You are on page 1of 8

ANALISIS APLIKASI FEEDER PDDIKTI (PANGKALAN DATA PENDIDIKAN TINGGI) DAN

EPSBED (EVALUASI PROGRAM STUDI BERBASIS EVALUASI DIRI) DI KOPERTIS


WILAYAH V DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

Virdiana Sriviana Fatmawaty1), Hanif Al Fatta2)


1) Teknik Informatika STMIK AMIKOM Yogyakarta
2) Manajemen Informatika STMIK AMIKOM Yogyakarta
Jl Ringroad Utara, Condongcatur, Depok, Sleman, Yogyakarta Indonesia 55283
Email: virdiana.s.f@gmail.com1), hanif.a@amikom.ac.id2)

Abstract - PDDIKTI is an collection / summary of the data the pengelolaannya ke system. PDDIKTI.pola yang jelas juga
organization of the entire College of Higher Education that is menerapkan teknologi terbaru untuk pengembangan website.
integrated nationally, which are accessible via a web page with the
address http://forlap.dikti.go.id. Data that is shared by all Alur pelaporan data PDDIKTI selama ini melalui banyak
universities in Indonesia under the Kementerian Riset, Teknologi, perubahan baik dari segi pelaporannya maupun aplikasi yang
dan Pendidikan Tinggi are required to be uploaded into the system digunakan. Perubahan aplikasi ini membuat dampak yang
PDDIKTI accordance with rules laid down by the Directorate of cukup besar pada perguruan tinggi karena banyak faktor yang
Higher Education. So a good college State University (PTN) and perlu melakukan penyesuaian yang tidak mudah. Sistem
Private Higher Education (PTS) when the academic process and its Pelaporan pada tahun 2002 menggunakan aplikasi yang
management is recognized by the government, the College shall
report to the management activities PDDIKTI system.
dinamakan dengan EPSBED yang kemudian berkembang
Flow data reporting PDDIKTI for this through many changes both menggunakan PDPT Oracle pada tahun 2009 yang hanya
in terms of reporting and the application used. This application bertahan sampai tahun 2011, yang kemudian berganti menjadi
changes make a big impact at the college because of the many factors Win EPSBED. Tapi Win EPSBED juga tidak bertahan lama,
that need to make adjustments easy. On older systems through the sehingga pada tahun 2013 media pelaporan lewat FTP, dan
application of its reporting is EPSBED groove of Higher Education pada 2015 akhirnya DIKTI beralih ke FEEDER PDDIKTI.
Kopertis to which the PT is already validating and from Kopertis to Pada sistem lama alur pelaporannya adalah dari Perguruan
Higher Education. But for the new reporting lines, straight to the Tinggi ke Kopertis dimana di PT tersebut sudah melakukan
College of Higher Education through FEEDER PDDIKTI and validasi dan dari Kopertis ke Dikti. Tapi untuk alur pelaporan
afterwards returned to the Kopertis to perform validation. But until
now the validation can not be done so that the College does not know
yang baru, Perguruan Tinggi langsung menuju ke Dikti melalui
whether the data they already have input into Feeder is appropriate FEEDER PDDIKTI dan setelah itu di kembalikan ke Kopertis
or not. untuk melakukan Validasi. Tapi sampai sekarang validasi
In this thesis, the researchers analyzed the old application system tersebut belum bisa dilakukan sehingga Perguruan Tinggi tidak
(EPSBED) with a new application system (FEEDER PDDIKTI) tahu apakah data yang sudah mereka inputkan ke Feeder sudah
which aims to provide recommendations to the Higher Education in sesuai atau belum. Dan perubahan aplikasi dari EPSBED ke
order FEEDER PDDIKTI be more appropriate to the conditions FEEDER PDDIKTI ini membutuhkan penyesuaian yang cukup
existing at the College besar, karena baik cara pelaporan yang berbeda, struktur tabel
Keywords: PDDIKTI, FEEDER PDDIKTI, EPSBED, Higher nya pun berbeda, jadi bagi Perguruan Tinggi yang sudah
Education, Higher Education, Kopertis.
memiliki program konversi dari Sistem Informasi Akademik
Pendahuluan (SIAKAD) masing-masing Perguruan Tinggi ke EPSBED,
harus melakukan penyesuaian yang tidak sederhana.
