You are on page 1of 10

TINDAKAN ERROR PROSEDUR KEPERAWATAN: JENIS DAN FAKTOR

PENYEBABNYA PADA MAHASISWA PROFESI NERS


(An Action Error of Nursing Procedures: Types and Cause Factor Ners Profession Student )

Uswatun Khasanah
*Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Jl. Kertamukti Pisangan Ciputat Tangerang Selatan Banten,
Email: uswatun@uinjkt.ac.id atau uunkeho@yahoo.com

ABSTRACT
Introduction: An error could be danger for the safety of patients. Ners students because of its lack
clinical experiences are at risk to make an error in medication or procedure to the patient. The
purposes of this study are to identify types and causes error events conducted by ners students.
Method: This is a qualitative study. The participants are 29 students for answering the open
questionnaire and 5 students for in-depth interview. The instruments are open questionnaire and
interview guideline. Data analysis is used content analysis. Result: This study revealed that the
error is classified into 2 types: error related to medication and nursing procedures. The natures
of error are from mild to severe error. The factors of error are classified into 3 categories: student
factor, environment and preceptor factor. The student factors: lack of confidence, nervous, first time
experience, and lack of practice. Environment factor: lack of facilities, emergency condition, lack
of supervision, and lack of patient safety habit in the hospital. Preceptor factors: lack of guidance,
unclear instruction. Discussion: The students feeling when doing an error is classified into 2: negative
and positive feeling. Negative feelings are fear, feeling guilty. Positive feeling: motivated to learn. The
student actions after doing an error are keep silent, inform to other students, or inform the preceptor
or hospital nurses. The suggestion from this research is improving the skills lab education during
academic phase and developing procedure for manage and prevent the error.

Keywords: error, nurse student, profession education

PENDAHULUAN Perawat mempunyai posisi yang sangat


strategis terhadap outcome perawatan atau
Kesalahan di dalam praktek keperawatan
pelayanan yang akan diterima pasien, sebagai
maupun kedokteran sangat membahayakan
contohnya adalah dalam mengidentifikasi
kemanan pasien (Henneman, et al., 2010).
komplikasi yang dapat saja terjadi pada
Khususnya di Indonesia masih sedikit sekali
pasien (Needleman, 2002). Mahasiswa
bahkan peneliti belum pernah menemukan
perawat, sebagai salah satu pihak yang juga
penelitian yang membahas tentang jenis-
memberikan perawatan kepada pasien, tentu
jenis kesalahan atau error yang dilakukan
saja juga akan mempengaruhi kemajuan
oleh perawat, terlebih yang dilakukan oleh
klien. Koohestani dan Baghcheghi (2009)
mahasiswa yang sedang praktek di klinik, baik
seca ra jelas menggamba rkan ka rena
itu rumah sakit, klinik, maupun puskesmas.
keterbatasan pengalaman klinis mahasiswa,
Rothschild et al. (2005) sangat sedikitnya
maka mahasiswa perawat mempunyai
publikasi terkait error yang dilakukan oleh
resiko melakukan error dalam memberikan
tenaga kesehatan sering kali terkendala
pengobatan atau tindakan kepada pasien.
karena kurang baiknya dokumentasi terkait
Sehingga ketika memberikan tindakan atau
error dan membutuhkan multi pendekatan
pengobatan kepada pasien, maka mahasiswa
dalam pengambilan data serta membutuhkan
dapat membahayakan kondisi pasien ketika
observasi yang juga tidak mudah.

