikan manfaat
pengobatan fasilitas kesehatan
3. Memberikan 3. Dorong keluarga
pelayanan konseling mengungkapkan

Analisis praktik.., Kurniasih, FIK UI, 2013


23

4. Membantu kembali manfaat


meningkatkan fasilitas kesehatan yang
kesehatan ada.

c. Memanfaatkan Respon Keluarga membawa 1. Motivasi keluarga


fasilitas psikomotor keluarga yang mengalami untuk memanfaatkan
kesehatan yang stress sedang atau berat fasilitas kesehatan yang
ada bila ke fasilitas kesehatan ada
mengalami stess yang ada 2. Beri pujian atas
sedang dan berat kemampuan keluarga.

Analisis praktik.., Kurniasih, FIK UI, 2013


Lampiran 5: Catatan Perkembangan

IMPLEMENTASI & EVALUASI

1. Ketidakefektifan manajemen kesehatan diri pada Bpk M dengan DM


2. Perilaku kesehatan cenderung berisiko pada Bpk. M
3. Koping individu tidak efektif pada keluarga Bpk M khususnya Bpk M

TGL Implementasi Evaluasi TTD


29/5 1. Mendiskusikan definisi S: - gula darah > Kurniasih
Pertemuan diabetes mellitus 200
ke- 3 2. Mendiskusikan penyebab - Penyebabnya
diabetes mellitus makanan tidak
3. Mendiskusikan tanda dan terkontrol,
gejala diabetes mellitus keturunan.
4. Mendiskusikan akibat - Tanda &
diabetes mellitus gejalanya
5. Membantu keluarga untuk lemas, sering
mengambil keputusan untuk kencing.
mengatasi masalah kesehatan - Akibat jika
diabetes mellitus tidak dirawat
6. Mendiskusikan cara yaitu amputasi,
perawatan diabetes mellitus penglihatan bisa
7. Mengedukasi klien tentang buta.
makanan yang boleh dan - Cara
dibatasi untuk dikonsumsi mengontrolnya
oleh penderita DM dengan minum
obat, makan
diatur, tidak
makan yang
manis-manis.
O:
- TD= 110/70
mmHg
- dapat
menyebutkan
kembali definisi
DM.
- Dapat
menjawab
penyebab 2
dari 5.
- Dapat
menjawab tanda
& gejala 2 dari
5.
- Dapat
menjawab
akibat 2 dari 7.
- Dapat

Analisis praktik.., Kurniasih, FIK UI, 2013


menjawab cara
perawatan DM
2 dari 6
- Dapat
menyebutkan
dan memilih
gambar
makanan yang
boleh &
dibatasi untuk
dikonsumsi
serta
mengetahui gizi
seimbang.
A: TUK 1,2, 3
tercapai sebagian
P:
- evaluasi TUK
1,2,3
(menyebutkan
kembali tentang
gizi seimbang
dan makanan
yang boleh dan
dibatasi)
- TUK 3: Ajarkan
manajemen diet
- Cek gula darah

31/5 1. Mengevaluasi TUK 1,2,3 S: Kurniasih


Pertemuan (menyebutkan kembali - manajemen
ke- 4 tentang gizi seimbang dan diet adalah
makanan yang boleh dan pengaturan
dibatasi) makanan
2. Mengedukasi manajemen dengan gizi
diet seimbang.
3. Mengecek gula darah - Tujuannya
untuk gula
darah supaya
normal dan
mencegah
komplikasi.
- Yang perlu
diperhatikan
pada orang DM
yaitu waktu,
jenis, jumlah

Analisis praktik.., Kurniasih, FIK UI, 2013


makanan.
- Akan mencoba
untuk makan
sesuai contoh
menu makanan.
O:
- GDS= 334
mg/dl
- TD= 120/80
mmHg
- Klien mengerti
akan contoh
menu yang
diberikan dan
akan
melakukannya.
A:
- TUK 3
(manajemen
diet) tercapai.
P:
- evaluasi TUK
3 tentang diet.
- TUK 3: ajarkan
senam kaki.
- Cek gula
4/6 1. Mengevaluasi TUK 3 S: Kurniasih
Pertemuan tentang diet - Makan sudah
ke- 5 2. Mengajarkan senam mulai diatur,
kaki setiap hari
3. Mengecek gula mulai makan
buah dan sayur.
- Jadwal makan
mulai
diusahakan
untuk tepat
waktu.
- Setiap bangun
tidur akan
mempraktikkan
senam kaki.
O:
- GDS= 300
mg/dl
- TD= 110/80
mmHg
- Menjalankan
manajemen