1.1 Latar Belakang
Masalah-masalah yang timbul dari proses pelaporan data
PDDIKTI merupakan kumpulan/rangkuman data
melalui FEEDER PDDIKTI ini yang membuat Penulis
penyelenggaraan Pendidikan Tinggi seluruh Perguruan Tinggi
melakukan analisis terhadap masalah-masalah yang ditemukan
yang terintegrasi secara nasional yang dapat diakses melalui
oleh Perguruan Tinggi dalam proses pelaporan di FEEDER
laman web dengan alamat http://forlap.dikti.go.id. Data yang
PDDIKTI.
dimiliki oleh semua perguruan tinggi di Indonesia di bawah
Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi 1.2 Rumusan Masalah
diwajibkan untuk diunggah ke dalam sistem PDDIKTI sesuai
Berdasarkan pemaparan dari latar belakang masalah di
dengan aturan yang ditetapkan oleh Direktorat Perguruan
atas, penulis merumuskan masalah yaitu menganalisa sistem
Tinggi. Sehingga suatu perguruan tinggi baik Perguruan Tinggi
aplikasi lama (EPSBED) dengan sistem aplikasi baru
Negeri (PTN) maupun Perguruan Tinggi Swasta (PTS) apabila
(FEEDER PDDIKTI) yang bertujuan untuk memberikan
proses akademik dan manajemennya diakui oleh pemerintah
rekomendasi kepada Dikti agar FEEDER PDDIKTI menjadi
maka Perguruan Tinggi tersebut wajib melaporkan kegiatan
lebih sesuai dengan kondisi yang ada di Perguruan Tinggi.

1
1.3 Maksud dan Tujuan menghasilkan suatu tindakan yang lain yang akan membuat
data kembali. Data tersebut ditangkap sebagai input, diproses
a. Proses migrasi data dari EPSBED ke FEEDER tidak
kembali melalui suatu model dan seterusnya membentuk siklus
menemui kendala
yang dapat dilihat pada gambar dibawah ini : 2
b. Sebagai masukan bagi sistem baru (FEEDER) agar
lebih baik.
c. Perguruan Tinggi tidak menemukan kendala dalam
melaporkan penyelenggaraan akademiknya melalui
FEEDER
1.4 Metode Penelitian
1. Identifikasi Masalah
2. Penelitian menerima laporan masalah proses 1.5.3 Kualitas Informasi
penginputan data di FEEDER PDDIKTI dan laman
http://forlap.dikti.go.id/ dari Perguruan Tinggi sebagai Kualitas suatu informasi tergantung dari 3 (tiga) hal, yaitu :
pengguna langsung aplikasi FEEDER PDDIKTI. 1. Akurat (accurate)
3. Melihat Data yang ada di FEEDER dan EPSBED Informasi harus bebas dari kesalahan-kesalahan dan tidak
4. Dalam hal ini penulis mengumpulkan data-data yang menyesatkan.
ada di FEEDER dan EPSBED. Data dari EPSBED 2. Tepat waktu (timeline)
diperoleh dari Perguruan Tinggi yang secara langsung Informasi yang datang pada penerima tidak boleh
melaporkan ke Kopertis, dan data FEEDER diperoleh terlambat.
dengan cara mengambil data dari server DIKTI 3. Relevan (relevance)
melalui suatu aplikasi yang ditentukan oleh DIKTI. Informasi tersebut mempunyai manfaat untuk
5. Membuat Mapping Tabel dari kedua aplikasi pemakaiannya.
6. Peneliti membuat mapping pada tabel-tabel yang ada
di FEEDER PDDIKTI dan EPSBED. 1.5.4 Basis Data
7. Analisis mapping table Basis data adalah kumpulan data, umumnya
8. Peneliti melakukan analisis terhadap tabel tabel yang mendeskripsikan aktivitas satu organisasi yang berhubungan
ada di FEEDER PDDIKTI dan EPSBED. atau lebih. 3
9. Peneliti melakukan uji coba langsung pada ke dua Basis data merupakan kumpulan dari data yang saling
aplikasi (FEEDER dan EPSBED) untuk melihat apa berhubungan (relasi) antara yang satu dengan lainnya yang
yang menjadi masalahnya. disimpan secara bersama sedemikian rupa dan tanpa
10. Peneliti melakukan ujicoba langsung pada laman pengulangan (redudansi) yang tidak perlu untuk memenuhi
http://forlap.dikti.go.id/ dari sisi sebagai Kopertis dan berbagai kebutuhan. 4
juga dari sisi Perguruan Tinggi. Berapa istilah yang berhubungan dengan database antara