186
Tindakan Error Prosedur Keperawatan (Uswatun Khasanah)

dilakukan dengan tidak sempurna atau salah Beberapa faktor resiko yang berhasil
dalam melakukan suatu prosedur. diidentifi kasi terkait kejadian error adalah
Penelitian Sharif dan Masoumi (2005) kurangnya pemahaman mahasiswa dalam
mahasiswa perawat tidak puas dengan melakukan suatu prosedur, kurangnya cek,
kemampuan klinis mereka selama pendidikan. dan pengawasan dari pembimbing selama
Mahasiswa mengalami kecemasan oleh karena mahasiswa melakukan suatu prosedur.
perasaan tidak mampu atau tidak menguasai Ketakutan mahasiswa juga dirasakan bisa
dan karena kurangnya keterampilan dan sebagai faktor penyebab terjadinya error
pengetahuan dalam merawat pasien dalam dalam pengobatan maupun tindakan.
berbagai seting klinis. Penelitian tersebut juga Melihat berbagai hal di atas, maka
menemukan bahwa kecemasan mahasiswa penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
akan tinggi ketika di awal-awal praktek karakteristik mahasiswa profesi ners,
klinik. mengidentifi kasi jenis-jenis tindakan error,
Baghcheghi dan Koohestani (2008) mengidentifikasi faktor-faktor terjadinya
melakukan studi observasi terkait frekuensi, error, mengidentifikasi tindakan mahasiswa
tipe dan penyebab kesalahan penatalaksanaan ners setelah melakukan error, mengetahui
terapi intravena pada mahasiswa perawat saran, dan harapan untuk pencegahan kejadian
tingkat akhir. Hasil penelitian menunjukkan error selanjutnya.
dari 372 observasi, maka terdapat 153 kejadian Hasil identifikasi ini tentunya akan
error yang terdeteksi. Kejadian error yang sangat berguna bagi evaluasi pendidikan
paling sering terjadi adalah pengenceran obat keperawatan baik pada tahapan akademik
(2,68%) dan ketidaktepatan kecepatan infus ataupun ketika praktik klinik, sehingga
(11,55%). Sedangkan penyebab error paling keamanan pasien dapat ditingkatkan, baik
banyak adalah ketidakadekuatan pengetahuan untuk pendidikan profesi di PSIK UIN sendiri
tentang farmakologi. Selain itu Lymn et al. maupun secara nasional.
(2008) mengidentifikasi bahwa mahasiswa
perawat seringkali mengalami kesulitan dalam
BAHAN DAN METODE
ilmu farmakologi serta mengkaitkannya
dengan praktek klinik, hal ini senada yang Penelitian ini merupakan penelitian
disampaikan oleh King (2004). kualitatif. Jenis penelitian ini dipilih karena
Hasil evaluasi praktik klinik mahasiswa peneliti ingin mengeksplorasi tentang topik
perawat di PSIK FKIK UIN Syarif Hidayatullah penelitian ini secara lebih mendalam. Metode
Jakarta, terdapat beberapa laporan mengenai ini akan melibatkan dalam penyelidikan yang
kejadian error selama dalam praktik klinik. lebih mendalam dan pemeriksaan secara
Beberapa kejadian itu di antaranya adalah salah menyeluruh terhadap tingkah laku suatu unit
obat, salah dalam pengenceran pengobatan, atau individu.
salah lokasi penyuntikan ataupun tidak Partisipan dalam penelitian ini adalah
lengkapnya atau tidak telitinya mahasiswa 29 mahasiswa yang telah menyelesaikan
dalam melakukan suatu prosedur tindakan. pendidikan profesi Ners Program Studi Ilmu
Adapun secara pasti data kuantitatif kejadian- Keperawatan FKIK UIN Syarif Hidayatullah
kejadian tersebut belum ada penelitian sampai Jakarta. Sedangkan instrumen penelitian
saat ini. Lebih lanjut peneliti sangat kesulitan adalah kuesioner berisi pertanyaan terbuka
di dalam menemukan hasil-hasil penelitian dan panduan wawancara yang akan digunakan
terkait tindakan error yang dilakukan oleh sebagai panduan dalam wawancara mendalam
mahasiswa baik itu di jurnal, tesis maupun yang dilakukan kepada 5 mahasiswa di antara
disertasi khususnya di Indonesia. Hanya data 29 mahasiswa tersebut.
yang sifatnya informal yang sering terdengar, Teknik pengumpulan data adalah
yaitu ketika peneliti berbincang-bincang dengan menyebarkan kuesioner yang berisi
dengan perawat di rumah sakit. pertanyaan terbuka kepada 32 mahasiswa yang

187
Jurnal Ners Vol. 7 No. 2 Oktober 2012: 186195

dilanjutkan kepada wawancara mendalam Sekitar 13 mahasiswa atau 44,8%


kepada 5 orang mahasiswa. Analisa data mahasiswa mengidentifi kasi dirinya pernah
dengan analisa konten. melakukan error yang berkaitan dengan
Terkait dengan isu etik penelitian, pemberian obat serta 22 mahasiswa atau
penelitian ini telah mendapatkan persetujuan sekitar 75% melakukan error yang berkaitan
d a r i p a r t i sip a n p e n el it i a n d e n g a n dengan suatu prosedur tindakan.
memperhatikan aspek-aspek di antaranya Beberapa contoh jenis error yang pernah
adalah penjelasan manfaat penelitian, dilakukan oleh mahasiswa yang sifatnya
kemungkinan resiko dan ketidaknyamanan, cukup membahayakan di antaranya yaitu
jaminan anonimitas dan kerahasiaan, dan mahasiswa memberikan obat heparin yang
aspek sukarela dalam keterlibatan penelitian diberikan pada pasien yang salah. Sedangkan
ini (Dempsey, 2002). heparin merupakan kontraindikasi bagi pasien
tersebut karena proses pembekuan darahnya
yang cukup memanjang. Salah pasien juga
HASIL
cukup sering dialami oleh mahasiswa lain.
Karakteristik Partisipan
"Saya salah dalam pemberian obat yaitu
Partisipan dalam penelitian ini adalah salah pasien, tetapi dengan obat yang
mahasiswa yang telah menyelesaikan sama tetapi dengan dosis yang berbeda".
pendidikan profesi Ners PSIK UIN Syarif
Hidayatullah. Sebanyak 29 mahasiswa Cont oh d a r i ke sala ha n wa k t u
berpartisipasi di dalam penelitian ini. Adapun disampaikan oleh mahasiswa cukup sering
karakteristik mahasiswa terdapat dalam terjadi dan menjadi kebiasaan diruangan
Tabel 1. sebagaimana pernyataan berikut:
"Kalau yang saya alami untuk pemberian
Jenis-jenis Tindakan Error Mahasiswa Ners obat hanya salah waktu, misalnya pada
selama Pendidikan Profesi
saat pemberian obat harusnya jam
Hasil penelitian menunjukkan ada 2 18.00 tetapi dipercepat pemberiannya
jenis kategori error yang diidentifikasi oleh menjadi jam 16.00, katanya sih biar
mahasiswa, yaitu kesalahan di dalam kegiatan dapat didokumentasikan atau perawat
yang berkaitan dengan pengobatan serta pekerjaannya masih banyak yang ingin
error yang berkaitan dengan prosedur suatu dikerjakan. Serta tetesan infus seperti
tindakan. RL, program dokter 20 tetes/menit harus

