You are on page 1of 24

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Dengue Hemoragic Fever (DHF) atau yang biasa disebut dengan Demam
Berdarah Dengue (DBD) merupakan penyakit yang disebabkan oleh virus dengue
yang ditularkan melalui gigitan nyamuk aedes aegypti (Kristina, Isminah, W
Leny, 2005).
Penyakit DHF cenderung meningkat dan meluas ke seluruh wilayah
nusantara. Di beberapa negara penularan virus dengue dipengaruhi oleh adanya
musim, jumlah kasus biasanya meningkat bersamaan dengan peningkatan curah
hujan. Di Indonesia pengaruh musim terhadap DBD tidak begitu jelas, tetapi
secara garis besar dapat dikemukakan bahwa jumlah penderita meningkat antara
bulan September sampai bulan Februari dan mencapai puncaknya pada bulan
Januari (Rezeki S. Hadinegoro. Hindra Irawan Satari, 2004). Berdasarkan jumlah
kasus DHF, Indonesia merupakan urutan yang kedua setelah Thailand (Rezeki S.
Hadinegoro. Hindra Irawan Satari, 2004).
Di Indonesia kejadian luar biasa (KLB) demam berdarah dengue
terbesar terjadi pada tahun 1998 dengan incidence rate (IR) 35,19 per 100.000
penduduk. Pada tahun 1999 IR menurun tajam sebesar 10,17 %, namun tahun
tahun berikutnya IR cenderung meningkat yaitu 15,99 (tahun 2000), 21,66 (tahun
2001), 19,24(tahun 2002), dan 23,87 (tahun 2003) (Rezeki S. Hadinegoro. Hindra
Irawan Satari, 2004).
Cara menanggulangi demam berdarah adalah dengan memberantas sarang
nyamuk (PSN) dan program menguras, menutup dan mengubur atau sering di
sebut dengan 3 M. Upaya lain yang dapat dilakukan adalah pengasapan (fogging),
di beberapa daerah dikategorikan rawan demam berdarah. Dapat pula dilakukan
pengendalian secara kimiawi seperti memberikan bubuk abate, serta pengendalian
secara biologis seperti menggunakan ikan untuk memakan jentik nyamuk. Untuk
lebih efektif dapat dilakukan dengan 3 M Plus yaitu menutup, menguras dan
mengubur selain itu juga melakukan beberapa plus seperti memelihara ikan
pemakan jentik, menggunakan bubuk abate (Kristina, Isminah, W Leny, 2005).
Dari beberapa data yang muncul diatas tersebut, penulis dalam pengambilan
judul laporan uji komprehensif ini ingin memahami dan mampu melakukan
pengelolaan asuhan keperawatan pada anak dengan DHF.

B. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
Memahami asuhan keperawatan pada anak dengan Dengue Hemoragic
Fever dengan benar.
2. Tujuan Khusus
a) Mampu melakukan pengkajian terhadap pasien dengan DHF.
b) Dapat merumuskan masalah yang muncul dari pasien dengan DHF.
c) Dapat menyusun rencana asuhan keperawatan sesuai masalah yang
ada.
d) Dapat melaksanakan asuhan keperawatan sesuai dengan rencana.
e) Mampu mengevaluasi perkembangan klien
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. Pengertian
Hipertermia(demam) adalah peningkatan titik patokan (set point) suhu di
hipotalamus (Corwin, Elizabeth J, 2000).Dikatakan demam jika suhu orang
menjadi lebih dari 37,5 C (Oswari, E, 2006). Demam terjadi karena pelepasan
pirogen dari dalam leukosit yang sebelumnya telah terangsang oleh pirogen
eksogen yang dapat berasal dari mikroorganisme atau merupakan suatu hasil
reaksi imunologik yang tidak berdasarkan suatu infeksi (Noer,
Sjaifoellah,2004).Pengaruh pengaturan autonom akan mengakibatkan terjadinya
vasokonstriksi perifer sehingga pengeluaran (dissipation) panas menurun dan
pasien merasa demam. Suhu badan dapat bertambah tinggi lagi karena
meningkatnya aktivitas metabolisme yang juga mengakibatkan penambahan
produksi panas dan karena kurang adekuat penyalurannya ke permukaan maka
rasa demam bertambah pada pasien.
Dengue Hemoragic Fever (DHF) merupakan penyakit menular yang
disebabkan oleh virus dengue yang ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes
Aegypti dan dapat penyerang semua orang terutama anak anak dan dapat
menyebabkan kematian (Departemen Kesehatan RI, 2000). Lebih lanjut
(Smeltzer, 2001) merumuskan Dengue Hemoragic Fever (DHF) adalah penyakit
yang disebabkan oleh vektor virus yang dibawa oleh nyamuk Aedes Aegypti.
Sedangkan menurut (Nelson, 2000) Dengue Hemoragic Fever (DHF) adalah
Demam dengue yang disebabkan oleh beberapa virus yang dibawa arthropoda,
ditandai dengan demam. Selain itu DHF dapat didefinidikan sebagai suatu
penyakit demam akut disebabkan oleh virus yang masuk kedalam tubuh melalui
gigitan nyamuk Aedes Aegypti yang menyerang pada anak, remaja dan orang
dewasa yang ditandai dengan demam, nyeri otot dan sendi, manifestasi
perdarahan dan cenderung terjadi syok yang dapat menimbulkan kematian
(Hendaranto, 1997).
Dari beberapa pengertian diatas dapat diambil kesimpulan bahwa Dengue
Hemoragic Fever (DHF) adalah penyakit yang dapat ditularkan melalui nyamuk
Aedes Aegypti yang ditandai dengan demam tinggi, nyeri otot dan sendi, syok
serta dapat menimbulkan kematian.