11. Menemukan Solusi dari permasalahan. lain:
12. Membuat rekomendasi terhadap aplikasi FEEDER 1. Entitas
PDDIKTI. Entitas adalah orang, tempat, kejadian, atau konsep yang
1.5 Dasar Teori informasinya direkam.
2. Atribut
1.5.1 Pengertian Data Setiap entias mempunyai atribut atau sebutan untuk
Data adalah fakta yang dikumpulkan, direkam, mewakili suatu enitas. Atribut juga disebut sebagai data
disimpan dan diproses oleh sebuah sistem informasi. Data field atau data item.
biasanya menerangkan pengamatan atau pengukuran business 3. Data Value
activities yang penting bagi pengguna sistem informasi. Data value, nilai atau isi data adalah data aktual atau
Beberapa jenis data yang perlu dikumpulkan dalam suatu informasi yang disimpan pada tiap data elemen atau
kegiatan : 1 atribut.
4. Record atau Tuple
1. Fakta mengenai kegiatan yang terjadi. Kumpulan dari field membentuk suatu record (rekaman
2. Sumber daya yang terpengaruh dampak kegiatan. atau tupel) yang sejenis menunjukkan suatu item dari data.
3. Orang-orang yang terlibat dalam kegiatan Record menggambarkan suatu unit data individu yang
1.5.2 Siklus Informasi tertentu.
5. File
Jika kriteria informasi dapat dipenuhi, maka akan File merupakan kumpulan dari record-record yang
menghasilkan tindakan yang berarti bagi tingkat manajemen menggambarkan satu kesatuan data yang sejenis.
atau pimpinan. Data yang diolah melalui model menjadi 6. Basis Data (Database)
informasi kemudian penerima menerima informasi tersebut Basis data merupakan kumpulan dari file atau tabel yang
lalu membuat keputusan dan melakukan tindakan yang berarti, membentuk suatu database.

2
7. Sistem Pengelola Basis Data (Database Management Metode pelaporan aplikasi ini adalah dari PT langsung ke
Sistem atau DBMS) Berisi kumpulan (koleksi) data yang DIKTI dengan media web layout yang mana setelah melakukan
saling berelasi dengan set program untuk mengakses data sinkronisasi akan langsung muncul pada laman
tersebut. Jadi DBMS terdiri dari database dan set program http://forlap.dikti.go.id/.
untuk menambah data, menghapus data, mengubah,
Aplikasi ini menggunakan Postgre SQL, PHP, dan database
mengambil dan membaca data.
di server DIKTI menggunakan MSSQL. 7
1.5.5 Bahasa Basis Data
1.5.9 Navicat
Bahasa basis data merupakan perantara bagi pemakai dengan
Navicat adalah sebuah software yang digunakan untuk
basis data dalam disk. Bahasa itu dapat disebut sebagai bahasa
memanipulasi data MySQL, seperti membuat database,
basis data yang terdiri atas sejumlah perintah (statement) yang
membuat tabel, menghapus tabel, dan yang lebih hebatnya lagi
diformulasikan dan dapat diberikan user serta dikenali atau
navicat bisa di gunakan untuk mengubah tipe data MySQL
diproses oleh DBMS untuk melakukan suatu aksi atau
yang biasanya berakhiran (.sql) ke dalam format file
pekerjaan tertentu. Contoh-contoh bahasa basis data adalah
Paradox(*.db), file DBase(*.dbf), file Text(*.txt), file
SQL, dBase dan sebagainya.
HTML(*.htm;*.html), file Excel(*.xls), file Excel
1.5.6 Kunci dalam Basis Data 2007(*.xlsx), file Lotus 1-2-3(*.wk1), QuattroPro(*.wq1), file
XML(*.xml), database MS Access(*.mdb), dan masih banyak
Kunci (key) dalam model data relasional mempunyai dua
lagi. Tidak hanya sampai di situ saja, dengan bantuan navicat
fungsi yaitu identifikasi tuple dan membuat hubungan antar
ini anda bisa dengan mudah mengambil data dari tipe lain ke
relasi. Kunci tidak sekedar sebagai metode untuk mengakses
dalam file .sql.