Tabel 1. Karakteristik Partisipan (N = 29)


N Nilai
Jenis Kelamin Jumlah (%)
Laki-laki 7 (24,14)
Perempuan 24 (75,86)
Mean Indek Prestasi Kumulatif Akademik* 3,09 ( 0,26)
Median 3,05
Nilai tertinggi 3,71
Nilai terendah 2,61
Missing case 3
Mean Indek Prestasi Kumulatif Profesi** 3,71 ( 0,18)
Median 3,72
Nilai tertinggi 4
Nilai terendah 3,28
Missing case 2
Ket: * IPK Akademik, **IPK Profesi

188
Tindakan Error Prosedur Keperawatan (Uswatun Khasanah)

habis 8 jam tetapi jarang tepat waktu yang kadang dilakukan oleh mahasiswa Ners
habis cairan RL tersebut, biasanya waktu sebagaimana pernyataan di bawah ini:
tetesan itu jamnya lebih atau kurang".
"O ya, kadang waktu TTV (mengukur
"Pemberian jadwal obat injeksi tidak tepat tanda-tanda vital) suka nebak suhu,
waktu karena instruksi dari pihak perawat respirasi pasien, soalnya waktu TTV
di RS". pasiennya banyak, kadang cuma berdua
Contoh error pada tindakan prosedur dan harus mengukur TTV 1 lantai (1
adalah pasien memberikan makanan melalui ruangan)".
NGT pada pasien tidak sadar dengan tidak "Suka mengira-ngira intake dan output
dicek terlebih dahulu residunya, akan tetapi pasien (cairan pasien). Kadang mungkin
makanan dipaksa masuk, sehingga pada ini terbawa dari lingkungan juga, karena
akhirnya makanan terdorong ke atas. Hal perawat di RS juga sering mengira-ngira
ini sebagaimana yang disampaikan oleh dan nyuruh kita untuk dikira-kira aja".
mahasiswa ners, perempuan sebagai berikut:
Kejadian error berkaitan dengan
"Sewaktu memberi makan via NGT, saya tindakan invasive yang paling sering
tidak mencek residu terlebih dahulu. diidentifikasi mahasiswa adalah berkaitan
Saat diberi makanan ada tahanan. dengan prosedur intravena, baik untuk
Makanan tidak masuk sehingga tidak kuat mengambil darah at au u nt u k terapi
mendorong akhirnya semua makanan intravena.
terdorong ke atas. Pasien dalam keadaan
"Memasang infus gagal karena infus
somnolen. Cepat-cepat saya aspirasi,
set jatuh, tidak masuk vena ataupun
ternyata kateter tip kurang tersambung/
bengkak".
kurang pas dengan selang sehingga udara
masuk. Hal ini terjadi 1 kali saja selama "Saya pernah memasang infus salah
saya praktek". sampai pasien pingsan 1 kali".
Tanda-tanda vital hanya ditebak dan Perawatan luka juga diidentifikasi
tidak diukur, atau hanya dikira-kira saja oleh mahasiswa sering terjadi error dalam
tentang output dan input cairan adalah hal pelaksanaannya.

Tabel 2. Distribusi frekuensi jenis-jenis error


Item Nilai
Error dalam pemberian obat n (%) 13 (44,8%)
Error dalam prosedur tindakan n (%) 22 (75%)

Tabel 3. Jenis-Jenis Error yang pernah terjadi


Error dalam pemberian obat Error dalam prosedur tindakan
Salah waktu Set luka untuk beberapa orang
Salah dosis Infus tidak tepat
Obat tidak masuk semua Prinsip steril kurang diperhatikan
Obat tidak diencerkan Pemberian makanan NGT yang tidak
memperhatikan residu
Dosis dobel Pengambilan darah arteri yang gagal
Tidak mendokumentasikan pengobatan sehingga TTV sering hanya ditebak tanpa diperiksa
duplikasi pemberian obat
Salah pasien Suntikan yang tidak tepat
Salah rute pemberian obat Salah lokasi pasang kateter pada perempuan