B. Etiologi
Pada umumnya maysarakat kita mengetahui penyebab dari DHF adalah
melalui gigitan nyamuk Aedes Aegypti. Virus dengan serotive 1, 2, 3 dan 4 yang
ditularkan melalui nyamuk Aedes Aegypti. Nyamuk ini biasanya hidup di
kawasan tropis dan berkembangbiak pada sumber air yang tergenang (Smeltzer,
2001).

C. Pathofisiologi
Hal pertama yang terjadi setelah virus masuk kedalam tubuh penderita
adalah viremia yang mengakibatkan penderita mengalami demam, sakit kepala,
mual, nyeri otot, pegal pegal seluruh tubuh dan hal lain yang dapat terjadi
adalah pembesaran hati (hepatomegali).
Peningkatan permeabilitas dinding kapiler mengakibatkan terjadinya
perembesan plasma ke ruang ekstra seluler akibatnya terjadi pengurangan volume
plasma, penurunan tekanan darah. Plasma merembes sejak permulaan demam dan
mencapai puncaknya saat terjadi renjatan (syok). Hemokonsentrasi (peningkatn
hematokrit lebih dari 20%) menunjukkan atau menggambarkan adanya kebocoran
sehingga nilai hematokrit menjadi penting untuk patokan pemberian cairan
intravena. Setelah pemberian cairan intravena, peningkatan jumlah trombosit
menunjukkan kebocoran plasma teratasi sehingga pemberian cairan intravena
dikurangi kecepatandan jumlahnya untuk mencegah terjadinya udem paru,
sebaliknya jika tidak mendapatkan cairan yang cukup penderita akan mengalami
renjatan (Pice. Sylvia A dan Lartainne M Wilson. 1995).
D. Manifestasi Klinis
Manifestasi klinis yang mincul bervariasi berdasarkan derajat DHF dengan
masa inkubasi antara 13 15 hari. Penderita biasanya mengalami demam akut
sering disertai tubuh menggigil.
Gejala klinis lain yang timbul dan sangat menonjol adalah terjadinya perdarahan,
perdarahan yang terjadi dapat berupa perdarahan pada kulit, perdarahan
lainseperti melena. Selain demam dan perdarahan yang merupakan ciri khas DHF
gambaran klinis lain yang tidak khas dan biasa dijumpai pada penderita DHF
adalah
1. Keluhan pada pernafasan seperti batuk, pilek dan sakit waktu menelan.
2. Keluhan pada saluran pencernaan seperti mual, muntah, tidak nafsu makan,
diare dan konstipasi.
3. Keluhan sistem tubuh yang lain diantaranya sakit kepala, nyeri pada otot dan
sendi, nyeri ulu hati, pegal pegal di seluruh tubuh.
Klasifikasi DHF
DHF dapat diklasifikasikan berdasarkan derajat beratnya penyakit, WHO
(1986) membagi menjadi empat kategori (Soegeng Soegijanto, 2002)
1. Derajat I
Adanya demam tanpa perdarahan spontan, manifestasi perdarahan hanya berupa
torniket tes yang positif.
2. Derajat II
Gejala demam yang diikuti perdarahan spontan, biasanya berupa perdarahan di
bawah kulit.
3. Derajat III
Ditemukan kegagalan sirkulasi yaitu nadi cepat dan lemah, tekanan darah rendah,
gelisah, cianosis sekitar mulut, hidung dan ujung jari (tanda tanda awal
renjatan).
4. Derajat IV
Renjatan berat (DSS) dengan nadi tak teraba dan tekanan darah tidak dapat
diukur.
E. Pemeriksaan Penunjang
Untuk menegakkan diagnosa DHF perlu dilakukan berbagai pemeriksaan
lab antara lain pemeriksaan darah dan urine. Pada pemeriksaan darah akan
dijumpai :
Trombositopenia
Hemoglobin meningkat
Hemokonsentrasi (hematokrit meningkat)
Hasil kimia darah menunjukkan hipoproteinemia, hiponatremia.