Analisis praktik.., Kurniasih, FIK UI, 2013


diet.
Dapat
-
mempraktikkan
gerakan senam
kaki dengan
baik.
A: TUK 3: senam
kaki tercapai.
P:
- Evaluasi diet
- Evaluasi senam
kaki
- TUK 3:
perawatan kaki
- TUK 4 dan 5
- Cek gula darah
8/6 1. Mengevaluasi diet S: Kurniasih
Pertemuan 2. Mengevaluasi senam kaki - Semalam
ke- 6 3. Mengedukasi tentang makan cemilan
perawatan kaki manis yaitu roti
4. Mengedukasi modifikasi isi kacang ijo 3
lingkungan bungkus dan
5. Mengingatkan untuk begadang, pagi
terus minum obat secara hari makan
tertur dan menganjurkan bubur ayam 1
klien untuk ke yankes mangkok
jika terjadi keparahan penuh.
DM - Setiap bangun
6. Mengecek gula darah pagi sudah
melakukan
senam kaki dan
juga
melakukannya
jika ada rasa
kesemutan,
kesemutan
dapat
berkurang.
- Pernah
merendam kaki
dengan air
hangat.
- Di rumah
kadang
memakai alas
kaki kadang
tidak.
- Akan

Analisis praktik.., Kurniasih, FIK UI, 2013


menggunakan
pelembab pada
kaki.
- Setiap hari
sudah minum
obat secara
teratur.
O:
- TD= 120/70
mmHg
- GDS= 417
mg/dl
A: TUK 1-5 tercapai,
namun diet masih
belum patuh.
P:
- Monitor diet
- Evaluasi senam
kaki
- Evaluasi
perawatan kaki
- TUK 1-5
diagnosa
perilaku
cenderung
berisiko
11/6 1. Memonitoring diet S: Kurniasih
Pertemuan 2. Mengevaluasi senam - Makan kadang
ke- 7 kaki baik kadang
3. Mengevaluasi tidak
perawatan kaki - Senam kaki
4. Menjelaskan TUK 1-5 dilakukan setiap
diagnosa perilaku hari dan rasa
kesehatan cenderung kesemutan
berisiko sudah
berkurang
- Perawatan kaki
sekadar
menggunakan
sepatu atau
sendal jika
keluar rumah
namun di dalam
rumah belum
menggunakann
ya, hanya hati-
hati saja dalam
berjalan.

Analisis praktik.., Kurniasih, FIK UI, 2013


- Merokok:
menghisap
rokok, isinya
zat-zat nikotin,
tar.
- Akibat: kanker,
jantung, sesak
napas
- Rokok bahaya,
mau mencoba
untuk
mengurangi.
- Cara
mengurangi
rokok: coba
kurangi perhari.
- Cara perawatan:
olahraga,
makan buah dan
sayur, cari
kesibukan yang
bermanfaat.
- Coba untuk
mulai
menjauhkan
bungkus rokok.
- Sudah ke
pelayanan
kesehatan
sebulan sekali.
O:
- TD= 120/80
mmHg
- Keluarga
mengerti
penkes tentang
rokok dan
antusias untuk
mencoba
mengurangi
rokok.
A:
- TUK 3
manajemen diet
belum
sepenuhnya
dipatuhi, senam
kaki dan

Analisis praktik.., Kurniasih, FIK UI, 2013


perawatan kaki
sudah baik.
- TUK 1-4
diagnosa
perilaku
kesehatan
cenderung
berisiko
tercapai.
P:
- Monitor diet
- Evaluasi senam
kaki
- Evaluasi
perilaku
merokok
- TUK 1-5
diagnosa
koping individu
tidak efektif
15/6 1. Memonitoring diet S: Kurniasih
Pertemuan 2. Mengevaluasi senam - Makan nasi
ke- 8 kaki padang 1 porsi,
3. Mengevaluasi makan soto
perilaku merokok ayam, nasi juga
4. Menjelaskan TUK 1- tidak ditakar,
5 diagnosa koping pagi hari
individu tidak efektif kemudian
makan bubur
seporsi, lalu
diselingi makan
nasi uduk
- Senam kaki
dilakukan setiap
hari dan
sekarang sudah
tidak
kesemutan.
- Sudah
mengurangi
rokok,
sebelumnya
habis 1
bungkus, akhir-
akhir ini pasti
tidak habis 1
bungkus.
- Stres: keadaan