189
Jurnal Ners Vol. 7 No. 2 Oktober 2012: 186195

"Saat perawatan luka, set steril digunakan "Karena deg-degan waktu itu pertama kali
untuk 23 pasien, sarung tangan tidak melakukan pembersihan luka. Saya tidak
ganti hanya dibersihkan dengan alcohol percaya diri (grogi), karena pengalaman
70% saat pergantian/perawatan luka pada pertama implementasi langsung ke
pasien lain". pasien".
"Perawatan luka di lahan praktek ada "Grogi karena baru pertama kali
yang menggunakan 1 set dressing luka melakukan pemasangan infus dan diawasi
dipakai/digunakan untuk 45 pasien, oleh perawat ruangan".
secara prosedur hal tersebut sebenarnya
Ketidakmampuan mahasiswa di dalam
salah". (12)
menata diri sebelum melakukan suatu tindakan
Faktor-faktor Penyebab Mahasiswa Ners seringkali menjadi penyebab error ataupun
Melakukan Error juga karena masih kurang terampilanya di
Penelitian i ni mahasiswa dalam melakukan suatu prosedur.
mengidentifikasi terdapat 3 faktor utama
"Saya merasa belum mampu melakukan
sebagai faktor penyebab terjadinya error.
suatu tindakan tetapi saya harus
Faktor tersebut adalah mahasiswa atau diri
melakukannya".
sendiri, lingkungan, dan pembimbing.
Hasil identifi kasi mahasiswa tentang Faktor lingkungan diidentif ikasi
faktor-faktor penyebab error ketika mahasiswa mahasiswa menjadi penyebab error.
pendidikan profesi ners, dapat disimpulkan "Situasi (lingkungan) terkadang terburu-
bahwa terjadinya suatu error dapat disebabkan buru agar pekerjaan cepat selesai
oleh multi faktor. Pertama kali melakukan (tuntutan dari lahan praktek)".
suatu prosedur tindakan seringkali menjadi
penyebab error, sebagaimana disampaikan "Seringkali fasilitas kurang sehingga kita
oleh mahasiswa ners: tetap melakukan walaupun tahu yang
dilakukan itu adalah salah".

Tabel 4. Hasil identifikasi mahasiswa tentang faktor-faktor penyebab error


Mahasiswa Lingkungan Pembimbing
Kurang teliti, kurang konsentrasi Keadaan emergensi Pembimbing kurang
membimbing
Tidak percaya diri, grogi, takut Tenaga kesehatan diruangan Pembimbing hanya berrorientasi
gagal, cemas seringkali melepas sendiri ketika pada laporan/tugas kurang dalam
mahasiswa melakukan suatu melatih skills
prosedur tanpa adanya validasi
lagi
Pertama kali melakukan suatu Jumlah pasien yang harus Tidak diawasi/dibimbing ketika
prosedur ditangani kadang terlalu banyak melakukan suatu prosedur
Pertama kali praktek Sarana dan prasaran yang Instruksi kurang jelas dan
kurang lengkap
Kurang terampil Kebiasaan RS yang kurang
mendukung
Kurang pengetahuan tentang P a s i e n c e m a s a t a u t i d a k
suatu prosedur percaya
Kurang latihan
Merasa belum siap untuk
praktek

190
Tindakan Error Prosedur Keperawatan (Uswatun Khasanah)

Pembi mbi nga n ya ng k u r a ng kejadian error yaitu berupa perasaan positif,


memperhatikan kebutuhan mahasiswa, di antaranya adalah menumbuhkan perasaan
semangat untuk lebih teliti, keinginan untuk
"Ada beberapa pembimbing ruangan yang
terus belajar.
tidak pernah membimbing mahasiswa".
"Tetapi ingin lebih teliti lagi dalam
Pe mbi mbi ng s e r i ng k a l i h a nya
semua tindakan".
berrorientasi terhadap tugas mahasiswa
maupun laporan, tetapi kurang membimbing "Saya merasa bersalah, namun termotivasi
tentang teknis pelaksanaan suatu prosedur untuk belajar lebih giat lagi supaya tidak
atau kurang mendampingi dan memberikan terulang lagi, dan akhirnya tidak terjadi
masukan ketika mahasiswa melakukan suatu kesalahan lagi".
prosedur.
Ti n d a k a n M a h a s i s w a N e r s s e t e l a h
Perasaan Mahasiswa setelah melakukan Melakukan Error
Error
Setelah mahasiswa mengetahui bahwa
Perasaan mahasiswa setelah melakukan ada tindakan error yang telah dilakukannya,
error dari hasil penelitian dapat dikategorikan beberapa tindakan yang dilakukan adalah
menjadi 2 macam perasaan, baik yang bersifat dengan memberi tahu teman dan pembimbing,
negatif maupun positif. Perasaan negatif adalah diam saja atau merahasiakannya, diskusi
takut, cemas, merasa bersalah, merasa berdosa, dengan teman terlebih dahulu baru kemudian
serta kuatir, sedangkan perasaan positif adalah memberitahu pembimbing, ataupun hanya
merasa termotivasi untuk lebih belajar lagi, memberi tahu teman-temannya saja.
ingin lebih teliti dalam mengerjakan sesuatu Hasil wawancara dengan mahasiswa
lagi. didapatkan hasil bahwa seringkali tindakan
Perasaan yang sering dialami oleh yang dilakukan setelah error tergantung
mahasiswa adalah takut, cemas, kuatir, merasa pada jenis error-nya. Jika sekiranya error
bersalah, merasa trauma, dan juga merasa dianggap sebagai kesalahan yang tidak terlalu
berdosa. Adapun perasaan ini sebagai akibat membahayakan, maka seringkali mahasiswa
kejadian yang dianggap oleh mahasiswa hanya diam saja atau memberitahu teman-
merugikan orang lain dalam hal ini terutama temannya saja untuk meminta pendapat dan
pasien maupu keluarganya, merasa telah diskusi terkait error yang terjadi dan apa yang
melukai orang lain, takut akan komplain harus dilakukan selanjutnya.
dari pasien, takut tidak dipercaya lagi setelah Beberapa mahasiswa menyatakan
melakukan kesalahan, kuatir kondisi pasien bahwa jika terjadi kesalahan maka dirinya
akan memburuk setelah adanya prosedur yang akan melaporkan ke pembimbing atau perawat
salah yang telah dilakukan oleh mahasiswa, jaga, terutama jika error itu sekiranya dapat
merasa terbebani karena harus bertanggung membahayakan bagi diri pasien. Pembimbing
jawab atas kejadian yang terjadi. yang dimaksud adalah baik pembimbing
akademik maupun pembimbing klinik dari
"Perasaan setelah berbuat salah adalah rumah sakit.
merasa menyesal atas tindakan yang
dilakukan serta merasa trauma dengan "Saya segera melaporkan kejadian tersebut
tindakan pemberian obat". (error) pada pembimbing akademik
dan menjelaskan kronologis kejadian.
"Merasa bersalah terhadap tindakan yang
Kemudian saya melaporkan kejadian
pernah dilakukan, cemas akan kondisi
tersebut pada pembimbing lapangan (CI)
pasien yang bisa memburuk".
dan menjelaskan kronologis kejadian dan
Selain perasaan yang cender ung membuat berita acara dan kronologis
negatif, dari penelitian menunjukkan efek secara tulis tangan dan kemudian diketik".

191
Jurnal Ners Vol. 7 No. 2 Oktober 2012: 186195

Saran dan Harapan Mahasiswa Ners untuk pada tahap persiapan dan pemberian obat
Pencegahan Error Selanjutnya adalah pada saat mencampur obat (2,68%)
Terhadap kejadian-kejadian error dan ketidaktepatan kecepatan infus (11,55%),
yang pernah dilakukan oleh mahasiswa, sedangkan penelitian Kooshestani dan
mahasiswa memberikan beberapa harapan Baghcheghi (2009) menunjukkan bahwa 30%
agar kejadian-kejadian serupa dapat terhindar dari mahasiswa yang berpartisipasi dalam
atau dapat diminimalkan. Adapun saran- penelitian pernah melakukan satu kali selama
saran dari mahasiswa tersebut di antaranya masa pendidikan, dengan rata-rata error
ad alah, st rategi pembimbi ngan at au pengobatan sebanyak 1,93 kali.
pengajaran klinis perlu ditingkatkan, kegiatan Penelitian dari Rothschild (2006)
pada saat akademik, yaitu pada saat skills menemukan bahwa jenis-jenis error umum
laboratorium, perlu ada tindakan atau standar yang berhasil diidentifikasi dalam penelitiannya
untuk mencegah terjadinya error atau ketika adalah salah dosis (17%), salah obat (15%),
tindakan error sudah terjadi. duplikasi obat (15%), salah rute (9%), salah
pasien (8%). Sedangkan jenis obat yang paling
sering berkaitan dengan error adalah jenis
PEMBAHASAN antikoagulan, elektrolit, vasopressor, beta-
Hasil penelitian menunjukkan bahwa blocker, anti aritmia, dan insulin. Jenis-jenis
sekitar 75% mahasiswa menilai dirinya pernah error dalam penelitian Rothschild juga selaras
melakukan error berkaitan dengan prosedur dengan hasil temuan dalam penelitian ini.
tindakan, sedangkan error berkaitan dengan Wolf et al. (2006) mengemukakan
pemberian obat pernah dilakukan sekitar bahwa salah satu faktor mahasiswa sering
44,8%. Adapun error dalam pemberian obat melakukan error adalah karena terbatasnya
di antaranya yaitu salah waktu pemberian pengalaman klinis mereka. Terkadang
obat, salah dosis, salah pasien, salah rute, mahasiswa melakukan kesalahan tanpa sengaja.
dan tidak mendokumentasikan pengobatan Dalam hal ini Wolf menyarankan perawat
yang diberikan. Adapun error dalam prosedur pendidik menekankan secara serius tentang
tindakan yang diidentifikasi mahasiswa adalah administrasi pengobatan dan mendiskusikan
set luka 1 untuk beberapa orang, infus tidak strategi keamanan dalam hal pengobatan
tepat, tanda tanda vital sering ditebak tanpa pada saat diskusi kelas maupun pada saat
diperiksa, ataupun juga prinsip steril kurang supervisi klinis. Sedangkan Baghcheghi
dijaga. and Kooshestani (2008) berpendapat bahwa
Hasil penelitian ini senada dengan penyebab umum terjadinya error adalah
penelitian dari Stetler et al. (2000) dan Hume ketidakadekuatan pengetahuan tentang
(1999) yang menunjukkan bahwa 10% sampai farmakologi, hal ini menurut King et al. (2002),
dengan 18% dari kecelakaan dirumah sakit Manias dan Bullock (2002) disebabkan karena
yang dilaporkan adalah berkaitan dengan error kurangnya konten tentang farmakologi di
dalam hal pengobatan, sedangkan Mrayyan dalam kurikulum pendidikan keperawatan.
et al. (2007) mengemukakan bahwa error Penelitian dari Weeks et al. (2000),
dalam hal pengobatan disebabkan oleh tim Hut ton (1998) menu nju k k a n ba hwa
kesehatan yaitu: dokter, ahli farmasi, akan keterampilan dalam hal matematika secara
tetapi perawat seringkali menjadi profesi signifikan berkontribusi terhadap resiko
yang paling sering melakukan error dalam kesalahan dalam hal pemberian obat,
hal pengobatan. sedangkan pada penelitian ini mahasiswa
Hasil penelitian dari Baghcheghi and masih belum mengidentifikasi jika kesulitan
Kooshestani (2008) yang melakukan studi ataupun kemampuan yang rendah dalam hal
observasi terkait terapi intravena, menunjukkan matematika dasar dan kalkulasi pengobatan
bahwa dari 372 observasi, terdeteksi sebanyak berkontribusi terhadap kesalahan dalam
153 error. Kejadian error paling sering adalah pengobatan.