F. Tipe-tipe Demam
1. Demam Septik
Pada demam septik, suhu badan berangsur naik ke tingkat yang tinggi
sekali pada mlam hari dan turun kembali ketingkat yang diatas normal pada pagi
hari. Sering disertai keluhan menggigil dan berkeringat. Bila demam yang tinggi
tersebut turun ke tingkat yang normal dinamakan juga demam hektik.

2. Demam Remiten
Pada tipe demam remiten, suhu badan dapat turun setiap hari tetapi tidak
pernah mencapai suhu badan normal. Perbedaan suhu yang mungkin tercatat
dapat mencapai dua derajat dan tidak sebesar perbedaan suhuyang dicatat pad
demam septic.

3. Demam Intermiten
Pada tipe demam intermiten, suhu badan turun ketingkat yang normal
selama beberapa jam dalam satu hari. Bila demam seperti ini terjadi setiap dua
hari sekali, disebut tersiana dan bila terjadi duahari bebas demam diantara dua
serangan demam disebut kuartana.

4. Demam Kontinyu
Pada tipe demam kontinyu variasi suhu sepanjang hari tidak berbeda lebih
dari satu derajat. Pada tingkat demam yang terus menrus tinggi sekali disebut
hiperpireksia.
5. Demam Siklik
Pada tipe demam siklik terjadi kenaikan suhu badan selama beberapa hari
ayng diikuti oleh periode bebas demam untuk beberapa hari yang kemudian
diikuti oleh kenaikan suhu seperti semula.
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN
1.IDENTITAS PASIEN

a.Nama :Edrod Purba

b.Jenis Kelamin :Laki-laki

c.Umur :6 Tahun

d.Agama :Kristen Protestan

e.Status Perkawinan : -

f.Pekerjaan :-

g. Pendidikan Terakhir :-

h.Alamat : Aek Tolang

i.No CM :

j. Diagnostik Medis :Demam Tinggi

PENANGGUNG JAWAB

a. Nama :
b. Umur :
c. Pendidikan :
d. Pekerjaan :
e. Alamat :
2. RIWAYAT KEPERAWATAN
a. Riwayat Kesehatan Pasien
Keluhan Utama
Keluhan Utama : Demam tinggi
Lama keluhan : 2 hari
Kualitas keluhan : Sedang

Riwayat Penyakit Masa Lalu

Penyakit masa anak-anak Step


Pernah dirawat di rumah sakit pada tahun 2014
Tidak pernah melakukan operasi
Pasien ketergantungan vitamin

Riwayat Kesehatan Keluarga


Klien tinggal bersama orang tua
Ada anggota keluarga yang mempunyai penyakit menular yaitu
nenek klien dengan penyakit DM

AkAktivitas dan latihan :


Kemampuan ambulasi dan ADL
Rumah Rumah Sakit
Makan/Minum 0 -
Mandi 2 -
Berpakaian/berdandan 2 -
Toileting 2 -
Mobilitas di tempat tidur 0 -
Berpindah 0 -
Berjalan 2 -
Naik tangga 0 -

Pemberian skor;0 = mandiri , 1=alat bantu , 2=dibantu orang lain , 3=dibantu


orang lain , 4=tidak mampu
Pe Pemeriksaan fisik
a.Keadaan umum
Kesadaran : CM
GCS : -
Vital Sign : TD : 90/60 mmHg
Nadi : Frekuensi : 65x/menit
Irama : Reguler
Kekuatan : sedang

Respirasi : Frekuensi : 26 x/menit


Irama : Reguler
Suhu : 39 C
b. Kepala :
Kulit : bintik-bintik merah
Rambut : Normal
Muka : Normal

Mata : Konjungtiva : anemis


Sclera : Normal
Pupil : Isokor
Palpebra : Normal
Lensa : Normal
Visus : Normal Ka/Ki
Hidung : Normal ,tidak ada gangguan indra penghidu/secret
Mulut : Gigi : Normal , tidak ada caries gigi maupun gigi palsu
Bibir : Normal , tidak ada stomatitis/sianosis
Telinga : Simetris , bersih , dan tidak ada gangguan pendengaran
c. Leher : Normal , tidak ada pembesaran thyroid
d. Tenggorokan : Normal , tidak ada keluhan nyeri telan
e. Dada : Bentuk : Normal
Pulmo : Inspeksi :normal
Palpasi : Fremitus taktil Ka/Ki :normal
Perkusi : Ka/Ki :normal
Auskultasi : Bunyi Jantung I (SI) :normal
Bunyi Jantung II (SII) :normal
Bunyi Jantung III (SIII) :-
Murmur :
f. Abdomen : Inspeksi : Normal
Palpasi : Normal
Perkusi : Normal , timpani
Auskultasi : Peristaltik: 20 x/menit
g. Genelatia : Pria : Normal
Perempuan : -
h. Rectum: -
i. Ektermitas : atas : kekuatan otot Ka/Ki : -
ROM ka/ki : -
Capilary refile : -
Bawah : Kekuatan otot Ka/Ki : -
ANALISA DATA
Nama Klien : Edrod Purba
Umur : 6 tahun
Ruang Rawat : Ruang Anggrek
NO TANGGAL DATA ETIOLOGI PROBLEM
FOKUS
1 3 Oktober DO: Penyakit Hipertermia
2016
Hasil Vital
Sign :
TD : 100/60
mmHg
Nadi : 90 x/
menit
Rr : 26
x/menit
BB : 17 Kg
TB : 100 cm
SUHU: 39 0C
DS: Menurut
ibunya demam
An.E naik
turun. Setelah
hari ke dua
mulai timbul
bintik-bintik
merah pada
kulit An.E

2 4 Oktober DO:- Agen cidera Nyeri akut


2016 DS: biologis
kemudian An.
E
mengatakan
mengeluh
pusing dan
badannya
merasa lemas.

3 5 Oktober DO: Hasil Factor biologis Ketidakseimbangan


2016 nutrisi: Kurang dari
Vital Sign :
kebutuhan tubuh
TD : 100/60
mmHg
Nadi : 90 x/
menit
Rr : 26
x/menit
BB : 17 Kg
TB : 100 cm
SUHU: 39 0C
DS: Ibu An. E
mengatakan
sulit kalau
makan
sehingga
badannya
kurus .

4 6 Oktober DO: Dari Factor yang Resiko kekurangan


2016 analisa mempengaruhi volume cairan
perawat K kebutuhan cairan
didapatkan (missal : status
An. E datang hipermetabolik)
ke rumah sakit
dengan
bantuan
ibunya . An. E
tampak lemas
dan bibir
pecah-pecah.
DS:-
RENCANA TINDAKA

N DIAGNOSA TUJUAN DAN INTERVENSI NA


O KRITERIA MA
HASIL &
TTD
1 Hipertemia Setelah Fever Treatment
berhubungan dilakukan 1. Mengontrol panas
dengan proses tindakan 2. Monitor suhu minimal tiap 2
penyakit. perawatan jam
selama 3 X 24
3. Monitor suhu basal secara
jam, pasien kontinyu sesuai dengan
mengalami kebutuhan.
keseimbangan 4. Monitor TD, Nadi, dan RR
suhu tubuh
5. Monitor warna dan suhu kulit
dengan kriteria
6. Monitor penurunan tingkat
hasil : kesadaran
Suhu tubuh 7. Monitor WBC,Hb, Hct
dalam rentang 8. Monitor intake dan output
normal 35,9 C 9. Berikan anti piretik
37,5 C 10. Berikan pengobatan untuk
Nadi dan RR mengatasi penyebab demam
dalam rentang 11. Selimuti pasien
normal 12. Lakukan Tapid sponge

