You are on page 1of 18

Asuhan Keperawatan Pada Ny.

S Dengan Ca Cavum Nasal


Dihemening RS. Ulin Banjarmasin

A. Pengkajian
1. Identitas
a. Identitas klien
Nama : Ny. S
Umur : 43 tahun
Agama : Islam
Jenis kelamin : Perempuan
Alamat : Kelayan A. RT.3 RW.2
No. Rmk : 793477
Tgl. Mrs : 01 Juli 2010
Diagnosa medis : Ca Cavum Nasal

b. Identitas penanggung jawab


Nama : Tn. A
Umur : 28 tahun
Alamat : Kelayan A. RT.3 RW.2
Hubungan dengan klien : Anak

2. Riwayat Penyakit
a. Keluhan Utama
Klien mengatakan merasa nyeri pada rongga hidung dan nyerinya menyebar
sampai kepala, hidung serasa tersumbat, sehingga mengakibatkan sulit
bernafas
b. Riwayat Penyakit Sekarang
Pada awalnya klien sering merasa pilek, kadang keluar darah dari lubang
hidung sebelah kiri, lubang hidung terasa penuh dan kadang-kadang keluar
cairan bening, selain itu klien merasa sakit kepala seperti ditusuk-tusuk
terutama sebelah kiri. Kemudian karena klien merasa khawatir dengan
keadaannya, lalu klien mencoba berobat ke Poli THT di RS. Ulin
Banjarmasin selama ± 2 minggu, kemuadian karena klien merasa belu,
sembuh juga dengan penyakitnya, klien kemudian dirujuk ke RS. Ulin
Banjarmasin untuk rawat inap diruangan kemuning, untuk menjalani
perawatan.
c. Riwayat Penyakit Dalam
Klien mengatakan bahwa sebelumnya belum pernah masuk Rumah Sakit
dan baru pertama kali ini klien masuk RS.
d. Riwayat Penyakit Keluarga
Klien mengatakan bahwa keluarga klien tidak ada yang menderita (penyakit
yang sama seperti klien.

3. Pengkajian Umum
a. Keadaan Umum
Tingkat kesadaran klien composmentif, dengan nilai GCS (4,5,6)
Keterangan : 4 (respon membuka mata pontan)
5 (respon baik dan sesuai)
6 (respon motorik mengikuti perintah)
TTV klien : TD = 110/80 mmhg R = 28x1menit
N = 86x1menit T = 36,4oC

b. Kulit
Keadaan kulit klien tampak bersih, tidak ada lecet/lesi pada kulit klien,
turgor kulit klien baik, dapat kembali kurang dari 2 detik, bentuk normal ,
CRT kembali lebih dari 2 detik, kulit teraba hangat dengan suhu 36,4oC.

c. Kepala dan Leher


Struktur kepala simetris, tidak ada lesi ataupun trauma di kepala klien.
Struktur leher simetris, tidak ada pembesaran tyroid serta tidak ada kesulitan
dalam menelan, dan tidak ada keterbatasan gerah pada fungsi pergerakan
leher.
d. Mata dan Penglihatan
Pergerakan bola mata kanan dan kiri baik, klien dapat menggerakkan bola
matanya kesegala arah, konjungtiva klien tidak anemis didukung dengan
hasil lab. HBG. Fungsi penglihatan klien kurang baik disebelah kiri, tetapi
klien dapat membaca papan nama perawat dengan jarak 2 meter, klien tidak
menggunakan alat bantu penglihatan seperti kacamata ataupun lensa mata.

e. Penciuman dan Hidung


Fungsi penciuman klien kurang baik, klien tidak dapat membedakan yang
mana bau kapas alkohol dan yang mana bau kapas yang tidak beralkohol.
Struktur hidung tidak simetris. Lebih besar yang kiri daripada kanan karena
adanya tumor didaerah hidung klien, terdapat massa di daerah rongga
hidung sebelah kiri berupa warna putih pucat.

f. Pendengaran dan Telinga


Fungsi pendengaran klien baik, klien dapat mendengarkan, serta menjawab
pertanyaan perawat dengan baik, klien tidak menggunakan alat bantu
pendengaran. Struktur telinga tampak simetris, tidak ada sekret / cairan dan
penyumbatan dari telinga klien, dan tidak ada pendarahan / inflamasi pada
telinga klien.

g. Mulut dan Gigi


Kebersihan mulut cukup bersih, fungsi mengunyah dan menelan cukup
baik, tidak ada inflamasi atau nyeri pada mulut. Kebersihan gigi cukup
bersih, tidak ada pendarahan pada gusi, klien tidak menggunakan gigi palsu.

h. Dada, Pernafasan & Sirkulasi


Struktur dada simetris, bentuk dan pergerakan rongga dada simetris, tidak
ada kelainan pada dada klien. Frekuensi nafas kadang-kadang klien sulit
bernafas, hidung tersumbat karena adanya massa (tumor) di rongga hidung
pada jalan nafas. Klien tidak menggunakan alat bantu nafas seperti oksigen.
i. Abdomen
Struktur abdomen simetris dan tampak datar. Abdomen klien terlihat cukup
bersih. Tidak terdapat nyeri tekan, bising usus terdengar 12 x/m saat di
anshultasi, tidak lesi maupun edema, saat diperkusi terdapat bunyi tympani

j. Genitalia dan Reproduksi


Klien berjenis kelamin perempuan, dan klien sudah berkeluarga dan
mempunyai anak. Klien mengtakan tidak ada kelainan pada bentuk dan
fungsi alat kelaminnya, tidak ada kelainan pada saat BAK.

k. Ekstremitas atas dan bawah


Ekstremitas atas dan bawah simetris, klien mampu melawan gravitasi
penuh, dan tidak ada keterbatasan dalam bergerak. Skala kekuatan
otot klien:

5555 5555
5555 5555

Keterangan : 5 (mampu melawan gravitasi penuh)

4. Pengkajian kebutuhan biopsikososial spritual


a. Aktivitas, istirahat & tidur
 Dirumah : Klien adalah seorang ibu rumah tangga, klien lebih banyak
dirumah, klien mengatakan bahwa istirahat klien cukup, klien
sering tidur pada siang hari  2 jam, dan pada malam hari klien
tidur  7 – 8 jam, klien tidak mengalami gangguan pola tidur
saat dirumah.

 Di RS : Klien mengatakan selama di rumah sakit pola tidur klien


mengalami perubahan, pada siang hari klien hanya dapat tidur 
1 jam, dan pada malam hari klien hanya dapat tidur  4 jam, dan
dalam beraktivitas kadang dibantu oleh keluarga dan terkadang
juga dengan sendirinya, dengan skala aktivitas 0 – 4 : 2 (bantuan
orang lain).

b. Personal Hygiene
 Dirumah : Klien mandi teratur 2 kali sehari, gosok gigi 2 kali sehari dan
potong kuku bila panjang, klien mengatakan bahwa kebersihan
klien dirumah cukup bersih.

 Di RS : Klien mengatakan hanya dapat membersihkan diri dan klien


tidak pernah potong kuku selama di RS.

c. Nutrisi
 Dirumah : Klien mengatakan bahwa klien makan teratur 3 x sehari, porsi
makan klien satu piring, tidak ada pantangan makanan, klien
juga mengkonsumsi air minum setiap harinya.

 Di RS. : Klien mengatakan bahwa klien tampak memiliki nafsu makan


yang baik, ditandai dengan mau makan makanan yang disajikan
di rumah sakit, dari porsi yang disediakan di RS. Klien dapat
menghabiskan satu piring makan.

d. Eliminasi
 Dirumah : Klien mengatakan bahwa klien BAB biasanya 1 x sehari, dan
BAK nya tidak menentu, klien tidak ada mengalami kesulitan
BAB & BAK dan klien tidak dibantui oleh keluarganya ketika
BAB & BAK.

