You are on page 1of 17

LAPORAN PENDAHULUAN

HALUSINASI

A. Kasus (masalah utama)


Ny.Q usia 36 tahun, menikah sejak 1 tahun yang lalu dengan Tn.S yang berusia 38 tahun,
suku Batak. Ibu Tn.S tidak merestui pernikahan mereka. Pasangan ini sangat
mengharapkan kehadiran seorang anak laki-laki yang dapat mengisi kebahagiaan rumah
tangganya dan berharap dapat restu dari ibu Tn.S. 3 bulan yang lalu klien mengalami
perdarahan karena kecelakaan. Pada kejadian tersebut klien sedang hamil 12 minggu hasil
USG dinyatakan bahwa jenis kelaminnya laki-laki. Klien dibawa ke RS untuk
pemeriksaan lebih lanjut, ternyata kehamilannya tidak dapat dipertahankan dan bahkan
harus dilakukan histerektomi. Sejak pulang dari rumah sakit, klien sangat cemas karena
takut keluarga kecewa terhadap klien karena tidak dapat menjaga kehamilannya. Klien
mengatakan dia bukanlah istri yang sempurna karena tidak bisa memberikan keturunan.
Klien murung dan tidak mau berbicara, mengurung diri dikamar, hampir tidak pernah
berdandan, mandipun jarang, tidak mau ditemui keluarga dan teman-temannya. Klien
sering menangis, melamun dan banyak tidur, kadang berteriak-teriak marah dan melempar
barang disekitarnya. Suami klien mengatakan Ny.Q sering berbicara sendiri dan tertawa
kemudian menangis yang dilanjutkan dengan marah-marah tanpa sebab. Akhirnya Tn.S
membawa Ny.Q ke rumah sakit jiwa.

B. Proses terjadinya masalah


Halusinasi adalah kesan, respon dan pengalaman sensori yang salah (Stuart, 2007).
Halusinasi merupakan gangguan atau perubahan persepsi dimana klien mempersepsikan
sesuatu yang sebenarnya tidak terjadi. Suatu penerapan panca indra tanpa ada rangsangan
dari luar. Suatu penghayatan yang dialami suatu persepsi melalui panca indra tanpa
stimulus eksteren: persepsi palsu (Maramis, 2005).
Halusinasi adalah persepsi sensorik yang keliru dan melibatkan panca indera (Isaacs,
2002).
Faktor presipitasi disebabkan karena klien mengalami masalah dalam berhubungan,
tekanan, terisolasi, pengangguran, perasaan gagal, tidak berguna, putus asa, tidak berdaya,
dan kehilangan.
Faktor predisposisi terjadi karena adanya hambatan perkembangan otak, khususnya pada
frontal, temporal, dan limbik (biologis). Dari segi psikologis dimana keluarga, pengasuh
dan lingkungan sangat mempengaruhi respons klien. Kehidupan sosial budaya dapat pula
mempengaruhi. Akibat dari adanya halusinasi, klien cenderung dapat mencederai diri
sendiri maupun orang lain/lingkungan dan menarik diri dari kehidupan sosialnya.

C. Pohon masalah
Risiko Perilaku Kekerasan

Perubahan Sensori Persepsi : Halusinasi

Isolasi Sosial

D. Masalah keperawatan dan data yang perlu dikaji


1. Perubahan Sensori Persepsi : Halusinasi
DS :
Suami klien mengatakan Ny.Q sering berbicara sendiri dan tertawa kemudian
menangis yang dilanjutkan dengan marah-marah tanpa sebab.
DO :
Menyendiri
Melamun
2. Risiko Perilaku Kekerasan
DS : -
DO : Klien melempar barang disekitarnya
3. Isolasi sosial : menarik diri
DS :
Klien mengatakan dia bukanlah istri yang sempurna karena tidak bisa
memberikan keturunan
Klien merasa tak berguna
DO :
Menyendiri
Klien murung dan tidak mau berbicara, mengurung diri dikamar
Klien tidak mau ditemui keluarga dan teman-temannya

E. Diagnosa keperawatan
1. Perubahan Sensori Persepsi : Halusinasi
2. Risiko Perilaku Kekerasan
3. Isolasi sosial
F. Rencana tindakan keperawatan
1. Perubahan Sensori Persepsi : Halusinasi
Tujuan Umum :
Klien dapat mengontrol halusinasi
TujuanKhusus :
a. Klien dapat membina hubungan saling percaya
b. Klien dapat mengenal halusinasinya
c. Klien dapat mengontrol halusinasi
d. Klien dapat memanfaatkan obat dengan baik