suatu baris tertentu tetapi juga sekaligus dapat menjadi
pengenal unik (tidak ada yang kembar) terhadap tabel. 5 2. Pembahasan
Namun perlu diketahui bahwa tidak semua kunci dapat 2.1 Analisis Masalah
menjadi pengenal yang unik karena terdapat beberapa istilah
Analisis dimulai dari kasus yang dilaporkan oleh Perguruan
kunci. Kunci dapat terdiri dari satu atribut atau beberapa
Tinggi Swasta ke Kopertis Wilayah V sebagai berikut :
atribut. Adapun kunci yang sering digunakan dalam model
basis data relasional adalah yaitu : 1. Kasus 1. Pendataan dosen dengan histori riwayat
mengajar ada yang bukan milik dosen yang bersangkutan,
1. Candidate key
jadi Dosen memiliki riwayat mengajar yang bukan
adalah kunci yang secara unik (tidak mungkin kembar)
miliknya, sebagai contoh riwayat dosen mengajar tersebut
dapat dipakai untuk mengidentifikasi suatu baris di dalam
hanya pada perguruan tinggi A tetapi pada laman forlap
tabel.
didatakan mengajar juga pada perguruan tinggi B
2. Primary key
2. Kasus 2. Mahasiswa yang sudah di statuskan keluar oleh
adalah bagian atau salah satu dari candidate key yang
Perguruan Tinggi (pemutihan) tidak bisa masuk lagi
dipilih sebagai kunci utama untuk mengidentifikasi baris
sebagai mahasiswa pindahan ke Perguruan Tinggi dengan
dalam tabel.
program studi yang sama. Sehingga Mahasiswa yang
3. Super key
sudah distatuskan keluar oleh Perguruan Tinggi melalui
adalah satu atau lebih atribut yang mempunyai nilai
aplikasi FEEDER tidak bisa masuk lagi sebagai
untuk menentukan secara unik suatu entitas.
mahasiswa pindahan ke Perguruan Tinggi dan program
4. Foreign key
studi yang sama, atau lebih sering dikenal dengan
adalah sembarang atribut yang menunjuk ke kunci primer
mahasiswa pemutihan. Aplikasi lama (EPSBED)
pada tabel lain.
mengizinkan adanya mahasiswa pemutihan.
1.5.7 EPSBED 3. Kasus 3. Biodata Mahasiswa sama dengan NIM yang
berbeda, yaitu Perguruan Tinggi Swasta ingin merubah
Evaluasi Program Studi Berbasis pada Evaluasi Diri atau
Nama Mahasiswa melalui ajuan Perubahan Data
yang lebih sering dikenal dengan EPSBED adalah suatu
Mahasiswa di laman http://forlap.dikti.go.id.Perguruan
aplikasi yang dikembangkan oleh Direktorat Pendidikan Tinggi
Tinggi ingin merubah nama Mahasiswa atas Nama Fred
(DIKTI) pada tahun 2002 sebagai media untuk Perguruan
Otniel Rumadas menjadi Engelberth Aprianus Siriman
Tinggi dalam melaporkan kegiatan akademiknya.
dengan NIM (12520177) yang sama.
Aplikasi ini menggunakan Foxpro (DOS), dimana data Alasan perubahan nama yang berbeda itu adalah karena
dikumpulkan dalam bentuk dbf. 6 NIM (12520177) adalah milik mahasiswa atas nama
Engelberth Aprianus Siriman, sedangkan mahasiswa atas
1.5.8 FEEDER PDDIKTI nama Fred Otniel Rumadas memiliki NIM (12520181).
FEEDER PDDIKTI adalah suatu aplikasi yang Jadi Mahasiswa atas nama Fred Otniel Rumadas memiliki
dikembangkan oleh DIKTI pada tahun 2015 sebagai media bagi 2 NIM yaitu (12520181 dan 12520177). Yang
Perguruan Tinggi dalam melaporkan kegiatan akademiknya. membedakan adalah status mahasiswa dan NIM, untuk
Aplikasi ini berbasis web layout. NIM (12520181) terdaftar sebagai mahasiswa baru,

3
sedangkan untuk NIM (12520177) terdaftar sebagai bingung dan akhirnya mendatakan mahasiswa lintas jalur
mahasiswa pindahan ke mahasiswa pindahan.
4. Kasus 4. Perhitungan rekap pelaporan PD DIKTI pada 7. Kasus 7. Perbandingan jumlah mahasiswa di laman
laman http://forlap.dikti.go.id. Rekap pelaporan PD http://forlap.dikti.go.id. Pada rekap jumlah mahasiswa
DIKTI dihitung dari jumlah mahasiswa Mahasiswa Aktif, dan jumlah mahasiswa pada penghitungan rasio.
Cuti dan Non Aktif yang dilaporkan Perguruan Tinggi perbedaan jumlah mahasiswa yang ditampilkan di menu
dimana jumlah tersebut diambil dari tabel kuliah profil perguruan tinggi dan menu rekap data mahasiswa
mahasiswa (v_kuliah_mhs). Aplikasi lama (EPSBED), pada laman http://forlap.dikti.go.id/.
Perhitungan rasio hanya pada jumlah mahasiswa aktif 8. Kasus 8. Tentang pendataan aktivitas kuliah mahasiswa
yang dilihat dari tabel transaksi akademik (TRAKM) dan dan pendataan mahasiswa lulus/DO pada Perguruan
tabel transaksi lulusan (TRLSM). Rekap PD DIKTI yang Tinggi swasta yang ada di Feeder. pendataan aktivitas
di tampilkan dalam prosentase ini menjadi aneh ketika kuliah mahasiswa dan pendataan mahasiswa lulus/DO
peneliti menemukan ada PT yang hanya menginputkan 1 pada Perguruan Tinggi swasta yang ada di Feeder.
mahasiswa, prosentasenya sudah 50 persen Pendataan Aktivitas kuliah mahasiswa yang ada di Feeder
5. Kasus 5. Pendataan Kurikulum dimana EPSBED adalah digunakan untuk mendatakan status mahasiswa
didatakan tiap semester, tetapi di FEEDER PDDIKTI saat ini.Pendataan lulus /DO pada Feeder untuk
hanya sekali. Pada FEEDER Pendataan kurikulum hanya mendatakan mahasiswa lulus atau DO. Kebingungan
dilakukan sekali. Jika mata kuliah tersebut sudah tidak terjadi ketika mendatakan mahasiswa lulus. Banyak
digunakan maka tinggal mengisi masa kadaluarsa, perguruan tinggi mendatakan jika mahasiswa lulus maka
sedangkan pada EPSBED pendataan kurikulum dilakukan pada aktivitas kuliah mahasiswa dan pada pendataan lulus
berulang setiap semesternya, sehingga bisa terjadi ada / DO sama sama didatakan sebagai mahasiswa lulus. Tapi
mata kuliah sama dengan beban sks yg sama didatakan 2x, ada juga perguruan tinggi yang mendatakan mahasiswa
dan yang membedakan adalah kode mata kuliah, alasan lulus dengan mengisi aktivitas perkuliahan mahasiswa
PT tidak menghapus salah satu Mata Kuliah tersebut tetap sebagai mahasiswa aktif, dan di pendataan lulus/DO
karena Mata Kuliah dengan Kode Tersebut masih diisi lulus.
digunakan oleh beberapa mahasiswa angkatan lama. Di 9. Kasus 9. Pendataan Alamat Perguruan Tinggi Swasta
FEEDER, karena hanya didatakan sekali, dan baru diisi yang tidak bisa dirubah.. Perguruan tinggi swasta di jogja
tanggal batas jika sudah tidak digunakan, ini menjadi ada beberapa yang gedunganya berstatus sewa. Sehingga
tidak mungkin terjadi seperti pada pendataan di EPSBED, ada yang terpaksa pindah tempat karena sewa nya sudah
dan juga meringankan beban dari operator Perguruan selesai. Oleh sebab itu diperlukan perubahan alamat.
Tinggi Pada EPSBED menggunakan TBKMK dan di
2.2 Dampak Kasus yang terjadi di aplikasi FEEDER
FEEDER menggunakan tabel kurikulum
(v_kurikulum_sp) dan tabel mata kuliah (v_mata_kuliah) 1. Kasus 1. Dosen yg historinya dipakai dosen lain sebagai
6. Kasus 6. Pendataan Mahasiswa pindahan, mahasiswa alih akibat dosen tersebut berubah dari NIDN ke NUP, akan
jenjang, mahasiswa lintas jalur. Pada FEEDER untuk menjadi masalah ketika dosen tersebut kembali menjadi
mendatakan riwayat pendidikan mahasiswa terdapat di NIDN/NIDK historinya hilang. Mengakibatkan dosen
History Pendidikan .yang Pada Jenis Pendaftaran ada tersebut seprti kembali dari dalam pengurusan
pilihan yaitu sebagai berikut : dosen,misal JAFA.