Analisis praktik.., Kurniasih, FIK UI, 2013


tubuh yang
tidak seperti
biasanya
mungkin ada
tekanan.
- Penyebab:
memikirkan
penyakit,
masalah
keluarga.
- Tanda dan
gejala: susah
konsentrasi,
gula darah dan
tekanan darah
naik, susah
tidur.
- Akibat:
kambuhnya
penyakit, malas
kerja.
- Cara mengatasi:
nafas dalam dan
akan bercerita
tentang masalah
kepada orang
terdekat.
O:
- GDS= 443
mg/dl
- TD= 120/80
mmHg
- Keluarga
mengerti
tentang koping
efektif akibat
stres.
A:
- Diet belum
sepenuhnya
dipatuhi
- Senam kaki
berhasil
- TUK 1-4
diagnosa
koping individu
tidak efektif
tercapai.

Analisis praktik.., Kurniasih, FIK UI, 2013


P:
- Monitor diet
- Evaluasi
sumatif
diagnosa
ketidakefektifan
manajemen
kesehatan diri.
- Evaluasi
perilaku
merokok
- Evaluasi
manajemen
stres
18/6 1. Memonitoring diet S: Kurniasih
Pertemuan 2. Mengevaluasi sumatif - Mematuhi
ke- 9 diagnosa kembali
ketidakefektifan manajemen diet
manajemen kesehatan yang disarankan
diri karena kemarin
3. Mengevaluasi sempat tinggi
perilaku merokok gula darahnya
4. Mengevaluasi takut
manajemen stres komplikasi
seperti dulu
yaitu kebutaan.
- Gula darah
diatas 200
- Penyebabnya:
keturunan,
makanan tidak
terkontrol dan
stres,
- Tanda dan
gejala: sering
haus, sering
buang air kecil
serta gatal-
gatal,
- Akibat: luka
tidak sembuh,
kesemutan dan
baal serta sakit
jantung;
- Cara perawatan:
diet, minum
obat teratur,
perawatan kaki,

Analisis praktik.., Kurniasih, FIK UI, 2013


senam kaki,
olahraga, dan
kontrol gula
darah minimal
sebulan sekali
- Sudah banyak
mengurangi
rokok, sekarang
sehari hanya
batang saja.
- Hanya stres
ringan, karena
kecapean jadi
nafas dalam,
kalau ada
masalah sudah
coba
diceritakan ke
istri.
O:
- Dapat
menyebutkan
kembali definisi
DM
- Dapat
menyebutkan 3
dari 5 penyebab
DM
- Dapat
menyebutkan 3
dari 5 tanda dan
gejala DM
- Dapat
menyebutkan 3
dari 7 akibat
DM
- Dapat
menyebutkan 6
dari 6 cara
perawatan DM
- TD= 120/80
mmHg
- Terlihat
sebatang rokok
tidak langsung
dihabiskan
dalam sekali
waktu.

Analisis praktik.., Kurniasih, FIK UI, 2013


A:
- TUK 1-5
diagnosa
ketidakefektifan
manajemen
kesehatan diri
tercapai.
- Perilaku
merokok sudah
berkurang.
- Koping sudah
mulai baik yaitu
sudah bercerita
tentang masalah
dengan orang
terdekat.
P:
- Monitor diet
- Evaluasi
sumatif
diagnosa
perilaku
kesehatan
cenderung
berisiko.
- Evaluasi
sumatif
diagnosa
koping individu
tidak efektif.
- Terminasi
22/6 1. Memonitoring diet S: Kurniasih
Pertemuan 2. Mengevaluasi sumatif - Makannya baik
ke- 10 diagnosa perilaku kembali karena
kesehatan cenderung pada kunjungan
berisiko. lalu, gulanya
3. Mengevaluasi sumatif tinggi sekali
diagnosa koping - Rokok sudah
individu tidak efektif. sangat banyak
4. Memotivasi keluarga dikurangi.
untuk menjalankan - Sudah bercerita
cara-cara perawatan jika ada
yang telah diajarkan masalah
selama kunjungan. - Akan
5. Melakukan terminasi. menjalankan
terus cara-cara
perawatan yang
telah diajarkan

Analisis praktik.., Kurniasih, FIK UI, 2013


O:
- GDS= 318
mg/dl
- TD= 120/80
mmHg
A:
- TUK 1-5
ketidakefektifan
manajemen
kesehatan diri
berhasil
- TUK 1-4
diagnosa
perilaku
kesehatan
cenderung
berisiko
berhasil.
- TUK 1-4
diagnosa
koping individu
tidak efektif
berhasil.
P:
- Memberikan
catatan atau
ringkasan
berupa hal-hal
yang harus
dilakukan (hal-
hal yang telah
diajarkan)
untuk Bpk M.

Analisis praktik.., Kurniasih, FIK UI, 2013


Lampiran 6: Tingkat Kemandirian Keluarga

Tingkat Kemandirian Keluarga Bpk M (62 tahun)

No Kriteria Ya Tidak Pembenaran


1 Keluarga menerima petugas Setiap mahasiswa datang berkunjung,
v
kesehatan Bpk M selalu sudah siap di rumah.
2 Keluarga menerima pelayanan Keluarga dapat mengikuti intervensi
kesehatan sesuai rencana yang mahasiswa berikan saat
v
kunjungan sesuai rencana dan jadwal
kunjungan.
3 Keluarga menyatakan masalah Keluarga mengatakan masalah
kesehatan secara benar kesehatan beserta dengan keluhan yang
v dirasakan dan hal tersebut sesuai
dengan pengkajian yang mahasiswa
telah lakukan.
4 Keluarga memanfaatkan fasilitas Keluarga selalu berkunjung ke
kesehatan sesuai anjuran v pelayanan kesehatan terdekat untuk
memeriksakan kesehatannya.
5 Keluarga melaksanakan perawatan Keluarga melakukan perawatan
sederhana sesuai anjuran sederhana yang mahasiswa ajarkan,
v
terlihat dari hasil evaluasi yang telah
mahasiswa lakukan.
6 Keluarga melaksanakan tindakan Keluarga belum melakukan
pencegahan secara aktif pencegahan secara aktif, ini
v berdasarkan dari pengakuan keluarga
dan juga dari hasil evaluasi yang telah
mahasiswa lakukan.
7 Keluarga melaksanakan tindakan Keluarga belum melaksanakan
promotif secara aktif tindakan promotif.
v

Kesimpulan:
Keluarga Bpk M berada pada tahap kemandirian tingkat 2.

Analisis praktik.., Kurniasih, FIK UI, 2013


Lampiran 7: Format Evaluasi Sumatif

FORMAT EVALUASI SUMATIF


ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA

Diagnosa 1:
Ketidakefektifan manajemen kesehatan diri pada Bpk M dengan DM

No RESPON KELUARGA HASIL Modifikasi intervensi


Ya Tidak
1 Keluarga mampu menyebutkan
pengertian diabetes melitus yaitu
gangguan yang ditandai dengan
kenaikan kadar gula darah sewaktu & 2
jam setelah makan > 200 mg/dl dan
gula darah puasa > 140 mg/dl.
2 Keluarga dapat menyebutkan 3 dari 5
penyebab DM
Penyebab:
faktor keturunan
- kegemukan
- sering makan makanan manis
- kurang olahraga
- stres
3 Keluarga mampu menyebutkan 3 dari 5
tanda/gejala DM:
cepat lapar,
- cepat haus
- sering buang air kecil terutama pada
malam hari
- lemas
- kulit gatal-gatal
4 Keluarga mampu menyebutkan 3 dari 7
akibat DM bila tidak diatasi
kebutaan,
- impotensi,
- penyakit jantung,
- stroke,
- gagal ginjal,
- hipertensi,
- amputasi
5 Keluarga mampu menyebutkan 4 dari 6
cara mengatasi DM:
- diet makan (memilih makanan yang
dianjurkan dan yang tidak untuk DM)
- olahraga teratur,
- perawatan kulit & kaki,
- mengontrol kadar gula darah secara
berkala,
- minum obat teratur sesuai dosis dan
waktu
- senam kaki