192
Tindakan Error Prosedur Keperawatan (Uswatun Khasanah)

Penelitian ini mengidentifikasi bahwa perasaan tidak nyaman yang disebabkan


faktor yang berkontribusi terjadinya error karena ad anya er ror, seper t i malu,
dapat terbagi 3 yaitu faktor mahasiswa, merasa tidak mampu, merasa ragu dengan
lingkungan, dan pembimbing. Faktor pengetahuannya.
mahasiswa di antaranya yaitu: kurang teliti, Studi dari Koohestani et al. (2008)
takut atau cemas, merasa kurang terampil dan mengindikasikan bahwa 75,8% terkait
merasa belum siap untuk praktek. Mahasiswa error pengobatan yang dilakukan oleh
beranggapan bahwa pendidikan profesi adalah mahasiswa dilaporkan kepada instruktur.
suatu pendidikan yang cukup membuat cemas. Akan tetapi studi dari Sanghera et al (2007)
Terutama pada awal pertama kali praktek atau menunjukkan bahwa beberapa staf perawat
pertama kali melakukan suatu tindakan. hanya melaporkan sebagian error atau error
Penelitian Sharif dan Masoumi (2005) yang dapat membahayakan pasiennya. Hasil
menyebutkan bahwa pendidikan profesi cukup penelitian Sanghera et al. tersebut selaras
membuat stress bagi mahasiswa, terutama dengan hasil penelitian ini, di mana salah
pada awal-awal pendidikan profesi/klinis. satu responden menyampikan bahwa jenis
Stres muncul adalah sebagai akibat ketakutan error yang dilaporkan seringkali error yang
mahasiswa membuat kesalahan dan takut membahayakan pasien, sedangkan error yang
dievaluasi oleh pembimbing. Oleh karena itu dianggap ringan tidak akan disampaikan
membangun rasa percaya diri sangat penting kepada yang berwenang dalam arti mahasiswa
sebagai salah satu komponen dalam pendidikan tersebut menyimpan kejadian error untuk
profesi (Grundy, 1993). Lebih lanjut Grundy dirinya sendiri atau hanya memberitahukan
mengemukakan pembanguan rasa percaya kepada teman prakteknya saja.
diri harus difasilitasi oleh proses selama Adapun hambatan dalam melaporkan
pendidikan keperawatan, sehingga mahasiswa kejadian error adalah seringkali kawatir
akan menjadi kompeten dan percaya diri. atau takut. Hal ini selaras dengan penelitian
Perawat pendidik mempunyai peran yang Kooshestani dan Baghcheghi (2009) bahwa
cukup penting dalam dalam pencegahan error takut adalah sebagai salah satu sebab bagi
dan juga perlu mengidentifikasi strategi efektif mahasiswa tidak melaporkan kejadian
dalam mencegah terjadinya error (Henneman, error. Administrasi juga di dalam penelitian
et al., 2010). tersebut dianggap sebagai penghalang dalam
Perasaan mahasiswa setelah melakukan melaporkan kejadian error.
error dalam penelitian ini teridentifikasi Ketika kejadian error terjadi, Johnson
menjadi 2 kategori, yaitu perasaan positif dan dan Kanitsaki (2006) merekomendasikan
negatif. Perasaan negatif adalah takut, cemas, agar kejadian error segera dilaporkan kepada
merasa bersalah, berdosa, dan khawatir. pihak yang berwenang sesegera mungkin. Hal
Sedangkan perasaan positif adalah termotivasi ini agar kejadian error tersebut dapat segera
untuk belajar lagi, ingin lebih teliti lagi dalam ditangani dan untuk mencegah error pada
mengerjakan sesuatu. Perasaan umum yang waktu selanjutnya. Lebih lanjut Koohestani
sering ada setelah perawat melakukan error dan Baghcheghi (2009) berpendapat bahwa
adalah perasaan panik, putus ada, takut, melaporkan error dapat meningkatkan
merasa bersalah, malu dan lainnya. Sedangkan keamanan pasien dan dapat memberikan
tindakan yang dilakukan setelah melakukan informasi berharga untuk pencegahan error
error di antaranya adalah mencari seseorang pada masa depan.
yang dapat mendengarkan permasalahannya,
secara formal melaporkan kejadian error,
SIMPULAN DAN SARAN
mencari pengetahuan dan informasi hal-hal
yang berkaitan dengan kejadian error. Terlebih Simpulan
Carlton dan Blegen (2006) mengemukakan Jenis-jenis error yang sering terjadi
bahwa tenaga kesehatan tidak dipersiapkan dapat diklasifikasikan menjadi 2 kategori besar,
untuk menghadapi atau mengatasi dengan yaitu error yang berkaitan dengan pemberian