a. Peserta Didik Baru : jika mahasiswa itu bestatus 2. Kasus 2. Kebijakan lama memperbolehkan aturan tersebut
mahasiswa baru untuk memenuhi rasio antara dosen dan mahasiswa dan
b. Pindahan : jika mahasiswa tersebut pindahan dari untuk mengatasi lamanya masa studi bagi mahasiswa
Perguruan Tinggi sendiri atau Perguruan Tinggi yang tidak jelas statusnya. Kebijakan baru ini membuat
lain. perguruan tinggi swasta pada umumnya jadi bingung
c. Alih Jenjang : jika mahasiswa tersebut pindah dari karena sekarang mahasiswa Non Aktif dan Cuti
jenjang dengan jalur yang sama , misal pindahan digunakan untuk menghitung rasio, membuat perguruan
dari D3 ke D4 dimana satu jalur Vokasi. tinggi swasta rasionya menjadi tidak rasional.
d. Lintas Jalur : jika mahasiswa tersebut pindah dari 3. Kasus 3. Mahasiswa yang bersangkutan memiliki 2 NIM
jenjang dengan jalur yang berbeda. Misalnya dan menjadi memiliki 2 transaksi akademik, sedangkan
jenjang D3 ke S1 pemilik asli salah satu NIM tersebut tidak terdaftar
Mahasiswa baik itu pindahan, alih jenjang atau lintas jalur transaksinya.
pasti ada nilai konversi sehingga harus didatakan 4. Kasus 4. Disalahgunakan oleh Perguruan Tinggi yang
pengakuan SKS, Perguruan Tinggi asal dan program studi mengejar prosentase dalam pelaporan PDDIKTI.,karena
asal. Dari pengakuan SKS tersebut diperoleh hasil hanya menginput 1 mahasiswa prosentasenya sudah 50-
Mahasiswa tersebut tinggal menempuh berapa SKS dalam 100 %
berapa semester. Penginputan mahasiswa lintas jalur tidak 5. Kasus 5. Perguruan Tinggi masih banyak yang bingung
didapati nilai konversi, sehingga Perguruan Tinggi dengan perubahan pola ini, dan karena pendataan hanya
sekali, terjadi masalah ketika ada aturan akademik

4
Perguruan Tinggi yang mana mahasiswa angkatan lama ini yang membedakan dengan penginputan yang ada di
memakai kurikulum yg tidak disesuaikan dengan EPSBED.
kurikulum baru. 6. Kasus 6. aturan tentang mahasiswa pindahan, mahasiswa
6. Kasus 6. Penginputan mahasiswa lintas jalur tidak lintas jalur, dan mahasiswa alih jenjang belum
didapati nilai konversi, sehingga Perguruan Tinggi diimplementasikan sepenuhnya oleh FEEDER.
bingung dan akhirnya mendatakan mahasiswa lintas jalur 7. Kasus 7. Menu rekap data mahasiswa dan menu profil
ke mahasiswa pindahan. perguruan tinggi merupakan menu utama yang penting.