Analisis praktik.., Kurniasih, FIK UI, 2013


Lampiran 7: Format Evaluasi Sumatif (Lanjutan)

6 Keluarga mampu mendemontrasikan Dibantu perawat


pembuatan menu makan sehari untuk dengan melihat contoh
dm bahan penukar
makanan
7 Keluarga mampu mendemontrasikan
senam DM

8 Keluarga mampu menyebutkan 3 dari 3


cara memodifikasi lingkungan
mengatasi masalah DM
1. Menggunakan alas kaki
2. Meletakkan makanan yang
mengandung banyak gula di tempat
yang sulit dijangkau oleh penderita
DM
3. Mengganti cemilan yang banyak
mengandung gula dengan makanan
yang tinggi serat dan rendah gula
9 Keluarga mampu melakukan
modifikasi lingkungan untuk
mengatasi DM
10 Keluarga mampu menyebutkan
manfaat fasilitas kesehatan yaitu
sebagai sarana untuk pemeriksaan,
perawatan/pengobatan DM, sebagai
sarana untuk mendapatkan informasi
yang akurat dan tepat untuk mengatasi
masalah DM

11 Keluarga mampu menyebutkan 3 dari 6


fasilitas pelayanan kes. yang dapat
digunakan dalam penanganan DM,
yaitu:
puskesmas, posbindu, RS, Praktek
perawat, dokter praktek dan praktek
bidan.
12 Keluarga mampu memanfaatkan
fasilitas kesehatan untuk penanganan
DM

Analisis praktik.., Kurniasih, FIK UI, 2013


Analisis praktik.., Kurniasih, FIK UI, 2013
Analisis praktik.., Kurniasih, FIK UI, 2013
Manajemen Diet
Pada Penderita Diabetes Mellitus

Oleh:
KURNIASIH, S.Kep
Lampiran 9
Analisis praktik.., Kurniasih, FIK UI, 2013
Apa itu Manajemen Diet??

Manajemen diet adalah mengatur makanan


yang dikonsumsi sehingga mencukupi
kebutuhan gizi seimbang yang terdiri dari zat
tenaga, zat pembangun, dan zat pengatur.

Analisis praktik.., Kurniasih, FIK UI, 2013


Apa Tujuan Manajemen Diet??

Mempertahankan kadar gula darah


mendekati normal

Menyediakan energi yang


cukup dan menjaga berat
badan tetap normal

Mencegah
komplikasi

Analisis praktik.., Kurniasih, FIK UI, 2013


Apa yang perlu diperhatikan pada
diet untuk Diabetes??
Tepat makan pada waktu pagi, siang, malam.
JADWAL MAKAN Diantara waktu makan, sebaiknya ada waktu
untuk makan makanan selingan.

Jumlah makanan diatur berdasarkan tinggi


JUMLAH MAKANAN
badan, berat badan, jenis aktivitas, dan usia.

Jenis makanan yang tidak boleh dimakan, yaitu:


gula pasir, gula merah, sirup, minuman bersoda,
es krim, selai, permen, kue-kue.
Jenis makanan yang dibatasi, yaitu:
JENIS MAKANAN
Nasi, kentang, singkong, ubi, ketan, talas, roti,
bihun, sagu, makanan bertepung.
Buah-buahan yang manis seperti durian,
rambutan, sawo, jeruk, nanas, anggur.

Analisis praktik.., Kurniasih, FIK UI, 2013


Penderita Diabetes
Perlu Gizi Seimbang
Zat tenaga berasal dari makanan yang mengandung karbohidrat dan lemak.
Berfungsi untuk menyediakan energi dalam tubuh.
Makanan yang mengandung karbohidrat (beras, jagung, ubi, singkong, kentang, roti,
ZAT mie).
TENAGA Makanan yang mengandung lemak (minyak, margarin, santan).

Zat pembangun berasal dari makanan yang mengandung protein nabati (kacang-
ZAT kacangan, tempe, tahu) dan protein hewani (telur, ikan, ayam, daging, susu).

PEMBANGUN

Zat pengatur berasal dari sayuran dan buah-buahan.


ZAT
PENGATUR

Analisis praktik.., Kurniasih, FIK UI, 2013


Lampiran 10: Contoh Menu 1700 Kalori

Contoh Menu 1700 kalori

Waktu Jenis Jumlah URT Jml kalori

06.30 Makan Nasi 150 gram 1 gelas 262,5


pagi/
sarapan Ikan 25 gram 1/2 ptg sedang 45
Tempe 25 gram 1 1/2 ptg sedang 40
Sayuran 125 gram 2,5 gelas 60
Minyak 10 gram 1 sdm 90

09.30 Pisang 150 gram 3 buah sedang 120


selingan
12.30 Nasi 100 gram 3/4 gelas 175
Makan siang
Ikan 25 gram 1/2 ptg sedang 45
Sayuran 150 gram 3 gelas 75
Tempe 25 gram 1 1/2 ptg sedang 40
Minyak 5 gram 1/2 sdm 45

15.30 Pisang 200 gram 4 buah sedang 160


selingan
18.30 Nasi 100 gram 3/4 gelas 175
Makan malam
Ikan 50 gram 1 ptg sedang 95
Tempe 25 gram 1 1/2 ptg sedang 40
Sayuran 150 gram 3 gelas 75
Minyak 5 gram 1/2 sdm 45

21.30 Pisang 150 gram 3 buah sedang 120


selingan

Analisis praktik.., Kurniasih, FIK UI, 2013


Lampiran 11: Daftar Makanan Pengganti

DAFTAR MAKANAN PENGGANTI

GOLONGAN I: NASI DAN PENGGANTINYA


100 gr nasi = gelas, mengandung 175 kalori.
100 gr nasi = 400 gr bubur beras = 1 gelas
200 gr nasi tim = 1 gelas
100 gr nasi jagung = gelas
200 gr kentang = 4 biji sedang
100 gr singkong = 1 potong sedang
200 gr tales = biji sedang
150 gr ubi = 1 biji sedang
80 gr roti putih = 4 iris
40 gr maizena = 7 sdm
50 gr mie kering = 1 gelas direbus
100 gr mie basah = 1 gelas
50 gr bihun = gelas
50 gr kraker = 5 buah besar
50 gr tepung beras = 8 sdm
40 gr tepung hunkwe = 7 sdm
40 gr tepung singkong = 8 sdm
50 gr tepung terigu = 12 sdm
50 gr havermout = 7 sdm

GOLONGAN II: DAGING DAN PENGGANTINYA


50 gr daging mengandung 95 kalori.
50 gr daging sapi = 25 gr daging babi kurus = 1 potong sedang
50 gr daging ayam = 1 potong sedang
50 gr hati sapi = 1 potong sedang
60 gr babat = 2 potong sedang
75 gr usus sapi = 7 bulatan
75 gr telur ayam biasa = 2 butir
60 gr telur ayam bebek = 1 butir
50 gr ikan segar = 1 potong sedang
25 gr ikan asin = 1 potong sedang
25 gr ikan teri = 2 sdm
50 gr udang basah = gelas
30 gr keju = 1 potong sedang
60 gr telur ayam negeri = 1 butir
100 gr bakso daging = 10 biji besar

GOLONGAN III: TEMPE DAN PENGGANTINYA


50 gr tempe= 3 potong sedang, mengandung 80 kalori
50 gr tempe = 100 gr tahu = 1 biji
50 gr oncom = 2 potong sedang
25 gr kacang hijau = gelas direbus
25 gr kedelai = 2 sdm
25 gr kacang merah= 2 sdm
20 gr kacang tanah = 2 sdm

Analisis praktik.., Kurniasih, FIK UI, 2013


Lampiran 11: Daftar Makanan Pengganti (Lanjutan)

25 gr kacang tolo = 2 sdm


20 gr keju kacang tanah = 2 sdm

GOLONGAN IV: SAYURAN DAN PENGGANTINYA


 100 gr sayuran golongan A mengandun g 50 kalori
Sayuran golongan A:
Bayem, buncis, daun melinjo, daun pepaya, labu siem, daun luntas, daun ubi jalar, daun
lompong, daun singkong, jagung muda, jantung pisang, kacang kopi, kacang panjang,
nangka muda, pare, wortel.

 Sayuran golongan B mengandung sedikit kalori


Sayuran golongan B:
Daun koro, kembang kol, tauge, ketimun, rebung, jamur segar, kubis, seledri, kangkung,
pepaya muda, daun labu siem, selada, lobak, cabai hijau besar, kecipir, mbayung, labu
air, terong, tomat, sawi.

