Professional Documents
Culture Documents
BAB I
PENDAHULUAN
Perusahaan menggunakan operating dan financial leverage dengan tujuan agar keuntungan
yang diperoleh lebih besar daripada biaya assets dan sumber dananya, dengan demikian akan
meningkatkan keuangan pemegang saham. Sebaliknya leverage juga menigkatkan variabilitas (risko)
keuntungan, karena jika perusahaan ternyata mendapatkan keuntungan yang lebih rendah dari biaya
tetapnya maka penggunaan leverage akan menurunkan keuntungan pemegang saham.
LEVERAGE DAN LAPORAN RUGI LABA
PT ASDB
Laporan Rugi Laba
1 Januari 31 Desember 1989
( dalam Rp 000,- )
Setelah menghitung nilai DOL, selanjutnya menganalisis hasil dari perhitungan DOL. DOL dapat
diartikan, jika volume penjualan berubah (naik/turun) sebesar m%, maka EBIT akan berubah searan
sebesar m% x DOL. Jadi DOL menunjukkan tingkat sensitivitas volume penjualan terhadap laba
operasinya.
Financial leverage adalah penggunaan sumber dana yang memiliki beban tetap dengan
harapan bahwa akan memberikan tambahan keuntungan yang lebih besar daripada beban tetapnya
sehingga akan meningkat keuntungan yang tersedia bagi pemegang saham. Financial leverage
dengan demikian menunjukan perubahan lab per lembar saham (earning per share atau EPS)
sebagai akibat perubahan EBIT.
Setelah menghitung nilai DFL, selanjutnya menganalisis hasil dari perhitungan DFL. DFL
dapat diartikan, jika EBIT berubah (naik/turun) sebesar n%, maka EPS akan berubah searah sebesar
Contoh Soal :
The Corciva Inc. mempunyai data penjualan payung sebagai berikut :
- Harga jual payung $50/unit.
- Harga variabel sebesar 10% dari harga jual dan biaya tetap sebesar $3000.
Hitunglah :
a. Jika pada tahun 2004 terjual 1000 unit payung, berapakah DOL ?
b. Jika interest yang harus dibayar sebesar $5000, berapakah DFL ?
c. Berapakah DCL perusahaan ?
Jawab :
a. DOL = CM = 1.000($50-$5) = 45.000 = 1,07
EBIT 1.000(45)-3000 45.000-3.000
Artinya : perubahan te rhadap 1% penjualan akan mempengaruhi perubahan sebesar 1,07%
pada operating income.
Dimana EPS adalah perubahan EPS sedangkan EBIT adalah perubahan EBIT.Karena DFL
berbeda untuk setiap EBIT maka perlu diberikan tingkat EBIT tertentu dalam mengukur finansial
leverage persamaan diatas dapat disederhanakan menjadi :
Apabila tidak ada deviden saham preferen dan I merupakan pembayaran bunga hutang maka
persamaan DFL menjadi :
Hasil Analisis
Dibawah ini disajikan data hasil pengolahan yang berupa laporan keuangan rugi/laba PT. SEPATU
BATA (tahun 1999-2000) dimulai dari EBIT hingga EPS. Kemudian berdasarkan data tersebut
menghitung DFL.