Tidak ada 13. Berikan cairan intra vena

perubahan warna14. Kompres pasien pada lipat


kulit paha, aksila dan leher

Tidak ada pusing15. Tingkatkan sirkulasi udara


16. Berikan pengobatan untuk
mencegah terjadinya
menggigil
2 Nyeri akut Setelah Pain Management
berhubungan dilakukan 1. Lakukan pengkajian nyeri
dengan Agen tindakan secara komprehensif
cedera keperawatan termasuk
biologis selama 3x24 jam lokasi,karakteristik,durasi,fre
maka Nyeri akut kuensi,kualitas dan factor
yang dialami presipitasi
olehAn.E teratasi2. Observasi reaksi non verbal
dengan kriteria dari ketidak nyamanan
hasil: 3. Kontol cairan klien
1. Mampu 4. Gunakan teknik komunikasi
mengontrol terapeutik untuk mengetahui
nyeri(tahu pengalaman nyeri pasien
penyebab 5. Kaji kultur yang
nyeri,mampu mempengaruhi respon nyeri
menggunakan 6. Evaluasi pengalamn nyeri
teknik masa lampau
nonfarmakologi 7. Evaluasi bersama pasien dan
untuk tim kesehatan lain tentang
mengurangi ketidak efektifan control
nyeri,mencari nyeri masa lampau
pantuan) 8. Kontrol lingkungan yang
a. 2. Mampu dapat mempengaruhui nyeri
mengenal nyeri seperti suhu
(skala,intensitas,f ruangan,pencahayaan dan
rekuensi,dan kebisingan
tanda nyeri) 9. Kurangi factor presipitasi
b. 3.Melaporkan nyeri
bahwa nyeri 10. Pilih dan lakukan penanganan
berkurang nyeri (farmakologi,non
denganmengunak farmakologi dan
an manajemen interpersonal)
nyeri) 11. Kaji tipe dan sumber nyeri
c. 4. Vital sign: untuk menentukan intervensi
d. T TD:100/70 12. Ajarkan tentang teknik non
e. Nadi:60-99 farmakologi
x/mnt 13. Beri ananlgetik untuk
f. Respirasi : 16- mengurangi nyeri
24x/menit 14. Evaluasi keefektifan control
Suhu:36,5-37,50c nyeri
15. Tingkatkan istirahat
16. Monitor penerimaan pasien
tentang managemen nyeri
3 Resiko Setelah Fluid management
kekurangan dilakukan Pertahankan cairan catatan
volume cairan tindakan intake dan output yang akurat
berhubungan keperawatan Monitor status hidrasi
dengan selama 3x 24 (kelembaban membrane
hipermetaboli jam, resiko mukosa,nadi adekuat,tekanan
k kekurangan darah ),
volume cairan Monitor vital sign
dapat teratasi Monitor masukan
dengan criteria makanan/cairan dan hitung
hasil : intake kalori harian
1.
Kolaborasikan pemberian
Mempertahankan
cairan IV
urine output
Dorong keluarga untuk
sesuai dengan
membantu pasien makan
usia dan BB,BJ
Tawarkan snack
urinenormal,HT
(jusbuah,buah segar)
normal
2. Tidak ada tanda
dehidrasi,
elastisitas turgor
kulit baik,
membrane
mukosa lembab,
tidak ada rasa
haus yang
berlebihan

3. Tekanan
darah,nadi,Suhu
tubuh normal :
TD: 100/80
mmhg
NADI: 60-99 x
menit
Suhu : 36,50C-
37,50C
4. Ketidakseimb Setelah Nutrition menegement
angan nutrisi dilakukan Kaji adanya alergi makanan
kurang dari tindakan
Kolaborasi dengan ahli gizi
kebutuhan keperawatan
untuk menentukan jumlah
tubuh selama 3x 24
kalori
berhubungan jam,ketidakseim
dengan factor bangan nutrisi dan nutrisi yang dibutuhkan
biologis kurang dari pasien
kebutuhan tubuh
Yakinkan diet yang dimakan
berhubungan
mengandung tinggi serat
dengan factor
untuk mencegah konstipasi
bilogis dapat
teratasi dengan Ajarkan pasien bagaimana
criteria hasil : membuat catatan makanan
1. Nutrisi pasien harian.
dapat teratasi Monitor adanya penurunan
BB dan gula darah
2. Berat badan
pasien kembali Monitor lingkungan selama
normal dengan makan
criteria hasil 20-
Jadwalkan pengobatan dan
25 kg
tindakan tidak selama jam
3. Nafsu makan makan
pasien kembali
normal 3x sehari Monitor turgor kulit

Monitor kekeringan, rambut


kusam, total protein, Hb dan
kadar Ht

Monitor mual dan muntah

Monitor pucat, kemerahan,


dan kekeringan jaringan
konjungtiva

Monitor intake nuntrisi

Informasikan pada klien dan


keluarga tentang manfaat
nutrisi

Kolaborasi dengan dokter


tentang kebutuhan suplemen

adekuat dapat dipertahankan.

Atur posisi semi fowler atau


fowler tinggi selama makan

Kelola pemberan anti


emetik:.....

Anjurkan banyak minum

Pertahankan terapi IV line

Catat adanya edema,


hiperemik, hipertonik papila
lidah

CATATAN PERKEMBANGAN

No. Tgl/Jam Implementasi Evaluasi Nama


Dx &
TTD
1 3 Oktober Pukul 16.00 Wib
2016/14.00 1. memonitor vital S : Keluarga An.E
Wib sign mengatakan badan
TD: 90/60 mmHg anaknya masih panas dan
N : 65 x/menit bintik-bintik di badannya
RR: 26 x/mnt agak menghilang
S : 39 0C O : Memeriksa vital sign:
2. monitor warna dan TD : 90/70 mmHg
suhu kulit: N : 70 x/mnt
15.00 Wib warnakulit timbul RR: 24x/mnt
bintik-bintik merah S : 380C
banyak Memonitor warnakulit dan
16.00 Wib1. memberikan cairan suhu kulit: bintik-bintik
17.00 Wib intra vena merah pada kulit mulai
2. memonitor intake sedikit
dan output A : suhu tubuh pasien
1. memberikan obat mengalami penurunan
18.00 Wib anti piretik (sedikit teratasi)
20.00 Wib1. memeriksa vital P : Intervensi dilanjutkan
sign: : 3,5,6,7,8,11,12,13,14,16
TD : 90/70 mmHg
N : 68 x/mnt
RR: 26x/mnt
S : 38,50C
1. memberikan
kompres pada
4 Oktober pasien
2016/ 14.001. memeriksa vital
Wib sign:
TD : 90/70 mmHg
N : 70 x/mnt
RR: 25x/mnt
S : 380C
2. memonitor
warnakulit dan
suhu kulit: bintik-
bintik merah pada
kulit mulai sedikit
1. memeriksa vital
sign:
TD : 90/70 mmHg
N : 70 x/mnt
RR: 24x/mnt
S : 380C
2. memberikan obat
anti piretik
2 4 Oktober Pukul 15.00
2016/15.001. Melakukan S: Ibu An.E mengatakan
Wib pengkajian nyeri: bahwa nyeri di kepala
lokasi: kepala anaknya tidak terasa lagi
Kualitas : sedang 5 O: mengkaji nyeri pasien:
2. mengobservasi lokasi: kepala
reaksi non verbal kualitas : tidak ada
dari ketidak A: pasien tidak lagi
16.00 Wib nyamanan merasakan nyeri di
1. melakukan dan kepalanya (teratasi)
mengajarkan teknik P : intervensi dihentikan
relaksasi
17.00 Wib2. mengontrol
lingkungan yang
dapat
mempengaruhi
nyeri
1. memberikan obat
analgesic
2. menyuruh pasien
istirahat
1. mengkaji nyeri
pasien:
lokasi: kepala
kualitas : tidak ada
Ket
DAFTAR PUSTAKA
Kartika, Dela. 2009.Hipotermia dan Hipertermia
(online)http://kartikadela89.blogspot.com/2009/01/hipotermia-dan-
hipertermia.html, diaksestanggal 13 MEI 2013.Anonym. 2005.
Penyakit Hipotermia.(online)djuni.wordpress.com/2005/03/28/penyakit-
hipotermia /,diakses tanggal 13 MEI 2013.

Pedoman pengobatan dasar di PusKesMas berdasarkan gejala,


Departemen Kesehatan Republik Indonesia 2001
http://www.google.co.id/search?hl=id&client=firefoxa&channel=s&rls=or
g.mozilla%3Aid%3Aofficial&hs=Wny&q=demam+berdarah+dengue&bt
nG=Telusuri&meta=
http://medisiana.com/viewtopic.php?p=433#433
http://www.mediaindo.co.id/cetak/berita.asp?id=200402260145405

You might also like