Intervensi :
a. Bina hubungan saling percaya dengan prinsip komunikasi teraupetik
Rasional : Hubungan saling percaya merupakan langkah awal untuk melakukan
interaksi
b. Observasi tingkah laku klien terkait dengan halusinasinya.
Rasional : Mengetahui apakah halusinasi datang dan menentukan tindakan yang
tepat atas halusinasinya
c. Identifikasi bersama klien cara atau tindakan yang dilakukan jika terjadi
halusinasi
Rasional : Klien dapat melakukan tindakan yang tepat saat halusinasinya muncul
d. Diskusikan dengan klien tentang manfaat dan kerugian tidak minum obat,
nama, warna, dosis, dan efek terapi dan efek samping penggunaan obat
Rasional : Minum obat dapat mengurangi halusinasi klien

2. Risiko Perilaku Kekerasan


Tujuan Umum:
Klien terhindar dari mencederai diri, orang lain dan lingkungan.
Tujuan Khusus:
a. Klien dapat membina hubungan saling percaya.
b. Klien dapat mengidentifikasi penyebab perilaku kekerasan.
c. Klien dapat mengidentifikasi tanda-tanda perilaku kekerasan.
d. Klien dapat mengidentifikasi perilaku kekerasan yang biasa dilakukan.
e. Klien dapat mengidentifikasi akibat perilaku kekerasan.
f. Klien dapat mengidentifikasi cara mengontrol perilaku kekerasan.
g. Klien mendapat dukungan dari keluarga.
h. Klien dapat menggunakan obat dengan benar (sesuai program).
Intervensi :
a. Bina hubungan saling percaya
Rasional : Hubungan saling percaya merupakan langkah awal untuk melakukan
interaksi
b. Beri kesempatan mengungkapkan perasaan.
Rasional : Untuk meningkatkan keterbukaan klien
c. Observasi tanda perilaku kekerasan.
Rasional : Untuk menentukan tindakan yang tepat atas perilaku kekerasan
d. Anjurkan mengungkapkan perilaku kekerasan yang biasa dilakukan.
Rasional : Mencegah terjadinya kembali perilaku kekerasan
e. Bicarakan akibat/kerugian dari cara yang dilakukan.
Rasional : Agar klien dapat menyadari kerugian dari perilaku kekerasan
f. Beri pujian jika klien dapat mengetahui cara mengatasi kemarahannya.
Rasional : Untuk meningkatkan motivasi klien
g. Beri pendidikan kesehatan tentang cara merawat klien melalui pertemuan
keluarga.
Rasional : Agar keluarga mampu merawat klien secara mandiri
h. Diskusikan dengan klien tentang obat (nama, dosis, frekuensi, efek dan efek
samping) dan manfaat obat tersebut.
Rasional : Minum obat dapat mengurangi perilaku kekerasan klien.

3. Isolasi sosial
Tujuan Umum :
Klien mampu berinteraksi dengan orang lain
Tujuan Khusus :
a. Klien dapat membina hubungan saling percaya
b. Klien mampu menyebutkan penyebab tanda dan gejala isolasi sosial
c. Klien mampu menyebutkan keuntungan berhubungan sosial dan kerugian
menarik diri
d. Klien dapat melaksanakan hubungan sosial secara bertahap
e. Klien mampu menjelaskan perasaanya setelah berhubungan sosial
f. Klien mendapat dukungan keluarga dalam memperluas hubungan sosial
g. Klien dapat memanfaatkan obat dengan baik
Intervensi :
a. Bina hubungan saling percaya.
Rasional : Hubungan saling percaya merupakan langkah awal untuk melakukan
interaksi.
b. Berikan motivasi klien untuk mendiskusikan pikiran dan perasaannya.
Rasional : Motivasi meningkatkan keterbukaan klien.
c. Jelaskan penyebab dari isolasi sosial.
Rasional : Dengan mengetahui penyebab diharapkan klien dapat beradaptasi dengan
perasaannya.