PT SEPATU BATA
LAPORAN LABA RUGI UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA 31 DESEMBER 1999 DAN 2000
(Dalam ribuan rupiah, kecuali data persaham)
Keterangan
1999 2000 Perubahan %
Laba usaha (EBIT)13.125.367 8.868.784 4.256.583 32.4
Pendapatan (Beban) lain-lain :
Pendapatan bunga125.406 101.522
Beban bunga
(4.834.580) (6.116.889)
Laba (rugi) selisih kurs bersih
(5.920) 23.575
Laba penjualan aktiva tetap 41.416
38.153
Jumlah pendapatan (beban) lain-lain
(4.676.887) (5.950.376)
5.167.008
Laba usaha perlembar saham 682
1.101
Laba bersih perlembar saham 93 304 76.6
397
Pada tahun 2000 terjadi penurunan jumlah EBIT yang sebelumnya sebesar Rp. 13.125.367
(tahun 1999) menjadi Rp. 8.868.784 (tahun 2000), dan juga terjadi perubahan jumlah EPS yang
sebelumnya sebesar Rp. 397 perlembar saham (tahun 1999) menjadi Rp. 93 perlembar saham
(tahun 2000). Sehingga Degree Finansial Leverage (DFL) dapat dihitung sebagai berikut :
= 2,36 x
atau pada tahun 2000 terjadi penurunan jumlah EBIT sebesar 32,4% menyebabkan menurunnya
jumlah EPS sebesar 76,6%
= 2,36 x
Dipenuhi dengan:
1) Saham Biasa Rp 1.200.000,00 Rp 1.700.000,00 Rp 2.000.000,00
Lembar saham
(Rp 100,00 /lembar) 12.000 lembar 17.000 lembar 20.000 lembar
2) 5% Obligasi Rp 800.000,00 Rp 300.000,00 Rp 0,00
EBIT = Rp 60.000,00
EBIT Rp 60.000,00 Rp 60.000,00 Rp 60.000,00
Alternatif I Alternatif II Alternatif III
Hutang 40 % Hutang 15 % Hutang 0 %
Saham Biasa 60% Saham Biasa 85% Saham Biasa 100%
Bunga Obligasi (5%) Rp 40.000,00 Rp 15.000,00 Rp 0,00
Keuntungan Sebelum
Pajak (EBT) Rp 20.000,00 Rp 45.000,00 Rp 60.000,00
Pajak Penghasilan (50%) Rp 10.000,00 Rp 22.500,00 Rp 30.000,00
Keuntungan Sebelum
Pajak (EBT) Rp 80.000,00 Rp 105.000,00 Rp 120.000,00
Pajak Penghasilan (50%) Rp 40.000,00 Rp 52.500,00 Rp 60.000,00
EBIT = Rp 100.000,00
EBIT Rp 100.000,00 Rp 100.000,00 Rp 100.000,00
Bunga Obligasi (5%) Rp 40.000,00 Rp 15.000,00 Rp 0,00
Keuntungan Sebelum
Pajak (EBT) Rp 60.000,00 Rp 85.000,00 Rp 100.000,00
Pajak Penghasilan (50%) Rp 30.000,00 Rp 42.500,00 Rp 50.000,00
Alternatif I Alternatif II Alternatif III
Hutang 40 % Hutang 15 % Hutang 0 %
Saham Biasa 60% Saham Biasa 85% Saham Biasa 100%
Berdasarkan rumus tersebut, indifference point dari contoh di atas dengan mengambil alternatif I dan
III dapat dihitung sbb.:
0,5 x 0,5 (x - 40.000)
Saham Biasa versus Obligasi : =
20.000 12.000
Apabila diambil alternatif II dan III, hasilnya pun akan sama, yaitu:
0,5 x 0,5 (x - 15.000)
Saham Biasa versus Obligasi : =
20.000 17.000
Gambar indifference point dari berbagai alternatif pembelanjaan tersebut nampak pada gambar di
bawah ini:
Apabila suatu perusahaan sebelumnya sudah mempunyai obligasi dan akan mengeluarkan
obligasi baru, maka rumus perhitungan indifference point di depan perlu diadakan penyesuaian
menjadi:
Keterangan:
X = EBIT pada indifference point.
C1 = Jumlah bunga dalam rupiah yang dibayarkan dari jumlah pinjaman yang telah
ada.
C2 = Jumlah bunga dalam rupiah yang dibayarkan baik untuk pinjaman yang telah ada
(yang lama) maupun pinjaman baru.
T = Tingkat pajak perseroan.
S1 = Jumlah lembar saham biasa yang beredar kalau menjual saham biasa.
S2 = Jumlah lembar saham biasa yang beredar kalau menjual saham biasa dan obligasi
secara bersama-sama.
Contoh:
Suatu perusahaan mempunyai modal sebesar Rp 1.000.000,00 yang terdiri dari saham biasa sebesar
Rp 800.000,00 (800 lembar) dan 4% Obligasi sebesar Rp 200.000,00. Perusahaan merencanakan
mengadakan perluasan usaha dan untuk itu diperlukan tambahan dana sebesar Rp 200.000,00.
Tambahan dana itu akan dapat dipenuhi dengan emisi saham baru atau dengan mengeluarkan
obligasi baru dengan bunga 6 % per tahun. Tax rate = 50%.
Berdasarkan rumus di atas maka besarnya indifference point dapat dihitung sbb.: