You are on page 1of 13

1

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Secara umum insektisida nabati diartikan sebagi suatu insektisida yang bahan

dasarnya berasal dari tumbuhan .Insektisida nabati relatif mudah dibuat dengan

kemampuan dan pengetahuan terbatas.oleh karena itu terbuat dari bahan alami /nabati

maka jenis insektida ini bersifat mudah terurai (biodegrudable) dialam.sehingga tidak

mencemarilingkungan dan relatif aman bagi manusia dan ternak pilihan karna

residunya hilang (Untung ,2013).

Senyawa bioaktif yang terdapat pada tanaman dapat dimanfaatkkan seperti

layaknya insektisida sintetik.perbedaannnya adalah bahan aktif pada insektisida

nabati disintesa oleh tumbuhan seperti daun,bunga,buah, biji,kulit, batang dan

sebaiknya dapat digunakan dalam bentuk utuh ekstraksi (dengan air atau senyawa

pelarut organik) ataupun bubuk ( Hanudin et al, 1993 ).

Pestisida juga didefinisikan sebagai zat atau senyawa kimia, zat pengatur

tubuh atau perangsang tumbuh, bahan lain, serta mikroorganisme atau virus yang

digunakan untuk perlindungan tanaman (PP RI No.6tahun 1995). USEPA menyatakan

pestisida sebagai zat atau campuran zat yang digunakan untuk mencegah,

memusnahkan, menolak, atau memusuhi hama dalam bentuk hewan, tanaman, dan

mikroorganisme penggangu (Widianto, 2000).

Beberapa jenis tanaman terutama dari keluarga Annoceae dan

Meliaceaeseperti nimba (azadiradita indica L.) Srikaya (Annona syuamesa L.)

sirsak (Annona muricata L.) telah mulai banayak diteliti keefektifannya dalam

mengendalikan berbagi jenis hama oleh berbagai institusi.srikaya (Annona syuamesa


2

L.) telah mulai banyak diteliti keefektifannya dalam mengendaliakn berbagai jenis

hama oleh berbagai institusi penelitian dan perguruan tinggi. Pada tanaman hias

penelian telah dan masih terus dilanjutkan dibalaipenelitian tanaman hias.Diharapkan

hasil penelitian tersebut dapat menambah alternatif pengendalian yang sesuai dengan

konsep panendalian hama terpadu (Oka ,2005)

Insektisida botani dapat diaplikasikan secara bergamtian dengan insektisida

sintetik.insektisida botani yang paling efektif adalah ekstrak biji srikaya dan biji

sirsak sebaiknya ekstrak miindi dan culan justru kurang baik hasilnya jika

dikombinasikan dengan insektisida sintetis (Adayana ,2012)

Tujuan Penulisan

Adapun tujuan dari penulisan ini adalah untuk mengetahui efektifitas berbagai

tumbuhan terhadap hama

Kegunaan Penulisan

Sebagai salah satu syarat untuk dapat memenuhi komponen penilaian di

Laboratorium Pestisida dan Teknik Aplikasi Sub-Hama Program Studi

Agroekoteknologi, Fakultas Pertanian, Universitas Sumatera Utara, Medan dan

Sebagai bahan informasi bagi yang membutuhkan.


3

TINJAUAN PUSTAKA

Pestisida yang dibuat dari daun dan biji tanaman nimba yang dapat

digunakan untuk mengendaliakn hama yang bisa menyerang tanaman panagan dan

hortikultura ,senyawa senyawa yang terkandung dalam tanaman nimba dapat

menghambat serangan hama, pestisida ini mampu mengendalikan hama seperti ulat

,kumbang kutu,kumbang dan kutu daun secara efektif (Thamrin,2008)

Beberapa metabolit yang terkandung dalam tanamn nimba adalah azadiractin,

meliantoril,solonim,nimbin dan nimbidin,bagian tanamnan nimba yang umum

digunakan untuk mengendaliakn hama dan penyakit adalah daun dan bijinya,daun

dan biji ini diformulasikan dalam bentuk minyak atau serbuk (adayana ,2010)

Dalam kesehariannya serai lebih dikenal sebagai tanaman yang digunakan

untuk bumbu masak. Namun tanman ini dapat juga digunakan sebagai bahan untuk

pestisida nabati.tanaman sesuai memiliki aroma yang khas dan tidak disukai oleh

tikus .oleh karena itu serai yang ditanam dipinggiran sawwah dapat dipergunakan

sebagai tanaman yang menghambat serangan tikus.larutan yang diekstrak dari daun

serai bisa langsunga diaplikasikan untuk mengendalikan hama ulat dan kutu daun

(Kardianan 2002)

Tembakau merupakan salah satu tanaman yang juga dapat digunakan sebagai

insektisida nabati uuntuk mengendalikan berbagai hama ynag merusak

tanaman.bagian yang dapat dimanfaatkan untuk insektisida nabati adalah dauun dan

batangnya.zat racun yang terkandung didalan tanaman tembakau adalah nikotin

(supriyanto,2000)
4

Tanaman cengkeh memilki euganol dan euganolasetat yang bersifat antifugal

terhadap patogen penyakit yang sering nenyerang tanaman antara lain

phytoptorasclerotium JOP,Ganoderma ,Phytium, penemuan initelah membuka

peluang baru dalam pemanfaatan limbah cengkeh sebagai pestisida nabati yang

ramah terhadap lingkungan.senyawa euganol dapat diperoleh dari daun kering gagang

dan bunga cengkeh (Setiawati ,2008).


5

BAHAN DAN METODE

Tempat dan Waktu

Praktikum ini dilaksanakan dilaboratorium Pestisida dan Teknik Aplikasi Sub

Hama Program studi agroekoteknologi fakultas pertanian universitas sumatera utara

pada tanggal 8 mei 2017 pada ketinggian 32 m dari permukaan laut.

Alat dan bahan

Adapun alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah blendersebagai

penghancur pestisida nabati,beaker glass sebagai pengukur larutan pestisida

nabati,stoples sebagai wadah hama yang akan diuji coba.kain 1meter sebagai pemers

ekstrak tumbuhan pestisida nabati ,tissu makan sebagai alat pemindah hama ,gunting

sebagai pemotong kain pemeras pestisida nabati.

Adapun bahan yang digunakan adalah daun nimbs ,dsun serai ,daun

cengkeh ,daun tembakau , sebagai bahan yang dijadikan pestisida nabati, air 1 liter

sebagai pelarut campuran dari pestisida nabati, spodoptera litura L. Plutella

xylostella dan crocodomia sebagai hama sasaran daun kol segar 1 buah sebagai nutrisi

makanan hama.

Prosedur Percobaan

A.Prosedur ekstrak daun

1.dihaluskan daun tanaman dengan blender

2.diaduk merata dengan air lalu direndam 12 jam

3. disaringdengan kain kasa dan diambil ekstraknya

4.dimasukkan larutan kedalam handsprayer dan ditambahkan 0,2 gr detergen

B.Prosedurhama yang akan disemprot


6

1.diambil 2 buah stopless

2.dimasukkan daun kol dan spodotera litura sebanyak 5 ekor kemudian insektisida

botani (bersifat kontak) kedalam toples 1

3.dimasukkan daun kol yang terlebih dahulu direndam dengan insektisida botani

bersifat racun perut kedalam stoples 2

4.dimsakukan perlakuan yang sama pada hama plutella xylosstella dan crocodomia

binotalis

5.diamati dan diambil data jumlah hama yang mati gejala kematian dan jumlah hama

yang hidup selama 1 minggu


7

HASIL DAN PEMBAHASAN


Hasil
1. Hama Ulat Grayak (Spodoptera litura)

Asal
Jenis Hari
Pestisida Mortalitas Gejala Gambar
Pestisida Kematian
Nabati

Ulat
3/3 x 100%=
Sistemik 1,2 100% menghita
m

Tembakau

Ulat
3/3 x 100%=
Kontak 1,2 100% menjadi
kaku

Ulat
menghita
3/3 x 100%=
Sistemik 1,2 100% m dan
menjadi
kaku
Sirih

Ulat
3/3 x 100%=
Kontak 1,2 100% menjadi
kaku

Pergerakan
3/3 x 100%=
Sistemik 1,2 100%
ulat
melambat
Mimba

3/3 x 100%= Ulat


Kontak 1,2 100% mengkerut

Serai Sistemik 1,2 3/3 x 100%= Ulat


100% menjadi
pucat
8

Ulat
3/3 x 100%=
Kontak 2,3 100%
menjadi
kaku

2. Ulat penggulung daun

Asal
Jenis Hari
Pestisida Mortalitas Gejala Gambar
Pestisida Kematian
Nabati

Ulat
2/2 x 100%=
Sistemik 2,3 100% menjadi
kaku

Tembakau
Ulat
2/2 x 100%= menjadi
Kontak 2,3 100% coklat
kehitaman

Ulat
0/2 x 100%=
Sistemik 0% menjadi
kepompong

Sirih

Ulat
0/2 x 100%=
Kontak 0%
menjadi
kepompong

Mimba Sistemik 0/2 x 100%= Ulat


0% menjadi
kepompong
9

Ulat
0/2 x 100%=
Kontak 0% menjadi
kepompong

Ulat
2/2 x 100%=
Sistemik 1,2 100%
menjadi
kaku

Serai

Ulat
2/2 x 100%=
Kontak 2,3 100%
menjadi
hitam

Pembahasan

Berdasarkan hasil praktikum persentase mortalitas dari hama ulat grayak

hsilnya 100% pada setiap perlakuan pestsida nabati daun tembakau, begitu pula

dengan hama penggulung daun. Pestisida nabati ini menyebabkan hama-hama

menjadi berwarna coklat kehitaman serta menjadi kaku pada ulat dan menyebabkan

kematian. Hal ini karena pestisida nabati memiliki ekstrak bersifat racun. Hal ini

sesuai dengan literatur Untung ( 2013) yang menyatakan bahwa pestisida nabati yang

bahan aktinya berasal dari daun memiliki bahan ekstrak atau racun yang digunakan

sebagai pestisida.

Berdasarkan hasil praktikum persentase mortalitas dari hama ulat grayak

hsilnya 100% pada setiap perlakuan pestsida nabati daun sirih, namun dengan hama

penggulung daunhasilnya 0 % dan ulat berubah menjadi kepompong. Hal ini

menandakan bahwa daun sirih bekerja efektif sebagai alternatif untuk mengendalikan
10

hama. Hal ini sesuai dengan literatur Kardianan (2002) yang menyatakan bahwa

penggunaan insektisida nabati merupakan alternatif untuk mengendalikan serangga

hama pada tanaman.

Berdasarkan hasil praktikum persentase mortalitas dari hama ulat grayak

hsilnya 100% pada setiap perlakuan pestsida nabati daun mimba, namun dengan

hama penggulung daun hasilnya 0 % dan ulat berubah menjadi kepompong. Hal ini

dikarenakan daun mimba memiliki kandungan azadirachtin salamin yang bersifat

racun. Hal ini sesuai dengan literatur Adayana (2010) yang menyatakan bahwa

tanaman mimba terdapat kandungan racun berupa azadirachtin salamin velicinticol

dan mimbin sebagai racun pembunuh hama.

Berdasarkan hasil praktikum persentase mortalitas dari hama ulat grayak

hsilnya 100% pada setiap perlakuan pestsida nabati daun serai, begitu pula dengan

hama penggulung daun. Tubuh ulat menjadi kaku dan warna kulit berubah menjadi

hitam. Hal ini dikarenakan daun serai bersifat racun yang menyebabkan hama

kehilangan cairan. Hal ini sesuai dengan literatur Kardianan(2002) yang menyatakan

bahwa serai wangi mengandung senyawa sitroneral yang bersifat racun dehidrasi saat

kontak dengan hama dan mati akibat kehilangan cairan terus menerus.

Pestisida nabati yang diberikan kepada hama ulat penggulung daun dan ulat

grayak bekerja secara efektif, yaitu dengan menghambat kemampuan makan serangga

dan menolak makan serta mengurangi nafsu makan. Hal ini sesuai dengan literatur

Setiawati (2008) yang menyatakan bahwa cara kerja pestisida nabati sangat spesifik

yaitu menyebabkan serangga menolak makan, mengurangi nafsu makan, memblkir


11

kemampuan makan serangga, mengusir serangga dan menghambat perkembangan

serangga.

KESIMPULAN

1. Pada perlakuan pestisida nabati daun tembakau, mortalitas hama ulat grayak dan

penggulung daun adalah 100 %


2. Pada perlakuan pestisida nabati daun tembakau, mortalitas hama ulat grayak

adalah 100 %dan penggulung daun adalah 0 %


12

3. Pada perlakuan pestisida nabati daun tembakau, mortalitas hama ulat grayak

adalah 100 %dan penggulung daun adalah 0 %


4. Pada perlakuan pestisida nabati daun tembakau, mortalitas hama ulat grayak dan

penggulung daun adalah 100 %


5. Cara kerja pestisida nabati yaitu menghambat kemampuan makan serangga dan

menolak makan serta mengurangi nafsu makan.

DAFTAR PUSTAKA

Adayana 2010. Efiksaksi Pestisida Nabati Minyak Astiri Tanaman Tropis Terhadap

Mortalitas Ulat Buluoempiri Jurnal Agroekoteknologi Tropika 1 (1) : 1-1

Adayana 2012. Pestisida nabati dari berbagai tanaman jurnal agroekologi tropika 2.

(2).(2-12 Company. 433p.


13

Kardianan, 2002.pestisida nabati ramuan dan aplikasi cetakan ke 4 jurnal agroekologi

tropika 3- (3-4) 14 .

Oka,I.N, 2005. Karakterisasi Morfologi, Patogenesitas, dan Biokimia Bakteri

Penyebab Penyakit Darah di Lembah Palu. J. Agrisains 9(2): 47-50.

Setiawati W ,2008 . Penelitian Tanaman Sayuran.Tumbuhan Bahan Pestisida Nabati

Dan Cara Pembuatannya Untuk Pengendslisn Orgsnisme Pengganggu

Tanaman (Opt)Balai . Jakarta. Gramedia Pustaka Utama.

Supriyanto, 2000. Pestisida Nabati. Andalas University Press. Padang.

Thamrin ,2008. Bacterial endophytes in agricultural crops. Can J Microbiol 43:895-

914.

Hanudin, Tjahjono B, Sugiharso. 1993. Uji resistens 1 varietas pisang terhadap

bakteri layu. Hortikultur 3: 37-42.

Untung, 2013. Potensi pemanfaatan pestisida nabati dan agent hayati untuk

pengendalian penyakit busuk jamur ap pada jambu mete buletin lithu (1)17 :

118 123.

Widianto ,2000. Potensi Ekstrak Flora Lahan Rawa Sebagai Pestisida

Nabati.Erlangga. Jakarta.

You might also like