7. Kasus 7. terjadi masalah ketika jumlah yg di profil pada Dan seharusnya jumlah mahasiswa yang terdapat pada
laman forlap membuat rasio antara dosen dan mahasiswa kedua menu tersebut jumlahnya harus sama/sesuai. Tapi
menjadi tidak rasional, karena penghitungannya jumlah yang terjadi kedua menu ini memberikan informasi yang
keselurahan mahasiswa dihitung baik itu keluar, DO, tidak sama terhadap jumlah mahasiswa. Disini terlihat
ataupun lulus. bahwa pada rekap jumlah mahasiswa yang dihitung
8. Kasus 8. Mahasiswa lulus didatakan lulus di aktivitas adalah jumlah mahasiswa yang berstatus Aktif, Cuti, dan
kuliah mahasiswa, sehingga mempengaruhi rasio. Non Aktif, sedangkan pada menu profil perguruan tinggi
9. Kasus 9. Untuk keperluan pembuatan buku Profil yang dihitung adalah jumlah mahasiswa keseluruhan pada
Perguruan Tinggi Swasta, Kopertis tidak mendapat data tabel v_aktivitas_kuliah_mahasiswa.Ini membuktikan
benar sesuai yang diinginkan, sehingga harus klarifikasi bahwa Forlap tidak konsisten. Karena untuk menghitung
kembali ke Perguruan Tinggi terkait data tersebut. rasio adalah mahasiswa yang berstatus Aktif, Cuti, dan
Non Aktif. Tapi di menu profil yang digunakan sebagai
2.3 Indikasi Kasus yang terjadi di aplikasi FEEDER
menghitung rasio adalah Jumlah keseluruhan mahasiswa
1. Kasus 1. pada aplikasi lama (EPSBED) NIDN adalah tersebut. Jadi mahasiswa yang berstatus Lulus, Keluar,
unik, Dan pada aplikasi baru (FEEDER) NIDN tidak unik, dan DO ikut menghitung rasio
dan masalahnya histori transaksi mengajar dosen yang 8. Kasus 8. beberapa Perguruan Tinggi Swasta mendatakan
mempunyai NIDN lama tersebut terbawa. mahasiswa lulus dengan memilih Lulus pada menu
2. Kasus 2. database akan otomatis menolak input transaksi daftar mahasiswa lulus/DO dan memilih Lulus pada
baru jika didatabase (v_reg_pd) terdapat data dengan menu Aktivitas Kuliah Mahasiswa. Perguruan Tinggi
kombinasi id_pd, id_sms dan id_sp yang sama. Penolakan tidak bisa disalahkan karena memang ada pilihan itu di
tersebut otomatis akan dilakukan pada aplikasi FEEDER. Aktivitas Kuliah Mahasiswa. Peneliti menyimpulkan
Beda halnya dengan aplikasi EPSBED yang mengizinkan pilihan lulus di menu Aktivitas Kuliah Mahasiswa itu
transaksi dengan pola seperti disebutkan di atas (id_sp, membuat bingung Perguruan Tinggi karena aturan
id_sms dan id_pd sama). Sehingga ketika ada mahasiswa tentang pendataan mahasiswa lulus menjadi tidak jelas.
yang melakukan her regristrasi melalui aplikasi EPSBED 9. Kasus 9. di Forlap alamat bersifat mandatory, alias tidak
ke Perguruan Tinggi dengan Prodi yang sama bisa bisa dirubah. Dan ini merugikan Perguruan Tinggi, karena
dilakukan. seperti yang kita tahu laman forlap adalah salah satunya
3. Kasus 3. mahasiswa atas nama Fred Otniel Rumadas yang bisa diakses oleh masyarakat umum, dimana pada laman
memiliki 2 NIM . Kasus ini bisa terjadi karena data ini ini menampilkan semua informasi yang diasumsikan oleh
adalah data awal yang diambil ketika awal instalasi yang masyarakat bersifat benar. Jika alamat tidak bisa dirubah
disebut data Prefill. Data Prefill menurut DIKTI adalah maka yang terjadi masyarakat akan menerima informasi
data proses akademik terakhir Perguruan Tinggi yang yang salah.
diserahkan ke DIKTI yang berada di server DIKTI, dan
2.4 Rekomendasi Kasus pada FEEDER
NIM adalah bukan komponen unik di FEEDER. dapat
1. Kasus 1. perlu adanya perbaikan aturan tentang NIDN
disimpulkan bahwa di database EPSBED, NIM adalah
dan riwayat mengajarnya karena Nomor Induk Dosen
record unik, tetapi di FEEDER yang unik adalah Nama,
Nasional harusnya unik, dan jika rule / aturan aplikasi
Tgl lahir, tempat lahir, dan nama ibu kandung. Ketika data
sekarang tidak menerapkan hal tersebut, seharusnya
tersebut proses validasi dinyatakan lolos karena pada
transaksi mengajar dosen pemilik NIDN lama tetap
proses validasi sinkronisasi belum dibuat aturan untuk
menjadi pemilik lama bukan menjadi pemilik NIDN
kasus seperti ini.
baru meski NIDN nya berubah menjadi NUP, karena
4. Kasus 4. perhitungan prosentase pelaporan yang
bisa jadi NUP berubah ke NIDN lagi dengan
berdasarkan dari jumlah mahasiswa aktif, cuti dan non
membawa histori riwayat mengajarnya.
aktif masih belum benar. Hal tersebut memicu Perguruan
2. Kasus 2. mengkaji ulang aturan tentang mahasiswa
Tinggi untuk menginputkan KRS ketika mereka
pemutihan karena banyak Perguruan Tinggi Swasta
menginputkan KHS, sehingga Perguruan Tinggi
yang melakukan pemutihan mahasiswa dikarena pada
melaporkan bukan di awal semester tetapi di akhir
rule aplikasi lama memperbolehkan.
semester. Hal tersebut menyebabkan Kopertis tidak bisa
3. Kasus 3. ditambah aturan tentang validasi master
menghitung mahasiswa aktif secara benar.
mahasiswa (v_ptk).