193
Jurnal Ners Vol. 7 No. 2 Oktober 2012: 186195

obat atau administrasi obat dan error yang menjelaskan atau tidak mempunyai kesempatan
berkaitan dengan prosedur tindakan. Jenis untuk melakukan secara mandiri. Kelompok
error yang terjadi dapat berbentuk error yang kecil dengan maksimal 10 mahasiswa per group
sifatnya ringan sampai dengan error berat yang disarankan kepada pendidikan ketika kegiatan
dapat membahayakan keselamatan pasien. skills lab dilaksanakan, strategi kedua dengan
Faktor penyebab error dalam penelitian pemanfaatan video untuk pendidikan skills
ini teridentifi kasi menjadi 3 kategori, yaitu lab.
faktor mahasiswa atu diri sendiri, lingkungan, Video dapat dimanfaatkan untuk
dan faktor pembimbing. Faktor mahasiswa di pendidikan skills lab. Keluhan dari mahasiswa
antaranya yaitu kurang percaya diri, grogi, adalah terkadang mahasiswa k u rang
karena baru pertama kali melakukan suatu mendapatkan feedback dari tindakan prosedur
prosedur dan merasa kurang latihan. Faktor yang telah dilaksanakannya. Jumlah dosen
lingkungan yaitu keadaan emergensi, tidak yang terbatas ketika pendidikan skills lab dapat
ada pengawasan dari rumah sakit, sarana sebagai salah satu penyebabnya. Pemanfaatan
dan prasarana yang kurang mendukung, teknologi video dapat digunakan sebagai salah
serta kebiasaan di rumah sakit yang kurang alternatif agar mahasiswa dapat mengevaluasi
mendukung terlaksananya patient safety setiap tindakan yang telah dilakukannya.
dengan baik. Faktor pembimbing adalah Prinsip dari aplikasi teknologi video ini
pembimbing kurang membimbing dan adalah; mahasiswa dapat merekam tindakan
instruksi kepada mahasiswa terkadang kurang yang dilakukannya di skills lab dengan video,
jelas. dan kemudian dapat melakukan evaluasi diri
Perasaan mahasiswa ketika terjadi error tindakan yang telah dilakukannya dengan
dapat dibedakan menjadi 2 jenis ketegori, yaitu menggunakan checklist suatu prosedur dengan
perasaan negatif dan perasaan positif. Perasaan memutar kembali video hasil rekaman.
negaitf adalah takut, cemas, merasa bersalah,
berdosa, sedangkan perasaan positif adalah
KEPUSTAKAAN
termotivasi untuk lebih belajar lagi dan ingin
lebih teliti dalam melakukan suatu tindakan. Baghcheghi, N., da Koohestani, N., 2008.
Tindakan mahasiswa setelah melakukan error Nursing students' erors in preparation
diantaranya adalah diam, memberi tahu teman and administration of intravenous
dan memberi tahu pembimbing. drugs. Strides in Development of
Penelitian ini hanya mengambil data Medical Education, 5(1): 4349.
dari perspektif mahasiswa terkait kejadian Carlton, G. dan Blegen, M.A., 2006. Medication-
related errors: a literature review of
error, sehingga diharapkan pihak-pihak yang
incidence and antecedents: Annu Rev
terlibat dalam pendidikan profesi mahasiswa
Nursing Research, 24: 1938.
perlu menjadi responden dalam penelitian
Dempsey, P.A., 2002. Nursing research:
selanjutnya agar mendapatkan gambaran yang text and workbook. Palupi Widyastuti
jelas dan menyeluruh terkait dengan error Penerjemah. Jakarta: EGC.
yang terjadi pada mahasiswa. Grundy, S.E., 1993. The confidence scale.
Nurse Educator. 18(1): 69.
Saran Henneman, E.A., Roche, J.P., Fisher, D.L.,
Strategi pendidikan skills lab dapat lebih Cu n ni ngham, H., Reilly, C.A.,
dimodifi kasi dan ditingkatkan di antaranya Nathanson, B.H., Henneman, P.L.
yaitu dengan small group teaching di mana 2010. Eror identification and recovery
seringkali pendidikan skills lab dilaksanakan by student nurses using human patient
simulation: Opportunity to improve
pada mahasiswa pada kelompok besar, atau
patient safety. In Applied Nursing
lebih dari 15 orang/group atau terkadang 1 kelas
research. 23: 1121.
menjadi 1 kelompok besar. Hal ini menjadikan
Hume, M. 1999. Changing hospital culture
pendidikan skills lab menjadi kurang efektif, and systems reduces drug errors and
mahasiswa tidak fokus ketika instruktur