 Di RS. : Klien mengatakan bahwa klien ketika di RS. BAB klien 1 x


Sehari, dan BAK tidak menentu, dan klien tidak ada mengalami
kesulitan BAB & BAK.
e. Seksualitas
Klien sudah menikah, pada sistem reproduksi klien berjenis kelainan
perempuan

f. Spiritual
Klien beragama islam, selama dirumah sakit klien hanya dapat beribadah
dan berdo’a untuk kesembuhannya.

g. Psikososial
Klien dapat beradaptasi dengan baik dilingkungan rumah sakit, dan klien
dapat di ajak kerjasama dalam proses pelaksanaan perawatan dan
pengobatan. Klien dan keluarga menerima keadaan yang telah dialami,
tetapi klien merasa cemas dengan penyakit yang dideritanya.

5. Data penunjang
a. Laboratorium
Pemeriksaan Hasil Nilai rujukan Satuan Metode
Hematologi
Hemaglobin 11,9 12,0 – 16,0 g / dl
Lekosit 5,4 4,0 – 10,5 Hbu / ul
Eritrosit 4,21 3,90 – 5,50 Juta / ul
Hematoksit 35 35 – 45 Vol %
Trombosit 242 150 – 450 Hbu / ul
RDW-CV 14,0 11,5 – 14,7 %
MCV,MCH,MCHC
MCV 81,4 80,0 – 97,0 H
MCH 28,3 27,0 – 32,0 Pg
MCHL 34,5 32,0 – 36,0 %
Hitung jenis
Basofil % 1,1 0,0 – 10 %
Eosinofil % 7,4 1,0 – 30 %
Neutrofil % 58,5 50,0 – 70,0 %
Limpasit % 25,4 25,0 – 40,0 %
Monosit % 7,6 3,0 – 9,0 %
Basofil # 0,06 < 0,1 ribu / ul
Eosinofil # 0,40 < 0,3 
Neutrofil # 3,15 2,50 – 7,00 
Limpasit # 1,37 1,25 – 4,00 
Monosit # 0,41 0,30 – 1,00 
Prothombin Time
Hasil PT 13,1 11,5 – 15,5 Detik
INR 0,96 
Control Normal PT 13,80  Detik
APTT
Hasil rapat 33,1 26,0 – 34,0
Control normal 32,20 
Kimia gula daerah
Glokusa daerah 108 < 200
sewaktu (IBSS) GOD YAP
Hati
Albumin 4,4 3,4 – 4,4 g / dl BGG
Total protetin 7,3 63,83 g / dl Biuret
SGOT 18 16 – 40 u / dl IFCC
SGPT 25 8 – 45 u / dl IFCC
Ginjal
Ureum 27 10 - 45 Mg / dl
Creatimin 1,0 0,4 – 1,4 Mg / dl
Elektrolit
Natrium 140 135 – 146 Mmol/1
Kalium 4,5 3,4 – 5,4 Mmol/1
Clorida 106 gr – 100 Mmol/1

b. Terapi
 Paradioterapi
 Kemoterapi
 CT

c. Obat-obatan
 Cefoplaxin 2 x 500 mg
 Imbobs 3 x 1 tab

MSCT
Nama / Umur :
Pemeriksaan : CT Scan Naiopharging dengan kontras
No Pemeriksaan : 1961 / IP / Poli
Teman sejawat Yth.
 Tampak massa pada cavvum nasi hiri, sinus maksilaris yang
meluas ke Sivas ethmoidalis & Sphenoldalis bilateral, disertai
destruksi
 Septum nasi dan basi crami, massa menyengat kontras (Pree HU
28,post Huu 22)
 Rongga orbita bersih massa tumor
 Tidak tampak proses instrukramia
 Tidak tampak pembesaran FGB leher

6. Data Fokus
a. Data subjektif (Ds)
 Klien mengatakan merasa nyeri pada rongga hidung
 Klien mengatakan tentang hidung agak tersumbat
 Klien mengatakan merasa

b. Data objektif (Do) : Inspeksi


 Klien tampak meringis kesakitan jika nyerinya datang
 Klien tampak memegangi kepala jika nyerinya menyebar sampai kekepala
 Struktur bidang tampak tidak simetris lebih besar sebelah kiri,
 Terlihat ada massa di dalam rongga hidung.
 Klien tampak merasa takut dengan penyakit yang dideritanya.

 Palpasi
- Kulit terasa hangat dengan suhu 36,4 oC%
- Denyut nadi lilien 86 x/m

 Perkusi
- Terdapat bunyi tympanic

 Auskultasi
- Bising usus terdengar 12 x/m

7. Analisis Data
No
Hari / Tanggal Data Penunjang Problem Etiologi
.
1. Selasa / Ds : Klien menyatakan hidung Bersihan Benda asing
06 Juli 2010 terasa tersumbat jalan nifas di jalan
tidak efektif nifas
Do : - terlihat adanya massa
didalam rongga hidung
- TTV : * TD = 110/80
 N = 86 x/m
 R = 28 x/t
 T = 36,40C
- Massa tampak berwarna
putih pucat di daerah
rongga hidung sebelah
kiri

2. Ds : Klien menyatakan merasa Nyeri akut Destruksi


nyeri pada rongga hidung jaringan
syaraf dan
Do : - Klien tampak meringis jenis
kesakitan jika nyerinya implemensi
datang
- Klien tampak memegang
kepala jika nyerinya
datang

P = Klien menyatakan merasa


nyeri pada rongga hidung
Q = Klien menyatakan nyerinya
seperti ditusuk-tusuk
R = Nyeri pada daerah Sinus
nasal / cavum nasi
S = 3 (nyeri berat)
T = Nyeri, munculnya kadang-
kadang timbul tidak
menentu

3. Ds : Klien menyatakan merasa Cemas Krisis


cemas dengan penyakit situasional /
yang dideritanya maturasi

Do : Klien tampak merasa takut


dengan penyakit yang
dideritanya
4. Faktor resiko tinggi terhadap Resiko tinggi Efek
inspeksi : terhadap imunosupre
- Efek imunosupresi insfeksi si radio
radioterapi / kemo terapi ditandai terapi /
- Ketidak ada kuatan dengan kemo terapi
pertahanan sekunder adanya tumor
ganas di
rongga
hidung
Prioritas Masalah Keperawatan :
1. Bersihan jalan nifas tidak efektif b/d benda asing dijalan nifas.
2. Nyeri akut b/d destruksi jaringan syaraf dan proses inflamusi
3. Cemas b/d krisis situasional / maturasi
4. Resiko tinggi terhadap infeksi b/d efek imonusupresi radioterapi / kemo
terapi.

8. Intervensi

Perencanaan
No. Diagnosa Keperawatan
Tujuan Intervensi Rasional
1 Bersihan jalan nifas tidak efektif Bersihan jalan 1. Kaji 1. Penurunan
b
/d benda asing dijalan nifas nifas klien frekuensi bunyi nafas
Ds : Klien menyatakan hidung teratasi dalam 3 pernafasan dapat
terasa tersumbat hari perawatan, 2. Berikan menunjukan
Do : - terlihat adanya massa dya kriteria posisi semi / atektasis
didalam rongga hidung evaluasi: fowler tinggi 2. Posisi
- TTV : * TD = 110/80 - Hidung klien 3. Bantu klien membantu
 N = 86 x/m tidak untuk latihan memaksimalk
tersumbat nafas dalam an ekspansi
 R = 28 x/t - Tidak terlihat paru dan
 T = 36,40C ada massa menurunkan
Massa tampak berwarna putih dalam rongga upaya
pucat di daerah rongga hidung hidung pernafasan
sebelah kiri - Hasil TTV 3. Ventitasi
normal maksimal
membuka
area atektasis

2. Nyeri akut b/d destruksi jaringan Nyeri klien 1. Lakukan 1. Meningkatka


syaraf dan proses implamasi teratasi dalam 3 kenyamanan n relaksasi
Ds : Klien menyatakan merasa hari perawatan, tindakan dan
nyeri pada rongga hidung dengan kriteria dasar dan mengalihkan
Do : - Klien tampak meringis evaluasi : pertahankan fokus
kesakitan jika nyerinya - Klien tidak aktivitas perhatian
datang mengeluh hiburan klien dari
- Klien tampak memegang nyeri pada 2. Anjurkan nyeri
kepala jika nyerinya rongga hidung kepada klien 2. Meningkatka
datang - Klien tidak manajemen n partisipasi
tampak penata klien secara
P = Klien menyatakan merasa meringis laksanaan aktif dalam
nyeri pada rongga hidung kesakitan nyeri pemecahan
Q = Klien menyatakan nyerinya - Klien tidak 3. Berikan masalah dan
seperti ditusuk-tusuk memegang teknik meningkatkan
R = Nyeri pada daerah Sinus kepalanya relaksasi rasa kontrol
nasal / cavum nasi - Skala nyeri diri
S = 3 (nyeri berat) 0 – 5: 0 4. Evaluasi 3. Melepaskan
T = Nyeri, munculnya kadang- keluhan tegangan
kadang timbul tidak nyeri emosional
menentu otot
4. Menilai
perkembanga
n masalah
klien

3. Cemas krisis situasional / Cemas klien 1. Eksplorasi 1. Mengidentifi


maturasi teratasi dalam 3 kecemasan kasi faktor
hari perawatan : klien dan pemberat
Ds : Klien menyatakan merasa - Klien tidak berikan masalah
cemas dengan penyakit merasa umpan balik 2. Menunjukan
yang dideritanya cemas 2. Tekankan bahwa
bahwa cemas kecemasan
Do : Klien tampak merasa takut - Klien tidak adalah adalah wajar
dengan penyakit yang merasa takut masalah dan tidak
dideritanya yang lazim hanya
dialami oleh dialami oleh
banyak orang klien satu-
dalam situasi satunya
klien saat ini dengan
3. Izinkan klien harapan klien
ditemani dapat
keluarga memahami
selama fase dan
kecemasan menerima
4. Folaborasi keadaan.
pemberian 3. Memotivasi
obat sedatif sistem
pendukung
4. Menurunkan
kecemasan.

4. Resiko tinggi terhadap insfeksi Resiko tinggi 1. Teksnksn 1. Inspeksi


radiologi / kemo terapi. terhadap pentingnya pada cavum
- Efek imunosupresi inspeksi teratasi oral hygiene nasi dapat
radioterapi / kemo terapi dalam 3 hari 2. Ajarkan bersumber
- Ketidak ada kuatan perawatan : tekhnik dari ketidak
pertahanan sekunder Tidak terjadi mencuci ada kuatan
inspeksi dari tangan pada oral hygiene
efek klien dan 2. Menganjurka
radioterapi / keluarga n upaya
kemo terapi. 3. Berikan preventive
antibiotik untuk
sesuai menghindari
dengan infeksi
program sekunder
terapi. 3. Antibiotik
untuk
mengatasi
infeksi
9. Implementasi

Hari/tangga
No No.Dx Implementasi Evaluasi Tindakan paraf
l
1 Selasa / 6 I 1. Kaji pantau frekuensi 1. Frekuensi nafas
Juli 2010 pernafasan klien 28x/m
2. Berikan posisi semi / 2. Posisi membantu
fanter tinggi memaksimalkan
3. Bantu klien untuk latihan ekspansi paru
nafas dalam 3. Kadang-kadang
klien bernafas
melalui mulut

II 1. Lakukan tindakan 1. Meningkatkan


kenyamanan dasar relaksasi
2. Anjurkan kepada klien 2. Meningkatkan
manajemen partisipasi klien
penatalaksanaan nyeri secara aktif dalam
3. Berikan tekhnik relaksasi pemecahan
4. Evaluasi keluhan nyeri masalah
3. Klien merasa
nyaman setelah
dilakukan tekhnik
relaksasi
4. Klien mengeluh
nyeri pada rongga
hidung, dengan
skala nyeri 3
(nyeri berat)

III 1. Eusplovasi kecemasan dan 1. Klien tampak


berikan umpan balik bertanya dan
2. Tekankan bahwa terbuka dengan
kecemasan adalah masalah perawat
yang lazim dialami oleh 2. Klien sudah
banyak orang tampak merasa
3. Izinkan klien ditemani senang
keluarga selama fase 3. Klien ditemani
kecemasan keluarganya selama
4. Berikan obat sedasif fase cemas
sesuai dengan program 4. Klien tampak
terapi istirahat dan
berbaring ditempat
tidur

IV 1. Tekankan tekhnik oral 1. Klien berkumur-


hygiene kumur saja
2. Ajarkan tekhnik cuci 2. Klien mencuci
tangan tangan sebelum
3. Larang klien untuk makan
menghindari menyentuh 3. Klin mengerti apa
rongga hidung yang dianjurkan

2 Rabu, I 1. Kaji / pantau frekuensi 1. Frekuensi nafas


07 Juli 2010 pernafasan klien 28x/m
2. Berikan posisi semi / 2. Posisi membantu
fowler tinggi memaksimalkan
3. Bantu klien untuk latihan ekspansi paru
nafas dalam 3. Klien bernafas
melalui mulut

II 1. Lakukan tindakan 1. Meningkatkan


kenyamanan dasar relaksasi
2. Anjurkan kepada klien 2. Meningkatkan
manajemen partisipasi klien
penatalaksanaan nyeri secara aktif dalam
4 Evaluasi keluhan nyeri pemecahan
masalah
4 Klien mengeluh
nyeri pada rongga
hidung, dengan
skala nyeri 3
(nyeri berat)

III 3. Izinkan klien ditemani 3. Klien ditemani


keluarga selama fase keluarganya selama
kecemasan fase cemas
4. Berikan obat sedasif 4. Klien tampak
sesuai dengan program istirahat dan
terapi berbaring ditempat
tidur
IV 3 Larang klien untuk 3 Klin mengerti apa
menghindari menyentuh yang dianjurkan
rongga hidung perawat

3 Kamis / I 1. Kaji / pantau frekuensi 1. Frekuensi nafas


08 Juli 2010 pernafasan klien 28x/m
3 Bantu klien untuk latihan 3 Klien bernafas
nafas dalam melalui mulut

2. Anjurkan kepada klien 2 Meningkatkan


manajemen partisipasi klien
penatalaksanaan nyeri secara aktif dalam
4 Evaluasi keluhan nyeri pemecahan
masalah
4 Klien mengeluh
nyeri pada rongga
hidung, dengan
skala nyeri 3
(nyeri berat)

III 3. Izinkan klien ditemani 3 Klien tampak


keluarga selama fase ditemani
kecemasan keluarganya

IV 3 Larang klien untuk 3 Klien mengerti apa


menyentiuh rongga yang dianjurkan
hidung oleh perawat

10. Evaluasi

No Hari/tgl No.Dx Evaluasi Akhir Paraf


1. Selasa / 06 I S = - Klien mengatakan hidung tersumbat
Juli 10 O = - Terlihat adanya massa didalam rongga
hidung
- TTV :  TD = 110/80  R = 28
 N = 86  T = 36,4oc
A = Masalah bersihkan jalan nafas belum
efektif /tuntas
P = Intervensi dilajutkan
1. Kaji pantau frekuensi pernafasan
2. Berikan posisi semi / fowler tinggi
3. Bantu klien untuk latihan nafas dalam