GOLONGAN V: BUAH DAN PENGGANTINYA


50 gr pisang mengandung 40 kalori
50 gr pisang = 1 buah sedang = 100 gr jambu air = 2 buah sedang
75 gr jambu bol = buah sedang
100 gr kedondong = 1 buah sedang
100 gr pepaya = 1 potong
75 gr salak = 1 potong besar
150 gr semangka = 1 potong besar
75 gr apel = buah sedang
50 gr alpukat = buah besar
125 gr belimbing = 1 buah besar
75 gr bengkoang = 1 buah besar

GOLONGAN VI: SUSU DAN PENGGANTINYA


200 gr susu mengandung 110 kalori
200 gr susu sapi = 100 gr susu kental tak bergula = 1 gelas
200 gr susu ayam (yoghurt) = 1 gelas
25 gr tepung susu penuh = 4 sdm
20 gr tepung susu skim = 4 sdm
25 gr tepung susu saridele = 4 sdm

GOLONGAN VII: MINYAK DAN PENGGANTINYA


5 gr minyak mengandung 45 kalori
5 gr minyak goreng = 5 gr margarine = sdm
5 gr mentega = sdm
30 gr kelapa = 1 potong kecil
30 gr kelapa parut = 5 sdm
50 gr kelapa santan = gelas
5 gr lemak sapi = 1 potong kecil
5 gr lemak babi = 1 potong kecil

Sumber: Tjokroprawiro, A. (1989). Diabetes mellitus (klasifikasi, diagnosis, dan dasar-dasar terapi).
Jakarta: PT Gramedia.

Analisis praktik.., Kurniasih, FIK UI, 2013


Analisis praktik.., Kurniasih, FIK UI, 2013
Analisis praktik.., Kurniasih, FIK UI, 2013
Analisis praktik.., Kurniasih, FIK UI, 2013
Analisis praktik.., Kurniasih, FIK UI, 2013
Analisis praktik.., Kurniasih, FIK UI, 2013
Lampiran 15

ROKOK ITU............ KANDUNGAN ROKOK


Rokok adalah hasil olahan tembakau  TAR
terbungkus yang mengandung bahan Dapat merusak sel paru-paru dan
kimia berbahaya. menyebabkan kanker.

FAKTA ROKOK  KARBON MONOKSIDA (CO)


 Asap rokok mengandung kurang Menghambat kemampuan darah
lebih 4000 bahan kimia membawa oksigen.
berbahaya.
 Semakin pendek rokok semakin  NIKOTIN
tinggi kadar racun yang siap Dapat dapat menyebabkan
Oleh melayang ke udara bahkan lebih ketagihan serta dapat merusak
KURNIASIH, S.Kep berbahaya daripada polusi di jantung dan sirkulasi darah.
Mahasiswa Program Profesi jalan raya.
Universitas Indonesia  Rokok bersifat candu.
2013  Menambah pengeluaran biaya
untuk membeli rokok.
 Dapat merusak diri sendiri dan
lingkungan.

Analisis praktik.., Kurniasih, FIK UI, 2013


Lampiran 15 (Lanjutan)

BAHAYA ROKOK Penyakit jantung Bahaya Asap Rokok Terhadap Bayi


Bayi
ANGINA Stroke Masalah dan penyakit
Nyeri dada akibat penyempitan Otot lemah pernafasan
pembuluh darah jantung. Penyakit gusi Mengganggu terhadap
Kerusakan mata perkembangan kecerdasan
ASMA Osteoporosis (pengeroposan Jangkitan telinga
Mengalami kesulitan bernafas. tulang) Leukeamia (kanker darah)
Kemandulan Kanker otak 22%
ALERGI Cepat lelah
Iritasi terhadap asap rokok. Sindrom kematian secara

Bahaya Asap Rokok Terhadap Ibu mendadak


GEJALA-GEJALA GANGGUAN Hamil Dan Janin yang Dikandungnya
KESEHATAN
Iritasi mata, sakit kepala, pusing, Keguguran janin

sakit tenggorokan, batuk, dan sesak Kematian janin dalam kandungan

nafas. Pendarahan dari uri (abruption


placenta)
Berat badan berkurang 20-30%

Analisis praktik.., Kurniasih, FIK UI, 2013

You might also like