194
Tindakan Error Prosedur Keperawatan (Uswatun Khasanah)

adverse events. The Quality Letter for Rothschild, J.M., Hurley, A.C., Landrigan,
Health Care Leaders, 11(3): 29. C.P., Cronin, J.W., Martell-Waldrop,
Hutton, M., 1998. Nursing mathematics: K., Foskestt, C., Burdick, E., Czeisler,
the importance application. Nursing C.A., Bates, D.W., 2006. Recovery
Standard, 13(11): 35-38. from Medical errors: The critical care
Johson, M.J. dan Kanitsaki, O., 2006. The ethics nursing safety net. Journal on Quality
and practical importance of defining, and Patient Safety. 32(2): 6272.
distinguighing and disclosing nursing Rothschild, J.M., Landrigan, C.P., Cronin, J.W.,
errors: a discussion paper. International Kaushal, R., Lockley, S.W., Burdock, E.,
Journal of Nursing Studies, 43: 367376. et al., 2005. The Critical Care Safety
King, R.L., 2004. Nurses' perceptiom of their Study: The incidence and nature of
pharmachologi educational needs. adverse events and serious medical
Journal of Advanced Nursing. 45(4): errors in intensive care. Critical Care
392400. Medicine, 33: 16941700.
Koohestani, H.R. dan Baghcheghi, N., 2009. Sanghera, I.S., Franklin, B.D., dan Dhillon,
Barriers to the reporting of medication S., 2007. The attitude and beliefs of
administration errors among nursing healthcare professionals on the causes
students. In Australian Journal of and reporting of medication errors in
Advance Nursing, 27(1): 6674. a UK intensive care unit. Anesthesia,
Lymn, J.S., Bath-Hextall, F.B., Wharrad H.J., 62(1): 5361.
2008. Pharmacology education for Sharif, F. dan Masoumi, S., 2005. A qualitative
nurse prescribing students a lesson study of nursing student experiences
in reusable learning objects. In BMC of clinical practice. In BMC Nursing.
Nursing 2008, 7:2doi:10.1186/1472-6955- 4(6).
7, (Online) (http://www.biomedcentral. Stetler, C.B., Morsi, D., dan Burns, M., 2000.
com/1472-6955/7/2, diakses tanggal 1 Physical and emotional patient safety:
Maret 2011) a different look at nursing-sensitive
Manias, E. dan Bullock, S., 2002. The outcomes. Outcomes Management of
educational preparation of undergraduate Nursing Practice, 4(4): 159165.
nursing students in pharmachology: Weeks, K., Lyne, P., dan Torrance, C., 2000.
perceptions and experiences of lecturers Written drug dosage errors made
and students. International Journal of by students: the threat to clinical
Nursing Studies. 39(7): 757769. effectiveness and the needs for a new
Mrayyan, M.T., Shistani, K., dan Faouri, I., approach. Clinical effectiveness in
2007. Rate, causes and reporting of Nursing. 4(2): 2029.
medication errors in Jordan: nurses's Wolf, Z.R., Hicks, R., dan Serembus, J.F. 2006.
perspectives. Journal of Nursing Characteristics of medication error made
Management. 15(6): 659670. by student during the administration
Needleman, J., Buerhaus, P., Mattke, S., phase. Journal of Professional Nursing,
Steward, M., dan Zelevinski, K., 2002. 22(1): 3951.
Nurse-staffing levels and the quality of
care in hospitals. New England Journal
of Medicine, 346: 17151722.

195

You might also like