II S : - Klien mengatakan nyeri pada rongga


hidung
O : - Klien tampak meringis kesakitan
- Klien tampak memegang kepalanya jika
nyerinya menyebar sampai kekepala
A : Masalah nyeri belum teratasi
P : Intervensi dilajutkan
1. Lakukan tindakan kenyamanan dasar
2. Anjurkan kepada klien manajemen
penatalaksanaan nyeri
3. Berikan teknik relaksasi
4. Evaluasi keluhan nyeri

III S : - Klien mengatakan merasa cemas dengan


penyakit yang dideritanya
O : - Klien tampak merasa takut dengan
penyakit yang dideritanya
A : - Masalah cemas belum teratasi
P : Intervensi dilanjutkan
1. Eksplorasi kecemasan dan berikan
umpan balik
2. Tekankan bahwa kecemasan adalah
masalah yang lazim dialami oleh
banyak orang
3. Izinkan klien ditemani keluarga selama
fase kecemasan
4. Berikan obat sedetif sesuai dengan
program terapi.

IV S : Resiko tinggi terhadap infeksi


O : Efek memsupresi radiologi / kemotropi
A : Masalah resiko infeksi belum teratasi
P : Intervensi dilanjutkan
1. Tekankan teknik oral/hygiene
2. Ajarkan teknik cuci tangan
3. Larang klien untuk menyentuh rongga
hidung
2. Rabu / tgl I S = - Klien mengatakan hidung terasatersumbat
07 Juli 2010 O = - Terlihat adanya massa didalam rongga
hidung

- TTV :  TD = 100/80  R = 28 x/m


 N = 72 x/m  T = 34,4oc
A = Masalah bersihkan jalan nafas tidak
efektif /belum teratasi
P = Intervensi dilajutkan
1. Kaji pantau frekuensi pernafasan
2. Berikan posisi semi / fowler tinggi
3. Bantu klien untuk latihan nafas dalam

II S : - Klien mengatakan nyeri pada rongga


hidung
O : - Klien tampak meringis kesakitan jika
nyerinya datang
- Klien tampak memegang kepalanya jika
nyerinya menyebar sampai kekepala
A : Masalah nyeri teratasi sebagian
P : Intervensi dilajutkan
1. Lakukan tindakan kenyamanan dasar
2. Anjurkan kepada klien manajemen
penatalaksanaan nyeri
4. Evaluasi keluhan nyeri

III S : - Klien mengatakan merasa cemas dengan


penyakit yang dideritanya
O : - Klien tampak merasa takut dengan
penyakit yang dideritanya
A : Masalah cemas belum teratasi
P : Intervensi dilanjutkan :
3. Izinkan klien ditemani keluarga selama
fase kecemasan
4. Berikan obat sedetif sesuai dengan
program terapi.

IV S : - Resiko tinggi terhadap infeksi


O : - Efek memsupresi radioterapi / kemoterapi
A : Masalah resiko infeksi teratasi sebagian
P : Intervensi dilanjutkan
3. Larang klien menyentuh rongga hidung
3. Kamis / I S : - Klien mengatakan hidung tersumbat
08 Juli 10 O : - Terlihat adanya massa didalam rongga
hidung
- TTV :  TD = 100/80 mmhg  R = 26 x/m
 N = 68 x/m  T = 36oc
A = - Masalah bersihan jalan nafas tidak
efektif,teratasi sebagian
P = Intervensi dhentikan pasien pulang

II S : - Klien mengatakan nyeri pada rongga


hidung
O : - Klien tampak meringis kesakitan
- Klien tampak memegang kepalanya jika
nyerinya menyebar sampai kekepala
A : - Masalah nyeri belum teratasi
P : Intervensi dihentikan pasien pulang
III S : - Klien mengatakan merasa cemas dengan
penyakit yang dideritanya
O : - Klien tampak merasa takut dengan
penyakit yang dideritanya
A : Masalah cemas teratasi
P : Intervensi dihentikan
IV S : - Resiko tinggi terhadap infeksi
O : - Efek memsupresi radioterapi / kemoterapi
A : Masalah resiko infeksi teratasi
P : Intervensi dihentikan

You might also like