d. Dengarkan klien dengan penuh empati, beri respon dan tidak menghakimi.
Rasional : Empati dapat diartikan sebagai rasa peduli terhadap perawatan klien,
tetapi tidak terlibat secara emosi.
e. Berikan motivasi klien untuk menyadari aspek positif dan negatif dari dirinya.
Rasional : Meningkatkan harga diri.
f. Beri dukungan, support dan pujian setelah klien mampu melakukan
aktivitasnya.
Rasional : Pujian membuat klien berusaha lebih keras lagi.
g. Ikut sertakan klien dengan aktifitas di sekitarnya.
Rasional : Mengikutsertakan klien dalam aktivitas sehari-hari yang dapat
meningkatkan harga diri klien.
STRATEGI PELAKSANAAN (SP)
TINDAKAN KEPERAWATAN KLIEN DENGAN HALUSINASI

Pertemuan ke 1 Hari, tanggal : ...............................

a. Proses Keperawatan
1. Kondisi Klien
DS :
- Suami klien mengatakan Ny.Q sering berbicara sendiri dan tertawa kemudian
menangis yang dilanjutkan dengan marah-marah tanpa sebab.
DO :
- Klien menyendiri, mengurung diri dikamar
- Klien sering melamun

2. Diagnosa Keperawatan
Gangguan sensori persepsi : Halusinasi
3. Tujuan Tindakan Keperawatan
- Klien dapat mengenal halusinasi
- Klien dapat menghardik halusinasi
4. Tindakan Keperawatan
a. Mengidentifikasi jenis halusinasi pasien
b. Mengidentifikasi isi halusinasi pasien
c. Mengidentifikasi waktu halusinasi pasien
d. Mengidentifikasi frekuensi halusinasi pasien
e. Mengidentifikasi situasi yang menimbulkan halusinasi
f. Mengidentifikasi respons pasien terhadap halusinasi
g. Mengajarkan pasien cara menghardik halusinasi
h. Menganjurkan pasien memasukkan cara menghardik halusinasi dalam jadwal
kegiatan harian

B. Strategi Komunikasi
1. Fase Orientasi
a. Salam Terapeutik
Assalamualaikum, Selamat pagi Ibu, Saya perawat yang bertugas pada pagi ini,
nama saya ...................... Saya adalah mahasiswi dari Prodi Keperawatan
Persahabatan Poltekkes Jakarta III. Nama Ibu siapa? Ibu senangnya dipanggil
apa?
b. Evaluasi/validasi
Bagaimana perasaan ibu hari ini? ada keluhan yang ibu rasakan hari ini?
c. Kontrak :
Topik
Bagaimana kalau kita berbincang-bincang tentang halusinasi yang Ibu alami
dan cara mengendalikannya?
Waktu
Berapa lama kita akan berbincang bincang, apakah lima belas menit cukup?

Tempat
Dimana kita bisa berbincang bincang? Bagaimana kalau kita berbincang-
bincang di ruang ini saja?
Tujuan
Bagaimana kalau sekarang kita berbincang bincang mengenai jenis
halusinasi, respon terhadap halusinasi, dan kita akan belajar menghardik
halusinasi.
Bagaimana kalau kita masukkan ke dalam jadwal kegiatan sehari-hari pasien?

2. Fase Kerja
Apakah Ibu sering mengalami sesuatu?
Apa yang sering Ibu alami? Apakah Ibu sering mendengar sesuatu hal yang aneh?
Saya mengerti Ibu mendengar sesuatu hal itu, namun saya tidak bisa mendengarya?
Biasanya apa yang Ibu dengar?
Kapan biasanya sesuatu hal itu muncul?
Seberapa sering itu muncul?
Kondisi atau situasi apa yang menyebabkan sesuatu hal itu muncul?
Apa yang biasanya Ibu rasakan jika sesuatu hal itu muncul?
Apa yang biasanya Ibu lakukan untuk mengatasi perasaan itu?
Apakah suara itu hilang ?
Menurut Ibu, apa yang akan terjadi jika Ibu selalu medengar sesuatu seperti hal itu?
Biasanya cara apa yang Ibu lakukan?
Ada beberapa cara yang bisa Ibu lakukan jika suara itu muncul, Ibu langsung bilang,
pergi saya tidak mau mendengarsaya tidak mau mendengarkamu suara palsu, dan
Ibu bisa mengulang ulang sampai suara itu tidak terdengar lagi, coba Ibu peragakan.
Nah begitubagus, coba ulang lagi ya , sekarang Ibu sudah bisa kan?
Sekarang kita masukan ke dalam jadwal harian Ibu ya
3. Fase Terminasi
a. Evaluasi
Subyektif
Bagaimana perasaan Ibu setelah kita berbincang-bincang, apakah Ibu sudah
lebih memahami halusinasi yang Ibu alami?
Obyektif
Coba Ibu sebutkan lagi cara yang bisa Ibu lakukan jika suara itu muncul?
Bagus sekali, ternyata Ibu masih ingat bagaimana cara mengontrol
halusinasi?
b. Rencana Tindak Lanjut (RTL)
Ibu bisa latihan untuk mengontrol halusinasi, dan mengulang-ulang apa yang baru
saja kita pelajari dan masukkan dalam jadwal harian Ibu.
c. Kontrak yang akan datang
Topik
Baiklah Ibu nanti kita akan berbincang-bincang lagi, kita akan diskusikan
dan latihan mengendalikan halusinasi dan berbincang-bincang dengan orang
lain.
Waktu
Mau jam berapa bu? Ya baiklah jam 10.00 saja.
Tempat
Tempatnya disini saja lagi ya bu, sampai ketemu besok. Assalamualaikum.