5. Kasus 5. pendataan untuk Mata Kuliah, dimana ada
4. Kasus 4. Rekomendasi peneliti terkait kasus diatas
Tanggal mulai efektif dan Tanggal Akhir efektif. Menu
adalah proses penghitungan laporan PDDIKTI harus

5
dikaji ulang dan rumus perhitungan pada sebaran Biodata Penulis
mahasiswa di SK034PT pada EPSBED bisa dijadikan
Virdiana Sriviana Fatmawaty, memperoleh gelar Sarjana
acuan
Komputer (S.Kom), Jurusan Teknik Informatika STMIK
5. Kasus 5. harus ada validasi kurikulum dimana banyak
Amikom Yogyakarta, lulus tahun 2016
mata kuliah dobel pada semester yang sama
dikarenakan penginputan data awal Hanif Al Fatta, memperoleh gelar Sarjana Komputer (S.Kom)
6. Kasus 6. perlu mengkaji ulang aturan tentang Jurusan Ilmu Komputer Universitas Gajah Mada Yogyakarta,
mahasiswa pindahan, lintas jalur, alih jenjang pada lulus tahun 2002. Memperoleh gelar Master Komputer
FEEDER (M.Kom) Program Pasca Sarjana Magister Teknologi
7. Kasus 7. Pusdatin perlu mengkaji ulang rumus yang Informasi Fakultas Teknik Elektro Universitas Gajah Mada
dipakai dalam menentukan rasio jumalah mahasiswa Yogyakarta, lulus tahun 2007. Saat ini menjadi Dosen di
dan dosen seuatu perguruan tinggi. Karena STMIK AMIKOM Yogyakarta.
Pengitungan rasio ini yang sebagai patokan untuk
menentukan sehat tidaknya keberlangsungan
akademik suatu Perguruan Tinggi.
8. Kasus 8. Forlap harusnya meninjau ulang aturan
tentang pendataan mahasiswa lulus yang ada di
Feeder.
9. Kasus 9. Forlap perlu merubah kebijakan terhadap
Field ini
3. Simpulan
PD DIKTI FEEDER mempunyai 2 (dua) kebijakan
dimana FEEDER sebagai input dan transaksi Mahasiswa,
sedangkan laman http://forlap.dikti.go.id sebagai input dan
transaksi Dosen. Keduanya melalui tahap yang dinamakan
sinkronisasi, yang mana sinkronisasi ini adalah penyamaan
data antara yang di laman http://forlap.dikti.go.id dan di
FEEDER.
a. Database yang digunakan berbeda yaitu FEEDER dengan
PostgreSQL dan laman Forlap dengan MSSQL Server.
b. Perbedaan Database ini ternyata ada perbedaan rule
aplikasi dan rule server. Ini menyebabkan hasil
sinkronisasi tidak langsung muncul pada laman Forlap.
c. Kasus-kasus yang terjadi diselesaikan dengan mengkaji
ulang rule yang ada di Feeder dan di Forlap, sehingga
tidak ada perbedaan hasil yang ada di Feeder dan di
Forlap.

Daftar Pustaka
[1] Romney, M.B., Steinbart,P.J., 2009, Accounting
Information System, Edisi 11, Pearson Prentice Hall,
USA.
[2] Tata Sutabri, Konsep Sistem Informasi (Yogyakarta,
Penerbit : Andi, 2012), hal 43
[3] Ramakrishnan, R. dan Gehrke, J., 2004, Sistem
Manajemen Database (diterjemahkan oleh Tim
Penerjemah ANDI), edisi III, ANDI, Yogyakarta
[4] Fathansyah, 2004, Basis Data, INFORMATIKA,
Bandung.
[5] Kadir, A., 2003, Pengenalan Sistem Informasi, ANDI,
Yogyakarta.
[6] Panduan Aplikasi EPSBED, Kemdikbud, 2002
[7] Panduan Aplikasi FEEDER PDDIKTI, Kemdikbud RI,
2015

You might also like