STRATEGI PELAKSANAAN (SP)


TINDAKAN KEPERAWATAN KLIEN DENGAN HALUSINASI

Pertemuan ke 2 Hari, tanggal : ....................................


A. Proses Keperawatan
1. Kondisi Klien
DS :
- Klien mengatakan mendengar suara-suara.
- Klien mengatakan suara-suara tersebut seperti suara bayi
- Klien mengatakan kadang berbicara sendiri tetapi tidak ada orangnya.
- Klien mengatakan suaranya muncul tidak tentu
- Klien kadang-kadang mengikuti perintah itu tetapi kadang-kadang tidak
diikuti.
DO :
- Klien masih tampak gelisah, pandangan klien kosong dan klien tampak
melamun
2. Diagnosa Keperawatan
Halusinasi
3. Tujuan Tindakan Keperawatan
a. Tujuan Umum
Klien mampu untuk mengenal atau mengendalikan halusinasi yang datang pada
dirinya
b. Tujuan Khusus
1) Klien mampu mengendalikan halusinasi dengan cara bercakap-cakap
dengan orang lain
2) Klien mampu mempraktekkan cara bercakap-cakap dengan orang lain
3) Klien dapat memasukkan latihan ke dalam jadwal kegiatan harian
4. Tindakan Keperawatan
a. Mengevaluasi jadwal kegiatan harian klien
b. Melatih klien mengendalikan cara bercakap-cakap dengan orang lain
c. Menganjurkan klien memasukkan dalam jadwal kegiatan harian klien

B. Strategi Komunikasi
1. Fase Orientasi
a. Salam Terapeutik
Selamat pagi ibu. Apa kabar bu, coba masih ingat dengan suster ................... dari
Poltekkes Kemenkes Jakarta III tidak bu? Wah bagus sekali ibu masih ingat dengan
saya
b. Evaluasi/validasi
Tadi sudah minum obat belum bu? wah bagus sudah minum obatnya, ibu apakah
suara-suaranya masih muncul lagi? Coba tadi dilakukan tidak cara menghardiknya?
Bagus sekali bu.. Coba sekarang cara menghardik suara suara yang muncul
bagaimana? Ya benar sekali, bagus bu.
c. Kontrak :
Topik
Baiklah, sesuai janji kita kemarin, hari ini saya akan latih cara kedua
mengendalikan halusinasi yaitu bercakap-cakap dengan orang lain ya bu
Waktu
Berapa lama kita akan berbincang-bincang bu? Bagaimana kalau 15 menit saja
ya bu? Apakah ibu setuju?
Tempat
Dimana kita bisa berbincang-bincang bu, kita berbincang-bincang di ruangan
ini saja ya bu?
Tujuan
Agar ibu dapat mengendalikan suara-suara yang ibu dengar.

2. Fase Kerja
Ibu kemarin kita sudah berlatih cara mengendalikan halusinasi yang pertama yaitu
menghardik suara-suara. Sekarang kita berlatih cara kedua mengendalikan halusinasi
yaitu bercakap-cakap dengan orang lain. Jadi kalau ibu mulai mendengar suara-suara,
langsung saja mencari teman untuk mengobrol. Minta teman atau suster untuk
mengobrol dengan ibu dan usahakan ibu jangan sendirian saat mendengar suara-suara.
Contohnya begini ya, tolong saya mulai mendengar suara-suara, ayo mengobrol
dengan saya, kalau tidak suster saya lagi dengar suara-suara, ayo ngobrol dengan
saya. Begitu bu. Coba sekarang ibu lakukan seperti yang tadi saya lakukan. Ya
begitu, bagus sekali bu. Latih terus ya dan masukkan latihan bercakap-cakap dengan
orang lain dalam kegiatan harian ya bu. Ibu ingin berlatih untuk bercakap-cakap
dengan orang lain jam berapa? Baiklah bu, Kalau mengerjakannya sendiri beri tanda
M, kalau dibantu suster beri tanda B, kalau tidak dikerjakan beri tanda T.

3. Fase Terminasi
a. Evaluasi
Subyektif
Bagaimana perasaan ibu setelah latihan bercakap-cakap dengan orang lain
tadi?
Obyektif
Coba ibu ulangi cara bercakap-cakap dengan orang lain yang telah kita
pelajari. Bagus sekali bu.
b. Rencana Tindak Lanjut
Saya harap jika nanti ibu mendengar suara-suara, ibu dapat melakukan cara
bercakap-cakap dengan orang lain, usahakan ibu tidak sendiri saat mendengar
suara-suara dan jangan lupa masukkan dalam jadwal kegiatan harian.
c. Kontrak yang akan datang
Topik
Pertemuan berikutnya kita akan berbincangbincang tentang cara
mengendalikan halusinasi dengan melakukan kegiatan yang ibu sukai.
Waktu
Besok, mau berapa lama kita akan berbincang-bincang bu? Bagaimana kalau
15 menit saja? Apakah ibu setuju?
Tempat
Mau dimana kita berbincang-bincang bu? Bagaimana kalau di taman saja
bu? sampai ketemu besok ya bu. Wassalamualaikum.

STRATEGI PELAKSANAAN (SP)


TINDAKAN KEPERAWATAN DENGAN KLIEN HALUSINASI

Pertemuan ke 3 Hari, tanggal : ..........................


A. Proses Keperawatan
1. Kondisi Klien
Data Subjektif :
- Klien mengatakan sudah menghardik halusinasinya.
- Klien mengatakan kadang-kadang masih mendengar suara bayi.
- Klien mengatakan dengan berbincang-bincang halusinasinya tidak datang.

Data Objektif :
- Klien tampak senyum-senyum sendiri dan bicara sendiri.
- Klien kadang-kadang bersikap marah-marah.
- Klien terlihat tampak gelisah.
- Klien tampak respon saat berkomunikasi dengan perawat.
2. Diagnosa Keperawatan
Halusinasi
3. Tujuan Tindakan Keperawatan
a. Tujuan Umum
Klien mampu untuk mengendalikan atau mengontrol halusinasi yang ada pada
diri klien.
b. Tujuan khusus
1. Klien mampu mengendalikan halusinasi dengan melakukan kegiatan
yang biasa dilakukan klien.
2. Klien dapat mempraktekkan cara melakukan kegiatan yang biasa
dilakukan.
3. Klien dapat memasukkan latihan ke dalam jadwal kegiatan harian.
4. Tindakan Keperawatan
a. Mengevaluasi jadwal kegiatan harian pasien
b. Melatih pasien mengendalikan halusinasi dengan melakukan kegiatan
(kegiatan yang biasa dilakukan pasien)
c. Menganjurkan pasien memasukkan dalam jadwal kegiatan harian

B. Strategi Komunikasi
1. Fase Orientasi
a. Salam Terapeutik
Selamat pagi bu. Senang sekali bisa bertemu dengan bu lagi. Masih ingat dengan
saya tidak bu?
b. Evaluasi/validasi
Bagaimana perasaan Ibu hari ini? Apa ibu sudah mandi dan sarapan pagi? Apakah
suara-suara yang Ibu dengar masih sering muncul? Bagaimana bu sudah dilakukan
dua cara yang telah kita latih kemarin? Bagaimana hasilnya setelah dilakukan? Iya
bu bagus sekali yang Ibu lakukan.
c. Kontrak :
Topik
Sesuai dengan janji saya kemarin, hari ini kita akan berdiskusi tentang cara
mengendalikan halusinasi dengan melakukan kegiatan yang biasa ibu lakukan
dan kita masukkan kedalam kegiatan harian.
Waktu
Berapa lama kita akan berbincang-bincang bu? Bagaimana kalau 15 menit
saja? Apakah ibu setuju?
Tempat
Dimana kita dapat berbincang-bincang bu, bagaimana kita berbincang-bincang
di taman saja?
Tujuan
Agar ibu dapat mengendalikan atau mengontrol halusinasi dengan cara
melakukan kegiatan yang biasa ibu lakukan.

2. Fase Kerja
Kegiatan apa saja yang biasa ibu lakukan pagi-pagi? Terus jam berapa kegiatan
berikutnya? Wah, ternyata banyak sekali kegiatan ibu setiap harinya. Apa ibu sudah
melakukan kedua cara yang telah kita pelajari kemarin saat mendengar suara-suara?
Bagus sekali bu. Sekarang kita akan melatih cara ketiga yaitu melakukan kegiatan
pada saat suara-suara tersebut datang atau terdengar, jadi ibu bisa melakukan
kegiatan-kegiatan ibu tadi untuk mencegah halusinasi. Coba ibu ulangi kembali,
bagus sekali ibu. Ibu bisa lakukan kegiatan ini untuk mencegah suara-suara yang
muncul. Kegiatan yang lain kita akan latih lagi agar dari pagi sampai malam ibu ada
kegiatan yang dilakukan.

3. Fase Terminasi
a. Evaluasi
Subyektif
Bagaimana perasaan Ibu setelah kita berbincang-bincang dan melakukan cara
yang ketiga untuk mencegah suara-suara halusinasi itu datang?
Obyektif
Coba Ibu sebutkan kembali tiga cara yang telah kita latih untuk mencegah
suara-suara halusinasi itu datang? Iya ibu bagus sekali.
b. Rencana Tindak Lanjut (RTL)
Ibu mari kita masukkan kegiatan yang kita latih kedalam jadwal kegiatan harian
ibu. Nanti ibu lakukan latihan secara mandiri sesuai jadwal yang kita buat agar
suara-suara halusinasi itu tidak muncul kembali.
c. Kontrak yang akan datang
Topik
Baiklah ibu besok pagi saya akan datang kembali untuk membahas cara
meminum obat yang baik serta kegunaan obat.
Waktu
Jam berapa ibu ingin berbincang-bincang? Bagaimana besok kita berbincang-
bincang selama 15 menit? Apakah ibu setuju?
Tempat
Dimana Ibu ingin berbincang-bincang dengan saya besok? Bagaimana kalau
di taman saja bu? Baiklah Bapak kalau begitu saya permisi dulu, sampai
ketemu besok pagi bu. Selamat pagi.
STRATEGI PELAKSANAAN (SP)
TINDAKAN KEPERAWATAN KLIEN DENGAN HALUSINASI

Pertemuan ke 4 Hari, tanggal : ..................................


A. Proses Keperawatan
1. Kondisi Klien
Data subjektif :
Klien mengatakan sudah menghardik halusinasinya.
Klien mengatakan kadang-kadang masih mendengar suara bayi.
Klien mengatakan dengan berbincang-bincang halusinasinya tidak datang
Klien mengatakan dengan melakukan kegiatan yang biasa di lakukan pada
suara suara tidak muncul kembali
Data obejektif :
Klien masih tampak gelisah, terkadang klien tampak melamun
Klien tampak respon saat berkomunikasi dengan perawat
2. Diagnosa Keperawatan
Gangguan persepsi sensori : Halusinasi
3. Tujuan Tindakan Keperawatan
Tujuan umum
Klien mampu untuk mengenal atau mengendalikan halusinasi yang datang
pada dirinya
Tujuan khusus
4) Klien mampu mengendalikan halusinasi dengan cara meminum obat
5) Klien mampu mempraktekkan cara penggunaan obat secara teratur
6) Klien dapat memasukkan penggunaan obat ke dalam jadwal kegiatan harian
4. Tindakan Keperawatan
Mengevaluasi jadwal kegiatan harian pasien
Memberikan pendidikan kesehatan tentang penggunaan obat secara teratur
Mengajurkan pasien memasukkan dalam jadwal kegiatan harian

B. Strategi Komunikasi
1. Fase Orientasi
a. Salam Terapeutik
Selamat pagi ibu, Masih ingat dengan saya suster .............. mahasiswa dari
Poltekkes Kemenkes Jakarta III, iya bagus sekali ibu masih mengingat saya.
b. Evaluasi/validasi
Bagaimana perasaan ibu hari ini? Apakah suara-suaranya masih muncul ? Apakah
sudah dipraktekan tiga cara yang telah kita latih? menghardik, bercakap cakap
dengan orang lain dan melakukan kegiatan yang biasa ibu lakukan, coba ibu
praktikan kembali, Apakah jadwal kegiatannya sudah dilaksanakan? iya bagus bu,
nah jika sudah dilaksanakan Ibu dapat menulis di buku ini ya, Apakah pagi ini ibu
sudah minum obat? Bagus sekali bu sudah minum obat .
c. Kontrak :
Topik
Baiklah, sesuai janji kita kemarin, hari ini saya akan mempraktekan cara
keempat mengendalikan halusinasi yaitu menggunakan obat secara teratur .
Waktu
Berapa lama ibu punya waktu untuk berbincang-bincang dengan saya?
Bagaimana kalo 20 menit? baik , kita diskusi selama 20 menit sambil menunggu
makan siang ya bu.
Tempat
Dimana ibu mau berbincang-bincang dengan saya? Ya sudah, di ruangan ini
saja kita berbincang-bincang.
Tujuan
Agar ibu dapat mengendalikan suara-suara yang ibu dengar.

Fase Kerja
Baiklah, Sekarang kita berlatih cara mengendalikan halusinasi yaitu dengan minum
obat. Minum obat sangat penting supaya suara-suara yang ibu dengar dan
mengganggu selama ini tidak muncul lagi. Ini ada beberapa macam obat yang ibu
minum, Ini yang warna orange namanya obat (CPZ) , warna orange namanya apa? iya
betul sekali, ini diminum 3 kali sehari, dan ibu dapat minum obat ini pada jam 7 pagi,
jam 1 siang dan jam 7 malam, manfaatnya itu untuk menghilangkan suara-suara. Ini
yang warna putih namanya obat (THP) diminumnya 3 kali sehari waktunya sama bu
seperti obat yang orange , gunanya untuk merileksasikan dan agar badan ibu tidak
kaku. Sedangkan yang warna merah jambu namanya obat (HP) 3 kali sehari jam nya
sama, gunanya untuk menenangkan pikiran. Kalau suara-suara sudah hilang obatnya
tidak boleh diberhentikan. Nanti ibu konsultasikan dengan dokter, sebab kalau putus
obat, ibu akan kambuh dan sulit untuk mengembalikan ke keadaan semula. Kalau
obatnya habis ibu bisa minta ke dokter untuk mendapatkan obat lagi. Ibu juga harus
teliti saat menggunakan obat-obatan ini. Pastikan obatnya benar, artinya ibu harus
memastikan bahwa obat itu benar punya ibu. Jangan keliru dengan obat milik orang
lain. Ibu bisa membaca nama kemasannya. Obatnya harus diminum pada waktunya,
dengan cara yang benar. Yaitu diminum sesudah makan dan tepat jamnya. Ibu juga
harus memperhatikan berapa jumlah obat sekali minum, dan harus cukup minum air
putih 10 gelas per hari ya bu

d. Fase Terminasi
e. Evaluasi
Subyektif
Bagaimana perasaan ibu setelah kita bercakap-cakap tentang obat?
Obyektif
Sudah berapa cara yang kita latih untuk mencegah suara suara? Coba ibu
ulangi aturan minum obat yang tadi di jelaskan, wah benar sekali.

f. Rencana Tindak Lanjut (RTL)


Jika nanti ibu mendengar suara suara, ibu dapat meminum obat yang tadi sudah
disampaikan sesuai dengan waktunya, jangan lupa di tulis dalam jadwal kegiatan
harian ibu ya.

g. Kontrak yang akan datang


Sesuai yang telah saya beritahukan kemarin, kontrak saya disini hanya satu bulan,
tapi jangan khawatir, nanti akan ada perawat lain yang akan menggantikan saya,
nah oleh karna itu coba kita ulangi bagaimana cara untuk mengendalikan suara
suara yang di dengar ibu. Coba ibu praktikan cara menghardik jika suara- suara
muncul, nah bagus sekali, sekarang coba praktikan cara bercakap cakap dengan
orang lain, iya bagus, lalu sekarang coba cara melakukan kegiatan yang biasa
dilakukan, iya baik . dan yang terakhir coba ibu praktikan dan sebutkan obat obat
yang harus diminum jika suara - suara muncul kembali ,iya bagus sekali. Baiklah
kalau begitu saya pamit, sampai bertemu di lain waktu bu. Selamat siang.

You might also like